• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gout Arthritis pada Lansia: Sebuah Laporan Kasus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gout Arthritis pada Lansia: Sebuah Laporan Kasus"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Gout Arthritis pada Lansia: Sebuah Laporan Kasus

Putu Gede Yudi Darma Wijaya Suparta, I Nyoman Astika

Program Study Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bagian Penyakit Dalam Program Study Pendidikan Dokter FK UNUD

ABSTRAK

Gout atau asam urat merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi Kristal monosodium urat pada jaringan, akibat gangguan metabolism berupa hiperurisemia. Manifestasi klinik arthritis gout meliputi akumulasi Kristal di jaringan yang merusak tulang (tofus), batu urat dan nefropati gout. Gout adalah penyakit yang didominasi oleh laki-laki, rasio menjadi 20:1. Ini mungkin ada selama masa muda, namun kejadian puncaknya setelah usia 40 tahun, dan perempuan jarang menderita penyakit ini sebelum menopause. Gouty arthritis terutama melibatkan sendi peripheral dari kaki dan tangan, sejauh ini keadaan yang paling umum adalah sendi metatarsophalangeal dari kaki. Laporan ini membahas kasus gout arthritis pada laki-laki berusia 80 tahun. Pasien mendapatkan Allupurinol dan NSAID.

Kata kunci: Gout artritis, lelaki, lansia

ABSTRACT

Gout or uric acid is a heterogeneous group of diseases as a result of the deposition of monosodium urate crystals in the tissues, due to metabolic disorders such as hyperuricemia. Clinical manifestations in arthritis gout are the accumulation of crystals in bone tissue damage (tofus), urate stones and gout nephropathy. Gout is a disease that is dominated by men, the ratio becomes 20: 1. It may be there for youth, but the incidence peak after age 40, and women rarely suffer from this disease before menopause. Gouty arthritis mainly involves peripheral joints of the feet and hand, by far the most common situation is the metatarsophalangeal joint of the foot. This report discusses the case of gouty arthritis in men over 80 years old. Patients get Allupurinol and NSAIDs.

Key word: Artritis gout, men, elderly

PENDAHULUAN

Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout artritis). Selain osteoartritis, asam urat merupakan jenis rematik artikuler terbanyak yang menyerang penduduk

indonesia. Penyakit ini merupakan gangguan metabolik karena asam urat

(uric acid) menumpuk dalam jaringan

tubuh, yang kemudian dibuang melalui urin. Pada kondisi gout, terdapat timbunan atau defosit kristal asam urat

(2)

didalam persendian.8 Selain itu asam urat merupakan hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari daging, hati, ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian senyawa purin yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, feses, atau keringan.5

Meskipun secara klasis gout relatif jarang, merupakan bentuk ringan dari penyakit, yang sering lolos saat di diagnostik, mungkin lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya. Gout adalah penyakit yang didominasi oleh laki-laki, rasio menjadi 20:1. Ini mungkin ada selama masa muda, namun kejadian puncaknya setelah usia 40 tahun, dan perempuan jarang menderita penyakit ini sebelum menopause. Gouty arthritis terutama melibatkan sendi peripheral dari kaki dan tangan, sejauh ini keadaan yang

paling umum adalah sendi

metatarsophalangeal dari kaki.

Berdasarkan penyebabnya, penyakit asam urat di golongkan menjadi 2, yaitu:7

a. Penyakit gout primer.

Penyebabnya kebanyakan belum

diketahui (idiopatik). Hal ini di duga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme

yang dapat mengakibatkan

meningkatnya produksi asam urat. Atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.

b. Penyakit gout sekunder.

1) Meningkatnya produksi asam urat karena pengaruh pola makan yang tidak terkontrol, yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang berkadar purin tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, yang merupakan unsur pembentukan protein.

2) Produksi asam urat juga dapat meningkat. Karena penyakit pada darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia, anemia hemolitik), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12, diuretika, dosis rendah asam salisilat). 3) Obesitas (kegemukan).

4) Intoksikasi (keracunan timbal). 5) Pada penderita diabetes melitus

yang tidak terkontrol dengan baik. Dimana akan ditemukan mengandung benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) dengan kadar yang tinggi. Kadar benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan kadar asam urat juga ikut meninggi.8

Tidak semua orang dengan peningkatan asam urat dalam darah (hiperuremia) akan menderita penyakit asam urat. Namun ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan seseorang menderita penyakit asam urat, diantaranya:3

a. Pola makan yang tidak terkontrol. Asupan makanan

(3)

yang masuk ke dalam tubuh dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi asam urat.

b. Seseorang dengan berat badan yang berlebihan (obesitas). c. Suku bangsa tertentu. Menurut

penelitian, suku bangsa di dunia yang paling tinggi prevalensinya terserang asam urat adalah orang maori di Australia. Prevalensi orang maori terserang penyakit asam urat tinggi. Sedangkan di Indonesia prevalensi tertinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau

pola makan ikan dan

mengkonsumsi alkohol.

d. Peminum alkohol. Alkohol dapat menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine ikut berkurang, sehingga asam urat tetap bertahan di dalam darah.

e. Seseorang yang berumur ≥ 45 tahun biasanya pada laki-laki, dan perempuan saat umur menepouse.

f. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit asam urat.

g. Seseorang kurang mengkonsumsi air putih.

h. Seseorang dengan gangguan ginjal dan hipertensi.

i. Seseorang yang menggunakan obat-obatan dalam jangka waktu lama.

j. Seseorang yang mempunyai penyakit diabetes mellitus.

Manifestasi klinis yang ditimbulkan pada penyakit asam urat antara lain adalah sebagai berikut :2

a. Nyeri hebat pada malam hari, sehingga penderita sering terbangun saat tidur.

b. Saat dalam kondisi akut, sendi tampak terlihat bengkak, merah dan teraba panas. Keadaan akut biasanya berlangsung 3 hingga 10 hari, dilanjutkan dengan periode tenang. Keadaan akut dan masa tenang dapat terjadi berulang kali dan makin lama makin berat. Dan bila berlanjut akan mengenai beberapa sendi dan jaringan bukan sendi.

c. Disertai pembentukan kristal natrium urat yang dinamakan thopi.

d. Terjadi deformitas (kerusakan) sendi secara kronis.

Berdasarkan diagnosis dari American Rheumatism Association (ARA), seseorang dikatakan menderita asam urat jika memenuhi beberapa kriteria berikut:7

1) Terdapat kristal MSO

(monosodium urat) di dalam cairan sendi.

2) Terdapat kristal MSO

(monosodium urat) di dalam thopi, di tentukan berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi.

(4)

3) Di dapatkan 6 dari 12 kriteria di bawah ini :

a) Terjadi serangan arthritis akut lebih dari satu kali.

b) Terjadi peradangan secara maksimal pada hari pertama gejala atau serangan datang.

c) Merupakan arthritis

monoartikuler (hanya terjadi di satu sisi persendian). d) Sendi yang terserang

berwarna kemerahan.

e) Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau membengkak. f) Serangan nyeri unilateral (di

salah satu sisi) pada sendi metatarsophalangeal.

g) Serangan nyeri unilateral pada sendi tarsal (jari kaki). h) Adanya topus (Deposit besar

dan tidak teratur yang berasal dari natrium urat) di kartilago artikular (tulang rawan sendi) dan kapsula sendi.

i) Terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam darah (lebih dari 7mg/dL).

j) Pada gambaran radiologis tampak pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja).

k) Pada gambaran radiologis tampak kista subkortikal tanpa erosi.

l) Hasil kultur cairan sendi menunjukkan nilai negative. Bengkak, kemerahan, panas dan rasa nyeri yang hebat

pada sendi

metatarsofalangeal ibu jari kaki (podagra) adalah tanda khas gout. Keadaannya dapat amat menyerupai arthritis sepsis, tetapi tidak ada tanda-tanda infeksi sistemik. Kadar asam urat dalam serum dapat meningkat. Kadang-kadang sendi pergelangan kaki, atau salah satu jari kaki, dapat terkena terutama setelah suatu cedera kecil. Nyeri dibawah tumit akibat fasiitis plantaris adalah manifestasi lain dari gout, meskipun kaitannya mungkin sulit dibuktikan dalam sautu kasus khusus.

Diagnosa asam urat dilakukan dengan pemeriksaan lewat laboratorium, pemeriksaan radiologis, dan cairan sendi. Selain itu, kita juga bisa

melakukan diagnosa melakukan

diagnosa melalui roentgen.1 a. Pemeriksaan Laboratorium

Seseorang dikatakan menderita asam urat ialah apabila pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar asam urat dalam darah diatas 6 mg/dL untuk pria dan lebih dari 5,5 mg/dL untuk wanita. Bukti adanya kristal urat dari cairan sinovial atau dari topus melalui

mikroskop polarisasi sudah

membuktikan, bagaimanapun juga pembentukan topus hanya setengah dari semua pasien dengan gout.1 Pemeriksaan gula darah dilakukan untuk mendeteksi ada dan tidaknya penyakit diabetes mellitus. Ureum dan kreatinin diperiksa

(5)

untuk mengetahui normal dan tidaknya fungsi ginjal.Sementara itu pemeriksaan profil lemak darah dijadikan penanda ada dan tidaknya gejala aterosklerosis. b. Pemeriksaan Cairan Sendi

Pemeriksaan cairan sendi dilakukan di bawah mikroskop. Tujuannya ialah untuk melihat kristal urat atau monosodium urate (kristal MSU) dalam cairan sendi. Untuk melihat perbedaan jenis arthritis yang terjadi perlu dilakukan kultur cairan sendi. Dengan mengeluarkan cairan sendi yang meradang maka pasien akan merasakan nyeri sendi yang berkurang. Dengan memasukkan obat ke dalam sendi, selain menyedot cairan sendi tentunya, maka pasien akan lebih cepat sembuh. Mengenai metode penyedotan cairan sendi ini, ketria mengatakan bahwa titik dimana jarum akan ditusukkan harus dipastikan terlebih dahulu oleh seorang dokter. Tempat penyedotan harus disterilkan terlebih dahulu, lalu jarum tersebut disuntikkan dan cairan disedot dengan spuite.5

Pada umumnya, sehabis penyedotan dilakukan, dimasukkan obat anti-radang ke dalam sendi. Jika penyedotan ini dilakukan dengan cara yang tepat maka pasien tidak akan merasa sakit. Jarum yang dipilih juga harus sesuai kebutuhan injeksi saat itu dan lebih baik dilakukan pembiusan pada pasien terlebih dahulu. Jika lokasi penyuntikan tidak steril maka akan mengakibatkan infeksi sendi. Perdarahan bisa juga terjadi jika tempat suntikan tidak tepat dan nyeri hebat pun bisa terjadi jika teknik penyuntikan tidak

tepat. Selain memeriksa keadaan sendi yang mengalami peradangan, dokter biasanya akan memeriksa kadar asam urat dalam darah. Kadar asam urat yang tinggi adalah sangat sugestif untuk diagnosis gout arthritis. Namun, tidak jarang kadar asam urat ditemukan dalam kondisi normal. Keadaan ini biasanya ditemukan pada pasien dengan

pengobatan asam urat tinggi

sebelumnya. Karena, kadar asam urat sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh pengobatan maka kadar standar atau kadar normal di dalam darah adalah berkisar dari 3,5 – 7 mg/dL.5

Pemeriksaan cairan sendi ini merupakan pemeriksaan yang terbaik. Cairan hasil aspirasi jarum yang dilakukan pada sendi yang mengalami peradangan akan tampak keruh karena mengandung kristal dan sel-sel radang. Seringkali cairan memiliki konsistensi seperti pasta dan berkapur. Agar mendapatkan gambaran yang jelas jenis kristal yang terkandung maka harus diperiksa di

bawah mikroskop khusus yang

berpolarisasi. Kristal-kristal asam urat berbentuk jarum atau batangan ini bisa ditemukan di dalam atau di luar sel. Kadang bisa juga ditemukan bakteri bila terjadi septic arthritis.

c. Pemeriksaan dengan Roentgen

Selain ketiga diagnosa tersebut, kita juga bisa melakukannya dengan cara Roentgen. Pemeriksaan ini baiknya dilakukan pada awal setiap kali pemeriksaan sendi. Dan, jauh lebih efektif jika pemeriksaan roentgen ini dilakukan pada penyakit sendi yang

(6)

sudah berlangsung kronis. Pemeriksaan roentgen perlu dilakukanuntuk melihat kelainan baik pada sendi maupun pada tulang dan jaringan di sekitar sendi. Seberapa sering penderita asam urat untuk melakukan pemeriksaan roentgen tergantung perkembangan penyakitnya. Jika sering kumat, sebaiknya dilakukan pemeriksaan roentgen ulang. Bahkan kalau memang tidak kunjung membaik, kita pun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI).9

Sebuah sumber lain mengatakan bahwa berdasarkan diagnosis dari American Rheumatism Association (ARA), seseorang dikatakan menderita asam urat jika memenuhi beberapa kriteria berikut:7

1) Terdapat kristal MSU di dalam cairan sendi.

2) Terdapat kristal MSU di dalam cairan tofus.

3) Didapatkan 6 dari 12 kriteria di bawah ini :

a) Terjadi inflamasi maksimal pada hari pertama gejala atau serangan datang.

b) Terjadi serangan arthritis akut lebih dari satu kali.

c) Merupakan arthritis

monoartikuler yaitu hanya terjadi di satu sisi persendian. d) Sendi yang terserang

berwarna kemerahan.

e) Pembengkakan dan sakit sendi di sendi pangkal ibu kaki.

f) Serangan nyeri di salah satu sisi sendi metatarsofalangeal.

g) Serangan nyeri di salah satu sisi sendi tarsal.

h) Adanya tofus.

i) Terjadi peningkatan asam urat dalam darah.

j) Pada gambar radiologis tampak ada pembengkakan sendi asimetris.

k) Pada gambar radiologis tampak kista subkortikal tanpa erosi.

l) Hasil kultur cairan sendi positif.

Pengobatan diperoleh dengan

menggunakan resep dokter. Obat-obatannya antara lain:3

1) Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang berfungsi untuk mengatasi nyeri sendi akibat proses peradangan.

2) Kortikosteroid, yang berfungsi sebagai obat anti radang dan menekan reaksi imun. Obat ini dapat diberikan dalam bentuk tablet atau suntikan dibagian sendi yang sakit.

3) Imunosupresif, yang berfungsi untuk menekan reaksi imun. Obat ini jarang digunakan karena efek sampingnya cukup berat yaitu dapat menimbulkan penyakit kanker dan bersifat racun bagi ginjal dan hati

4) Suplemen antioksidan yang diperoleh dari asupan vitamin dan mineral yang berkhasiat untuk mengobati asam urat. Asupan vitamin dan mineral

(7)

mengkonsumsi buah atau sayuran segar atau orange, seperti wortel. Selain obat-obatan tersebut, pengobatan secara medis dapat juga dilakukan melalui program rehabilitasi. Rehabilitasi ini berfungsi untuk mengembalikan kemampuan penderita seperti semula sehingga dapat menjalankan kehidupan sehari-hari dengan lancar. Caranya adalah dengan mengistirahatkan sendi yang sakit, melakukan pemanasan atau pendinginan, dan memanfaatkan arus listrik untuk meningkatkan ambang rasa sakit.9

Asam urat darah adalah hasil pemecahan dari protein yang secara khusus disebut purin dan selanjutnya 75 persen asam urat dibuang oleh tubuh melalui urine. Peningkatan kadar asam urat dapat terjadi akibat produksi lebih banyak dari

pada pembuangan asam urat.

Penyakitnya sendiri tidak bisa dicegah, tetapi beberapa faktor pencetusnya bisa dihindari (misalnya cedera, alkohol, makanan kaya protein).10

Untuk mencegah kekambuhan,

dianjurkan untuk minum banyak air, menghindari minuman beralkohol dan mengurangi makanan yang kaya akan protein. Banyak penderita yang memiliki kelebihan berat badan, jika berat badan mereka dikurangi, maka kadar asam urat dalam darah seringkali kembali ke normal atau mendekati normal.

Pastikan sepatu tidak terlalu ketat atau teralu longgar. Upayakan ibu jari kaki dapat digerakkan dengan mudah. Trauma ringan pada ibu jari kaki dapat memicu serangan gout. Beberapa

penderita (terutama yang mengalami serangan berulang yang hebat) mulai menjalani pengobatan jangka panjang pada saat gejala telah menghilang dan pengobatan dilanjutkan sampai diantara serangan.Kolkisin dosis rendah diminum setiap hari dan bisa mencegah serangan atau paling tidak mengurangi frekuensi serangan. Mengkonsumsi obat anti peradangan non-steroid secara rutin juga bisa mencegah terjadinya serangan. Kadang kolkisin dan obat anti peradangan non-steroid diberikan dalam waktu yang bersamaan.4

Tetapi kombinasi kedua obat ini tidak

mencegah maupun memperbaiki

kerusakan sendi karena pengendapan kristal dan memiliki risiko bagi penderita yang memiliki penyakit ginjal atau hati.

ILUSTRASI KASUS

Pasien laki-laki, 80 tahun, sudah menikah, agama Kristen, suku Bali, tamat SD, petani, datang ke poliklinik penyakit dalam RSUP Sanglah diantar oleh anaknyanya. Pasien datang ke poliklinik penyakit dalam RSUP Sanglah dengan keluhan nyeri pada jari-jari kaki sejak awal Maret 2011, yang memberat dalam 3 bulan ini. Nyeri dirasakan hanya pada tangan kanan dan tidak menjalar. Nyeri terkadang hilang ketika pasien meminum obat. Jika sedang nyeri maka pada jari tangan kanan akan terasa panas. Terkadang pada jari-jari ini terdapat bengkak dan sangat nyeri serta kaku. Pasien tidak mengeluhkan nyeri pada sisi yang lain. Pasien juga tidak

(8)

mengeluhkan nyeri dan kaku di pagi hari yang lebih dari 1 jam.

Selain itu, pasien juga mengeluhkan kepala terasa tidak nyaman dan tengkuknya terasa tegang sejak awal 2012. Kemudian keluarganya membawa pasien ke rumah sakit dan pasien dikatakan mempunyai tekanan darah tinggi. Sejak itu pasien rutin untuk memeriksakan diri dan berobat ke puskesmas.

Pasien mengatakan memiliki tekanan darah tinggi sejak tahun 2010.Pasien juga memiliki riwayat takanan darah

tinggi dalam keluarga.Pasien

mengatakan bahwa dia sering

mengkonsumsi kopi sejak muda, 4 gelas per hari tetapi sekarang sudah berhenti.Pasien juga mengatakan merokok saat masih remaja, satu bungkus per hari dan sudah berhenti sejak tahun 2008.

Pasien mengobati sendiri keluhannya dengan menggunakan jamu-jamuan yang dibeli di warung.Setelah beberapa bulan mengkonsumsi jamu-jamuan tersebut, pasien mengeluh nyeri ulu hati, mual, dan muntah. Riwayat muntah darah disangkal, riwayat buang air besar berdarah disangkal. Pasien juga sering mengkonsumsi makanan yang berasal dari kambing dan kangkung.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan status general, keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, gizi cukup, tinggi badan 166 cm, berat badan 60 kg, tanda-tanda vital. Pemeriksaan fisik pada daerah kepala, leher, thoraks, dan abdomen dalam batas normal, pada daerah

ekstremitas terlihat adanya tofus pada digiti I manus dextra.

Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil hemoglobin 11 gr/dl, hematokrit 31,3%, leukosit 10.300/mm3, trombosit 173.000/mm3, ureum 82 mg/dL, kreatinin 2,99 mg/dL, gula darah sewaktu 113 mg/dL, asam urat 8,3 mg/dL. Pemeriksaan EKG dalam batas normal, pemeriksaan radiologis thoraks PA dalam batas normal, ankle joint terlihat pembengkakan jaringan lunak di daerah ankle.

Diagnosis pasien adalah gout arthritis dengan hipertensi stage II. Pasien mendapatkan terapi allupurinol, paracetamol, nifedipin, captopril.

DISKUSI

Gout atau asam urat adalah penyakit yang sering ditemukan, merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi Kristal monosodium urat pada jaringan, akibat gangguan metabolism berupa hiperurisemia. Manifestasi klinik deposit urat meliputi arthritis gout, akumulasi Kristal di jaringan yang merusak tulang (tofus), batu urat dan nefropati gout.8

Pada kasus ini pasien adalah lelaki lansia berusia 80 tahun yang berprofesi sebagai petani dengan keluhan nyeri pada jari-jari kaki yang makin memberat. Pada jari-jari ini terlihat bengkak dan pasien juga merasakan nyeri yang hebat dan kaku pada pagi hari. Nyeri tidak

dirasakan pada kaki

(9)

mengindikasikan bahwa gejala yang ditujukkan oleh lelaki lansia sesuai dengan kriteria American College of Reumathology.

Penyebab terjadinya gout artritis dibagi 2, yaitu primer dan sekunder (Tom, 2010). Faktor resiko terjadinya gout artritis sekunder antara lain berupa pola makan yang tidak terkontrol dan mengandung purin, produksi asam urat berlebihan karena suatu penyakit (polisitemia, anemia hemolitik, penyakit sumsum tulang) atau obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12, diuretika, asam salisilat dosis rendah), kegemukan dan intoksikasi. Pada pasien dikatakan sering memakan makanan yang banyak mengandung purin seperti kambing dan kangkung, pasien mengatakan sering mengkonsumsi kopi dan juga jamu untuk mengurangi keluhan.Pasien juga seorang perokok di masa remaja. BMI pasien dalam batas normal.

Ada 4 tahap pada penyakit gout, yaitu : asimtomatik, akut, interkritikal, dan kronik.2 Pada pasien ditemukan adanya tofus pada MTP I digiti manus dextra yang membuat persendian susah digerakkan. Pada kondisi ini pasien masuk pada tahapan kronis, di mana rasa nyeri yang berlangsung terus-menerus serta terdapat timbunan asam urat yang banyak di dalam jaringan lunak, tulang rawan, selaput di antara tulang dan sendi. Timbunan asam urat tersebut akan membentuk tofus sehingga membuat persendian susah digerakkan.

Diagnosis gout artritis dilakukan

menggunakan pemeriksaan

laboratorium, radiologis, dan cairan sendi.1 Pada pemeriksaan laboratorium seseorang dikatakan menderita gout artritis jika ditemukan kadar asam urat dalam darah di atas 6 mg/dL untuk pria dan lebih dari 5,5 mg/dL untuk wanita. Pada pasien ditemukan kadar asam urat 8,3 mg/dL. Pada pemeriksaasn radiologi berdasarkan American Rheumatism Association (ARA), seseorang menderita asam urat jika memenuhi kriteria:7 terdapat kristal MSU di cairan sendi, pembengkakan jaringan lunak, kelainan bentuk struktur tulang, atau terdapat bentuk tofus. Pada pemeriksaan roentgen pasien ditemukan pembengkakan jaringan lunak dan adanya tofus. Pemeriksaan cairan sendi dilakukan di bawah mikroskop yang bertujuan untuk melihat kristal urat dalam cairan sendi. Terapi untuk gout artritis dapat berupa

terapi nonfarmakologis dan

farmakologis.4 Terapi non farmakologis yaitu perubahan gaya hidup, berupa diet seperti banyak minum air, menghindari minuman beralkohol, mengurangi makanan berlemak dan mengandung protein tinggi, dan mengurangi berat badan jika memiliki berat badan berlebihan. Serta menggunakan alas kaki yang tidak terlalu ketat sehingga ibu jari kaki masih dapat digerakkan. Terapi farmakologis berupa pemberian NSAID dan colchicine pada serangan akut, atau glucocorticoid jika kontraindikasi.Serta pemberian allopurinol untuk dapat mengurangi timbunan asam urat dalam darah.

(10)

RINGKASAN

Gout artritis terjadi akibat peningkatan kronis konsentrasi asam urat di dalam plasma, dengan kadar asam urat dalam darah >7 mg/dL (Stefan Silbernagl, 2012). Gout artritis dapat mengenai laki-laki dan wanita tetapi lebih sering terjadi pada lelaki yang berusia di atas 40 tahun.Gout artritis dapat menyebabkan nyeri sendi, bengkak, dan rasa panas di persendian. Pada pasien ini ditemukan adanya tofus yang menandakan terdapatnya penumpukan kristal monosodiumurat yang berlebih dan berlangsung lama. Pada kasus ini diberikan terapi diet dan konseling perubahan pola hidup. Serta diberikan terapi farmakologi berupa : NSAID, Allopurinol, ACEinhibitor, calcium channel blocker.

DAFTAR PUSTAKA

1. Suresh E.Diagnosis and

management of gout: a rational approach. Postgrad Med J 2005;81:572–579 .

2. Fiona Marion McQueen, Quentin Reeves, Nicola Dalbeth. New insights into an old disease: advanced imaging in the diagnosis and management of gout. Postgrad Med J

2013;89:87–93. doi:10

3. Tom G. Rider, Kelsey M. Jordan. The modern management of gout.Rheumatology 2010;49:5– 14

4. Dalbeth N., Merriman T. Crystal

ball gazing: new therapeutic target for hyperuricaemia and gout. Rheumatology

2009;48:222–226 5. Wortmann RL. Gout and

hyperuricemia. Kelley`s Textbook of Rheumatlogy. 8th ed.Philadeplhia:Saunders;2001.p. 1481-506.

6. Robert B. Salter, MD. Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal System.3rd ed. Lippincott Williams & Wilkins. USA:1999.p247-250.

7. Poor G, Mituszova M. History, Classification and epidemiology of crystal-related artropathies. Rheumatology. 2rd ed. Edinburg: Elsevier;2003.p.1893-1901. 8. Tehupeiroy ES. Artrtritis pirai

(arthritis gout). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006.hal.1218-20. 9. A. Graham Apley, Louis

Solomon. Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 7. Jakarta: Perpustakaan

Nasional;1995.hal.214.

10. Wortmann RL. Gout and Other Disorders of Purine Metabolism. New York.2005, pp.

Referensi

Dokumen terkait