• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN

KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER

PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR

Muhammad Sahib Saleh

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma Raya No.14, Kampus Banta-bantaeng Kode Pos 90222, Tlp. (0411) 872602.

Abstract: Hubungan Kecepatan Reaksi Kaki, Kekuatan Tungkai dan

Keseimbangan dengan Kemampuan Lari 40 Meter pada SDN Bara-Baraya I Makassar. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang menggunakan rancangan

penelitian "korelasional". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) Apakah ada hubungan kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari 40 meter pada SDN Bara-Baraya I Makassar; (2) Apakah ada hubungan kekuatan tungkai dengan kemampuan lari 40 meter pada SDN Bara-Baraya I Makassar; (3) Apakah ada hubungan keseimbangan dengan kemampuan lari 40 meter pada SDN Bara-Baraya I Makassar; (4) Apakah ada hubungan kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan keseimbangan secara bersama-sama dengan kemampuan lari 40 meter pada SDN Bara-Baraya I Makassar. Populasinya adalah keseluruhan SDN Bara-Baraya I Makassar. Sampel yang digunakan adalah murid putra sebanyak 50 orang. Teknik penentuan sampel adalah dengan pemilihan secara acak dengan cara undian (Simple Random Sampling). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis koefisien korelasi pearson product moment (r), dan analisis korelasi ganda (R) pada taraf signifikan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari 40 meter pada SDN Bara-Baraya I Makassar, dengan nilai ρ sebesar 0,738 (Pvalue <

0,05); (2) Ada hubungan yang signifikan kekuatan tungkai dengan kemampuan lari 40 meter pada SDN Bara-Baraya I Makassar, dengan nilai ρ sebesar -0,690 (Pvalue <

0,05);

(3) Ada hubungan yang signifikan keseimbangan dengan kemampuan lari 40 meter pada SDN Bara-Baraya I Makassar, dengan nilai ρ sebesar -0,680 (Pvalue <

0,05); (4) Ada

hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan keseimbangan secara bersama-sama dengan kemampuan lari 40 meter pada SDN Bara-Baraya I Makassar dengan nilai R hitung (R) sebesar 0,821 (Pvalue <

0,05); dan nilai F hitung (F)

sebesar 31,769.

Kata kunci: kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, keseimbangan, lari 40 meter

Olahraga adalah sebagai salah satu model Sesuai dengan tujuan pemerintah untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, maka kegiatan olahraga di indonesia dilaksanakan sepanjang tahun, mulai dan tingkatan sekolah dasar hingga tingkat sekolah menengah atas bahkan sampai ke perguruan tinggi. Hal tersebut menunjukkan perkembangan yang pesat dan menggembirakan bagi dunia olahraga ditanah air. Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktifitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental sosial, dan emosional yang

selaras, serasi dan seimbang (Depdikbud, 1999: 1). Dari kesemuanya inilah yang menjadi dasar acuan dari peratuaran yang kita anut yang berhubungan langsung dengan Pendidkan Jasmani dan Kesehatan. Untuk melakukan kegiatan olahraga maka salah satu faktor penunjang seperti kondisi fisik murid dan tersedianya sarana dan prasarana olahraga. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa unsure kondisi fisik dan sarana dan prasarana olahraga turut mempengaruhi hasil bejar dan prestasi seseorang dalam berolahraga yang nantinya akan berpengaruh dalam hasil belajar dan prestasi murid, khususnya pada mata pelajaran atletik nomor sprint. Olahraga atletik memiliki nomor-nomor cabang yang juga merupakan gerakan dasar alamiah yang menjadi pusat dari semua gerakan

(2)

berolahraga. dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga atletik, maka yang menjadi obyek dalam penelitian ini dan penulisan ilmiah ini hanya terfokus pada gerakan lari. Namun demikian, nomor lari juga terdiri dari jarak pendek, menengah dan jauh. Dari ketiga jarak lari tersebut, hanya jarak pendek yang masih perlu dibenahi.

Olahraga atletik merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada murid di Sekolah Dasar (SD) sesuai dengan materi kurikulum 2004 standar kompetensi Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1992/1993: 59) atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua yang dilakukan oleh manusia sejak jaman Yunani Kuno sampai dewasa ini. Dalam mata pelajaran atletik yang dipelajari adalah gerakan dasar manusia di dalam kehidupan sehari-hari, yaitu berjalan, berlari, melompat dan melempar. Selain itu dalam kejuaraan atletik ada beberapa nomor yang diperlombakan antaranya adalah nomor lari, jalan cepat, nomor lompat dan nomor lempar. Atletik adalah salah satu cabang olahraga tertua yang di lakukan semenjak zaman purba. Gerakan-gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik seperti: berjalan, berlari, melompat dan melempar adalah gerakan yang di lakukan oleh manusia di dalam kehidupan sehari hari. (Aip Syarifudin.1992 :1).

Di Sulawesi Selatan khususnya di Kota Makassar, telah banyak cabang olahraga yang dikenal oleh masyarakat, baik olahraga yang barn berkembang maupun olahraga yang telah lama berkembang, dan salah satu diantaranya adalah cabang olahraga atletik khususnya di nomor lari cepat 40 meter atau sprint. Perkembangan olahraga tersebut dalam hal mi nomor lari 40 meter sampai sekarang belum mampu memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini terbukti dan beberapa kejuaraan antar sekolah yang pernah diselenggarakan, dimana para murid sering kali gagal dalam meraih prestasi, pada hal faktor-faktor penunjang untuk menjadi yang lebih sudah diupayakan semaksimal mungkin, seperti tersedianya pelatihan yang berkualitas, pengadaan fasilitas dan

alat yang bermutu, pembentukan organisasi yang baik serta adanya suasana dorongan dan masyarakat maupun pemerintah.

Salah satunya yang dialami para siswa di SDN Bara-baraya I Makassar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang study Penjas di SDN Bara-baraya I Makassar, pada pelajaran olahraga khususnya cabang olahraga lari 40 meter belum memberikan hasil yang memuaskan. Kebanyakan siswa tidak dapat melakukan teknik lari 40 meter dengan benar. Keadaan seperti yang dikemukakan di atas merupakan masalah yang harus dicarikan jalan keluar, dan salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui penelitian ini menjadi wahana bagi penulis yang diharapkan dapat menunjang dalam meningkatkan prestasi lari 40 meter. Pada dasarnya bahwa nomor sprint atau lari cepat 40 meter, dalam pelaksanaanya terdapat beberapa rangkaian gerakan yang dimulai dengan star, tolakan, melayang dan mendarat. Serangkaian gerakan tersebut merupakan satu kesatuan urutan gerak yang tidak terputus-utus, artinya antara gerakan yang satu dengan gerakan yang lain merupakan suatu koordinasi gerakan yang dilakukan dalam waktu yang sangat cepat dan relatif singkat, sehingga dalam pelaksanaan hampir tidak terlihat ada perbedaan gerakan. Oleh sebab itu untuk mencapai hasil yang optimal dalam lari cepat 40 meter, maka salah satu faktor yang sangat berperan adalah faktor kemampuan fisik. Hal ini disebabkan karena tanpa kemampuan fisik yang memadai sulit untuk mengembangkan teknik lari yang baik. Begitu pula sebaliknya dengan kemampuan fisik yang baik maka pelaksanaan teknik gerakan lari cepat 40 meter akan dapat ditampilkan secara sempurna.

Adapun unsur-unsur kemampuan fisik yang sangat menunjang dan mendukung dalam memperoleh kecepatan lari 40 meter yang optimal diantaranya adalah kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai dan keseimbangan. Peranan kecepatan reaksi kaki dalam lari cepat 40 meter adalah sangat penting, terutama pada saat star/meninggalkan balok star, karena untuk dapat lepas dan tempat star dengan secepat mungkin, karena untuk dapat lepas dan tempat star dengan secepat mungkin,

(3)

maka dibutuhkan kemampuan dan kaki untuk berkontraksi secepat mungkin dalam meninggalkan tempat star, dan pada waktu pergantian kaki saat lari hal ini mendukung dalam memperoleh kecepatan lari yang optimal sampai di garis finish.

Begitu pula halnya dengan kekuatan tungkai merupakan salah satu unsur fisik yang sangat dibutuhkan dalam lari cepat 40 meter. Karena dalam kekuatan tungkai yang baik akan dapat membantu dan menghasilkan tolakan yang kuat dan cepat pada saat pada saat berlari dan hal ini dapat menunjang dalam memperoleh kecepatan lari yang tinggi. Kekuatan tungkai yang kurang baik menyebabkan lemahnya daya tolakan kaki sehingga kecepatan lari yang optimal sampai di garis finish. Begitu pula halnya dengan kekuatan tungkai merupakan salah satu unsur fisik yang sangat dibutuhkan dalam lari cepat 40 meter. Karena dengan kekuatan tungkai yang balk akan dapat membantu dan menghasilkan tolakan yang kuat dan cepat pada saat berlari dan hal ini dapat menunjang dalam memperoleh kecepatan yang tinggi. Kekuatan tungkai yang kurang baik menyebabkan lemahnya daya tolakan kaki sehingga kecepatan dalam lari akan berkurang pula. Dan tak kalah penting juga yaitu keseimbangan badan, sebab seseorang pelari cepat harus memiliki keseimbangan yang baik, karena dengan keseimbangan ini kecepatan larinya semakin cepat. Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, sehingga diduga bahwa unsur kemampuan fisik yakni kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai dan keseimbangan yang dimiliki seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan kecepatan dalam lari 40 meter. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian guna dapat mengetahui secara pasti tentang adanya hubungan tersebut di atas dengan mengangkat judul penelitian “Hubungan Kecepatan Reaksi Kaki, Kekuatan Tungkai Dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Lari 40 Meter Pada Murid SDN Bara-Baraya I Makassar”

METODE

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang terlibat yakni variable bebas

dan variable terikat. Kedua variabel tersebut akan diidentifikasikan ke dalam penelitian ini sebagai berikut: Variabel bebas yaitu: Reaksi kaki(X1), Kekuatan tungkai (X2), Keseimbangan (X3), Variabel terikat yaitu Kemampuan lari 40 meter (y).

Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif. Untuk menghindari salah pengertian terhadap variabel yang terlibat dalam penelitian ini, maka variabel tersebut perlu di definisikan secara operasional sebagai berikut: Kecepatan reaksi kaki yang dimaksud adalah kemampuan kaki seseorang melakukan gerakan dalam waktu yang singkat setelah ada rangsangan. Tes yang digunakan untuk mengetahui kecepatan reaksi kaki seseorang adalah foot reaction test. Kekuatan tungkai yang dimaksud adalah kemampuan otot tungkai seseorang dalam mengatasi tahanan atau beban yang diterima dalam keadaan bergerak atau berkontraksi. Untuk mengetahui kekuatan tungkai seseorang akan digunakan tes half squat jump. Keseimbangan dinamis yang dimaksud adalah kemampuan seseorang mempertahankan sistem tubuh posisi badan pada saat sementara bergerak. Kecepatan lari 40 meter yang dimaksud adalah kemampuan seseorang berlari dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau secepat mungkin dengan menempuh jarak sejauh 40 meter. Dalam penelitian in tes yang digunakan untuk mengetahui kecepatan lari 40 meter seseorang adalah tes lari cepat 40 meter.

Populasi adalah keseluruhan individu atau kelompok yang dapat diamati dan beberapa anggota kelompok (suharsimi arikunto, 1996:115). Adapun yang dijadikan populasi penelitian mi adalah keseluruhan murid SD bara-baraya I Makassar sebanyak 114 orang. Sampel ialah sebagai anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut teknik sampling (Usman. H dan Akbar, S, 1998:44). Dengan demikian penelitian ini adalah sebagian dan individu yang mewakili murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Penentuan sampel tersebut dilakukan dengan memilih menentukan jenis kelamin dan kelas-kelas yang mewakili murid SDN Bara-Baraya I

(4)

Makassar. Hal tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) yakni ; murid laki-laki kelas 5 dan kelas 6, dengan pertimbangan bahwa usia yang relatif sebaya serta sama-sama telah mendapatkan mata pelajaran lari 40 meter. Selanjutnya menentukan jumlah banyaknya murid yang akan digunakan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan secara random sampling melalui undian sehingga diperoleh jumlah sampel banyak 50 murid putra SDN Bara-Baraya I Makassar.

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan data dalam penelitian. Data yang akan dikumpulkan data dalam penelitian. data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, keseimbangan dan data kecepatan lari 40 meter. Kecepatan reaksi kaki (foot reaction test), Tujuan; Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan reaksi kaki seseorang. Alat dan perlengkapan: Tongkat reaksi (mistar kayu ukuran lebih 50 cm), Dinding tembok, Kursi bangku, Formulir tes dan alat tulis, Pelaksanaan tes: Testee dalam keadaan duduk di kursi dan salah satu tungkainya diluruskan ke depan dengan telapak tangan kaki menghadap ke tembok dengan jarak lebih kurang 1 inch (2,5 cm). Salah seorang pengetes memegang tongkat reaksi dan dengan aba-aba, menjatuhkannya secara vertikal diantara telapak kaki testee dan tembok. Bersamaan dengan jatuhnya tongkat reaksi, teste secepat mungkin menjepit/menekan tongkat atau mistar tersebut ketembok dengan telapak kaki khusus bagian bola kaki (ball of the foot). Testee diberi kesempatan melakukan tes sebanyak 3 kali. Penilaian: Hasil yang dicatat adalah angka skala yang ditunjukkan oleh bola kaki testee dari hasil menjepit, dan yang diambil adalah angka terbaik dari 3 kali melakukan tes.

