• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. Y MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS PURI KABUPATEN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. Y MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS PURI KABUPATEN MOJOKERTO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. Y MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS

PURI KABUPATEN MOJOKERTO DENI PRATIANINGRUM

1311010006 SUBJECT:

Asuhan kebidananan ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana DESCRIPTION:

Angka kematian maternal dan angka kematian perinatal di indonesia masih cukup tinggi. Secara umum disebabkan kurangnya pemahaman tentang deteksi dini, hipertensi dan kurangnya gizi pada masa kehamilan sehingga dapat mengancam jiwa ibu dan juga mempengaruhi kondisi bayi yang dilahirkan. Tujuan studi kasus ini adalah melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB sesuai dengan standart asuhan kebidanan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP.

Studi kasus dilakukan di BPM B. Kusmiati jl. Rasjasanegara gang 3 no. 3 Desa Kenanten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto. Subyek studi kasus adalah Ny “Y”usia 36 tahun. Proses manajemen kebidanan diselesaikan melalui SOAP sesuai dengan standart asuhan kebidanan, yaitu pengkajian, merumuskan diagnosa, menyusun rencana asuhan secara menyeluruh, implementasi dan mengevaluasi.

Pemberian asuhan kehamilan pada Ny “Y” dari hasil pemeriksaan ditemukan beberapa kasus salah satunya yaitu tentang jumlah skor poedji rochjati yang terlalu tinggi, akan tetapi hal tersebut tidak berpengaruh terhadap ibu dan bayinya. Asuhan persalinan berlangsung fisiologis serta tidak disertai penyulit. Asuhan pada masa nifas menunjukkan hasil pemeriksaan tidak terdapat masalah. Asuhan pada bayi baru lahir menunjukkan hasil pemeriksaan mengalami ikterus akan tetapi masih tergolong dalam ikterus fisiologi, kondisi bayi baik dan normal. Pada kunjungan keluarga berencana ibu menggunakan KB suntik 3 bulan.

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang dilakukan, setiap ibu hamil seharusnya dapat rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan untuk mendeteksi adanya komplikasi. Apabila terdapat komplikasi pada kehamilan dapat segera diatasi dan melakukan konsultasi tentang kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB.

ABSTRACT:

Maternal mortality and perinatal mortality rate in Indonesia was still quite high. Generally, couses low of understanding of early detection, hypertention and low nutrition during pregnancy that can threaten the life of mother and also affect the condition of the baby was born. The purpose of this case study was to comprehensively implement midwifery care to the mother from pregnancy, parturition, postpartum, neonatal, and family planning (KB) in accordance with the standards of midwifery care using SOAP documentation.

The case study was conducted in BPM B. Kusmiati jl. Rajasanegara gang 3 no. 3 Kenanten, Puri, Mojokerto. The subject of the case study was Mrs."Y", 36

(2)

year old. Midwifery management process was completed through SOAP in accordance with the standards of midwifery care, namely assessment, formulating a diagnosis, planning the midwifery care, implementation and evaluation.

The examination on antenatal care provision for Mrs. ”Y” results few cases, such as the poedji rochjati score which was too high, but it did not affect the mother and baby. Intranatal care was normal/physiologic and was not accompanied by complications. Postpartum care showed that there was no issue or gap on the examination results. Neonatal care indicated the result of jaundice but it was still part of physiology jaundice, the baby's condition was good and normal. On family planning (KB) visit, mother used 3 monthly contraceptive injections.

Based on the results of midwifery care that is done, every pregnant mothers should do routine checkups with medical professional to detect complications. If there are complications in pregnancy, then they can be immediately overcome and do consultation about the pregnancy, parturition, postpartum, neonatal, and family planning (KB).

Keywords: Midwifery Care, Pregnant Mothers, Parturition, Neonatal and Family Planning

Contributor : 1. Dian Irawati, M.Kes. 2. Dyah Siwi Hety, M.Kes.

Date : 25 Mei 2016

Type Material : Laporan Penelitian Identifier : -

Right : Open Document

Summary :

LATAR BELAKANG

Pembangunan dibidang kesehatan pada saat ini diarahkan untuk mencapai komitmen internasional. Dengan salah satu tujuan utamanya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kematian ibu pada saat hamil disebabkan kurangnya pemahaman tentang deteksi dini, hipertensi, dan kurangnya gizi pada masa kehamilan. Pada saat persalinan kematian ibu banyak disebabkan oleh perdarahan. Pada saat nifas ibu perlu perhatian khusus dan harus dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi yang dapat menyebabkan kematian. Sampai saatnya memilih KB yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatannya. Masalah utama bayi baru lahir pada masa perinatal dapat menyebabkan kematian, kesakitan dan kecacatan. Hal ini merupakan akibat dari kesehatan ibu yang jelek, perawatan selama kehamilan yang tidak adekuat, penanganan selama persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, serta perawatan neonatal yang tidak adekuat dapat menyebabkan BBLR, asfiksia, kelainan kongenital, infeksi, dan lain sebagainya (Kementrian Kesehatan RI,2015).

Sesuai hasil Survey Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 19 per 1.000 kelahiran hidup. Hal tersebut sangat jauh dari target Millenium Development Goals (MDG’s) yakni menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan menurunkan AKB menjadi 23 per

(3)

1.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2015 MDG’s diganti dengan Suntainable Development Goals (SDG’s) yakni menurunkan AKI menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 12 per 1.000 kelahiran hidup. Kebijakan ini berlaku hingga tahun 2030 (RI, 2015)Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2012 di Jawa Timur mencapai 97,4 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2012 di Jawa Timur 25,85 per 100.000 kelahiran hidup. (Kemenkes, 2013).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 mencapai 133 per 100.000 dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2013 tercatat kasus kematian bayi sebesar 129, diantaranya bayi laki-laki sebanyak 77 bayi dan bayi perempuan sebanyak 52 bayi dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup.

Penyebab peningkatan AKI dan AKB diantaranya yaitu kualitas pelayanan ibu dan bayi yang kurang, peralatan kesehatan yang kurang memadai, kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan yang berdampak ibu hamil patologis. Penyebab ini dapat dicegah apabila asuhan kebidanan dilakukan secara kontinyu dan komprehensif mulai dari ANC, Persalinan, Nifas, Neonatus dan Keluarga Berencana (KB). Adapun penyebab ibu hamil patologis yaitu penanganan komplikasi yang kurang tepat, ibu mengalami anemia, ibu mengalami diabetes, hipertensi, malaria, 4 faktor terlalu dan 3 faktor terlambat. Peningkatan mutu pelayanan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi jumlah kematian ibu dan bayi. Pemeriksaan saat kehamilan sangat penting untuk memonitor dan sebagai deteksi dini adanya masalah yang akan terjadi pada saat persalinan, nifas, bayi baru lahir bahkan kegagalan dalam keluarga berencana juga akan menjadi ancaman terjadinya ledakan penduduk (Baby Boom) di Indonesia. Koordinasi dalam program Keluarga Berencana baik lintas sektor atau antara pemerintah pusat dan daerah tidak berjalan dengan baik (BKKBN).

Bidan merupakan tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting terutama pada penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan berkesinambungan dan paripurna berfokus pada pencegahan, promosi berdasarkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk melayani siapa saja yang membutuhkan (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2007).

METODOLOGI

Asuhan kebidanan diberikan kepada Ny. Y Usia 36 tahun di Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto. Proses managemen kebidanan diselesaikan melalui 4 asuhan kebidanan, yaitu pengumpulan data subjektif, objektif, analisa data dan penatalaksanaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengkajian pada Ny. “Y” GIV P20012 didapatkan bahwa keadaan ibu selama 3 kali kunjungan secara umum dalam keadaan baik Hasil pemeriksaan menggunakan KSPR didapatkan bahwa ibu memiliki nilai skor 14. Menurut KSPR dengan nilai skor 14 ibu sudah termasuk pada warna merah dan dapat disimpulan bahwa nilai skor yang lebih dari 12 ibu harus melahirkan di Rumah Sakit dan harus ditolong oleh dokter.

(4)

Data objektif didapatkan data tekanan darah ibu pada kunjungan pertama 120/80 mmHg, kunjungan kedua 110/80 mmHg dan pada kunjungan ketiga 110/80. Menurut teori Romauli (2011) hal ini merupakan hal yang fisiologis dan masih dalam batas normal karena tekanan darah ibu tidak lebih dari 140/90 mmHg dan tidak mengalami peningkatan > 15 mmHg

Pemeriksaan fisik ditemukan odema pada ekstremitas bagian bawah, hal ini sesuai dengan teori UNPAD (1983) dituliskan odema pada kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia gravidarum atau oleh karena rahim yang membesar pada vena-vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki, tetepi juga oleh hypovitaminose B1, hypoproteinaemia dan penyakit jantung. Sehingga odema yang terjadi pada ibu dapat dikatakan dikarenakan oleh tekanan rahim yang semakin membesar pada vena-vena dalam panggul yang mengalirkan dari kaki bukan karena tekanan darah yang tinggi maupun.

