• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS MUSEUM PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS MUSEUM PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI TAHUN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

MUSEUM PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI

TAHUN 2015-2019

DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

(2)

i Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

KATA PENGANTAR

Rencana strategis (RENSRA) Museum Perumusan Naskah Proklamasi Tahun 2015-2019 disusun berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, serta UUD No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan arahan presiden mengenai kebijakan Trisakti yang mencakup kedaulatan dibidang politik, berdikari dibidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan serta NAWACITA.

Penyusunan Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi Tahun 2015-2019, merupakan kesinambungan dari Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi Tahun 2010-2014. Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2025 yaitu “Menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif” dan visi Direktorat Jenderal Kebudayaan “Terwujudnya Kebudayaan yang Mandiri dan Bermanfaat”.

Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi Tahun 2015-2019 digunakan sebagai pedoman dan arah pembangunan Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang hendak dicapai pada periode 2015-2019. Renstra merupakan dasar dan acuan bagi bagian teknis dengan tata usaha dilingkungan Museum Perumusan Naskah Proklamasi untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja) dan RKA-KL, Rencana dan program pembangunan bidang Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Laporan Tahunan, dan Laporan Akuntanilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Rencana Strategis (Renstra) ini diharapkan bisa dipahami serta dimanfaatkan oleh seluruh pegawai dan pemangku kepentingan dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program Museum Perumusan Naskah Proklamasi secara terintegrasi, sinergis, dan berkesinambungan. Namun demikian,

(3)

ii Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

kami menyadari masih banyak kekurangan di dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) ini. Oleh sebab itu, kami mohon masukan dan saran untuk perbaikan Rencana Strategis (Renstra) ini kedepan.

Jakarta, 14 Desember 2015

Kepala Museum Perumusan Naskah Proklamasi

(4)

iii Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi... iii

Daftar Gambar ... v Daftar Tabel ... vi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Landasan Hukum ... 2 1.3. Kondisi Umum ... 3

1.4. Potensi dan Permasalahan ... 6

1.4.1 Potensi ... 6

1.4.2 Permasalahan dan Tantangan ... 9

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 2.1. Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ... 11

2.2. Visi dan Misi di bidang Kebudayaan ... 11

2.3.Visi dan Misi Museum Perumusan Naskah Proklamasi ... 12

2.4. Tujuan Strategis Museum Perumusan Naskah Proklamasi ... 13

2.5. Sasaran Strategis Museum Perumusan Naskah Proklamasi ... 13

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 3.1. Arah Kebijakan dan Strategis Nasional ... 15

3.1.1. Undang-Undang 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasonal (RPJPN) 2005-2025 ... 15

(5)

iv Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

3.1.2. Undang-Undang No. 11 2010 tentang Cagar Budaya... 16

3.1.3. Konsep RPJM Bidang Kebudayaan Tahun 2015-2019 ... 17

3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Museum Perumusan Naskah Proklamasi ... 17

3.3 Kerangka Kelembagaan ... 19

BAB IV Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan 4.1. Target Kinerja ... 20

4.2. Kerangka Pendanaan ... 23 BAB V PENUTUP

(6)

v Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Struktur Organisasi Museum Perumusan Naskah Proklamasi ... 20

Gambar 1. 2 Gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi ... 28

Gambar 1. 3 Ruang Perumusan Naskah Proklamasi ... 28

(7)

vi Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Arah Kebijakan dan Strategi Munasprok ... 17

Tabel 1. 2 Target Kinerja Sasaran Strategis ... 20 Tabel 1. 3 Kerangka Pendanaan ... 23

(8)

1 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN) Tahun 2005-2025 yang mengamanatkan bahwa pembangunan bidang sosial budaya dan kehidupan beragama diarahkan pada pencapaian sasaran untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab, serta mewujudkan bangsa yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera, maka arah pembangunan kebudayaan akan tercakup dalam pembangunan bidang sosial budaya dan kehidupan beragama yang terkait erat dengan pengembangan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia. Disamping itu, kesadaran akan budaya memberikan arah bagi perwujudan identitas nasional yang sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan menciptakan iklim kondusif serta harmonis sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan mampu merespon modernisasi secara positif dan produktif sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan.

Rencana Strategis Satuan Kerja Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Renstra MPNP) disusun sebagai perencanaan komprehensif kurun waktu lima tahunan dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Yang selanjutnya akan digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kinerja Anggaran (RKA) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT).

Acuan utama yang digunakan dalam menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Renstra MPNP) adalah rumusan Visi, Misi, Arah Kebijakan dan Rencana Program Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

(9)

2 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

1.2. Landasan Hukum

Rencana strategis ini merupakan perwujudan dan penerapan berbagai peraturan perundangan yang meliputi :

1. Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. UU No. 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara;

3. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

4. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

5. UU No. 17 Tahun 2007 TENTANG Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025;

6. UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;

7. Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015—2019;

8. Perpres No. 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

9. Kepres No. 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014—2019;

10. Permen PPN/Kepala Bappenas No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman penyusunan dan penelaahan Renstra K/L 2015-2019;

11. Permendikbud Nomor 35 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja;

12. Permendikbud No. 11 Tahun 2015 tentang OTK Kemendikbud;

13. Permendikbud No. 22 Tahun 2015 tentang Renstra Kemendikbud 2015 – 2019 (12 Juni 2015);

14. Peraturan Pemerintah No. 66 Tentang Museum;

15. Permendikbud no.38 Tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

(10)

3 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

1.3. Kondisi Umum

Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau hiburan (Ayo Kita Mengenal Museum : 2009).

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 66 Tahun 2015, museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat. Museum mempunyai tugas pengkajian, pendidikan, dan kesenangan yang dalam usaha pengelolaannya melibatkan upaya terpadu untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan koleksi melalui kebijakan pengaturan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan menurut International Council of Museum (ICOM), museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.

Klasifikasi museum diatur dalam PP No. 66 Tahun 2015 :

1 Museum Umum adalah Museum yang menginformasikan tentang berbagai

cabang seni, peristiwa, disiplin ilmu dan teknologi yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan/atau lingkungannya. Misalnya antara lain Museum nasional, Museum provinsi, dan Museum kabupaten atau kota.

2 Museum Khusus adalah Museum yang menginformasikan tentang 1 (satu)

(11)

4 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

ilmu, atau 1 (satu) cabang teknologi yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan/atau lingkungannya.

Berdasarkan klasifikasi di atas, yang menjadi fokus dari Museum Perumusan Naskah Proklamasi, sesuai namanya adalah peristiwa perumusan naskah proklamasi itu sendiri serta sekelumit cerita tentang tokoh-tokoh yang berada dibalik peristiwa tersebut, sehingga Museum Perumusan Naskah Proklamasi termasuk kepada jenis Museum Khusus.

Museum Perumusan Naskah Proklamsi adalah unit pelaksanaan teknis yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan SK Menteri no 38 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Bangunan Museum Perumusan Naskah Proklamasi dapat dikatakan sebagai gedung bersejarah atau monumen, karena pada tanggal 16 Agustus 1945 di gedung ini telah terjadi peristiwa sejarah, yaitu Perumusan Naskah Proklamasi Bangsa Indonesia. Untuk memperjuangkan haknya menjadi suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat. Peristiwa ini merupakan suatu rangkaian sejarah yang sangat penting bagi bangsa Indonesia, karena peristiwa itu tidak dapat dipisahkan dari peristiwa proklamasi.

Maksud dan tujuan didirikannya Museum Perumusan Naskah Proklamasi adalah dalam rangka mendayagunakan gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi sebagai gedung bersejarah untuk melestarikan nilai – nilai yang terkandung dalam sejarah proklamasi untuk kepentingan generasi muda. Untuk itu, arah kebijakan dalam pengelolaan Museum Perumusan Naskah Proklamasi sudah sepatutnya berfokus pada pendidikan, yakni pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila, dengan tujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

(12)

5 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

Gedung ini didirikan sekitar tahun 1920 dengan arsitektur Eropa (art deco), dengan luas tanah 3.914 M2 dan luas bangunan 1.138,10 M2. Pada tahun 1931, pemiliknya atas nama P.T. Asuransi Jiwasraya. Ketika pecah Perang Pasifik, gedung ini dipakai British Consul General sampai Jepang menduduki Indonesia.

Pada masa Pendudukan Jepang, gedung ini menjadi tempat kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda, Kepala Kantor Penghubung antara angkatan Laut dengan Angkatan Darat Jepang. Setelah kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, gedung ini tetap menjadi tempat kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda sampai Sekutu mendarat di Indonesia, September 1945. Setelah kekalahan Jepang gedung ini menjadi Markas Tentara Inggris.

Pemindahan status pemilik gedung ini, terjadi dalam aksi nasionalisasi terhadap milik bangsa asing di Indonesia. Gedung ini diserahkan kepada Departemen Keuangan, dan pengelolanya oleh Perusahaan Asuransi Jiwasraya.

Pada tahun 1961, gedung ini dikontrak oleh Kedutaan Inggris sampai dengan tahun 1981. Selanjutnya gedung ini diterima oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 28 Desember 1981. Tahun 1982, gedung ini sempat digunakan oleh Perpustakaan Nasional sebagai perkantoran.

Gedung ini menjadi sangat penting artinya bagi bangsa Indonesia karena pada tanggal 16-17 Agustus 1945 terjadi peristiwa sejarah, yaitu perumusan naskah proklamasi bangsa Indonesia. Oleh karena itu pada tahun 1984, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Nugroho Notosusanto, menginstruksikan kepada Direktorat Permuseuman agar merealisasikan gedung bersejarah ini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0476/1992 tanggal 24 Nopember 1992, gedung yang terletak di Jalan Imam Bonjol No. 1 ditetapkan sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi, yaitu sebagai Unit Pelaksana Teknis di bidang Kebudayaan dibawah Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

(13)

6 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

Setelah terjadi perubahan organisasi dimana kebudayaan bergabung dengan Pariwisata, maka keluarlah Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. 50/OT.001/MKP/2003 dan No. 36 tahun 2006 tentang Stuktur Organisasi dan Tata Kerja Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Selanjutnya, ketika Kebudayaan kembali bergabung dengan Pendidikan, maka keluarlah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 38 Tahun 2015 tentang Struktur dan Organisasi dana Tata Kerja Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

1.4. Potensi dan Permasalahan 1.4.1 Potensi

1. Musem Perumusan Naskah Proklamasi sebagai Tempat Pendidikan Non Formal

Dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0476/1992 tanggal 24 November 1992, tentang organisasi dan tata kerja Museum Perumusan Naskah Proklamasi, tersurat bahwa sejarah didirikannya Museum Perumusan Naskah Proklamsi adalah dalam rangka mendayagunakan gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi sebagai gedung bersejarah untuk melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah proklamasi untuk kepentingan generasi muda. Untuk itu, arah kebijaksanaan dalam pengelolaan Museum Perumusan Naskah Proklamasi berfokus pada pendidikan.

Arah kebijaksanaan pengelolaan Museum Perumusan Naskah Proklamasi tersebut, selaras dengan pendapat para ahli museum yang menyatakan bahwa museum dan pendidikan merupakan dua komponen sosial budaya yang selalu aktual di tengah masyarakat.

Dalam keterkaitannya dengan peranan museum sebagai suatu lembaga pendidikan non formal, menuntut adanya perkembangan orientasi museum, yaitu dari orientasi kepada objek ke arah orientasi kepada kepentingan publik. Dengan kata lain,

(14)

7 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

pihak museum harus secara total berorientasi kepada kebutuhan masyarakat dalam pelayanan secara keseluruhan. Museum harus mendeteksi secara kontinyu apa yang diinginkan oleh pengunjung. Value yang diberikan oleh museum harus dilihat dari “kaca mata” pengunjung, sesuai dengan spesifikasi pengunjung. Dengan demikian, program pengembangan museum kedepan harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Agus Aris Munandar (Makalah Diskusi Sejarah dan Permuseuman Jakarta : Museum Kebangkitan Nasional), ada 3 peranan museum dalam pendidikan sejarah bangsa, yaitu :

1. Dengan mengunjungi museum akan menambah wawasan pengetahuan perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

2. Mengunjungi museum dengan koleksi yang lengkap akan menimbulkan kebanggaan dan rasa percaya diri terhadap bangsanya.

3. Kunjungan terhadap museum yang mengoleksi artefak yang berhubungan dengan perjuangan bangsa mengusir penjajah akan menimbulkan rasa patriotisme dan cinta tanah air.

Jadi dapat dikatakan bahwa museum merupakan salah satu sarana dalam menghasilkan manusia Indonesia yang sadar akan kedudukan bangsanya ditengah pergaulan bangsa-bangsa lain di dunia.

2. Museum Perumusan Naskah Proklamasi sebagai Pusat Informasi

Salah satu tugas dan fungsi museum adalah pengkajian. Pengkajian yang dilaksanakan Museum Perumusan Naskah Proklamasi adalah yang berhubungan dengan sejarah peristiwa sekitar proklamasi yang terjadi di pusat maupun di daerah. Hasil pengkajian ini baik berupa koleksi relik sejarah maupun dokumen sejarah, selanjutnya disajikan dalam tata pameran tetap, pameran temporer maupun pameran keliling, sehingga masyarakat yang ingin mengetahui tentang sejarah perjuangan bangsanya (khususnya sejarah peristiwa sekitar proklamasi) dapat memperoleh data

(15)

8 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

dan informasi di museum. Data dan informasi tersebut harus lengkap dan akurat agar dapat dikomunikasikan kepada pengunjung dengan baik.

Selanjutnya data dan informasi tersebut dapat diterbitkan dalam bentuk buku, leaflet, brosur, cerita bergambar, atau di tampilkan di website dan media sosial sebagai bahan publikasi dalam rangka penyebarluasan informasi museum dan sejarah kepada masyarakat khususnya generasi muda.

Selain pengkajian yang berhubungan dengan masalah-masalah koleksi yang berkaitan dengan pengembangan museum, juga dilakukan pengkajian pengunjung museum. Pengkajian ini hasilnya akan digunakan untuk dasar penyusun arah kebijakan pengembangan museum kedepan dan dalam rangka meningkatkan program kegiatan terutama yang berhubungan dengan edukatif kultural.

3. Museum Perumusan Naskah Proklamasi sebagai tempat pelestarian Sebagaimana diketahui, bahwa salah satu peranan Museum Perumusan Naskah Proklamasi adalah sebagai lembaga pelestarian benda-benda bersejarah yang berhubungan dengan peristiwa proklamasi. Selain dipamerkan, agar tidak rusak dilakukan perawatan terhadap benda-benda bersejarah tersebut dan selanjutnya demi pengamanan disimpan di ruang khusus yang disebut storage.

1.4.2. Permasalahan dan Tantangan a. Permasalahan

Internal

Berkaitan dengan peranan Museum Perumusan Naskah Proklamasi sebagai lembaga pendidikan, pusat informasi dan tempat melestarikan benda-benda bersejarah yang menjadi permasalahan pokok adalah sebagai berikut :

(16)

9 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

1. Belum memiliki Ruang Auditorium yang memadai untuk kegiatan besar, seperti Seminar, Ceramah, Diskusi, Lomba, khususnya untuk kegiatan pameran temporer;

2. Belum memiliki gudang koleksi yang layak dikatakan sebagai storage. Untuk sementara, penyimpanan koleksi dilakukan di ruang museum; 3. Belum memiliki ruang konservasi dan preparasi. Untuk sementara,

kegiatan perawatan koleksi dilaksanakan di ruang kerja pegawai atau di teras museum sehinggan pelestarian belum efektif;

4. Belum memiliki prasarana yang memadai untuk menunjang kegiatan sosialisasi di luar museum, seperti penyuluhan dan pameran keliling; 5. Masih banyaknya data sejarah sekitar proklamasi yang belum

terinvetarisasi, khususnya di daerah;

6. Kurangnya Sumber Daya Manusia Museum Perumusan Naskah Proklamasi;

7. Kurangnya Kompetensi Sumber Daya Manusia dibidang masing-masing yang belum maksimal, efektif, dan efisien;

8. Belum maksimalnya informasi tentang museum kepada masyarakat baik melalui media cetak maupun elektronik;

9. Belum memiliki ruang interaktif untuk pengunjung museum khususnya pelajar.

10. Pengolahan data-data sekundar belum tertata dan terolah dengan baik. Diperlukan pengoleksian data (Bank Data) baik museum maupun

administrasi pada masing-masing fungsional jabatan untuk

memudahkan pengolahan data selanjutnya.

Eksternal

(17)

10 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

2. Kurangnya kepercayaan dari keluarga tokoh untuk menghibahkan / menyimpan koleksi yang dimiliki ke museum;

b. Tantangan

1. Peningkatan apresiasi terhadap museum dengan caramenyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan sosialisasi maupun penyebaran informasi museum kepada masyarakat; 2. Memiliki tantangan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya

pembangunan museum yang didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten,berkualitas, efektif dan efisien.

(18)

11 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

2.1. Visi dan Misi Kemendikbud

Visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019 adalah sebagai berikut : “Terwujudnya Pendidikan dan Kebudayaan Berkualitas dalam Membentuk Karakter Insan Indonesia Unggul yang Berkepribadian dan

Berdaya Saing” Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah

1. Meningkatkan Akses Pendidikan yang Merata;

2. Meningkatkan Kualitas dan Relevansi Pendidikan untuk Mendukung Daya Saing Bangsa;

3. Melestarikan dan Mengembangkan Kebudayaan dan Kebahasaan; 4. Memperkuat Tata Kelola Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan.

Visi dari Kemendikbud tahun 2025 yaitu

“Menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif”

2.2. Visi dan Misi dibidang Kebudayaan

Visi Direktorat Jenderal Kebudayaan adalah sebagai berikut :

(19)

12 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

Misi dibidang Kebudayaan adalah

1. Memperkukuh karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dinamis dan berorientasi IPTEK;

2. Meningkatkan apresiasi atas karya seni dan karya budaya yang unggul (adiluhung) dalam mengangkat martabat bangsa;

3. Meningkatkan pelestarian warisan budaya dalam memperkuat ketahanan budaya bangsa dan manfaatnya bagi masyarakat;

4. Meningkatkan kapasitas dan daya saing budaya bangsa dalam memperkokoh ketahanan budaya bangsa dan turut berperan membangun peradaban dunia;

5. Mengembangkan sumber daya kebudayaan dan tata kelola pelestarian kebudayaan yang responsif, transparan dan akuntabel.

2.3. Visi dan Misi Museum Perumusan Naskah Proklamasi Visi Museum Perumusan Naskah Proklamasi adalah sebagai berikut :

“Terwujudnya museum yang handal dalam memberikan informasi Sejarah Proklamasi Indonesia”

Museum Perumusan Naskah Proklamasi mempunyai misi yaitu :

1. Berperan aktif dalam memberikan informasi, publikasi, rekreasi dan edukasi yang berbasis teknologi informasi

2. Meningkatkan pengumpulan, perawatan dan pengawetan benda yang berhubungan dengan peristiwa sejarah sekitar proklamasi

3. Meningkatkan kajian ilmiah yang berhubungan dengan peristiwa sejarah sekitar proklamasi

(20)

13 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

4. Memperluas jaringan kerja dan koordinasi dalam pelestarian dan pemanfaatan museum

5. Membangun dan mengembangkan kompetensi SDM

6. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelestarian dan pemanfaatan Museum Perumusan Naskah Proklamasi

