• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Kabupaten Pontianak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. Kabupaten Pontianak"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BOKS 1.

MONITORING APLIKASI TRICHODERMA PADA TANAMAN PADI

DI KABUPATEN LANDAK, KABUPATEN PONTIANAK, KABUPATEN BENGKAYANG,

KABUPATEN SAMBAS, DAN KABUPATEN KUBU RAYA

Monitoring aplikasi Trichoderma dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari kegiatan sosialisasi dan aplikasi Trichoderma yang telah dilaksanakan sebelumnya. Tujuannya untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan sosialisasi dan mengukur tingkat penerimaan petani terhadap metode budidaya padi menggunakan Trichoderma.

Monitoring aplikasi Trichoderma dilakukan di 5 kabupaten yang menjadi pilot project di Kalbar, yaitu Kabupaten Landak (sebanyak 2 desa), Kabupaten Pontianak (sebanyak 2 desa), Kabupaten Bengkayang (sebanyak 3 desa), Kabupaten Sambas (sebanyak 1 desa), Kabupaten Kubu Raya (sebanyak 1 desa). Setelah itu monitoring dilanjutkan dengan kunjungan ke pabrik pupuk organik PT. Sinka Sinye Agrotama (SSA). Hasil monitoring adalah sebagai berikut:

1. Kabupaten Landak

a. Desa Sidas

Di Kabupaten Landak, sosialisasi aplikasi Trichoderma pada tanaman padi telah dilaksanakan pada bulan April 2010. Menurut informasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Landak, para petani telah dilatih terlebih dahulu oleh dinas kabupaten. Penanaman padi dengan menggunakan kompos Trichoderma telah dilakukan di Desa Paoh pada bulan Juni 2010 dan daerah Sidas pada bulan Juli 2010. Monitoring pertama dilakukan pada Desa Sidas dimana padi yang ditanam baru berumur sekitar satu minggu. Pertumbuhan padi pada umur satu minggu ini belum jelas terlihat pengaruh Trichodermanya, namun demikian pemakaian Trichoderma telah diarahkan ke wilayah yang lebih luas di Kabupaten Landak.

b. Desa Pauh

Desa Pauh Kecamatan Sompak sebelumnya juga telah menjadi daerah sosialisasi trichoderma. Namun demikian, di desa ini tidak ditemukan adanya penanaman padi dengan menggunakan Trichoderma. Lokasi sawah yang ada tergenang air secara merata, kompos jerami dengan memakai Trichoderma yang sebelumnya dibuat di tempat tersebut juga telah dipindahkan ke tempat lain. Penelusuran yang dilakukan tim monitoring tidak membuahkan hasil, sehingga tidak ada sawah di Kabupaten Landak yang dapat diamati pertumbuhan padinya.

(2)

a. Desa Pak Bulu

Monitoring dilanjutkan menuju desa Pak Bulu di Kecamatan Anjongan Kabupaten Pontianak. Di desa ini kelompok tani yang dikunjungi adalah Kelompok Tani Cemara. Luasan sawah yang ditanami dengan menggunakan kompos jerami Trichoderma seluas 8 hektar dan 12 hektar lagi di luar lokasi yang dikunjungi. Bulan tanam pertengahan Juni 2010 dengan varietas padi Mekongga. Pada aplikasi

kompos Trichoderma ini telah ditambahkan pupuk urea sebanyak 25 kg. Jumlah jerami sekitar 1 ton untuk luasan 0,6 hektar. Sistem tanam telah menggunakan sistem legowo. Padi yang ditanam telah berumur sekitar 20 hari, pertumbuhan terlihat bagus, dan panen diperkirakan pada pertengahan bulan September 2010. Biasanya panen yang dihasilkan di lokasi ini sekitar 4,5 ton per hektar dengan varietas Ciherang maupun Mekongga. Penanaman sudah dilakukan dua kali dalam setahun dan sedang diupayakan dan dicoba untuk bisa tanam tiga kali dalam setahun.

b. Desa Anjungan Melancar

Lokasi sawah yang dimonitoring adalah milik kelompok Tani PPPHT. Saat ini tanaman padi yang menggunakan Trichoderma sudah berumur sekitar 70 hari dengan luasan tanam 0,18 hektar. Pertumbuhan padi terlihat bagus dan sudah mengeluarkan bulir padi, panen diperkirakan pada awal bulan Agustus 2010. Aplikasi yang diterapkan hanya Trichoderma saja tanpa pupuk kimia lainnya, namun demikian lahan yang digunakan adalah bekas lahan untuk pembibitan padi dan sebelumnya pernah diberikan pupuk patroganik. Perkiraan hasil panen untuk luasan 0,18 hektar tersebut adalah 1,3 ton atau sekitar 6,5 ton per hektarnya. Pembeli padi hasil panen di daerah ini diantaranya Mitra Benih Agro membeli dengan harga Rp. 2.750 per kg Gabah Kering panen (GKP), Sang Hyang Sri biasanya membeli dengan harga Rp. 3.000 per kg GKP, dan pasar bebas dengan harga gabah Rp. 2.500 per kg GKP. Pembelian sebelumnya oleh Sang Hyang Sri mencapai 50 hingga 75 ton. Hama yang ada saat ini adalah burung dan tikus.

3. Kabupaten Bengkayang

a. Desa Sentibak

Di kabupaten Bengkayang, lokasi pertama yang dimonitoring adalah desa Sentibak Kecamatan Teriak. Di lokasi ini luasan tanam padi yang menggunakan Trichoderma adalah sekitar 6 hektar oleh kelompok tani Cahaya Baru. Padi yang ditanam sudah berumur sekitar 30 hari dan diperkirakan akan panen pada akhir bulan Agustus 2010. Pertumbuhan padi terlihat cukup bagus dan aplikasi yang diterapkan hanya kompos jerami dan Trichoderma saja. Namun demikian jerami

(3)

yang digunakan belum sesuai kebutuhan minimal per hektarnya. Saat ini jerami hanya sekitar 2 ton sehingga terlihat bahwa tanaman masih memerlukan tambahan pupuk urea sekitar 60 kg per hektarnya. PPL diminta untuk mengawasi tanaman dengan menggunakan Bagan Warna Daun (BWD) untuk mengantisipasi kekurangan jerami. Dalam pembuatan kompos jerami menggunakan Trichoderma petani tidak mengalami kesulitan selain kurangnya jumlah jerami dan terpal untuk proses pengomposan. Sistem tanam belum menggunakan sistem legowo, rata-rata panen sebelumnya sekitar 3 hingga 3,5 ton per hektar dengan pupuk kimia.

b. Desa Beringin

Desa Beringin berada di Kecamatan Monterado Kabupaten Bengkayang, merupakan tempat dilaksanakannya sosialisasi aplikasi Trichoderma pada bulan Maret 2010. Pada saat monitoring, Kepala Desa menyampaikan informasi bahwa di Desa Beringin tidak jadi melakukan penanaman padi musim gadu karena program pengairan yang semula direncanakan akan terealisasi sebelum tanam ternyata ditunda. Kompos Trichoderma yang sudah dibuat kemudian diaplikasikan ke tanaman kakao dan timun. Dalam waktu sekitar 3 bulan setelah pemberian kompos Trichoderma, pohon kakao yang berumur 1,5 tahun telah mulai berbuah, padahal tanaman kakao di luar lokasi aplikasi dengan umur yang sama belum ada yang mengeluarkan buah. Pemupukan kompos Trichoderma pada tanaman timun juga menghasilkan buah yang banyak, namun pada saat panen tidak dapat dilakukan karena terjadi banjir. Pengaplikasian Trichoderma pada tanaman di luar padi ini bisa dijadikan contoh manfaat Trichoderma pada tanaman lainnya.

c. Desa Monterado

Di desa ini penggunaan Trichoderma juga sudah diterapkan dengan menggunakan media kompos dari kotoran sapi. Untuk padi menggunakan jerami, namun jumlahnya hanya 1,5 ton, tidak mencukupi untuk luasan per hektarnya. Kelompok tani yang mengelola lahan ini adalah kelompok tani Harapan Masa. Luasan tanam padi yang menggunakan kompos Trichoderma sekitar 4

hektar, saat ini padi telah berumur sekitar 30 hari, kondisi yang tampak adalah kurangnya unsur N dari warna hijau yang lebih pucat dari kondisi normal tanaman, selain itu karena kurangnya jumlah jerami terlihat adanya karat besi pada tanaman padi. Disarankan untuk menambah urea dan pupuk KCL untuk mengatasi kekurangan N dan kekurangan Kalium. Di lokasi ini aplikasi Trichoderma menggunakan jerami, kotoran sapi, kapur, EM4 dan arang sekam. Jumlah panen biasanya sekitar 4

(4)

ton per hektar dengan jenis padi Ciherang. Selain padi, Trichoderma juga digunakan membuat kompos dengan media kotoran sapi, kompos ini diberikan pada tanaman cabai besar dan semangka. Untuk tanaman cabai terlihat buah yang dihasilkan lebih baik dan lebih banyak daripada tanpa kompos, tanaman cabai juga terlihat lebih sehat. Sebelumnya, tanpa kompos Trichoderma, buah cabai yang dihasilkan mengalami busuk buah dan tanaman banyak terserang jamur. Saat panen buah juga banyak yang rusak, sehingga hanya sedikit yang masuk dalam kualitas A. Namun setelah memakai kompos Trichoderma buah cabai sebagian besar masuk dalam kualitas A dengan harga yang lebih tinggi sekitar Rp8.000/kg hingga Rp9.000/kg.

4. Kabupaten Sambas

Desa Sungai Rusa

Di lokasi Gabungan Kelompok Tani Citra Mandiri ini luasan padi yang ditanam dengan memakai kompos jerami Trichoderma seluas 0,25 hektar. Padi ditanam pada awal bulan Mei 2010 dan diperkirakan akan panen pada awal bulan Agustus 2010. Jenis padi yang ditanam adalah Inpara 2. Kondisi tanaman padi terlihat bagus dan mulai akan keluar buah, namun demikian daerah ini masuk

dalam daerah yang sedang diserang oleh hama keong mas. Dari informasi PPL menyebutkan bahwa di Kecamatan Selakau sudah sekitar 240 hektar sawah yang diserang oleh keong mas, sedangkan di desa Sungai Rusa sekitar 70 hektar lahan padi telah diserang.

5. Kabupaten Kubu Raya

Desa Rasau Jaya Umum

Lokasi terakhir dalam monitoring ini adalah desa Rasau Jaya Umum di lokasi sawah kelompok Tani Sukma Jaya Utama. Luasan tanam padi yang menggunakan Trichoderma sekitar 16 hektar dengan padi jenis Inpara 1,2,3 dan Silugonggo yang ditanam pada akhir bulan April 2010. Panen diperkirakan pada awal bulan Agustus 2010. Tidak menggunakan pupuk kimia, hanya menggunakan Trichoderma untuk mengkomposkan jerami padi saja. Saat ini kendala yang dihadapi adalah hama tikus, burung, walang sangit dan penggerek batang. Hama tersebut sedang diatasi dengan bantuan dari PPL setempat. Biasanya panen dilokasi ini sekitar 3,5 hingga 4 ton dengan menggunakan padi jenis Ciherang. Pembuatan kompos jerami dengan Trichoderma di daerah ini menggunakan beberapa cara, cara pertama adalah pengomposan dengan penutupan terpal, pengomposan dengan cara terbuka, dan pengomposan dengan cara tebar. Dari ketiga cara

(5)

tersebut, hasil yang terbaik adalah pengomposan dengan penutupan terpal karena dekomposisi berjalan dengan lebih baik dan lebih terkontrol.

Untuk menambah wawasan dan informasi dilakukan pula kunjungan ke pabrik pupuk organik PT. Sinka Sinye Agrotama di Kota Singkawang. Pabrik ini memproduksi pupuk organik dan juga pupuk kimia. Pemasaran lokal (60%) bekerjasama dengan Dinas Pertanian Provinsi sebagai salah satu item bantuan langsung pupuk (BLP) untuk petani di Kalbar, pemasaran lainnya ke luar Kalbar (40%) seperti ke Jawa dan Sumatera. Kapasitas produksi pabrik saat ini adalah 1.000 ton per hari sedangkan kapasitas terpasangnya adalah 300.000 ton per hari. Target produksi sekitar 200.000 ton pupuk organik per tahun. Harga jual rata-rata per kg pupuk organik adalah Rp. 3.000,- Harga jual untuk padi adalah Rp. 2.500 per kg sedangkan untuk perkebunan Rp. 3.500 per kg. Satu hektar padi memerlukan 600 kg pupuk organik sehingga total biayanya mencapai Rp. 1.200.000. Rata-rata petani di Kalbar sudah memakai pupuk organik buatan PT. SSA melalui program BLP. Produksi GKP yang diperoleh setelah menggunakan pupuk tersebut ada yang mencapai 13 ton/hektar.

Kesimpulan :

1. Penanaman padi dengan memanfaatkan jerami yang dikomposkan dengan trichoderma telah dijalankan di 5 kabupaten (8 desa). Sosialisasi yang dilaksanakan oleh Tim Kerja Trichoderma dalam kerangka kerja TFPPED Kalbar bisa dikatakan cukup berhasil meskipun masih ada sebagian kecil desa yang belum melaksanakan pengaplikasian trichoderma.

2. Pertumbuhan padi umumnya terlihat baik, namun pada beberapa daerah mengalami kondisi kekurangan unsur N yang diperkirakan karena jumlah jerami kurang mencukupi untuk luasan tanam yang dikerjakan.

3. Biaya produksi padi dengan menggunakan agensia hayati trichoderma dapat ditekan hingga 90,0% dan produktifitas panen padi diperkirakan dapat meningkat antara 30,0% s.d 40,0%. Tindak Lanjut:

1. Akan dilakukan pemantauan kondisi tanaman lebih lanjut, terutama saat panen dan penghitungan hasil panen.

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel 1 juga dapat diketahui tingkat keuntungan atau rente optimal yang dapat diperoleh sebesar Rp 107.074,11 juta per tahun pada kondisi pengelolaan sole owner atau maximum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ada hubungan antara kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan mandi dan sumber air dengan kejadian diare

Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan melakukan pola ini adalah: (1) Terjadi peningkatan nilai tambah dari produk, padahal kapasitas ekspor menjadi lebih

Sesuai masalah tersebut, peneliti mengamati pelaksanaan yang dilakukan oleh guru dalam mengajarkan materi teks eksplanasi kompleks, dan hasil yang diperoleh siswa dalam

Penelitian ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan menjelaskan kesalahan sintaksis berupa penggunaan frasa dan penggunaan kalimat dalam teks eksplanasi siswa kelas XI

Penggunaan bahan organik (dosis 10, 20, dan 30 ton/ha) cenderung menunjukkan hasil produksi yang baik pada penggunaan dosis yang lebih tinggi dibandingkan dosis yang lebih rendah

Orang (people) dalam pemasaran jasa, berfungsi sebagai penyedia jasa yang dapat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam ‘orang’ ini, berhubungan

bahwa ketentuan pasal 110 huruf f dan pasal 156 ayat (1) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi Pelayanan Pasar