• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang – lambang yang bermakna bagi kedua belah pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seseorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu

yang diharapkan.1

Komunikasi juga adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan,

informasi dari seseorang ke orang lain.2

Tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi : pentransferan makna di antara anggota anggotanya. Hanya lewat pentransferan makna dari satu orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat di hantarkan. Tetapi komunikasi itu lebih dari sekedar

menanamkan makna tetapi harus juga di pahami.3

Sedangkan fungsi komunikasi adalah :4

1Onong Uchana Effendi, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. P.T Citra Aditya Bakti. Bandung, 2000, 2

T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE UGM, Yogyakarta, 2002, hal. 30 3

Robins, Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi, Erlangga, Jakarta, 2002, hal.10 4Ibid

(2)

1. Kendali : komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.

2. Motivasi : komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.

3. Pengungkapan emosional : bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.

4. Informasi : komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai

pilihan-pilihan alternative.5

Sosiologi :Kata sosiologi berasal dari sofie, yaitu bercocok tanam atau bertaman, kemudian berkembang menjadi sosius, dalam bahasa latin yang berarti teman, kawan. Berkembang lagi menjadi kata sosial, artinya berteman, bersama, berserikat.

Secara khusus kata sosial maksud nya adalah hal hal mengenai berbagai kejadian dalam dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan selanjutnya dengan pengertian itu untuk

dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama.6

5

Ibid., hal. 310-311

(3)

Dengan kata lain menurut Hassan Shadily, sosiologi adalah ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau mayarakat (tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakatnya), dengan ikatan ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan, atau agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau

yang di sebut kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupan.7

Pitirin Sorokin mengemukakan sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:8

a) Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.

b) Hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial (misalnya : gejala geografis, biologis dan sebagainya);

c) Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.

Roucek dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang

mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.9

William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkoff Sosiologi adalah penelitian secara

ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.10

2.1.2 Komunikasi Verbal

7Ibid, hal. 2 8

Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raya Grafindo Persada, Jakarta, 2003 9

Ibid., 19

(4)

Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan yang ada untuk setiap bahasa yaitu fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatis.

2.1.3 Komunikasi Non Verbal

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.

2.1.4 Kepemimpinan Vroom and Yetton

Ada 3 (tiga) mitos yang berkembang di masyarakat, yaitu mitos the Birthright, the

For All – Seasons, and the Intensity. Mitos the Birthright berpandangan bahwa pemimpin

itu dilahirkan bukan dihasilkan (dididik). Mitos ini berbahaya bagi perkembangan regenerasi pemimpin karena yang dipandang pantas menjadi pemimpin adalah orang yang memang dari sananya dilahirkan sebagai pemimpin, sehingga yang bukan dilahirkan sebagai pemimpin tidak memiliki kesempatan menjadi pemimpin Mitos the For All –

Seasons berpandangan bahwa sekali orang itu menjadi pemimpin selamanya dia akan

(5)

pada satu situasi dan kondisi tertentu belum tentu sama dengan situasi dan kondisi lainnya.

Mitos the Intensity berpandangan bahwa seorang pemimpin harus bisa bersikap tegas dan

galak karena pekerja itu pada dasarnya baru akan bekerja jika didorong dengan cara yang keras.

Secara umum atribut personal atau karakter yang harus ada atau melekat pada diri seorang pemimpin adalah:

1. Mumpuni, artinya memiliki kapasitas dan kapabilitas yang lebih balk daripada orang-orang yang dipimpinnya.

2. Juara, artinya memiliki prestasi baik akademik maupun non akademik yang lebih baik dibanding orang-orang yang dipimpinnya.

3. Tangung jawab, artinya memiliki kemampuan dan kemauan bertanggung jawab yang lebih tinggi dibanding orang-orang yang dipimpinnya.

4. Aktif, artinya memiliki kemampuan dan kemauan berpartisipasi sosial dan melakukan sosialisasi secara aktif lebih balk dibanding oramg-orang yang dipimpinnya, dan

5. Walaupun tidak harus, sebaiknya memiliki status sosial ekonomi yang lebih tinggi

Path Goal Theory Dasar teori ini adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk

membantu anggotanya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk memberi arah dan dukungan atau keduanya yang di butuhkan untuk menjamin tujuan mereka sesuai dengan tujuan kelompok atau organisasi secara keseluruhan. Istilah path goal ini datang dari keyakinan bahwa pemimpin yang efektif memperjelas jalur untuk membantu anggotanya dari awal sampai ke pencapaian tujuan mereka, dan menciptakan penelusuran di sepanjang jalur yang lebih mudah dengan mengurangi hambatan dan pitfalls.

(6)

Model path goal menganjurkan bahwa kepemimpinan terdiri dari dua fungsi dasar

1. Fungsi pertama : memberi kejelasan alur

2. Fungsi kedua : meningkatkan jumlah hasil bawahannya

Empat perbedaan gaya kepemimpinan dijelaskan dalam model path-goal sebagai berikut

1. Kepemimpinan Pengarah (Directive Leadership)

Pemimpinan memberitahukan kepada bawahan apa yang diharapkan dari mereka, memberitahukan jadwal kerja yang harus disesuaikan dan standar kerja, serta memberikan bimbingan/arahan secara spesifik tentang cara-cara menyelesaikan tugas tersebut, termasuk di dalamnya aspek perencanaan, organisasi, koordinasi dan pengawasan.

2. Kepemimpinan Pendukung (Supportive Leadership)

Pemimpin bersifat ramah dan menunjukkan kepedulian akan kebutuhan bawahan. Ia juga memperlakukan semua bawahan sama dan menunjukkan tentang keberadaan mereka, status, dan kebutuhan-kebutuhan pribadi, sebagai usaha untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang menyenangkan di antara anggota kelompok.

(7)

3. Kepemimpinan partisipatif (Participative Leadership)

Pemimpin partisipatif berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran-saran dan ide mereka sebelum mengambil suatu keputusan. Kepemimpinan partisipatif dapat meningkatkan motivasi kerja bawahan.

4. Kepemimpinan Berorientasi Prestasi (Achievement Oriented Leadership)

Gaya kepemimpinan dimana pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi semaksimal mungkin serta terus menerus mencari pengembangan prestasi dalam proses pencapaian tujuan tersebut.

Model kepemimpinan path-goal berusaha meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam berbagai situasi. Menurut model ini, pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan pengikutnya..

Model path-goal menjelaskan bagaimana seorang pimpinan dapat memudahkan bawahan melaksanakan tugas dengan menunjukkan bagaimana prestasi mereka dapat digunakan sebagai alat mencapai hasil yang mereka inginkan. Model path-goal juga mengatakan bahwa pimpinan yang paling efektif adalah mereka yang membantu bawahan mengikuti cara untuk mencapai hasil yang bernilai tinggi. Sehingga ketergantungan terhadap pemimpin cukup jelas arahnya.

Begitupun pergaulan di Masyarakat, ketergantungan terhadap pemimpin menjadi poin penting dalam sosial kehidupan bermasyarakat.

(8)

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :

1. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.

2. Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing,

directing, commanding, controling, dsb.

Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Hadari Nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan berhubungn langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu Pemimpin harus berusaha agar

menjadi bagian didalam situasi sosial keiompok atau organisasinya.11

Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki dua dimensi yaitu:

1. Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktifitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinya.

2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.

Sehubungan dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:

11

Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang. Kompetitif. Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2005, hal. 74

(9)

1. Fungsi Instruktif.

Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.

2. Fungsi konsultatif.

Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.

3. Fungsi Partisipasi.

Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.

(10)

4. Fungsi Delegasi

Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuay atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan ssorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.

5. Fungsi Pengendalian.

Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.

Kemudian menurut Yuki (1998) fungsi kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi dan mengarahkan karyawan untuk bekerja keras, memiliki semangat tinggi, dan memotivasi

tinggi guna mencapai tujuan organisasi.12

Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu atau kelompok dalam organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian sasaran.

(11)

Dengan demikian, inti kepemimpinan bukan pertama-tama terletak pada kedudukannya dalam organisasi, melainkan bagaimana pemimpin melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin.

Fungsi kepemimpinan yang hakiki adalah :

1. Selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha untuk pencapaian tujuan

2. Sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak luar.

3. Sebagai komunikator yang efektif.

4. Sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.

Fungsi pokok pemimpin adalah :

1. Memberikan kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan oleh anggotanya. 2. Mengawasi, mengendalikan dan menyalurkan perilaku anggota yang dipimpin

3. Bertindak sebagai wakil kelompok dalam berhubungan dengan dunia luar.

Fungsi kepemimpinan itu pada pokoknya adalah menjalankan wewenang kepemimpinan, yaitu menyediakan suatu sistem komunikasi, memelihara kesediaan bekerja sama dan menjamin kelancaran serta keutuhan organisasi atau perusahaan. Fungsi-fungsi kepemimpinan meliputi kegiatan dan tindakan sebagai berikut:

a. Pengambilan keputusan b. Pengembangan imajinasi

c. Pendelegasian wewenang kepada bawahan d. Pengembangan kesetiaan para bawahan

e. Pemrakarsaan, penggiatan dan pengendalian rencana-rencana

(12)

g. Pelaksanaan keputusan dan pemberian dorongan kepada para pelaksana h. Pelaksanaan kontrol dan perbaikan kesalahan-kesalahan

i. Pemberian tanda penghargaan kepada bawahan yang berprestasi

j. Pertanggungjawaban semua tindakan

2.1.5 Pemimpin Dalam Budaya

Ada beberapa teori yang bisa diangkat terkait kepemimpinan dalam prespektif budaya di antaranya :

1. Teori Kepemimpinan Implisit (ILT) yang menegaskan bahwa asumsi masyarakat, stereotip (Stereotip adalah keyakinan bahwa dapat diadopsi tentang tipe tertentu dari individu atau cara-cara tertentu dalam melakukan sesuatu, tapi keyakinan yang mungkin atau mungkin tidak secara akurat mencerminkan realitas), kepercayaan dan skema mempengaruhi sejauh mana mereka melihat seseorang sebagai pemimpin yang baik. Karena orang lintas budaya cenderung memegang keyakinan implisit yang berbeda, skema dan stereotip, akan terlihat wajar bahwa kepercayaan yang mendasari mereka dalam apa yang membuat seorang pemimpin yang baik berbeda lintas budaya (Javidan et al, 2006;..Brodbeck et al,2000).

2. Teori Kepemimpinan Paternalistik

Paternalistik kepemimpinan menggabungkan disiplin yang kuat dan otoritas dengan kebijakan kebapakan dan itegritas moral ditulis dalam suasana personalistik (Farh & Cheng, 2000,hal. 94). Pada intinya kepemimpinan Paternalistik mengacu pada hubungan hirartkis dimana pemimpin mengambil kepentingan pribadi dalam kehidupan pekerja

(13)

profesional dan pribadi dengan cara yang menyerupai orang tua, dan mengharapkan loyalitas dan rasa hormat sebagai imbalan (Gelfand, Erez, & Aycan, 2007)

2.1.6 Gaya Komunikasi

Berbicara tentang gaya komunikasi maka kita akan membahas tentang kepribadian diri seseorang yang dalam hal ini pimpinan yang tentunya akan berkaitan erat dengan motivasi kerja bawahan itu sendiri dalam konteks komunikasi organisasi. Melalui suatu gaya komunikasi, maka pimpinan akan menciptakan suatu sikap yang tentu saja bersifat postif. Misalkan saja dalam suatu organisasi terdapat pimpinan yang bersifat demokratis dan yang lainnya bersifat otoritas. Pimpinan yang demokratis tentu saja akan bersifat terbuka baik di dalam memberikan informasi maupun menerima berbagai pendapat, ide ataupun saran, tanpa mempertimbangkan jenjang jabatan secara formal, sementara pimpinan otoriter justru melakukan hal yang sebaliknya. Tentu saja hal tersebut akan menciptakan dampak yang berbeda terhadap bawahan yang terdapat di dalam organisasi itu sendiri dan dampak terbesar tentunya yang berhubungan dengan motivasi kerja.

Dalam praktek komunikasi sehari-hari pada dasarnya terdapat banyak gaya komunikasi namun esensi utama yang dikemukakan oleh Alo Liliweri yakni sebagai berikut:

1) Emotive style, yang menggambarkan gaya komunikasi seseorang selalu aktif namun

lembut, mengambil inisiatif sosial, merangkum dengan, menyatakan pendapat secara emosional.

(14)

2) Director style, yang menyampaikan pendapatnya sebagai orang sibuk, kadang-kadang mengirimkan informasi tetapi tidak memandang orang lain, yang tampil dengan sikap serius dan suka mengawasi orang lain.

3) Reflektive style, yang suka mengontrol ekspresi emosi mereka, yang menunjukkan pilihan tertentu dan memerintah, cenderung menyatakan pendapat dengan terukur, dan melihat kesulitan yang harus kita ketahui.

4) Supportive style, yang diam dan tenang penuh perhatian, melihat orang dengan perhatian penuh, cenderung menghindari kekuasaan, dan dia membuat keputusan dengan

mempertimbangkan semua pihak.13

Pada teori kepemimpinan situasional dikemukakan empat gaya komunikasi, yaitu:

1) Gaya memberitahu (telling), tugas berat, hubungan lemah. Gaya ini ditandai oleh komunikasi satu arahm di sini pemimpin menentukan peranan anak buah dan memberitahu apa, di mana, kapan, dan bagaimana cara mengerjakan berbagai macam tugas.

2) Gaya mempromosikan (selling). Tugas berat hubungan kuat. Gaya ini ditandai oleh usaha melalui komunikasi dua arah, meskipun hampir semua pengaturan dilakukan oleh pimpinan. Pimpinan juga menyediakan dukungan sosioemosional supaya anak buah turut bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan.

3) Berpartisipasi (participating). Hubungan kuat, tugas berat. . Gaya ini ditandai oleh pemimpin dan anak buah yang bersama-sama terlibat dalam pembuatan keputusan melalui komunikasi dua arah yang sebenarnya. Pemimpin lebih banyak terlibat dalam pemberian

(15)

kemudahan karena anak buahnya memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk menyelesaikan tugas.

