BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaesis guineensis jacq) merupakan tanaman
tahunan penghasil minyak nabati yang sangat bermanfaat untuk manusia dan
banyak dibudidayakan di daerah tropika. (Dedik,2004). Tidak dapat dipungkiri,
prospek industri kelapa sawit kini semakin cerah baik di pasar dalam negeri
maupun di pasar dunia. Sektor ini akan semakin strategis karena berpeluang besar
untuk lebih berperan menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional dan
menyerap tenaga yang dibuktikan dalam 10 tahun terakhir. Penggunaan atau
konsumsi minyak sawit tumbuh sekitar rata-rata 8%-9% per tahun.
(Kemenperin.go.id)
Indonesia dan Malaysia menempati posisi puncak dalam industri kelapa
sawit dunia yaitu sebesar 52% dan 35% menurut data statistik Departemen
Agrikultura milik Amerika Serikat1
Sumber :Departemen Agrikulutura Amerika Serikat (USDA) .
Gambar 1.1. Produksi Minyak Sawit Global 2012/2013
1
Minyak sawit adalah produk pertanian kedua terbesar Indonesia pada 2008
dengan menghasilkan lebih dari 18 juta ton minyak sawit selama dasawarsa yang
lalu. Minyak sawit juga merupakan ekspor pertanian Indonesia yang paling
penting pada 2008, karena Indonesia telah mengeskpor lebih dari $14,5 juta dalam
bentuk produk yang berkaitan dengan sawit. (Komisi Minyak Kelapa Sawit
Indonesia,2008). Sebagian besar lahan-lahan perkebunan non kelapa sawit di
seluruh Indonesia berangsur-angsur beralih atau diubah peruntukan menjadi lahan
perkebunan kelapa sawit.(Petrus, 2009).
Laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama 2004-2014 mengalami
kenaikan sebesar 7,67%, sedangkan produksi kelapa sawit meningkat rata-rata
11,09%. Hal ini sejalan dengan data yang dikeluarkan dari buku statistik
komoditas kelapa sawit terbitan ditjen perkebunan, pada 2014 luas areal kelapa
sawit mencapat 10,9 juta Ha dengan produksi 29,3 juta ton CPO. Luas areal
menurut status pengusahaannya milik rakyat (Perkebunan Rakyat) seluas 4,55 juta
Ha atau 41,55% dari total luas areal, milik Negara (PTPN) seluas 0,75 juta Ha
atau 6,38% dari total luas areal, milik swasta seluas 5,66 juta Ha atau 51,62%,
swasta yang terbagi menjadi dua yaitu swasta asing seluas 0,17 juta Ha atau
Tabel 1.1. Luas Areal Kelapa Sawit Indonesia
Tahun Luas Areal (Ha) Laju
Pertumbuhan (%)
PR PBN PBS Jumlah
2004 2.220.338 605.865 2.458.520 5.284.723
2005 2.356.895 529.854 2.567.068 5.453.817 3,20
Rata-rata Laju Pertumbuhan (%) 7,67
*)Angka Sementara
Sumber: ditjenbun.pertanian.go.id
Industri pengolahan kelapa sawit sangat berpotensi di indonesia bila
ditinjau dari perkembangan selama ini baik pada bertambahnya perkebunan
kelapa sawit serta secara terintegrasi bertambah pula kapasitas pengolahan kelapa
sawit Indonesia di berbagai daerah. Provinsi Sumatera Utara merupakan salah
satu daerah yang mengikuti perkembangan tersebut bila dilihat dari semakin
bertambahnya jumlah perkebunan kelapa sawit yang dapat dilihat pada grafik di
Sumber : Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Gambar 1.2. Perkebunan Kelapa Sawit di Area Sumatera (Ha)
Tabel 1.2. Jumlah Industri Pengolahan Kelapa Sawit di Sumatera
Propinsi Jumlah Industri Pengolahan Kelapa Sawit
Sumatera Selatan 58 3.555
Bangka Belitung 16 1.235
Bengkulu 19 990
Lampung 10 375
Sumber: www.bumn.go.id
Dalam kegiatan operasional industri kelapa sawit kelapa sawit, disamping akan
dihasilkan produk utama (main product) berupa CPO, juga akan dihasilkan produk sampingan (by-product), baik berupa limbah padat, limbah cair maupun polutan ke udara bebas.
1. Aceh 2. Sumatera Utara 3. Sumatera Barat 4. Riau 5. Kep. Riau 6. Jambi 7. Sumatera Selatan 8. Bangka Belitung 9. Bengkulu 10. Lampung
2011
2012
2013
Pada PT. Perkebunan Nusantara IV unit Pabatu menghasilkan limbah
berupa padat, cair dan polutan ke udara. Perusahaan menggunakan
teknologi-teknologi pengolahan limbah agar tidak merusak lingkungan dan memberi nilai
tambah dari produksi limbah tersebut. Namun, pada praktiknya teknologi pada
perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu masih belum optimal untuk
mengatasi limbah-limbah tersebut, terutama pada limbah padat. Teknologi yang
digunakan untuk mengatasi limbah padat salah satunya dengan menggunakan abu
hasil pembakaran tandan buah kosong sebagai pupuk, cangkang dijadikan bahan
bakar untuk boiler, Akan tetapi pembakaran tandan buah kosong
menimbulkanmasalah yaitu menyebabkan emisi GRK zat CO2 dan bau yang tidak
sedap sehingga terjadi pencemaran udara bagi masyarakat sekitar.Banyak
penelitian mengenai teknologi yang berhubungan dengan limbah padat tandan
kosong hasil pengolahan kelapa sawit yang dapat dilihat pada Gambar 1.3.
Berikut:
Namun dalam pemilihan teknologi tersebut memiliki ketidakpastian dan
ketidaktepatan dalam pemilihan alternatif teknologi yang tepat.Sehingga
menimbulkan permasalahan tersebut.Sementara produksi limbah padat berupa
tandan kosong menjadi produksi limbah terbesar seperti dilihat pada Tabel
1.3.danterus meningkat seiring produksi yang berlangsung.
Tabel 1.3. Jenis & Estimasi Limbah Padat dan Cair yang Dihasilkan PKS/Ton/TBS
Jenis Limbah Produksi Limbah (ton/hari)
Tandan Kosong 250
Serabut 130
Cangkang 70
Decanter Solid 40
Slude Limbah Cair 30
Debu Boiler
Abu Janjang 5
Limbah Cair 600
Sumber : Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk membangun sebuah
model evaluasidari keberadaan teknologi pengolahan limbah padat tandan kosong
berupa penentuan kriteria-kriteria dalam pemilihan alternatif teknologi
pengolahan limbah padatdan penentuan alternatif terbaik berdasarkan beberapa
aspek yaitu aspek teknologi, aspek lingkungan hidup, aspek ekonomi, dan aspek
sosial hasil dari konsensus para pakar di bidang teknologi pengolahan limbah
padat dengan menggunakan metode fuzzy delphi.Aspek-aspek tersebut dipilih
karena untuk membatasi kompleksitas dalam penentuan layak tidaknya alternatif
1.2. Rumusan Masalah
Produksi limbah padat kelapa sawit yang terus bertambah tidak sejalan
dengan teknologi pengolahan yang terdapat pada PT. Perkebunan Nusantara IV
Unit Kebun Pabatu yang masih menimbulkan permasalahan. Hal itu disebabkan
karena ketidakpastian terkait pemilihan dan kompleksitas faktor-faktor yang
mempengaruhi teknologi pengolahan limbah padat kelapa sawit seiring dengan
terus meningkatnya produksi limbah padat kelapa sawit.
Oleh karena itu, akan dilakukan penentuan kriteria dalam mengevaluasi
teknologi alternatif pengolahan pengolahan limbah padat terbaik berdasarkan
berbagai aspek dan kriteria yang dikembangkan dan menjadi konsensusoleh para
ahliberdasarkan pendekatan literatur/teori.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menentukan kriteria-kriteria
dalam pemilihan alternatif teknologidan menentukan alternatif teknologi
pengolahan limbah padat kelapa sawit berupa tandan kosong yang terbaik
berdasarkan konsensus pakar dari berbagai aspek.
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Menentukan kriteria-kriteria dalam pemilihan alternatif teknologi
pengolahan limbah padat kelapa sawit berupa tandan kosong berdasarkan
2. Menentukan alternatif teknologi terbaik dari pengolahan limbah padat
kelapa sawit berupa tandan kosong berdasarkan kriteria-kriteria yang telah
menjadi konsensus para pakar.
3. Evaluasi alternatif teknologi pengolahan limbah padat kelapa sawit berupa
tandan kosong
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi mahasiswa
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang
diperoleh selama kuliah dan meningkatkan wawasan dalam menganalisis dan
memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja khususnya dalam hal
manajemen industri dan integrasi kinerja.
2. Manfaat bagi perusahaan.
Sebagai masukan bagi perusahaan berupa rekomendasi perbaikan dengan
memberikan analisis terhadap tekonolgi pengolahan limbah padat yang
efektif.
3. Bagi Departemen Teknik Industri USU
Untuk mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan
1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian
Dalam melakukan penelitian, dilakukan beberapa pembatasan masalah
seperti:
1. Penelitian dilakukan pada stasiun pengolahan limbah
2. Limbah yang diteliti ialah limbah padat hasil proses pembuatan CPO yaitu
limbah padat yang berupa tandan buah kosong
3. Kriteria-kriteria teknologi pengolahan limbah padat CPO berdasarkan
literatur/teori dan pendapat para ahli.
Sedangkan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah alternatif
teknologi pengolahan limbah padat kelapa sawit yang terpilih dari beberapa
teknologi merupakan usulan dari pihak perusahaan maupun para ahli.
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika penulisan berisi rincian laporan tugas akhir, secara ringkas
menjelaskan bagian-bagian pada penelitian yang dilakukan, adapun penjelasanya
yakni:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan gambaran mengenai latar belakang diadakannya
penelitian, perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian, tujuan
penelitian, manfaat dari penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan secara keseluruhan.
BAB III LANDASAN TEORI
Pada bab ini menguraikan mengenai tinjauan pustaka yang berisi
mengenai teori-teori pengolahan limbah kelapa sawit, konsep delphi dan metode
AHP sebagai landasan awal yang selanjutnya dilakukan fuzzyfikasi berupa fuzzy
synteti extentyang mendukung penelitian.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memaparkan metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan
penelitian meliputi penjelasan lokasi dan waktu penelitian, jenis penelitian, objek
penelitian, kerangka konseptual penelitian, variabel-variabel yang akan digunakan
pada penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, instrumen penelitian,
teknik pengumpulan data, dan blok diagram prosedur penelitian.
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini berisi data yang diperoleh dari penelitian yaitu datauntuk
pemilihan alternatif terpilih yang menjadi konsensus para pakar dalam
menentukan alternatif terbaik dari pengolahan limbah padat kelapa sawit dengan
menggunakan konsep delphi dan melakukan evaluasi terhadap teknologi
pengolahan limbah padat untuk memilih alternatif teknologi terbaik berdasarkan
konsensus ktireria dari para pakar dengan menggunakan metode analisa AHP
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
Pada bab ini berisi proses pengolahan data yang digunakan sebagai dasar
pada pemecahan masalah dan melakukan analisis hasil pengolahan data dan
pemecahan masalah.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil