• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR MELALUI PENDEKATAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR MELALUI PENDEKATAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP

INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR MELALUI PENDEKATAN

THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

ELIS TRISNAWATI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui Pendekatan Theory of Planned Behavior adalah karya Saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2011 Elis Trisnawati NIM I24063161

(4)
(5)

ABSTRAK

ELIS TRISNAWATI. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui pendekatan Theory of Planned Behavior. Dibimbing oleh LILIK NOOR YULIATI dan ALFIASARI

Tingginya angka pengangguran membutuhkan strategi solusi untuk menyelesaikannya, khususnya oleh generasi muda. Kewirausahaan dapat menjadi salah satu solusi untuk masalah ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB) yang terdiri dari sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, dengan lokasi penelitian di kampus IPB Darmaga. Contoh dalam penelitian ini adalah 100 mahasiswa sarjana yang masih aktif. Contoh merupakan mahasiswa semester empat sampai dengan semester delapan. Persyaratan contoh adalah yang mengikuti pendidikan kewirausahaan secara formal atau pendidikan kewirausahaan secara nonformal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suku (daerah) (p<0,05) berhubungan nyata dengan sikap. Uang saku bulanan (p<0,05) dan pendidikan kewirausahaan formal yang diikuti (p<0,05) memiliki hubungan yang nyata dan positif dengan sikap. Pendidikan ibu (p<0,05) mempunyai hubungan yang nyata dan negatif dengan kontrol perilaku. Pendidikan kewirausahaan nonformal yang diikuti (p<0,05), sikap (p<0,01), dan norma subjektif (p<0,01) memiliki hubungan yang nyata dan positif dengan intensi berwirausaha. Walaupun melalui pendekatan TPB, hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sikap (p<0,01) yang berpengaruh terhadap intensi berwirausaha.

Kata kunci: intensi berwirausaha, mahasiswa, pendidikan kewirausahaan, Theory of Planned Behavior

ABSTRACT

ELIS TRISNAWATI. The effect of entrepreneurship education to the entrepreneurship intention of Bogor Agricultural University students using Theory of Planned Behavior perspective. Surpervised by LILIK NOOR YULIATI and ALFIASARI

High numbers of unemployments need strategic solution to solve it, especially for young generation. Entrepreneurship can be one of solution for this problem. The purpose of this research was to analyze the effect of entrepreneurship education to the entrepreneurship intention of Bogor Agricultural University students using Theory of Planned Behavior (TPB) perspective (TPB consists of attitude, subjective norm, and perceived behavior control). This research used cross sectional study design with located at campus IPB Darmaga. Samples in this research were 100 students that consist of fourth semester until eight semester students. Requirements of the samples are they have followed formal entrepreneurship education or nonformal entrepreneurship education. Result showed that ethnic groups (p<0,05) had significant correlation with attitude. Monthly allowance (p<0,05) and formal entrepreneurship education that’s followed (p<0,05) had significant and positive correlation with attitude. Mother education (p<0,05) had significant and negative correlation with perceived behavioral control. Nonformal entrepreneurship education that’s followed (p<0,05), attitude (p<0,01), and subjective norm (p<0,01) had significant and positive correlation with entrepreneurship intention. Meanwhile, in the perspective of TPB, the research showed that only attitude (p<0,01) that had influence toward entrepreneurship intention.

Keywords: entrepreneurship education, entrepreneurship intention, graduate student, Theory of Planned Behavior

(6)
(7)

RINGKASAN

ELIS TRISNAWATI. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui Pendekatan Theory of Planned Behavior. Dibimbing oleh LILIK NOOR YULIATI dan ALFIASARI

Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) semester pertama 2007 menunjukkan tiga dari empat lulusan perguruan tinggi memilih menjadi karyawan. Harusnya, melihat kenyataan bahwa lapangan kerja yang ada tidak memungkinkan untuk menyerap seluruh lulusan perguruan tinggi di Indonesia, para lulusan perguruan tinggi mulai memilih berwirausaha. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB). Tujuan khususnya adalah: 1) mengidentifikasi karakteristik contoh, karakteristik keluarga, dan pendidikan kewirausahaan (formal dan nonformal) contoh, 2) menganalisis tingkat sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, dan intensi berwirausaha contoh, 3) menganalisis hubungan antara karakteristik individu, karakteristik keluarga, dan pendidikan kewirausahaan dengan sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, dan intensi berwirausaha contoh, 4) menganalisis hubungan antara sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku dengan intensi berwirausaha contoh, 5) menganalisis pengaruh pendidikan kewirausahaan, sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku terhadap intensi berwirausaha contoh.

Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian dilakukan di Institut Pertanian Bogor (IPB) yang berlokasi di Kampus IPB Darmaga. Waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret sampai April 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Sarjana IPB semester empat sampai semester delapan pada tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 9.279 orang. Kerangka contoh dalam penelitian ini adalah mahasiswa sarjana IPB yang masih aktif, pernah mengambil mata kuliah yang berhubungan dengan kewirausahaan (pendidikan kewirausahaan secara formal) atau pernah mengikuti program atau kegiatan kewirausahaan yang ada di IPB (pendidikan kewirausahaan secara nonformal). Metode pengambilan contoh yang digunakan adalah teknik probability sampling berupa proportional random sampling untuk masing-masing kelompok. Jumlah contoh yang diambil dalam penelitian ini adalah 100 orang dengan menggunakan rumus Slovin. Cara pemilihan contoh dibagi menjadi dua yaitu 50 orang yang mengikuti pendidikan kewirausahaan secara formal (24 contoh mengikuti Mata Kuliah Kewirausahaan, 10 Resiko Bisnis, serta 16 Negosiasi dan Advokasi Bisnis) dan 50 orang yang mengikuti pendidikan kewirausahaan secara nonformal (29 contoh mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), 19 contoh Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM), dan 2 contoh Unit Kegiatan Mahasiswa Center of Entrepreneurship Development for Youth (UKM Century). Pengelompokan data pendidikan kewirausahaan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok pendidikan kewirausahaan formal, nonformal, serta kombinasi formal dan nonformal.

Data terdiri dari dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner yang mencakup karakteristik contoh, karakteristik keluarga, pendidikan kewirausahaan, sikap (14 item pertanyaan), norma subjektif (4 item pertanyaan), kontrol perilaku (12 item pertanyaan), dan intensi berwirausaha (3 item pertanyaan). Pemberian skor ditujukan pada variabel sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, dan intensi berwirausaha. Selanjutnya, skor pada variabel sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku tersebut dikalikan antara dua komponennya lalu dijumlahkan sesuai dengan model TPB. Setelah didapat skor total lalu dikategorikan dengan kategori rendah, sedang, dan tinggi dengan menggunakan interval kelas. Kategori pada variabel sikap terdiri dari rendah (7-63), sedang (64-119), dan tinggi (120-175). Kategori pada variabel norma subjektif terdiri dari rendah (2-18), sedang (19-34), dan tinggi (35-50). Kategori pada variabel kontrol perilaku terdiri dari rendah (6-54), sedang (55-92), dan tinggi (93-150). Kategori pada variabel intensi berwirausaha terdiri dari rendah (3-7), sedang (8-11), dan tinggi (12-15).

(8)

Data yang dikumpulkan dari kuesioner lalu diolah melalui proses editing, coding, scoring, dan entry data ke komputer, cleaning data, dan analize data. Data disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Data diolah dengan menggunakan uji korelasi Chi-Square dan Pearson untuk melihat hubungan antar variabel. Uji regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis faktor- faktor yang berpengaruh terhadap intensi berwirausaha.

Secara umum usia contoh (40%) adalah 21 tahun. Lebih dari separuh contoh (61%) berjenis kelamin perempuan. Persentase terbesar contoh (46%) berasal dari suku Jawa. IPK sebagian besar contoh (69%) berada pada kisaran 2,76-3,50. Hampir seluruh contoh (84%) mempunyai uang saku bulanan yang berada pada kisaran Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000. Persentase terbesar sumber uang saku bulanan contoh (24,7%) berasal dari orang tua. Pekerjaan ayah contoh (29%) didominasi oleh PNS sedangkan lebih dari separuh pekerjaan ibu contoh (52%) adalah IRT. Persentase terbesar jenjang pendidikan ayah (45%) dan ibu contoh (35%) adalah perguruan tinggi.

Lebih dari separuh contoh (52,9%) mengikuti Mata Kuliah Kewirausahaan dalam pendidikan kewirausahaan formal. Persentase terbesar contoh (35%) hanya mengikuti satu mata kuliah diantara tiga mata kuliah dalam pendidikan formalnya. Persentase keikutsertaan contoh pada program kewirausahaan dalam pendidikan kewirausahaan nonformal yaitu sebesar 52,3 persen mengikuti PKMK, 29 persen mengikuti PPKM, dan 2 persen mengikuti UKM Century. Persentase terbesar dalam tahapan PKMK yang diikuti contoh (35,4%) adalah sampai didanai. Sementara itu, pada tahapan PPKM yang pernah diikuti contoh persentase terbesarnya (14,9%) adalah sampai Stadium General. Secara umum, jumlah seminar kewirausahaan dan pelatihan kewirausahaan yang diikuti contoh adalah sebanyak 1-2 kali baik yang diselenggarakan oleh IPB maupun non IPB.

Lebih dari separuh contoh (63%) mempunyai sikap dengan kategori tinggi. Hampir sebagian besar contoh (45%) mempunyai norma subjektif dengan kategori sedang. Lebih dari separuh contoh (68%) mempunyai kontrol perilaku dengan kategori rendah. Sebagian besar contoh (65%) mempunyai intensi berwirausaha dengan kategori tinggi. Suku (daerah) (r=9,225; p<0,05), uang saku bulanan (r=0,215; p<0,05), dan jumlah pendidikan kewirausahaan formal yang diikuti (r=0,248; p<0,05) memiliki hubungan yang nyata dengan sikap. Pendidikan ibu (r=-0,181; p<0,05) mempunyai hubungan nyata dan negatif dengan kontrol perilaku. Sementara itu, jumlah pendidikan kewirausahaan nonformal (r=0,198; p<0,05), sikap (r=0,383; p<0,01), dan norma subjektif (r=0,314; p<0,01) memiliki hubungan nyata dan positif dengan intensi berwirausaha. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa sebesar 15,5 persen intensi berwirausaha dapat dijelaskan oleh variabel sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku. Selain itu, intensi berwirausaha juga dapat dijelaskan oleh variabel pekerjaan ayah, pendidikan kewirausahaan, sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku dengan besarnya nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 16,6 persen. Kedua persamaan regresi menunjukkan bahwa hanya variabel sikap (p<0,01) yang berpengaruh secara signifikan terhadap intensi berwirausaha.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap berpengaruh terhadap intensi berwirausaha mahasiswa IPB. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan sikap terhadap berwirausaha. Upaya yang bisa dilakukan IPB adalah menciptakan lingkungan yang mendukung mahasiswa untuk berwirausaha dengan mempermudah akses terhadap modal usaha, memperbanyak kegiatan seminar, dan pelatihan kewirausahaan sehingga menumbuhkan sikap yang positif terhadap berwirausaha yang pada akhirnya dapat meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa IPB.

Kata kunci: intensi berwirausaha, mahasiswa, pendidikan kewirausahaan, Theory of Planned Behavior

(9)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

(10)
(11)

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP

INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR MELALUI PENDEKATAN

THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

ELIS TRISNAWATI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada Depertemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

(12)

JUDUL : Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui Pendekatan Theory of

Planned Behavior

NAMA : Elis Trisnawati NRP : I24063161

Disetujui,

Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA Alfiasari, S.P., M.Si

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui,

Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc.

Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

(13)

PRAKATA

Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan pertolonganNya sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui Pendekatan Theory of Planned Behavior.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA dan Alfiasari, S.P., M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan doa, bimbingan, perhatian, waktu, motivasi, tenaga, dan saran kepada penulis hingga selesainya skripsi ini. Selain itu, kepada Bapak dan Ibu yang bekerja di Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni, Direktorat Kemahasiswaan, dan Direktorat Manajemen mutu Pendidikan yang telah membantu selama pengumpulan data. Terima Kasih kepada Ir. M. D. Djamaludin, M.Sc selaku dosen penguji, Neti Hernawati, SP, M.Si selaku dosen pemandu seminar, serta Mei Suciati dan Nur Rochimah selaku pembahas seminar atas masukan bagi perbaikan skripsi ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Papa (Ahmad Fadil), mama (Eha Julaeha), kakak (Didi Supandi dan Rony Apriyandi), seluruh keluarga besar di Kuningan, teman-teman (Revi, Lika, Evi, Neneng, Reza, Abdul, Ayip, Neng Leny) dan sahabat-sahabatku (Iya, Erika, Mba Mei, Ratih) atas segala doa, kebersamaan, dan motivasinya. Semoga Allah membalas semuanya dengan kebaikan.

Demikianlah ucapan terima kasih ini dipersembahkan,dengan tulus dari lubuk hati yang paling dalam. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2011

Referensi

Dokumen terkait

[r]

aham yang efisien adalah saham-saham dengan tingkat pengembalian individu lebih besar dari tingkat pengembalian yang Penggolongan saham yang efisien sangat penting di dalam

Namun dikarenakan lagu Genjer-Genjer dipopulerkan melalui seniman-seniman yang tergabung dengan Lekra yang merupakan underbouw partai komunis dan ditahun 1965

Jumlah anak fakir miskin dan anak orang tidak mampu terlantar yang mendapatkan aksesibilitas pelayanan pendidikan dasar (Paket Bantuan Pendidikan). Jumlah jenis pengetahuan atau

Berdasarkan rumus mencari rata-rata (mean) hitung (aritmatik) dan SNI tentang Kriteria Teknis Penataan Ruang Kawasan Budidaya, serta Peraturan Menteri PU No:

Berdasarkan hasil mini survey yang penulis lakukan pada saat melaksanakan pra survey bahwa dari 20 responden pada penyataan yang di sediakan selalu ada di

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, pengasuhan yang ada di desa Dukuan ini tidak sesuai dengan apa yang diatur dalam Undang-Undang negara yang berlaku