• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. COVER... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. COVER... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... 1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI COVER………...….… i KATA PENGANTAR………...….… ii DAFTAR ISI………...………...……….… 1 BAB I ... 2 1.1 Latar Belakang ... 2 1.2 Rumusan Masalah ... 2 BAB II ... 3 2.1 Pengertian e-business ... 3

2.2 Ruang lingkup e-business ... 4

2.3 Pembagian e-business ... 7

2.4 Faktor Pendorong e-business ... 7

2.5 Beberapa yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan strategi ... 8

2.6 Trend e-business ... 10

2.7 Tantangan e-business ... 11

2.8 Evolusi e-business ... 13

2.9 Keterkaitan strategi bisnis dengan e-business ... 14

2.10 Keutungan e-business ... 16

2.11 Kajian yang mempengaruhi prospek e-Business di Indonesia ... 17

2.12 Penerapan E-Business pada Go-jek ... 20

BAB III ... 22

PENUTUP ... 22

3.1 Kesimpulan ... 22

3.2 Saran ... 23

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fenomena e-business tidak dapat disangkal telah menjadi tren yang mewarnai aktivitas bisnis di berbagai negara, oleh karena itu seiring dengan perkembangan zaman, e-business sangatlah dibutuhkan oleh kalangan pebisnis maupun bukan. E-business memiliki ruang lingkup yang sangat luas, seperti yang kita ketahui, segala sesuatu yang berhubungan dengan e-business pasti melalui internet sehingga e-business memiliiki ruang lingkup yang sangat luas.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan latar belakang di atas kiranya dapat disusun beberapa rumusan masalah dan guna untuk memahami latar blakang masalah di atas, dan mempersempit / memperjelas materi yang akan dibahas, maka disusunlah rumusan masalah sebagai berikut:

a) Pengertian e-business dan strategi e-business b) Ruang lingkup e-business

c) Pembagian e-business

d) Faktor Pendorong e-business

e) Beberapa yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan strategi e-business

f) Trend e-business g) Tantangan e-business h) Keuntungan e-business

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian e-business

Pengertian e-business begitu banyak terdapat pada literature maupun internet, ini menandakan bahwa e-business semakin berkembang. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

1. E-business meliputi semua hal yang harus dilakukan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk melakukan kegiatan bisnis antar organisasi maupun dari organisasi ke konsumen. (Sid L. Huff, dkk. 2000. Cases in Electronic Commerce. McGraw-Hill)

2. Menurut Kalakota dan Robinson (Kalakota, 2001) menuliskan bahwa e-business adalah sebuah paduan yang kompleks antara proses-proses bisnis, aplikasi-aplikasi perusahaan dan beberapa struktur organisasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu model bisnis yang memiliki performasnsi yang jauh lebih baik dari keadaaan sebelumnya.

3. E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi komunikasi, komputer, dandata yang telah terkomputerisasi. (Steven Alter. Information System: Foundation of E-Business. Prentice Hall. 2002).

4. Menurut Mohan Sawhney & Jeff Zabin dalam O‟Brien & Marakas (2008) menyatakan bahwa e-business merupakan pemanfaatan jaringan elektronik dan teknologi-teknologi yang berkaitan untuk membolehkan, memperkuat, meningkatkan, merubah, atau menemukan suatu proses bisnis atau system bisnis yang mempunyai nilai yang lebih menguntungkan pelanggan saat ini ataupun pelanggan potensial.

5. Definisi lainnya menurut O‟Brien & Marakas dalam bukunya Management Information System (2008) menyatakanbahwa e-business adalah penggunaan teknologi internet untuk bekerja dan

(4)

memberdayakan proses bisnis, e-commerce dan kolaborasi dengan mitra bisnis seperti hubungan dengan pelanggan, pemasok, dan pemangku kepentingan bisnis lainnya.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa e-business yaitu penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk menjalankan sekaligus mengelola bisnisnya sehingga dapat memperoleh keuntungan.

2.2 Ruang lingkup e-business

Untuk dapat menangkap dimensi ruang lingkup pengertian e-business cara yang kerap dipakai ialah dengan menggunakan prinsip 4W (What, Who, Where, Why)

a. Dimensi What

Banyak orang mempertukarkan istilah e-business dengan e-commerce. Secara prinsip, pengertian e-business jauh lebih luas dibandingkan dengan commerce bahkan secara filosofis, commerce merupakan bagian dari e-business. Jika e-commerce hanya menfokuskan diri pada aktivitas atau mekanisme transaksi yang dilakukan secara elektronik, atau digital, e-business memiliki wilayah yang jauh lebih luas. Termasuk di dalamnya aktivitas relasi antara dua entity perusahaan. Interaksi antara perusahaan dengan pelangganalam nya, kolaborasi antara perusahaan dengan para mitra bisnisnya. Pertukaran informasi anta perusahaan dan dengan para pesaing usahanya. Dan lain sebagainya. Adanya internet telah memungkinkan perusahaan untuk menjalin komunikasi langsung maupun tidak lansung dengan berjuta-juta bahkan bermiliyaran entiti ( pelanggan, mitra, pesaing, pemrintah, dsb) yang ada di dunia maya karena sifat komunikasi tersebut merupakan bagian dari sebuah sistem bisnis, maka dapat dimengerti luasnya pengertian dari e-business.

(5)

b. Dimensi Who

Siapa saja yang terlibat di dalam e-business? Seperti yang tersirat dalam definisinya, semua pihak atau entiti yang melakukan interaksi dalam sebuah sistem bisnis atau serangkaian proses bisnis (business process) merupakan pihak-pihak yang berkepentingan dalam ruang lingkup e-business. Paling tidak ada tujuh (A sampai G) klasifikasi entiti yang kerap dipergunakan dalam mengilustrasikan e-business, masing- masing: agent, business, consumer, device, employee, family, dan government. Contohnya adalah sebuah aplikasi tipe e-commerce B-to-C yang merupakan mekanisme hubungan perdagangan antara sebuah perusahaan dengan para pelanggannya (end consumers-nya); atau tipe G-to-G yang menghubungkan dua buah negara untuk permasalahan ekspor dan impor; atau D-to-D yang menghubungkan antara dua peralatan canggih teknologi informasi seperti antara PDA dengan handphone; atau B-to- F yang menghubungkan sebuah perusahaan penjual barang- barang kebutuhan rumah tangga dengan berbagai keluarga; dan lain sebagainya.

c. Dimensi Where

Tidak sedikit awam yang mempertanyakan dimana sebenarnya kegiatan bisnis dapat dilakukan dalam e-business. Jawabannya sangat singkat dan mudah, yaitu dimana saja,

sejauh pihak yang berkepentingan memiliki fasilitas elektronik/digital sebagai kanal akses (access channel). Berbeda dengan bisnis konvensional dimana transaksi biasa dilakukan secara fisik di sekitar perusahaan yang bersangkutan, maka di dalam e- business, interaksi dapat dilakukan melalui berbagai kanal akses. Di rumah, seorang ibu dapat menggunakan telepon atau web-TV untuk berkomunikasi dengan perusahaan penjual produk atau jasa; di kantor, seorang karyawan dapat menggunakan perlengkapan komputer atau fax; di mobil, seorang mahasiswa dapat menggunakan handphone atau PDA-nya; di lokasi keramaian seperti mall, toko-toko, atau pasar, masyarakat dapat memanfaatkan ATM, warnet, atau kios-kios telekomunikasi (Wartel) untuk melakukan hal yang sama. Dengan kata lain, istilah dimana saja untuk melakukan hubungan

(6)

dengan siapa saja bukanlah sekedar semboyan yang muluk, tetapi telah menjadi kenyataan di dalam implementasi e-business.

d. Dimensi Why

Pertanyaan terakhir yang kerap menghantui para pelaku bisnis tradisional adalah mengapa para praktisi bisnis di seluruh dunia sepakat untuk mengimplementasikan e- business sesegera mungkin sebagai model bisnis di masa mendatang. Penerapan konsep e-business secara efektif tidak saja menguntungkan perusahaan karena banyaknya komponen biaya tinggi yanga dapat dihemat (cost cutting), tetapi justru memberikan kesempatan perusahaan untuk meningkatkan level pendapatannya (revenue generation) secara langsung maupun tidak langsung. Dengan mengimplementasikan e- business, perusahaan dapat melihat berbagai peluang dan celah bisnis baru yang selama ini belum pernah ditawarkan kepada masyarakat. Disamping itu, terbukti telah banyak perusahaan yang melakukan transformasi bisnis (perubahan bisnis inti) setelah melihat besarnya peluang bisnis baru di dalam menerapkan konsep e-business. Yang tidak kalah menariknya adalah, bahwa dengan menerapkan konsep jejaring (internetworking), sebuah perusahaan berskala kecil dan menengah dapat dengan mudah bekerja sama dengan perusahaan raksasa untuk menawarkan berbagai produk dan jasa kepada pelanggan. Dan tidak jarang pula terdapat sebuah perusahaan berskala kecil (dilihat dari jumlah karyawannya) yang pendapatannya dapat melebihi perusahaan menengah maupun besar karena strategi efektif mereka dalam menerapkan e-business. Secara “tidak terduga”, jaringan internet yang tadinya hanya diperuntukkan bagi lembaga- lembaga penelitian semacam perguruan tinggi ternyata berkembang dan meluas penggunaannya di kalangan bisnis dan masyarakat. Akibatnya adalah terhubungkannya beratus-ratus juta manusia (dan terus bertambah) ke dalam sebuah arena jaringan yang sering dinamakan sebagai dunia maya (virtual world) tersebut.

(7)

2.3 Pembagian e-business

- Customer Relationship Management (CRM) : sistem kustomisasi real time yang memanajemen kustomer dan melakukan personalisasi produk dan servis berdasarkan keinginan customer atau menyangkut hubungan antara perusahaan dengan konsumen yang meliputi : Sales, pemasaran, data-data penjualan dan pelayanan, anggapan dari konsumen.

- Enterprise Resource Planning (ERP) : sistem informasi pendukung e-business, yang menyediakan berbagai macam kebutuhan perusahaan seperti supply chain, CRM, marketing, warehouse, shipping, dan payment, serta mampu melakukan otomatisasi proses bisnis atau menyangkut hubungan dalam-internal perusahaan tersebut, yang meliputi : Production planning, integrated logistics, Accounting and

Finance, Human Resource, Sales and distribution, order management.

- Enterprise Aplication Program (EAI) : merupakan konsep integrasi berbagai proses bisnis dengan memperbolehkan mereka saling bertukar data berbasis message. EAI berfungsi sebagai penghubung ERP dengan SCM atau ERP dengan CRM.

- Supply Chain Management (SCM) : manajemen rantai supply secara otomatis terkomputerisasi. SCM menyangkut hubungan antara perusahaan dengan supplier.

2.4 Faktor Pendorong e-business

Perkembangan implementasi konsep e-business sangat dipengaruhi oleh eksternal driving force yaitu :

1) Customer Expectations

Yang diharapkan konsumen pada saat ini tidak cukup dipuaskan dengan baiknya kualitas sebuah produk, tetapi pelanggan juga mengharapkan adanya pelayanan pra dan pasca jual yang baik. Spektrum pelayanan yang

(8)

dimaksud antara lain: pemesanan dapat dilakukan kapanpun, dimanapun, dan pembayaran pembelian produk dengan metode yang beragam misalnya kartu kredit, kartu debit, maupun layanan transfer, dan adanya fasilitas asuransi produk serta pengiriman produk yang cepat dan harga kompetitif, dan lain-lain.

2) Competitive Imperatives

Globalisasi telah membentuk sebuah arena persaingan dunia usaha yang sangat ketat. Pelanggan akan mudah membandingkan kualitas produk dan pelayanan antar perusahaan, hal ini memaksa perusahaan mengembangkan strategi yang tepat.

3) Deregulation

Secara makro deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah maupun negara-negara lain (seperti APEC, AFTA, WTO) telah turut mewarnai bentuk dunia usaha dimasa datang terutama dengan konsep perdagangan bebas antar negara dan industry. Internet disini dianggap sebagai sebuah arena dimana konsep kompetisi sempurna dan pasar terbuka telah terjadi terutama produk-produk dan jasa-jasa yang dapat digitalisaasi.

4) Technology

E-business adalah kemajuan teknologi informasi yang didominasi oleh percepatan teknologi komputer dan telekomunikasi. Fungsi dari teknologi informasi tidak hanya krititkal bagi perkembangan e-business tetapi justru menjadi penggerak dari dimungkinkannya model-model bisnis baru. 2.5 Beberapa yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan strategi

e-business

E-business sama seperti halnya bisnis biasa namun dengan memanfaatkan media elektronik. Maka dari itu sama halnya seperti bisnis, e-business pastinya membutuhkan strategi untuk dapat berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan. Teknologi informasi adalah sarana penunjang paling potensial dalam penerapan e-business dewasa ini. Maka dari itu, teknologi informasi menjadi salah satu potensi yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan dalam mencapai tujuannya. Tanpa perencanaan dan strategi yang matang, e-business mungkin dapat berjalan tapi

(9)

apakah dalam pelaksanaannya dapat bertahan lama sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan sesuai visi dan misi itulah yang menjadi persoalan. Beberapa yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan strategi e-business :

a) Penyusunan rencana pengembangan

Dalam perancangan suatu e-business dibutuhkan susunan – susunan rencana yang digunakan selama mengembangkan sistem yang akan digunakan. b) Pembangunan secara bertahap/dinamis

Implementasi e-business dalam suatu usaha yang sebelumnya belum menerapkan e-business harus dilakukan secara bertahap dan tidak langsung. Ada yang beriringan berjalan dengan sistem lama, implementasi separuh (separuh sistem lama, separuh sistem e-business) atau bahkan implementasi langsung. Selain itu butuh evaluasi terus – menerus dalam penerapan e-business yang dikarenakan perkembangan teknologi yang berjalan sangat cepat.

c) Perlu menetapkan prioritas implementasi

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, implementasi e-business ada yang beriringan berjalan dengan sistem lama, implementasi separuh (separuh sistem lama, separuh sistem e-business) atau bahkan implementasi langsung. Dalam hal implementasi perlu memperhatikan prioritas, cara implementasi yang mana yang sangat dibutuhkan perusahaan.

d) Pemilihan teknologi yang tepat

Tidak semua perusahaan membutuhkan ERP, CRM dan lain sebagainya. Maka dari itu sekali lagi yang perlu ditekankan adalah kebutuhan dari perusahaan menurut tingkat urgensinya. Penggunaan teknologi sebaiknya berdasarkan hal – hal yang menjadi kebutuhan paling mendesak dalam hal menunjang kinerja perusahaan dalam pencapaian tujuan.

e) Penyiapan sumber daya

Diperlukan banyak sumber daya yang diperlukan dalam penerapan e-business antara lain sumber daya teknologi dan manusia. Dalam hal sumber daya teknologi, perusahaan ada baiknya memperhatikan hal – hal yang menunjang bekerjanya sistem e-business tersebut seperti contohnya

(10)

penggunaan hardware tertentu, penggunaan jasa web hosting, kerjasama dengan institusi penyedia jasa internet dan lain sebagainya. Sedangkan dalam hal sumber daya manusia perusahaan perlu melatih para pegawainya yang nantinya akan bekerja menggunakan sistem e-business. Namun ada baiknya dilakukan perundingan dengan pegawai – pegawai senior untuk melakukan musyawarah apakah sistem layak diterapkan atau tidak.

f) Pengembangan diserahkan pihak ketiga

Tidak sepenuhnya dalam penerapan e-business dalam pengembangannya ditangani oleh pihak perusahaan sendiri. Diperlukan third party dalam pengembangannya sehingga perusahaan dapat tetap fokus dalam kegiatannya mencapai tujuan.

2.6 Trend e-business

Memasuki era ini, e-business dipandang bakal mengalami perkembangan pesat. Ini ditunjukan dengan berbagai angka prediksi yang mencerminkan

optimisme mengenai masa depan e-business. Untuk membuat strategi yang efektif, perusahaan harus dapat mengenali trend (kecenderungan) yang terjadi dengan cepat.

Dalam mengenali trend dibutuhkan kemampuan seorang manajer untuk mempelajari, memahami dan mengambil keuntungan dari perubahan temporer yang sedang terjadi. Hal ini memberikan seorang manajer lahan baru untuk dijelajahi dan hanya manajer yang dapat mengenali trend yang dapat menguasainya.

Kategori Trend: Pelanggan

1. Pelayanan yang cepat (faster service) 2. Swalayan (self-service)

3. Beragam pilihan (more products choices) 4. Solusi terintegrasi (integrated solutions) Kategori Trend: e-Service

1. Penjualan & layanan (integrated sales & service) 2. Dukungan yang tanpa celah (seamless support)

Referensi

Dokumen terkait

Luas Lahan, Frekuensi Panen, Jumlah Produksi, Jumlah Biaya Produksi, Jumlah Tenaga Kerja, Jumlah Penerimaan dan Tingkat Pendapatan Usahatani Cabai Merah dengan Sistem

Good Mining Practice adalah suatu kegiatan pertambangan yang mentaati aturan, Good Mining Practice adalah suatu kegiatan pertambangan yang mentaati aturan, terencana

Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000, tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 165), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur dan transportasi harus menjadi perhatian pemerintah pusat.untuk membuka akses daerah agar terjadi konektivitas dengan

Setiap tahunnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) provinsi Kalimantan Selatan meningkat, namun secara nasional masih di bawah rata-rata. Selain itu faktor yang

Surakarta 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi Team Games Tournament berbasis

Parameter yang dicatat pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, berat badan, GCS, rentang waktu dari mulai terjadinya COT hingga dilakukannya terapi pembedahan kraniotomi,

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatNya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Media Internal Perusahaan dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi