• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 11 /PJ/ 2012

TENTANG

TATA CARA PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN MINYAK BUMI, GAS BUMI, DAN PANAS BUMI

(2)

1. JENIS TRANSAKSI a. Perekaman Data Baru b. Pemutakhiran Data c. Penghapusan Data

d. Perekaman Data Dalam Rangka Penerbitan SKP

2. NOP

No Formulir

I

LAMPIR&N I

Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor : PER- 11 /PJ/2012

Tanggal : 20 Apri1 2012

Kode: N -1 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Kantor Pelayanan Pajak Pratama

SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK ONSHORE

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI TAHUN

Beri tanda silang pada kolom yang sesuai Bagian yang diarsir diisi oleh Petugas

21. RW 22. RT 13. EMAIL 15. NAMA LOKASI 17. NAMA JALAN 19. NOMOR b. Penyewa d. Pemakai a. Badan b. Orang Pribadi a. Pemilik

Bentuk Badan Hukum

Gelar c. Pengelola 11. NPWP e. Sengketa 8. JENIS 9 STATUS 10. NAMA 12. NOMOR TELEPON 14. TIPE LOKASI 16. TIPE JALAN 18. TIPE NOMOR 20. KELURAHAN/DESA 23. KECAMATAN

(3)

-2- Kode: N -2 • Peruntukan Objek Pajak Luas • (m 2 ) Keteranganl Lokasi (Desa/Kel.). 1 . .• 2 . . , :e ,.,,, 3 • -.:;,,4 .: , .,,,. 26. AREAL ONSHORE 1. Areal Produktif

2. Areal Belum Produktif

3. Areal Tidak Produktif

4. Areal Emplasemen

5. Areal Pengamanan

TOTAL LUAS AREAL ONSHORE

Peruntukan Lainnya D. PERUNTUKAN LAINNYA Luas (m2) Keterangan/ Lokasi (Desa/Kel.) 2 3 27. AREAL LAINNYA 2) Saya menyatakan

sesuai dengan Pasal sebagaimana

E. PERNYATAAN WAJIB PAJAK

bahwa informasi yang telah saya berikan dalam formulir ini termasuk lampirannya adalah benar, jelas, dan lengkap menurut keadaan yang sebenarnya,

9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994.

28. TANGGAL/BULANfTAHUN / /

29. TANDA TANGAN

30. NAMA LENGKAP

31. JABATAN

- Dalam hal ditandatangani oleh kuasa, SPOP harus dilampiri - Batas waktu pengembalian SPOP selambat-lambatnya

Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994

F. PEN

,

""' h' '-.

•.,.i ,, A PENDATA

dengan Surat Kuasa Khusus atau surat kuasa.

30 (tiga puluh) hari setelah diterima oleh subjek pajak/wajib pajak sesuai dengan tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan

DATA DAN PEJABAT

-,. :,,,..,.,-,.

,...-,:,,

YANG BERWENANG

MENGETAHUI KEPALA SEKSI

32 TANGGAL/BULAN/TAHUN / / 36. TANGGAL/BULANTTAHUN / / 33. TANDA TANGAN 34. NAMA LENGKAP 37. TANDA TANGAN 38. NAMA LENGKAP 39. NIP

• ' I taii . ,..,I...';;.' , 1 -I' 35. NIP

ri. ,. ..,. .Keterangan .

1) Isi dengan salah satu titik koordinat yang terdapat dalam peta Wilayah Kerja

(4)

KEMENTERIAN

Ib

DIREKTORAT

_ , j!

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT ....-•

. ,

—,

z.c-

Kantor Pelayanan .,

KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA JENDERAL PAJAK

JENDERAL PAJAK Pajak Pratama

No Formulir

1 I

Beri tanda silang pada kolom yang sesuai Bagian yang diarsir diisi oleh Petugas

LAMPIRAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK ONSHORE

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI TAHUN...

1 JEMS TRANSAKSI a Perekaman Data Baru b. Pemutakhiran Data c. Penghapusan Data

i

d. Perekaman Data Dalam Rangka Penerbitan SKP

2 NOP 1

1

t

,

3 NOMOR KKKS

I

A. REKAPITULASI PERUNTUKAN DAN LUAS BANGUNAN

:' Peruntukan Objek Pajak

Jumlah Luas

(m2) Jumlah Unit Keterangan

1 2 3 4

BANGUNAN

4.a. Bangunan Penambangan

1 Sumur (well)

2 Gathering testing

satellite (GTS)

3 Oil 1Gas Processing Plant

4 Power plant

5 Water treatment plant (WTP)

6. Gas boot

7. Condensate recovery

8 Condensate stabilization unit (CSU) 9. Separator 10. Scrubber 11 Pumps 12. Cooler 13. Compressor 14. Power generator 15. Tangki (tank) 16. Tank tower 17. Pipa

18. Suar bakar (flare)

19. Oil metering 20. Bangunan penambangan lainnya *) ■

I

I

(5)

Peruntukan Jurniah Luas (rn2)

Objek Pajak Sumlah Unit

—"` " L__I 4 Keterangan 2 3 4 4.b Bangunan Penunjang 1. Perumahan 2. Perkantoran 3. Pabrik 4. Toko/apotik/ruko 5. RS./klinik 6. Olahraga/rekreasi 7. Hotel/resto./wisma 8. Bengkel/gudang

9. Bangunan tidak kena pajak

10. Apart./kondominium

11. Pompa bensin (kanopi)

12. Gedung Pertemuan

13. Landasan pesawat udara

14 Jalan diperkeras di lokasi penambangan danfatau dalam komplek

15. Dermaga/jetty

16.Bangunan penunjang lainnya*)

4. TOTAL LUAS BANGUNAN (4a + 4b)

Keterangan :

(6)

-5-

PETUNJUK PENGISIAN

SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK ONSHORE

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI

PERHATIAN:

1. Formulir ini harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap. 2. pengisian 'huruf dimulai dari kotak awal dengan huruf balok.

3. Pengisian `angka'dimulai dari kiri ke kanan dengan ketentuan angka terakhir pada kotak paling kanan.

Kode : Diisi dengan banyaknya objek Onshore yang

dimiliki, dengan satuan per kabupaten/kota. Kode N berarti SPOP/LSPOP Onshore.

Contoh:

KKKS A memiliki Onshore di 3 kabupaten (kab. X, Y dan Z).

SPOP dan LSPOP Onshore yang harus diisi berjumlah 12 lembar, di mana 1 SPOP Onshore per kabupaten/kota terdiri dari 4 lembar (2 lembar SPOP dan 2 lembar LSPOP), dengan kode: a. SPOP kab. X : kode N1-1 s.d. N1-2

b. LSPOP kab. X : kode N1-3 s.d. N1-4 c. SPOP kab. Y : kode N2-1 s.d. N2-2 d. LSPOP kab. Y : kode N2-3 s.d. N2-4 e. SPOP kab. Z : kode N3-1 s.d, N3-2 f. LSPOP kab. Z : kode N3-3 s.d. N3-4 Diisi oleh petugas.

Diisi oleh petugas. Diisi oleh petugas. Diisi oleh petugas. Diisi oleh petugas. No. Formulir Kantor PelayananPajak Pratama 1. JENIS TRANSAKSI : 2. NOP 3. NOMOR KKKS

A. DATA OBJEK PAJAK

4. WILAYAH KERJA(WK)

5. TITIK KOORDINAT :

Diisi dengan nama WK sesuai dengan yang tercantum dalam Kontrak Kerja Sama.

Diisi dengan salah satu titik koordinat yang terdapat dalam peta Wilayah Kerja yang mengacu pada sistem koordinat geodetik (Lintang Bujur).

: Diisi dengan luas Wilayah Kerja dalam satuan meter persegi (m 2).

Diisi dengan nama provinsi dimana objek pajak berada.

Diisi dengan nama kabupaten/kota dimana objek pajak berada, 1 SPOP Onshore untuk 1 kabupaten/kota. 6. LUAS WK 7. LOKASI OBJEK PAJAK PROVINSI KAB/KOTA

B. DATA WAJIB PAJAK

(7)

STATUS :

NAMA :

NPWP :

yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

Bentuk Badan Hukum (untuk badan hukum) dan Gelar (untuk orang pribadi) ditulis di kolom yang telah disediakan.

Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

Diisi dengan nama lengkap Wajib Pajak.

Harus diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Apabila objek pajak milik perorangan maka dicantumkan NPWP Perseorangan dan apabila Badan maka dicantumkan NPWP Badan.

12. NOMOR TELEPON : Diisi dengan nomor telepon yang dapat

terhubung dengan Wajib Pajak.

13. EMAIL : Diisi dengan alamat email Wajib Pajak.

14. TIPE LOKASI : Diisi dengan tipe lokasi alamat Wajib Pajak. Tipe lokasi yang digunakan adalah:

GEDUNG RUKO

PERUMAHAN RUKAN

KOMPLEK WISMA

APARTEMEN KAWASAN

15. NAMA LOKASI : Diisi dengan nama lokasi alamat Wajib Pajak.

Penulisan nomor/nama lantai agar didahului

dengan kata untuk memudahkan dalam

membedakan antara nama bangunan/gedung dengan nomor/nama lantai.

16. TIPE JALAN : Diisi dengan tipe lokasi alamat Wajib Pajak. Tipe jalan yang digunakan adalah:

JL = Jalan DSN = Dusun GG = Gang PSL = Persil DS = Desa SB = Subak KP = Kampung BJ = Banjar LR = Lorong DK = Dukuh PS = Pasar

17. NAMA JALAN : Diisi sesuai dengan nama jalan alamat Wajib

Pajak. Nomor jalan ditulis dengan angka romawi. Apabila telah mencapai maksimal karakter, nama jalan dapat disingkat mulai dari suku kata yang paling terakhir. Nama jalan ditulis tanpa tanda titik.

18. TIPE NOMOR : Diisi dengan tipe nomor alamat Wajib Pajak.

Tipe nomor yang digunakan adalah: NO = Nomor

BLOK = Blok KAV = Kaveling

19. NOMOR : Diisi dengan nomor, blok, kaveling dimana

Wajib Pajak bertempat tinggal. Ditulis dengan angka arab. Apabila nomor lebih satu, maka digunakan tanda koma (,) jika disebutkan satu persatu, atau dengan tanda minus (-) jika disebutkan awal dan akhirnya, tanpa dipisahkan spasi.

(8)

-7-

Wajib Pajak bertempat tinggal.

21. RW : Diisi dengan nama RW dimana Wajib Pajak

bertempat tinggal.

22. RT : Diisi dengan nama RT dimana Wajib Pajak

bertempat tinggal.

23. KECAMATAN : Diisi dengan nama kecamatan dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

24. KABUPATEN

/

KOTA : Diisi dengan nama kabupaten/kota dimana

Wajib Pajak bertempat tinggal.

25. KODE POS : Diisi dengan nomor kode pos dimana Wajib

Pajak bertempat tinggal.

C. PERUNTUKAN DAN LUAS

26. AREAL ONSHORE Kolom 1

Peruntukan Objek

Pajak

BUMI

areal produktif diisi areal permukaan bumi yang telah diusahakan/dimanfaatkan untuk lokasi sumur pengeboran, contoh: zona wellpad

(well cluster), yang di dalamnya terdapat

sumur produksi, sumur injeksi.

areal belum produktif diisi areal yang meliputi seluruh permukaan bumi di dalam WK setelah areal areal yang dikurangi areal lainnya, dan/atau

produktif, areal tidak produktif, pengaman, contoh: areal permukaan

TOTAL LUAS AREAL

ONSHORE

dimanfaatkan untuk kegiatan penyelidikan umum, kegiatan eksplorasi, areal sumur non

producing plug and abandon, areal sumur non producing open.

areal tidak produktif diisi areal permukaan bumi yang secara geografis tidak dapat diusahakan/dimanfaatkan (contoh: tebing, jurang, rawa, danau, sungai, dll).

areal emplasemen diisi areal permukaan bumi yang dimanfaatkan untuk bangunan dan pekarangan, selain areal produktif dan areal belum produktif, contoh: kantor, perumahan, pabrik, gudang, dll.

Areal pengaman diisi areal permukaan bumi yang dimanfaatkan untuk jalur pipa dan/atau keselamatan lingkungan, contoh : zona right of way (ROW) untuk jalur pipa migas dari dan ke fasilitas produksi.

Total Luas Areal Onshore adalah penjumlahan dari luas seluruh areal yang dikenakan.

Diisi luas areal masing-masing sesuai dengan peruntukan objek pajak (kolom 1) dalam satuan meter persegi (m 2).

Diisi dengan nama desa/kelurahan dimana objek pajak berada atau penjelasan tambahan yang diperlukan.

Diisi total luas areal onshore dalam satuan

meter persegi (m2). Kolom 2 Luas (

m

2)

Kolom 3

Keterangan/ Lokasi (Desa/ Kel.)

(9)

-8-

D. PERUNTUKAN LAINNYA

27. AREAL LAINNYA Kolom 1

Peruntukan

Lainnya : areal lainnya diisi areal permukaan bumi yang dikuasai oleh pihak ketiga dan sudah dikenakan PBB sektor lainnya, atau merupakan objek pajak yang tidak dikenakan

PBB

sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994, dalam satuan meter persegi (m 2), contoh: areal pemukiman penduduk, areal pertambangan, areal perkebunan, areal perhutanan, kuburan atau hutan lindung di dalam WK.

: Diisi total luas areal lainnya dalam satuan meter persegi (m 2 ).

: Diisi dengan nama desa/kelurahan dimana objek pajak berada atau penjelasan tambahan yang diperlukan.

Kolom 2 Luas ( m2)

Kolom 3

Keterangan/ Lokasi (Desa/Kel.)

E. PERNYATAAN WAJIB PAJAK

28. TANGGAL/BULAN/ TAHUN

: Diisi dengan tanggal, bulan dan tahun saat

pengisian SPOP.

29. TANDA TANGAN : Diisi diatas garis yang disediakan.

30. NAMA LENGKAP : Diisi dengan lengkap, sesuai petunjuk angka 10.

31. JABATAN : Diisi nama jabatan yang menandatangani SPOP.

F. PENDATA DAN PEJABAT

Diisi oleh petugas.

(10)

-9-

PETUNJUK PENGISIAN

LAMPIRAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK ONSHORE PBB SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN MINYAK BUMI

DAN GAS BUMI PERHATIAN:

1. Formulir ini harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap. 2. pengisian 'hurur dimulai dari kotak awal dengan huruf balok.

3. Pengisian ‘angka' dimulai dari kiri ke kanan dengan ketentuan angka terakhir pada kotak paling kanan.

No. Formulir : Diisi oleh petugas.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama

1. JENIS TRANSAKSI 2. NOP

3. NOMOR KKKS

: Diisi oleh petugas. Diisi oleh petugas. Diisi oleh petugas. Diisi oleh petugas.

A. REKAPITULASI PERUNTUKAN DAN LUAS BANGUNAN

Kolom 1 Peruntukan Objek Pajak

: Bangunan penambangan diisi jenis penggunaan bangunan yang digunakan sebagai fasilitas produksi, meliputi :

1. Bangunan sumur (well). berupa luas perkerasan di sekitar kepala sumur sampai pengamannya (cellar).

2. Bangunan Gathering Testing Satellite (GTS) berupa luas tapak/penampang GTS.

3. Bangunan oil/ gas processing plant berupa

luas perkerasan tapak/ penampang

bangunan plant.

4. Bangunan Power plant berupa luas tapak bangunan power plant.

5. Bangunan Water Treatment Plant (WTP) berupa luas tapak bangunan WTP

6. Bangunan gas boot berupa luas perkerasan dimana gas boot didirikan

7. Bangunan condensate recovery berupa luas tapak/penampang condensat recovery.

8. Bangunan Condensate stabilization unit (CSU) berupa luas perkerasan dimana CSU didirikan.

9. Bangunan separator berupa luas perkerasan dimana separator didirikan.

10.Bangunan scrubber berupa luas perkerasan dimana scrubber didirikan.

11.Bangunan pumps berupa luas perkerasan dimana pumps didirikan.

12.Bangunan cooler berupa luas perkerasan dimana cooler didirikan.

13.Bangunan compressor berupa luas perkerasan dimana compressor didirikan.

(11)

-10-

14.Bangunan power generator berupa luas

perkerasan dimana power generator

didirikan.

1 5.Bangunan tangki (tank) berupa luas bangunan tangki.

16.Bangunan Tank tower berupa luas tapak bangunan tower.

1 7 . B angunan pipa berupa luas

tapak/penampang bangunan pipa.

18.Bangunan suar bakar (flare) berupa luas perkerasan dimana flare didirikan

19.Bangunan Oil metering berupa luas perkerasan dimana oil metering didirikan. 20.Bangunan penambangan lainnya dapat

ditambah sesuai kebutuhan.

Bangunan penunjang diisi jenis penggunaan bangunan yang digunakan sebagai pendukung kegiatan penambangan, meliputi :

1-12 Bangunan perumahan, perkantoran, pabrik, toko / apotik/ ruko, RS / klinik, Olahraga/ rekreasi, hotel/ resto/ wisma, bengkel/gudang, bangunan tidak kena pajak, apartemen/kondominium, pompa bensin (kanopi), gedung pertemuan berupa luas bangunan dari objek yang dimaksud. 13. Bangunan landasan pesawat udara berupa

luas perkerasan landasan.

14. Bangunan berupa jalan diperkeras berupa luas perkerasan badan jalan

15. Bangunan berupa dermaga/ jetty berupa luas bangunan dermaga/ jetty.

16. Bangunan penunjang lainnya dapat

ditambah sesuai kebutuhan, contoh : silo, cerobong, dll.

: Diisi dengan luas total masing-masing jenis penggunaan bangunan sesuai peruntukan (kolom 1) baik bangunan penambangan maupun bangunan penunjang, dalam satuan meter persegi (m2).

Penjumlahan dari luas seluruh bangunan penambangan dan bangunan penunjang adalah TOTAL LUAS BANGUNAN.

Kolom 3 Jumlah Unit : Diisi sesuai dengan jumlah unit masing-masing jenis penggunaan bangunan sesuai peruntukan (kolom 1). Penjumlahan dari seluruh unit adalah TOTAL JUMLAH UNIT.

Kolom 4 Keterangan : Diisi penjelasan tambahan yang diperlukan.

Kolom 2 Jumlah Luas (m2)

(12)

-1

b. Pemutakhiran Data a. Perekaman Data Baru

_J

m2

21. RW 22. RT

KEIVIENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

16. TIPE JALAN

18. TIPE NOMOR

20. KELURAHAN/DESA

ld. Perekaman Data Dalam Rangka Penerbitan SKP

Bentuk Badan Hukum

Gelar d. Pemakai e. Sengketa b. Penyewa c. Pengelola 11. NPWP 13. EMAIL 15. NAMA LOKASI 17. NAMA JALAN 19. NOMOR c. Penghapusan Data

I

LAMPIRAN II

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER- II /PJ/2012 Tanggal : a0 AprO x■lz Kode: F 2 3 NOP NOMOR KKKS 4. WILAYAH KERJA (WK) 5. TITIK KOORDINAT 1) 6 LUAS WK

7 LOKASI OBJEK PAJAK: (Laut/Selat/sejenisnya) 8. a. b. Badan Orang Pribadi JENIS 9. STATUS a. Pemilik 10. NAMA 12. NOMOR TELEPON 14. TIPE LOKASI

A. DATA OBJEK PAJAK

B. DATA WAJIB PAJAK

25. KODE POS 23. KECAMATAN

24. KABUPATEN/KOTA

Nc. Fcrmutr

(13)

Kode: F -2 Peruntukan Objek Pajak — Luas (m2 ) Keterangan i 2 3 26. LUAS AREAL OFFSHORE

. Peruntukan Lainnya • D. PERUNTUKAN LAINNYA Luas Keterangan (m 2) i. ) ! ,,, . ■-; ;;;.,■-: . • 2 27. AREAL LAINNYA 2) Saya menyatakan

sesuai dengan Pasal sebagaimana

E. PERNYATAAN WAJIB PAJAK

bahwa informasi yang telah saya berikan dalam formulir ini termasuk lampirannya adalah benar, jelas, dan lengkap menurut keadaan yang sebenarnya,

9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994.

28. TANGGAUBULAN/TAHUN / /

29. TANDA TANGAN

30. NAMA LENGKAP

31. JABATAN

- Dalam hal ditandatangani oleh kuasa,

- Batas waktu pengembalian SPOP selambat-lambatnya Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994

PENDATA

SPOP harus dilampiri dengan Su. -at Kuasa Khusus atau surat kuasa.

30 (tiga puluh) hari setelah diterima oleh subjek pajak/wajib pajak sesuai dengan 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan

F. PENDATA DAN PEJABAT YANG BERWENANG

MENGETAHUI KEPALA SEKSI

/ / 32. TANGGALJBULANfTAHUN 36. TANGGAUBULAN/TAHUN

I

/ / I 33. TANDA TANGAN 34. NAMA LENGKAP 37. TANDA TANGAN 38. NAMA LENGKAP 39. NIP 35. NIP Keterangan :

1) Isi dengan salah satu titik koordinat yang terdapat dalam peta Wilayah Kerja

(14)

.. .

4;?P

' KEMENTERIAN t....0 r-744 DIREKTORAT .-

">.k4'0---

KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA JENDERAL PAJAK

No. Forrnulir

''''' ' L__I - ')

., , :

i

Beri tanda silang pada kolom yang sesuai • Bagian yang diarsir diisi oleh Petugas LAMPIRAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK OFFSHORE

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI TAHUN

1. JENIS TRANSAKSI a. Perekaman Data

Data Dalam Baru Rangka SKP b. Pemutakhiran Data LUAS BANGUNAN I c. Penghapusan Data d. Perekaman Penerbitan 2. NOP 1 i 3. NOMOR KKKS A. REKAPITULASI Jumlah Luas (m2) 2 PERUNTUKAN DAN Jumlah Unit 3 Keterangan Peruntukan Objek Pajak BANGUNAN

4.a. Bangunan Penambangan

i . Anjungan lepas pantai

(platform)

2 Workshop decklliving quarter deck

3. Pipa

4. Single Buoy Mooring (SBM) 5 Bangunan penambangan

lainnya *) 4.b. Bangunan Penunjang

1. Dermaga/jetty

2. Bangunan penunjang lainnya* )

4. TOTAL LUAS BANGUNAN (4a + 4b) Keterangan :

(15)

-4-

PETUNJUK PENGISIAN

SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK OFFSHORE

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI

PERHATIAN:

1. Formulir ini harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap. 2. pengisian 'huruP dimulai dari kotak awal dengan huruf balok.

3. Pengisian `angka'dimulai dari kiri ke kanan dengan ketentuan angka terakhir pada kotak paling kanan.

Kode

No. Formulir

: Diisi untuk objek Offshore yang dimiliki, kode F berarti SPOP/LSPOP Offshore.

Contoh:

KKKS B memiliki Offshore di WK XYZ.

SPOP dan LSPOP Offshore yang harus diisi berjumlah 3 lembar, 2 lembar SPOP dan 1 lembar LSPOP, dengan kode:

a. SPOP Offshore : kode F1-1 s.d. F1-2 b. LSPOP Offshore : kode F1-3

: Diisi oleh petugas. 1. JENIS TRANSAKSI :

2. NOP

3. NOMOR KKKS

A. DATA OBJEK PAJAK

4. WILAYAH KERJA(WK) 5. TITIK KOORDINAT

6. LUAS WK

7. LOKASI OBJEK PAJAK (Laut/ Selat/ sejenisnya)

B. DATA WAJIB PAJAK

Diisi oleh petugas. Diisi oleh petugas. Diisi oleh petugas.

: Diisi dengan nama WK sesuai dengan yang tercantum dalam Kontrak Kerja Sama.

: Diisi dengan salah satu titik koordinat yang terdapat dalam peta Wilayah Kerja yang mengacu pada sistem koordinat geodetik (Lintang Bujur).

: Diisi dengan luas Wilayah Kerja dalam satuan meter persegi (m 2 ).

: Diisi dengan nama laut/selat/sejenisnya dimana objek pajak berada.

8. JENIS : Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

Bentuk Badan. Hukum (untuk badan hukum) dan Gelar (untuk orang pribadi) ditulis di kolom yang telah disediakan.

9. STATUS : Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

10. NAMA : Diisi dengan nama lengkap Wajib Pajak.

11. NPWP : Harus diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP), Apabila objek pajak milik perorangan maka dicantumkan NPWP Perseorangan dan

apabila Badan maka dicantumkan NPWP t

(16)

-5-

Diisi dengan nomor telepon yang dapat terhubung dengan Wajib Pajak.

Diisi dengan alamat email Wajib Pajak.

Diisi dengan tipe lokasi alamat Wajib Pajak. Tipe lokasi yang digunakan adalah:

12. NOMOR TELEPON 13. EMAIL 14. TIPE LOKASI GEDUNG RUKO PERUMAHAN RUKAN KOMPLEK WISMA APARTEMEN KAWASAN 15. NAMA LOKASI 16. TIPE JALAN 17. NAMA JALAN 18. TIPE NOMOR 19. NOMOR 20. KELURAHAN/DESA 21. RW 22. RT 23. KECAMATAN 24. KABUPATEN/KOTA 25. KODE POS

: Diisi dengan nama lokasi alamat Wajib Pajak. Penulisan nomor/ nama lantai agar didahului dengan kata "LT" untuk memudahkan dalam membedakan antara nama bangunan/gedung dengan nomor/nama lantai.

: Diisi dengan tipe lokasi alamat Wajib Pajak. Tipe jalan yang digunakan adalah:

JL = Jalan DSN = Dusun GG = Gang PSL = Persil DS = Desa SB = •Subak KP = Kampung BJ = Banjar LR = Lorong DK = Dukuh PS = Pasar

: Diisi sesuai dengan nama jalan alamat Wajib Pajak. Nomor jalan ditulis dengan angka romawi. Apabila telah mencapai maksimal karakter, nama jalan dapat disingkat mulai dari suku kata yang paling terakhir. Nama jalan ditulis tanpa tanda titik.

: Diisi dengan tipe nomor alamat Wajib Pajak. Tipe nomor yang digunakan adalah:

NO = Nomor BLOK = Blok KAV = Kaveling

: Diisi dengan nomor, blok, kaveling dimana Wajib Pajak bertempat tinggal. Ditulis dengan angka arab. Apabila nomor lebih satu, maka digunakan tanda koma(,) jika disebutkan satu persatu, atau dengan tanda, minus(-) jika disebutkan awal dan akhirnya, tanpa dipisahkan spasi.

: Diisi dengan nama kelurahan/desa dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

: Diisi dengan nama RW dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

: Diisi dengan nama RT dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

: Diisi dengan nama kecamatan dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

: Diisi dengan nama kabupaten/kota dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

: Diisi dengan nomor kode pos dimana Pajak bertempat tinggal.

(17)

C. PERUNTUKAN DAN LUAS BUMI

26. AREAL OFFSHORE Kolom 1

Peruntukan Objek :

Paj ak yang meliputi areal offshore jika tidak terdapat Luas Areal Offshore adalah luas seluruh WK areal lainnya.

Diisi luas areal offshore dalam satuan meter persegi (m 2).

Kolom 3 Keterangan = Diisi dengan penjelasan tambahan yang diperlukan. Kolom 2 Luas (m2) -6- D. PERUNTUKAN LAINNYA 27. AREAL LAINNYA Kolom 1 Peruntukan Lainnya

: areal lainnya diisi areal perairan laut yang dikuasai oleh pihak ketiga dan sudah dikenakan PBB sektor lainnya, atau merupakan objek pajak yang tidak dikenakan PBB sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dah Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994, dalam satuan meter persegi (m 2).

Diisi total luas areal lainnya dalam satuan meter persegi.

: Diisi dengan penjelasan tambahan yang diperlukan.

Kolom 2 Luas (m2) Kolom 3 Keterangan

E. PERNYATAAN WAJIB PAJAK

28. TANGGAL/BULAN/ TAHUN

29. TANDA TANGAN 30. NAMA LENGKAP 31. JABATAN

Diisi dengan tanggal, bulan dan tahun saat pengisian SPOP.

Diisi di atas garis yang disediakan.

Diisi dengan lengkap, sesuai petunjuk angka 10. Diisi nama jabatan yang menandatangani SPOP.

F. PENDATA DAN PEJABAT YANG BERWENANG

(18)

-7-

PETUNJUK PENGISIAN

LAMPIRAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK OFFSHORE PBB SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN MINYAK BUMI

DAN GAS BUMI PERHATIAN:

1. Formulir ini harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap. 2. pengisian 'hurur dimulai dari kotak awal dengan huruf balok.

3. Pengisian `angka' dimulai dari kiri ke kanan dengan ketentuan angka terakhir pada kotak paling kanan.

No. Formulir

Kantor Pelayanan Pajak Pratama

: Diisi : Diisi

oleh petugas. oleh petugas. 1. JENIS TRANSAKSI : Diisi

2. NOP • Diisi

3. JUMLAH LAMPIRAN : Diisi

4. LAMPIRAN KE : Diisi

oleh petugas. oleh petugas. oleh petugas. oleh petugas.

A. REKAPITULASI PERUNTUKAN DAN LUAS BANGUNAN

Kolom 1 Peruntukan : Bangunan penambangan diisi jenis penggunaan

0 bj ek Paj ak bangunan yang digun akan sebagai fasilitas

produksi, meliputi :

1. Bangunan anjungan lepas pantai (Platform) berupa luas tapak/penampang platform (deck), jika lebih dari satu lantai dikalikan dengan jumlah lantainya.

2. Bangunan workshop deck/living quarter deck berupa luas berupa tapak/penampang platform (deck), jika lebih dari satu lantai dikalikan dengan jumlah lantainya.

3. Bangunan pipa berupa luas

tapak/ penampang bangunan pipa.

4. Bangunan single buoy mooring (SBM) berupa luas tapak/penampang SBM .

5. Bangunan penambangan lainnya dapat ditambah sesuai kebutuhan, contoh : Floating Production Storage Offloading (FPSO), dll.

Bangunan penunjang diisi jenis penggunaan bangunan yang digunakan sebagai pendukung kegiatan penambangan, meliputi :

Kolom 2 Jumlah Luas

(m2) 1. Bangunan berupa dermaga/jetty berupa luas

bangunan dermaga/jetty. . 2. Bangunan penunjang lainnya.

Diisi dengan luas total masing-masing jenis penggunaan bangunan sesuai peruntukan (kolom 1) baik bangunan penambangan maupun bangunan penunjang, dalam• satuan meter persegi (m2).

Penjumlahan dari luas seluruh bangunan penambangan dan bangunan penunjang adalah TOTAL LUAS BANGUNAN.

(19)

-8-

Kolom 3 Jumlah Unit : Diisi sesuai dengan jumlah unit masing-masing jenis penggunaan bangunan sesuai peruntukan (kolom 1). Penjumlahan dari seluruh unit adalah TOTAL JUMLAH UNIT.

(20)

1. JENIS TRANSAKSI

2. NOP

a. Perekaman Data Baru b. Pemutakhiran Data

d. Perekaman Data Dalam Rangka Penerbitan SKP

c. Penghapusan Data

a. Badan

b. Orang Pribadi

a. Pemilik

Bentuk Badan Hukum Gelar

b. Penyewa c. Pengelola d. Pemakai e. Sengketa

9. JENIS

10. STATUS

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

LAMPIRAN III

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER- 11 /PJ/2012

Tanggal : Aptil .012

Kode: TB -1

No. Formulir

Beri tanda silang pada kolom yang sesuai Bagian yang diarsir diisi oleh Petugas

SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK TUBUH BUMI

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS,BUMI TAHUN

3. NOMOR KKKS

A. DATA OBJEK PAJAK 4 WILAYAH KERJA (WK)

5 TITIK KOORDINAT 1)

6. LUAS WK m2

7. STATUS WK (TUBUH BUMI) Eksplorasi Eksploitasi

8. LOKASI OBJEK PAJAK:

B. DATA WAJIB PAJAK

11. NAMA 13. NOMOR TELEPON 15. TIPE LOKASI 17. TIPE JALAN 19. TIPE NOMOR 21. KELURAHANJDESA 24. KECAMATAN 25. KABUPATEN/KOTA 16. NAMA LOKASI 18. NAMA JALAN 20. NOMOR 12. NPWP 14. EMAIL 22. RW 26. KODE POS 23. RT

(21)

-2 Kode: TB

C. HASIL PRODUKSI

-2-

JUMLAH HASIL PRODUKSI UNTUK SATU TAHUN SEBELUM TAHUN PAJAK 2~: 27. MINYAK BUMI

28. GAS BUMI

Saya menyatakan bahwa informasi yang telah saya berikan dalam formulir ini termasuk lampirannya adalah benar, jelas, dan lengkap menurut keadaan yang sebenarnya,

sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994.

29. TANGGALJBULAN/TAHUN

30. TANDA TANGAN

31. NAMA LENGKAP

32. JABATAN

- Dalam hal ditandatangani oleh kuasa, SPOP harus dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus atau surat kuasa. - Batas waktu pengembalian SPOP selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah diterima oleh subjek pajak/wajib

pajak sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994

E. PENDATA DAN PEJABAT YANG BERWENANG

34. TANDA TANGAN

35. NAMA LENGKAP

36. NIP

Pd-.1C1d119d11 .

1) Isi dengan salah satu titik koordinat yang terdapat dalam peta Wilayah Kerja 2) sesuai dengan rekonsiliasi hasil produksi pada triwulan IV

MENGETAHUI KEPALA SEKSI

37. TANGGAL/BULAN/TAHUN

38. TANDA TANGAN

39. NAMA LENGKAP

D. PERNYATAAN WAJIB PAJAK

barrel

(22)

B. DATA WAJIB PAJAK 9. JENIS : 10. STATUS : 11. NAMA : 12. NPWP : -3- PETUNJUK PENGISIAN

SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK TUBUH BUMI

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI

PERHATIAN:

1. Formulir ini harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap. 2. pengisian 'huruP dimulai dari kotak awal dengan huruf balok.

3. Pengisian `angka'dimulai dari kiri ke kanan dengan ketentuan angka terakhir pada kotak paling kanan.

Kode

No. Formulir

1. JENIS TRANSAKSI 2. NOP

3. NOMOR KKKS

: Diisi untuk objek Tubuh Bumi, baik untuk KKKS yang sudah berproduksi maupun yang belum berproduksi. Kode TB berarti SPOP Tubuh Bumi. Contoh:

KKKS C memiliki Offshore di WK XYZ. Selain melaporkan SPOP dan LSPOP Offshore, KKKS C juga melaporkan SPOP Tubuh Bumi sebanyak 2

lembar, dengan kode:

a. SPOP Tubuh Bumi lembar 1 : kode TB1-1 b. SPOP Tubuh Bumi lembar 2 :kode TB1-2 Diisi oleh petugas.

Diisi oleh petugas. Diisi oleh petugas. Diisi oleh petugas.

A. DATA OBJEK PAJAK

4. WILAYAH KERJA(WK) 5. TITIK KOORDINAT : 6. LUAS WK 7. STATUS WK (TUBUH BUMI) 8. LOKASI OBJEK PAJAK

Diisi dengan nama WK sesuai dengan yang tercantum dalam Kontrak Kerja Sama.

Diisi dengan salah satu titik koordinat yang terdapat dalam peta Wilayah Kerja yang mengacu pada sistem koordinat geodetik (Lintang Bujur).

Diisi dengan luas Wilayah Kerja dalam satuan meter persegi (m 2).

Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

Diisi dengan lokasi dimana objek pajak berada.

Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

Bentuk Badan Hukum (untuk badan hukum) dan Gelar (untuk orang pribadi) ditulis di kolom yang telah disediakan.

Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

Diisi .cllengan nama lengkap Wajib Pajak.

Harus diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Apabila objek pajak milik perorangan

maka dicantumkan NPWP Perseorangan dan

(23)

Badan.

13. NOMOR TELEPON Diisi dengan nomor telepon yang

dapat terhubung dengan Wajib Pajak.

14. EMAIL Diisi dengan alamat email Wajib Pajak.

15. TIPE LOKASI Diisi dengan tipe lokasi alamat Wajib Pajak. Tipe lokasi yang digunakan adalah:

GEDUNG RUKO

PERUMAHAN RUKAN.

KOMPLEK WISMA

APARTEMEN KAWASAN

16. NAMA LOKASI : Diisi dengan nama lokasi alamat Wajib Pajak.

Penulisan nomor/nama lantai agar didahului dengan kata "LT" untuk memudahkan dalam membedakan antara nama bangunan/gedung dengan nomor/nama lantai.

17. TIPE JALAN : Diisi dengan tipe lokasi alamat Wajib Pajak. Tipe jalan yang digunakan adalah:

JL = Jalan DSN = .Dusun GG = Gang PSL = Persil DS = Desa SB = Subak KP = Kampung BJ = Banjar LR = Lorong DK = Dukuh PS = Pasar 18. NAMA JALAN 19. TIPE NOMOR 20. NOMOR • 21. KELURAHAN/DESA 22. RW 23. RT 24. KECAMATAN 25. KABUPATEN / KOTA 26. KODE POS

: Diisi sesuai dengan nama jalan alamat Wajib Pajak. Nomor jalan ditulis dengan angka romawi. Apabila telah mencapai maksimal karakter, nama jalan dapat disingkat mulai dari suku kata yang paling terakhir. Nama jalan ditulis tanpa tanda titik.

: Diisi dengan tipe nomor alamat Wajib Pajak. Tipe nomor yang digunakan adalah:

NO = Nomor BLOK = Blok KAV = Kaveling

: Diisi dengan nomor, blok, kaveling dimana

Diisi dengan nama RT dimana Wajib Pajak

Diisi dengan nomor kode pos' dimana Wajib bertempat tinggal.

bertempat tinggal.

Diisi dengan nama kecamatan dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

Diisi dengan nama kabupaten/kota dimana Wajibajak bertempat tinggal.

Pajak bertempat tinggal.

Wajib Pajak bertempat tinggal. Ditulis dengan angka arab. Apabila nomor lebih satu, maka digunakan tanda koma(,) jika disebutkan satu persatu, atau dengan tanda minus(-) jika disebutkan awal dan akhirnya, tanpa dipisahkan spasi.

Diisi dengan nama kelurahan/desa dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

(24)

C. HASIL PRODUKSI

27. MINYAK BUMI

28. GAS BUMI

Diisi hasil produksi minyak bumi untuk satu tahun sebelum tahun pajak dalam satuan

barrel (sesuai dengan rekOnsiliasi hasil

produksi pada triwulan IV).

Diisi hasil produksi gas bumi untuk satu tahun sebelum tahun pajak dalam satuan mscf (sesuai dengan rekonsiliasi hasil produksi pada triwulan IV).

D. PERNYATAAN WAJIB PAJAK

29. TANGGAL/BULAN/ Diisi dengan tanggal, bulan dan tahun saat

TAHUN pengisian SPOP.

30. TANDA TANGAN Diisi di atas garis yang disediakan.

31. NAMA LENGKAP Diisi dengan lengkap, sesuai petunjuk angka 10. 32. JABATAN Diisi nama jabatan yang menandatangani SPOP.

E. PENDATA DAN PEJABAT YANG BERWENANG

(25)

b. Pemutakhiran Data c. Penghapusan Data 1 JENIS TRANSAKSI a. Perekaman Data Baru

2. NOP WILAYAH KERJA SUMBERDAYA PANAS 5. TITIK KOORDINAT 1) 6 LUAS WK m2

7. LOKASI OBJEK PAJAK: PROPINSI

KAB/KOTA

d. Perekaman Data Dalam Rangka Penerbitan SKP

3. NOMOR PENGUSAHA PANAS BUMI

A. DATA OBJEK PAJAK

c. Pengelola Bentuk Badan Hukum

Gelar b. Penyewa 22. RT 21. RW 11. NPWP 13. EMAIL 15. NAMA LOKASI 17. NAMA JALAN 19. NOMOR 10. NAMA 12. NOMOR TELEPON 14. TIPE LOKASI 16. TIPE JALAN 18. TIPE NOMOR 20. KELURAHAN/DESA 23. KECAMATAN 25. KODE POS 24. KABUPATEN/KOTA a. Badan b. Orang Pribadi a. Pemilik d. Pemakai e. Sengketa 8 JENIS 9. STATUS LAMPIRAN IV

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER- II /PJ/ 2012

Tanggal : Aprit J0t2.

Kode: Pb

1

1-1 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Kantor Pelayanan Pajak Pratama

No. Formuk

r

Beri tanda silang pada kolom yang sesuai

Bagian yang diarsir diisi oleh Petugas

SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN PANAS BUMI TAHUN...

(26)

Kode: Pb

, -2

Peruntukan - Objek Pajak

C. PERUNTUKAN DAN LUAS

Luas (m2 ) BUMI Keterangan Lokasi (Desa/Kel.) 1 :: .0?,-' s:k. 2 3 26. AREAL ONSHORE 1. Areal Produktif

2. Areal Belum Produktif

3. Areal Tidak Produktif

4. Areal Emplasemen

5. Areal Pengamanan

TOTAL LUAS AREAL ONSHORE

Peruntukan Lainnya . D. PERUNTUKAN LAINNYA Luas Keterangan/ (m2) Lokasi (Desa/Kel.) ' 2 3 27. AREAL LAINNYA 2)

E. PERNYATAAN WAJIB PAJAK

Saya menyatakan bahwa informasi yang telah saya berikan dalam formulir ini termasuk lampirannya adalah benar, jelas, dan lengkap menurut keadaan yang sebenarnya,

sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994.

28. TANGGAL/BULAN/TAHUN / /

29. TANDA TANGAN

30. NAMA LENGKAP

31. JABATAN

- Dalam hal ditandatangani oleh kuasa, SPOP harus dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus atau surat kuasa.

- Batas waktu pengembalian SPOP selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah diterima oleh subjek pajak/wajib pajak sesuai dengan

Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 , -

F. PENDATA DAN PEJABAT PENDATA

YANG BERWENANG

MENGETAHUI KEPALA SEKSI 32. TANGGAUBULANAHUN /T i 1 / I I i i j 36. TANGGAL/BULAN/TAHUN / 33. TANDA TANGAN 34. NAMA LENGKAP 37. TANDA TANGAN 38. NAMA LENGKAP 39. .NIP. -: ,,,..•.,'•4:' 35. NIP Keterangari

1) Isi dengan salah satu titik koordinat yang terdapat dalam peta Wilayah Kerja Sumber Daya Panas Bumi

2) Merupakan areal yang dikuasai oleh pihak ketiga dan sudah dikenakan PBB Sektor lainnya, atau objek pajak yang tidak dikenakan PBB

(27)

Peruntukan

Objek Pajak Keterangan

Jumlah Luas (m2)

Unit

4,4 ,hr 2 3 4

1. JENIS TRANSAKSI a. Perekaman Data Baru

b. Pemutakhiran Data c. Penghapusan Data

d. Perekaman Data Dalam Rangka Penerbitan SKP

3 NOMOR PENGUSAHA P.P,NAR RI IMI

A. REKAPITULASI PERUNTUKAN DAN LUAS BANGUNAN

BANGUNAN

4.a. Bangunan Penambangan

1. Sumur (well) 2. Manifold 3. Separator 4. Scrubber 5. Rock muffler 6. Pump station 7. Dam Isumplpond 8. Pipa 9. Cooling tower 10. Transformator 11. Switch yard 12. Tower transmisi 13. Bangunan penambangan lamnya *) Kode: Pb -3 KENIENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Kantor Pelayanan Pajak Pratama

No. Formulir

Beri tanda silang pada kolorn yang sesuai Bagian yang diarsir diisi oleh Petugas

I

I

LAMPIRAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN PANAS BUMI TAHUN

(28)

Peruntukan Objek Pajak 4.b Bangunan Penunjang 1. Perumahan 2. Perkantoran 3. Pabrik 4. Toko/apotik/ruko 5. RS./klinik 6. Olahraga/rekreasi 7. Hotel/resto./wisma 8. Bengkel/gudang

9. Bangunan tidak kena pajak

10. Apart./kondominium

11. Pompa bensin (kanopi)

12. Gedung Pertemuan

13. Landasan pesawat udara

14. Jalan diperkeras di lokasi penambangan danfatau dalam komplek

15. Dermaga/jetty

16. Bangunan penuntang lainnya•)

Jumlah Unit 3 Jumlah Luas (m2) 2 Kode: Pb -4 Keterangan 4 -4-

4 TOTAL LUAS BANGUNAN (4a + 4b)

Keterangan :

(29)

-5-

PETUNJ PENGISIAN

SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN PANAS BUMI

PERHATIAN:

1. Formulir ini harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap. ' 2. pengisian 'huruf dimulai dari kotak awal dengan huruf balok.

3. Pengisian `angka'dimulai dari kiri ke kanan dengan ketentuan angka terakhir pada kotak paling kanan.

Kode No. Formulir Kantor PelayananPajak Pratama 1. JENIS TRANSAKSI 2. NOP 3. NOMOR PENGUSAHA PANAS BUMI

: Diisi untuk objek Panas Bumi per

kabupaten/kota. Kode Pb berarti SPOP/LSPOP Panas Bumi.

Contoh:

Pengusaha Panas Bumi C memiliki WKSDP DDD di 3 kabupaten (kab. X, Y dan Z):

SPOP dan LSPOP Panas Bumi yang harus diisi berjumlah 12 lembar, di mana 1 SPOP Panas Bumi per kabupaten/kota terdiri dari 4 lembar (2 lembar SPOP dan 2 lembar LSPOP), dengan kode: a. SPOP kab. X : kode Pb1-1 s.d. Pb1-2

b. LSPOP kab. X : kode Pbl-3 s.d. Pbl-4 c. SPOP kab. Y : kode Pb2-1 s.d. Pb2-2 d. LSPOP kab. Y : kode Pb2-3 s.d. Pb2-4 e. SPOP kab. Z : kode Pb3-1 s.cl. Pb3-2 f. LSPOP kab. Z : kode Pb3-3 s.d. Pb3-4 Diisi oleh petugas.

Diisi oleh petugas. Diisi oleh petugas. Diisi oleh petugas. Diisi oleh petugas.

A. DATA OBJEK PAJAK

4. WILAYAH KERJA SUMBERDAYA PANAS

5. TITIK KOORDINAT

: Diisi dengan nama WK sesuai dengan yang tercantum dalam Kontrak.

Diisi dengan salah satu titik koordinat yang terdapat dalam peta Wilayah Kerja yang mengacu pada sistem koordinat geodetik (Lintang Bujur).

Diisi dengan luas Wilayah Kerja dalam satuan meter persegi (m 2 ).

: Diisi dengan nama provinsi dimana objek pajak berada.

Diisi dengan nama kabupaten/kota dimana objek pajak berada, 1 SPOP Panas Bumi untuk

1 kabupaten/kota 6. LUAS WK 7. LOKASI OBJEK PAJAK PROVINSI KAB/KOTA

(30)

-6-

B. DATA WAJIB PAJAK

8. JENIS : Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

Bentuk Badan Hukum (untuk badan hukum) dan Gelar (untuk orang pribadi) ditulis di kolom yang telah disediakan.

9. STATUS : Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

10. NAMA : Diisi dengan nama lengkap Wajib Pajak.

11. NPWP : Harus diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP), Apabila objek pajak milik perorangan maka dicantumkan NPWP Perseorangan dan apabila Badan maka dicantumkan NPWP Badan.

12. NOMOR TELEPON : Diisi dengan nomor telepon yang dapat terhubung dengan Wajib Pajak.

13. EMAIL : Diisi dengan alamat email Wajib Pajak.

14. TIPE LOKASI : Diisi dengan tipe lokasi alamat Wajib Pajak. Tipe lokasi yang digunakan adalah:

GEDUNG RUKO

PERUMAHAN RUKAN

KOMPLEK WISMA

APARTEMEN KAWASAN

15. NAMA LOKASI : Diisi dengan nama lokasi alamat Wajib Pajak.

Penulisan nomor/nama lantai agar didahului dengan kata "LT" untuk memudahkan dalam membedakan antara nama bangunan/gedung dengan nomor/nama lantai.

16. TIPE JALAN : Diisi dengan tipe lokasi alamat Wajib Pajak.

Tipe jalan yang digunakan adalah: JL = Jalan DSN = Dusun GG = Gang PSL = Persil DS = Desa SB = Subak KP = Kampung BJ = Banjar LR = Lorong DK = Dukuh PS = Pasar

17. NAMA JALAN : Diisi sesuai dengan nama jalan alamat Wajib

Pajak. Nomor jalan ditulis dengan angka romawi. Apabila telah mencapai maksimal karakter, nama jalan dapat disingkat mulai dari suku kata yang paling terakhir. Nama jalan ditulis tanpa tanda titik.

18. TIPE NOMOR : Diisi dengan tipe nomor alamat Wajib Pajak.

Tipe nomor yang digunakan adalah: NO = Nomor

BLOK = Blok KAV = Kaveling

19. NOMOR : Diisi dengan nomor, blok, kaveling dimana

Wajib Pajak bertempat tinggal. Ditulis dengan angka arab. Apabila nomor lebih satu, maka digunakan tanda koma(,) jika disebutkan satu persatu, atau dengan tanda minus(-) jika

(31)

20. KELURAHAN/DESA :

-7-

disebutkan awal dan akhirnya, tanpa dipisahkan spasi.

Diisi dengan nama kelurahan/desa dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

21. RW

22. RT

23. KECAMATAN

: Diisi dengan nama RW dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

: Diisi dengan nama RT dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

: Diisi dengan nama kecamatan dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

24. KABUPATEN/KOTA : Diisi dengan nama kabupaten/kota Wajib Pajak bertempat tinggal.

dimana

25. Diisi dengan nomor kode pos

Pajak bertempat tinggal.

C. PERUNTUKAN DAN LUAS BUMI

26. AREAL ONSHORE KODE POS K 1 o om 1 Peruntukan Objek Pajak dimana Wajib

: areal produktif diisi areal permukaan bumi yang telah diusahakan/dimanfaatkan untuk lokasi sumur pengeboran, contoh : zona Wellpad (well cluster), yang di dalamnya

terdapat sumur produksi, sumur injeksi.

areal belum produktif diisi areal yang meliputi seluruh permukaan bumi di dalam WKP setelah dikurangi areal lainnya, dan/ atau areal produktif, areal tidak produktif, areal pengaman, contoh : areal permukaan yang dimanfaatkan untuk kegiatan penyelidikan umum, kegiatan eksplorasi, atau cadangan produksi.

areal tidak produktif diisi areal permukaan bumi yang secara geografis tidak dapat diusahakan/ dimanfaatkan (contoh : tebing, jurang, rawa, danau, sungai, dll).

areal emplasemen diisi areal permukaan bumi yang dimanfaatkan untuk bangunan dan pekarangan, selain areal produktif dan areal belum produktif, contoh : kantor, perumahan, pabrik, gudang, dll.

Areal pengaman diisi areal permukaan bumi yang dimanfaatkan untuk jalur pipa dan/atau keselamatan lingkungan, contoh : zona right of

way (ROW) untuk jalur pipa pabum dari dan ke fasilitas produksi.

Total Luas Areal Onshore adalah penjumlahan dari luas seluruh areal yang dikenakan.

Diisi luas areal masing-masing sesuai dengan peruntukan objek pajak (kolom 1) dalam satuan meter persegi (m 2).

Diisi dengan nama desa/kelurahan dimana objek pajak berada atau penjelasan tambahan yang diperlukan.

Diisi total luas areal meter persegi (m 2). Kolom 2 Luas (

m

2

)

Kolom 3

Keterangan/ Lokasi (Desa/ Kel.)

TOTAL LUAS AREAL :

(32)

-8- D. PERUNTUKAN LAINNYA 27. AREAL LAINNYA Kolom 1 Peruntukan Lainnya Kolom 3 Keterangan/ Lokasi (Desa/ Kel.)

: areal lainnya diisi areal permukaan bumi yang dikuasai oleh pihak ketiga dan sudah dikenakan PBB sektor lainnya, atau rrierupakan objek pajak yang tidak dikenakan PBB sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994, dalam satuan meter persegi (m 2), contoh : areal pemukiman penduduk, areal pertambangan, areal perkebunan, areal perhutanan, kuburan atau hutan lindung di dalam WKP.

: Diisi total luas areal lainnya dalam satuan meter persegi (m 2).

Diisi dengan nama desa/kelurahan dimana objek pajak berada atau penjelasan tambahan yang diperlukan.

Kolom 2 Luas (m2)

E. PERNYATAAN WAJIB PAJAK

28. TANGGAL/BULAN/ TAHUN

: Diisi dengan tanggal, bulan dan tahun saat

pengisian SPOP.

29. TANDA TANGAN : Diisi di atas garis yang disediakan.

30. NAMA LENGKAP : Diisi dengan lengkap, sesuai petunjuk angka 10.

31. JABATAN : Diisi nama jabatan yang menandatangani SPOP.

F. PENDATA DAN PEJABAT YANG BERWENANG

(33)

-9-

PETUNJUK PENGISIAN

LAMPIRAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN PANAS BUMI PERHATIAN:

1. Formulir ini harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap. 2. pengisian 'huruf dimulai dari kotak awal dengan huruf balok.

3. Pengisian `angka' dimulai dari kiri ke kanan dengan ketentuan angka terakhir pada kotak paling kanan.

No. Formulir : Diisi oleh petugas.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama

: Diisi oleh petugas. 1. JENIS TRANSAKSI : Diisi oleh petugas.

2. NOP : Diisi oleh petugas.

3. NOMOR : Diisi oleh petugas.

PENGUSAHA PANAS BUMI

A. REKAPITULASI PERUNTUKAN DAN LUAS BANGUNAN

Kolom 1 Peruntukan Objek Pajak

: Bangunan penambangan diisi jenis penggunaan bangunan yang digunakan sebagai fasilitas produksi, meliputi :

1. Bangunan sumur (well) berupa luas perkerasan di sekitar kepala sumur sampai pengamannya (cellar).

2. Bangunan manifold berupa luas

tapak/ penampang manifold.

3. Bangunan separator berupa luas perkerasan dimana separator didirikan.

4. Bangunan scrubber berupa luas perkerasan dimana scrubber didirikan.

5. Bangunan rock muffler berupa luas tapak rock muffler.

6. Bangunan pump station berupa luas perkerasan dimana pump station didirikan. 7. Bangunan dam/ sump/ pond berupa luas

tapak bangunan dam/ sump/ pond.

8. Bangunan pipa berupa luas

tapak/penampang bangunan pipa.

9. Bangunan cooling tower berupa luas bangunan cooling tower.

10 . Bangunan transformator berupa luas perkerasan dimana transformator didirikan. 11.Bangunan switch yard berupa luas

perkerasan switch yard.

12.Bangunan tower transmisi berupa luas perkerasan tapak bangunan tower transmisi. 13.Bangunan penambangan lainnya dapat

ditambah sesuai kebutuhan.

Bangunan penunjang diisi jenis penggunaan

(34)

- o-

kegiatan penambangan, meliputi :

1-13 Bangunan perumahan, perkantoran, pabrik, toko/ apotik/ ruko, RS / klinik, 0 lahraga/ rekreasi, hotel/ resto / wisma, bengkel/gudang, bangunan tidak kena pajak, apartemen/kondominium, pompa bensin (kanopi), gedung pertemuan berupa luas bangunan dari objek yang dimaksud. 13. Bangunan landasan pesawat udara berupa

luas perkerasan landasan.

14. Bangunan berupa jalan diperkeras berupa

luas perkerasan badan jalan

15. Bangunan berupa dermaga/jetty berupa luas bangunan dermaga/jetty.

16. Bangunan penunjang lainnya dapat

ditambah sesuai kebutuhan, contoh: silo, cerobong, dll.

Kolom 2 Jumlah Luas ( m2)

Kolom 3 Jumlah Unit

Kolom 4 Keterangan

Diisi dengan luas total masing-masing jenis penggunaan bangunan sesuai peruntukan (kolom 1) baik bangunan penambangan maupun bangunan penunjang, dalam satuan meter persegi (m 2).

Penjumlahan dari luas seluruh bangunan penambangan dan bangunan penunjang adalah TOTAL LUAS BANGUNAN.

: Diisi sesuai dengan jumlah unit masing-masing jenis penggunaan bangunan sesuai peruntukan (kolom 1). Penjumlahan dari seluruh unit adalah TOTAL JUMLAH UNIT.

(35)

b. Pemutakhiran Data c. Penghapusan Data 1. JENIS TRANSAKSI a. Perekaman Data Baru

f I

2. NOP 4 WILAYAH KERJA SUMBERDAYA PANAS M2 Eksplorasi Eksploitasi 5 TITIK KOORDINAT 1) 6. LUAS WK

7. STATUS WK (TUBUH BUMI)

26. KODE POS 23. RT 22. RW 16. NAMA LOKASI 18. NAMA JALAN 20. NOMOR 15. TIPE LOKASI 17. TIPE JALAN 19. TIPE NOMOR 21. KELURAHAN/DESA 24. KECAMATAN 25. KABUPATEN/KOTA A DATA OBJEK PA Kode: TbPb

Beri tanda silang pada kolom yang sesuai Bagian yang diarsir diisi ofeh Petugas

-1

SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK TUBUH BUMI

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN PANAS BUMI TAHUN

d. Perekaman Data Dalam Rangka Penerbitan SKP

NOMOR PENGUSAHA

PANAC RI INill

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

No. Forroulir

8. LOKASI OBJEK PAJAK:

c. Pengelola Bentuk Badan Hukum

Gelar b. Penyewa 9 Badan Orang Pribadi JENIS a. b. 10. STATUS a. Pemilik 11. NAMA 13. NOMOR TELEPON

B. DATA WAJIB PAJAK

12. NPWP

14. EMAIL

d. Pemakai e. Sengketa

LAMPIRAN V

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER- 11 /PJ/ 2012

(36)

PENDATA

33. TANGGAL/BULAN/TAHUN

34. TANDA TANGAN

35. NAMA LENGKAP

36. NIP

MENGETAHUI KEPALA SEKSI

37. TANGGAL/BULAN/TAHUN 38. TANDA TANGAN 39. NAMA LENGKAP 40. NIP -2- Kode: TbPb -2 C. HASIL PRODUKSI

JUMLAH HASIL PRODUKSI UNTUK SATU TAHUN SEBELUM TAHUN PAJAK BERJALAN .

27. UAP

28. LISTRIK

Kwh Kwh

D. PERNYATAAN WAJIB PAJAK

Saya menyatakan bahwa informasi yang telah saya berikan dalam formulir ini termasuk lampirannya adalah benar, jelas, dan lengkap menurut keadaan yang sebenarnya,

sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994.

29. TANGGAL/BULAN/TAHUN

30. TANDA TANGAN

31. NAMA LENGKAP

32. JABATAN

- Dalam hal ditandatangani oleh kuasa, SPOP harus dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus atau surat kuasa.

- Batas waktu pengembalian SPOP selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah diterima oleh subjek pajak/wajib pajak sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994

E. PENDATA DAN PEJABAT YANG BERWENANG

neterangan

(37)

-3-

PETUNJUK PENGISIAN

SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK TUBUH BUMI

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN PANAS BUMI PERHATIAN:

1. Formulir ini harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap. 2. pengisian 'huruf dimulai dari kotak awal dengan huruf balok.

3. Pengisian `angka'dimulai dari kiri ke kanan dengan ketentuan angka terakhir pada kotak paling kanan.

Kode : Diisi untuk objek Tubuh Bumi, baik untuk

Pengusaha Panas Bumi yang sudah berproduksi maupun yang belum berproduksi. Kode TbPb berarti SPOP Tubuh Bumi untuk' Panas Bumi. Contoh:

Pengusaha Panas Bumi C memiliki WKSDP DDD di 3 kabupaten (kab. X, Y dan Z).

Selain melaporkan SPOP dan LSPOP Panas Bumi yang berjumlah 12 lembar, C juga harus mengisi SPOP Tubuh Bumi Panas Bumi sebayak 6 lembar di mana 1 SPOP Tubuh Bumi Panas Bumi per kabupaten/kota terdiri dari 2 lembar, dengan kode:

a. SPOP Tubuh Bumi kab. X : kOde TbPb1-1 s.d. TbPb 1-2

b. SPOP Tubuh Bumi kab. Y : kode TbPb2-1 s.d. TbPb2.2

c. SPOP Tubuh Bumi kab. Z : kode TbPb3-1 s.d. TbPb3.2

No. Formulir : Diisi oleh petugas.

1. JENIS TRANSAKSI : Diisi oleh petugas.

2. NOP : Diisi oleh petugas.

3. NOMOR : Diisi oleh petugas.

PENGUSAHA PANAS BUMI

A. DATA OBJEK PAJAK

4. WILAYAH KERJA SUMBERDAYA PANAS

: Diisi dengan nama WK sesuai dengan yang tercantum dalam Kontrak Kerja Sama.

5. TITIK KOORDINAT Diisi dengan salah satu titik koordinat yang terdapat dalam peta Wilayah Kerja yang mengacu pada sistem koordinat geodetik (Lintang Bujur).

6. LUAS WK Diisi dengan luas Wilayah Kerja dalam satuan

meter persegi (m 2).

7. STATUS WK Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan (TUBUH BUMI) yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

8. LOKASI OBJEK Diisi dengan lokasi dimana objek pajak berada. PAJAK

(38)

STATUS :

NAMA :

NPWP :

-4-

B. DATA WAJIB PAJAK

: Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

Bentuk Badan Hukum (untuk badan hukum) dan Gelar (untuk orang prib,adi) ditulis di kolom yang telah disediakan.

Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

Diisi dengan nama lengkap Wajib Pajak.

Harus diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Apabila objek pajak milik perorangan maka dicantumkan NPWP Perseorangan dan apabila Badan maka dicantumkan NPWP Badan.

13. NOMOR TELEPON : Diisi dengan nomor telepon yang dapat

terhubung dengan Wajib Pajak.

14. EMAIL : Diisi dengan alamat email Wajib Pajak.

15. TIPE LOKASI : Diisi dengan tipe lokasi alamat Wajib Pajak. Tipe lokasi yang digunakan adalah:

GEDUNG RUKO

PERUMAHAN RUKAN

KOMPLEK WISMA

APARTEMEN KAWASAN

16. NAMA LOKASI : Diisi dengan nama lokasi alamat Wajib Pajak. Penulisan nomor/ nama lantai 'agar didahului dengan kata "LT" untuk memudahkan dalam membedakan antara nama bangunan/gedung dengan nomor/nama lantai.

17. TIPE JALAN : Diisi dengan tipe lokasi alamat Wajib Pajak. Tipe jalan yang digunakan adalah:

JL = Jalan DSN = Dusun GG = Gang PSL = Persil DS = Desa SB = Subak KP = Kampung BJ = ,Banjar LR = Lorong DK = Dukuh PS = Pasar

18. NAMA JALAN : Diisi sesuai dengan nama jalan alamat Wajib Pajak. Nomor jalan ditulis dengan angka romawi. Apabila telah mencapai maksimal karakter, nama jalan dapat disingkat mulai dari suku kata yang paling terakhir. Nama jalan ditulis tanpa tanda titik.

19. TIPE NOMOR : Diisi dengan tipe nomor alamat Wajib Pajak. Tipe nomor yang digunakan adalah:

NO = Nomor BLOK = Blok KAV = Kaveling

20. NOMOR : Diisi dengan nomor, blok, kaveling dimana

Wajib Pajak bertempat tinggal. ' Ditulis dengan angka arab. Apabila nomor lebih satu, maka digunakan tanda koma(,) jika disebutkan satu persatu, atau dengan tanda minus(-) jika disebutkan awal dan akhirnya, tanpa, 9. JENIS

(39)

-5-

dipisahkan spasi.

21. KELURAHAN/DESA : Diisi dengan nama kelurahari/desa dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

22. RW : Diisi dengan nama RW dimana Wajib Pajak

bertempat tinggal.

23. RT : Diisi dengan nama RT dimana Wajib Pajak

bertempat tinggal.

24. KECAMATAN : Diisi dengan nama kecamatan dimana Wajib

Pajak bertempat tinggal.

25. KABUPATEN/KOTA : Diisi dengan nama kabupaten/kota dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

26. KODE POS : Diisi dengan nomor kode pos dimana Wajib

Pajak bertempat tinggal.

C. HASIL PRODUKSI

27. UAP : Diisi hasil produksi uap untuk satu tahun

sebelum tahun pajak dalam satuan Kwh.

28. LISTRIK : Diisi hasil produksi listrik untuk satu tahun sebelum tahun pajak dalam satuan Kwh.

D. PERNYATAAN WAJIB PAJAK

29. TANGGAL/BULAN/ TAHUN

: Diisi dengan tanggal, bulan dan tahun saat pengisian SPOP.

30. TANDA TANGAN : Diisi di atas garis yang disediakan.

31. NAMA LENGKAP : Diisi dengan lengkap, sesuai petunjuk angka 10. 32. JABATAN : Diisi nama jabatan yang menandatangani SPOP.

E. PENDATA DAN PEJABAT YANG BERWENANG

(40)

LL

L

Na. Formulir c TUBUH BUMI b AREAL OFFSHORE 3. JUMLAH SPOP a. AREAL ONSHORE

a. Perekaman Data Baru b. Pemutakhiran Data

d. Perekaman Data Dalam Rangka Penerbitan SKP

g .ffitf"'

c. Penghapusan Data 1. JENIS TRANSAKSI

Beri tanda silang pada kolom yang sesuai

Bagian yang diarsir tliisi oleh Petugas

Kode: RL

REKAPITULASI SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI TAHUN...

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Eksplorasi Eksploitasi

4. WILAYAH KERJA (WK)

5. TITIK KOORDINAT

6. LUAS WK

7. STATUS WK (TUBUH BUMI)

8. LOKASI OBJEK PAJAK 2)

a. Badan

b. Orang Pribadi

a. Pemilik

Bentuk Badan Hukum

Gelar

b. Penyewa d. Pemakai e. Sengketa

a. Propinsi

B. DATA WAJIB PAJAK

b. Kabupaten/Kota c. Pengelola 12. NPWP 9 JENIS 10. STATUS 11. NAMA 13 NOMOR TELEPON 15. TIPE LOt:CASI 17. TIPE JALAN 19. TIPE NOMOR 21. KELURAHAN/DESA 24. KECAMATAN 25. KABUPATEN/KOTA 14. EMAIL 16. NAMA LOKASI 18. NAMA JALAN 20. NOMOR 23. RT 22. RW 26. KODE POS LAMPIRAN VI

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER- II /PJ/2012 Tanggal ,a0 April ;201

(41)

-2-

Peruntukan Objek

C. PERUNTUKAN DAN LUAS

. Areal OBJEK Luas (m 2 )

..._ .. _,

- 1___I 2 3 .-,.. , 27. 28. 29. AREAL ONSHORE a. AREAL PRODUKTIF

b. AREAL BELUM PRODUKTIF

C. AREAL TIDAK PRODUKTIF

d. AREAL EMPLASEMEN e. AREAL PENGAMANAN Onshore Onshore r Onshore Onshore Onshore

TOkTAL LUAS AREAL ONSHORE (m 2) (a+b+c+d+e)

ji

LUAS AREAL OFFSHORE (m 2) Offshore

L

BANGUNAN

a. BANGUNAN PENAMBANGAN Onshore

Offshore

b. BANGUNAN PENUNJANG Onshore

Offshore

TOTAL LUAS BANGUNAN (m 2 ) (a+b)

D

Peruntukan Lainnya

PERUNTUKAN DAN LUAS LAINNYA

Areal Luas (m 2 ) -I 2 3 30. JUMLAH 31. 32. 33. 34. 35. 36. AREAL LAINNYA (m2)

HASIL PRODUKSI TERJUAL UNTUK SATU TAHUN

Onshore

Offshore

E. HASIL PRODUKSI SEBELUM TAHUN PAJAK BERJALAN:

formulir ini termasuk lampirannya yang sebenarnya,

1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Nomor 12 Tahun 1994.

MINYAK BUMI : barrel

GAS BUMI mscf

F. PERNYATAAN WAJIB PAJAK Saya menyatakan bahwa informasi yang telah saya berikan dalam

adalah benar, jelas, dan lengkap menurut keadaan sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

TANGGAL/BULAN/TAHUN / /

TANDA TANGAN

NAMA LENGKAP

JABATAN

- Dalam hal ditandatangani oleh kuasa, SPOP harus dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus atau surat kuasa.

- Batas waktu pengembalian SPOP selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah diterima oleh subjek pajak sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994

37.

38.

39.

40.

F. PENDATA DAN PEJABAT PENDATA YANG 42. TANDA 43. NAMA LENGKAP 44. NIP MENGETAHUI BERWENANG KEPALA SEKSI TANGGAUBULAN/TAHUN / / 41. TANGGAL/BULAN/TAHUN TANDA TANGAN NAMA LENGKAP TANGAN ;..&;1;..‘,,,;....: - NIP.. - -.-'n- k- Keterangan :

1) Isi dengan salah satu titik koordinat yang tercantum dalam SPOP 2) Diisi lokasi objek pajak berdasarkan SPOP

(42)

-3-

PETUNJUK PENGISIAN

REKAPITULASI SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI

PERHATIAN:

1. Formulir ini harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap. 2. pengisian 'hurur dimulai dari kotak awal dengan huruf balok.

3. Pengisian `angka'dimulai dari kiri ke kanan dengan ketentuan angka terakhir pada kotak paling kanan.

: Merupakan kode rekapitulasi SPOP dan LSPOP Migas yang terdiri dari 2 lembar, dengan kode R1-1 dan R1-2

: Diisi oleh petugas.

Diisi oleh petugas. Diisi oleh petugas.

Diisi jumlah SPOP sesuai dengan masing-masing areal Kode No. Formulir 1. JENIS TRANSAKSI 2. NOMOR KKKS 3. JUMLAH SPOP

A. DATA OBJEK PAJAK

4. WILAYAH KERJA (WK)

5. TITIK KOORDINAT

B. DATA WAJIB PAJAK

Diisi dengan nama WK sesuai dengan yang tercantum dalam Kontrak Kerja Sama.

Diisi dengan salah satu titik koordinat yang terdapat dalam peta Wilayah Kerja yang mengacu pada sistem koordinat geodetik (Lintang Bujur).

Diisi dengan luas Wilayah Kerja dalam meter persegi (m 2).

Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

Diisi dengan nama provinsi dimana objek pajak berada.

Diisi dengan nama kabupaten/kota dimana objek pajak berada.

6. LUAS WK 7. STATUS WK (TUBUH BUMI) 8. LOKASI OBJEK PAJAK PROVINSI KAB/KOTA satuan

9. JENIS : Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

Bentuk Badan Hukum (untuk .badan hukum) dan Gelar (untuk orang pribadi) ditulis di kolom yang telah disediakan.

10. STATUS : Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

11. NAMA : Diisi dengan nama lengkap Wajib Pajak.

12. NPWP : Harus diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP), Apabila objek pajak milik perorangan maka dicantumkan NPWP Perseorangan dan apabila Badan maka dicantumkan NPWP Badan.

(43)

-4-

terhubung dengan Wajib Pajak.

Diisi dengan alamat email Wajib Pajak.

Diisi dengan tipe lokasi alamat Wajib Pajak. Tipe lokasi yang digunakan adalah:

14. EMAIL 15. TIPE LOKASI GEDUNG RUKO PERUMAHAN RUKAN KOMPLEK WISMA APARTEMEN KAWASAN 16. NAMA LOKASI 17. TIPE JALAN 18. NAMA JALAN 19. TIPE NOMOR 20. NOMOR 21. KELURAHAN/DESA 22. RW 23. RT 24. KECAMATAN 25. KABUPATEN/KOTA : 26. KODE POS

: Diisi dengan nama lokasi alamat Wajib Pajak. Penulisan nomor/nama lantai 'agar didahului dengan kata "LT" untuk memudahkan dalam membedakan antara nama bangunan/gedung dengan nomor/nama lantai.

: Diisi dengan tipe lokasi alamat Wajib Pajak. Tipe jalan yang digunakan adalah:

JL = Jalan DSN = Dusun GG = Gang PSL = Persil DS = Desa SB = Subak KP = Kampung BJ = ,Banjar LR = Lorong DK = Dukuh PS = Pasar

: Diisi sesuai dengan nama jalan alamat Wajib Pajak. Nomor jalan ditulis dengan angka romawi. Apabila telah mencapai maksimal karakter, nama jalan dapat disingkat mulai dari suku kata yang paling terakhir. Nama jalan ditulis tanpa tanda titik.

: Diisi dengan tipe nomor alamat Wajib Pajak. Tipe nomor yang digunakan adalah:

NO = Nomor BLOK = Blok KAV = Kaveling

: Diisi dengan nomor, blok, kaveling dimana Wajib Pajak bertempat tinggal. 'Ditulis dengan angka arab. Apabila nomor lebih satu, maka digunakan tanda koma(,) jika disebutkan satu persatu, atau dengan tanda minus(-) jika disebutkan awal dan akhirnya, tanpa dipisahkan spasi.

Diisi dengan nama kelurahan/desa dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

Diisi dengan nama RW dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

Diisi dengan nama RT dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

Diisi dengan nama kecamatan dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

Diisi dengan nama kabupaten/kota dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

Diisi dengan nomor kode pos dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang bahwa dalil Pelawan yang menyatakan bahwa berdasarkan ketentuan pasal 86 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Pengadilan Agama Tigaraksa tidak

Seluruh uraian di atas merujuk pada suatu kesimpulan bahwa sistem pembelajaran taman kanak-kanak full days dan reguler dimungkinkan memiliki pengaruh yang berbeda pada anak usia

(berdasarkan kriteria yang ditentukan), maka penelitian ini menemukan subjek yang sesuai dengan tema penelitian. Adapun kriteria utama dari subjek penelitian ini adalah

Hasil simulasi pengaruh jarak pemasangan krib terhadap pola arus dan kecepatan memiliki trend yang hampir sama, di mana pada Re saluran yang sama, terdapat

sebuah aturan daya transmisi minimal yang optimal dengan batasan delay dan packet loss.. yang disesuaikan untuk setiap state

Persentase rumah tangga yang mempunyai akses baik terhadap air bersih sebesar 51,9 persen, jauh lebih rendah dibanding dengan daerah tidak tertinggal.. Persentase

Pendidikan adalah suatu usaa untu mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan memperbaiki proses

Perhitungan laba komersial oleh perusahaan, harus di koreksi fiskal untuk mendapatkan Penghasilan Kena Pajak, karena tidak semua ketentuan dalam dalam standard akuntansi