2.4. Tujuan Strategis Museum Perumusan Naskah Proklamasi Tujuan Strategis Museum Perumusan Naskah Proklamasi yaitu

1. Mewujudkan MPNP sebagai museum yang berbasis pada pelayanan masyarakat

2. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai perjuanganan bangsa Indonesia khususnya pada generasi muda

3. Mengembangkan sistem pengelolaan informasi, edukasi, publikasi dan rekreasi yang berbasis teknologi informasi

4. Meningkatkan kualitas SDM

5. Meningkatkan kerjasama antarinstansi dan Stakeholder yang bergerak dalam pelestarian kebudayaan

2.5 Sasaran Strategis Museum Perumusan Naskah Proklamasi Sasaran strategis Museum Perumusan Naskah Proklamasi yaitu

1. Meningkatnya produk dan pelayanan museum terhadap masyarakat

2. Terwujudnya kesadaran masyarakat dalam melestarikan nilai-nilai perjuangan 3. Tersedianya data dan informasi tentang sejarah dan museum yang lengkap

dan akurat

4. Terwujudnya profesional dan kemampuan SDM yang berkualitas 5. Meningkatnya kerjasama dengan stakeholder

(21)

14 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran strategis museum perumusan naskah proklamasi diperlukan Prosedur Operasional Standar (POS).

(22)

15 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

BAB III

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Arah kebijakan umum pembangunan nasional 2015-2019 yang terkait dengan tugas dan fungsi kemendikbud yaitu sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas insan yang berkeadilan; 2. Menyiapkan landasan pembangunan yang kokoh;

3. Mengembangkan dan memeratakan pembangunan pendidikan dan kebudayaan didaerah.

Sedangkan untuk strategi pembangunan nasional terkait pembangunan pendidikan dan kebudayaan, diantaranya ditujukan untuk meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia unggul dengan meningkatkan kecerdasan otak serta mempunyai mental dan karakter yang tangguh dengan perilaku yang positif dan konstruktif.

3.1.1 Undang-Undang 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasonal (RPJPN) 2005-2025

Bidang sosial budaya yang dimaksud dalam Undang-Undang tersebut adalah:

1. Pembangunan bidang sosial budaya dan keagamaan terkait erat dengan

kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia. Kondisi kehidupan masyarakat dapat tercermin pada aspek kuantitas dan struktur umur penduduk serta kualitas penduduk, seperti pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.

2. Pembangunan di bidang budaya sudah mengalami kemajuan yang ditandai

dengan meningkatnya pemahaman terhadap keberagaman budaya, pentingnya toleransi, dan pentingnya sosialisasi penyelesaian masalah tanpa kekerasan, serta mulai berkembangnya interaksi antarbudaya. Namun, di sisi

(23)

16 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

lain upaya pembangunan jati diri bangsa Indonesia, seperti penghargaan pada nilai budaya dan bahasa, nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, dan rasa cinta tanah air dirasakan makin memudar. Hal tersebut, disebabkan antara lain, karena belum optimalnya upaya pembentukan karakter bangsa, kurangnya keteladanan para pemimpin, lemahnya budaya patuh pada hukum, cepatnya penyerapan budaya global yang negatif, dan kurang mampunya menyerap budaya global yang lebih sesuai dengan karakter bangsa, serta ketidakmerataan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.

3.1.2 Undang-Undang No. 11 2010 tentang Cagar Budaya

Undang-Undang No.11 Tahun 2010 tentang cagar budaya sebagai produk hukum

yang mengatur Pelestarian (pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan) Cagar

Budaya memuat ketentuan sebagai berikut ;

1. Bahwa cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa sebagai wujud

pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat;

2. Bahwa untuk melestarikan cagar budaya, negara bertanggung jawab dalam

pengaturan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya;

3. Bahwa cagar budaya berupa benda, bangunan, struktur, situs, dan kawasan

perlu dikelola oleh pemerintah dan pemerintah daerah dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan cagar budaya;

(24)

17 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

4. Bahwa dengan adanya perubahan paradigma pelestarian cagar budaya,

diperlukan keseimbangan aspek ideologis, akademis, ekologis, dan ekonomis guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.

3.1.3 Peraturan Pemerintah (PP) No. 66 Tahun 2015

Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat. Museum mempunyai tugas pengkajian, pendidikan, dan kesenangan yang dalam usaha pengelolaannya melibatkan upaya terpadu untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan koleksi melalui kebijakan pengaturan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat.

Klasifikasi museum diatur dalam PP No. 66 Tahun 2015 :

1. Museum Umum adalah Museum yang menginformasikan tentang berbagai cabang seni, peristiwa, disiplin ilmu dan teknologi yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan/atau lingkungannya. Misalnya antara lain Museum nasional, Museum provinsi, dan Museum kabupaten atau kota.

2. Museum Khusus adalah Museum yang menginformasikan tentang 1 (satu) peristiwa, 1 (satu) riwayat hidup seseorang, 1 (satu) cabang seni, 1 (satu) cabang ilmu, atau 1 (satu) cabang teknologi yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan/atau lingkungannya.

3.1.4. Konsep RPJM Bidang Kebudayaan Tahun 2015-2019

Kondisi obyektif bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk yangditandai antara lain oleh keragaman suku dan budaya. Keragaman tersebut dapat menjadi potensi kekuatan menuju kemajuan bangsa. Untuk memaksimalkan otensi tersebut, pengelolaan keragaman budaya memiliki peran penting dalam upaya mewujudkan identitas nasional, serta

(25)

18 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal untuk merespon modernisasi agar sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan. Sehingga walaupun memasuki dunia globalisasi, bangsa Indonesia tidak lantas kehilangan identitas nasionalnya.

Di era globalisasi, pemerintah berkewajiban melindungi dan melayani masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya agar tidak tergerus oleh nilai-nilai budaya global yang tidak sesuai dengan karakter dan jati diri bangsa. Pemahaman terhadap nilai-nilai luhur budaya bangsa dijadikan landasan untuk memperkuat kebersamaan dan persatuan, toleransi, tenggang rasa, gotong

royong, etos kerja, dan menciptakan kehidupan yang harmonis.Maka dari itu,

RPJM tahun 2015-2019 difokuskan pada pemantapan pembangunansecara menyeluruh di berbagai bidang tanpa meninggalkan karakter dan jati diri bangsa.

3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Museum Perumusan Naskah Proklamasi Tabel 1.1 Arah Kebijakan dan Strategi Munasprok

NO ARAH KEBIJAKAN STRATEGI/PROGRAM

1 Meningkatkan fungsi museum

sebagai pelestarian dan

pemanfaatan benda-benda sejarah

Peningkatan fungsionalisasi museum

melalui kegiatan pengelolaan

koleksi, pengkajian sejarah sekitar

proklamasi, perawatan serta

pengamanan koleksi, tata pameran, pengkajian dan pelestarian koleksi

Museum Perumusan Naskah

Proklamasi, penyusunan naskah,

inventarisasi koleksi museum, dan pangadaan koleksi.

2 Meningkatkan pemahaman

sejarah khususnya sejarah sekitar

Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap museum dilakukan dengan

(26)

19 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

proklamasi dan nilai-nilai

perjuangan untuk memperkuat jati diri, kesatuan, dan persatuan bangsa

kegiatan seminar, ceramah,

sarasehan, diskusi, lomba, pameran bersama museum khusus, pameran

keliling, sosialisasi museum

(penyuluhan ke sekolah-sekolah),

penyebaran informasi museum

melalui media cetak dan elektronik.

3 Meningkatkan peran Museum

Perumusan Naskah Proklamasi sebagai pusat edukasi, informasi, dan rekreasi

Peningkatan kualitas SDM melalui diklat permuseuman, keterampilan teknis maupun administrasi.

Pengembangan pusat dokumentasi dan informasi melalui website dan media sosial lainnya.

Kerjasama dengan instansi terkait, antara lain sekolah, lembaga kursus,

diklat, komunitas, serta media

jurnalistik.

Peningkatan dan pengembangan

sarana dan prasarana melalui

revitalisasi museum.

Peningkatan administrasi museum

dengan melakukan evaluasi

(27)

20 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

3.3. Kerangka Kelembagaan

Museum Perumusan Naskah Proklamasi merupakan unit pelaksana teknis dilingkunganKementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dipimpin oleh seorang Kepala, yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan sesuai dengan Permendikbud no. 38 Tahun 2015 tentang tatakerja dan organisasi Museum Perumusan Naskah Proklamasi tergambar sebagai berikut :

Struktur Organisasi

Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Gambar. 1. 1 Kepala Museum

Kelompok Jabatan Fungsional

(28)

21 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

BAB IV 4.1 Target Kinerja Sasaran Strategis

Tabel 1.2. Target Kinerja Sasaran Strategis

NO KEGIATAN TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

1 Koleksi Museum yang

Dikelola

1. Pengadaan Koleksi 2 Koleksi 2. Inventarisasi

Koleksi

200 Koleksi 200 Koleksi 200 Koleksi 200 Koleksi 200 Koleksi

3. Katalogisasi Koleksi

200 Koleksi 100 Koleksi 80 Koleksi( Mata

Uang dan Koran)

100 Koleksi (Foto M. Hatta & Ahmad Soebardjo)

2 Koleksi (Kayu dan Kain)

4. Konservasi Koleksi

450 Koleksi 350 Koleksi 200 Koleksi 200 Koleksi 200 Koleksi

5. Dokumentasi Koleksi

240 Koleksi 250 Koleksi 25 Koleksi

(Duplikat Kaset Dan CD) 15 Koleksi (Duplikat Buku) 21 Koleksi (Duplikat Koran) 2 Masyarakat yang Mengapresiasi Museum

1. Lomba-Lomba -Menyusun Lego

Tingkat TK -Penulisan Karya Ilmiah -Menyanyikan Lagu Perjuangan -Cerdas Cermat Sejarah sekitar Proklamasi Indonesia -Melukis Perjuangan -Stand Up Comedy tema Perjuangan Proklamasi -Pidato Perjuangan memproklamasikan Indonesia Tingkat SMA -Penulisan esai sekitar Proklamasi Tingkat SMA se Indonesia

-Paduan suara Lagu Perjuangan Tingkat SMP dan SMA -Penulisan Metode Pengajaran sejarah di Sekolah Tingkat Guru SMP -Pembuatan Komik Manga sekitar Proklamasi Tingkat

(29)

22 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019 -Tari Tradisional SD -Kreatifitas lilin Tingkat TK SMA - Debat Sejarah Tingkat Mahasiswa tentang sejarah proklamasi

2. Diskusi-Diskusi -Meningkatkan Peran

Museum dalam KBM Sekolah -Peranan Museum dalam Peranan Karakter Bangsa -Tokoh Soetardjo -Seminar Nasional (Semangat Pemuda dalam Mengisi 70 Tahun Indonesia Merdeka)

-Tokoh Teuku Moh. Hasan -Peranan Museum dalam Pembentukan Karakter Bangsa -Seminar Nasional (Pengajaran Sejarah di Sekolah) -Tokoh Chaerul Saleh -Peran Pemuda Pada Peristiwa Rengasdengklok -Seminar Nasional Sejarah dan Seni (Film, Musik, Komik, dan Teater)

-Tokoh Ki Bagoes Hadji Hadikoesoemo -Dialog Lintas Sejarah Bung Karno(Bandung) -Seminar Nasional : Diaspora Indonesia Di Luar Negeri -70 Tahun Pengakuan Kedaulatan RI -Dialog Lahirnya Pancasila -Seminar Nasional Workshop penulisan sejarah

3. Pameran-Pameran -Diwilayah DKI

-Diwilayah Jabar -Diwilayah Jateng -Diwilayah Jatim -Diwilayah Yogya -Diwilayah Aceh -Diwilayah Bali -Diwilayah DKI -Diwilayah Jabar -Diwilayah Jateng -Diwilayah Jatim -Diwilayah Yogya -Diwilayah Kalbar -Diwilayah Bali -Diwilayah DKI -Diwilayah Jabar -Diwilayah Jateng -Diwilayah Jatim -Diwilayah Yogya -Diwilayah Ternate -Diwilayah Bengkulu -Diwilayah DKI -Diwilayah Jabar -Diwilayah Jateng -Diwilayah Jatim -Diwilayah Yogya -Diwilayah Palembang -Diwilayah Ambon -Diwilayah DKI -Diwilayah Jabar -Diwilayah Jateng -Diwilayah Jatim -Diwilayah Yogya -Diwilayah Atambua -Diwilayah Samarinda 4. Penyuluhan-Penyuluhan -Diwilayah DKI -Diwilayah Lampung -Diwilayah Kalbar -Diwilayah DKI -Diwilayah Bali -Diwilayah Palembang -Diwilayah DKI -Diwilayah Jambi -Diwilayah Makassar -Diwilayah DKI -Diwilayah Menado -Diwilayah -Diwilayah DKI -Diwilayah Kaltara -Diwilayah NTT

(30)

23 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019 Lombok Napak Tilas Proklamasi Napak Tilas Proklamasi Napak Tilas Proklamasi Napak Tilas Proklamasi -Pembuatan Komik Digital -Pembuatan Buletin Museum -Pembuatan Souvenir -Pembuatan Komik Digital(Radjiman Widiodiningrat, Iwa K, Otto Iskandardinata, AA. Hamidan, I Gusti Ketut Pudja, Komik Peristiwa Sekitar Proklamasi) -Pembuatan Buletin Museum -Pembuatan Komik Digital Chaerul Saleh -Pembuatan Buletin Museum -Pembuatan Komik Digital Ki Bagoes Hadji Hadikoesoemo -Pembuatan Buletin Museum -Pembuatan Komik Digital Sukarni -Pembuatan Buletin Museum

Museum Week Pengkajian evaluasi

Pengunjung Museum

Peremajaan Website Museum Keliling

Jabar Museum Keliling Jabar Museum Keliling Jabar Museum Keliling Jabar Pembuatan Sarana Fasilitas Publik Pembuatan Sarana Fasilitas Publik 3 Koleksi Museum yang Diakuisisi Pengadaan Mic Proklamasi dan Dokumen 1. Kajian Pengadaan Koleksi Maket Rumah Rengasdengklok Alat Penyebar Berita Proklamasi Di Daerah Mic Proklamasi

(31)

24 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

Koleksi Proklamasi Museum dan

Koleksi Realia dan Dokumen Rumah Rengadengklok dan Dokumen Penyebar Berita Proklamasi Di Daerah

Mic Proklamasi dan Dokumen 4 Kajian Pengembangan Museum 1. Pengumpulan Data -Tokoh Sutardjo -Diwilayah NTT -Diwilayah NTB

-Tokoh Teuku Moh. Hasan -Diwilayah Kalimantan Utara -Sejarah Papua Periode 1942-1962 -Tokoh Chaerul Saleh -Diwilayah Bengkulu -Diwilayah Palu -Tokoh Ki Bagoes Hadji Hadikoesoemo -Diwilayah Kendari -Diwilayah Lampung -70 Tahun Pengakuan Kedaulatan RI -Diwilayah Balikpapan -Diwilayah Banten

Pengkajian Di Jabar -Pengkajian Data Di

Sekitar Proklamasi Didaerah-Daerah -Pengkajian Data Di Sekitar Proklamasi Kalimantan Utara dan PapuaDi Jabar

Pengkajian Di Jabar Pengkajian Di Jabar 2. Penyusunan Cergam -Tokoh Sutardjo -Tokoh BM DIah -Tokoh Soekarno -Tokoh Teuku Moh. Hasan -Tokoh Sukarni -Tokoh Chaerul Saleh -Tokoh Semaun Bakry -Tokoh Ki Hadjar Dewantara -Tokoh Ki Bagoes Hadji Hadikoesoemo -Tokoh R. Supomo LAtuharhary

-Tokoh Sayuti Melik -Sejarah Perjuangan Diplomasi

-Masa Revolusi Fisik

(32)

25 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

4.2. Kerangka Pendanaan

Kerangka Pendanaan menguraikan kebutuhan pendanaan secara keseluruhan untuk mencapai Sasaran Strategis,sebagai berikut :

Tabel 1.3. Tabel Kerangka Pendanaan

NO PROGRAM/KEGIATAN ALOKASI DANA

2015 2016 2017 2018 2019

1. Koleksi Museum yang dikelola 85.400.000 43.345.000 54.181.250 67.726.563 84.658.203

2. Masyarakat yang

mengapresiasi Museum

2.116.121.000 3.556.252.000 4.445.315.000 5.556.643.750 6.945.804.688

3. Koleksi Museum yang

Dikaji/Kajian

69.318.000 185.945.000 232.431.250 290.539.063 363.173.828

4 Koleksi Museum Yang

Diakuisi

48.250.000 1.254.500.000 1.568.125.000 1.960.156.250

5. Layanan Perkantoran 3.460.957.000 3.245.439.000 4.056.798.750 5.070.998.438 6.338.748.047

6. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

257.000

7. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

337.160.000 274.600.000 343.250.000 429.062.500 536.328.125

(33)

26 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

BAB V PENUTUP

Rencana strategis Museum Perumusan Naskah Proklamasi tahun 2015-2019 selain sebagai acuan dan arahan yang jelas, diharapkan dapat mempermudah penyusunan rencana kegiatan setiap tahun dalam bentuk rencana kinerja tahunan.

Penjabaran di dalam kegiatan tahunan dilakukan dengan memperhatikan isu yang berkembang dan skala prioritas yang disesuaikan dengan ketersediaan sumber daya manusia. Dalam pelaksanaannya, perencanaan strategis ini masih memerlukan kerjasama dan koordinasi berbagai pihak. Arahan dan pengawasan mutlak diperlukan dalam implementasi di lapangan, khususnya acuan pada Rencana Strategis Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Rencana Strategis Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.

(34)

27 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

LAMPIRAN

Gambar 1.2 Museum Perumusan Naskah Proklamasi

(35)

28 Renstra Museum Perumusan Naskah Proklamasi 2015 - 2019

Gambar

Tabel 1.2. Target Kinerja Sasaran Strategis
Tabel 1.3. Tabel Kerangka Pendanaan
Gambar 1.2 Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Gambar 1.4. Ruang Pengetikan Naskah

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya perubahan status hukum dan kedudukan Ketetapan MPR/S yang awalnya tidak menjadi bagian dari jenis dan tata urutan peraturan perundang- undangan menjadi

Sebagai contoh, jika sebuah lokasi pabrik baru berada dalam satu daerah dengan biaya energi yang tinggi, bahkan manajemen yang baik dengan strategi penekanan biaya energi yang

Sekiranya tidak dikawal, kecenderungan ini akan meranapkan peradaban dan visinya yang sempit, literal dan biadab (dalam erti kata “vulgar”) akan membawa kepada

Trus kalau untuk yang koordinator news, dia yang mengkoordinir wartawan sama berita-berita yang dinaikkan jadi sudah dapat mandate dari pimpinan redaksi trs dia yang menaikkan

Antara yang berikut, yang manakah usaha Pertubuhan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) bagi mewujudkan kestabilan politik dan keselamatan di rantau ini?. I Mesyuarat ASEAN

Menurut hemat penulis wacana demokrasi tersebut akan berkaitan dengan wacana kenegaraan, oleh karenanya, mengetahui pola pemikiran antara Amien Rais dan Abdurrahman

Untuk membedakan penelitian yang berjudul “Frasa Endosentrik pada Berita kriminal dalam Harian Suara Merdeka Edisi Desember 2016” dengan penelitian yang sudah ada

Sugihwaras tentang status wilayah Gunung Kelud, (2) Mendiskripsikan persepsi masyarakat Desa Sugihwaras terhadap status wilayah Gunung Kelud, (3) Upaya yang di lakukan masyarakat