• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kata kunci : Pemahaman Konsep, Alat Peraga Dakon Matematika.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kata kunci : Pemahaman Konsep, Alat Peraga Dakon Matematika."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA DAKON MATEMATIKA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MATERI

BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SUMBER III NO. 162 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh : Anif Pujiati

Dr. Hera Heru S. S., M.Pd.

Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta, Juli 2017

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan alat peraga Dakon Matematika terhadap pemahaman konsep matematika materi bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Sumber III No. 162 Surakarta.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Populasi yang digunakan adalah siswa kelas IV di SD Negeri Sumber III No. 162 Surakarta yang berjumlah 32 siswa. Semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, sehingga teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah paired sample t-test.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa -thitung= -16,293 kurang dari

-ttabel= -2,039 dalam taraf signifikan 5%. Dengan demikian hipotesis yang

menyatakan “ada pengaruh penggunaan alat peraga Dakon Matematika terhadap pemahaman konsep matematika materi bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Sumber III No.162 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017” terbukti kebenarannya dan dapat diterima.

(2)

2 PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Di bidang pendidikan, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting di berbagai sekolah mulai dari sekolah tingkat dasar hingga sekolah tingkat atas. Namun kenyataan yang ada di lapangan, banyak problematika yang dihadapi oleh para siswa khususnya pada sekolah dasar mengenai mata pelajaran matematika. Problematika yang dihadapi tersebut pada umumnya sama. Bagi siswa, matematika adalah mata pelajaran yang tidak menarik, membosankan, bahkan ada yang mempunyai anggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang menakutkan. Selain itu, memahami materi pembelajaran yang dianggap sulit bagi siswa juga menjadi problematika matematika yang sering dijumpai. Dalam hal ini kreatifitas guru dalam penyampaian materi pembelajaran sangat dibutuhkan.

Problematika di atas juga dialami pada SD Negeri Sumber III No. 162 Surakarta khususnya bagi siswa kelas IV. Berdasarkan hasil pengamatan awal (pra-survey) pada

23 November 2016, dari sejumlah 32 siswa sebagian besar dari mereka menganggap bahwa mata pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sulit dipahami serta masih banyak siswa memiliki nilai yang masih berada di bawah kriteria kentutasan minimal (KKM) pada saat guru mengadakan ulangan harian. Hal ini terjadi karena pada saat pembelajaran, guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yang mengakibatkan siswa menjadi gaduh dan kurang memperhatikan pembelajaran matematika yang disampaikan oleh guru dan pada akhirnya kurang memahami konsep pembelajaran matematika.

Siswa sekolah dasar pada dasarnya masih memiliki pola pikir yang masih abstrak. Maka dari itu mereka memerlukan pengalaman-pengalaman yang konkret agar lebih mudah memahami suatu hal. Untuk anak-anak yang taraf berpikirnya masih berada pada tingkat konkret, maka semua yang diamati, dicium, dilihat, dan didengarakan kurang berkesan jika sesuatu itu hanya diceritakan. Begitu pula dalam

(3)

3 pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran matematika. Siswa akan merasa bingung apabila seorang guru hanya memaparkan penjelasannya pada papan tulis. Untuk itu, dibutuhkan suatu alat peraga yang dapat digunakan untuk menjelaskan materi pembelajaran agar lebih mudah dipahami siswa. Pada pembelajaran matematika materi bilangan bulat, Dakon Matematika dapat dijadikan sebagai alat peraga dalam penyampaian materi pembelajaran.

Melalui penggunaan Dakon Matematika, rasa penasaran siswa terhadap alat peraga tersebut akan timbul, yang selanjutnya akan menumbuhkan minat belajar siswa terhadap materi pembelajaran yang akan diajarkan. Selain itu, siswa akan lebih memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru dengan menerapkan alat peraga Dakon Matematika. Melalui penerapan alat peraga tersebut dalam pembelajaran matematika, siswa diharapkan lebih memahami konsep matematika khususnya pada materi bilangan bulat karena siswa dapat memperagakan materinya secara langsung.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Moh Fauziddin (2015) yang berjudul “Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pencapaian Konsep Dengan Bantuan Alat Peraga Dakon Bilangan Pada Materi KPK Dan FPB Kelas IV SDN 001 Petapahan Kecamatan Tapung” menyimpulkan bahwa penerapan model pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga dakon bilangan pada materi kelipatan dan faktor bilangan, kelipatan dan faktor persekutuan dua bilangan, kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) suatu bilangan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 001 Pulau pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/ 2016.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diteliti tentang “Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Dakon Matematika terhadap Pemahaman Konsep Matematika Materi Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sumber III No. 162 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017”.

(4)

4 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Siswa kurang menyukai mata

pelajaran matematika.

2. Guru kurang memanfaatkan alat peraga pada proses pembelajaran matematika.

3. Hasil belajar matematika siswa rendah karena kurangnya pemahaman konsep siswa pada materi yang diajarkan.

Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada masalah pengaruh penggunaan alat peraga Dakon Matematika terhadap pemahaman konsep matematika materi bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Sumber III No. 162 Surakarta.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan peneliti adalah: “Apakah ada pengaruh penggunaan alat peraga Dakon Matematika terhadap

pemahaman konsep matematika materi bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Sumber III No. 162 Surakarta?”

Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat peraga Dakon Matematika terhadap pemahaman konsep matematika materi bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Sumber III No. 162 Surakarta.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Menambah referensi di bidang pendidikan, terutama dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa melalui penggunaan alat peraga Dakon Matematika.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

Meningkatkan pemahaman konsep siswa khususnya pada pembelajaran matematika mengenai materi yang diajarkan.

(5)

5 b. Bagi guru

Memberikan masukan kepada guru untuk selalu kreatif dan inovatif dan melaksanakan pembelajaran, salah satunya melalui penggunaan alat peraga Dakon Matematika.

c. Bagi sekolah

Termotivasi untuk melengkapi alat peraga yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Selain itu, dapat memberikan masukan yang positif untuk mengoptimalkan penggunaan alat peraga.

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sumber III No. 162 Surakarta, Provinsi Jawa Tengah dan dilaksanakan pada bulan Desember 2016 - Mei 2017.

Bentuk dan Strategi Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2014:107) metode eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian

pre-test dan post-pre-test dengan analisis data

rumus paired sample t- test.

Populasi, Sample, dan Sampling 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:117). Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dari penelitian in adalah seluruh siswa kelas IV di SD Negeri Sumber III No. 162 Surakarta.

2. Sampel

Sugiyono (2014:118) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki siswa oleh populasi tersebut. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Sumber III No. 162 Surakarta.

(6)

6 3. Sampling

Menurut Sugiyono (2014:118) teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Teknik sampling jenuh adalah teknik pengumpulan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono 2014:124).

Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam dalam penelitian ini adalah Penggunaan Alat Peraga Dakon Matematika. 2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pemahaman Konsep Matematika Materi Bilangan Bulat.

Teknik Pengumpulan Data 1. Tes

Tes ialah seperangkat rangsangan (stimul) yang diberikan kepada seseorang

dengan maksud untuk

mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Paizaluddin dan Ermalinda, 2014:131). Tes yang dilakukan berupa pre-test dan post-test.

Pre-test digunakan untuk mengetahi

kemampuan awal siswa sebelum masuk pada materi dan sebelum mendapat perlakuan. Sedangkan

post-test digunakan untuk

mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan treatment atau perlakuan. Jenis tes yang peneliti gunakan dalam penelitian ini berupa soal isian singkat. Soal tes yang akan digunakan untuk

pre-test dan post-pre-test sama.

2. Wawancara

Sugiyono (2014:194) menyatakan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

(7)

7 dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan wawancara terhadap wali kelas IV SDN Sumber III No. 162 Surakarta. Instrumen wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai fakta-fakta permasalahan yang terjadi di sekolah tersebut.

Zainal Arifin (2013) mengungkapkan beberapa tujuan wawancara yaitu sebagai berikut: a. Untuk memperoleh informasi

secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu. b. Untuk melengkapi suatu

penyelidikan ilmiah.

c. Untuk memperoleh data agar dapat memengaruhi situasi atau orang tertentu.

3. Dokumentasi

Paizaluddin dan Ermalinda (2014:135) menyatakan bahwa data yang diperoleh dari dokumen ini bisa digunakan untuk melengkapi bahkan memperkuat data dari hasil wawancara dan

observasi, dan kemudia dianalisa dan ditafsirkan. Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti menggunakan teknik dokumentasi berupa transkrip nilai guru pada mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri Sumber III No. 162 Surakarta yang digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum menggunakan alat peraga Dakon Matematika, RPP dan silabus digunakan untuk membuat kisi-kisi instrument tes.

Uji Coba/Validitas Data 1. Uji Validitas

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:153) validitas

menunjukkan ketepatan

pengumpulan data, atau data yang dikumpulkan memang benar-benar yang ingin diperoleh peneliti. Adapun untuk mencari validitas tersebut menggunakan rumus Korelasi Biserial, sebagai berikut:

Keterangan:

r

pbi = koefisien korelasi

(8)

8 Mp = rerata skor dari

subjek yang

menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya. Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari

skor total proporsi p = proporsi siswa yang

menjawab benar

p =

q = proporsi siswa yang menjawab salah (q= 1-p)

(Suharsimi Arikunto, 2012:93)

Adapun kriteria untuk menentukan apakah item itu valid atau tidak yakni apabila rhitung >

rtabel maka item soal dinyatakan

valid, sedangkan apabila rhitung<

rtabel maka item soal tersebut

dinyatak tidak valid. 2. Uji Reliabilitas

Suharsimi Arikunto (2012:100) menyatakan bahwa reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan, suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf

kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Sugiyono (2014:172) juga menyatakan bahwa hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

Dalam penelitian ini untuk menguji reliabilitas suatu instrumen, peneliti menggunakan rumus K-R.20, rumusnya adalah sebagai berikut: ( )( ∑ ) Dimana: = reabilitas tes secara keseluruhan p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p) ∑pq= jumlah hasil perkalian

banyaknya siswa yang benar Jumlah seluruh siswa

(9)

9 antara p dan

q

N = banyaknya item s = standar deviasi dari

tes (standar deviasi adalah akar varians)

(Suharsimi Arikunto, 2012:115)

Untuk mengetahui kriteria reliabilitasi soal, maka hasil perhitungan dari r11 diatas

kemudian dibandingkan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi dari Sugiyono (2014:257), sebagai berikut: Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat 3. Daya Beda

Menurut Suharsimi Arikunto (2012: 226) menyatakan bahwa “daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)”. Daya pembeda dari setiap soal

ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2012: 228) Keterangan:

J = jumlah peserta tes = banyaknya peserta

kelompok atas = banyaknya peserta

kelompok bawah

= banyaknya peserta

kelompok atas yang

menjawab soal itu dengan benar.

= banyaknya peserta

kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar.

= proporsi peserta

kelompok atas yang menjawab benar.

= proporsi

peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

(10)

10 Data yang diklarifikasikan dengan pedoman sebagai berikut:

D = 0,00 – 0,20 : jelek D = 0,21 – 0,40 : cukup D = 0,41 – 0,70 : baik D = 0,71 – 1,00 : baik sekali (Suharsimi Arikunto, 2012 : 232)

4. Tingkat Kesukaran Soal

Suharsimi Arikunto (2012: 222) mengemukakan bahwa “soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar”. Rumus yang digunakan untuk menentukkan tingkat kesukaran adalah:

(Suharsimi Arikunto, 2012: 223) Keterangan: P = indeks kesukaran. B = banyaknya siswa yang

menjawab soal itu dengan benar.

= jumlah seluruh siswa peserta tes.

Indeks kesukaran soal tes diklarifikasikan sebagai berikut: P = 0,00 – 0,30 = soal sukar

P = 0,31 – 0,70 = soal sedang P = 0,71 – 1,00 = soal mudah (Suharsimi Arikunto, 2012 : 225)

Hasil Uji Coba Instrumen a. Hasil Uji Validitas

Setelah instrumen di uji cobakan dan dianalisis menggunakan rumus korelasi biserial dengan bantuan Microsoft

Excel, diketahui bahwa dari

sejumlah 25 item pertanyaan mengenai materi Bilangan Bulat terdapat 20 item yang dinyatakan valid. Sedangkan 5 item lainnya dinyatakan tidak valid yaitu pada item nomor 7,10,19,20 dan 25. Berdasarkan hasil tersebut, maka item pertanyaan yang bisa digunakan untuk mengukur pemahaman konsep bilangan bulat pada siswa yaitu sebanyak 20 item. b. Hasil Uji Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas variabel pemahaman konsep Bilangan Bulat menggunakan rumus K-R.20 dengan bantuan Microsoft Excel dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh r11 = 0,702 sehingga

(11)

11 mempunyai tingkat reliabilitas yang kuat karena nilai r11 berada

pada interval 0,60 – 0,799. c. Hasil Uji Daya Beda

Berdasarkan hasil

perhitungan daya beda pada uji coba instrument tes dengan bantuan Microsoft Excel, diperoleh informasi bahwa klarifikasi soal dengan kategori jelek sebanyak 5 soal yaitu nomor 7, 10, 19, 20, dan 25. Kategori cukup sebanyak 13 soal yaitu pada nomor 2, 3, 5, 6, 8, 13, 14, 16, 17, 21, 22, 23, dan 24. Dan soal dengan kategori baik sebanyak 7 soal yaitu nomor 1, 4, 9, 11, 12, 15, dan 18.

d. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran menunjukkan bahwa dari 25 butir soal yang diuji cobakan terdapat 6 soal tergolong kategori mudah yaitu pada soal nomor 2, 6, 7, 8, 9, dan 23. Soal dengan kategori sedang sebanyak 17 soal yaitu pada nomor 1, 2, 4, 5, 6, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 24, dan 25. Sedangkan soal dengan kategori sukar sebanyak 2 soal yaitu nomor 10 dan 20.

Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas dengan Teknik

Kolmogorov-Smirnov

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel dari populasi yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini

menggunakan teknik

Kolmogorov-Smirnov dengan

kriteria apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi normal, tetapi apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal.

2. Uji Hipotesis

Tahapan ini dilakukan untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, maka analisa dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Oleh karena itu untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat peraga Dakon Matematika terhadap pemahaman konsep matematika materi bilangan bulat pada siswa

(12)

12 kelas IV SD Negeri Sumber III No.162 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017 dilakukan dengan

pre-test dan post-test. Pre-test

dilakukan untuk mengetahui kondisi awal sebelum dilakukan pembelajaran dengan menerapkan alat peraga Dakon Matematika. Sedangkan post-test dilakukan untuk mengetahui pengaruh alat peraga Dakon Matematika. Berdasarkan hasil pre-test dan

post-test tersebut kemudian

dilakukan uji hipotesis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data untuk menguji hipotesis dengan bantuan SPSS 16 dengan rumus paired

sample t-test, yaitu:

√ ∑

( )

Keterangan:

t = t-test

MD = mean defferences atau perbedaan dua mean ∑d2

= deviasi individual atau perbedaan dua mean N = jumlah subjek d.b = derajat kebebasan

(Fadjeri, 2011:44)

Adapun kriteria yang dijadikan patokan untuk menentukan pengambilan keputusan yakni apabila thitung ≤

ttabel atau –thitung ≥ -ttabel maka

dinyatakan bahwa tidak ada pengaruh penggunaan alat peraga Dakon Matematika terhadap pemahaman konsep matematika materi bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Sumber III No.162 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017. Sedangkan apabila thitung ≥ ttabel atau –thitung ≤ -ttabel

maka dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh penggunaan alat peraga Dakon Matematika terhadap pemahaman konsep matematika materi Bilangan Bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Sumber III No.162 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017. Selain itu dapat juga dengan cara melihat hasil signifikansi. Apabila signifikansi > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan

hasil signifikansi ≤ 0,05 maka H0

ditolak. H0 mempunyai arti bahwa

tidak ada pengaruh pemahaman konsep matematika siswa sebelum dan sesudah menggunakan alat peraga Dakon Matematika,

(13)

13 sedangkan Ha mempunyai arti

bahwa ada pengaruh pemahaman konsep matematika siswa sebelum dan sesudah menggunakan alat peraga Dakon Matematika.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis data statistik mengenai Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Dakon Matematika terhadap Pemahaman Konsep Matematika Materi Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sumber III No.162 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017 di atas, diperoleh –thitung yaitu sebesar

-16,293, selanjutnya –thitung tersebut

dibandingkan dengan –ttabel dengan

d.b = (N-1) jadi (32-1) = 31 dalam taraf signifikan 5% yaitu -2,039. Jadi dapat disimpulkan bahwa –thitung

kurang dari –ttabel atau 16,293 <

-2,039.

Berdasarkan hasil analisis di atas, maka hipotesis yang menyatakan “Ada Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Dakon Matematika terhadap Pemahaman Konsep Matematika Materi Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sumber III No.

162 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017” terbukti kebenarannya pada taraf signifikan 5% karena H0

ditolak dan Ha diterima.

Pembahasan Hasil Analisis Data Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat dinyatakan bahwa “Ada Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Dakon Matematika terhadap Pemahaman Konsep Matematika Materi Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sumber III No. 162 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017”. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan alat peraga

Dakon Matematika mampu

membantu siswa dalam memahami konsep matematika khususnya pada materi bilangan bulat.

Di SD Negeri Sumber III No.162 Surakarta sebelumnya pada proses pembelajaran matematika khususnya pada materi bilangan bulat kelas IV belum menggunakan alat peraga Dakon Matematika sehingga siswa menganggap bahwa pelajaran matematika terlalu sulit dan membosankan. Banyak pula siswa yang menjadi kurang antusias dalam

(14)

14 mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Hal tersebut tentu akan menghambat siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan. Akan tetapi, setelah menggunakan alat peraga Dakon Matematika dalam proses pembelajaran ternyata ada pengaruhnya terhadap pemahaman konsep siswa mengenai materi bilangan bulat. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pre-test siswa sebelum menggunakan alat peraga

Dakon Matematika yang

menunjukkan nilai terendah yaitu 55 dan nilai tertinggi 80, sedangkan hasil

post-test setelah menggunakan alat

peraga Dakon Matematika menunjukkan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 95.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan alat peraga Dakon Matematika dapat mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa pada materi bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Sumber III No.162 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017 diperoleh diperoleh –thitung yaitu sebesar

-16,293, selanjutnya hasil –thitung

tersebut dibandingkan dengan –ttabel

dengan d.b = (N-1) jadi (32-1) = 31

dalam taraf signifikan 5% yaitu -2,039. Jadi dapat disimpulkan bahwa –thitung kurang dari –ttabel atau -16,293

< -2,039.

Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna, dikarenakan penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain: 1. Alat peraga Dakon Matematika

yang digunakan peneliti selama melaksanakan penelitian tidak berdasarkan jumlah siswa. Hal ini dikarenakan keterbatasan peneliti dalam membuat alat peraga Dakon Matematika.

2. Hasil penelitian ini hanya berlaku untuk siswa kelas IV SD Negeri Sumber III No.162 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017 dan tidak berlaku pada kelas lain atau sekolah lain.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan paired sample

(15)

15 sebesar 16,293. Selanjutnya nilai -thitung tersebut dibandingkan dengan

-ttabel dengan db = (N-1) = (32-1) = 31

pada taraf signifikan 5% yaitu -2,039. Berdasarkan hasil analisis yang sudah dihitung dengan bantuan SPSS 16, diperoleh hasil -thitung sebesar

-16,293 kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan -ttabel yaitu

sebesar -2,039 yang berarti -thitung <

-ttabel atau -16,293 < -2,039.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis “ada pengaruh penggunaan alat peraga Dakon Matematika terhadap pemahaman konsep matematika materi bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Sumber III No.162 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017” diterima kebenarannya pada taraf signifikan 5%.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Sebaiknya guru menggunakan alat peraga yang tepat agar dapat

memudahkan siswa dalam memahami konsep bilangan bulat. Alat peraga yang tepat digunakan untuk pembelajaran matematika materi bilangan bulat salah satunya yaitu alat peraga Dakon Matematika.

2. Bagi Siswa

Hendaknya siswa dapat memberikan respon yang positif ketika guru menyampaikan materi pembelajaran matematika,

sehingga siswa dapat

meningkatkan pemahaman konsepnya pada materi yang diajarkan.

3. Bagi Sekolah

Sebaiknya pihak sekolah

menyediakan fasilitas

pembelajaran berupa alat peraga matematika yaitu alat peraga Dakon Matematika agar dapat digunakan pada saat proses pembelajaran matematika khususnya pada materi bilangan bulat.

4. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain atau pembaca diharapkan dapat mengembangkan penggunaan alat peraga Dakon Matematika dalam

(16)

16 pembelajaran matematika yang disertai dengan pemilihan strategi atau pendekatan pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika khususnya pada materi bilangan bulat.

DAFTAR PUSTAKA

Moh Fauziddin. 2015. Peningkatkan

Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pencapaian Konsep Dengan Bantuan Alat Peraga Dakon Bilangan Pada Materi KPK Dan FPB Kelas IV SDN 001 Petapahan Kecamatan Tapung.

www.scribd.com/mobile/docu ment/331892226/JURNAL-MOH-FAUZIDDIN-pdf diunduh pada tanggal 15 Pebruari 2017

Nana Syaodih Sukmadinata. 2012.

Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya. Paizaluddin dan Ermalinda. 2014.

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Panduan Teoritis dan Praktis. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2012.

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Keterkaitan ergonomi organisasi dengan motivasi kerja yaitu organisasi sebagai wadah bagi para pegawai melakukan aktivitas pekerjaan dapat menjadi pendorong atau penarik bagi

PEMETAAN ZONA MINERALISASI EMAS BLOK “APUT”, KECAMATAN BATANG ASAI, KABUPATEN SAROLANGUN, PROVINSI JAMBI MENGGUNAKAN METODE IP FREKUENSI.. DOMAIN

kembali dengan tambahan beberapa fitur yang sebelumnya belum diterapkan seperti pemberian tags , penambahan featured image (gambar kecil yang akan tampil

 User umum dari database tidak memiliki privilege sistem operasi untuk membuat atau menghapus file yang berkaitan dengan database.  Keamanan Dari

masing- masing sebesar 0,028, 0,000, 0,022 karena nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis kedua terhadap ketiga variabel ini (Asosiasi Merek, Kesan Kualitas,

Material pasir yang terdapat pada Sungai Kelekar berasal dari erosi lahan dan gerusan dasar serta tebing sungai yang terangkut pada aliran sungai tersebut.. Salah satu

Apabila audit operasional efisiensi telah dilaksanakan dengan baik mulai dari sudah efisienkah proses pembelian yang telah dilakukan oleh bagian pembelian, apabila

Bab I Pasal 1, 2, dan 3 tentang kedudukan, tugas dan fungsi Disminpersau; dimana pasal 1 berbunyi: Dinas Administrasi personel TNI AU, disingkat Disminpersau adalah badan