Tes kekuatan otot tungkai (half squar jump test). Tujuan: Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan tungkai seseorang Alat dan perlengkapan: Stop watch, Lantai yang rata, Formulir tes dan alat tulis, Tali pengontrol, Pelaksanaan: Teeste dalam posisi berdiri dan sedikit merendahkan tubuhnya dan jalan menekuk kedua lututnya, posisi kaki menghadap

kedepan dalam keadaan sejajar, kedua tangan saling berkaitan di belakang kepala. Pada aba-aba “Ya” teeste segera melakukan tolakan keatas dimana lutut dalam keadaan lurus sampai pada ketinggian maksimal, kemudian mendarat dengan kedua kaki. Gerakan tersebut dilakukan secara berulang-ulang selama 30 detik. Bersama pada aba-aba “Ya” stopwatch dijalankan dan dihentikan setelah mencapai waktu30 detik. Penilaian: Hasil yang dicatat adalah berapa kali testee mampu melakukan gerakan half squat jump selama 30 detik, dan yang diambil adalah jumlah terbanyak dari 3 kali melakukan tes (Nur Ichsan Halim, 2004:95). Tes Keseimbangan Dinamis. Alat dan perlengkapan:Meter kain, Stopwatch, Formulir test, Dan alat tulis menulis, Pelaksanaan tes: Murid berdiri dengan kaki kanan pada titik start, kemudian melompat ke pos pertama dan mendarat dengan kaki kiri dan bertahan selama 5 menit dengan kaki kiri. Kemudian melompat lagi ke pos kedua dan mendarat dengan kaki kanan dan seterusnya sampai pada pos ke sepuluh (finish) dengan kaki bergantian. Penilaian: Angka 5 diberi jika murid melakukan kesalahan yaitu kaki menginjak di luar lingkaran yang telah ditentukan atau bergerak sebelum 5 detik. Angka 10 diberikan jika murid melakukan dengan sempurna. Angka tertinggi yang didapat apabila tidak mendapat kesalahan yaitu 100, dan angka terendah 50 apabila melakukan kesalahan paling banyak.

Tes Kemampuan Lari 40 Meter. Tujuan: Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan lari 40 meter seseorang. Alat dan perlengkapan: Stopwatch, Sempritan / benderan start. Lintasan Iari.Formulir tes dan alat tulis. Pelaksanaan tes: Pada aba-aba ”siap” testee mengambil posisi dibelakang garis start dengan menggunakan start melayang dan dalam keadaan siap untuk berlari ke depan. Pada aba-aba “ya” testee segera berlari secepat mungkin sampai mencapai garis finish. Bersama dengan aba-aba “ya” stopwatch dijalankan dan dihentikan bersama dengan testee memasuki garis finish. Penilaian: Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai testee dalam lari cepat 40 meter, dan yang diambil adalah waktu terbaik dari 2 kali melakukan tes. Setelah seluruh data

(5)

penilaian ini terkumpul yakni data kecepatan reaksi kaki, data kekuatan tungkai dan data keseimbangan dan data kecepatan lari 40 meter murid SDN Bara-Baraya I Makassar, maka untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis dengan menggunakan fasilitas komputer melalui program SPSS .

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Data empiris yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran yang terdiri atas: kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, keseimbangan, dan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar terlebih dahulu diadakan tabulasi data untuk memudahkan proses pengujian nantinya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dengan teknik statistik infrensial. Adapun analisis

data secara deskriptif dimaksudkan agar mendapatkan gambaran umum data yang meliputi rata-rata, standar deviasi, varians, range, data maksimum dan minimum, tabel frekuensi dan grafik. Selanjutnya dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu uji normalitas. Untuk pengujian hipotesis, jika ternyata data berdistribusi normal, maka akan digunakan uji statistik parametrik, yaitu korelasi product-moment dari Pearson (uji r), tetapi jika ternyata data tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik non parametrik, yaitu uji korelasi Spearman’s (rho). Untuk mendapatkan gambaran umum data suatu penelitian maka digunakanlah analisis data deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan terhadap kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, keseimbangan dengan Kemampuan lari 40 meter pada Murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Hal ini dimaksudkan untuk memberi makna pada hasil analisis yang telah dilakukan.

