• Tidak ada hasil yang ditemukan

KALKULUS BUKAN SEKEDAR KALKULASI. Hendra Gunawan Kampus UNJ, 21 November 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KALKULUS BUKAN SEKEDAR KALKULASI. Hendra Gunawan Kampus UNJ, 21 November 2015"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KALKULUS 

BUKAN SEKEDAR KALKULASI

Hendra Gunawan

(2)

MENGAPA KALKULUS?

APA YANG DIGARAP?

2 (c) Hendra Gunawan (2015)

(3)

Isaac Newton (1643‐1727) 

& Kecepatan Sesaat

Misalkan sebuah partikel bergerak sepanjang garis lurus sehingga

posisinya pada saat t adalah x = x(t). Kecepatan rata‐rata‐nya dari t = a s/d t = b adalah

v[a,b] = [x(b) – x(a)]/(b – a).

Kecepatan sesaat pada t = a adalah

. ) ( ) ( lim ) ( a b a x b x a v a b     http://en.wikipedia.org James Gregory (1638‐1675) Isaac Barrow (1630‐1677)

(4)

Gradien garis yg melalui titik P(a,f(a))

dan Q(b,f(b)) adalah m = [f(b) – f(a)] ÷ (b – a). Gradien garis singgung pada kurva y = f(x) di P(a,f(a)) adalah

. ) ( ) ( lim a b a f b f m a b a     P Q x y a b

Gottfried Leibniz (

1646‐1716

)

& Gradien Garis Singgung

Misal kita mempunyai fungsi y = f(x) 

yang grafiknya cukup mulus di

sekitar x = a, sehingga mempunyai garis singgung di titik P(a,f(a)).  

4 (c) Hendra Gunawan (2015)

(5)

Turunan & Teorema Nilai Rata‐Rata

Turunan dari fungsi f di titik x = a didefinisikan sebagai

Teorema Nilai Rata‐Rata: Jika f kontinu pada

interval [a,b] dan mempunyai turunan di setiap titik di dalam (a,b), maka

untuk suatu c ϵ (a,b).

. ) ( ) ( lim ) ( ' a x a f x f a f a x     ) ( ' ) ( ) ( c f a b a f b f  

(6)

Definisi Limit Fungsi di Suatu Titik

jika dan hanya jika

“untuk setiap ε > 0 terdapat δ > 0 sehingga: 

jika 0 < | x – c | < δ, maka | f(x) – L | < ε.”

OMG, ini bukan suatu kalimat yang mudah!

Sejak kapan manusia berurusan dengan dunia

infinitesimal? (c) Hendra Gunawan (2015) 6 L x f c x ( )  lim A‐L. Cauchy (1789‐1857) K. Weierstrass (1815‐1897)

(7)

Antiphon & Lingkaran

• Antiphon (425 SM) membuktikan

bahwa luas segi‐2n beraturan “di dalam lingkaran” lebih besar dari (1 – 21‐n) kali luas lingkaran.

• Karena luas segi‐2n beraturan sebanding dengan kuadrat

“diameter”‐nya, Antiphon lalu

menyimpulkan bhw luas lingkaran

juga mesti sebanding dgn kuadrat diameternya: L = k(2r)2 = 4kr2.

perseus.mpiwg‐ berlin.mpg.de

(8)

Eudoxus & Lingkaran

• Fakta bahwa luas lingkaran sebanding

dengan kuadrat diameternya dibuktikan*

secara rigorous oleh Eudoxus (~375 SM).

people.famouswhy.com

*Dalam pembuktiannya, Eudoxus juga menggunakan fakta bahwa luas

segi‐2n beraturan “yang memuat lingkaran” lebih kecil dari (1 + 22‐n) kali 

(9)

Archimedes & Lingkaran

Archimedes (~287‐212 SM) 

membuktikan bahwa luas lingkaran sama dengan

½ × keliling × jari‐jari.

(10)

Archimedes & Lingkaran

Buktinya sbb:  Andaikan luas lingkaran = L > T =  ½ × keliling × jari‐jari. Pilih bil n sedemikian shg

T< luas segi‐2n L. Misal AB sisi segi‐2n. Pada

segitiga OAB, ruas garis ON tegak lurus thd AB.   Di sini, |ON| < jari‐jari. Jadi,

Luas segi‐2n = 2n × (½|AB| × |ON|) = ½ × (2n|AB| × |ON|)

< ½ × keliling × jari‐jari = T.

Kontradiksi. Dgn cara yg sama, mustahil L < T.  Jadi mestilah L = T.

O

A N B

10 (c) Hendra Gunawan (2015)

(11)

Archimedes & Lingkaran

Berdasarkan temuan sebelumnya, jika

K

keliling lingkaran berdiameter

1

, maka luas‐

nya sama dengan

K/4

.

Sekarang misalkan

L

= luas lingkaran berjari‐

jari

r

. Maka, berdasarkan temuan Antiphon 

dan Eudoxus:

Akibatnya, 

L = Kr

2

.   

Lalu, dgn menggunakan

segi‐96, Archimedes memperoleh K ≈ 22/7.

.

1

)

2

(

4

/

2 2

r

K

L

(12)

BAGAIMANA DENGAN 

BANGUN DATAR LAINNYA?

12 (c) Hendra Gunawan (2015)

(13)

Sistem Koordinat

Cartesius

I II III IV O 1 1 a b P(a,b) Q(c,d) x y Rene Descartes (1596‐1650, Filsuf &  Matematikawan Perancis, terkenal dengan karyanya “La geometrie”  (1637) dan ucapan “Cogito ergo sum.” www .y esne t. yk.c a

(14)

Luas Daerah di Bawah Kurva

Misalkan kita ingin menghitung

luas daerah di bawah kurva y = 

f(x) = x2,  0 ≤ x ≤ 1. Pertama, bagi selang [0,1] atas n selang bagian yang sama panjangnya. Lalu, luas daerah tersebut (L)  kita hampiri dgn jumlah luas n persegi‐panjang di bawah kurva, yakni (c) Hendra Gunawan (2015) 14 . ) 1 ( ... 2 1 0 1 2 2 2 2 2 2 2            n n n n n L 1 1/n 2/n 0

(15)

Perhatikan bahwa deret di ruas kanan dapat kita tulis‐ ulang sebagai

yang jumlahnya

Jadi, kita kita peroleh hampiran

Dari sini kita peroleh Ln ≈ 1/3 bila n cukup besar. Jadi,  kita dapat menduga bahwa luas daerah yang sedang kita cari adalah 1/3. [Benarkah luasnya = 1/3 ??]

2 2 2

3 1 2 ... ( 1) 1 n n . 6 ) 1 2 ( ) 1 ( 3 n n n n   . : 6 ) 1 2 ( ) 1 ( 3 Ln n n n n L    

(16)

Jumlah Riemann

Misalkan f : [a,b] → R kontinu kecuali di sejumlah terhingga titik. Bagi selang [a,b] atas n selang bagian (tak perlu sama panjang), dengan titik‐titik

pembagi

a = x0 < x1 < x2 < … < xn‐1 < xn = b.  Himpunan titik‐titik ini disebut sebagai partisi dari [a,b]. Untuk i = 1, …, n, tulis ∆xi = xi – xi‐1

(= lebar selang bagian ke‐i).

(c) Hendra Gunawan (2015) 16 a b y=f(x) a x1 xn‐1 b en. w ikipedia.or g

(17)

Jumlah Riemann

Pada setiap selang bagian, pilih titik sampel ti є [xi‐1, xi], sembarang. Lalu bentuk penjumlahan berikut

dengan indeks i berjalan dari 1 hingga n. 

Bentuk ini dikenal sebagai jumlah Riemann utk

f terhadap partisi P = {a=x0, x1, …, xn‐1, xn=b}

dan titik‐titik sampel ti.

   n i i i P f t x R 1 ). ( :

(18)

Integral Riemann

Jumlah Riemann untuk f merupakan hampiran untuk luas daerah di bawah kurva y = f(x), x є [a,b]. Semakin ‘halus’ partisinya, semakin baik hampiran tersebut.  Jika

ada, maka f dikatakan terintegralkan pada [a,b] dan integral tentu f pada [a,b] didefinisikan sebagai

(c) Hendra Gunawan (2015) 18

   n i i i P f t x 1 0 | |lim ( ).

b a dx x f ( )

   n i i i P f t x 1 0 | |lim ( ).

Catatan. |P| = maks {∆x: i = 1, …, n}. Jika ∆x=(b‐a)/n  dan n  ∞, maka |P|0.

(19)

Fungsi Akumulasi

Misalkan f terintegralkan pada [a, b]. Definisikan

Di sini, F(x) menyatakan “luas daerah” di bawah kurva y = f(t),

a ≤ t ≤ x (lihat gambar).

Perhatikan bahwa F(a) = 0 dan

Fungsi F disebut fungsi akumulasi dari f.

x a dt t f x F ( ) ( ) . a x b

b a dt t f b F( ) ( ) .

(20)

Teorema Dasar Kalkulus I

Jika f kontinu di x0 ϵ (a,b), maka F’(x0) = f(x0);  yakni,

Catatan:

1. TDK I menyatakan bahwa fungsi akumulasi merupakan anti‐turunan dari f.

2. TDK I memberi tahu kita bahwa turunan dan integral merupakan semacam kebalikan satu terhadap yang lainnya. (c) Hendra Gunawan (2015) 20 ). ( ) ( 0 0 x f dt t f dx d x x x a        

(21)

Bukti Teorema Dasar Kalkulus I

Menurut definisi turunan,

Ketika h ≈ 0f tak berubah banyak pada [x0, x0+h]. 

Pada selang ini, f(t) ≈ f(x0), sehingga integral‐nya

kira‐kira sama dengan h.f(x0). Jadi F’(x0) = f(x0).

. ) ( 1 lim ) ( ) ( 1 lim ) ( ) ( lim ) ( ' 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

                   h x x h x a h x a h h dt t f h dt t f dt t f h h x F h x F x F

(22)

Teorema Dasar Kalkulus II

Jika f kontinu dan mempunyai anti‐turunan F

pada [a, b], maka

Catatan:

1. Seperti halnya TDK I, TDK II mengaitkan integral tentu dengan anti‐turunannya.

2. TDK II merupakan akibat dari TDK I, tetapi dapat dibuktikan pula dgn menggunakan Teorema Nilai Rata‐Rata untuk Turunan.

(c) Hendra Gunawan (2015) 22

b   a a F b F dx x f ( ) ( ) ( ).

(23)

Bukti Teorema Dasar Kalkulus II

Misalkan f kontinu dan mempunyai anti‐turunan F

pada [a, b]. Maka, f terintegralkan pada [a, b], dan untuk setiap partisi a = x0 < x1 < x2 < … < xn‐1 < xn

b kita mempunyai Karena itu , ) ( )] ( ) ( [ ) ( ) ( 1 1 1

        n i i i n i i i x t f x F x F a F b F ). ( ) ( ). ( lim ) ( 1 0 | | f t x F b F a dx x f n i i i P b a    

  Teorema Nilai Rata‐Rata Turunan

(24)

Teorema Nilai Rata‐Rata Integral

Jika f kontinu pada [a, b], maka ter‐

dapat c є [a,b] sedemikian sehingga

Catatan. Nilai f(c) dalam teorema ini disebut nilai rata‐rata integral 

f pada [a, b] (lihat gambar). Per‐ hatikan bahwa luas daerah di ba‐ wah kurva y = f(t), t є [a, b], sama dengan f(c)(b – a). (c) Hendra Gunawan (2015) 24

  b a dt t f a b c f ( ) 1 ( ) . a c b y = f(t)

(25)

Nilai Rata‐Rata Turunan & 

Nilai Rata‐Rata Integral

Jika F’ = f kontinu pada [a,b], maka

Keduanya sama dengan nilai f(c) untuk suatu

c di antara a dan b.

    b a dt t f a b a b a F b F . ) ( 1 ) ( ) (

(26)

TERIMA KASIH.

Kalkulus bukan sekedar kalkulasi, tetapi merupakan sebuah kerangka berpikir yang merajut dua konsep mendasar,  yaitu turunan dan integral, dengan

merangkul konsep infinitesimal (“the 

ghosts of departed quantities”).

26 (c) Hendra Gunawan (2015)

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Pengalaman dalam Praktik Industri dan Prestasi Belajar Akuntansi terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Kealian Akuntansi SMK Muhammadiyah 2

Agar memiliki keunggulan integritas, anda tidak boleh berbohong dalam hal-hal kecil; dan sebagai hasilnya, anda tidak akan tergoda oleh hal-hal yang lebih besar- kekuasaan,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU ORANG TUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN SIBLING RIVALRY.. DI DESA KEDUNGJATI KECAMATAN BUKATEJA KABUPATEN

Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa mana yang lebih baik, antara siswa yang

Pendidik dan/atau guru yang mampu mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik difasilitasi dan/atau disediakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai

 Tidak diperkenankan menggunakan fasilitas computer saat ada kegiatan belajar mengajar / event yang di selenggarakan LSPR di ruangan tersebut.  PC

Melihat dari sudut pandang teori di atas adanya kaitan antara motivasi, kompensasi, komitmen organisasional dan OCB, dimana ketika karyawan merasa bahwa organisasi

Bahkan menurut pakar sejarah peradilan, peradilan agama sudah ada sejak Islam masuk ke Indonesia, yaitu melalui tahkim, dan akhirnya pasang surut perkembanganya