• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI SCL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA PADA MATA KULIAH BAHASA JEPANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI SCL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA PADA MATA KULIAH BAHASA JEPANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SCL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

BERBASIS MULTIMEDIA PADA MATA KULIAH BAHASA JEPANG

Ariani Tanjung

Usaha Perjalanan wisata, Juruasan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Padang, Padang

Kampus Unand Limau Manis – Padang email :niniamrin@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian action research (penelitian tindakan kelas). Desain atau rancangan penelitian dalam action research bertujuan untuk mencari solusi untuk peningkatan maupun perbaikan proses dalam pembelajaran bahasa Jepang. Sepert i yang diungkapakan Karwono(2012) Dalam pelaksanaannya, action research diawali dengan kesadaran akan adanya permasalahan yang dirasakan mengganggu, yang dianggap menghalangi pencapaian tujuan pendidikan sehingga bisa berdampak kurang baik terhadap proses atau hasil belajar peserta didik,dimana penerapan suatu metode pembelajaran. Bertolak dari kesadaran mengenai adanya permasalahan tersebut kemudian ditetapkan fokus permasalahan secara lebih tajam kalau perlu dengan mengumpulkan tambahan data lapangan secara lebih sistematis dengan melakukan kajian pustaka yang relevan. Dalam hal ini yang harus diperhatikan hendaknya ialah input, proses, dan output. Jika dalam proses pembelajaran bahasa Jepang terjadi ketidak sesuaian dengan tujuan pendidikan atau kurikulum maka proses tersebut harus segera diperbaiki,guna keberhasilan tujuan pendidikan di Indonesia pada umumnya dan sistem pendidikan vokasional khususnya. Oleh sebab itu saya mencoba menciptakan sebua rancangan berupa pengajaran Student-Centered Learning yang berbasis Multimedia. Untuk media teknologi menggunakan program Flash MX adobe premier dan adobe potoshopTM

PENDAHULUAN

Sistem atau metode pengajaran bagi setiap pengajar mempunyai tata cara yang berbeda-beda(stayling). Sistematika yang telah ditetapkan oleh perguruan tinggi bahkan kurikulum yang ditetapkan oleh dikti sangat membantu dalam penyusunan strategi pengajaran yang baik dan benar. Dalam rangka menseragamkan tata cara pengajaran tersebut langkah yang harus dilalui oleh pengajar di perguruan tinggi diantaranya harus membuat RKPPS, SAP yang sesuai oleh bidang studi masing-masing.

Berdasarkan rancangan RKPPS dan SAP tersebut, akan mudah apabila ditunjang dengan model pengajaran berdasarkan Student-Centered Learning di singkat SCL yang diimplementasi kedalam pengajaran yang berbasis multimedia. SCL merupakan proses pembelajaran yang olistik dan bertujuan untuk memudahkan pembelajar mengaitkan pelajaran dengan konteks kehidupannya sehari-hari, baik berupa konteks kehidupan sosial dan kultural. Dalam belajar bahasa asing yang dituntut bukan hanya komvetensi teori tetapi juga komvetensi secara praktik seperti berkomunikasi dengan lancar berbahasa Jepang baik secara kelompok maupun secara individu. Sistem SCL ini lebih menekankan kreativitas pembelajar sedangakan pengajar hanya sebagai fasilitator penunjang pengajaran. Sehingga tercapai lima bentuk pengajaran yang ideal yaitu: mengaitkan (relating), mengalami (experiencing), menerapkan (applying), bekerjasama (cooperating) dan mentransfer (transferring).

Perubahan pradigma SCL tersebut didorong berdasarkan pengalaman mengajar yang kurang memuaskan, karena terpola pada system satu arah saja yaitu pengajar hanya sebagai pentrasferan ilmu secara konvensional (one-way traffic), sementara pembelajar duduk mendengarkan ceramah dengan aktivitas yang minimal. Hal tersebut terasa tidak memberi motivasi kepada pembelajar justru memberikan kesan monoton. Pembelajar akan cenderung bersifat apatis karena system pengajaran yang sangat konvensional tersebut. Selain itu system pengajaran tersebut terasa kaku. Oleh karena itu sistem SCL mampu membuat mahasiswa merasa kemampuan konseptualitasnya tergali secara tepat. Untuk memudahkan dan meningkatkan kreatifitas tersebut

(2)

saya mencoba mengimplementasikan SCLberbasis multimedia guna memudahkan sarana pengajaran dan pelajaran.

Berdasarkan uraian diatas saya ingin mencoba merancang sistem pengajaran bahasa asing dengan memadukan metode SCL yang berbasis multimedia. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa definisi media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran(Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar dimana yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke– 20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet. Metode yang dilakukan adalah memberikan materi pelajaran melalui IT berbasis multimedia. Metode SCL dan metode pengajara IT diatas memotivasi saya untuk membuat sebuah program perancangan model ajar SCL yang dipadukan dengan metode pengajaran IT berbasis multimedia guna memudahkan sarana pengajaran dan pelajaran dengan judul “Pembuatan Model Pembelajaran Bahasa Jepang Melalui implementasi SCL berbasis Multimedia”.

TINJAUAN PUSTAKA

Sebagai acuan penelitian ini saya mencoba memadukan acuan kajian SCL dan metodologi pengajaran berdasarkan IPTEK seperti berikut ini:

2.1 Metodologi SCL

SCL merupakan aktivitas yang di dalamnya mahasiswa bekerja secara individual maupun kelompok untuk mengeksplorasi masalah, mencari pengetahuan secara aktif dan bukannya penerima pengetahuan secara pasif (Harmoni & Harumi, 1996). Berdasarkan teori tersebut dosen sebagai gatekeeper informasi, maka mahasiswa mengkonstruksi pembelajarannya dengan cara mencari informasi yang dibutuhkan secara aktif. Sedangkan pengajar beralih fungsi sebagai guides on the sides: diantaranya membantu mahasiswa untuk mengakses, mengorganisasi, dan mentransfer informasi untuk memperoleh jawaban atas permasalahan dikehidupan yang nyata. Dalam metode SCL ini dipusatkan pada kebutuhan mahasiswa dan aktivitas individual mahasiswa. Dosen atau pengajar sebagai tutor di kelas mendukung usaha mahasiswa, bukan lagi sebagai pusat perhatian dan pusat pembelajaran. Metode SCL juga sebagai inspirasi bagi mahasiswa untuk mempergunakan waktunya diluar kelas menjadi lebih efektif dan bermanfaat dengan mencari berbagai informasi melalui panduan dari dosen pengampuh serta media elektronik baik TV, koran, radio, dan internet. Sehingga terciptalah keharmonisan antara mahasiswa dan dosen. Karena mahasiswa dituntut untuk dapat menempatkan dirinya sebagai “partners”dengan pengajar di dalam pendidikan (Alley,1996). Dalam hal ini SCL merupakan lawan dari “teacher-centered”(Eaton,1994).

(3)

Berdasarkan pada gambar tersebut dapat didefinisikan bahwa:

Mahasiswa

 Mampu mengembangkan keterampilan berfikir secara kritis danmampumenyampaikanpemikirannya.

 Mampu mengembangkan sistem dukungan sosial untuk pembelajaran.

 Mampu menganalisa gaya belajarnya yang paling efektif

Memiliki keterampilan sebagai life-long learner

Dosen

 Sebagai sumber pengetahuan utama

 Mengetahui konsepmateridandapatmerancang SOP, RKPPS sesuaidengan KBK yang ditetapkanoleh Kementrian Pendidikan Nasional.

 Diharapkan sebagai pembuat dan menyimpulkan materi mahasiswa sebagai penerimanya

2.1.1 Sistematika Metode Pembelajaran yang Bervariasi menuju Sistem Penilaian Dua Arah

Proses pembelajaran yang berasimilasi dari teacher-centered, dalam hal ini pusat belajar mengajar terfokus pada pengajar, menjadi Student Centered Learningpusat belajar berada pada anak didik. Berdasarkan perubahan tersebut peran dosen hanya sebagai pengajaran, pembimbing dan pelatih anak didik. Untuk mendukung sistem SCL harus diiringi dengan asimilasi penilaian yaitu dari sitem penilaian yang satu arah menjadi sistem penilaian dua arah. Didasari oleh sitematika pengajaran yang meliputi input, proses, output, outcome, dan impact. Dalam hal ini input terdiri dari mahasiswa sebagai objek yang di nilai, dan dosen sebagai fasilitas yang menyediakan bahan ajar, kurikulum dan fasilitas pengajaran yang memadai. Output dapat diukur dari IPK mahasiswa.Outcome dicirikan oleh kriteria kompetensi lulusan yang harus dikuasai dan dilaksanakan olehnya sehingga memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan lapangan kerja.Kriteria ini melekat pada tujuan pembelajaran dari masing-masing program studi. Impact dapat diukur, dilihat, atau digali dari komunitas, stakeholders, maupun alumni, bebarapa waktu setelah lulusan bekerja.

Uraian sitematika pengajaran tersebut harus dibarengi dengan sistem penilaian yang kompleks yaitu antara teori dan praktek. Teori yang terdiri dari penilaian secara tulisan sedangkan praktek yang terdiri dari penilaian kemampuan mahasiswa dalam mempraktekkan bahasa dalam wujud komunikasi.

2.1.2 Tata Cara Meningkatkan Mahasiswa yang pasif menjadi aktif dalam melakukan persentase dalam belajar Bahasa Jepang.

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar-mengajar adalah faktor fisiologis dan faktor psikologis. Dimana faktor fisiologis berhubungan dengan kondisi fisik seseorang yang disebut tonus jasmani dan keadaan fungsi jasmani/fisiologis yang berhubungan dengan panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam pelajaran bahasa Jepang banyak menggunakan sarana audiovisual baik berupa taperecorder maupun video, sebagai sarana bagi mahasiswa untuk melatih dan mendengarkan pronounciation bahasa Jepang yang baik dan benar untuk mendapatkan nilai teori danpraktek yang maksimal. Oleh karena itu sangat penting sekali memperhatikan faktor fisiologis ini. Sedangkan penilaian praktek erat kaitannya dengan faktor psikologis diantaranya motivasi, minat, sikap dan bakat.

Informasi

Kelompok mahasiswa (dalam kelas)

Pematangan informasi

untuk bahan kuliah

Pengajar(dosen)

Pengajar(dosen)

(4)

 Minat

Menurut (Slavin,1994) merumuskan bahwa motivasi sebagai proses dimana diri individu yang aktif, mendorong memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat. Dapat dikatakan motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasi terbagi dua yaitu motivasi intrinsic yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri dan cenderung bertahan lebih lama pada setiap individu karena memiliki pengaruh yang efektif. Menurut Arden N.Frandsen (Hayinah,1992) yang termasuk dalam motivasi intrinsic ini adalah :

 Dorongan ingin tahu dan ingin menyeleksi dunia yang lebih luas

 Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju.

 Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, yaitu orang tua, saudara, guru dan orang lain.

 Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu pengetahuan yang berguna bagi dirinya dan orang lain. Sebaliknya motivasi eksentrik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Dalam hal ini disebabkan antara lain oleh pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru dan orang tua.

 Minat

Minat (interest) sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh dengan aktivitas belajar (menurut Reber dalam Syah 2003). Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru harus mampu menarik minat mahasiswa untuk mendukung metode sistem SCL tersebut.

 Sikap

Dalam proses belajar, sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecendrungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relative tetap terhadap obyek, orang peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun 4egative (Syah, 2003). Dalam hal ini baik siswa sebagai objek untuk dosen mentransfer ilmu maupun dosen sebagai fasilitator harus mampu bersikap profesional dan bertanggung jawab dalam kelas,sehingga tercipta suasana lokal yang kondusif.

 Bakat

Faktor fisiologis yang terakhir yang mempengaruhi proses belajar adalah bakat (aptitude) dapat didefinisikan sebagai kemapuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah,2003). Sedangkan menurut pendapat Slavin (1994) bakat merupakan kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa untuk belajar. Oleh sebab itu bakat merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan dalam proses belajar seseorang, karena bakatlah yang paling mendukung seorang terhadap bidang ilmu yang dipilihnya untuk keberhasilan seseorang.

Faktor fisiologis dan faktor fisikologis yang telah diuraikan diatas merupakan hal yang menunjang keberhasilan metode SCL yang akan diterapkan dalam pembelajar bahasa dalam belajar bahasa Jepang khususnya dan bahasa Asing pada umumnya.

2.2 Metodologi pengajaran berdasarkan Rancangan Iptek

a. Flash MX merupakan bagian dari keluarga Macromedia yang digunakan sebagai aplikasi pembuat animasi

berupa game, gambar bergerak dan lain-lain.

b. Adobe Premier adalah salah satu softwere yang populer dan digunakan secara luas dalam pengeditan video.

Adanya kesamaan interface Adobe Premiere dengan Adobe PhotoShop dan Adobe After Effect adalah memberikan kemudahaan dalam pemakainnya, image-imege dapat disiapkan dengan adobe photoshop dan effect-effect khusus juga dapat disiapkan dari adobe after effect.

c. Adobe PhotoshopTMmerupakan salah satu program pengolah gambar standar profesional.

Hasil penelitaian menunjukkan minat belajar anak didik dengan menggunakan program tersebut lebih tinggi daripada minat anak didik yang diajar dengan metode ceramah(Yogo Ari Wijaksono, 2012).

METODE PENELITIAN

Rancangan metodologi penelitaian ini besifat kualitatif dan kuantitatif. Untuk membuktikan penelitian ini membutuhkan waktu selam dua tahun. Tahap awal untuk kemajuan proses belajar-mengajar tersebut serta melihat hasil kemampuan baik sebagai pendidik maupun peserta didik dalam melihat sisi minat, bakat serta motivasi sedangkan tahap ke dua untuk pengaplikasiaan program multimdia (IT). Oleh sebab itu saya mencoba merancang metodologi penelitian sebagai berikut:

3.1 Rancangan Metode Penelitian

1) Tahapan Penelitian merupakan pengimplementasian kurikulum berdasarkan pemetaan yang ada pada metode SCL yang berbasis vokasional. Kurikulum tersebut dirancang berdasarkan studi empiris yang terjadi di dalam proses belajar-mengajar. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian action research (penelitian

(5)

tindakan).Desain atau rancangan penelitian dalam action research bertujuan untuk mencari solusi untuk peningkatan maupun perbaikan proses dalam pembelajaran bahasa Jepang. Seperti yang diungkapkan Karwono (2012) dalam pelaksanaannya, action research diawali dengan kesadaran akan adanya permasalahan yang dirasakan mengganggu, yang dianggap menghalangi pencapaian tujuan pendidikan sehingga bisa berdampak kurang baik terhadap proses dan hasil belajar peserta didik, atau penerapan suatu metode pembelajaran. Bertolak dari kesadaran mengenai adanya permasalahan tersebut kemudian ditetapkan focus permasalahan secara lebih tajam kalau perlu dengan mengumpulkan tambahan data lapangan secara lebih sistematis atau melakukan kajian pustaka yang relevan.Dalam hal ini yang harus diperhatikan hendaknya ialah input, proses, dan output. Jika dalam proses pembelajaran bahasa Jepang terjadi ketidaksesuaian dengan tujuan pendidikan atau kurikulum maka proses tersebut harus segera diperbaiki, guna keberhasilan tujuan pendidikan vokasional. Berdasarkan deskripsi teori yang telah diuraikan tadi, jelas bahwa penelitian tindakan (action research) adalah suatu upaya pencarian (inquiry) untuk memahami kegiatan praktek dan menemukan (articulation) rasional atau filsafat praktek agar dapat meningkatkan praktek itu sendiri.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah mahasiswa jurusan Administrasi Niaga yang terdiri dari program studi Administrasi Bisnis dan Usaha Perjalanan WisataPoliteknik Negeri Padang tahun akademik 2014/2015.

Teknik Pengumpulan Data

Kuisioner akan diberikan diawal perlakuan atau penelitian sehingga didapatkan data awal tentang perilaku belajar mahasiswa sebelum mendapat perlakuan dan setela mendapatkan perlakuan.

Analisis Data

Metode analisis dan teknik penelitian ini menggunakan data empirik formal bersifat kualitatif dan kuantitatif, artinya data diambil berdasarkan pengalaman belajar dikelas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kuisioner kepada Mahasiswa dibagi menjadi 5 bagian pertanyaan yang akan dilampirkan kedalam instrumen ( ada sebanyak 76 pertanyaan ) yaitu :

1. Pengalaman Mahasiswa belajar bahasa Jepang di Perguruan Tinggi yang menerapkan metode pengajaran SCL

2. Kompetensi saya secara personil dalam mengikuti kegiatan belajar Bahasa Jepang Di Politeknik 3. Beliefs (Keyakinan) Mahasiswa dalam belajar Bahasa Jepang.

4. Motivasi Mahasiswa untuk belajar bahasa Jepang (kenapa anda belajar bahasa Jepang?) 5. Peran dosen bahasa Jepang di Politeknik sesuai penilaian Mahasiswa.

Kelima bagian pertanyaan diatas disebarkan kepada Mahasiswa/i yang jumlahnya 149 orang. Mahasiswa diberikan pendapat persetujuan dengan lima kategori persetujuan :

1. Sangat Tdk Setuju 2. Tidak Setuju 3. Tidak Tahu 4. Setuju 5. sangat Setuju

Apa yang didapat dari hasil tersebut ? :

Grafik Angka kuisioner dari semua Mahasiswa

Kelompok Pertanyaan Sum of Sangat Tdk Setuju Sum of Tidak Setuju Sum of Tidak Tahu Sum of Setuju Sum of sangat Setuju Total

Beliefs (Keyakinan) Mahasiswa dalam belajar Bahasa Jepang. 396 597 165 1116 706 2980 Kompetensi saya secara personil dalam mengikuti kegiatan belajar

(6)

Motivasi Mahasiswa untuk belajar bahasa Jepang (kenapa anda

belajar bahasa Jepang?) 11 13 41 1338 832 2235

Pengalaman Mahasiswa belajar bahasa Jepang di Perguruan Tinggi

yang menerapkan metode pengajaran SCL 2 2 145 1039 1047 2235

Peran dosen bahasa Jepang di Politeknik sesuai penilaian Mahasiswa. 13 16 30 1350 677 2086

Grand Total 422 628 421 5907 3946 11324

Jika di kelompokan ke dalam persentase dapat ditarik kesimpulannya sebagai berikut :

Kelompok Pertanyaan Sum of Sangat Tdk Setuju Sum of Tidak Setuju Sum of Tidak Tahu Sum of Setuju Sum of sangat Setuju Total

Beliefs (Keyakinan) Mahasiswa dalam belajar Bahasa

Jepang. 13% 20% 6% 37% 24% 100%

Kompetensi saya secara personil dalam mengikuti

kegiatan belajar Bahasa Jepang Di Politeknik 0% 0% 2% 60% 38% 100% Motivasi Mahasiswa untuk belajar bahasa Jepang

(kenapa anda belajar bahasa Jepang?) 0% 1% 2% 60% 37% 100% Pengalaman Mahasiswa belajar bahasa Jepang di

Perguruan Tinggi yang menerapkan metode pengajaran SCL

0% 0% 6% 46% 47% 100%

Peran dosen bahasa Jepang di Politeknik sesuai

penilaian Mahasiswa. 1% 1% 1% 65% 32% 100%

 Varians populasi untuk nilai sebelum SCL39,43120  Varians populasi untuk nilai setelah SCL39,35183

Hasil z -Test Two Sample For Means

z-Test: Two Sample for Means

Variable 1 Variable 2

Mean 63.4966443 78.38926174

Known Variance 39.4312 39.35183

Observations 149 149

Hypothesized Mean Difference 15

Z -41.10936217 P(Z<=z) one-tail 0 z Critical one-tail 1.644853627 P(Z<=z) two-tail 0 z Critical two-tail 1.959963985 Pengujian hipotesis H₀ : µ1 = µ2 atau µ1 - µ2 = 0

Artinya tidak ada perbedaan nilai Mahasiswa jika mengunakan Metode SCL Hᵢ : µ1 < µ2 atau µ1 - µ2 < 0

Artinya ada perbedaan nilai Mahasiswa jika mengunakan Metode SCL µ = mean variabel

Menghitung Z Tabel dengan tingkat signifikansi adalah 5 % dibagi 2 karena mengunakan dua sisi 5% / 2 = 2,5% ( ɑ = 0,025 % )

luas kurva adalah 0,5 - 0,025 = 0,475

(7)

untuk z Hitung didapat angka : - 41,1093 Pengambilan keputusan

dengan membandingkan z Hitung dengan z Tabel - jika z Hitung > z Tabel , Hі ditolak

- jika z Hitung < z Tabel , Hі diterima

Karena z Hitung lebih kecil ( - 41,1093 ) dengan z Tabel ( 1,96 ) maka Hᵢ diterima, artinya dengan mengunakan Metode SCL ada perbedaan Nilai Mahasiswa

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian uji statistik dengan mengunakan uji Kolmogorov- Smirnov diperoleh kesimpulan bahwa metode SCL yang dipakai berdampak pada nilai akhir Mahasiswa/i. Ini terbukti dengan hasil ujian yang penulis rangkum dalam bentuk tabel bahwa benar Metode SCL telah menunjukan perubahan nilai.

Dengan adanya program pembuatan pengajaran melalui multimedia ini diaharapkan menjadi acuan bagi guru-guru pada umumnya staf pengajar bahasa Jepang khususnya untuk mempermudah media pembelajaran dan pengajaran yang lebih efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Denny Mulyadi T,1995,Percakapan Dasar Jepang, Kesaint Blanc, Jakarta.

2. Doni Judian Pribadi,2005,Bahasa Jepang untuk Hotel dan Pariwisata, Kesaint Blanc, Jakarta. 3. Minna Nihongo, 2000, Japan foundation.

4. Mulyana Adimihardja,2002, Nichijoo kaiwa, Pustaka Grafika, Bandung.

5. Ohadi, 2003,Bentuk ungkapan dari kata sifat dan kata kerja,Kesaint Blanc, Jakarta 6. Shin nihongo no kiso I, 1999, Japan foundation

7. Singgih Santoso,1998,Aplikasi Excel dalam Statistik Bisnis,PT Elex Media Komputindo.Jakarta 8. Yung, Kok. 2005. 161 Teknik Profesional Flash MX 2004. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Biodata Penulis

Ariani Tanjung,SS.,M.Hum, Linguistik Jepang Universitas Bung Hatta Tamat tahun 2004.Tahun 2011 memperoleh gelar magister Humaniora di Pasca sastra Jepang

Gambar

Grafik Angka kuisioner dari semua Mahasiswa

Referensi

Dokumen terkait

Kasus pengeboman yang terjadi hampir bersamaan ditiga Grejadi Surabaya yaitu Santa Maria Jl Ngagel Madya pukul 07.15 WIB, kemudian GKI di jl Diponegoro 07.45 WIB dan GPPS Jl

4) Memiliki akses ke ruang dan sarana praktek sesuai dengan program studi yang ditawarkan. 5) Memiliki ruang sekretariat dan minimal satu ruang kelas untuk tutorial. 6)

Dengan adanya anggaran partisipatif, perbedaan informasi antara bawahan dengan atasan juga dapat berkurang karena para bawahan tidak segan mengungkapkan perbedaan

11) Studi Penyusunan Pedoman Pembangunan Fasilitas Penunjang Dalam Rangka Keterpaduan Pelayanan Transportasi Perkotaan, studi ini dikerjakan melalui kerjasama dengan

Berdasarkan hasil uji validitas seperti yang terangkum dalam Tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa nilai cronbach’s alpha pada masing-masing variabel lebih besar dari 0,6,

(3) Untuk mengetahui nilai-nilai yang mendasari terjadinya harmonisasi dalam hak dan kewajiban yang dimiliki wanita balu. Penelitian ini dilakukan di Desa Adat Belega,

Tulisan ini mengajukan pengembangan metoda penapisan baru berbasis modus yang diganti median bila tidak ditemukan modus pada himpunan nilai intensitas pixel pada jendela

Kondisi ini menunjukkan faktor kekuatan yang dimiliki oleh UKM Mutiara lebih besar dari faktor kelemahan, sedangkan untuk faktor eksternal memiliki nilai sebesar