TUGAS AKHIR
DIGITAL IC TESTER
MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C55
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian SyaratDalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 )
Disusun Oleh :
Nama : Harjono Djauhari NIM : 0140311-174
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Harjono Djauhari NIM : 0140311-174 Jurusan : Teknik Elektro Fakultas : Teknologi Industri
Judul Skripsi : Digital IC Tester Menggunakan Mikrokontroller AT89C55
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata dikemudian hari
penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain,
maka saya bersedia mempertanggung-jawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi
ber-dasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Penulis,
LEMBAR PENGESAHAN
DIGITAL IC TESTER
MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C55
Disusun Oleh :
Nama : Harjono Djauhari NIM : 0140311-174 Jurusan : Teknik Elektro Peminatan : Elektronika
Menyetujui :
Pembimbing Koordinator Tugas Akhir
( Dr. Andi Adriansyah, MEng ) ( Ir. Yudhi Gunardi, MT )
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro
ABSTRAK
DIGITAL IC TESTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C55
IC Tester digunakan untuk menguji IC, yang dengannya dapat dengan mudah menguji berbagai Digital IC dengan menggunakan IC Tester. Untuk menguji suatu IC, diperlukan alat penguji yang berbeda untuk IC yang berbeda, sehingga memerlukan
jenis tester yang khusus untuk menguji suatu logic gate dan yang lain untuk menguji flip – flop atau shift register, yang mana mengakibatkan kesulitan dalam melakukan pengujian.
Maka Tugas Akhir ini adalah suatu upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Tidak seperti IC Tester yang ada, alat ini lebih dapat diandalkan dan lebih mudah dipergunakan karena tidak memerlukan perlengkapan dengan jenis alat penguji yang berbeda untuk IC yang berbeda, setiap melakukan pengujian.
Programmable Digital IC Tester ini terdiri dari 1 Microcontroller 89C55, Display dan Keypad Unit, untuk Display menggunakan 16 X 2 LCD dan untuk Keypad meng-gunakan 4 X 3 Keypad. Dari hasil pengujian, didapatkan bahwa alat ini dapat berfungsi sesuai dengan pemrograman yang dirancang sebelumnya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah
memberikan rahmat dan anugrahnya, yang telah membimbing dan menyertai penulis
selama proses penulisan Tugas Akhir ini, dari awal hingga selesai.
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi syarat guna
men-capai Gelar Sarjana Satu ( S1 ) pada Jurusan Teknik Elektro, Peminatan Elektronika,
Fa-kultas Teknologi Industri, Universitas Mercu Buana.
Didalam penulisan Tugas Akhir ini penulis telah mendapat banyak pemikiran
serta dorongan moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
ingin sekali mengucapkan rasa terima – kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Andi Adriansyah, MEng, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
me-luangkan waktu dan pemikirannya agar Tugas Akhir ini dapat lebih baik.
2. Bapak Ir. Yudhi Gunardi, MT, sebagai Ketua Jurusan dan Koordinator Tugas Akhir
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana.
3. Seluruh Staff Dosen Pengajar Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Universitas
Mercu Buana.
4. Kawan – kawan Teknik Elektro angkatan 2003 yang telah membantu dan memberi
dorongan hingga penulisan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.
5. Rusgi Kamdani, my friend yang memberi support dan bantuan pemikiran.
6. Kedua orang tua penulis yang telah melahirkan dan membesarkan, serta selalu
men-doakan penulis.
7. Istri dan anak penulis yang telah mendukung penulis selama menjalankan pendidikan.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu yang telah membantu,
Penulis menyadari bahwa Skripsi Tugas Akhir ini, masih banyak terdapat
keku-rangan baik berupa penyusunan maupun dalam penulisan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, sehingga
dapat memperbaiki dan menyempurnakan Skripsi ini.
Akhir kata penulis, mengharapkan semoga Skripsi Tugas Akhir ini dapat
berman- faat bagi semua pihak.
Jakarta, Agustus 2009
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN... ii
LEMBAR PENGESAHAN... iii
ABSTRAKSI... iv
KATA PENGANTAR... v
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR... xii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Tujuan Penulisan... 1
1.3 Pokok–Pokok Pembahasan... 1
1.4 Metode Penulisan... 2
1.5 Sistematika Penulisan... 2
BAB II LANDASAN TEORI... 4
2.1 Pengenalan Gerbang Logika... 4
2.1.1 Gerbang OR... 4
2.1.2 Gerbang AND... 5
2.1.3 Inverter... 6
2.1.4 Gerbang NAND... 7
2.1.5 Gerbang NOR... 7
2.1.6 Gerbang Exclusive OR ( EXOR )... 8
2.1.7 Gerbang EXNOR... 9
2.2 Rangkaian Kombinasional... 10
2.2.2 Demultiplexer... 11
2.2.3 Decoder... 12
2.3 Rangkaian Sequential... 13
2.3.1 RS Flip – Flop... 13
2.3.2 RS Clocked Flip – Flop... 15
2.3.3 D Flip – Flop... 16
2.3.4 JK Flip – Flop... 16
2.4 Arithmetic Logic Unit ( ALU )... 17
2.4.1 Rangkaian Half Adder... 17
2.4.2 Rangkaian Full Adder... 18
2.5 Rangkaian Shift Register... 19
2.5.1 SISO ( Serial In Serial Out )... 20
2.5.2 SIPO ( Serial In Parallel Out )... 20
2.5.3 PISO ( Parallel In Serial Out )... 20
2.5.4 PIPO ( Parallel In Parallel Out )... 21
2.6 Memori... 21
2.6.1 Struktur Memori... 22
2.6.2 Sel Memori Dasar... 22
2.7 Mikrokontroller AT89C55... 24
2.7.1 Struktur Perangkat Keras AT89C55... 24
2.7.2 Fungsi – fungsi dari Pin Mikrokontroller AT89C55... 25
2.7.3 Struktur Memori Mikrokontroller AT89C55... 29
2.7.4 SFR ( Special Function Register )... 32
2.8 LCD ( Liquid Crystal Display )... 36
BAB III PERANCANGAN ALAT... 46
3.1 Garis Besar Perancangan... 46
3.2 Perancangan Hardware... 47
3.2.1 20 Pin ZIF ( Socket IC )... 47
3.2.2 Mikrokontroller AT89C55... 48
3.2.3 Perancangan Keypad... 49
3.2.4 Perancangan LCD... 49
3.2.5 Perancangan Relay Driver... 51
3.2.6 Perancangan Rangkaian Lengkap (Circuit Diagram Rangkaian). 52 3.2.7 Prinsip Kerja Rangkaian... 54
3.3 Perancangan Software... 55
BAB IV PENGUJIAN ALAT... 57
4.1 Pengujian dan Pengukuran Rangkaian Power Supply Unit... 57
4.2 Pengujian Rangkaian Relay Driver... 59
4.3 Pengujian LCD... 61
4.4 Pengujian Sistem Kerja Alat... 62
BAB V KESIMPULAN... 65
DAFTAR PUSTAKA... 66
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.1 Tabel Kebenaran Gerbang OR... 5
Tabel 2.1.2 Tabel Kebenaran Gerbang AND... 6
Tabel 2.1.3 Tabel Kebenaran Logika Inverter... 6
Tabel 2.1.4 Tabel Kebenaran Gerbang NAND... 7
Tabel 2.1.5 Tabel Kebenaran Gerbang NOR... 8
Tabel 2.1.6 Tabel Kebenaran Gerbang EXOR... 9
Tabel 2.1.7 Tabel Kebenaran Gerbang EXNOR... 10
Tabel 2.2.1 Tabel Kebenaran Multiplexer dengan 2 Input... 11
Tabel 2.2.2 Tabel Kebenaran Demultiplexer dengan 2 Output... 12
Tabel 2.2.3 Tabel Kebenaran BCD To 7 Segment... 13
Tabel 2.3.1 Tabel Kebenaran RS Flip – Flop... 14
Tabel 2.3.2 Tabel Kebenaran RS Clocked Flip – Flop... 15
Tabel 2.3.3 Tabel Kebenaran D Flip – Flop... 16
Tabel 2.3.4 Tabel Kebenaran JK Flip – Flop... 17
Tabel 2.4.1 Tabel Kebenaran Half Adder... 18
Tabel 2.4.2 Tabel Kebenaran Full Adder... 19
Tabel 2.8a Fungsi – fungsi Pin LCD... 36
Tabel 2.8b Function Set... 38
Tabel 2.8c Entry Mode Set... 38
Tabel 2.8d Display On / Off Cursor... 39
Tabel 2.8e Clear Display... 40
Tabel 2.8f Geser Kursor dan Display... 40
Tabel 2.8h Sel Alamat Memori DDRAM... 41
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran pada Power Supply Unit... 58
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Rangkaian Relay Driver... 60
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.1 Gerbang OR... 4
Gambar 2.1.2 Gerbang AND... 5
Gambar 2.1.3 Lambang Logika Inverter... 6
Gambar 2.1.4 Gerbang NAND... 7
Gambar 2.1.5 Gerbang NOR... 8
Gambar 2.1.6 Gerbang EXOR... 9
Gambar 2.1.7 Gerbang EXNOR... 9
Gambar 2.2.1 Multiplexer dengan 2 Input... 11
Gambar 2.2.2 Demulitplexer dengan 2 Output... 12
Gambar 2.2.3 Decoder BCD To 7 Segment... 12
Gambar 2.3.1 RS Flip – Flop dengan Gerbang NAND... 14
Gambar 2.3.2 RS Clocked Flip – Flop... 15
Gambar 2.3.3 Simbol dari D Flip – Flop... 16
Gambar 2.3.4 JK Flip – Flop... 16
Gambar 2.4.1 Rangkaian Half Adder... 17
Gambar 2.4.2 Rangkaian Full Adder... 18
Gambar 2.5.1 4 – Bit Serial In Serial Out... 20
Gambar 2.5.2 4 – Bit Serial In Parallel Out... 20
Gambar 2.5.3 4 – Bit Parallel In Serial Out... 20
Gambar 2.5.4 4 – Bit Parallel In Parallel Out... 21
Gambar 2.6.1 Struktur Memori 4 X 4... 22
Gambar 2.6.2a Sebuah Sel Biner ( Binary Cell / BC )... 23
Gambar 2.6.2b Konstruksi Memori Sederhana dengan 12 Sel Biner... 23
Gambar 2.7.2 Konfigurasi Pin Mikrokontroller AT89C55... 26
Gambar 2.7.3a AT89C55 Program Memory... 29
Gambar 2.7.3b AT89C55 Data Memory... 30
Gambar 2.7.3c 128 Byte RAM Internal... 31
Gambar 2.7.4 Special Function Register ( SFR )... 33
Gambar 2.8a Modul LCD Character 2 X 16... 37
Gambar 2.8b Peta Memori Posisi Karakter LCD... 41
Gambar 2.9a Circuit Diagram Keypad 4 X 3... 43
Gambar 2.9b Diagram Alir Scanning Keypad... 44
Gambar 3.1 Block Diagram Digital IC Tester... 46
Gambar 3.2.1 ZIF Socket... 47
Gambar 3.2.2 Interface Mikrokontroller AT89C55... 48
Gambar 3.2.3 Circuit Diagram Keypad 4 X 3... 49
Gambar 3.2.4 LCD Character 2 X 16... 50
Gambar 3.2.5 7 Open Collector ULN 2003... 51
Gambar 3.2.6 Circuit Diagram Digital IC Tester... 52
Gambar 3.3 Flowchart Digital IC Tester... 56
Gambar 4.1 Rangkaian Power Supply Unit... 57
Gambar 4.2 Rangkaian Relay Driver... 60
Gambar 4.3 Tampilan LCD pada pengujian modul LCD... 61
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
IC Tester digunakan untuk menguji IC. IC – IC ini seringkali digunakan di
Laboratorium oleh Pelajar - pelajar dari Jurusan Perancangan Logika Digital.
IC Tester yang tersedia di pasar pada saat ini biasanya mahal.
IC Tester ini dibuat dengan menggunakan Microcontroller AT89C55 dan
diperlengkapi dengan Keypad dan Display Unit. Untuk menguji IC Digital yang
mempunyai maximum 16 pin. Setelah diprogram, sejumlah IC dapat diuji sebatas
memori yang tersedia.
IC Tester ini dapat digunakan untuk berbagai macam IC, yang
ma-na termasuk Simple Logic Gate dan juga Sequential dan IC gabungan ( Combima-na-
Combina-tional IC ) seperti Flip – flop, Counter, Shift Register dll.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk membuat alat yang
ber-manfaat, murah dan terjangkau yaitu Digital IC Tester dengan menggunakan
Microcontroller AT89C55.
1.3 Pokok – Pokok Pembahasan
Pembahasan pada Tugas Akhir ini meliputi Mikrokontroller AT89C55,
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan Tugas Akhir ini berdasarkan pada :
- Melakukan penelitian pustaka / literature mengenai Mikrokontroller, Keypad
dan Display Unit, serta pemograman dan teori2 lainnya yang berkenaan dengan
Tugas Akhir ini.
- Merancang Block Diagram keseluruhan rangkaian.
- Melakukan pembahasan dan analisa rangkaian tersebut.
- Merealisasikan Diagram Block ke dalam rangkaian.
- Menarik kesimpulan dari hasil pengujian yang diperoleh.
1.5 Sistematika Penulisan
Tugas Ahir ini disusun dengan sistematika penulisan sbb : BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini berisi latar belakang, tujuan penulisan, pokok2 pemba –
hasan, metode penulisan serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bagian ini menjelaskan teori2 yang mendukung seluruh rangkaian
alat / komponen yang akan digunakan dalam merancang dan menguji
alat
BAB III PERANCANGAN ALAT
Pada bagian ini akan menjelaskan Block Diagram, prinsip kerja
kaian dan prinsip kerja keseluruhan.
BAB IV PENGUJIAN ALAT
BAB V PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengenalan Gerbang Logika
Gerbang Logika adalah rangkaian dasar yang membentuk computer. Jutaan
Transistor dalam Mikroprosesor membentuk ribuan Gerbang Logika. Sebuah Gerbang
Logika sederhana mempunyai satu Terminal Output dan satu atau lebih Terminal
In-put. Keluarannya dapat bernilai High ( 1 ) atau Low ( 0 ), bergantung level digital
yang diberikan pada Terminal Input. Kita akan membahas tujuh Gerbang Logika
da-sar, yaitu: OR, AND, NAND, NOR, INVERTER ( NOT ), EXOR, dan EXNOR.
2.1.1 Gerbang OR
Gerbang OR adalah gerbang yang akan memberikan Keluaran berlogika 1,
bi-la ada Gerbang Input yang diberi Logika 1.Gerbang OR memiliki dua atau lebih Input
dan satu Output. Simbol Gerbang OR dengan dua Input diperlihatkan pada Gambar
2.1.1.
Operasi Gerbang OR dengan dua Input ( A dan B ), adalah sebagai berikut:
Output X pada Gerbang OR akan bernilai 1, jika Input A dan B atau salah satunya
bernilai 1.
Dalam Persamaan Boolean, kondisi ini ditulis, sebagai: X = A + B
Tabel Kebenaran Gerbang OR dengan dua Input diperlihatkan di bawah ini.
Dalam Tabel Kebenaran, dapat terlihat bahwa: X berlogika 0, jika kedua Input 0.
Tabel 2.1.1 Tabel Kebenaran Gerbang OR
2.1.2 Gerbang AND
Gerbang AND adalah gerbang yang memberikan Keluaran 1, bila semua
Ma-sukan bernilai 1. Tabel di bawah ini adalah Tabel Kebenaran untuk Gerbang AND
de-ngan dua Masukan dan X sebagai Keluarannya. X akan berlogika 1, jika kedua Input
berlogika 1.
Gambar 2.1.2 Gerbang AND
Tabel Kebenaran Gerbang AND dengan dua Input diperlihatkan di bawah ini.
Dalam Tabel Kebenaran, dapat terlihat bahwa Output pada X adalah berlogika 1, jika
kedua Input A dan B bernilai 1.
A B X = A + B
0 0 0
0 1 1
1 0 1
Tabel 2.1.2 Tabel Kebenaran Gerbang AND
2.1.3 Inverter
Inverter adalah gerbang yang dengan hanya satu Masukan, Keluarannya selalu
mempunyai status berlawanan dengan status Masukan. Masukan Low, menghasilkan
Keluaran High dan Masukan High, menghasilkan Keluaran Low. Dalam bentuk Biner,
“ 0 “ menyatakan Low dan “ 1 “ menyatakan High.
Inverter juga dinamakan Gerbang NOT, karena status Keluaran tidak sama
de-ngan Masukan. Atau sering dinyatakan: Keluaran sebagai lawan dari Masukan.
Persamaan Boolean untuk Inverter adalah dengan menulis garis di atas __
bel: X = A ( X = A tidak ).
Gambar 2.1.3 Lambang Logika Inverter
Tabel 2.1.3 Tabel Kebenaran Logika Inverter
A X 0 1 1 0 A B X = A . B 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1
2.1.4 Gerbang NAND
Operasi dari Gerbang NAND sama dengan operasi Gerbang AND, tetapi
Ke-luarannya dibalik. Simbol untuk Gerbang NAND mirip dengan Gerbang AND, namun
terdapat lingkaran kecil pada Keluarannya.
Gambar 2.1.4 Gerbang NAND
___
Persamaan Boolean untuk Gerbang NAND adalah: X = A.B
Tabel 2.1.4 Tabel Kebenaran Gerbang NAND
2.1.5 Gerbang NOR
Operasi Gerbang NOR sama seperti Gerbang OR, tetapi Keluarannya dibalik.
Simbol untuk Gerbang NOR serupa dengan OR, tetapi diberikan Inverter pada
Kelu-arannya. A B ___ X = A.B 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0
Gambar 2.1.5 Gerbang NOR
Simbol Gerbang NOR serupa dengan OR dengan Inverter, sehingga Input A
dan B bernilai “ 0 “ akan menghasilkan Output “ 1 “.
_____ Persamaan Boolean untuk fungsi NOR adalah: X = A + B
Tabel 2.1.5 Tabel Kebenaran Gerbang NOR
A B _____ X = A + B 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0
2.1.6 Gerbang Exclusive OR ( EXOR )
EXOR adalah Gerbang OR yang bersifat eksklusif, dimana Keluarannya akan
“ 0 “ , jika Masukannya sama, dan jika salah satu Masukannya berbeda maka
Gambar 2.1.6 Gerbang EXOR
Persamaan Boolean untuk Gerbang EXOR adalah: X = A B
Tabel 2.1.6 Tabel Kebenaran Gerbang EXOR
Dalam Tabel Kebenaran, dapat terlihat bahwa: dimana jika kedua Input
berni-lai sama ( “ 0 “ atau “ 1 “ ), maka Keluarannya menjadi “ 0 “.
2.1.7 Gerbang EXNOR
Gerbang EXNOR adalah Gerbang EXOR yang ditambahkan Inverter,
sehing-ga Tabel Kebenarannya cukup densehing-gan membalikkan Tabel Kebenaran dari EXOR.
Gambar 2.1.7 Gerbang EXNOR
A B X = A B
0 0 0
0 1 1
1 0 1
______
Persamaan Boolean untuk Gerbang EXNOR adalah: X = A B
Tabel Kebenaran EXNOR memberikan Keluaran “ 1 “ apabila kedua Inputnya
sama dan akan memberikan Keluaran “ 0 “, apabila kedua Inputnya berbeda. EXNOR
kadang disebut juga dengan Equality Gate, karena kedua Input harus memiliki nilai
yang sama untuk menghasilkan Output “ 1 “.
Tabel 2.1.7 Tabel Kebenaran Gerbang EXNOR
2.2 Rangkaian Kombinasional
Kita sudah melihat penggunaan bermacam – macam kombinasi Gerbang
Da-sar pada bagian sebelumnya. Kita juga dapat membentuk beberapa Fungsi Logika
yang kita perlukan dari kombinasi tersebut. Seringkali sebuah Kombinasi Khusus
Ger-bang Logika menyediakan sebuah Fungsi Khusus untuk sebuah Tugas.
2.2.1 Multiplexer
Multiplexer berarti “ banyak ke satu “. Multiplexer adalah rangkaian dengan
“ banyak Input “ dan hanya mempunyai “ satu Output “. Multiplexer ( Selector Data )
A B _______ X = A B 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1
mengeluarkan “ Satu Output “ dari sekian “ Banyak Input Data “ yang ada.
Di bawah ini diperlihatkan Gambar Multiplexer dengan 2 Input: X0 dan X1,
dan 1 Selector: A.
Gambar 2.2.1 Multiplexer dengan 2 Input
Tabel 2.2.1 Tabel Kebenaran Multiplexer dengan 2 Input
A X
0 X0
1 X1
Dalam Tabel Kebenaran dapat terlihat bahwa: jika Selector A = 0, maka
Out-put X = X0. Jika Selector A = 1, maka OutOut-put X = X1.
2.2.2 Demultiplexer
Demultiplexer berarti “ satu ke banyak “. Demultiplexer adalah rangkaian
Gambar 2.2.2 Demultiplexer dengan 2 Output
Tabel 2.2.2 Tabel Kebenaran Demultiplexer dengan 2 Output
Dalam Tabel Kebenaran dapat terlihat bahwa: Jika Selector A = 0, maka Out 0
= In dan Out 1 = 0. Jika Selector A = 1, maka Out 0 = 0 dan Out 1 = In.
2.2.3 Decoder
Decoder adalah suatu rangkian yang terdiri dari “ gerbang – gerbang “ untuk
menampilkan “ kode biner “ menjadi “ angka / huruf “ yang dapat dimengerti.
Gambar 2.2.3 Decoder BCD To 7 Segment
A OUT 0 OUT 1
0 IN 0
Di bawah ini akan ditampilkan Tabel Kebenaran dari Decoder BCD To 7
Seg-ment:
Tabel 2.2.3 Tabel Kebenaran BCD To 7 Segment
b3 b2 b1 b0 a b c d e f g Tampilan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 2 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 3 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 4 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 5 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 6 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 9 2.3 Rangkaian Sequential
Rangkaian Sequential adalah suatu Rangkaian yang dikontrol oleh Rangkaian
lain sekaligus mengontrol Rangkaian lain, yang termasuk Rangkaian Sequential
ada-lah: Flip – Flop.
Flip – Flop adalah suatu Rangkaian yang dapat me-latch atau menyimpan
Da-ta. Jenis Flip – Flop, antara lain adalah: RS Flip – Flop, RS Clocked Flip – Flop, JK
Flip – Flop, D Flip – Flop.
2.3.1 RS Flip – Flop
Rangkaian paling sederhana dari penyimpan Data ini adalah Set – Reset ( SR )
Flip – Flop. Rangkaian ini dikenal juga sebagai Transparent Latches, karena Output
atau di-latch. Rangkaian RS Flip – Flop dapat dibuat menggunakan Gerbang NOR
atau NAND.
Di bawah ini diperlihatkan Gambar RS Flip – Flop dengan Gerbang NAND:
Gambar 2.3.1 RS Flip – Flop dengan Gerbang NAND
Tabel 2.3.1 Tabel Kebenaran RS Flip - Flop
Dalam Tabel Kebenaran, terlihat bahwa: Jika R bernilai “ 1 “ dan S bernilai
“ 0 “, maka Q akan bernilai “ 0 “ ( kondisi Reset ), Jika R bernilai “ 0 “ dan S bernilai
“ 1 “, maka Q akan bernilai “ 1 “ ( kondisi Set ). Jika R dan S sama – sama bernilai “ 1
“, maka Q dapat berupa “ 0 “ atau “ 1 “, bergantung pada kondisi R atau S
sebe-lumnya. Kejadian ini dikenal sebagai “ Memory State “.
S R Qn + 1 _____ Qn + 1 0 0 ____ ____ 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 Qn ___ Qn
2.3.2 RS Clocked Flip – Flop
RS Clocked Flip – Flop ini termasuk Positif Going atau Positif Edge Trigger,
artinya: Output Q akan berubah, jika Input Clock berubah dari 0 ke 1, diluar kondisi
tersebut Output Q, tidak berubah.
Gambar 2.3.2 RS Clocked Flip – Flop
Tabel 2.3.2 Tabel Kebenaran RS Clocked Flip - Flop
Clocked S R Qn + 1 _____ Qn + 1 1 0 0 Qn ___ Qn 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 ____ ____
2.3.3 D Flip – Flop
Pada D Flip – Flop ini, Output Q akan sama dengan Input dari D, jika Input D
= 0, maka Output Q = 0, jika Input D = 1 maka Output Q = 1.
Q Q
SET
CLR D
Gambar 2.3.3 Simbol dari D Flip – Flop
Tabel 2.3.3 Tabel Kebenaran D Flip - Flop
2.3.4 JK Flip – Flop
Type lain dari Flip – Flop adalah JK Flip – Flop. Aplikasi Synchronous Binary
Counter adalah aplikasi dasar dari JK Flip – Flop sebagai Counter.
Gambar 2.3.4 JK Flip – Flop
D Qn + 1 _____
Qn + 1
0 0 1
Tabel 2.3.4 Tabel Kebenaran JK Flip - Flop
2.4 Arithmetic Logic Unit ( ALU )
Suatu Rangkaian Digital yang dapat melakukan operasi arithmetika (
penjum-lahan dan pengurangan ). Rangkaian Dasar ( utama ) dalam ALU adalah Adder (
pen-jumlah ). Pengurangan, perkalian dan pembagian semuanya dibuat dari Rangkaian
Dasar Adder.
2.4.1 Rangkaian Half Adder
Rangkaian Half Adder adalah Rangkaian Digital yang hanya dapat menjumlah
2 Bit.
Gambar 2.4.1 Rangkaian Half Adder
Clocked J K Qn + 1 _____ Qn + 1 1 0 0 Qn ___ Qn 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 ___ Qn Qn
Tabel 2.4.1 Tabel Kebenaran Half Adder
2.4.2 Rangkaian Full Adder
Rangkaian Full Adder adalah suatu Rangkaian Digital yang dapat menjumlah
3 Bit Biner.
Gambar 2.4.2 Rangkaian Full Adder
A B C O SUM
0 0 0 0
0 1 0 1
1 0 0 1
Tabel 2.4.2 Tabel Kebenaran Full Adder
2.5 Rangkaian Shift Register
Rangkaian Shift Register adalah suatu Rangkaian Logika yang mempunyai
fungsi hanya untuk menggeser Data, tanpa merubah isi dari Data yang digeser.
Menurut cara penggeseran, Shift Register dibagi menjadi 4 bagian:
1. SISO ( Serial In Serial Out )
2. SIPO ( Serial In Parallel Out )
3. PISO ( Parallel In Serial Out )
4. PIPO ( Parallel In Parallel Out )
A B Ci Co sum 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
2.5.1 SISO ( Serial In Serial Out )
Data masuk secara Serial ( satu per-satu ) dan Data keluar secara Serial pula.
Menurut arahnya SISO dibagi menjadi:
a. Shift Left ( geser ke kiri )
b. Shift Right ( geser ke kanan )
Gambar 2.5.1 4 – Bit Serial In Serial Out
2.5.2 SIPO ( Serial In Parallel Out )
Data masuk secara Serial dan keluar secara Parallel.
Gambar 2.5.2 4 – Bit Serial In Parallel Out
2.5.3 PISO ( Parallel In Serial Out )
Data masuk secara Parallel dan keluar secara Serial.
2.5.4 PIPO ( Parallel In Parallel Out )
Data masuk secara Parallel dan keluar secara Parallel.
Q Q SET CLR D Q Q SET CLR D Q Q SET CLR D Q Q SET CLR D Clock Parallel In I1 I0 I3 I2 Q3 Q2 Q1 Q0 Parallel Out
Gambar 2.5.4 4 – Bit Parallel In Parallel Out
2.6 Memori
Memori adalah suatu Rangkaian Digital yang berfungsi untuk menyimpan
in-formasi / Data.
Menurut sifatnya, Memori dibagi menjadi:
- Volatile Memori
Adalah suatu Memori yang isinya hilang jika Power Supply yang diberikan,
diputus-kan. Contoh: RAM ( Random Access Memori ).
RAM terdiri dari:
- Static RAM: Data yang disimpan di dalam sebuah Flip – Flop
- Dynamic RAM: Data yang disimpan pada Capacitor.
- Non Volatile Memori
Kebalikan dari Volatile. Data yang disimpan oleh Memori tetap ada, walaupun
Power Supply diputuskan. Contoh:
- ROM ( Read Only Memori )
- EPROM ( Eraseable PROM )
- Diskette
- Hard Disk, dll.
2.6.1 Struktur Memori
Struktur Memori mempunyai kesamaan dengan sebuah lemari, contoh:
Gambar 2.6.1 Struktur Memori 4 X 4
2.6.2 Sel Memori Dasar
Sebuah Sel Memori dapat dibuat dari sebuah Flip – Flop dan beberapa
ger-bang, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6.2a Sel ini terdiri dari 3 Input dan 1 Output.
Input Select berfungsi untuk meng-enable ( mengaktifkan ) sel untuk dapat
membaca atau menulis Data di sel. Nilai logika “ 1 “ atau “ 0 “ pada Input Read /
Wri-te menentukan operasi yang dipilih.
Untuk menulis / menyimpan Data, Read / Write dan Input Select diberi Input
Gambar 2.6.2a Sebuah Sel Biner ( Binary Cell / BC )
Sedangkan Konstruksi Sebuah Memori yang sederhana terdiri dari 12 Sel
Bi-ner ( BC ) ditunjukkan pada Gambar 2.6.2b. Bagan ini terdiri dari 4 lokasi, dimana
2.7 Mikrokontroller AT89C55
Mikrokontroller adalah sebuah komponen elektronik yang dapat bekerja sesuai
dengan program yang diisikan ke dalam memorinya seperti layaknya sebuah
kompu-ter yang sangat sederhana.
Mikrokontroller AT89C55 adalah Mikrokontroller dengan arsitektur MCS51
produksi Atmel yang mempunyai Sistem Memori, Timer, Port Serial dan 32 Bit I/O
didalamnya sehingga sangat memungkinkan untuk membentuk suatu Sistem yang
ha-nya terdiri dari Single Chip ( keping tunggal ) saja.
2.7.1 Struktur Perangkat Keras AT89C55
AT89C55 adalah Mikrokontroller keluaran Atmel dengan 20K Byte Flash
PEROM ( Programmable and Erasable Read Only Memory ), AT89C55 merupakan
Memori dengan Teknologi Non-volatile Memory, isi Memory tersebut dapat diisi
ulang ataupun dihapus berkali – kali.
Memori ini biasa digunakan untuk menyimpan Instruksi ( perintah ) berstandar
MCS-51 Code sehingga memungkinkan Mikrokontroller ini untuk bekerja dalam
Mo-de Single Chip Operation ( MoMo-de Operasi Keping Tunggal ) yang tidak memerlukan
External Memory ( Memori Luar ) untuk menyimpan Source Code tersebut.
Dengan cara ini, maka pengguna atau user tidak perlu melengkapi “ Keping
Tunggal “ ini dengan beragam IC lain, seperti Clock Generator, Address Latcher,
Chip Selector, Memory dan PPI ( Programmable Peripheral Interface ) atau lainnya.
Dalam memilih Mikrokontroller yang akan digunakan pada suatu Rancangan
Elektronik, Struktur ini sangat penting untuk diketahui lebih dahulu sebagai
pemban-ding dengan Mikrokontroller yang lain.
Gambar 2.7.1 Arsitektur Perangkat Keras AT89C55
2.7.2 Fungsi – fungsi dari Pin Mikrokontroller AT89C55
Susunan Pin atau kaki – kaki Mikrokontroller AT89C55 dapat dilihat pada
Gambar 2.7.2 Konfigurasi Pin Mikrokontroller AT89C55
- P1.0 s/d P1.7 ( Pin 1 s/d Pin 8 ):
Port 1 berfungsi sebagai I/O biasa atau menerima Low Order Address Bytes
selama pada saat Flash Programming. Port ini mempunyai Internal Pull-up dan
ber-fungsi sebagai Input dengan memberikan logika “ 1 “. Sebagai Output, Port ini dapat
memberikan Output Sink keempat buah Input TTL.
- RST / Reset Input ( Pin 9 ):
Reset akan aktif dengan memberikan Input High selama 2 Cycle.
- P3.0 s/d P3.7 ( Pin 10 s/d Pin 17 )
Sebagai I/O biasa, Port 3 mempunyai sifat yang sama dengan Port 1 maupun
Port 2. Sedangkan sebagai Fungsi Spesial Port – port ini mempunyai keterangan
- P3.0 ( RXD ): Port Serial Input
- P3.1 ( TXD ): Port Serial Output
- P3.2 ( INT0 ): Port External Interrupt 0
- P3.3 ( INT1 ): Port External Interrupt 1
- P3.4 ( T0 ): Port External Timer 0 Input
- P3.5 ( T1 ): Port External Timer 1 Input
- P3.6 ( WR ): External Data Memory Write Strobe
- P3.7 ( RD ): External Data Memory Read Strobe - XTAL2 ( Pin 18 ):
adalah Pin Output dari Rangkaian Oscilator Internal. Pin ini dipakai bila
menggunakan Oscilator Kristal.
- XTAL1 ( Pin 19 ):
adalah Pin Input ke Rangkaian Oscilator Internal. Sebuah Oscilator Kristal
atau Sumber Oscilator Luar dapat digunakan.
- GND / Ground ( Pin 20 ):
adalah Pin Ground untuk Power Supply.
- P2.0 s/d P2.7 / A8 s/d A15 ( Pin 21 s/d Pin 28 ):
Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau High Order Address, pada saat
meng-akses Memori secara 16 Bit ( Movx @ Dptr ). Port ini mempunyai Internal Pull-up
dan berfungsi sebagai Input dengan memberikan Logika “ 1 “. Sebagai Output, Port
ini dapat mensuplai arus ke 4 buah Pin Input TTL. _____
- PSEN / Program Strobe Enable ( Pin 29 ):
Pin ini berfungsi pada saat mengeksekusi Program yang terletak pada Memori
Eksternal. PSEN akan aktif dua kali setiap cycle.
_____
Pin ini dapat berfungsi sebagai Address Latch Enable ( ALE ) yang me-latch
Low Byte Address pada saat mengakses Memori Eksternal ( Sinyal High diberikan
oleh Pin ini ). Pin ini disediakan karena 8 dari 16 Pin Address dipakai bergantian
de-ngan 8 Pin Data. Pin ini disambungkan dede-ngan sebuah Latch atau Buffer yang
mena-han Sinyal Address. Pada operasi normal ALE dikeluarkan secara konstan pada 1/6
Frekuensi Oscillator dan dapat dipakai untuk Timing atau Clocking Eksternal. ______
Sedangkan PROG atau kondisi Low yang diberikan terhadap Pin ini
diterap-kan pada saat pengisian Kode Program ke dalam ROM Internal. ___
- EA/VPP ( Pin 31 ):
__
Pada kondisi Low, Pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu Mikrokontroller
akan menjalankan Program yang ada pada Memori Eksternal setelah Sistem di-reset.
Jika berkondisi High, Pin ini akan berfungsi untuk menjalankan Program yang ada
pa-da Memori Internal.
Pada saat Flash Programming Pin ini akan mendapat Tegangan 12 Volt ( VPP )
- P0.7 s/d P0.0 / AD7 s/d AD0 ( Pin 32 s/d Pin 39 ):
Port 0 ini berfungsi sebagai I/O biasa, Low Order Multiplex Address / Data
ataupun menerima Kode Byte pada saat Flash Programming. Pada fungsi sebagai I/O
biasa, Port ini dapat memberikan arus ke 8 buah Pin Input TTL atau dapat diubah
se-bagai Input dengan memberikan Logika “ 1 “ pada Port tersebut ( Pin pada Port 0 ti-dak
dilengkapi dengan Internal Pull-up ).
Selain untuk Parallel Port, Pin – pin pada Port 0 juga dapat digunakan Pin
Ad-dress ( A0 s/d A7 ) maupun Pin Data ( D0 s/d D7 ), ketika Prosessor menggunakan
Memori atau I/O Eksternal.
- VCC ( PIN 40 ):
2.7.3 Struktur Memori Mikrokontroller AT89C55
Mikrokontroller AT89C55 memiliki Program Memory Internal yang terpisah
dari Data Memory Internal. Program Memory Internal memiliki kapasitas 20K Byte
Flash PEROM, yaitu Alamat 0000H s/d 4FFFH.
Gambar 2.7.3a AT89C55 Program Memory
Gambar 2.7.3a memperlihatkan lokasi ROM Internal. Lokasi ini dapat diakses __
Jika Pin EA/VPP = 1 atau diberi tegangan VCC. Jika ukuran Program melampaui
20K Byte, maka harus digunakan ROM Eksternal yang Alamatnya antara 0000H s/d __
FFFFH ( 64K Byte ) dan Pin EA/VPP = 0 atau dihubungkan dengan Ground. Jika
di-gunakan EPROM Eksternal, maka Alamat Program Memory sama dengan Alamat
Data Memory, dengan kata lain Alamat 64K Byte dipakai bersama oleh Program dan
Data. Pengaksesan Data ke Data Memory External dilakukan dengan menggunakan
Data Pointer melalui Instruksi “ MOVX “.
Gambar 2.7.3b AT89C55 Data Memory
Disamping dapat mengakses RAM External, Mikrokontroller AT89C55
me-miliki RAM Internal yang pengaksesannya terpisah dengan RAM Eksternal.
RAM Internal berkapasitas 256 Byte. 128 Byte Upper dari RAM Internal
me-nempati Ruang Parallel Address pada Special Function Register ( SFR ). Ini berarti
128 Byte Upper dari RAM Internal mempunyai Address yang sama dengan SFR,
teta-pi secara fisik sebenarnya terteta-pisah dari Ruang SFR.
Bila suatu Instruksi mengakses suatu Lokasi Internal di atas Alamat 7FH,
ma-ka Mode Alamat yang digunama-kan dalam Instruksi tersebut ama-kan menentuma-kan apama-kah
Mikrokontroller sedang mengakses 128 Byte Upper dari RAM atau SFR. Bila
Instruk-si yang digunakan mengakses Direct AddresInstruk-sing, berarti mengakses Ruang SFR.
Untuk contoh, berikut ini Instruksi Direct Addressing mengakses Lokasi SFR
pada Alamat 0A0H ( P2 ): MOV 0A0H, #DATA.
Instruksi yang menggunakan Indirect Addressing untuk mengakses 128 Byte
berisi 0A0H, mengakses Data pada Alamat 0A0H, daripada P2 ( terletak pada Alamat
0A0H ): MOV @RO, #DATA.
RAM Internal dapat diakses secara langsung ( Direct Addressing ) maupun tak
langsung ( Indirect Addressing ) melalui R0 dan R1. Sedangkan SFR hanya dapat
di-akses secara langsung.
1. Kelompok Register Bank:
89C55 mempunyai 8 buah Register yang terdiri atas R0 hingga R7. Kedelapan
Register ini selalu terletak pada Alamat 00H hingga 07H pada setiap kali Sistem
di-Reset. Namun posisi R0 hingga R7 dapat dipindah ke Bank 1 ( 08H hingga OFH ),
Bank 2 ( 10H hingga 17H ) atau Bank 3 ( 18H hingga 1FH ) dengan mengatur Bit
RS0 dan RS1.
2. Bit Addressable RAM ( Pengalamatan Bit ):
Terdiri dari 16 Byte atau 16 Register dengan Alamat antara 20H s/d 2FH.
Seti-ap Bit pada area ini dSeti-apat diakses secara terpisah tanpa mengganggu Bit lainnya.
Pengalamatan Byte dapat menggunakan Alamat Register antara 20H s/d 2FH,
sedang-kan pengalamatan Bit dapat dilakusedang-kan dengan menulissedang-kan titik setelah Alamat
Regis-ternya, misalnya: 20H.7 untuk Bit MSB pada Register 20H.
3. Scratch Pad Area ( Daerah RAM Untuk Keperluan Umum ):
Terletak di bagian atas RAM Internal, yaitu Alamat 30H s/d 7FH. Biasanya
Stack diletakkan di area ini.
2.7.4 SFR ( Special Function Register )
Di dalam setiap Operasinya Mikrokontroller harus selalu menyertakan
Regis-ter sebagai salah satu Operand atau Tempat Data yang akan dilibatkan dalam Operasi
tersebut. Register adalah Memori Kecil berukuran 1 atau 2 Byte ( 8 Bit atau 16 Bit ).
Register akan menampung Data sebelum diolah, Register juga akan
menam-pung Data hasil olahan sementara sebelum dikembalikan atau dikirim ke BUS
Inter-nal atau EksterInter-nal. Selain itu, Register juga digunakan untuk mengendalikan Operasi
I/O Device, seperti: Parallel I/O, Serial Communication, Timer dan Interrupt. Gambar
Register – register yang ada di Mikrokontroller adalah sebagai berikut: 1. Register A:
Disebut juga sebagai Akumulator (SFR Alamat E0H ) yaitu tempat Akumulasi
Proses Olah Data. Hampir semua Operasi Aritmatik dan Operasi Logika selalu
meng-gunakan Register ini. Untuk Proses Pengambilan dan Pengiriman Data ke Memori
Eksternal juga diperlukan Register ini.
2. Register B:
Disebut juga Base Register ( SFR Alamat F0H ). Register ini digunakan
bersa-ma Akumulator untuk Proses Aritbersa-matik, selain dapat juga difungsikan sebagai
Regis-ter biasa. RegisRegis-ter ini juga bersifat Bit Addressable.
3. Register R0 s/d R7 ( tidak terletak dalam SFR ):
Merupakan Register serbaguna yang boleh dipakai untuk apa saja. Khusus
un-tuk Register R0 dan R1 dapat juga digunakan unun-tuk Operasi Pengalamatan Tak
Lang-sung ( Indirect Addressing ).
4. Register DPTR:
Data Pointer atau DPTR merupakan Register 16 Bit dan terletak pada Alamat
82H untuk DPL dan 83H untuk DPH. DPTR biasa digunakan untuk mengakses
Source Code ataupun Data yang terletak di Memori Eksternal.
5. PSW ( Program Status Word )
Terletak pada Alamat D0H, merupakan Register yang berisi Data – data
kondisi Mikrokontroller setelah suatu Operasi selesai dijalankan. Register ini
memi-liki Bit ke-3 ( RS0 ) dan Bit ke-4 ( RS1 ) digunakan untuk pemilihan Register Bank.
6. Register Port:
Terdiri dari 4 Port, yaitu: P0, P1, P2 dan P3 yang terletak pada Alamat 80H,
Data – data yang telah dibaca dari luar. Namun, jika digunakan Eksternal Memori
ataupun Fungsi – fungsi Spesial, seperti: External Interrupt, Serial ataupun External
Timer, Port 0, Port 2 dan Port 3 tidak dapat digunakan sebagai Port dengan Fungsi
U-mum. Untuk itu disediakan Port 1 yang dikhususkan untuk Port dengan Fungsi UU-mum.
Semua Port ini dapat diakses dengan pengalamatan secara Bit, sehingga dapat
dilakukan perubahan Output pada tiap – tiap Pin dari Port ini tanpa mempengaruhi
Pin – pin yang lainnya.
7. Stack Pointer ( SP ):
Stack Pointer merupakan sebuah Register 8 Bit yang terletak di Alamat 81H.
Isi dari Stack Pointer ini merupakan Alamat dari Data yang disimpan di Stack. Stack
Pointer dapat diedit atau dibiarkan saja mengikuti Standar sesudah terjadi Reset. Jika
tidak dilakukan perubahan pada Isi dari Register Stack Pointer, Isi Register ini akan
selalu berisi 07H, sehingga penyimpanan Data ke Stack yang pertama kali adalah
pa-da Alamat 08H. Oleh karena Area tersebut memakai Area pa-dari Register Bank 1
hing-ga Register Bank 3, maka pada Program yang banyak menggunakan Area Stack akan
terjadi bentrok Alamat dengan Register Bank. Untuk menghindari hal itu Isi dari
Stack Pointer dapat diganti dengan Alamat lain dari Memori RAM.
Proses yang berhubungan dengan Stack ini biasa dilakukan oleh Instruksi –
instruksi: Push, Pop, Acall dan Lcall.
8. Register Timer:
Terdiri dari 2 buah 16 Bit Timer / Counter, yaitu Timer 0 dan Timer 1. Timer
0 terletak di Alamat 8AH untuk TL0 dan 8CH untuk TH0 dan Timer 1 terletak di
Ala-mat 8BH untuk TL0 dan 8DH untuk TH1.
9. Register – register Kontrol:
De-vice Internal. Register tersebut antara lain: Register IP ( Interrupt Priority ) dan IE
( Interrupt Enable ) untuk Operasi Interupsi, Register TMOD ( Timer Mode ) dan
TCON ( Timer Control ) untuk Operasi Timer atau Counter, Register SCON untuk
Operasi Komunikasi Serial dan Register PCON ( Power Control ) untuk pengendalian
penggunaan Daya Listrik Processor.
2.8 LCD ( Liquid Crystal Display )
Modul LCD Character dapat dengan mudah dihubungkan dengan
Mikrokon-troller. LCD yang dibahas ini mempunyai Lebar Display 2 baris & 16 kolom atau
bia-sa disebut sebagai LCD Character 2 X 16, dengan 16 Pin Konektor, yang
didefinisi-kan sebagai berikut:
Gambar 2.8a Modul LCD Character 2 X 16
Display karakter pada LCD diatur oleh Pin E, RS dan R/W:
Jalur E dinamakan Enable.Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa
anda sedang mengirimkan sebuah Data. Untuk mengirimkan Data ke LCD, maka
me-lalui Program, En harus dibuat Logika Low “ 0 “ dan set pada 2 jalur Kontrol yang
lain: RS dan R/W. Ketika 2 jalur yang lain telah siap, set En dengan Logika “ 1 “ dan
tunggu untuk sejumlah waktu tertentu ( sesuai dengan Datasheet dari LCD tersebut )
dan berikutnya set En ke Logika Low “ 0 “ lagi.
Jalur RS adalah Jalur Register Select. Ketika RS berlogika Low “ 0 “, Data
akan dianggap sebagai sebuah Perintah atau Instruksi Khusus ( seperti: Clear Screen,
Posisi Kursor, dll ). Ketika RS berlogika High “ 1 “, Data yang dikirim adalah Data
Text yang akan ditampilkan pada Display LCD. Sebagai contoh, untuk menampilkan
Huruf “ T “ pada layar LCD maka RS harus di-set Logika High “ 1 “.
Jalur R/W adalah Jalur Kontrol Read / Write. Ketika R/W berlogika Low
( “ 0 “ ), maka Informasi pada Bus Data akan dituliskan pada Layar LCD. Ketika R/W
berlogika High “ 1 “, maka Program akan melakukan pembacaan Memori dari LCD.
Sedangkan pada Aplikasi Umum Pin R/W selalu diberi Logika Low “ 0 “.
Pada akhirnya, Bus Data terdiri dari 4 atau 8 Jalur ( bergantung pada Mode
Operasi yang dipilih oleh User ). Pada kasus Bus Data 8 Bit, Jalur diacukan sebagai
Beberapa Perintah Dasar yang harus dipahami, adalah:
- Function Set
Mengatur Interface Lebar Data, Jumlah dari Baris dan Ukuran Font Karakter:
Tabel 2.8b Function Set
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 1 DL N F X X
X : Don’t Care
DL: Mengatur Lebar Data
DL = 1, Lebar Data Interface 8 Bit ( DB7 s/d DB0 )
DL = 0, Lebar Data Interface 4 Bit ( DB7 s/d DB4 )
Ketika menggunakan Lebar Data 4 Bit, Data harus dikirimkan 2 kali
N: Pengaktifan Baris
N = 0, 1 Baris
N = 1, 2 Baris
F: Penentuan Ukuran Font Karakter
F = 0, 5 X 7
F = 1, 5 X 8
- Entry Mode Set
Mengatur Increment / Decrement dan Mode Geser:
Tabel 2.8c Entry Mode Set
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 0 0 0 1 I/D S
ter dituliskan ke DDRAM.
I/D = 0, Decrement
I/D = 1, Increment
S: Geser keseluruhan Display ke kanan dan ke kiri
S = 1, geser ke kiri atau ke kanan bergantung pada I/D
S = 0, Display tidak bergeser
- Display On / Off Cursor
Mengatur Status Display On atau Off, Cursor On atau Off dan Fungsi Cursor
Blink:
Tabel 2.8d Display On / Off Cursor
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0 0 0 0 0 0 0 1 D C B D: Mengatur Display D = 1, Display is On D = 0, Display is Off
Pada kasus ini Data Display masih tetap berada di DDRAM, dan dapat
ditam-pilkan kembali secara langsung dengan mengatur D = 1.
C: Menampilkan Kursor
C = 1, Kursor ditampilkan
C = 0, Kursor tidak ditampilkan
B: Karakter ditunjukkan dengan Kursor yang berkedip
B = 1, Kursor Blink
- Clear Display
Perintah ini untuk menghapus Tampilan di Layar:
Tabel 2.8e Clear Display
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
- Geser Kursor dan Display
Geser Posisi Kursor atau Display ke kanan atau ke kiri tanpa menulis atau
ba-ca Data Display. Fungsi ini digunakan untuk koreksi atau penba-carian Display:
Tabel 2.8f Geser Kursor dan Display
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 0 1 S/C R/L X X
X = Don’t Care
Tabel 2.8g Definisi / Note Geser Kursor dan Display
S/C R/L Note
0 0 Shift cursor position to the left 0 1 Shift cursor position to the right 1 0 Shift the entire display to the left 1 1 Shift the entire display to the right
- Posisi Kursor
Modul LCD terdiri dari sejumlah Memory yang digunakan untuk Display.
Se-mua Teks yang kita tuliskan ke Modul LCD disimpan di dalam Memory ini, dan
Mo-dul LCD secara berurutan membaca Memory ini untuk menampilkan Teks ke MoMo-dul
Gambar 2.8b Peta Memori Posisi Karakter LCD
Pada Peta Memori tersebut, daerah yang berwarna biru ( 00 s/d 0F dan 40 s/d
4F ) adalah Display yang tampak. Sebagaimana yang anda lihat, jumlahnya sebanyak
16 Karakter per Baris dengan 2 Baris. Angka pada setiap kotak adalah Alamat
Memo-ri yang bersesuaian dengan Posisi daMemo-ri Layar. Demikianlah Karakter Pertama di Sudut
Kiri Atas adalah menempati Alamat 00H. Posisi Karakter berikutnya adalah Alamat
01H dan seterusnya.Akan tetapi, Karakter Pertama dari Baris 2, sebagaimana yang
di-tunjukkan pada Peta Memori adalah pada Alamat 40H. Demikianlah kita perlu untuk
mengirim sebuah Perintah ke LCD untuk mengatur letak Posisi Kursor pada Baris dan
Kolom tertentu. Instruksi Set Posisi Kursor adalah 80H. Untuk ini kita perlu
menam-bahkan Alamat Lokasi dimana kita berharap untuk menempatkan Kursor.Sebagai
con-toh, kita ingin menampilkan kata “ World “ pada Baris ke-2 pada Posisi Kolom ke-10.
Sesuai Peta Memori, Posisi Karakter pada Kolom 11 dari Baris ke-2, mempunyai
Ala-mat 4AH, sehingga sebelum kita tulis kata “ World “ pada LCD, kita harus mengirim
Instruksi Set Posisi Kursor, dan Perintah untuk Instruksi ini adalah 80H ditambah
de-ngan Alamat 4AH ( 80H + 4AH ) = 0CAH. Sehingga dede-ngan mengirim Perintah CAH
ke LCD, akan menempatkan Kursor pada Baris ke-2 dan Kolom ke-11 dari DDRAM.
- Set Alamat Memori DDRAM
Tabel 2.8h Set Alamat Memori DDRAM
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
Sehingga Alamat RAM LCD adalah 000 0000 s/d 111 1111 B atau 00 s/d 7FH
- Inisialisasi
Sebelum kita dapat menggunakan Modul LCD, kita harus melakukan
Inisiali-sasi dan mengkonfigurasikannya. Hal ini dijalankan dengan mengirimkan sejumlah
Instruksi ke LCD. Antara lain: Pengaturan Lebar Data Interface 8 Bit atau 4 Bit Data
Bus, Pemilihan Ukuran Font Karakter 5 X 8 atau 5 X 7 dan lain – lain, dengan
Ins-truksi sebagai berikut:
Init_lcd:
mov r1,#00000001b ; Display clear call write_inst ; En = Pulse dan RS = 0
mov r1,#00111000b ; Function Set ; Data 8 Bit, 2 line, Font 5 X 7 call write_inst ; En = Pulse dan RS = 0
mov r1,#00001100b ; Display On ; Cursor Off, Cursor Blink Off call write_inst ; En = Pulse dan RS = 0
mov r1,#00000110b ; Entry Mode, Set Increment call write_inst ; En = Pulse dan RS = 0
ret
2.9 Keypad
Keypad berfungsi untuk memasukkan Data ke Mikrokontroller. Keypad
dihu-bungkan ke Mikrokontroller secara Interface.
Keypad terdiri dari 2 Jenis:
1. Keypad dengan sebuah Common
Pada skripsi ini akan dibahas Keypad 4 X 3 tanpa Common, dimana Proses
Pengambilan Data dilakukan dengan Metode Scanning.
Pada Apikasi Digital IC Tester, LMB162A LCD digunakan sebagai Modul
Display yang menampilkan Data – data dari penekanan Tombol Keypad. Metode
Scanning ini dilakukan dengan memberikan Logika “ 0 “ secara bergantian pada Bagi
an Kolom ( Column Scanning ).
Gambar 2.9a Circuit Diagram Keypad 4 X 3
Apabila Tombol 1 ditekan, maka pada saat Proses Scanning mengirimkan
Lo-gika “ 0 “ pada Kolom 1, Baris 1 ( Row 1 ) yang juga terhubung pada Kolom 1, akibat
Diagram Alir pada Gambar 2.9b menunjukkan bahwa proses diawali dengan
mengirimkan Logika “ 0 “ pada Kolom 1 dan mengambil Kondisi Baris. Bila Kondisi
Baris tidak ada yang berlogika “ 0 “, maka proses dilanjutkan dengan mengirimkan
Logika “ 0 “ pada Kolom 2, serta kembali memeriksa Kondisi Baris. Bila masih
be-lum ditemukan Logika “ 0 “ pada Baris, maka proses berlanjut ke Kolom 3. Demikian
seterusnya hingga ditemukan salah satu Kondisi Baris berlogika “ 0 “, yang
menanda-kan adanya Penemenanda-kanan Keypad.
Setelah Kondisi Baris dan Kolom saat Penekanan Tombol ditemukan, maka
Program akan meng-konversi kondisi – kondisi tersebut ke dalam Bentuk ASCII
BAB III
PERANCANGAN ALAT
3.1 Garis Besar Perancangan
Digital IC Tester ini berfungsi untuk menguji berbagai IC “ Type 74 “, yang mana
termasuk Simple Logic Gate dan juga Sequential dan IC Combinational.
Perancangan alat dimaksudkan untuk merencanakan bagian – bagian Rangkaian
yang akan digunakan dalam peralatan agar berfungsi dengan normal. Proses Perancangan
akan dijelaskan dalam bentuk Block Diagram.
Block Diagram dari Programmable Digital IC Tester, diperlihatkan di bawah. Ter
-diri dari IC Microcontroller AT89C55, Socket IC (ZIF ) 20 pin,1 Keypad Unit,1 Display
Unit dan Regulated Power Supply Unit.
Dalam Perancangan Alat ini terdapat dua jenis perancangan: Perancangan
Hard-ware dan Perancangan SoftHard-ware yang berfungsi sebagai pemrosesan data.
3.2 Perancangan Hardware
Peralatan Digital IC Tester ini terdiri dari :20 Pin ZIF ( Socket IC ),
Microcontrol-ler AT89C55, Keypad 4 X 3, LCD 16 X 2, Regulated Power Supply Unit, dan Relay
Dri-ver ( ULN 2003 ).
3.2.1 20 Pin ZIF ( Socket IC )
ZIF Socket digunakan untuk memudahkan pengguna untuk memasang dan
mele-paskan IC yang akan diuji. ZIF Socket ini dilengkapi dengan tuas pengunci, jika IC yang
akan diuji telah diletakkan di atas socket, kencangkan / kunci socket dengan menekan
tangkai pengunci kearah bawah dan untuk melepaskan IC, tarik tangkai pengunci kearah
atas.
3.2.2 Mikrokontroller AT89C55
Gambar 3.2.2 Interface Mikrokontroller AT89C55
Pada aplikasi Digital IC Tester ini, fungsi Prosessor selaku pengendali adalah:
1. Menerima dan mengolah Data dari Keypad ( nomor dari IC yang diuji )
2. Memberikan Power Supply kepada Pin yang sesuai dari IC yang diuji, dengan cara
mengendalikan / menggerakkan Relay yang sesuai berdasarkan dengan nomor IC
yang dimasukkan melalui Keypad
3. Memeriksa setiap Pin dari IC yang diuji, sesuai dengan “ Tabel Kebenaran “ yang
terdapat dalam “ Service Routine / IC Databases “ dari Pemrograman yang dibuat
3.2.3 Perancangan Keypad
Pada Perancangan Keypad ini dipergunakan Keypad dengan 4 baris dan 3 kolom
( Keypad 4 X 3 ) tanpa Common dan dihubungkan dengan Microcontroller secara
Inter-face. Pada Keypad jenis ini, untuk pengambilan Data digunakan metode Scanning
Key-pad.
Gambar 3.2.3 Circuit Diagram Keypad 4 X 3
3.2.4 Perancangan LCD
Pada Perancangan LCD ini, dipergunakan LCD Character 2 X 16, yaitu
mempu-nyai lebar display 2 baris dan 16 kolom. LCD di-set dengan konfigurasi: 4-Bit Data,
Gambar 3.2.4 LCD Character 2 X 16
Sebelum memprogram LCD ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam __
Pengontrolan LCD ini, yaitu RS ( Register Select ), E ( Enable ), R/W ( Read / Write
Aktif Rendah ).
RS berfungsi untuk memilih antara 2 Register, apakah Instruction Register ( IR )
atau Data Register ( DR ), dimana IR berguna mengirimkan data yang berupa Perintah
terhadap LCD, seperti: menghapus panel, penempatan kursor, menggeser kursor dll.
Sedangkan DR, berguna untuk mengirimkan Data Ascii yang akan ditampilkan di panel.
E ( Enable ) berfungsi sebagai pengoperasian sinyal mulai, dan sinyal ini akan
mengaktifkan pembacaan atau penulisan data pada LCD. __
Lalu R/W berfungsi sebagai pengaktif opersi pembacaan atau penulisan, dimana __
jika R/W di-set maka yang terjadi adalah operasi pembacaan, sedangkan jika di-reset
maka yang terjadi adalah operasi penulisan.
Kirim Ascii. Sub-Rutin Kirim Perintah merupakan rutin untuk pengaturan LCD dan
di-operasikan pada saat penginisialisasian LCD atau pada saat lain sesuai kebutuhan. Se-
dangkan Sub-Rutin Kirim Ascii dioperasikan pada saat akan mengirimkan Karakter Ascii
ke layar LCD dan pengiriman Karakter Ascii ini dilakukan setelah penginisialisasian
LCD.
3.2.5 Perancangan Relay Driver
Pada Perancangan Relay Driver ini, dipergunakan ULN 2003. ULN 2003 adalah
terdiri dari susunan 7 Open Collector Darlinton dengan Common Emitter, mempunyai
arus sebesar 500 mA ( dengan arus maksimal sebesar 600 mA ) dan dilengkapi dengan
Clamp Dioda, untuk mengendalikan Beban Inductive.
Gambar 3.2.5 7 Open Collector ULN 2003
ULN 2003 ini, sangat berguna untuk mengendalikan / menggerakkan berbagai
3.2.6 Perancangan Rangkaian Lengkap ( Circuit Diagram Rangkaian )
Circuit Diagram dari Programmable Digital IC Tester, diperlihatkan di bawah ini :
Gambar 3.2.6 Circuit Diagram Digital IC Tester
Programmable Digital IC Tester ini menggunakan Microcontroller AT89C55. Keluaran /
Masukan ( I/O ) dari 4 port tersedia dalam IC AT89C55.
2 Port : Port 0 dan Port 2 dihubungkan ke 16 pin pada Socket IC ( ZIF ), IC yang
akan diuji diletakkan di atas Socket ZIF ( Zerro Insertion Force ) ini, dengan posisi pin
Jika salah menempatkan IC pada ZIF Socket, IC tidak akan rusak, karena Power Supply
yang diberikan pada IC yang diuji hanya beberapa detik.
Port 3.1 s/d Port 3.7 dihubungkan ke Keypad secara interface dan matrix format.
ROW1 ke P3.1, ROW2 ke P3.2, ROW3 ke P3.3, ROW4 ke P3.4, COL1 ke P3.5,
COL2 ke P3.6, COL3 ke P3.7.
Port 1.2 s/d Port 1.7 dihubungkan ke LCD 16X2. LCD akan diset dengan format:
4-Bit Data, 2 Lines, 5X7 Matrix LCD, Increment Cursor Don’t Shift Display.
Port 1.0, Port 1.1, dan Port 3.0 ( Terminal A, B, dan C ) dihubungkan ke IC
ULN 2003. IC ULN 2003 ini adalah merupakan IC yang terdiri dari beberapa Darlington
Transistor, fungsinya adalah untuk menggerakkan Relay ( Relay driver ). Relay K1, K2,
dan K3 berfungsi untuk menyalurkan Power ke IC yang akan diuji, karena beberapa IC
Digital mempunyai perbedaan pada Pin untuk Power Supply-nya. Misalnya, IC 7400
mempunyai Power Supply Pin pada Pin 14 untuk VCC dan Pin 7 untuk Ground,
bebera-pa dari IC memerlukan VCC bebera-pada Pin 16 dan Ground bebera-pada Pin 8, beberabebera-pa yang lain
me-merlukan VCC pada Pin 4 dan Ground pada Pin 11, jadi kita meme-merlukan 3 macam
Po-wer Supply Unit. Jika Relay 1 ( K1 ) dalam posisi ON, maka Pin 14 dan Pin 7 akan
dapatkan Power, jika Relay 2 ( K2 ) dalam posisi ON, maka Pin 16 dan Pin 8 akan
dapatkan Power, jika Relay 3 ( K3 ) dalam posisi ON, maka Pin 4 dan Pin 11 akan
men-dapatkan Power. Microcontroller akan menghidupkan ( ON ) Relay yang sesuai untuk
3.2.7 Prinsip Kerja Rangkaian
Pertama kali catu daya dihidupkan, secara otomatis Mikrokontroller siap menerima
instruksi ( pada LCD akan ditampilkan tulisan “ MICROCONTROLLER BASED IC
TESTER ). Setelah menempatkan IC yang akan diuji pada ZIF Socket, lalu kita tekan
Tombol “ EXE “, dan Microcontroller akan memberikan perintah kepada User untuk
me-masukkan nomor IC ( pada LCD tampil tulisan “ Enter the IC No “ ). Setelah menerima
nomor IC dari Keypad, lalu kita tekan tombol “ TEST “ untuk melakukan pengujian
terhadap IC tersebut, jika kita salah memasukkan nomor IC dan ingin mengulang, tekan
kembali Tombol “ EXE “ , lalu masukkan kembali nomor IC yang sesuai. Setelah itu
Microcontroller akan menampilkan nomor IC yang kita masukkan beserta fungsi dari
IC tersebut, misalnya: “ 7410 NAND GATE “ pada LCD dan menghidupkan ( Switch
ON ) Relay yang sesuai untuk memberikan Power kepada IC yang diuji dan akan meme
riksa / melakukan analisa terhadap setiap Pin dari IC, sesuai dengan “ Tabel Kebenaran “
( Truth Table ) dari IC tersebut yang terdapat / tersimpan dalam “ IC DATABASES
“ Program Digital IC Tester ( ROM Microcontroller ) yang kita buat dan
Microcontroller
akan memperlihatkan hasil analisa secara rinci melalui LCD, misalnya “ GATE 1 OK “,
“ GATE 2 NOT OK “ , “ GATE 3 OK “, setelah itu akan diperlihatkan hasil secara final,
misalnya: “ IC is GOOD “ atau “ IC is BAD “.
Dalam hal ini, Program Digital IC Tester yang kita buat adalah khusus hanya untuk
menguji IC “ Type 74 “ ( Digital IC Tester for 74 Series ), jika kita masukkan nomor IC
selain IC “ Type 74 “, Microcontroller akan menolak dengan menampilkan tulisan
“ 74 Series Only “ pada LCD dan juga dibatasi untuk IC “ Type 74 “ yang mempunyai
nomor maksimal 5 Digit, jika kita memasukkan nomor IC lebih dari 5 Digit, maka akan
Karena keterbatasan Memory dalam Microcontroller ( AT 89C55 mempunyai
Flash Memory maksimal 20 Kb ), maka nomor IC yang dapat dimasukkan / disimpan
da-lam IC Databases Program terbatas ( Program Size dari Digital IC Tester ini adalah
sekitar 16 Kb ). Jika kita memasukkan nomor IC yang tidak terdapat / tersimpan didalam
IC Databases Program, maka akan tampil tulisan “ IC NOT IN DATABASES “ pada
LCD.
Jika kita menekan tombol “ TEST “, sebelum kita memasukkan nomor IC, maka
akan tampil tulisan “ Plz Enter IC No “.
3.3 Perancangan Software
Direncanakan Peralatan Digital IC Tester ini dapat berfungsi untuk menguji
ber-bagai IC “ Type 74 “, maka dibuatlah pemrograman dengan Flowchart seperti di bawah
Ini.
Program dimulai dengan Insialisasi Sistem. Setelah Sistem ready, maka masukkan
Nomor IC yang akan diuji, jika nomor IC belum dimasukkan maka akan tampil “ Plz
En-ter IC No “.Kemudian Program memeriksa kembali: apakah Nomor IC yang diuji merupa
kan “ Type 74 “ ( Nomor IC dimulai dengan angka 74 ), apakah Nomor IC kurang dari 5
digit, apakah Nomor IC terdapat dalam IC Databases yang tersimpan dalam ROM
Pro-gram. Jika tidak, maka Program kembali ke “ Enter IC No “. Jika semua persyaratan telah
terpenuhi, maka Nomor IC akan ditampilkan pada Display, setelah itu Mikrokontroller
akan menghidupkan Relay yang sesuai dengan Nomor IC yang akan diuji, untuk
membe-rikan Power Supply ke IC yang diuji. Setelah itu Program menuju ke “IC Databases“ dan
melakukan analisa terhadap setiap Pin dari IC yang diuji sesuai dengan “ Tabel
:
BAB IV PENGUJIAN ALAT
Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengukuran alat sehingga
di-dapat parameter kinerja dari alat tersebut. Pengujian dan pengukuran dilakukan pada
masing – masing block diagram rangkaian, antara lain: Rangkaian Power Supply Unit,
Rangkaian Relay Driver, tampilan display yang dihasilkan oleh alat tersebut pada
LCD, serta melakukan pengujian terhadap beberapa IC “ Type 74 “.
4.1 Pengujian dan Pengukuran Rangkaian Power Supply Unit
Rangkaian Power Supply Unit sangat dibutuhkan untuk memberi daya pada
rangkaian kita. Berikut ini, Rangkaian Power Supply Unit yang dapat memberikan
te-gangan output yang cukup stabil, karena menggunakan IC khusus sebagai Regulator
Tegangan, contohnya IC LM7805 sebagai Regulator Tegangan +5V. Gambar 4.1 di
bawah ini menampilkan contoh Rangkaian Power Supply Unit yang mampu
mengelu-arkan Tegangan yang sangat stabil.
Berikut ini merupakan hasil pengukuran yang dilakukan :
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran pada Power Supply Unit
PENGUKURAN Pada TEGANGAN OUTPUT + 12 V Pada TEGANGAN OUTPUT + 5V I 14,25 V 4,98 V II 14,25 V 4,99 V III 14,3 V 5 V IV 14,26 V 4,95 V V 14,24 V 4,97 V VI 14,35 V 4,96 V VII 14,25 V 4,98 V VIII 14,25 V 4,95 V IX 14,3 V 4,96 V X 14,2 V 4,98 V
Dari hasil pengukuran pada Tegangan Output dari Power Supply Unit di atas,
dapat dihitung Tegangan Output rata – rata yang dihasilkan :
- Pada Tegangan Output + 12 V
Tegangan Output rata – ratanya
14,25 + 14,25 + 14,3 + 14,26 + 14,24 +14,35 + 14,25 + 14,25 + 14,3 + 14,2
= ——————————————————————————————— V 10
- Pada Tegangan Output + 5 V
Tegangan Output rata – ratanya
4,98 + 4,99 + 5 + 4,95 + 4,97 + 4,96 + 4,98 + 4,95 + 4,96 + 4,95 = ——————————————————————————— V 10 = 4,969 V Prosentase kesalahannya
Tegangan Output sebenarnya – Tegangan Output hasil pengukuran
= ——————————————————————————— X 100 % Tegangan Output sebenarnya
5 V – 4,969 V
= —————— X 100 % 5 V
= 0,62 %
Disini terlihat bahwa, pada Tegangan Output + 5 V dihasilkan Pengukuran
Te-gangan Output yang mendekati + 5 V, ini membuktikan bahwa bila menggunakan IC
Regulator Tegangan ( LM7805 ) maka Tegangan Output yang dihasilkan akan stabil.
4.2 Pengujian Rangkaian Relay Driver
Pengujian Rangkaian Relay Driver, dimaksudkan untuk mengetahui apakah
rangkaian dapat berfungsi dengan baik, yaitu dapat menggerakkan Relay yang sesuai
untuk memberikan Power ke Pin yang sesuai dari IC yang diuji.
Pengujian dilakukan dengan cara menguji 3 jenis IC yang masing – masing
mempunyai Pin yang berbeda untuk Power Supplynya, yaitu IC 7438 (NAND GATE)
, IC 7447 ( BCD TO 7 SEGMENT ), IC 7482 ( FULL ADDER )dan sambil
Lihat Gambar 4.2 Rangkaian Relay Driver di bawah ini:
Gambar 4.2 Rangkaian Relay Driver
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Rangkaian Relay Driver
IC yang diuji Relay yang aktif GND pada Pin VCC pada Pin
7438 Relay1 / K1 7 14
7447 Relay2 / K2 8 16
Dari hasil pengujian di atas, diketahui bahwa Rangkaian Relay Driver dapat
berfungsi dengan baik, yaitu dapat menggerakkan Relay dan memberikan Power
Sup-ply kepada Pin yang sesuai dari IC yang diuji ( sesuai dengan Data Sheet dari
masing-masing IC ).
4.3 Pengujian LCD
Dalam pengujian LCD ini dilakukan dengan mengirimkan beberapa karakter
huruf pada panel LCD.
Dalam proses pengujian ini dilakukan dengan pengiriman beberapa Karakter
Huruf “ MICROCONTROLLER “ dan “ BASED IC TESTER “ , dan hasil proses
pengujian seperti ini menunjukkan bahwa LCD ini sudah berfungsi.
Hasil Pengujian, seperti pada Gambar 4.3, terlihat pada display LCD: 2 baris, 16
digit, terlihat pada baris pertama: MICROCONTROLLER dan baris kedua:
BASED IC TESTER.