Pemeriksaan TFU pada ibu hamil dengan usia kehamilan 36 minggu pada saat kunjungan pertama yaitu 31 cm tepatnya pada pertengan px dengan pusat. Menurut teori UNPAD (1983) dengan usia kehamilan 36 minggu seharusnya TFU 33 cm dan berada pada 3 jari dibawah px. jadi terjadi kesenjangan antara teori UNPAD dengan kejadian nyata pada seorang ibu yang tinggi fundus uterinya hanya 31 cm sehingga ibu harus mengkonsumsi tinggi lemak tinggi susu seperti es cream akan tetapi tidak berlebih.

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data bahwa Ny. Y GIVP20012 UK 40 datang ke puskesmas pada tanggal 16 Maret 2016 jam 09.00 WIB dengan pembukaan 2 cm. Ibu mengeluh kenceng-kenceng dan mengeluarkan lendir kecoklatan. sejak jam 23.00 WIB tanggal 15 Maret 2016. hal ini sesuai dengan teori Sondakh (2013) dijelaskan bahwa tanda dimulainya persalinan salah satunya yaitu terjadnya his persalinan yang semakin teratur dengan interval makin teratur dan kekuatan makin besar serta pengeluaran lendir dengan darah.

Ibu datang di puskesmas kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan dalam hasil dari pemeriksaan dalam yaitu VT Ø 2 cm, eff 25 %, ketuban +, presentasi kepala denominator UUK kiri depan , hodge I. Pada jam 15.50 WIB ibu di infus RL (Ringer Laktat) serta mendapatkan oksitosin 10 unit (1 ampul) pada jam 15.45 WIB karena his ibu tidak teratur dan tidak semakin bertambah serta tidak ada kemajuan pembukaan serviks. Menurut teori Sondakh (2013) dijelaskan bahwa tanda dimulainya proses persalinan yaitu terjadinya his yang sifatnya semakin teratur, interval makin pendek dan kekuatan makin besar dalam hal ini terjadi kesenjangan antara teori sondakh dengan keadaan yang sebenarnya yang dialami oleh ibu. Sehingga Pada jam 15.50 WIB ibu di infus RL (Ringer Laktat) serta mendapatkan oksitosin 10 unit (1 ampul) mulai 12 tetes pada jam 15.45 WIB karena his ibu tidak teratur menurut Mochtar (2005) bahwa inersia uteri atau yang biasa disebut dengan inersia uteri ini sifatnya lebih lemah dan lebih jarang dibandingkan dengan his yang normal sehingga harus dilakukan penanganan yang dilakukan sesuai dengan di atas. Drip dimulai dengan 12 tetes permenit kemudian dinaikkan 4 tetes setiap 10-15 menit. Maksud dari pemberian oksitosin adalah supaya kontraksi uterus menjadi adekuat dan serviks dapat membuka serta dari peningkatan esterogen aktifitas miometrium. Dengan peningkatan reseptor oksitosin dan prostaglandin akan membantu pembentukan gap junction. Prostaglandin diproduksi di plasenta, membrane dan desidua. PGE dan PGF2 memfasilitasi produksi ion-ion yang meningkatkan ketersediaan ion

(5)

untuk berikatan dengan reseptor myosin. Hal tersebut meningkatkan aktifitas kontraktil dan menghasilkan kontraksi yang harmonis. Keberadaan prostaglandin di dalam serviks merangsang produksi enzim-enzim untuk mengurangi jumlah kolagen sehingga memicu penipisan serviks. Oksitosin adalah tonik uteri yang kuat teori ini dipaparkan oleh Janet, dkk (2012)

His ibu semakin adekuat dan pembukaan serviks bertambah setelah pemberian oksitosin drip. Kala I berlangsung selama 18 jam 30 menit hal ini tidak sesuai dengan teori Mochtar (2005) bahwa kehamilan multi pada kala I berlangsung 6-7 jam. Menurut teori Hanifa W (2005) dijelaskan bahwa lama kala I pada multipara kira-kira 7 jam. Persalinan ini melebihi dari teori yang dipaparkan sehingga terjadi kesenjangan antara 2 teori yang telah dituliskan dengan keadaan pasien yang sesungguhnya. Berdasarkan tindakan yang dilakukan pada ibu, seharusnya petugas puskesmas lebih berhati-hati dalam pemberian keputusan. Sebaiknya sebelum melakukan infus pada ibu dan drip oksitosin petugas puskesmas harus konsultasi terlebih dahulu agar mendapatkan perlindungan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Hasil kala 2 bayi baru lahir spontan ternyata terdapat 2 lilitan tali pusat yang longgar sehingga petugas kesehatan dapat segera melonggarkan tali pusat dan kemudian bayi menangis kuat. Penilaian apgar skor bayi baru lahir yaitu 7-8. Lama kala II yang terjadi pada ibu yaitu ± 5 menit. Menurut teori Hanifa W. (2005) lama opersalinan pada multipara rata-rata 0,5 jam. Persalinan pada ibu tercatat hanya 5 menit sehingga dikatakan masih dalam fisiologi tidak melebihi teori yang dijelaskan oleh Hanifa W (2005).

Asuhan kala III pada Ny. Y dilakukan selama 1 menit setelah bayi baru lahir yang diawali dengan pemberian oksitosin 10 unit secara IM. Lama kala III berlangsung selama ± 10 menit menurut teori JNPKKR (2008) dijelaskan bahwa lama kala III adalah 15 menit. Jika setelah 15 menit plasenta belum lahir maka diberikan injeksi oksitosin 10 unit secara IM. Peregangkan tali pusat terkendali segera dilakukan saat terjadi tanda pelepasan plasenta, setelah plasenta lahir dilakukan masase uterus untuk memastikan kontraksi uterus normal dan dilakukan penilaian kelengkapan plasenta.

Evaluasi kala IV pada Ny. Y berjalan normal ditandai dengan TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik (keras), perdarahan ± 200 cc, kandung kemih kosong, tanda vital dalam batas normal. Keadaan Ny. Y sesuai dengan teori yang dikemukakan JNPKKR (2008) yang menjekaskan bahwa tinggi fundus uteri umumnya pada saat setelah plasenta lahir yaitu setinggi pusat atau pada 2 jari di bawah pusat dan teori jenny (2013) perdarahan pasca partum dianggap terjadi jika kehilangan darah mencapai 500 ml atau lebih dalam 24 jam pertama selama melahirkan.

Kunjungan nifas dilakukan 4 kali kunjungan pada Ny. Y P30013 yaitu dapat dibuktikan bahwa pada setiap kali kunjungan kedaan ibu baik dan dapat ditandai dengan tanda vital dalam batas normal serta tidak ditemukan tanda bahaya nifas.

Kunjungan nifas yang pertama ibu mengeluhkan tentang nyeri pada jalan lahir, kunjungan kedua ibu mengeluhkan kram pada perut serta pada kunjungan ketiga dan keempat ibu tidak ada keluhan. Involusi uterus pada Ny. Y sesuai dengan perubahan normal pada uterus selama masa nifas, seperti yang dipaparkan oleh saleha (2009) yaitu 6 hari postpartum TFUnya adalah pertengahan pusat simpisis serta tidak teraba di atas simpisis setelah 14 hari post partum.

(6)

Pengeluaran lochea juga berjalan dengan baik sesuai dengan teori Bahiyatun (2009) yaitu Lokia rubra atau merah (kruenta) adalah Lokia ini muncul pada hari ke 1 – 3 masa postpartum Warnanya merah dan mengandung darah dari perobekan atau luka pada plasenta dan serabut dari desidua dan chorion, Lokia sanguinolenta adalah Lokia ini berwarna merah kuning berisi darah dan lendir karena pengaruh plasma darah, pengeluarannya pada hari ke 3-5 hari postpartum, Lokia serosa adalah Lokia yang muncul pada hari ke 5-9 postpartum Warnanya biasanya kekuningan atau kecokelatan terdiri atas lebih sedikit darah dan lebih banyak serum juga terdiri atas leukosit dan robekan laserasi plasenta, Lokia Albaadalah Lokia ini muncul lebih dari hari ke 10 postpartum Warnanya lebih pucat putih kekuningan. Proses involusi uterus Ny Y berjalan normal dan tidak ada kesenjangan antara teori dengan yang dialami Ny Y karena perubahan pada tinggi fundus uteri serta lokia sesuai dengan teori tidak menunjukkan ada komplikasi.

Hasil pengkajian bayi Ny. Y fisiologi usia 3 jam selama 4 kali kunjungan tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan kondisi pasien. Ini ditandai dengan kondisi bayi setiap kali kunjungan selalu dalam keadaan stabil. Berat badan bayi baru lahir 2800 gram. Menurut teori Sondakh (2013) bayi baru lahir normal dengan usia kehamilan yang cukup berat badan normal yaitu berkisar 2500-4000 gram jadi berat badan berat badan bayi Ny Y masih dalam batas normal. Penambahan berat badan pada 1-3 bulan 700 gr/bulan (Saleha, 2009). Tanda vital dalam batas normal, ikterus pada bayi Ny. Y di wajah pada hari ke 4 termasuk pada derajat 1 hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Vivian (2013) dengan rumus kremer yang memiliki kadar bilirubin 5 mg%. pada bayi cukup bulan kadar bilirubin tidak lebih dari 15 mg%. Ikterus pada bayi Ny. Y berkurang pada hari ke 5. Dari teori Vivian (2013) dapat disimpulkan keadaan bayi Ny Y saat ini masih termasuk dalam ikterus fisiologis.

Bayi minum ASI dan isapan bayi kuat, BAB dan BAK lancer, TTV bayi dalam batas normal, penambahan berat badan bayi selama usia 42 hari 1400 gram, kunjungan pertama 2800 gram hingga kunjungan keempat mencapai 4200 gram. Menurut teori saleha (2009) penambahan berat badan pada 1-3 bulan 700 gr/bulan jadi tidak terjadi kesenjangan antara teori saleha dengan kenyataan yang ada dan catatan untuk ibu sebaiknya selama minimal 6 bulan bayi hanya dikasih ASI saja tanpa pendamping mkanan yang lain karena ASI sangat dibutuhkan sebagai pertumbuhan bayi.

Kunjungan keluarga berencana dilakukan sebanyak 2 kali. Pertemuan pertama dilakukan KIE tentang (MOW) agar tidak memiliki anak lagi. Setelah dilakukan konseling tentang KB MOW ibu setuju dan ingin segera melakukan MOW akan tetapi pada evaluasi didapatkan ibu dianjurkan kepada bidan untuk menggunakan KB suntik 3 bulan. Pada tanggal 22 April 2016 ibu kontrol ke bidan. Ibu mengatakan tidak ada keluhan, tanda vital ibu 110/80 mmHg, nadi 76 x/menit, berat badan 56 kg, genetalia sudah tidak keluar lokhea, ASI lancar, TFU tidak teraba. Bidan menganjurkan ibu untuk KB suntik 3 bulan terlebih dahulu karena anak pertama dari ibu akan melahirkan dalam waktu dekat sehingga tidak ada yang mengasuh bayi ibu jika harus operasi MOW. Penggunaan MOW menunggu sampai anaknya melahirkan dan ibu setuju dengan anjuran bidan. Ibu resmi menjadi akseptor KB suntik 3 bulan.

(7)

Menurut Saifudin (2006) bahwa kontrasepsi suntik 3 bulan mengandung progestin yang berisi Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera) mengandung 150 mg DMPA yang memilikisalah satu keuntungan tidak mempenggaruhi produksi ASI. Hasil pemeriksaan yang menunjang ibu dianjurkan untuk menggunakan KB suntik 3 bulan yaitu tekanan darah ibu 110/80 mmHg, ibu menyusui dalam hal ini sesuai dengan penapisan dalam penggunakan KB suntik 3 bulan seperti yang berada dalam buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi (2006).

SIMPULAN

1. Asuhan kehamilan yang diberikan pada Ny. Y GIVP20012 yang dimulai pada trimester III yaitu mulai usia kehamilan 36 minggu sampai dengan 40 minggu secara umum dapat disimpulkan bahwa keadaan ibu dan janin baik serta kehamilan berjalan dengan fisiologis.

2. Asuhan persalinan pada Ny. Y GIVP20012 UK 40 tanggal 16 Maret 2016. Proses persalinan yang dimulai dari kala I sampai dengan kala IV terdapat beberapa masalah yaitu karena kontraksi uterus yang lemah sehingga pada kala I tepatnya pada jam 15.50 ibu diharuskan untuk diinfus serta mendapatkan drip oksitosin 10 unit (1 ampul) agar kontraksi uterus menjadi adekuat dan serviks dapat membuka. Jadi persalinan dengan kala I dan II ini dapat di tangani dengan baik serta kala III dank ala IV berjalan dengan fisiologis

3. Asuhanan nifas pada Ny. Y P30013 dilakukan 4 kali kunjungan dan selama masa nifas secara umum keadaan ibu baik yaitu ditandai dengan proses involusi dan laktasi berjalan normal, pengeluaran lochea normal dan tidak ditemukannya tanda bahaya nifas atau penyulit lainnya sehingga nifas berjalan dengan fisiologis.

4. Bayi Ny. Y usia 3 jam lahir dengan persalinan normal pada tanggal 16 Maret 2016 dengan berat badan lahir 2800 gram dan panjang 47 cm dengan usia kehamilan 40 minggu. Pada hari ke 4 bayi mengalami ikterus yang masih dalam keadaan normal. Bayi hanya minum ASI saja sesuai dengan kebutuhan. Berat badan bayi bertambah pada saat knjungan terahir yaitu 4200 gram. Bayi sudah mendapatkan imunisasi Hb 0 uniject.

5. Asuhan keluarga berencana pada Ny. Y akseptor KB 3 bulan. Ibu sepakat berencana untuk menggunakan KB MOW tetapi pendapat dari bidan setempat ibu dianjurkan untuk menggunakan KB suntik 3 bulan terlebih dahulu. Saat ini ibu menjadi akseptok KB suntik 3 bulan

REKOMENDASI

1. Bagi Institusi pendidikan

Dapat mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam proses perkuliahan serta mampu memeberikan materi tentang asuhan kebidanan secara komprehensif sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan secara komprehensif yang bermutu dan berkualitas.

2. Bagi peneliti

Dapat memepraktekkan teori yang didapat secara langsung di lapangan dalam memeberikan asuhan kebidana pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

(8)

3. Bagi lahan Praktek (puskesmas)

Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat memepertahankan mutu pelayanan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara komprehensif. Untuk tenaga kesehatan dapat memeberikan ilmu yang dimiliki serta mau membimbing kepada mahasiswa tentang cara memeberikan asuhan yang berkualitas.

4. Bagi Klien

Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai dengan standart pelayanan kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidana Nifas Normal. Jakarta: EGC Kemenkes. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementrian

Kesehatan RI.

Kemenkes. (2013). Profil Kesehatan Privinsi Jawa Timur Tahun 2012. Surabaya: Kemenkes.

Kemenkes. (2013). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta: Kemenkes.

mojokerto, D. k. (2014). Profil Kesehatan Dinas Kabupaten Mojokerto. Mojokerto: Dinkes kab mojokerto.

Romauli, S. (2011). Buku Ajar asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan . Yogyakarta: Nuha Medika.

Saifuddin, A. B. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin, A. B. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifudin, A. B. (2008). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono.

Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika Sondakh, J. J. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.

Jakarta: Erlangga.

Sulistyawati, A. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Yogyakatra: Salemba Medika.

UNPAD. (1983). Obstetri Fisiologi. Bandung: Eleman.

Vivian Nanny Lia Dewi; Tri Sunarsih. (2011). Asuhan Kebidana Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

ALAMAT CORRESPONDENSI - Email : denitia12@gmail.com - No. HP : 085748044662

- Alamat : Dsn. Puripan RT/RW 02/07 Ds. Bedingin Kec. Sugio Kab. Lamongan

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

Pada tahun 2016, Total Assets Turnover Ratio tahun 2012 yang diperoleh perusahaan sebesar 1,00 kali menunjukkan bahwa manajemen mampu memutar aset perusahaan sebanyak 1,00

Namun dalam kondisi seperti ini ( pandemi Covid-19 ) umat Hindu Bongso wetan meyakini bahwa pandemi adalah pringatan agar manusia tidak lagi berbuat kerusakan, dan menjadi

Tahlil : merupakan kalimat yang berbunyi “ la> ila>ha illallah” yang artinya adalah tiada Tuhan selain Allah. Yang mana kalimat tahlil dari kata hallala yang

Pada Pembelajaran IPA ada berbagai Model atau Strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam penerapan model pemecahan masalah sebagai upaya peningkatan aktivitas

Semakin banyak perusahaan melakukan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan tentunya dengan memilih risiko yang terkecil, hal ini akan bertujuan untuk

Penggunaan tanda titik yang tidak tepat pada kalimat teks eksplanasi siswa terdapat pada kalimat dengan kode data 1.12, 3.9, 6.2, 6.3, 12.1, 16.5, 28.7, 29.1,

Sedangkan triangulasi metode akan dilakukan dengan mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dari berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan