eKSISTING dan oBJEK bANDING
Gedung Kesenian Jakarta
Lokasi : jalan Gedung Kesenian No. 1 Pasar Baru, Jakarta Pusat
Arsitek : para Perwira Zeni Militer VOC dan pembuatannya dipercayakan
PEMBANDING
kepada pemborong Cina Firma Lie A CieTahun : 6 Juli 1820 dan selesai pada 7 Desember 1921
Dekorasi interiornya termasuk sempurna dan menuakjubkan Dengan ragam ‐Dekorasi interiornya termasuk sempurna dan menuakjubkan. Dengan ragam hias tumbuh tumbuhan dan kepala manusia diberi cat prada menghiasi seluruh ruangan.
‐Lay‐out pada gedung mempunyai bentuk simetris
PEMBANDING
‐Pada area penonton Lay‐out dibuat melingkar
‐Pengaplikasian balkon dengan bentuk melingkar juga balkon disisi dinding auditorium menambah kapasitas dari pengunjung, tetapi tetap memperhatikan segi akustiknya
segi akustiknya.
‐sirkulasi yang diaplikasikan adalah sirkulasi linier dengan arah keluar pintu samping auditorium, sedang pintu masuk utama berjumlah dua dan berada di tengah audience ini agar memudahkan dan mempercepat jalur sirkulasi
k d d k
eKSISTING dan oBJEK bANDING
Gedung Kesenian Graha Bhakti Budaya TIM
Lokasi : komplek Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.
Arsitek : ‐
PEMBANDING
Tahun : ‐
‐Pada Lay‐out juga diaplikasikan bentuk simetris dengan tempat duduk berbentuk Oktogonal yang juga merupakan upaya akustik untuk mendekatkan berbentuk Oktogonal yang juga merupakan upaya akustik untuk mendekatkan sumber bunyi ke penonton.
‐Lay‐out pada gedung mempunyai bentuk simetris
‐Ukuran panggung yang melebar kesamping, juga terdapat Orchestra Pit dan
k L di D k k
PEMBANDING
akses Loading Dock ke panggung,
‐Konsep akustik yang diterapkan adalah akustik aktif, dengan pengaplikasian dinding akustik dengan pola zig‐zag.
‐Pada lobby diaplikasikan konsep setengah terbuka dikarenakan gedung iniy p p g g g berada ditengah komplek Taman Ismail Marzuki jadi tidak membuthkan privasi sendiri
‐Sirkulasi yang di aplikasikan juga sirkulasi linier dengan arah keluar pintu samping auditorium Untuk memudahkan sirkulasi dengan penambahan samping auditorium. Untuk memudahkan sirkulasi dengan penambahan koridor samping.
eKSISTING dan oBJEK bANDING
Performing Art Center
Lokasi : England
Arsitek : James Stirling, Michael Wilford & Associates
PEMBANDING
g,Tahun : 1982‐1988
‐Konsep rancangan yang ditawarkan Hermen Hertzberger dalam Theater
M k t i i d l h b t t d k i iti j l
Markant ini adalah membuat rancangan yang menyatu dengan eksisiting jalan di Markt.
‐Public entrance yang memberikan kesan mengundang.
‐ Bagian depan bangunan ini memiliki dinding transparan dari kaca yang
PEMBANDING
menampilkan gaya jendela toko dan etalase, sehingga memungkinkan orangyang berjalan di depan bangunan untuk melihat ke bagian dalam bangunan. ‐ Konsep sirkulasi Theater Markant ini pada dasarnya menggunakan unsur jembatan sebagai jalur sirkulasi utama Jembatan ini banyak menghubungkan jembatan sebagai jalur sirkulasi utama. Jembatan ini banyak menghubungkan ruang satu dengan yang lainnya.
‐Juga mengarahkan pengunjung pada tangga‐tangga yang menghubungkan antar lantai. Hal ini dapat dilihat pada first floor, dimana jembatan tersebut mengarahkan ke ruang proyektor.
‐Sarana sirkulasi yang lain yang terdapat pada Theater Markant ini berupa tangga. Hal ini dapat terlihat pada beberapa ruang banyak dihubungkan oleh anak tangga Ini menunjukan bahwa bangunan ini banyak membuat permainan anak tangga. Ini menunjukan bahwa bangunan ini banyak membuat permainan split level.
eKSISTING dan oBJEK bANDING
Theater Markant
Lokasi : Amsterdam, Belanda
Arsitek : Hermen Hertzberger
Tahun : 1993 1996
PEMBANDING
•Ruangan lain yang menjadiTHE FLEXIBLE THEATREpenampung kegiatan
utama di PAC ini adalah
Tahun : 1993‐1996
‐memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai pintu
gerbang Cornell University dan sebagai titik
utama di PAC ini adalah Flexible Thetre. Di beri
nama flexible karena
memang teater ini flexible transisi antara suasana kota dan bangunan
pendidikan
‐Berikut ini akan dibahas beberapa ruang yang menampung aktivitas utama dan
PEMBANDING
untuk digunakan sebagai ruang kuliah, konferensi,
juga sebagai ruang
pertunjukan seni Ruangan yang menampung aktivitas utama dan
aktivitas pelengkap. Beberapa ruang utama tersebut antara lain :
•THE PROSCENIUM THEATRE
‐Dapat digunakan untuk konser orkestra, drama atau tari.
pertunjukan seni. Ruangan ini memiliki panggung di
tengah dan bangku
penonton ditata
‐Seluruh teater memiliki total luas (seating‐area dan panggung) sebesar 743 m kubik dan dapat menampung penonton sebanyak 456, 515 orang jika balkon teater juga dimanfaatkan secara maksimal.
‐Ke‐456 bangku penonton yang terletak di seating area disusun
mengelilinginya. Bentuk
panggung seperti ini
memungkinkan apa yang ada di panggung terlihat Ke 456 bangku penonton yang terletak di seating area disusun
menyerupai bentuk tapal kuda dengan titik fokus di tengah panggung. ‐Antara baris bangku satu dengan baris bangku lainnya dibedakan oleh ketinggian lantai.
P d b i t d t b b tti l
ada di panggung terlihat dari keempat sisinya.
Teater ini dapat
menampung penonton
b k 140 175
‐Pada bagian panggung, terdapat beberapa setting layar panggung yang dapat dinaikturunkan secara mekanik sesuai dengan kebutuhan.
mETODOLOGI Desain
1 T h P l D 1. Tahap Pengumpulan Data oStudi Literatur, Yaitu studi pengenalan masalah yang berhubungan dengan obyek, dilakukan dengan cara mengambil dari buku, majalah, atau internet. oStudi Lapangan / Pengamatan, Yaitu proses pengumpulan data p g / g , p p g p dengan cara mensurvei langsung Gedung Kesenian Tasikmalaya dan spesifik pada Gedung Kesenian Tasikmalaya. oStudi Komparatif, Yaitu proses pengambilan data dengan cara membandingkan, baik dari literatur maupun di lapangan. 2 T h Id tifik i M l h 2. Tahap Identifikasi Masalah Diperoleh berdasarkan dari survey dilapangan serta wawancara, dan nantinya ditentukan oleh problem identification. 3. Tahap AnalisaPada tahap ini permasalahan akan diuraikan melalui gambaran Pada tahap ini permasalahan akan diuraikan melalui gambaran obyek desain, yaitu dalam hal ini adalah Gedung Kesenian Tasikmalaya serta segala sesuatu yang mempengaruhinya. Dimana uaraian tadi akan menjadi parameter keberhasilan dalam menghasilkan suatu interior gedung pertunjukan kesenian yang optimal, berdasarkan standart yang ada serta kebutuhan dari gedung tersebut. 4. Tahap Pengambilan Keputusan Merupakan tahap mengambil keputusan dari suatu proses desain yaitu dengan menggunakan metode induksi dan desain, yaitu dengan menggunakan metode induksi dan dedukasi, atau bahkan abdukasi, sesuai dengan kondisi keadaan dan kebutuhan desainer. 5. Proses Pengambilan Keputusan Dalam proses ini terjadi perubahan ide ke dalam bentuk wujud, menjadi sosok/ Gestalt. Dengan menggunakan metode Heuristik dapat diperoleh dengan menggunakan hipotesis, analogi, instuisi, dan kemampuan inventif, kreatifitas dan kejelian dalam menemukan ide yang unik dan orisinil.
PETA KONSEP
mETODOLOGI Desain
MODERN
MODERN
BENTUK WARNA MATERIALDE
TA
‐LIGHTING ‐FURNITURE ‐ELEMEN ESTETISSTYLE
MODERN
ETNIK
ETNIK
MATERIAL ELEMEN ETNIK SUNDA ARSITEKTUR SUNDATA
IL
ESTETIS ‐ELEMEN PEMBENTUK RUANGRUANG
KONSEP
DESAIN
KESENIAN SUNDA KEBUTUHAN RUANG HUBUNGAN RUANG ORGANISASI RUANG LOBBY UTAMA AUDITORIUMPR
ES
PE
PRESPEKTIF SUASANA : ‐LOBBY UTAMADESAIN
ORGANISASI RUANG SIRKULASI AKTIVITAS DINDING AUDITORIUM AREA PAMERANPE
KT
IF
LOBBY UTAMA ‐AUDITORIUM ‐PAMERANAPLIKASI
INTERIOR
LANTAI CEILLING DINDING BENTUK WARNA MATERIALD
E
‐DENAH S S FURNITURE WARNA PENCAHAYAAN MATERIAL JENISE
N
A
H
EKSISTING ‐DENAH PENGEMBANG AN DENAH R PENGHAWAAN FUNGSI SPESIFIKASI ELEMEN ESTETIKAH
‐DENAH R. TERPILIHkONSEP dESAIN
STYLE
konsep modernisme desain yang
konsep modernisme,desain yang
baik adalah yang memperhatikan
kesederhanaan bentuk,
fungsional, dan estetis.
Gaya etnik sangat beragam.
Indonesia,
memiliki
begitu
banyak variasi etnis sehingga
banyak variasi etnis sehingga
jika dipandang dari segi desain,
akan
banyak
sekali
pilihan
STYLE
STYLE.
Gaya etnik yang diterapkan
pada perancangan ini adalah
t ik
d
kONSEP dESAIN
ETNIK SUNDA
ETNIK SUNDA
Arsitektur tradisional
sunda
1. Baduy (Banten Kidul) 2. Kampung Naga (Tasikmalaya) 3. Kampung Pulo (Garut)4 Kampung Genereh (Sumedang) 4. Kampung Genereh (Sumedang) 5. Kampung Palasah (Majalengka) 6. Kampung Gabus (Cirebon) FUNGSI ARSITEKTUR SUNDA SAKRAL SOSIAL ARSITEKTUR SUNDA EKONOMIS PANGGUNG 40‐60 CM CIRI ARSITEKTUR SUNDA ATAP UJUNG JULANG NGAPAK CAGAK FUNGSI UJUNG ATAP TANDUK LINGKARAN FUNGSI TALANG