• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN MEBEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN MEBEL"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERUSAHAAN MEBEL

(Studi Kasus Pada CV. SURYA GEMILANG JAYA SEMARANG )

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Akuntansi pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas DianNuswantoro

Disusun Oleh

DINI CATUR WULANDARI B12.2013.02345

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG 2017

(2)
(3)
(4)
(5)

v

pokok produksi tersebut digunakan agar perusahaan dapat menaruh laba yang diharapkan manajemen ketika terjadi teknik tawar menawar dengan pihak konsumen. Hasil dari penelitian ini menemukan bukti bahwa dalam anggaran harga pokok pesanan menurut perusahaan sebesar RP. 7.796.600 meskipun menurut harga pokok pesanan dengan metode job order costing sebesar RP.7.036.000. Berdasarkan hasil analisis adanya perbandingan perhitungan harga pokok produksi antara perhitungan perusahaan dengan metode job order costing disebabkan karena perusahaan tidak mengenali secara rinci unsur - unsur harga pokok produksi, sehingga harga pokok produksi yang dihitung oleh perusahaan menjadi terlalu besar. Sebaiknya perhitungan harga pokok produksi lebih akurat maka mengharuskan perusahaan untuk menyusutkan harga pokok produksi agar harga jual suatu produk mampu menjadi lebih kecil.

(6)

vi ABSTRACT

This study was conducted to test the determination of the cost of goods manufactured in CV Surya Gemilang Jaya Semarang with job order costing method based on the information of the cost of production in February 2017. The company is producing based on incoming orders from consumers. Determining the cost of goods manufactured is used for the company to put expected earnings during bargaining with the customers. The results of this study found evidence that the budgetary cost of the order costing according to the company RP. 7.796.600 although according to job order costing method amounted RP. 7.036.000. Based on analysis there is a difference calculation of the cost of goods manufactured between the calculation of the company and job order costing method because the company did not identify the elements in detail of cost of goods manufactured, so the cost of goods manufactured is calculated by the company becomes too big. The calculation of goods manufactured should be more accurate, thus the company reduce the cost of goods manufactured to selling prices of the product to be smaller.

Keywords: Cost of goods manufactured, Job Order Costing Methods and Production Costs.

(7)

vii

apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sesungguhnya (urusan) yang lain dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap “

(Q.S Alam Nasrah : 6 – 8)

“ Barang siapa yang tergesa – gesa untuk mendapatkan suatu sebelum masanya, maka dia akan terhalang untuk mendapatkannya”

(kaedah ushul)

“Pesan kebahagiaan yang paling cepat sampai ke hati orang lain adalah senyuman tulus ikhlas dari hati yang paling dalam “

(8)

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ya allah ...

Satu lagi tugas telah aku selesaikan hari ini

Bila tugas ini berujung pada kegagalan

Berikanlah aku kekuatan, ketabahan untuk dapat menerimanya

Bila berujung pada keberhasilan

Berikanlah aku kesempatan untuk dapat mensyukurinya

Hanya kepada rahmat dan karuniamulah

Aku dapat memperoleh keberhasilan

Beri aku hari esok yang lebih baik

Amin ...

Karya kecil ini aku persembahkan untuk :

1. Bapak, ibu, ketigakakakku, dankeempatponakanku. 2. Sahabat –

sahabatperjuangankuIfah, Wuwu, Linda

3. Teman – teman UDINUS angkatan 2013

(9)

ix

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “ PENGGUNAAN METODE

JOB ORDER COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK

PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN CV. SURYA GEMILANG JAYA SEMARANG”.

Skripsi ini penulis susun, guna memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana ( S1 ) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen

Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Peran serta berbagai pihak turut menentukan terselesaikannya penulisan skripsi ini, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M. Kom., selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

2. Bapak Prof. Vincent Didiek W.A.,MBA.,ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang

3. Bapak Yulita Setiawanta, SE, M.Si, selaku ketua program studi S – 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

(10)

x

4. Ibu Ririh Dian Pratiwi,SE., M.SI., AK., CA, selaku dosen wali yang selama ini sudah berjasa membantu dalam masa perkuliahan saya.

5. Ibu Enny Susilowati M, M.Si., Ak., CA., CFMA.,selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu dan mengarahkan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Ririh Dian Pratiwi,SE., M.SI., AK., CA, selaku dosen wali yang selama ini sudah berjasa membantu dalam masa perkuliahan saya.

7. Bapak Yulita Setiawanta, SE, M.Si, selaku ketua program studi S – 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

8. Ibu Ririh Dian Pratiwi,SE., M.SI., AK., CA, dan Ibu Ira Septriana,SE.,M.SI AK., CA selaku dosen penguji yang yang telah membantu dalam memberikan saran dan kritik dalam kesempurnaan skripsi ini.

9. Bapak Moga, selaku pemilik mebel CV. Surya Jaya Gemilang yang telah meluangkan waktu untuk memberikan informasi dalam penelitian ini.

10. Seluruh Dosen dan Karyawan pada Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 11. Kedua orang tuaku yang telah meninggalkan saya untuk selama – lamanya

yang telah sabar membesarkan saya sampai saat ini walaupun saat ini tidak bisa melihat anakmu ini sukses dan sampai wisuda.

12. Ketiga kakakku,Tanti, wiwik dan Eni yang selalu memberikan dorongan, semangat, serta doa hingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

13. Sahabat Spesial kuwuwu, ifa, linda yang selalu menemani saya dan memberi motivasi kepada saya dalam pengerjaan skripsi maupun dalam keadaan susah dan senang.

(11)

xi

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang lebih baik. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dian Nuswantoro.

Semarang, 7 Maret 2017 Penulis,

(DINI CATUR WULANDARI) NIM : B12.2013.02345

(12)

xii

DAFTAR ISI

Judul ... i

Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ... ii

Halaman Perngesahan Skripsi ... iii

Halaman Pengesahan Kelulusan Ujian Skripsi ... iv

Abstrak ... v

Motto ... vii

Halaman Persembahan ... viii

Kata Pengantar ... viii

Halaman Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I Pendahuluan ... 1 1.1 Latar BelakangMasalah ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 6 1.3 Tujuan Penelitian ... 6 1.4 Manfaat Penelitian ... 7 1.5 Sistematika Penelitian ... 7

BAB II Tinjauan Pustaka ... 9

2.1 Landasan Teori ... 9

2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya ... 9

2.1.2 Pengertian Proses Produksi ... 10

2.1.3 Penggolongan Biaya ... 10

2.1.4 Klasifikasi Biaya ... 13

2.1.5 Pengertian Harga Pokok Produksi ... 14

2.1.6 Komponen Harga Pokok Produksi ... 15

2.1.7 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi ... 16

2.1.8 Metode Harga Pokok Produksi ... 17

2.1.9 Metode Harga Pokok Pesanan ( Job Order Costing) ... 18

2.2 Penelitian Terdahulu ... 21

2.3 Kerangka Konseptual ... 23

BAB III Metode Penelitian ... 25

3.1 Objek Penelitian ... 25

3.2 Jenis Dan Sumber Data ... 25

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 25

3.4 Metode Analisis Data ... 27

BAB IV Hasil Dan Pembahasan ... 29

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 29

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 29

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 31

4.1.3 Lokasi Perusahaan ... 31

(13)

xiii

4.2.3 Mesin dan Peralatan Yang Digunakan ... 36

4.3 Proses dan Hasil Produksi ... 38

4.3.1 Produk Yang Dihasilkan ... 38

4.3.2 Hasil Produksi ... 38

4.3.3 Daerah Pemasaran ... 39

4.4 Pembahasan ... 39

4.4.1 Proses Perhitungan Harga Pokok Produksi ... 39

4.4.2 Perhitungan Dengan Metode Job Order Costing ... 43

4.4.3 Perbandingan Hasil Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode Perusahaan dengan Metode Job Order Costing ... 56

4.5 Temuan ... 57 BAB V Penutupan ... 59 5.1 Kesimpulan ... 59 5.2 Saran ... 61 Daftar Pustaka ... 63 Lampiran ... 65

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu………...21

Tabel 4.1 Mesin dan Peralatan Produksi………37

Tabel 4.2 Harga Pokok Bahan Baku / Satuan Perusahaan……….40

Tabel 4.3 Perhitungan Perusahaan Biaya Bahan Baku Lemari Jati…………41

Tabel 4.4 Perhitungan Perusahaan Biaya Tenaga Kerja………41

Tabel 4.5 Perhitungan Perusahaan Biaya Lain – Lain………42

Tabel 4.6 Perhitungan Perusahaan Harga Pokok Produksi………43

Tabel 4.7 Alokasi Biaya Angkut Pemebelian Bahan Baku………44

Tabel 4.8 Biaya Bahan Baku………..47

Tabel 4.9 Pesanan Yang Dikerjakan Pada Periode 3 – 15 Februari 2017...47

Tabel 4.10 Biaya Tenaga Kerja………48

Tabel 4.11 Biaya Bahan Baku Penolong...49

Tabel 4.12 Pemelirahaan Mesin dan Peralatan……….51

Tabel 4.13 Penyusutan Peralatan dan Mesin...52

Tabel 4.14 Perhitungan HPP dengan Metode Job Order Costing…………..56

(15)

xv

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang ini usaha sangat berkembang dengan pesat, baik dalam skala makro ataupun mikro. Banyak perusahaan yang berkembang begitu pesat sehingga dapat menimbulkan pesaing yang begitu ketat, baik dalam mendapatkan sebuah laba maupun dalam menguasai pasar. Oleh karena itu, perusahaan sangat berusaha menghasilkan produk yang sangat berkualitas untuk dapat bersaing dengan perusahaan yang sudah berkembang. Usaha Kecil Menengah (UKM) di berbagai negara termasuk di Indonesia merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat yang tangguh. Hal ini karena kebanyakan para pengusaha kecil dan menengah berangkat dari industri keluarga maupun rumahan. Dengan demikian konsumennya pun berasal dari kalangan menengah ke bawah maupun menengah keatas. Selain itu, Peranan UKM terutama sejak krisis moneter tahun 1998 dapat dipandang sebagai katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

Dalam menghadapi persaingan terutama pada pedagang bebas saat ini yang semakin maju, dunia industri khususnya pada perusahaan manufaktur harus benar – benar percaya diri untuk dapat bersaing dengan perusahaan – perusahaan diluar sana. Perusahaan diharuskan untuk dapat mengambil sebuah keputusan dalam menjaga kelangsungan hidup sebuah perusahaan agar dapat bertahan dan berkembang.

(17)

Akuntansi biaya dalam perhitungan harga pokok produksi berperan menetapkan, menganalisa dan melaporkan pos-pos biaya yang mendukung laporan keuangan sehingga dapat menunjukkan data yang wajar. Akuntansi biaya menyediakan data-data biaya untuk berbagai tujuan maka biaya-- biaya yang terjadi dalam perusahaan harus digolongkan dan dicatat dengan sebenarnya, sehingga memungkinkan perhitungan harga pokok produksi secara teliti. Perhitungan harga pokok produksi adalah hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan harga jual suatu produk (Setiadi, dkk 2014).

Menurut I Made , dkk (2014 )dalam perhitungan harga pokok produksi merupakan kumpulan untuk dapat menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Tetapi dalam penentuan upah tenaga harian dimasukkan ke dalam komponen biaya ovehead pabrik padahal upah tenaga harian seharusnya masuk ke dalam biaya tenaga kerja langsung karena biaya tenaga kerja merupakan upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang secara langsung mengerjakan proses produksi. Hal ini akan berpengaruh terhadap biaya overhead pabrik tersebut akan menjadi lebih besar sehingga akan mempengaruhi kebijakan atau keputusan-keputusan pada perusahaan. Biaya transportasi pengiriman barang dimasukkan ke dalam komponen biaya overhead pabrik yang seharusnya masuk ke dalam biaya penjualan sehingga akan mempengaruhi besarnya biaya overhead pabrik.

Pemerintah selalu mendorong suatu pertumbuhan UKM, dengan melakukan pembinaan, pelatihan, dan sosialisasi agar dapat meningkatkan SDM dalam pertumbuhan UKM diharapkan tidak hanya dalam segi kuantitas saja serta dengan

(18)

3

segi kualitas. Dalam hal ini bertujuan dapat meningkatkan kemitraan menuju terciptanya daya saing dipasar global. Dengan adanya fasilitas dan dukungan yang diberikan oleh pemerintah diharapkan masyarakat agar tertarik untuk mendirikan UKM dan diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan guna mengembangkan suatu nilai ekonomi dilingkungan sekitar. Zaman Exclusive Furniture merupakan UKM yang bergerak pada bidang manufaktur khususnya memproduksi sofa, kursi kayu, meja makan dan springbed.

Penentuan Setiawan,dkk (2010) meneliti tentang di UKM yang bergerak dibidang manufakture khususnya memproduksi sofa, kursi kayu, meja makan dan springbed. Mengelompokkan biaya produksi dengan jelas, perhitungan hanya mengakumulasikan semua total biaya produksi dibagi dengan produk yang telah di hasilkan dan perhitungan biaya produksi tersebut tidak memperhatikan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, dengan tujuan untuk menghindari ketidakefektifan penghitungan biaya produk satu per satu.

Febrian, dkk (2013), tentang perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode Job Order Costing, ditemukan adanya perbedaan dalam menentukan sebuah biaya produksi sehingga biaya yang dihasilkan tidak sesuai dengan laba yang diharapkan. Sehingga untuk mengetahui harga pokok setiap pesanan sangat penting bagi manajemen dalam mengambil sebuah keputusan.

Kusumawardani, dkk(2013), penelitian tentang perhitungan harga pokok produksi menggunakan job order costing pada UMKM CV. Tristar Alumunium, disimpulkan ada kesalahan dilakukan pada perhitungan bahan baku yang tidak dipisahkan denganbiaya penunjang dan biaya aksesoris, harga bahan baku yang

(19)

menggunakan tarif awal pembelian, perhitungan biaya tenaga kerja langsung. Hasil analisis harga pokok produksi bahwa perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan lebih kecil daripada perhitungan harga pokok produksi mempengaruhi perhitungan laba yang dilakukan perusahaan menjadi lebih rendah dari laba yang sebenarnya.

Agus T Poputra,dkk (2014), Harga pokok produksi, perusahaan terlebih dahulu harus menyusun kalkulasi harga pokok. Demikian juga halnya dengan perhitungan biaya perlu diperhatikan karena untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu yang penting adalah pengendalian terhadap biaya - biaya, demi mencapai laba. Dalam proses produksinya perusahaan akan mengeluarkan biaya – biaya dari mulai pembuatan sampai menghasilkan barang jadi yang siap dijual. Biaya biaya tersebut dikelompokkan menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi membentuk HPP dan digunakan sebagai dasar dalam penentuan harga jual produk. Oleh karena itu perhitungan HPP sangat penting karena sangat mempengaruhi dalam penentuan harga jual produk yang dihasilkan

Penentuan metode job order costing sangatlah penting dalam mengambil keputusan bagi manajemen, dimulai dengan diterimanya pesnan bagi pelanggan maka perusahaan harus segera menghitung harga pokok produksi dengan cermat dan akurat untuk menentukan harga jual produk tersebut. Dengan menggunakan metode job order costing maka perusahaan dapat menghitung dan mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan untuk suatu pesanan suatu saat, karena metode job order costing ini biaya produksi masing – masing produk dipisahkan secara jelas sehingga dapat dihitung harga pokok produksi setiap pesanan dengan mudah.