4) Gaya mewakilkan (delegating). Hubungan lemah, tugas ringan. . Gaya ini ditandai oleh pemimpin yang membiarkan anak buahnya bertanggung jawab atas keputusan-keputusan mereka. Pemimpin mewakilkan keputusan kepada anak buahnya, karena mereka mempunyai tingkat kesiapan yang tinggi, bersedia, serta mampu bertanggung jawab untuk

mengatur perilaku mereka sendiri.14

Pada dasarnya dari keempat gaya komunikasi tersebut, masing-masing memilki esensi yang berbeda-beda yakni bersifat mendukung, memerintah, mengkoordinasi, terbuka dan juga memotivasi, yang sesuai dengan realitas kepribadian seseorang pada umumnya.

2.1.6 Gaya Gaya Kepemimpinan

Menurut Dra. Kartini Kartono (Permadi,2010:16) seorang pemimpin akan di

katakan pemimpin kalau sudah memiliki syarat – syarat sebagai berikut :15

1. Kekuasan

Ialah kekuatan, oboritas dan legalitas yang memberi wewenang kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakan bawahannya untuk berbuat sesuatu.

2. Kewibawaan

14

R Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Remaja

Rosdakarya, Bandung, 2005, hal. 286-287

(16)

Ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang mampu “membawani” atau mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada pemimpin dan berusaha melakukan perbuatan – perbuatan tertentu.

3. Kemampuan

Ialah segala daya, kesanggupan kekuatan dan kecakapan keterampilan teknis maupun sosial yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota bisa.

Gaya kepemimpinan menurut McGregor (1967) menentukan dua prangkat asumsi

atau pendapat bipolar yang cenderung dipakai oleh para pemimpin mengenai orang lain.16

1. Gaya kepemimpinan Nabi Muhammad17

Nabi Muhammad memiliki gaya kepemimpinan yang mengedepankan sikap jujur dan ahlak yang luhur dalam kepemimpinannya. Karena hal itu lah dalam waktu kurang 23 tahun Nabi Muhammad berhasil membuat masyarakat jahiliyah yang dungu dan bodoh menjadi masyarakat yang maju dan berpendidikan tinggi. Dari bangsa yang tidak di kenal sejarah menjadi bangsa yang menentukan sejarah.

2. Gaya kepemimpinan Umar Ibnu khaththab

Bagi Seorang Umar, jabatan bukan suatu kebanggan, pemerintah adalah pelayan rakyat (Saydul qaumi khadimuhum) merupakan ungkapan yang sering di ucapakan Umar.

Karena itu umar sering turun langsung ke bawah, untuk menemukan hal hal yang memerlukan bantuan, tidak jarang ia melakukan fungsi pelayanan pribadi.

Ada beberapa hal yang juga di lakukan Umar selama masa kepemimpinannya :

1) Pemerintahan yang bersih

16

McGregor, Douglas, The Human Side of Enterprise. New York: McGraw-Hill, 1997 17K Permadi, loc.cit.,

(17)

Untuk membangun pemerintahan yang bersih, umar sangat berhati hati mengangkat pejabat. Suatu ketika umar pernah menolak calon pejabat, ketika ada yang bertanya kenapa umar menolak, umar menjawab “aku menghendaki seorang walaupun tak punya jabatan tampak kepemimpinannya dan sebaliknya walaupun punya jabtan tetap merakyat. 2) Ketat terhadap keluarga

Referensi

Dokumen terkait

meningkatnya konversi lahan hutan dan perairan untuk aktivitas pertanian (yang direncanakan maupun liar),. serta pertambangan dan eksploitasi

Orientasi organisasi dilakukan melalui pemberian materi dalam rangka pengenalan Orientasi organisasi dilakukan melalui pemberian materi dalam rangka

Menurut Dewi (2015), Penilaian Tindakan Kelas ialah upaya yang dilakukan secara terencana dan sistematis dengan melakukan refleksi terhadap praktik selanjutnya

keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Apabila penutur bahasa itu adalah kelompok yang homogen, baik etnis, status sosial, maupun lapangan pekerjaannya, maka variasi atau

percaya, ketika melakukan ritual-ritual tertentu, arwah nenek moyang masuk ke dalam wayang sehingga mereka bisa berkomunikasi dengan arwah-arwah nenek moyang mereka.

Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh gambaran secara lebih mendalam tentang "Peranan keluarga daiam menumbuhkan motivasi belajar berusaha yang dilakukan daiam

Departemen Agama Repub lik Indonesia , selanjutnya di sebut sebagai DEPAG, Dan Yayasan Makkah Almukarramah yang didi rikan dengan keputusan Menteri Dalam Negeri

Rencana Kerja Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 merupakan agenda tahunan Kecamatan Ranah Pesisir yang akan dilaksanakan pada Tahun 2016 dalam