• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords: social adjustment, kindergarten full days, the regular kindergarten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keywords: social adjustment, kindergarten full days, the regular kindergarten"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA ANAK YANG MENJALANI SISTEM PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK FULL DAYS DAN

REGULER

Yuninta Ayu Brianti, Suci Murti Karini, Rin Widya Agustin Program Studi Psikologi FK UNS

ABSTRACT

Kindergarten full days is a full days learning concept, which educates children in the school environment from morning till evening. Unlike regular kindergarten which organizes activities until 10:00. The phenomenon of the learning system has an effect also produce different abilities including social adjustment. Social adjustment was instrumental in the development of children so that they can establish good relationships with others. Both these learning systems have made possible a different effect in child development including social adjustment.

This study aimed to find out the difference of social adjustment in children who undergo a learning system kindergarten full days and regular. This study uses the entire population as a sample because the number of kindergarten children in KB TKI Mulia Hati Klaten and TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kalikotes 1 Klaten too little, so this research is the study population. This study uses a quantitative approach with cross sectional method. Data collection tool used is the scale of social adjustment. Data analysis using analytical techniques independent sample t-test.

Categorization results showed that the general subject in the learning system a full kindergarten days and regular has a high level of social adjustment, but there are differences in the mean 1.30 which shows the differences in social adjustment in children who undergo the learning system is a full kindergarten days and regular, although the differences were less learning system can be used as a predictor of social adjustment. It was not statistically significant due to test independent sample t-test resulted t-count = 0.934 and t-table = 1.980, with probability p-value = 0.352 > α = 0.005. This means that the hypothesis is rejected, there is no difference of social adjustment in children who undergo a learning system kindergarten full days and regular.

Results of data analysis to produce an average value of regular kindergarten 78.38 and kindergarten full days 77.08. This means that learning the system a regular kindergarten have higher social adjustment rather than a kindergarten full days.

Keywords: social adjustment, kindergarten full days, the regular kindergarten

A. Pendahuluan

Di Indonesia saat ini muncul pendekatan-pendekatan baru dalam dunia pendidikan. Hal ini cukup menggembirakan karena anak didik akan mendapatkan peluang yang lebih baik untuk mempelajari segala macam materi. Kompleksnya alternative jenis pendidikan saat ini menunjukkan target yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan pendidikan yang dirancang dan dijalankan bagi peserta didik. Di sisi lain, fenomena ini menuntut orang tua untuk memilih sekolah yang sesuai bagi

(2)

putra-putrinya. Di antara berbagai alternative sistem pendidikan, full days school dan reguler memliliki konsep yang berbeda dalam sistem pembelajarannya.

Menurut Hurlock (1990), salah satu aspek yang cukup memiliki fungsi penting dalam perkembangan anak adalah penyesuaian sosial. Terkait dengan kompleksnya alternative jenis pendidikan di Indonesia, Schneiders (1991) mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial anak adalah lingkungan sekolah. Sistem pembelajaran full days school maupun reguler dimungkinkan memiliki pengaruh yang berbeda dalam perkembangan penyesuaian sosial anak.

Menurut Nawawi (dalam Rahmawati, 2001), pendidikan reguler adalah usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, berencana, terarah dan sistematis. Sekolah reguler dimulai pukul 07.00 dan berakhir pukul 10.00. Pendidikan terpadu biasanya menggunakan jenis pendidikan full days school yang merupakan konsep belajar sehari penuh, yaitu anak didik berada di lingkungan sekolah dari pagi pukul 07.00 hingga sore hari pukul 14.30 (Herdiana, 2007).

Sekolah merupakan salah satu tempat untuk beradaptasi selain keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya. Waktu bagi anak yang bersekolah di TK reguler untuk beradaptasi di sekolah lebih sedikit, tetapi waktu untuk berkumpul dengan keluarga dan bersosialisasi dengan lingkungannya lebih banyak dibandingkan anak-anak yang bersekolah di TK Full Days School. Hal ini dikarenakan anak yang bersekolah di TK Full Days School lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah (Herdiana, 2007). Perbedaan model pembelajaran inilah yang mengakibatkan perbedaan sistem pembelajaran di kedua taman kanak-kanak tersebut dan memberikan kesempatan yang berbeda kepada anak dalam mempengaruhi perkembangan termasuk penyesuaian sosialnya.

Agar menjadi pribadi yang utuh, anak pra sekolah selain memiliki berbagai keterampilan juga harus memiliki kemampuan penyesuaian sosial. Schneiders (1991) mengatakan bahwa penyesuaian sosial adalah kemampuan atau kapasitas individu untuk bereaksi secara efektif terhadap kenyataan, situasi dan hubungan sosial untuk mencapai kehidupan sosial yang memuaskan.

Seorang anak akan memulai kehidupan sosial yang sesungguhnya di sekolah yang pertama ia masuki. Periode ini dimulai saat anak berusia 3-6 tahun. Secara teoritis, usia tersebut merupakan masa kritis dibandingkan masa-masa perkembangan lainnya. Anak dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan orang dari berbagai tatanan (Patmonodewo, 2003).

(3)

Taman Kanak-Kanak merupakan lembaga pendidikan untuk anak pra sekolah. TK memberikan kemungkinan kepada anak didiknya untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangannya, memupuk sifat dan kebiasaan yang baik, serta memupuk kemampuan dasar yang diperlukan untuk belajar pada kelas selanjutnya. TK merupakan lingkungan awal tempat anak-anak berinteraksi setelah lingkungan rumah (Maizida, 2007).

Pada dasarnya, full days school maupun reguler memberikan kesempatan yang berbeda dalam perkembangan anak termasuk penyesuaian sosialnya. Penelitian ini secara spesifik ingin mengetahui perbedaan penyesuaian sosial pada anak ditinjau dari sistem pembelajaran sekolah, karena menurut Hetherington (1979), tidak ada lembaga yang mampu membentuk perkembangan anak dengan baik selain sekolah. Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul “Perbedaan Penyesuaian Sosial pada Anak yang Menjalani Sistem Pembelajaran Taman Kanak-kanak Full Days dan Reguler”.

B. Dasar Teori

1. Penyesuaian Sosial

Penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan lingkungannya (Sunarto dan Hartono, 2006). Penyesuaian sosial adalah keberhasilan untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan kelompok pada khususnya (Hurlock, 2005). Schneiders (1991) mendefinisikan penyesuaian sosial sebagai suatu kemampuan untuk bereaksi secara efektif dan bermanfaat terhadap realitas, situasi, dan relasi sosial, sehingga kriteria yang harus dipenuhi dalam kehidupan sosialnya dapat terpenuhi dengan cara-cara yang dapat diterima dan memuaskan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian sosial adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam kelompok dan lingkungannya, memenuhi tuntutan fisik maupun sosial sehingga tercipta suatu hubungan yang harmonis dengan lingkungan.

Hurlock (1990) mengemukakan aspek-aspek dalam penyesuaian sosial, yaitu, penampilan nyata, penyesuaian diri terhadap kelompok, sikap sosial dan kepuasan pribadi. Menurut Schneiders (1991), dalam melakukan penyesuaian sosial terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu: (a) Faktor internal dan (b) Faktor eksternal.

(4)

a. Faktor internal, yaitu emosi, rasa aman, ciri pribadi, penerimaan diri, inteligensi dan perbedaan jenis kelamin.

b. Faktor eksternal, yaitu keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan budaya.

Meichiati (1983) menyatakan bahwa bila individu berhasil dalam melakukan penyesuaian sosial, maka akan terbentuk relasi sosial yang baik dengan orang lain, terbebas dari konflik dan perasaan yang menekan, sehingga akan menimbulkan perasaan puas, superior, manambah harga diri, serta memperlancar aktivitas psikis. Sebaliknya anak yang mengalami kegagalan penyesuaian sosial dapat mengalami perasaan tertekan.

2. Sistem Pembelajaran Taman Kanak-kanak Reguler

Taman kanak-kanak reguler adalah taman kanak-kanak yang diselenggarakan dengan sistem tetap sesuai dengan kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional dan memiliki waktu belajar yang singkat, dimulai pukul 07.00 dan berakhir pukul 10.00. Taman kanak-kanak reguler menawarkan kelebihan, yaitu tidak adanya metode pembelajaran yang beragam membuat anak merasa ringan dalam memperoleh pelajaran sehingga mereka tidak merasa bosan ketika pulang sekolah dan dapat membagi waktu untuk bermain di rumah maupun berkumpul bersama keluarga (Herdiana, 2007).

3. Sistem Pembelajaran Taman Kanak-kanak Full Days

Sekolah full days merupakan model sekolah umum yang memadukan sistem pengajaran secara intensif yaitu dengan memberi tambahan waktu khusus untuk pendalaman anak, masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 14.30. Sekolah dengan model ini sangat diminati masyarakat modern yang mempunyai kesibukan di luar rumah sangat tinggi.

Seluruh uraian di atas merujuk pada suatu kesimpulan bahwa sistem pembelajaran taman kanak-kanak full days dan reguler dimungkinkan memiliki pengaruh yang berbeda pada anak usia pra sekolah dalam perkembangannya termasuk proses penyesuaian sosialnya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan penyesuaian sosial pada anak yang menjalani sistem pembelajaran taman kanak-kanak full days dan reguler.

(5)

C. Metode Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah penyesuaian dan variabel bebas dalam penelitan ini adalah sistem pembelajaran taman kanak-kanak full days dan sistem pembelajaran taman kanak-kanak reguler. Definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a. Penyesuaian sosial adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam kelompok dan lingkungannya, memenuhi tuntutan fisik maupun sosial sehingga tercipta hubungan yang harmonis dengan lingkungan. Penyesuaian sosial diungkap menggunakan skala penyesuaian sosial yang diisi oleh orang tua anak pra sekolah. Skala ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek penyesuaian sosial yang dikemukakan Hurlock (1990).

b. Sistem pembelajaran taman kanak-kanak reguler adalah usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, berencana, terarah dengan kurikulum yang ditetapkan Kementerian Pendidikan Nasional dan mempunyai waktu belajar yang relatif singkat (reguler) dengan karakteristik yaitu dimulai pukul 07.00 dan berakhir pukul 10.00.

c. Sistem pembelajaran taman kanak-kanak full days adalah model TK umum yang memadukan sistem pengajaran secara intensif yaitu dengan memberi tambahan waktu khusus untuk pendalaman, masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 14.30. Waktu efektif di TK full days hanya 3 jam, selebihnya aktivitas dominan setelah siang hari bukan belajar formal tetapi aktivitas lain yang diminati anak.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian populasi, karena terbatasnya jumlah populasi yaitu pada TK Reguler adalah 60 orang di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kalikotes Klaten dan pada TK Full Days adalah 48 anak di KB TKI Mulia Hati Klaten. Oleh karena itu, jumlah populasi tersebut semuanya digunakan sebagai sampel penelitian. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 8-11 Juni 2010.

(6)

3. Alat Ukur dan Teknik Analisis Data

Alat ukur pada penelitian ini adalah skala penyesuaian sosial. Pengisian skala tidak dilakukan oleh subjek tetapi oleh orang tua subjek karena usia subjek yang dikenakan penelitian adalah 4-6 tahun, sehingga tidak memungkinkan mengisi skala penelitian. Skala penyesuaian sosial ini menggunakan model Likert yang telah dimodifikasi menjadi empat kategori jawaban.

Berdasarkan analisis terhadap hasil uji coba skala penyesuaian sosial diperoleh koefisien reliabilitas (rtt) sebesar 0,827, sedangkan indeks daya beda item sebesar 0,300 sampai dengan 0,612. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skala penyesuaian sosial dinyatakan valid dan reliabel, yang selanjutnya dapat dipergunakan sebagai alat ukur penelitian.

Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah independent sample t-tes karena penelitian ini bertujuan untuk membedakan hasil skor penyesuaian sosial pada anak yang menjalani sistem pembelajaran taman kanak-kanak full days dan reguler.

D. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan komputer program SPSS for MS Windows versi 16.0. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Hasil Uji Normalitas Sistem

Pembelajaran

Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. Penyesuaian

Sosial pada Anak

Reguler .075 60 .200* Full Days .127 48 .050

Berdasarkan kedua hasil uji normalitas di atas, dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal karena taraf signifikansinya lebih besar atau sama dengan 0,05.

(7)

Signifikansi dilihat melalui nilai levene statistic. Jika nilai tersebut lebih dari 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama (Priyanto, 2008). Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Hasil Uji Homogenitas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.161 1 106 .689

Hasil uji homogenitas menunjukkan taraf signikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,689 > 0,05), maka dapat diambil kesimpulan bahwa sampel sistem pembelajaran taman kanak-kanak full days dan reguler diambil dari populasi sistem pembelajaran yang mempunyai varians penyesuaian sosial yang sama (homogen).

2. Hasil Uji Hipotesis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata sistem pembelajaran TK reguler adalah 78,38 sedangkan sistem pembelajaran TK full days adalah 77,08, yang berarti nilai rata-rata penyesuaian sosial pada tiap sistem pembelajaran memilki perbedaan. Rincian analisis t test dapat dilihat pada tabel berikut:

Hasil Uji Hipotesis

Penyesuaian Sosial Pada Anak Equal variances

assumed

Equal variances not assumed Levene's Test for

Equality of Variances

F .161

Sig. .689

t-test for Equality of Means T .934 .938 Df 106 102.179 Sig. (2-tailed) .352 .351 Mean Difference 1.300 1.300 Std. Error Difference 1.392 1.387

(8)

95% Confidence Interval of the Difference Lower -1.459 -1.450 Upper 4.059 4.050

Tabel di atas menunjukkan nilai t = 0,934 dengan derajat kebebasan = 106 adalah 1,980. Pada kurva, t hitung terletak pada Ho diterima (t hitung < t tabel), maka penyesuaian sosial pada TK full days sama dengan reguler. Berdasarkan nilai probabilitas p value adalah 0,352 lebih besar dari α = 0,05, (0,352 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan data statistik penyesuaian sosial pada anak yang menjalani sistem pembelajaran TK full days dan reguler sama.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, mean penyesuaian sosial pada TK reguler (78,38) lebih besar daripada TK full days (77,08) dengan perbedaan mean sebesar 1,30. Berdasarkan hasil tersebut digambarkan bahwa penyesuaian sosial pada anak yang menjalani sistem pembelajaran TK full days berbeda dengan reguler. Setelah dilakukan kategorisasi skala penyesuaian sosial, dapat disimpulkan bahwa secara umum subjek pada kedua sistem pembelajaran memiliki tingkat penyesuaian sosial yang tinggi.

3. Pembahasan

Hasil yang diperoleh dari uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara penyesuaian sosial pada anak yang menjalani sistem pembelajaran TK full days dan reguler. Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik independent sample t-test, walaupun terdapat perbedaan penyesuaian sosial pada anak yang menjalani sistem pembelajaran TK full days dan reguler, namun sistem pembelajaran kurang dapat digunakan sebagai prediktor untuk memprediksi penyesuaian sosial pada anak.

Berdasarkan hasil kategorisasi penyesuaian sosial, dapat diambil kesimpulan bahwa subjek pada sistem pembelajaran taman kanak-kanak full days dan reguler memiliki tingkat penyesuaian sosial yang tinggi. Hal itu disebabkan karena subjek pada penelitian ini adalah anak-anak TK Besar di kedua taman kanak-kanak. Mereka telah berada di TK selama lebih dari 1 tahun, diasumsikan bahwa mereka telah mengenal lingkungan dengan baik, serta diterima di lingkungan sehingga penyesuaian sosial yang terbentuk baik. Sesuai dengan

(9)

pendapat Hurlock (1993), bahwa penyesuaian sosial dikatakan baik apabila masyarakat dapat menerimanya.

Nilai rata-rata penyesuaian sosial TK reguler (78,38) lebih besar daripada nilai rata-rata penyesuaian sosial TK full days (77,08). Hal itu dikarenakan murid TK full days lebih banyak menghabiskan waktunya di lingkungan sekolah saja, sedangkan waktu untuk berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan sekitar sedikit. Sebaliknya murid TK reguler lebih banyak memiliki waktu untuk berinteraksi dengan lingkungan keluarga, lingkungan sekitar dan masyarakat, sehingga kemampuan penyesuaian sosialnya lebih tinggi daripada murid TK full days (Herdiana, 2007).