(20)

5

CV Surya Gemilang Jaya Semarang adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang mebel seperti meja, kursi, lemari pakaian, kursi tamu, lemari hias dan lain – lain. Pendirian CV Surya Gemilang Jaya tidak bisa lepas dari peran bapak H. Jono dan yang saat ini dikelola oleh anaknya yang bernama Bapak Moga selaku pemilik perusahaan mebel tersebut. Berawal dari ayah mempunyai perusahaan dibidang perdagangan umum (general kontraktor) meubeler / mebel serta perusahaan kontraktor dan penngadaan barang. Perjalan karir Bapak Moga yang dimulai sudah hampir 36 tahun sampai sekarang berhasil mendirikan gedung sendiri untuk perusahaan di samping rumahnya yang bertempat di Jalan Kenconowungu IV No 18 Semarang Kecamatan Semarang Barat, perusahaan ini mempunyai letak yang strategis yang dapat menyebabkan perusahaan ini dapat maju dengan pesat.

Berdasarkan uraian diatas dari hasil penelitian terdahulu yang telah diuraikan tersebut, penulis ingin melakukan penelitian ulang mengenai perhitungan harga pokok produksi menggunakan Job Order Costing Method. Penelitian ini merupakan replika dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Setiawan, dkk (2010), dengan objek penelitian yang berbeda serta tahun yang berbeda pula. Objek dari penelitian yang dilakukan adalah CV. Surya Gemilang Jaya Semarang, dengan alasan bahwaperhitunganJob Order Costing belumdilakukanolehperusahaantersebut.Penulis dapat tertarik menjadikan permasalahan dalam perhitungan harga pokok produksi sebagai penelitian dengan judul

“PENGGUNAAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM

(21)

MENINGKATKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN MEBEL (Studi Kasus Pada CV. SURYA GEMILANG JAYA SEMARANG )”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana CV. Surya Gemilang Jaya menentukan harga pokok produksinya ? 2. Bagaimana perhitungan Job Order Costing Method (metode harga pokok

pemesanan ) dalam menetapkan harga pokok produksi mebel ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, dapat dirumuskan bahwa tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis harga pokok produksi mebel dengan menggunakan Job Order Costing di CV. Surya Gemilang Jaya ?

2. Untuk menganalisis penentuan harga pokok produksi mebel di CV. Surya Gemilang Jaya.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan agar memberikan manfaat kepada beberapa pihak :

1. Bagi perusahaan (UKM)

Penelitian ini diharapkan agar dapatmemberikan sebuah rekomendasi dalam sistem perhitungan biaya produk serta menjadikan CV. Surya Gemilang Jaya menjadi lebih berkembang kedepannya.

(22)

7

Penulisan ini diharapkan dapat meberikan manfaat maupun wawasan kepada kami tentang bagaimana cara biaya dan pengalokasiannya.

3. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi untuk membuat tugas atau skripsi penelitian selanjutnya.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian skripsi ini dapat dibagi kedalam 5 bab dan setiap bab dibagi menjadi kedalam sub – sub bab, hal ini dimaksudkan agar dapat lebih jelas dan dapat mudah dipahami. Secara garis besar materi sebuah pembahasan dari masing – masing bab tersebut dijelaskan sebagai berikut :

BABI : Pendahuluan

Pada bab ini dapat dikemukakan kedalam latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Pada bab ini disebutkan teori – teori yang digunakan dalam sebuah perhitungan harga pokok produksi.

BAB III : Metode Penelitian

Bagian ini terdiri dari objek penelitian, jenis penelitian, jenis dan sumber data, variabel dan definisi operasional, teknik pengumpulan data, serta metode analisis data yang digunakan.

(23)

BAB IV : Hasil Dan Pembahaan

Pada bab ini dikemukakan mengenai sebuah profil objek penelitian, aktivitas produksi, pencatatan dan perhitungan harga pokok produksi menggunakan Job Oder Costing Method.

BAB V : Kesimpulan Dan Saran

Pada bab ini dikemukakan mengenai kesimpulan terhadap hasil yang memberikan saran yang memberikan saran yang diharapkan berguna bagi CV. Surya Gemilang Jaya.

(24)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya

Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, menganalisis, dan melaporkan informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan biaya perolehan atau penggunaan sumber daya dalam suatu orgaisasi. Sebagai contoh, menghitung biaya produk merupakan salah satu fungsi akuntansi biaya yang memenuhi ebutuhan akuntansi keuangan dalam menilai persediaan dan kebutuhan akntansi manajemen dalam membuat keputusan (seperti memilih produk yang akan dipasarkan).

Sedangkan menurut Mulyadi (2010), akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produkatau jasa, dengan cara – cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek akuntansi biaya adalah biaya. Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok : penentuan kos produk, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan khusus. Untuk memenuhi tujuan penentuan kos produk, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya – biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang dikumpulkan dan disajikan adalah biaya yang telah terjadi dimasa yang lalu atau biaya historis.

(25)

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, 2. Diukur dalam satuan uang,

3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi, 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

2.1.2 Pengertian Proses Produksi

Dalam menghitung biaya produksi, akuntansi biaya harus mengikuti proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Setiap pengolahan bahan baku memerlukan pengorbanan sumber ekonomi, sehingga akuntansi biaya digunakan untuk mencatat setiap tahap pengolahan tersebut, untuk menghasilkan informasi biaya produksi yang dikonsumsi untuk dapat menghasilkan suatu produk ( Mulyadi 2010 ).

2.1.3 Penggolongan Biaya

Menurut Mulyadi (2012) biaya dapat digolongkan menurut : 1. Objek pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini,nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar ,maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”.

2. Fungsi pokok dalam perusahaan

Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu : 1. Biaya produksi

Biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

(26)

11

2. Biaya pemasaran

Biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. 3. Biaya administrasi dan umum

Biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.

3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan :

1. Biaya langsung

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.

2. Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.

4. Perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas

Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi :

1. Biaya variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh : bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

(27)

2. Biaya semivariabel

Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.

3. Biaya semifixed

Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

4. Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh : gaji direktur produksi

5. Biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Pengeluaran modal

Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Contoh : pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap, untuk promosi besar-besaran.

2. Pengeluaran pendapatan

Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Contoh : biaya iklan, biaya tenaga kerja.

2.1.4 Klasifikasi Biaya

(28)

13

1. Biaya produksi

Sebagian besar perusahaan manufaktur membagi biaya produksi ke dalam tiga kategori besar :

a. Bahan langsung

Bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi disebut bahan baku atau bahan mentah. Bahan baku langsung adalah bahan baku yang menjadi bagian utama dari produk jadi dimana biayanya dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. Sedangkan bahan baku tidak langsung adalah barang yang tidak terlalu bermanfaat untuk menelusuri biaya bahan baku yang tidak berpengaruh secara signifikan dalam produk jadi.

b. Tenaga kerja langsung

Tenaga kerja yang tidak dapat ditelsuri ke produk tertentu karena rumit dan memakan biaya disebut tenaga kerja langsung

c. Overhead pabrik

Overhead pabrik merupakan biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

2. Biaya Non - produksi

Biaya nonproduksi umumnya dibagi menjadi 2 kategori, yaitu :

a. Biaya penjualan

Mencakup semua biaya yang diperlukan untuk menangani pesanan pelanggan.

(29)

Meliputi semua biaya yang berhubungan dengan manajemen umum organisasi.

2.1.5 Pengertian Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi pada dasarnya menunjukkan harga pokok (barang dan jasa ) yang diproduksi dalam suatu periode akuntansi tersebut. Hal ini berarti bahwa harga pokok produksi merupakan bagian dari harga pokok. Berikut ini adalah pengertian harga pokok (Mulyadi 2010 ).

Mulyadi (2010) menjelaskan harga pokok produksi atau disebut harga pokok adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan. Biaya produksi merupakan biaya – biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi.

Sedangakan menurut Menurut Hansen dan Mowen (2013) harga pokok produksi yang akurat adalah penting untuk analisis profitabilitas dan keputusan strategis yang berkenaan dengan desain produk, penetapan harga dan bauran produk.

2.1.6 Komponen Harga Pokok Produksi

Menurut Carter (2009) .

Ketiga elemen biaya hubungannya dengan produk sebagai pembentuk harga pokok produksi adalah :

(30)

15

1. Biaya bahan baku

Menurut carter (2009) pengertian bahan baku adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integra dari produk jadi dan dimasukkan secara exsplisit dalam perhitungan biaya produk.

Menurut Carter (2009) biaya bahan baku adalah biaya yang digunakan untuk memperoleh semua bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi dan dapat dikalkulasikan secara langsung kedalam biaya produksi.

2. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu biaya tenaga kerja langsug dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Menurut Carer tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi serta tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak secara langsung ditelusur pada komposisi produk jadi.

3. Biaya Overhead Pabrik

Overhead pabrik merupakan biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

2.1.7 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2010) untuk mengetahui laba atau rugi secara periodik suatu perusahaan dihitung dengan mengurangkan pendapat yang diperoleh dengan biaya – biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh nilai laba atau rugi tersebut. Oleh karena itu diperlukan informasi harga pokok produksi. Manfaat dari penentuan harga pokok produksi secara garis besar adalah sebagai berikut :

(31)

1. Menentukan harga jual produk

Perusahaan yang berproduksi memproses produk untuk memenuhi persediaan di gudang, dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan biaya produksi persatuan produk. Penentuan harga jual, biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan disamping data biaya lain serta data non biaya.

2. Memantau realisasi biaya produksi

Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dibandingkan dengan rencana produksi yang ditetapkan, oleh sebab itu akuntansi biaya digunakan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah produksi menkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sendiri.

3. Menghitung laba rugi periodik

Mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dalam periode tertentu.

4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca

Saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggung jawaban per periode, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi, yang menyajikan harga pokok persediaan prduk jadi dan harga pokok yang pada tanggal neraca msih dalam proses, berdasarkan catatan

(32)

17

biaya produksi yang masih melekat pada prduk jadi yang belum dijual pada tanggal neraca serta dapat diketahui produksinya.

2.1.8 Metode Harga Pokok Produksi

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungakan unsur – unsur biaya kedalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur – unsur biaya kedalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan : Full Costing

dan Variabel Costing ( Mulyadi 2010 ).

Menurut Mulyadi (2010) full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik variabel xxx

Biaya overhead pabrik tetap xxx

Harga pokok produksi xxx

Penentuan harga pokok produksi digunakan untuk perhitungan laba rugi perusahaan yang akan dilaporkan kepada pihak eksternal perusahaan. Informasi mengenai harga pokok produksi menjadi dasar bagi manajemen dalam mengambil sebuah keputusan harga jual produk yang bersangkutan. Pada setiap perusahaan

(33)

mempunyai metode perhitungan harga pokok yang berbeda – beda. Metode pengumpulan harga pokok dikelompokkan menjadi dua metode yaitu prosesncosting dan job order costing.

2.1.9 Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing Method)

Dalam sistem perhitunangan biaya berdasarkan pesanan ( Job Order Costing atau Job Order ), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan pelanggan tertentu atau untuk mengisi kembali sebuah item persediaan. Agar rincian dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan :

1. Karakteristik perusahaan yang menggunakan Job Order Costing Method Menurut mulyadi ( 2010 ) mengemukakan karakteristik metode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan yang diproduksinya berdasarkan suatu pesanan sebagai berikut :

a. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesanan dan jenis produk serta dihitung harga pokok produksinya secara individual

b. Biaya produksi harus berdasarkan hubungan produk menjadi dua kelompok berikut : biaya produk langsung dan biaya tidak langsung.

c. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan biaya overhead pabrik.

d. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan berdasarkan biaya sesungguhnya, sedangkan biaya overhead pabrik dihitung dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang sudah ditentukan.

(34)

19

e. Harga pokok produksi perunit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi oleh perusahaan.

2. Karakteristik Usaha Perusahaan yang Produksinya Berdasaran Pesanan

Menurut Mulyadi (2010 ) perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan mengolah bahan baku menjadi produk jadi berdasarka pesanan dari luar atau dalam suatu perusahaan. Karakteristik usaha tersebut adalah :

a. Proses pengolaha suatu produk secara terputus – putus. Jika pesanan yang satu sudah selesai dikerjakan maka proses produksi dihentikan serta mulai dengan pesanan berikutnya.

b. Produk yang dihasilkan harus sesuai dengan pesanan.

c. Produksi seharusnya diajukan memenuhi suatu pesanan, bahan untuk memenuhi persediaan di gudang.

3. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Per Pesanan

Menurut Mulyadi (2010) dalam perusahaan yang prodksinya berdasarkan pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk :

a. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.

Suatu perusahaan yang memproduksinya berdasarkan pesanan memproses produknya berdasarkan spesifikasi sudah ditentukan oleh pemesan. Maka harga jual yang dibebankan kepada pemesanan sangat dipelukan oleh besarnya biaya suatu produksi yang akan dikeluarkan dalam memproduksi pesanan tertentu.

(35)

Harga jual produk ynag dipesan oleh pemesan telah terbentuk dipasar, sehingga keputusan yang akan diambil oleh manajemen adalah menerima atau menolak suatu pesanan. Dalam mengambil keputusan tersebut, manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan diterima.

c. Memantau realisasi biaya produksi

Informasi taksiran suatu biaya produksi juga bermanfaat sebagai salah satu dasar untuk mempertimbangkan apakah diterima atau tidak suatu pesanan. d. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan

Untuk mengetahui apakah pesanan mampu menghasilkan laba atau mengakibatkan rugi, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tersebut.

e. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajiakan dalam neraca. Manajemen harus menyajikan laporan keuangan periodik.

2.2 Penelittian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan penelitian dijelaskan dalam tabel 1 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Setiawan, Hendra, Tarida Marlin S. Manurung dan Yunita Evaluasi Penerapan Job Order Costing Dalam Penentuan

1. Dengan menggunakan metode job order costing PT. Organ Jaya dapat mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi

(36)

21

(2010). Harga Pokok

Produksi (Studi Kasus Pada PT Organ Jaya).

kancing brayang akan dibebankan kepada pemesan.

2. Dalam menghitung harga pokok produksi tidak lepas dengan adanya peran biaya tenaga kerja PT Organ Jaya untuk menghitung besarnya biaya tenaga.

2. I Made Hendra ApriadiI, Iyus Akhmad HarisI, Kadek Rai Suwena2 (2014) Analisis harga pokok pemesanan dalam menentukan harga pokok produksi pada PT Mardika Griya Prasta Tahun 2014.

Perhitungan biaya tenaga kerja berdasarkan metode harga pokok pemesanan dalam menentukan harga pokok produksi perusahaan dengan menggunakan sistem upah borongan.

3. Kusumawardani,R ully.2013 Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Job Order Costing (Studi Kasus UMKM CV. TRISTAR Alumunium)

1. CV. TRISTAR melakukan produksi sesuai pesanan dan menghitung harga pokok produksi menggunakan metode Job Order Costing, tapi masih belum sesuai dengan teori.

2. Perencanaan dan pengendalian biaya produksi dapat dilakukan dengan perhitungan harga pokok produksi secara tepat dan akurat dengan tetap menjaga kualitas daribarang atau produk yang dihasilkan tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. 4. Febryan,Ann,Utari ,Anis Rahma Iskandar.2013 Perhitungan harga pokok produksi slip BCA berdasarkan pesanan pada CV Sinar Kencana di Samarinda.

Dalam menghitung harga pokok produksi untuk slip Bank BCA, perusahaan menggunakan metode kalkulasi yang sederhana. Penetapan harga ditentukan berdasarkan jumlah produksi pada bulan sebelumnya, dikarenakan penetapan harga untuk produksi dilakukan di awal proses produksi.