Nilai Statistik Kecepatan

reaksi kaki Kekuatan tungkai Keseimbangan

Kemampuan lari 40 meter N Mean SD Varians Range Minimum Maksimum 50 13,58 2,44 5,96 8 10 18 50 13,02 2,19 4,79 8 10 18 50 70,16 4,17 17,36 16 62 78 50 8,49 0,99 0,99 4,21 6,22 10.43 Gambaran data kecepatan reaksi

kaki, kekuatan tungkai, keseimbangan, dan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut: Kecepatan reaksi kaki, diperoleh nilai rata-rata (mean) = 13,02 centimeter, simpangan baku (standar deviasi) = 2,44 centimeter, nilai terendah (minimum) = 10 centimeter, dan nilai tertinggi (maksimum) = 18 centimeter. Kekuatan tungkai, diperoleh nilai rata-rata (mean) = 13,02 kali, simpangan baku (standar deviasi) = 2,19

kali, nilai terendah (minimum) = 10 kali, dan nilai tertinggi (maksimum) = 18 kali. Keseimbangan, diperoleh nilai rata-rata (mean) = 70,16 poin, simpangan baku (standar deviasi) = 4,17 poin, nilai terendah (minimum) = 62 poin, dan nilai tertinggi (maksimum) = 78 poin. Kemampuan lari 40 meter, diperoleh nilai rata-rata (mean) = 8,49 detik, simpangan baku (standar deviasi) = 0,99 detik, nilai terendah (minimum) = 6,22 detik, dan nilai tertinggi (maksimum) = 10,43 detik.

Nilai Statistik Kecepatan reaksi kaki Kekuatan tungkai Keseimbangan Kemampuan lari 40 meter N Absolute Positif Negatif KS-Z As.Sig 50 0,121 0,121 -0,100 0,857 0,455 50 0,122 0,122 -0,117 0,862 0,448 50 0,135 0,135 -0,097 0,957 0,319 50 0,116 0,103 -0,116 0,821 0,511

(6)

Uji persyaratan analisis. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar statistik parametrik dapat digunakan dalam menganalisis data penelitian adalah data harus mengikuti sebaran normal (berdistribusi normal). Untuk mengetahui apakah data kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, keseimbangan, dan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar berdistribusi normal, maka dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.

Pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov (KS-Z) menunjukkan hasil sebagai berikut: Untuk data kecepatan reaksi kaki, diperoleh nilai KS-Z = 0,857 (P = 0,455 >  0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data Kecepatan mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Untuk data kekuatan tungkai, diperoleh nilai KS-Z = 0,862 (P = 0,448 >

0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data kekuatan tungkai mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Untuk data keseimbangan, diperoleh nilai KS-Z = 0,957 (P = 0,319 >

0,05), sehingga dapat

disimpulkan bahwa data keseimbangan mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Untuk data Kemampuan lari 40 meter, diperoleh nilai KS-Z = 0,821 (P = 0,511 >

0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data Kemampuan lari 40 meter mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal.

Analisis korelasi. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji dan dibuktikan melalui data empiris yang diperoleh dilapangan melalui tes dan pengukuran terhadap seluruh variabel yang diteliti. Karena data penelitian ini mengikuti sebaran normal, maka untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan analisis statistik parametrik dengan menggunakan teknik korelasi Pearson.

Analisis korelasi kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada tidaknya hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar, dilakukan analisis korelasi Pearson.

Variabel N ρ Pvalue Keterangan

Kecepatan reaksi kaki (X1)

Kemampuan lari 40 meter (Y) 50 0,738 0,000 Signifikan Hasil uji analisis koefisien korelasi dengan

menggunakan uji korelasi Pearson dikemukakan sebagai berikut; nilai ρ hitung diperoleh = 0,738 (Pvalue <

0,05) berarti ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar.

Analisis korelasi kekuatan tungkai dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada tidaknya hubungan yang signifikan kekuatan tungkai dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar, dilakukan analisis korelasi Pearson.

Variabel N ρ Pvalue Keterangan

Kekuatan tungkai (X2)

Kemampuan lari 40 meter (Y) 50 -0,690 0,000 Signifikan Hasil uji analisis koefisien korelasi

dengan menggunakan uji korelasi Pearson dikemukakan sebagai berikut; nilai ρ hitung diperoleh = -0,690 (Pvalue <

0,05) berarti ada hubungan yang signifikan kekuatan tungkai dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar.

Analisis korelasi keseimbangan dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar.

Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada tidaknya hubungan yang signifikan keseimbangan dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar, dilakukan analisis korelasi Pearson. Hasil uji analisis koefisien korelasi dengan menggunakan uji korelasi Pearson dikemukakan sebagai berikut; nilai ρ hitung diperoleh = -0,680 (Pvalue <

0,05) berarti ada hubungan yang signifikan

(7)

keseimbangan dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I

Makassar.

Variabel N ρ Pvalue Keterangan

Keseimbangan (X3)

Kemampuan lari 40 meter (Y) 50 -0,680 0,000 Signifikan Analisis korelasi ganda kecepatan

reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan keseimbangan dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Untuk mengetahui keeratan hubungan secara bersama-sama antara

kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan keseimbangan dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar, maka perlu dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi ganda. Untuk lebih jelasnya.

Variabel R R2 F Pvalue Keterangan

Kecepatan Reaksi Kaki (X1), Kekuatan Tungkai (X2), Keseimbangan (X3)

Kemampuan lari 40 meter (Y)

0,821 0,674 31,769 0,000 Signifikan Hasil uji analisis koefisien korelasi

ganda dengan menggunakan uji-r regresi dikemukakan sebagai berikut; nilai R hitung (r) diperoleh = 0,821 (Pvalue <

0,05) dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,674; setelah dilakukan uji signifikan atau keberartian korelasi ganda dengan menggunakan uji F regresi diperoleh F hitung = 31,769 (Pvalue <

0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan keseimbangan dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar.

Pengujian hipotesis. Dalam penelitian ada empat buah hipotesis yang diuji. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan satu persatu sesuai dengan urutannya pada perumusan hipotesis. Disamping dilakukan pengujian hipotesis, juga diberikan kesimpulan singkat tentang hasil pengujian tersebut. Ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Hipotesis statistik yang akan diuji: H0 : rx1.y = 0, H1 : rx1.y  0, Kriteria pengujian: Jika r (Pvalue.> α 0, 05), maka terima H0 dan tolak H1. Jika r (Pvalue.< α 0, 05), maka tolak H0 dan terima H1. Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi Pearson, diperoleh nilai r hitung (ρ) = 0,738 (Pvalue <

0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti, ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki dengan

kemampuan lari 40 meter permainan bulutangkis pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila murid memiliki kecepatan reaksi kaki yang baik, maka akan diikuti dengan kemampuan lari 40 meter yang baik pula.

Ada hubungan yang signifikan kekuatan tungkai dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Hipotesis statistik yang akan diuji:H0 : rx2.y= 0, H1 : rx2.y  0, Kriteria pengujian: Jika r (Pvalue.> α 0, 05), maka terima H0 dan tolak H1. Jika r (Pvalue.< α 0, 05), maka tolak H0 dan terima H1. Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi Pearson, diperoleh nilai r hitung (ρ) = -0,690 (Pvalue <

0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti, ada hubungan yang signifikan kekuatan tungkai dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila murid memiliki kekuatan tungkai yang baik, maka akan diikuti dengan kemampuan lari 40 meter yang baik pula.

Ada hubungan yang signifikan keseimbangan dengan Kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Hipotesis statistik yang akan diuji: H0 : rx3.y= 0, H1 : rx3.y  0, Kriteria pengujian: Jika r (Pvalue.> α 0, 05), maka terima H0 dan tolak H1. Jika r (Pvalue.< α 0, 05), maka tolak H0 dan terima H1. Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi Pearson,

(8)

diperoleh nilai r hitung (ρ) = -0,680 (Pvalue <

0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti, ada hubungan yang signifikan keseimbangan dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila murid memiliki keseimbangan yang baik, maka akan diikuti dengan kemampuan lari 40 meter yang baik pula. Ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan keseimbangan dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Hipotesis statistik yang akan diuji: H0 : Rx1.2.3y = 0, H1 : Rx1.2.3y  0, Kriteria pengujian: Jika R (Pvalue.> α 0, 05), maka terima H0 dan tolak H1. Jika R (Pvalue.< α 0, 05), maka tolak H0 dan terima H1. Hasil pengujian: Dari hasil analisis data korelasi ganda, diperoleh nilai r hitung (R) = 0,821, setelah dilakukan uji signifikan atau uji keberartian korelasi ganda dengan menggunakan uji F regresi diperoleh nilai F hitung = 31,769, dengan tingkat signifikan 0,000. Oleh karena nilai probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 ( P<0,05 ), maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksikan kemampuan lari 40 meter ( dapat diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil ). Maka H0 ditolak dan H1 diterima atau koefisien regresi signifikan. Hal ini berarti, ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan keseimbangan secara bersama-sama dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Nilai koefisien determinasi (R square) yang diperoleh = 0,674, hal ini berarti bahwa 67,4% kemampuan lari 40 meter dijelaskan oleh kecepatan, kekuatan tungkai, dan keseimbangan, sedangkan sisanya 32,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila murid memiliki kecepatan, kekuatan tungkai, dan keseimbangan yang baik, maka akan diikuti dengan kemampuan lari 40 meter yang baik pula

Pembahasan

Hasil-hasil analisis korelasi Pearson (ρ) dalam hipotesis perlu dikaji

lebih lanjut dengan memberikan interpretasi keterkaitan antara hasil analisis yang dicapai dengan teori-teori yang mendasari penelitian ini. Penjelasan ini diperlukan agar dapat diketahui kesesuaian teori-teori yang dikemukakan dengan hasil penelitian yang dicapai. Untuk mengambil kesimpulan penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka hasil analisis data yang perlu dibahas sesuai dengan teori-teori yang mendasarinya. Adapun pembahasan yang dimaksud adalah sebagai berikut: Hipotesis pertama H0 ditolak dan H1 diterima yaitu; ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka berpikir maupun teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung teori yang ada seperti yang dikemukakan oleh Harsono (1998:116) bahwa “kecepatan reaksi (reaktion speed) adalah kemampuan organisme atlet untuk menjawab rangsangan secepat mungkin dalam mencapai hasil sebaik-baiknya”.

Kecepatan reaksi merupakan perbedaan waktu antara aksi fisik dan rangsangan yang dikirimkan oleh sistem syarat dan otot. Semakin singkat waktu yang dicapai berarti semakin tinggi pula tingkat reaksinya. Dengan alasan bahwa seorang atlet hams dapat memberikan keputusan berupa tindakan segera mungkin atas kesempatan yang terjadi pada waktu yang sama. Sedangkan kecepatan bergerak adalah kemampuan anggota-angota tubuh tertentu untuk melakukan aksinya dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan bergerak dapat dilihat ketika seseorang berlari dengan kecepatan maksimal. Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila murid memiliki kecepatan reaksi kaki yang baik, akan menghasilkan star pada saat melakukan lari sprint yang optimal sehingga menghasilkan daya dorong yang kuat dan mendapatkan hasil kecepatan lari yang maksimal. Oleh sebab itu salah satu jenis kondisi fisik yang perlu dikembangkan pada olahraga atletik khususnya nomor lari sprint adalah unsur kecepatan reaksi. Namun harus disadari bahwa unsur fisik ini tidaklah berdiri

(9)

sendiri, akan tetapi harus didukung dan dikombinasikan dengan unsur fisik yang lain seperti kekuatan tungkai, keseimbangan dan sebagainya.

Hipotesis kedua H0 ditolak dan H1 diterima yaitu; ada hubungan yang signifikan kekuatan tungkai dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka berpikir maupun teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Muchammad Sajoto (1985:24) mengemukakan, bahwa : “kekuatan atau strength adalah kemampuan atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Selanjutnya Suharno (1985:24) mengemukakan, bahwa : “kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas”. Pengembangan unsur kekuatan adalah penting diutamakan, oleh karena dapat memudahkan pengembangan unsur kondisi fisik lainnya dalam proses latihan untuk mencapai prestasi optimal pada suatu cabang olahraga. Dari pengertian tersebut, maka unsure kekuatan tungkai dimanfaatkan pada saat murid berlari mengayun kedua kaki, sehingga hasil kecepatan larinya akan maksimal. Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila murid memiliki kekuatan tungkai yang baik, akan menunjang untuk melakuakn lari sprint dengan baik.

Hipotesis ketiga H0 ditolak dan H1 diterima yaitu; ada hubungan yang signifikan keseimbangan dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka berpikir maupun teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Harsono (1988:224) bahwa “Keseimbangan berhubungan dengan koordinasi diri, dan dalam beberapa keterampilan, juga dengan agilitas”. Dengan demikian untuk menjaga keseimbangan dalam melakukan kegiatan jasmani, maka gerakan-gerakan yang dilakukan perlu dikoordinasikan dengan baik sebagai usaha untuk mengontrol

semua gerakan. Unsur fisik keseimbangan digunakan pada nomor lari sprint yaitu pada saat berlari mengambil awalan start, pada saat bertumpuh untuk melakukan kecepatan lari dibutuhkan kestabilan anggota badan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila murid memiliki keseimbangan yang baik, akan menunjang untuk melakuakn lari sprint dengan baik.

Hipotesis keempat H0 ditolak dan H1 diterima yaitu; ada hubungan yang signifikan secara bersama-sama kecepatan, kekuatan tungkai, dan keseimbangan dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Hal ini dapat dijelaskan bahwa ketiga variabel bebas ini secara bersama-sama memberikan hubungan yang nyata dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Kecepatan reaksi dalam kaitannya pada saat melakukan lari sprint dengan menggunakan kecepatannya saat pengambilan awalan start dan berlari melewati lawan. Kekuatan tungkai merupakan faktor pendukung dalam melakukan lari sprint, digunakan pada saat melakukan lari dengan cepat dengan mengangkat kedua tungkai saat melakukan lari sprint. Sedangkan keseimbangan dimanfaatkan dimana pada saat melakukan lari sprint keseimbangan dapat difungsikan untuk membantu agar lari sprint yang dilakukan tidak jatuh dan menjaga kestabilan tubuh.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasannya, maka hasil penelitian ini dapat dikesimpulan sebagai berikut: Ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Ada hubungan yang signifikan kekuatan tungkai dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Ada hubungan yang signifikan keseimbangan dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan keseimbangan secara bersama-sama dengan kemampuan

(10)

lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar.

Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: Bagi para guru penjas, pembina maupun pelatih cabang olahraga atletik khususnya nomor lari sprint, bahwa kiranya dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan lari 40 meter bagi murid atau atlet yang dibina, hendaknya perlu memperhatikan unsur kemampuan fisik yang dapat menunjang, seperti kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan keseimbangan. Bagi para murid atau atlet cabang olahraga atletik khususnya nomor lari sprint, direkomendasikan bahwa atlet atau murid perlu membekali diri mengenai pengetahuan tentang pentingnya mengembangkan dan memiliki kemampuan fisik seperti kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan keseimbangan guna dapat lebih meningkatkan kemampuan melakukan lari sprint dengan maksimal. Bagi peneliti yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan agara melibatkan variabel-variabel lain yang relevan dengan penelitian ini serta dengan populasi dan sampel yang lebih luas. DAFTAR RUJUKAN

Adisasmita, Yusuf. 1992. Olahraga Pilihan Atletik. Dirjen Dikti, Jakarta. Arikunto Suharsimi, 1992. Prosedur

Penelitian; Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ateng, Abdul Kadir. 1992. Asas dan

Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Fox, EL.Dkk., 1988. The Psycological

Basic Of Physical Education Athletics. New York, Sounders Collage Publishing.

Halim, Ichsan Nur, 2004., Tes dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. Universitas Negeri Makassar, Makassar

Harre. D. 1982. Principle Of Sport

Training. Introducttion To Theory Of Methodes Of Training.

Sportverlag. Berlin

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek dalam Coaching, Depdikbud Dirjen Dikti. Jakarta.

Ismariati. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Solo. Sebelas Maret University Press.

Jess Jarver., 2007. Belajar Dan Berlatih Atletik. Penerbit CV.Pioner Jaya Bandung.

Johnson, Barry L., Nelson. 1986. Practical Measurement of Evaluati on in Physical Education. New York : Macmillan publishing company,. Kasiyo, Dwijowinoto, 1993., Dasar-dasar

Ilmu Kepelatihan. IKIP Semarang Pres, Semarang.

Pasau, Anwar,M, 1986. Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik, Bagian I. FPOK, IKIP Ujungpandang. Rahantoknam, B. E. 1988. Belajar Motorik.

Debdikbud Dirjen Dikti. Jakarta. Rani, Adib, Abd. 1992. Pembimbing

Gerak. Bahan Kuliah FPOK IKIP Ujung Pandang.

Sajoto Moch. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. FPOK IKIP Semarang.

Soebroto, Moch. 1979. Tuntutan Mengajar Atletik, Proyek Pemasalan dan Pembibitan Olahraga, Jakarta. Suharno HP, 1986. Ilmu Kepelatihan.IKIP

Yogyakarta Press. Yogyakarta. Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian.

Bandung: Penerbit CV Alfabetha. Syarifuddin, Aip. 1992. Atletik.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti, Proyek

Pembangunan Tenaga

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan pengguna adalah kegiatan pemberian bantuan kepada pengguna untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan agar para pengguna

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap jenis- jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional pada masyarakat desa Koto Dua Lama,

Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan

Arena yang kita tahu Zona Cinta itu adalah wilayah yang luas tentang cinta, kitapun juga menyadarinya bahwa jika kita membahas wilayah cinta itu sendiri pasti tidak akan

Buku-buku praktis memang harus disediakan khusus bagi kaum miskin kota atau desa untuk menunjang kegiatan bersama dengan NGO atau Perpustakaan Nasional menjalankan program

Populasi Ternak Unggas (Ayam Ras Pedaging) Kabupaten Sinjai Tahun 2008 -

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Masa