Perbedaan mean sebesar 1,30 menunjukkan adanya perbedaan penyesuaian sosial pada anak yang menjalani sistem pembelajaran TK full days dan reguler, walaupun sistem pembelajaran kurang dapat digunakan sebagai prediktor penyesuaian sosial. Secara teoritik, banyak faktor yang turut mempengaruhi penyesuaian sosial. Menurut Schneiders (1964), faktor-faktor tersebut antara lain faktor internal yaitu emosi, rasa aman, ciri pribadi, inteligensi dan karakteristik anak dalam merespon pengalaman, serta faktor eksternal yaitu keluarga, lingkungan masyarakat dan budaya.

Menurut Agustiani (2006), salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial adalah kematangan emosional. Faktor tersebut bisa mendukung terbentuknya penyesuaian sosial pada anak tergantung pada proses yang dialami anak saat perkembangan berlangsung. Proses inilah yang tidak dapat dikendalikan dalam penelitian ini.

Salah satu faktor yang turut mempengaruhi terbentuknya penyesuaian sosial adalah konsep diri (Hurlock, 1990). Contoh faktor konsep diri yang mempengaruhi penyesuaian sosial pernah dibuktikan melalui sebuah penelitian oleh Ary (2005), bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara konsep diri dengan penyesuaian sosial. Hasil uji korelasi Spearman’s menunjukkan adanya hubungan antara konsep diri dengan penyesuaian sosial (r = 0,796; p < 0,05). Jadi konsep diri turut mendukung terbentuknya penyesuaian sosial pada anak.

(10)

Harus menjadi perhatian bahwa kuantitas interaksi antara orang tua dan anak tidak menjadi faktor utama keberhasilan penyesuaian sosial pada anak, namun kualitas interaksilah yang turut mendukung keberhasilan perkembangan anak terutama penyesuaian sosialnya. Meichiati (1983) mengemukakan bahwa keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam penyesuaian sosial seseorang, karena dalam keluargalah dimulai peranan dasar-dasar penyesuaian sosial seseorang.

E. PENUTUP 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan penyesuaian sosial pada anak yang menjalani sistem pembelajaran TK full days dan reguler, namun sistem pembelajaran kurang dapat digunakan sebagai prediktor untuk memprediksi penyesuaian sosial pada anak. Sistem pembelajaran TK reguler memiliki penyesuaian sosial yang lebih tinggi daripada TK full days.

2. Saran

a. Bagi orang tua disarankan untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial pada anak, antara lain pengalaman emosi, rasa aman, konsep diri dan lain-lain.

b. Bagi lembaga pendidikan dan guru disarankan mempertahankan faktor-faktor yang mendukung perkembangan anak termasuk penyesuaian sosialnya, seperti sistem pembelajaran, kurikulum, mengadakan pertemuan dengan orang tua murid dan lain-lain.

c. Bagi psikolog diharapkan memperhatikan lingkungan pergaulan anak dan peranan orang tua, memberikan saran terhadap pihak-pihak terkait yang bertanggung jawab terhadap optimalisasi perkembangan anak untuk menangani masalah perkembangan anak khususnya penyesuaian sosialnya terkait dengan pemilihan sistem pembelajaran.

d. Bagi peneliti selanjutnya disarankan memperhatikan faktor-faktor lain yang perlu dikontrol, memperluas populasi dan memperbanyak sampel,

(11)

serta menambah atau memodifikasi item-item skala penyesuaian sosial sehingga tidak banyak yang gugur dan seluruh aspek penyesuaian sosial dapat terungkap.

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, H. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Refika Aditama.

Ary, W.B., Andayani, T.R., Sawitri, D.R., 2005. Hubungan Konsep Diri dengan Penyesuaian Sosial Siswa Kelas Akselerasi di SMP Negeri 2 dan SMP PL Domenico Savio Semarang. Laporan Penelitian (Tidak diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Azwar, S. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_______. 2008. Pengukuran Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Daradjat, Z. 1985. Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung.

Daryanto, S.S. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo. Hadi, S. 2000. Statistik Jilid I. Yogyakarta: Andi Offset.

Hadi, S. 2000. Statistik Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset.

Herdiana, I. 2007. Full Days School, Kuatkah Kita. www.kabarindonesia.com. Diakses 4 Desember 2009.

Hetherington, E.M., Parke, R.D. 1979. Child Psychology: A Contemporary Viewpoint. Tokyo Japan: McGraw-Hill International Book Company.

Hurlock, E. B. 1990. Perkembangan Anak (Terjemahan Meitasari Tjandrasa dan Muslichan Zarkasi). Jakarta: PT. Gramedia.

_____________. 1993. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima (Terjemahan Achmad Chusairi). Jakarta: Erlangga.

_____________. 2004. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan Intiwidayanti dan Soejarwo). Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

_____________. 2005. Perkembangan Anak. Edisi Keenam. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

(12)

Kumara, A. 1988. Studi Pendahuluan tentang Penyesuaian pada Anak Pra Sekolah Laporan Penelitian (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

.

Kurniati, R. A. 2005. Sistem Belajar dalam Full Days School (Studi Kasus di Taman Kanak-kanak Ashabul Kahfi Malang. Skripsi (tidak diterbitkan). Malang: Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang.

Maizida, K. 2007. Ketrampilan Sosial Anak-anak di Taman Kanak-kanak yang Berasal dari Kelompok Bermain dan yang Tidak Berasal dari Kelompok Bermain. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Meichiati, S. 1983. Kesehatan Mental: Dasar-dasar Praktis Bagi Pengetahuan dan Kehidupan Bersama. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Mu’tadin, Z. 2002. Penyesuaian Diri. http://www.e-psikologi.com. Diakses 1 Januari 2010.

Nugroho, B.A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.

Patmonodewo, S. 2003. Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Priyanto. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom.

Rahmawati, E. 2001. Hubungan Antar Relasi Sekandung dengan Penyesuaian Sosial Anak di Sekolah. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Saam, J., dan Nowak, J. A. 2005. The Effects of Full-day Versus Half-day Kindergarten on the Achievement of Students With Low/Moderate Income Status. Journal of Research in Childhood Education, 20 (1), 27.

Santoso, S. 2006. Menggunakan SPSS untuk Statistik Parametrik. Jakarta: P.T. Elex Media Komputindo.

Schneiders, A. A. 1991. Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holt, Rinchart and Winston.

Sears, D.O., Freedman, J.L., and Peplau, L.A. 1992. Psikologi Sosial Jilid 1. Terjemahan: Michael, A., Santri, S. Jakarta: Erlangga.

Sunarto, H., Hartono, B, A. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Ticho. 2009. Full Days School vs Sekolah Tradisional. www.antara.com. Diakses 11 September 2009.

(13)

Van Den Oord, E. J. C. G., dan Van Rossem, R. 2002. Differences in First Graders’ School Adjustment: the Role of Classroom Characteristics and Social Structure of the Group. Journal of School Psychology, 40 (5), 371 – 394.

Gambar

Tabel Hasil Uji Homogenitas
Tabel di atas menunjukkan nilai t = 0,934 dengan derajat kebebasan = 106  adalah 1,980

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menyatakan bahwa (1) Pada jenis kesalahan membaca siswa melakukan kesalahan yang disebabkan ketika siswa tidak bisa membaca soal secara benar

Adapun program utama dari simulasi layanan SMS ini terdiri dari 9 menu utama, yaitu login yang berisi login pada aplikasi yang berisi pilihan username dan password, Inbox

Di atas atap kamar operasi, terangkai sistem ducting untuk mengalirkan udara bersih dan bertekanan yang disaring oleh sistem hepafilter utama (outlet tepat pada area

Kegiatan ini perlu dilakukan di awal suatu proses perubahan, karena seperti diketahui bersama, tingkatan resistensi pertama dari penolakan adalah berhubungan dengan tidak

Masukan untuk node jaringan sensor nirkabel diperoleh dari sistem alarm mandiri yang biasanya sudah ada dalam sistem keamanan rumah.. Alternatif masukan apabila

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah memperoleh atribut kebakaran terpilih yang akan digunakan dalam proses pengambilan keputusan penentuan titik awal jalur evakuasi

fluorescens PG01, baik yang diintegr asikan dengan teknik invigor asi menggunakan matriconditioning ser buk bata mer ah atau ser buk ar ang sekam dapat dir ekomendasikan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa sistem ganti rugi asuransi pertanian pada kelompok tani Panca Usaha 4 yang dilakukan belum sesuai dengan