(37)

5. Poputra. T Agus dkk. 2014 penentuan Harga Pokok Produksi Dalam Menetapkan Harga Jual Pada UD. Martabak

Mas Narto

Semarang

Harga pokok produksi, perusahaan terlebih dahulu harus menyusun kalkulasi harga pokok. Demikian juga halnya dengan perhitungan biaya perlu diperhatikan karena untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu yang penting adalah pengendalian terhadap biaya - biaya, demi mencapai laba. Dalam proses produksinya perusahaan akan mengeluarkan biaya – biaya dari mulai pembuatan sampai menghasilkan barang jadi yang siap dijual. Biaya biaya tersebut dikelompokkan menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi membentuk Hpp dan digunakan sebagai dasar dalam penentuan harga jual produk. Oleh karena itu perhitungan Hpp sangat penting karena sangat mempengaruhi dalam penentuan harga jual produk yang dihasilkan.

Dari kelima penelitian terdahulu diatas, kelima – limanya memberikan informasi bahwa Metode Job Order Costing sangat penting untuk diterapkan dalam suatu perusahaan. Karena ada hasil penelitian yang didapat bahwa ketika suatu perusahaan menerapkan Metode Job Order Costing, maka metode tersebut sangat penting bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan akurasi harga jual produk sesuai dengan perusahaan.

2.3 Kerangka Konseptual

Harga pokok produksi merupakan seluruh biaya produksi yang digunakan untuk memproses suatu barang atau jasa hingga selesai dalam suatu periode waktu tertentu. Dalam penelitian ini perhitungan harga pokok produksi dilakukan

(38)

23

menggunakan perhitungan perusahaan dibandingkan perhitungan menggunakan metode Job Order Costing. Berdasarkan penjelasan diatas dapat digambarkan kerangka penelitian sebagai berikut :

Analisis harga poko

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

Melakukan Observasi diperusahaan CV. Surya Gemilang Jaya

Menentukan Harga Pokok Produksi

Analisis harga pokok produksi dengan metode perusahaan

Analisis Harga Pokok Produksi Dengan Metode Job Order Costing

Membandingkan Perhitungan

Selisih

(39)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada CV. Surya Gemilng Jaya yang bertempat di Jl. Kenconowungu IV no 18 Kota Semarang. Usaha ini bergerak dibidang produksi mebel. Atas izin dan kesediaan yang telah di berikan oleh pemilik usaha ini untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dalam malakukan penelitian, maka dari itu jadikan sebagai objek penelitian.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data kuantitatif (data yang dinyatakan dalam bentuk angka). Pada penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan skunder. Data primer diperoleh dengan meggunakan wawancara secara langsung dengan perusahaan serta observasi langsung untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan dan untuk mendukung penelitian yang dilakukan oleh penulis. Data sekunder diperoleh dengan menggunakan dokumentasi perusahaan secara tidak langsung seperti data - data proses produksi yang sudah dilakukan oleh perusahaan.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut :

1. Survei Pendahuluan

Peneliti melakukan peninjauan awal untuk mendapatkan data mengenai gambaran umun suatu perusahaan, untuk mengetahui informasi mengenai produksi

(40)

25

dalam perusahaan, serta mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam perusahaan maka harus diteliti lebih lanjut. Survei ini bertujuan untuk memastikan apakah kondisi secara umum serta mengetahui tingkat relevansi topik penelitian dengan perusahaan yang akan diteliti.

2. Survei Lapangan

Survei lapangan merupakan kelanjuatan dari survei pendahuluan dengan melakukan teknik pengumulan data yang akan dijadikan subjek penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data yang diperlukan. Teknik yang dapat dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara merupakan cara pengumpulan data melalui komunikasi yang dilakukan secara langsung dengan pihak-pihak yng berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Yang dapat dilakukan adalah dengan wawancara secara langsung kepada bapak Moga selaku pemilik perusahaan perihal data-data yang terkait dengan sejarah berdirinya perusahaan tersebut, struktur organisasi, perhitungan harga pokok produksi, dan data biaya tak langsung.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalalah salah satu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang dimiliki oleh perusahaan.

c. Observasi langsung

Observasi Langsung adalah cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan melakukan kunjungan langsung ke objek penelitian. Dilakukan

(41)

dengan kunjungan langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian yaitu CV untuk mengamati keadaan dari kondisi perusahaan.

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data dapat dikelompokkan menjadi analisis kuantitatif dan kualitatif, yaitu membandingkan hasil perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode perusahaan dan metode Job Order Costing serta melihat pengaruh dari hasil suatu perhitungan harga pokok produksi tersebut terhadap harga jual serta laba rugi suatu perusahaan. Langkah - langkah teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian iniadalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan, mempelajari dan memahami data-data

Mengenai aktivitas - aktivitas produksi serta data - data yang berkaitan dengan proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan.

2. Melaksanakan tahap-tahapanjob order costing

Melaksanakan tahap - tahapan Job Order Costingdalam rangka perhitungan harga pokok produksi. Job Order Costing diawali dengan identifikasi proses produksi yang dilakukan oeh perusahaan dan biaya - biaya yang digunakan untuk memproduksi suatu produk dalam perusahaan tersebut.

3. Pengumpulan dan pengelompokkan biaya

Pengidentifikasian dan pengelompokan biaya berdasarkan teori harga pokok produksi sebagai berikut :

Biaya Bahan Baku xxx Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx Biaya Overhead Pabrik xxx

(42)

27

4. Membandingkan informasi harga pokok produksi

Informasi harga pokok produksi yang dihasilkan melalui Job Order Costing dengan informasi harga pokok produksi melalui metode yang diterapkan oleh perusahaan.

5. Penyajian data dan penarikan kesimpulan

Data dapat disajikan dalam bentuk hasil perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode perusahaan dengan menggunakan metode Job Order Costing.

(43)

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

CV Surya Gemilang Jaya Semarang adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang mebel seperti meja, kursi, lemari pakaian, kursi tamu, lemari hias dan lain – lain. Pendirian CV Surya Gemilang Jaya tidak bisa lepas dari peran bapak H. Jono dan yang saat ini dikelola oleh anaknya yang bernama Bapak Moga selaku pemilik perusahaan mebel tersebut. Berawal dari ayah mempunyai perusahaan dibidang perdagangan umum (general kontraktor) meubeler / mebel serta perusahaan kontraktor dan penngadaan barang. Perjalan karir Bapak Moga yang dimulai sudah hampir 36 tahun sampai sekarang berhasil mendirikan gedung sendiri untuk perusahaan di samping rumahnya yang bertempat dijalan kenconowungu IV No 18 Semarang Kecamatan Semarang Barat, perusahaan ini mempunyai letak yang strategis yang dapat menyebabkan perusahaan ini dapat maju dengan pesat.

Kesabaran, ketekunan dan kerja keras dari bapak moga ternyata tidak sia – sia. Sudah hampir 36 tahun, dalam upaya lebih untuk meerbitkan perusahaan mebel dan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi konsumen yang semakin luas, maka dibentuklah perusahaan berbadan hukun dengan nama CV Surya Gemilang Jaya, yang mempunyai ijin usaha (SIUP) EAEHD- 5003 dan mempunyai NPWP 01.830.7934-503.000. Jam operasional di CV. Surya Gemilang Jaya mulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB untuk hari Senin sampai hari Sabtu

(44)

29

sedangkan untuk hari Minggu beroprasi pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB.

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan selalu membutuhkkan modal. Berdasarkan sumbernya, struktur modal mebel CV Surya Gemilang Jaya semarang terdiri dari :

1. Modal pemilik

Modal inidiperoleh dari bapak H. Jono selaku orang tua dari bapak Moga yang sekarang menjadi pemimpin perusahaan dalam CV. Surya Gemilang Jaya Semarang. 2. Modal lainnya

Modal lainnya mebel CV Surya Gemilang Jaya Semarang diperoleh melalui hutang bank.

Mebel CV Surya Gemilang Jaya Semarang, dalam aktifitasnya sehari – hari bukan saja berusaha untuk memajukan perusahaan, tetapi juga memberikan kualitas yang bagus dalam pembuatan mebel tersebut untuk dapat diperjual belikan kepada konsumen . Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan antara lain :

a. Mencari keuntungan untuk hidup suatu perusahaan.

b. Menciptakan lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengangguran bagi masyarakat sekitar perusahaan.

c. Ikut berpartisipasi dalam pembuatan mebel.

4.1.2 Visi dan Misi CV. Surya Gemilang Jaya

(45)

Menjadikan perusahaan agar mampu bersaing dengan perusahaan - perusahaan yang beroperasi dibidang yang sama dan menjadikan perusahaan tersebut agar lebih dikenal oleh konsumen secara luas.

Misi CV. Surya Gemilang Jaya

1. Menghasilkan laba dalam mengembangkan suatu usaha. 2. Meningkatkan mutu pada suatu produk yang dipasarkan. 3. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. 4. Mensejahterakan karyawan dan lingkungan sekitar. 5. Menciptakan hubungan yang harmonis dengan customer.

4.1.3 Lokasi Perusahaan

Mebel CV. Surya Gemilang Jaya berlokasi di Jalan Kenconowungu IV No. 18 Semarang Kelurahan Karang Ayu Kecamatan Semarang Barat. Alasan pemilihan lokasi perusahaan di Jalan Kenconowungu IV No. 18 karena beberapa hal, yaitu :

1. Terletak dipusat kota, maka komunikasi dengan pihak luar perusahaan seperti bank, kantor pos dan lain lain – lain dapat berjalan lancar.

2. Terletak diarea sekolahan PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan kantor kelurahan dan kecamatan sehingga mempermudah pencarian order dari pelanggan yang kebanyakan dari luar kota.

3. Berada didekat jalan utama Anjasmoro menuju pusat kota sehingga memperlancar arus transportasi baik untuk perjalanan maupun perdangan kepada konsumen.

(46)

31

4.1.4 Struktur Organisasi

Struktur perusahaan dalam menjalankan tugas dan aktifitasnya memerlukan struktur organisasi yang baik dan teratur, hal ini untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan itu sendiri, karena didalam struktur organisasi terdapat susunan dan hubungan pertanggung jawaban dan wewenang dari pimpinan sampai pada masing – masing bagian. Dengan demikian diharapkan struktur oganisasi yang ada akan mempermudah dalam pelaksanaan tugas. Struktur organisasi CV Surya Gemilang Jaya sebagai berikut :

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi

Tugas, wewenang, tanggung jawab masing – masing bagian pada perusahaan mebel CV. Surya Gemilang Jaya Semarang adalah sebagai berikut :

Bagian Desain Pemilik Usaha Bagian produksi dan Finising Bagian Keuangan Kasir Accounting (Akuntansi )

(47)

1. Pemilik Usaha

Pemilik usaha merupakan orang yang memiliki kekuasaan penuh terhadap perusahaan tersebut. Di CV. Surya Gemilang Jaya untuk pengambilan keputusan sepenuhnya oleh pemilik, seperti pembelian bahan baku, pemesanan, dan jadwal produksi.

2. Bagian Keuangan

Bagian keuangan bertugas untuk bertanggung jawab dengan masalah keuangan seperti hasil pendapatan dari pengiriman barang maupun pengeluaran untuk gaji pegawai dan pembelian bahan – bahan material yang dibutuhkan untuk memproduksi barang serta membuat laporan setiap minggunya.

1) Kasir

a. Menerima dan mencatat barang dari produksi. b. Setor penjualan kepada kepala keuangan. 2) Accounting

a. Menyusun dan membuat laporan keuangan

b. Menyusun dan membuat surat – surat yang berhubungan dengan keuangan perusahaan.

c. Melakukan pembayaran gaji karyawan. 3. Bagian Desain

Bagian desain bertugas bertugas untuk mendesain macam – macam lemari, meja dan lain – lain, yang harus kreatif agar barang – barang yang dibuat dapat memenuhi kepuasan konsumen dan harus selalu mempunyai ide baru dalam mendesain lemari,

(48)

33

kursi, tempat tidur, dll agar konsumen tidak merasa bosan dalam memberi produk tersebut.

4. Bagian Produksi dan Finishing

Bagian produksi bertugas untuk memproduksi barang – barang dan harus mempunyai kemampuan dalam membuat suatu barang sehingga barang yang dihasilkan bermutu dan berkualitas dalam segi pembuatan barang tersebut.

Bagian Finishing bertugas menghaluskan tekstur kayu dan mengecat kayu yang sudah jadi.

4.2 Data Penelitian

4.2.1 Bahan Baku

Bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dalam berproduksi meliputi beberapa jenis bahan baku, yaitu :

1. Kayu : digunakan sebagai bahan utama yang diolah

Adapun jenis kayu berbeda - beda menurut kebutuhannya antara lain : a. Kayu Jati.

b. Kayu Mahoni. c. Kayu Sonokeling.

2. Multiplek : Digunakan sebagai bahan sampingan selain kayu

Jenis multiplek ada beberapa macam antara lain :

a. Multiplek Biasa

(49)

c. Multiplek Face ( Phenolic Film / Tego Film )

4.2.2 Tenaga Kerja

Sejalan dengan perkembangan perusahaan yang semakin baik dari tahun ke tahun, maka perusahaan CV. Surya Gemilang Jaya Semarang terus mengupayakan peningkatan produksi, penambahan mesin, peralatan dan bahan baku yang juga diikuti dengan peningkatan jumlah pegawainya. Dalam menjalankan aktifitas sehari – hari sampai sekarang perusahaan telah tercatat mempekerjakan karyawan sebanyak

kurang lebih 20 karyawan terdiri dari :

1. Karyawan Desain sebanyak 1 orang. 2. Karyawan Produksi sebanyak 1 orang. 3. Karyawan Finishing sebanyak 5 orang.

4. Karyawan lapangan ( pemasaran ) sebanyak 3 orang.

4.2.2.1 Jam Kerja Karyawan

Jam kerja karyawan terdiri dari 1 yaitu waktu kerja biasa :

1. Waktu kerja biasa

Adalah waktu kerja yang sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.

Waktu kerja pada perusahaan ini adalah :

1) Hari Senin – Sabtu

Jam 08.00 – 12.00 jam kerja Jam 12.00 – 13.00 jam istirahat

(50)

35

Jam 13.00 – 17.00 jam kerja 2) Hari Minggu

Jam 08.00 – 12.00 jam kerja Jam 12.00 – 13.00 jam istirahat Jam 13.00 – 15.00 jam kerja

4.2.2.2 Upah Karyawan

Sistem upah karyawan yang dipergunakan padaCV. Surya Gemilang Jaya Semarang adalah sistem upah minggunan dan bulanan untuk semua karyawan diperusahaan adalah upah UMR sebesar Rp 2.125.000 . Berikut ketentuan upah yang didapat pada seluruh karyawan sebagai berikut :

1. Mingguan

Dalam satu minggu kira – kira karyaman mendapatkan upah / gaji kurang lebih sebesar Rp 531.250.

2. Bulanan

Karyawan mendapatkan upah / gaji sebesar ( UMR ).

4.2.3 Mesin dan Peralatan yang Digunakan

Selain bahan baku utama, proses produksi juga didukung oleh mesin dan peralatan yang berguna untuk menunjang kegiatan produksi antara lain :

(51)

Tabel 4.1 :

Mesin dan Peralatan Produksi

Jenis Jumlah Fungsi

Pensil 6 Digunakan dalam menulis atau membuat pola

Gergaji 3 Ada 2 jenis gergaji sesuai fungsi dan penggunaanya, yaitu : Gergaji potong dan gergaji belah. Gergaji potong digunakan untuk memotong atau memutus serat kayu. Mempunyai ciri sudut ketajaman 45° dan gilaran bolak-balik. Sedangkan gergaji belah digunakan untuk membelah kayu yang sejajar serat. Gergaji belah ada bentangnya dan mempunyai ciri ketajaman 60°.

Bor Tangan Listrik

2 mesin bor listrik yang multi fungsi bisa untuk pengeboran kayu dan juga untuk beton, agar pemakaian lebih efektif dan dapat digunakan segala macam keperluan.

Palu Besi 3 Palu besi digunakan untuk pemasangan benda-benda keras ataupun untuk memukul paku. Gunakan palu yang kepala palu terbuat dari material baja agar awet tahan lama.

MesinPasah 2 Berfungsi untuk mengerjakan perataan dan penghalusan permukaan kayu pada sisi memanjang atau melebar.

Mesin Serut 2 Mesin serut sesuai untuk benda kerja yang jauh lebih besar. Benda yang dipotong, yang terutama permukaannya datar, horisontal, vertikal, bersudut.

Mesin Amplas 2 Mesin amplas digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu / alat finishing.

Mesin Profil 2 Digunakan untuk membentuk pola pada tepi kayu agar lebih rapi dan menarik.

Pahat Tusuk 2 Penggunaannya untuk membuat lubang, meratakan lubang atau pen. Untuk pemukulnya gunakan palu kayu agar gagang pahat tidak rusak.

Penggaris Siku 4 Penggaris siku digunakan untuk memberi tanda atau garis agar dalam pemotongan kayu dapat membentuk sudut 90° dan saat pemasangan bisa lurus dan rapi.

(52)

37

4.3 Proses dan Hasil Produksi

4.3.1 Produk Yang Diproduksi

Dalam menghasilkan produk perusahaan harus melewati beberapa proses produksi yang ada, yaitu desain, produksi, dan finishing. Langkah – langkah dalam proses desain yaitu dengan cara menggambar terlebih dahulu. Setelah itu baru memulai dengan desain setelah desain selesai barulah proses finishing. Proses dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini :

Gambar 4.2

Bagian Proses Produksi CV. Surya Gemilang Jaya Semarang Fit

Table/Table Saw

Untuk memotong kayu biasanya dilengkapi dengan bantuan mistar penghantar potong

Meteran Roll 2 Digunakan untuk mengukur benda kerja yang lebih panjang. Gunakan meteran dengan pita yang terbuat dari baja supaya tahan lama. Dan bila tidak dipakai pita tersimpan di kotaknya.

Desain

Produksi

Finishing

Membuat Pola

Pembahanan

Pengamplasan

Pembentukan

Perakitan

(53)

4.3.2 Hasil Produksi

Produk yang di hasilkan oleh perusahaan mebel CV. Surya Gemilang Jaya Semarang bervariasi jenisnya pada bulan Februari 2017, antara lain :

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan mebel CV. Surya Gemilang Jaya Semarang bervariasi jenisnya pada bulan februari 2017 :

1) Lemari Kayu Jati. 2) Lemari Kayu Mahoni. 3) Kayu Chili.

4.3.3 Daerah Pemasaran

Daerah pemasaran hasil – hasil produksi CV. Surya Gemilang Jaya Semarang. Untuk mendapatkan order dari pelanggan CV. Surya Gemilang Jaya Semarang menggunakan saluran distribusi langsung. Seluruh dstribusi langsung dilakukan perusahaan secara langsung kekonsumen ataupun kepelanggan sebagai order langsung kepada konsumen atau pelanggan.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Proses Perhitungan Harga Pokok Produksi CV. Surya Gemilang Jaya

CV. Surya Gemilang Jaya Semarang adalah perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan. Metode pengumpulan biaya yang digunakan adalah metode harga pokok pesanan, karena proses produksinya secara terputus – putus yang akan memproduksi suatu produk sesuai dengan spesifikasi dari pemesanan dengan memperhitungkan beberapa unsur biaya produksi tertentu yang

(54)

39

terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biya lain – lain. Proses perhitungan gharga pokok produksi adalah sebagai berikut :

1) Biaya produksi dikelompokkan menurut besarnya pemakaian biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya lain – lain, namun pada perusahaan membebankan beberapa persentase dari biaya bahan baku.

2) Menghitung total biaya produksi yang digunakan dalam setiap pesanan.

3) Menghitung harga poko perunit setiap satuan dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.

Perhitungan harga pokok penjualan produk lemari menurut mebel CV. Surya Gemilang Jaya Semarang yaitu :

1. Perhitungan Biaya Bahan Baku

Perhitungan biaya bahan baku pada mebel CV. Surya Gemilang Jaya Semarang ditentukan dengan cara mengalikan jumlah bahan yang dipakai dengan harga pokok bahan. Adapun harga pokok persatuan dilihat pada tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 4.2

Harga Pokok Bahan Baku / Satuan CV Surya Gemilang Jaya Semarang

No Jenis Bahan Baku Satuan Harga pokok / satuan

1. Kertas Lembar Rp. 2.000

2. Pensil pak Rp. 15.000

3. Kayu Jati Balok Rp. 2.500.000

4. Kayu Mahoni Balok Rp. 1.200.000 5. Kayu Sonokeling Balok Rp. 750.000 6. Amplas Lembar Rp. 6.000 7. Woodstain (pelitur) Kaleng Rp.65.000

(55)

Adapun perincian dari pemakaian bahan baku untuk pesanan lemari kayu jati pintu dua dapat dilihat pada tabel 4.3 :

Tabel 4.3

Perhitungan Perusahaan Biaya Bahan Baku Lemari Jati

No. Jenis Bahan Baku Jumlah Pemakaian

( 1)

Harga per unit (2) Jumlah (1) X (2) 1. Desain Kertas 5 lembar Rp. 2.000 Rp. 10.000 pensil 1 pak Rp. 15.000 Rp. 15.000 2. Produksi

Kayu jati 3 balok Rp. 2.500.000 Rp. 7.500.000 Kayu Mahoni 2 balok Rp. 1.200.000 Rp.2.400.000 Kayu Sonokling 2 balok Rp. 750.000 Rp. 1.500.000 Amplas 5 lembar Rp. 6.000 Rp. 30.000 Woodstain (pelitur) 2 kaleng Rp. 65.000 Rp. 130.000

Total Rp. 11.585.000

Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan bahan baku yang dikeluarkan untuk memenuhi pesanan sebanyak 2 lemari sebesar Rp. 11.585.000.

2. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja

CV. Surya Gemilang Jaya Semarang menggolongkan elemen biaya tenaga kerja menjadi tiga bagian yaitu :

Tabel 4.4

Perhitungan Perusahaan Biaya Tenaga Kerja Lemari Kayu Jati

Jumlah Karyawan ( 1 )

Jam Kerja ( 2 )

Tarif Per Hari ( 3 )

Jumlah Biaya ( 1 ) x ( 2 ) x ( 3 ) Desain ( 1 orang ) 1 hari Rp. 76.000 Rp. 76.000

Produksi ( 1 orang ) 7 hari Rp. 76.000 Rp. 532.000 Finishing( 2 orang ) 5 hari Rp. 76.000 Rp. 760.000

(56)

41

Upah Minimum Regional= 2.125.000 : 28 hari = Rp. 76.000/ hari Hari kerja per bulan

Dari tabel 5 diatas diketahui total biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk menyelesaikan lemari sebanyak 1 lemari adalah sebesar Rp. 1.278.000.

3. Perhitungan Biaya Lain – Lain

CV. Surya Gemilang Jaya Semarang menggunakan tarif biaya lain – lain atau biaya yang disebut perusahaan adalah biaya resiko. Perusahaan membebankan biaya lain – lain yang didasarkan pada persentase tertentu atas biaya bahan baku. Besarnya persentase tarif biya lain – lain dibebankan untuk pesanan lemari kayu jati pada adalah sebesar 25 % dari biaya bahan baku.

Tabel 4.5

Perhitungan Perusahaan Biaya Lain – Lain Lemari Kayu Jati

Keterangan Dasar pembebanan ( biaya bahan baku)

Tarif Biaya Lain – Lain Jumlah Biaya Lain – lain Jumlah Biaya per balok / gelondong Lemari Kayu Jati Rp. 11.585.000 25 % Rp. 1.120.000 Rp. 250

Dari tabel 6 diatas menunjukkan bahwa besarnya biaya lain – lain dibebankan dimuka untuk pesanan lemari kayu jati bulan Februari sebesar Rp. 1.120.000 per 1 lemari dengan jumlah pesanan lemari selama bulan Februari .

(57)

Proses produksi yang dilakukan CV. Surya Gemilang Jaya Semarang pada bulan Februari 2017 salah satu produknya adalah lemari kayu jati sebagai berikut :

Tabel 4.6

Perhitungan Perusahaan Harga Pokok Produksi Lemari Kayu Jati

Unsur biaya Total Biaya

Biaya Bahan Baku Rp. 11.585.000

Biaya Tenaga Kerja Rp. 1.368.000

Biiaya Lain – Lain Rp. 1.120.000

Jumlah Biaya Produksi Rp. 14.073.000

Jumlah Buah Lemari Rp. 2

HPP Dibebankan Per lemari Rp.7.036.500

Tingkat Keuntungan 32 %

Harga Jual Rp. 4.500.000

4.4.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Job Order Costing

Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan ( Job OrderCosting atau Job Order ) biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (Job) yang terpisah. Agar rincian dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan.

1) Perhitungan Biaya Bahan Baku

Dalam menentukan atas pemakaian bahan baku untuk mengerjakan kuantitas bahan baku yang dipakai masing – masing pesana dengan harga perolehan bahan baku. Cara yang dilakukan CV. Surya Gemilang Jaya Semarang sudah tepat tetapi perusahaan belum memasukkan biaya angkut atas dasar perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli.

(58)

43

Tabel 4.7

Alokasi Biaya Angkut Pembelian Bahan Baku Lemari

Biaya angkut = Rp. 97.500 = 0.010761

Jumlah pembelian harga bahan baku Rp. 9.060.000

Perhitungan Biaya Bahan Baku :

Perhitungan biaya bahan baku menggunakan metode persediaan average

(1) Bahan baku kayu jati

Persediaan awal 1 balok Rp. 2.500.000 Pembelian 3 balok Rp. 7.577.850 Harga pokok barang yang siap diproses Rp. 10.077.850

Pemakaian 3 balok X 2.519.500 Rp.7.558.500 Jenis

Bahan Baku

Kuantitas Harga per kuantitas Jumlah harga bahan baku (1) Pembagian biaya angkut (1)X 0.010761 Harga pokok bahan baku Kayu Jati 2 Balok Rp. 2.500.000 Rp 5.000.000 Rp. 53.800 Rp.5.053.800 Kayu Mahoni 2 Balok Rp. 1.200.000 Rp. 2.400.000 Rp. 25.800 Rp. 2.425.800 Kayu Sonokling 2 Balok Rp. 750.000 Rp. 1.500.000 Rp. 16.150 Rp. 1.516.150 Amplas 5 Lembar Rp. 6.000 Rp. 30.000 Rp. 3.20 Rp. 30.323 Woodstain ( plitur ) 2 Kaleng Rp. 65.000 Rp. 130.000 Rp. 1.400 Rp. 131.400 Total Rp. 9.060.000 Rp. 97.500 Rp. 9.157.500

(59)

Persediaan akhir 1balok Rp. 2.519.350

 Harga pokok bahan baku kayu jati = Rp. 10.077.850 = RP. 2.519.500 4 balok

Penggunaan bahan baku kayu jati 3 balok sebesar Rp. 7.558.500 (2) Bahan baku kayu mahoni

Persediaan awal 1 balok Rp. 1.200.000 Pembelian 2 balok Rp. 2.424.900 Harga pokok barang yang siap diproses Rp. 3.624.900 Pemakaian 2 balok X 1.208.300 Rp. 2.416.600 Persediaan akhir 1 balok Rp. 1.208.300

 Harga pokok bahan baku kayu mahoni Rp. 3.624.900= Rp. 1.208.300 3 balok

Penggunaan bahan baku kayu mahoni 2 balok sebesar Rp. 2.416.600 (3) Bahan baku kayu sonokeling

Persediaan awal 1 balok Rp. 750.000 Pembelian 2 balok Rp. 1.515.550 Harga pokok barang yang siap diproses Rp. 2.265.550 Pemakaian 2 balok X 755.200 Rp. 1.510.400 Persediaan akhir Rp. 755.200

 Harga pokok bahan baku kayu chii Rp. 2.265.500 = Rp. 755.200 3 balok

Penggunaan bahan baku kayu chili 2 balok sebesar Rp. 1.510.400 (4) Penggunaan bahan baku amplas

(60)

45

Pembelian 5 amplas Rp. 30.350

Harga pokok barang yang siap diproses Rp. 42.350 Pemakaian 5 amplas X 6.050 Rp. 30.250 Persediaan akhir 7 amplas Rp. 12.100  Harga pokok bahan baku amplas = 6.050

7

Penggunaan bahan baku amplas 5 lembar sebesar Rp. 30.250 (5) Penggunaan bahan baku woodstain ( plitur)

Persediaan awal 3 kaleng Rp. 195.000

Pembelian 2 kaleng Rp. 131.350

Harga pokok barang yang siap diproses Rp. 326.350 Pemakaian 2 kaleng X Rp. 65.250 Rp. 130.500 Persediaan akhir 3 kaleng Rp. 195.850

 Harga pokok bahan baku woodstain (plitur) Rp. 326.350= Rp. 65.250 5 kaleng

(61)

Tabel 4.8

Biaya Bahan Baku Lemari Kayu Jati

2) Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung

Dalam perhitungan biaya tenaga kerja langsung untuk memproduksi lemari kayu jati CV. Surya Gemilang Jaya Semarang menggunakan cara dengan mengalikan jumlah tenaga kerja untuk perusahaan belum sesuai dengan Metode Job Order Costing, karena pesanan lemari kayu jati proses pengerjaannya dilakukan bersamaan pada bagian finishing mulai tanggal 3 – 15 Februari 2017 berikut tabel pesanan yang dikerjakan secara bersamaan :

Tabel 4.9

Pesanan Yang Dikerjakan Pada Periode 3 – 15 Februari 2017

Tanggal 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Desain 

Produksi       

No. Jenis Bahan Baku Jumlah Pemakaian

Harga

1. Desain

Amplas 5lembar Rp. 30.250 Woodstain ( plitur ) 2 kaleng Rp. 130.500 2. Produksi

Kayu Jati 3balok Rp. 7.558.300 Kayu Mahoni 2 balok Rp. 2.416.600 Kayu Sonokeling 2 balok Rp. 1.510.400

Gambar

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual
Gambar 4.1 :   Struktur Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengumpulan biaya produksi ada dua metode yang dapat digunakan perusahaan yaitu metode harga pokok proses dan metode harga pokok pesanan.. Jika perusahaan melakukan

Pengumpulan biaya produksi dalam metode harga pokok pesanan umumnya menggunakan dua macam cost system yaitu biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung berdasarkan

1) Biaya produksi barang dikumpulkan untuk setiap pesanan sehingga perhitungan total biaya produksi barang dihitung pada saat pesanan selesai. 2) Pengumpulan biaya

“Metode harga pokok pesanan adalah cara penentuan harga pokok produksi dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk

Jika metode penentuan harga pokok produk dengan variable costing atau direct costing digunakan oleh perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan ,maka sistim

PENGGUNAAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN HARGA JUALi. PADA PERUSAHAAN

Analisis data dapat dikelompokkan menjadi analisis kuantitatif dan kualitatif, yaitu membandingkan hasil perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode

“Metode harga pokok pesanan adalah cara penentuan harga pokok produksi dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk