• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR

PENGETAHUAN MATEMATIKA TEMA CITA-CITAKU DITINJAU DARI

KARAKTERISTIK PERTANYAAN GURU PADA SISWA

KELAS IV SD GUGUS I GUSTI NGURAH RAI

KECAMATAN DENPASAR TIMUR

TAHUN AJARAN 2014/2015

Ni Md. Putri Arini

1

, I Wyn. Darsana

2

, I Wyn. Rinda Suardika

3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: putriarini253@yahoo.com

1

, w_darsana@ymail.com

2

,

suardikarinda@yahoo.co.id

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan Matematika tema Cita-citaku siswa yang dibalajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan jawaban tertunda dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan jawaban segera pada siswa kelas IV SD Gugus I Gst. Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur. Ini merupakan penelitian pre experimental dengan rancangan penelitian The Static

Group Pretest-Postest Design. Populasi penelitian ini siswa kelas IV SD Gugus I Gst.

Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur. Sampel diambil dengan teknik random

sampling didapatkan SDN 1 Penatih sebagai kelas pertanyaan jawaban segera dan

SDN 6 Penatih sebagai kelas pertanyaan jawaban tertunda. Data yang dikumpulkan adalah hasil belajar pengetahuan matematika. Nilai pengetahuan dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar bentuk pilihan ganda biasa. Data dianalisis dengan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan Matematika tema Cita-citaku siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan jawaban tertunda dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan jawaban segera. Hasil uji-t didapat thitung = 2.75 dan ttabel pada taraf signifikan 5% = 2.04. Berdasarkan kriteria pengujian thitung > ttabel (2.75>2.04) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Rerata hasil belajar pengetahuan Matematika yang diperoleh antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan jawaban tertunda lebih tinggi dari siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan jawaban segera (71.89>58). Berdasarkan pengujian dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan jawaban tertunda berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan Matematika tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Gugus I Gst. Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015.

Kata kunci: pendekatan saintifik, pertanyaan jawaban tertunda, pertanyaan jawaban

segera, hasil belajar pengetahuan.

Abstract

This study aims to determine significant differences Mathematics learning outcomes theme Cita-citaku students that learned through scientific approach using a delayed answer questions with students that learned through scientific approaches used immediately answer questions on the fourth grade students of SD Gugus I Gst

(2)

Ngurah Rai at East Denpasar subdistrict. This is a pre-experimental research with the study design The Static group pretest-posttest design. The fourth grade student of SD Gugus I Gst. Ngurah Rai at East Denpasar subdistrict will be the population of this research. Samples were taken by random sampling technique obtained SDN 1 Penatih as class delayed answers questions and SDN 6 Penatih as class immediately answers questions. The data collected is the result of learning of mathematical. The value result of learning collected using achievement test multiple choice always. The Data were analyzed by t-test. The results showed there were significant differences in learning outcomes Mathematical Theme Cita-citaku students that learned through scientific approach using a delayed answer questions with students that learned through scientific approaches using answer questions immediately. Based on t-test results thitung = 2.75 and ttabel the significant level of 5% = 2.04. Based on testing criteria thitung > ttabel (2.75> 2:04) then H0 is rejected and Ha accepted. The mean result of learning mathematics gained students that learned through scientific approach using higher delayed answer questions from students that learned through scientific approaches used immediately answer questions (71.89> 58). Based on testing can be concluded that the scientific approach using a delayed answer questions affect the learning outcomes Mathematics themes Cita-citaku fourth grade students of SD Gugus I Gst Ngurah Rai at East Denpasar subdistrict in the academic year of 2014/2015.

Key words : scientific approach, delayed answers questions, immediately answer

questions, learning outcomes.

PENDAHULUAN

Udang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelejaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu (Idi, 2011:267).

Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua pandangan tentang kurikulum, yaitu

pertama rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, kedua adalah cara yang digunakan untuk penyelenggaraan kegitan pembelajaran. Kurikulum yang berlaku saat ini di Indonesia adalah Kurikulum 2013 yang

dipandang sudah memenuhi kedua

dimensi tersebut.

Kurikulum 2013 merupakan langkah

lanjutan pengembangan kurikulum

berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang

mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 dikembangkan

dengan tujuan mewujudkan tujuan

pendidikan nasional yang dinyatakaan pada Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab (Idi, 2011: 268).

Kurikulum 2013 memiliki

karakteristik antara lain, mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat. Penerapan kurikulum 2013 memberikan

cukup waktu kepada guru untuk

mengembangkan berbagai sikap,

pengetahuan, dan keterampilan siswa dan

juga guru dapat mengembangkan

kemampuan pedagogiknya untuk

meningkatkan kemampuan mengajar

secara profesional. Dalam buku materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013, menyebutkan bahwa kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.

Kompetensi Inti menjadi unsur

organisatoris (organizing elements)

kompetensi dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam kompetensi inti (Badan PSDMPK-PMP, 2014).

(3)

Salah satu rasional pengembangan kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan. Dimana untuk menuju pertukaran pengetahuan peserta didik diajak untuk kegiatan menanya. Dalam kegiatan ini baik guru maupuan siswa aktif untuk bertanya, dari guru memberikan pertanyaan atau peserta didik yang menanyakan hal yang belum di pahami. Tidak hanya menanya tetapi didorong untuk mengamati, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan, sesuai dengan implementasi kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik.

Pendekatan saintifik menekankan pada pentingnya kolaborasi dan kerja sama di antara peserta didik dalam

menyelesaikan setiap permasalahan

dalam pembelajaran (Majid, 2014 : 195).

Oleh karena itu sedapat mungkin

menciptakan pembelajaran yang kondusif selain dengan tetap mengacu pada Standar Proses dimana pembelajarannya

diciptakan suasana yang memuat

Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi, juga dengan mengedepankan kondisi peserta didik yang berperilaku ilmiah dengan bersama-sama diajak mengamati,

menanya, menalar, merumuskan,

menyimpulkan dan mengkomunikasikan, sehingga peserta didik akan dapat dengan benar menguasai materi yang telah dipelajari.

Matematika merupakan ide-ide

abstrak yang berisi simbol-simbol, maka

konsep-konsep matematika harus di

pahami terlebih dahulu sebelum

memanipulasi simbol-simbol itu (Susanto, 2013:183). Matematika memiliki peranan yang sangat penting karena matematika adalah ilmu dasar yang digunakan secara luas dalam berbagai bidang kehidupan.

Secara umum tujuan pembelajaran

matematika di sekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika, selain itu juga dengan

pembelajaran matematika dapat

memberikan tekanan penataan nalar, artinya matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi dalam penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat dimana ia tinggal.

Proses pembelajaran matematika bukan sekedar transfer ilmu dari guru ke siswa, melainkan suatu proses kegiatan, yaitu terjadinya interaksi antar guru dengan peserta didik, serta antara peserta didik dengan peserta didik lainnya dan peserta didik dengan lingkungannya.

Sehingga dapat dikatakan bahwa

seseorang dikatakan belajar matematika apabila pada diri seseorang tersebut

terjadi suatu kegiatan yang dapat

mengakibatkan perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan matematika.

Dari Observasi yang dilakukan di SD Gugus I Gusti Ngurah Rai pada tanggal 11 Desember 2014, diungkapkan bahwa masih banyak siswa yang belum paham

mengenai konsep-konsep matematika

sehingga menyebabkan hasil belajar matematika yang masih rendah. Tidak hanya berdampak pada hasil belajar yang rendah saja, tetapi juga menyebabkan keterlambatan dalam proses pembelajaran muatan pelajaran yang lain. Dari data

yang diperoleh pada masing-masing

sekolah di SD Gugus I Gusti Ngurah Rai, rata-rata daya serap siswa untuk muatan matematika sebesar 61,7% (Nilai ulangan umum semester 1 SD Gugus I Gst. Ngurah Rai). Angka ini menunjukkan

siswa hanya mampu menyerap

pemahaman konsep matematika sebagian

saja dari pembelajaran yang telah

dilakukan. Rendahnya pemahaman

konsep dan hasil belajar siswa, selain disebabkan oleh faktor dari dalam diri siswa, faktor dari luar diri siswa juga

sangat berpengaruh. Salah satunya

adalah kualitas pembelajaran didalam kelas. Kualitas pembelajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru, sebagaimana dikemukakan oleh Sanjaya, bahwa guru

adalah komponen yang sangat

menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran (Susanto, 2013: 13). Dengan demikian perlu adanya suasana

baru dalam proses pembelajaran

matematika yang dikemas secara menarik oleh guru sehingga memudahkan siswa untuk memahami konsep pengetahuan khususnya pengetahuan matematika.

Dalam pembelajaran di dalam kelas guru harus mampu mengkombinasikan dan menguasai delapan keterampilan

(4)

mengajar, salah satu keterampilan mengajar yang dapat dikombinasikan adalah keterampilan bertanya. Karena

sekarang pemerintah menerapkan

kurikulum 2013 yang implemetasinya

menggunakan pendekatan saintifik,

dimana dalam langkah pembelajaran pendekatan saintifik terdapat kegiatan menanya. Maka guru harus berinovasi

untuk mengembangkan pendekatan

saintifik dalam pembelajaran dengan

mengkombinasikan karakteristik

pertanyaan guru yang sesuai dengan mata pelajaran matematika.

Susanto (2013: 184) menyatakan bahwa unsur utama pekerjaan matematika adalah penalaran deduktif yang bekerja

atas dasar asumsi (kebenaran

konsistensi). Selain itu matematika juga bekerja melalui penalaran induktif yang didasarkan fakta dan gejala yang muncul untuk sampai pada pikiran tertentu. Untuk menumbuhkan penalaran deduktif dan induktif guru perlu merangsang peserta didik dengan pertanyan-pertanyaan guru.

Dengan demikian perlu

dikembangkan karakteristik pertanyaan guru yang sesuai yaitu pertanyaan jawaban tertunda dan pertanyaan jawaban segera. Menurut Anitah (2008: 712) pertanyaan yang diajukan oleh guru mengundang siswa untuk berpikir. Berpikir merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang. Kualitas proses mental yang terjadi dalam diri siswa ketika memikirkan jawaban pertanya guru tergantung dari kualitas pertanyaan guru. Untuk menunjang, proses berpikir siswa,

perlu adanya waktu berpikir yang

diberikan guru kepada siswa. Dengan demikian pertanyaan jawaban tertunda akan mampu membuat siswa untuk berpikir kritis sehingga siswa mampu menalar secara deduktif dan induktif.

Dengan adanya waktu jeda dalam

menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan matematika akan memudahkan siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk menyelesaikan soal

matematika. Sedangkan pertanyaan

jawaban segera juga memiliki kelebihan dimana siswa diberikan pertanyaan oleh

guru langung dijawab oleh siswa,

sehingga siswa harus sigap dan cepat

dalam menjawab pertanyaan. Pertanyaan

jawaban segera berfungsi untuk

mengingat kembali konsep pengetahuan. Selain itu pertanyaan jawaban segera lebih bersifat individual karena tidak adanya waktu jeda menyebabkan siswa tidak dapat berdiskusi dengan temannya. Dengan keunggulan masing-masing maka timbul pertanyaan mana yang akan lebih efektif untuk mencapai hasil belajar

matematika yang dikaitkan dengan

pendekatan saintifik.

Dari penjelasan di atas maka

dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh

Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil

Belajar Pengetahuan Matematika Tema

Cita-citaku Ditinjau Dari Karakteristik

Pertanyaan Guru Siswa Kelas IV SD Gugus I Gst. Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur Tahun Ajaran 2014/2015”

dimana karakteristik yang dimaksud

adalah pertanyaan jawaban tertunda, dan pertanyaan jawaban segera.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkontruksi konsep, hukum atau prinsip melalui

tahapan-tahapan mengamati (untuk

mengidentifikasi atau menemukan

masalah), merumuskan masalah,

mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai

teknik, menganalisis data, menarik

kesimpulan dan mengomunikasikan

konsep, hukum atau prinsip yang

“ditemukan” (Daryanto, 2014: 51).

Menurut Sudarwan bahwa

pendekatan Saintifik bercirikan penonjolan

dimensi pengamatan, penalaran,

penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran (Majid, 2014:

194). Dengan demikian proses

pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.

Adapun tujuan dari pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut.

Daryanto (2014: 54) menyebutkan

beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagai berikut, (a) Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat

(5)

tinggi siswa. (b)Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan

suatu masalah secara sistematik.

(c)Terciptanya kondisi pembelajaran

dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan. (d)Diperoleh hasil belajar yang tinggi. (e)Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide- ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah. (f)Untuk mengembangkan karakter siswa.

Beberapa prinsip pendekatan

saintifik menurut Kurniasih dan Sani (2014: 34) dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. (a) Pembelajaran berpusat pada siswa. (b) Pembelajaran membentuk students self concept.(c) Pembelajaran terhindar dari verbalisme.

(d) Pembelajaran memberikan

kesempatan pada siswa untuk

mengasimilasi dan mengakomodasi

konsep, hukum, dan prinsip. (e)

Pembelajaran mendorong terjadinya

peningkatan kemampuan berpikir siswa. (f) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru. (g) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi. (h) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang

dikonstruksi siswa dalam struktur

kognitifnya.

Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV (dalam materi pelatihan guru implementasi kurikulum

2013 PSDMPK-PMP) bahwa proses

pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu; (a) mengamati, (b) menanya, (c) mengumpulkan informasi/eksperimen, (d) mengasosiasikan/ mengolah informasi, dan (e) mengkomunikasikan.

Selain menggunakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran guru juga harus mampu mengkombinaskan karakteristik pertanyaan guru supaya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta

didik untuk meningkatkan dan

mengembangkan ranah sikap,

keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru mejawab pertanyaan peserta didiknya,

ketika itu pula guru mendorong asuhannya

itu untuk menjadi penyimak dan

pembelajar yang baik.

Menurut Anitah (2008: 712)

pertanyaan yang diajukan oleh guru mengundang siswa untuk berpikir. Berpikir merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang. Kualitas proses mental yang terjadi dalam diri siswa ketika memikirkan jawaban pertanya guru tergantung dari kualitas pertanyaan guru. Untuk menunjang, proses berpikir siswa,

perlu adanya waktu berpikir yang

diberikan guru kepada siswa.

Kriteria pertanyaan yang baik salah satunya adalah meberikan kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang. Untuk menjawab pertanyaan dari guru, peserta didik memerlukan waktu yang cukup untuk

memikirkan jawabannya dan

memverbalkannya dengan kata-kata. Oleh karena itu setelah mengajukan pertanyaan guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk peserta didik untuk menjawab pertanyaan itu.

Anitah (2008:712), mengemukakan

bahwa pemberian waktu berpikir

tergantung pada jenis pertanyaan yang diajukan oleh guru. Jika guru hanya mengajukan pertanyaan yang bersifat ingatan, seperti hanya menanyakan apa, siapa, dimana, atau berapa maka proses mental yang terjadi dalam diri siswa rendah karena siswa tidak perlu berpikir, tetapi hanya mengingat. Tetapi jika guru

mengajukan pertnyaan mengapa,

bagaimana pendapatmu, jelaskan

terjadinya, dan sejenisnya, siswa akan

berpikir keras sehingga menuntut

terjadinya proses mental tingkat tinggi. Dalam mengajukan pertanyaan guru perlu mepertimbangkan pemberian waktu berpikir kepada siswa. Jika pertanyan

mengenai pemahaman guru perlu

memberi waktu lebih untuk siswa berpikir. Tetapi jika pertanyaan guru hanya sebatas ingatan, pemberian waktu berpikir siswa lebih sedikit karena siswa hanya sebatas mengingat. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan karakteristik pertanyaan guru dapat dibedakan menjadi dua yitu

pertanyaan jawaban tertunda dan

(6)

Pertanyaan dengan jawaban

tertunda merupakan teknik bertanya

disertai pemberian waktu (pouse) kepada

siswa untuk merumuskan jawaban

sebelum menjawab pertanyaan.

Pemberian waktu berpikir sejenak setelah guru bertanya merupakan faktor yang terpenting. Pemberian waktu ini akan

menghasilkan beberapa keuntungan

diantaranya siswa yang merespon

bertambah, banyaknya

pendapat-pendapat yang muncul, dan siswa mulai berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya sehingga pertanyaan jawaban tertunda lebih bersifat klasikal.

Contoh pertanyaan jawaban

tertunda dalam kegiatan pembelajaran

matematika, misalnya dalam materi

bangun ruang, adapun pertanyaan yang dapat diajukan oleh guru yaitu “coba tentukan volume sebuah kubus jika diketahui luas permukaan kubus tersebut

adalah 96 cm2!. Dari pertanyaan tersebut

siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan pertanyaan tersebut. Dari perhitungan yang dilakukan siswa akan lebih berpikir kritis, karena dalam soal data yang disajikan adalah luas permukaan kubus, sementara untuk mencari volume yang harus diketahui terlebih dahulu adalah panjang rusuk kubus. Panjang rusuk kubus akan didapat dari luas permukaan kubus.

Pertanyaan dengan jawaban segera adalah teknik bertanya yang tidak disertai pemberian waktu (pouse) berpikir, siswa

segera menjawab pertanyaan tanpa

proses berpikir, kerana pertanyaan yang diajukan guru hanya sebatas mengingat. Keuntungan pertanyaan ini adalah guru langsung dapat mengoreksi jawaban dari siswa, melatih kemandirian siswa karena tidak ada kerja sama dalam menjawab pertanyaan, sehingga pertanyaan jawaban segera berisfat individual. Adapun contoh pertanyaan jawaban segera dalam proses pembelajaran matematika di dalam kelas misalnya: “berapa jumlah rusuk kubus?” dari pertanyaan tersebut siswa hanya dimintai jumlah rusuk kubus yang dalam

pengerjaannya tanpa menggunakan

hitungan, hanya sebatas mengingat

konsep yang telah di pelajari.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru adalah suatu pendekatan yang diimplemtasikan dalam kurikulum 2013 yang dalam kegiatan

pembelajarannya harus memunculkan

kegiatan mengamati, menanya, mencoba,

menalar, mengkomunikasikan dan

mengkombinasikan dengan karakteristik pertanyaan guru yaitu pertanyaan jawaban tertunda dan pertanyaan jawaban segera.

Yang diteliti dalam penelitian ini yaitu tentang perngaruh pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru

terhadap hasil belajar pengetahuan

matematika siswa kelas IV SD Gugus I Gst. Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur. Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh

suatu konsep, pemahaman, atau

pengetahuan baru sehingga

memungkinkan seseorang terjadinya

perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak. Dari kegiatan belajar kemudian

proses pembelajaran selanjutnya

mengevaluasi pembelajaran maka akan dapat diketahui hasil belajar dalam proses pembelajaran apakah sudah mencapai tujuan atau belum. Tujuan tersebut

merupakan suatu tolak ukur untuk

mengetahui kelemahan dan kelebihan dari pembelajaran yang dilakukan. Dalam hal ini hasil belajar memiliki peran yang

sangat penting dalam diagnosa

pembelajaran. Pada umumnya, hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi setelah siswa belajar. Menurut Susanto (2013:5) makna dari hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan atau perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Menurut Bloom (dalam

Kurniawan 2014: 10) hasil belajar

digolongkan menjadi tiga ranah bagian yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar kognitif yaitu hasil belajar yang ada kaitannya dengan ingatan, kemampuan berpikir atau intelektual. Dalam ranah

(7)

kognitif siswa memperoleh kompetensi tentang “apa” dari materi pembelajaran. Ranah tersebut terkait dengan aspek pengetahuan yang ada di dalam kurikulum 2013 dinyatakan dengan KI-3. Hasil belajar afektif yaitu merujuk pada hasil belajar yang berupa kepekaan rasa dan emosi (sikap). Dalam ranah sikap, siswa memperoleh kompetensi berupa efek

penyerta dari pengetahuan dan

keterampilan yang dilakoninya, baik

berupa sikap jujur, tanggung jawab, disiplin, percaya diri, dan sikap lainnya. Dalam kurikulum 2013, ranah tersebut

dinyatakan dengan KI-1 dan KI-2.

Sedangkan hasil belajar psikomotor yaitu

berupa kemampuan gerak tertentu

(keterampilan). Dalam ranah keterampilan, siswa memperoleh kompetensi tentang “bagaimana” dari materi pembelajaran. Ranah tersebut di dalam kurikulum 2013 dinyatakan dengan KI-4.

.Menurut Susanto, (2013: 188)

proses pembelajaran metematika bukan sekedar transfer ilmu dari guru ke siswa, melainkan suatu proses keterjadi kegiatan, yaitu proses interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan lingkungannya.

Berbicara tentang hasil belajar

pengetahuan, maka hasil belajar

pengetahuan Matematika siswa kelas IV SD merupakan kemampuan dalam bidang pengetahuan yang diperoleh siswa dalam aktifitas belajarnya. Kemampuan tersebut

meliputi pemahaman konsep dan

kemampuan menjawab pertanyaan dalam muatan materi Matematika.

Berdasarkan uraian diatas, rumusan

masalahnya sebagai berikut.

Bagaimanakah hasil belajar pengetahuan

Matematika siswa yang dibelajarkan

melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan jawaban tertunda pada Tema Cita-citaku kelas IV SD Gugus I Gst. Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur Tahun ajaran 2014/2015?, bagaimanakah hasil belajar pengetahuan Metematika

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan jawaban segera pada Tema Cita-citaku kelas IV SD Gugus I Gst. Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur Tahun Ajaran 2014/2015?, dan apakah

terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan jawaban tertunda dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan jawaban segera pada Tema Cita-citaku kelas IV SD Gugus I Gst. Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur Tahun Ajaran 2014/2015?

Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui hasil belajar

pengetahuan Matematika siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

menggunakan pertanyaan jawaban

tertunda pada Tema Cita-citaku kelas IV SD Gugus I Gst. Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur Tahun ajaran 2014/2015,

untuk mengetahui hasil belajar

pengetahuan Metematika siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan jawaban segera pada Tema Cita-citaku kelas IV SD Gugus I Gst. Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur Tahun Ajaran 2014/2015, untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang

signifikan hasil belajar pengetahuan

matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

menggunakan pertanyaan jawaban

tertunda dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan jawaban segera pada Tema Cita-citaku kelas IV SD Gugus I Gst. Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur Tahun Ajaran 2014/2015.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Gugus I. Gst. Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015. Rancangan penelitian ini adalah pre-experimental. Penelitian ini menggunakan desain The Static Group Pretest-Postest Design dengan ilustrasi sebagai berikut.

Kelompok Prates Perlakuan Pascates

A O X1 O

(8)

(Sukmadinata, 2012 : 209)

Keterangan :

A dan B : Kelompok yang akan mendapatkan perlakuan, O : Tes awal (pre-test) dan Tes akhir (Post-test), X1 : Perlakuan pertanyaan jawaban tertunda, X2 : Perlakuan pertanyaan jawaban segera

.

Populasi penelitian ini adalah

seluruh siswa Kelas IV SD Negeri yang ada di Gugus I Gst. Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur Tahun Ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 10 kelas IV dari tujuh SDN yaitu, SD Negeri 1 Penatih, SD Negeri 2 Penatih, SD Negeri 3 Penatih, SD Negeri 4 Penatih, SD Negeri 5 Penatih, SD Negeri 6 Penatih, dan SD Negeri 9 Kesiman. Berdasarkan observasi yang dilakukan di Gugus I Gst. Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur tidak terdapat kelas unggulan. Hal ini berarti semua kelas di SD Negeri Gugus I Gst. Ngurah

Rai Kecamatan Denpasar Timur

dinyatakan setara. Penentuan sampel dilakukan dengan menyetarakan populasi terlebih dahulu dengan menggunakan uji-t.

Data yang dipakai untuk menguji

kesetaraan semua kelas dalam populasi

adalah skor pre-test. Skor pre-test

diperoleh dari nilai ulangan umum

semester 1 dari tiap-tiap kelas populasi.

Sebelum dilakukan uji kesetaraan

menggunakan uji-t, terlebih dahulu

dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji

normalitas dan uji homogenitas

.

Tabel 1 Tabel Uji Normalitas Kesetaraan Populasi

Sampel X2hit X2tabel Keterangan

Kelas IV SDN 1 Pnt 9.04 11.07 Berdistribusi Normal Kelas IVA SDN 2 Pnt 5.67 11.07 Berdistribusi Normal Kelas IVB SDN 2 Pnt 10.21 11.07 Berdistribusi Normal Kelas IV SDN 3 Pnt 9.77 11.07 Berdistribusi Normal Kelas IVA SDN 4 Pnt 8.06 11.07 Berdistribusi Normal Kelas IVB SDN 4 Pnt 6.19 11.07 Berdistribusi Normal

Kelas IVA 18.17 11.07 Tidak

SDN 5 Pnt Berdistribusi Normal Kelas IVB SDN 5 Pnt 15.51 11.07 Tidak Berdistribusi Normal Kelas IV SDN 6 Pnt 9.19 11.07 Berdistribusi Normal Kelas IV SDN 9 Kesiman 2.40 11.07 Berdistribusi Normal

Dilanjutkan dengan uji homogenitas

varians dengan menggunakan uji

perbedaan (test Bartlett). Dari hasil

penghitungan diperoleh X2 hitung = 12.54

nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai X2 tabel Derajat kebebsanya 8-1 =7 dengan taraf signifikan 5% sehingga

didapat X2tabel = 14.01. Nilai

, ini berarti nilai pre-test kedelapan kelas dalam populasi homogen. Setelah data homogen maka dilanjutkan dengan uji kesetaraan dengan menggunakan uji-t, kriteria pengujian untuk kesetaraan sampel yaitu, jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga kelas dinyatakan tidak setara, sebaliknya jika thitung < ttabel maka Ha ditolak

dan H0 diterima sehingga kelas dinyatakan

setara. Dalam populasi ada 8 kelas yang sudah berdistribusi normal dan sudah homogen maka untuk menyetarakan dilakukan 28 kali penyetaraan. Dari hasil penyetaraan tiap kelas yang sudah di beri no urut kemudian dilakukan random untuk menentukan sampel. Dari hasil random yang dilakukan yang muncul adalah No. 6 yaitu kelas IV SDN 1 Penatih dengan kelas IV SDN 6 Penatih. Selanjutnya kelas IV SDN 1 Penatih dan kelas IV SDN 6

Penatih di random kembali untuk

menentukan kelas pertanyaan jawaban tertunda dan kelas pertanyaan jawaban

segera. Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah pendekatan saintifik yang ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru yang menggunakan pertanyaan jawaban tertunda dan pertanyaan jawaban segera. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar pengetahuan Matematika siswa kelas IV.

Instrumen penelitian ini

(9)

biasa. Sebelum digunakan dalam

penelitian instrumen penelitian diuji

validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya beda terlebih dahulu. Dari hasil uji validitas diperolah 38 soal yang dinyatakan valid. Uji reliabilitas diperoleh 0.85, jadi kualifikasi reliabilitas sangat tinggi. Untuk indeks kesukaran soal diperoleh 1 soal denga kriteria sukar, 19 soal dengan kriteria sedang dan 18 soal dengan kriteria mudah. Sedangkan untuk uji daya pembeda diperoleh 2 soal dengan kriteria baik sekali, 19 soal denga kriteria baik, dan 17 soal dengan kriteria cukup. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun hipotesis penelitian yang akan diujikan yaitu Ha menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan Matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

menggunakan pertanyaan jawaban

tertunda dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan jawaban segera pada Tema Cita-citaku kelas IV SD di Gugus I Gst. Ngurah Rai Kecamatan

Denpasar Timur. H0 menyatakan tidak

terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan Matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan jawaban tertunda dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan jawaban segera pada Tema

Cita-citaku kelas IV SD di Gugus I Gst. Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur.

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda mean(uji – t).

Dengan kriteria pengujian adalah H0

ditolak jika thitt(1), dimana

) 1 (

t didapat dari tabel distribusi t pada

taraf signifikansi () 5% atau taraf

kepercayaan 95% dengan derajat

kebebasan dk = ( + – 2).

Adapun rumus t-test yang digunakan

adalah rumus Volled Varians. Apabila uji

prasyarat tidak terpenuhi dengan kata lain tidak normal dan tidak homogen, maka dipergunakan teknik non-parametrik. HASIL DAN PEMBAHASAN

Rata-rata hasil belajar siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

menggunakan pertanyaan jawaban

tertunda pada siswa kelas IV SDN 6 Penatih sebesar 71.89, dengan standar deviasi 10.01. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan jawaban segera pada siswa kelas IV SDN 1 Penatih adalah 58, dengan standar deviasi 26.06. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pengetahuan Matematika siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan

saintifik menggunakan pertanyaan

jawaban tertunda lebih tinggi dibandingkan nilai hasil belajar pengetahuan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

menggunakan pertanyaan jawaban

segera.

Tabel 2. Tabel nilai statistik post-test kelompok pertanyaan jawaban tertunda dan kelompok pertanyaan jawaban segera

Kelas N S S2

Kelompok pertanyaan jawaban tertunda 35 71.89 10.01 100.22

Kelompok pertanyaan jawaban segera 30 58 26.06 679.45

Berdasarkan uji Chi-square pada kelompok pertanyaan jawaban tertunda

diperoleh nilai X 2 tabel pada taraf

signifikansi 5% (α=0,95) dan derajat kebebasan (dk = 6-1=5) adalah 11.07 dan

hasil analisis X 2 hitung adalah 9.20

sehingga X 2 hitung < X 2 tabel maka data

berdistribusi normal. Ini berarti sebaran data nilai hasil belajar pengetahuan Matematika pada kelompok pertanyaan jawaban tertunda kelas IV SDN 6 Penatih

berdistribusi normal. Pada kelompok

pertanyaan jawaban segera diperoleh nilai X 2tabel pada taraf signifikansi 5% (α=0,95)

(10)

dan derajat kebebasan (dk = 6-1=5) adalah 11.07 dan hasil analisis X 2 hitung adalah 1.7 sehingga X 2 hitung < X 2 tabel maka data berdistribusi normal. Ini berarti

sebaran data nilai hasil belajar

pengetahuan Matematika siswa kelompok pertanyaan jawaban segera SDN 1 Penatih berdistribusi normal.

Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini dengan uji F, maka diperoleh nilai Ftabel pada taraf signifikan

5% dengan derajat kebebasan (dk

pembilang = 30 – 1 dan dk penyebut = 35 – 1) adalah 1.79 dan hasil analisis Fhitung = 1.65. karena Fhit > Ftabel maka kedua sampel tidak homogen. Karena sampel berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka rumus uji-t yang digunakan untuk menganalisis adalah rumus separated varian.

Berdasarkan analisis data diperoleh nilai ttabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan 2.04 dan hasil analisis thit = 2.75, Sehingga thit ≥ ttabel (2.75 > 2.04) yang menyatakan bahwa hasil belajar pengetahuan Matematika kedua

kelompok terdapat perbedaan yang

signifikan. Dapat dilihat bahwa

lebih besar dari pada yaitu

2.75 > 2.04. Dengan hasil tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa H0 yang

berbunyi “tidak terdapat perbedaan yang

signifikan hasil belajar pengetahuan

Matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

menggunakan pertanyaan jawaban

tertunda dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan jawaban segera pada Tema Cita-citaku kelas IV SD di Gugus I Gst. Ngurah Rai Kecamatan

Denpasar Timur”, ditolak dan Ha yang

menyatakan “terdapat perbedaan yang

signifikan hasil belajar pengetahuan

Matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

menggunakan pertanyaan jawaban

tertunda dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan jawaban segera pada Tema Cita-citaku kelas IV SD di Gugus I Gst. Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur”, diterima.

Perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan matematika antara

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan jawaban tertunda dengan

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan jawaban segera disebabkan oleh adanya perbedaan perlakuan pada kegiatan pembelajaran. Dimana dalam proses pembelajaran pendekatan saintifik

menggunakan pertanyaan jawaban

tertunda merangsang siswa untuk berpikir

kritis, sehingga siswa mampu

mengemukakan pendapatnya, dengan

mengemukakan pendapatnya siswa akan mengetahui mana yang benar dan mana yang salah sehingga siswa mampu

membangun pengetahuannya sendiri.

Berbeda dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan jawaban segera hanya dapat melibatkan beberapa siswa saja untuk aktif. Sehingga mengakibatkan yang pintar semakin pintar dan siswa yang masih kurang kemampuannya akan tetep kurang.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Rerata hasil belajar pengetahuan Matematika siswa yang dibalajarkan melalui pendekatan saintifik

menggunakan pertanyaan jawaban

tertunda pada siswa kelas IV SDN 6 Penatih Tahun Ajaran 2014/2015 sebesar 71.89, dengan presentase 25.71% terletak di sekitar rata-rata, 42.86% berada di bawah rata-rata, dan 31.43% berada di atas rata-rata. Hasil belajar pengetahuan Matematika siswa kelas IV SDN 6 Penatih berada pada kategori sangat baik dengan presentase 31.43%, kategori baik dengan presentase 68.57%. Rerata hasil belajar pengetahuan Matematika siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan jawaban segera pada siswa kelas IV SDN 1 Penatih Tahun Ajaran 2014/2015 sebesar 58, dengan presentase 13.33% berada di sekitar rata-rata, 40% berada di bawah rata-rata-rata, dan 46.67% berada di atas rata-rata. Hasil belajar pengetahuan Matematika siswa

(11)

kelas IV SDN 1 Penatih berada pada ketegori sangat baik dengan presentase 33.33%, berada pada kategori baik dengan presentase 20%, berada pada kategori cukup dengan presentase 10%, berada pada kategori kurang dengan presentase 26.67%, dan berada pada

kategori sangat kurang dengan

presentase 10%. Dari perhitungan uji-t

pada bab IV, diperoleh = 2.75 dan

= 2.04. kedua hasil tersebut

dibandingkan maka diperoleh >

(2.75 > 2.04). dari perbandingan ini maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan Matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan jawaban tertunda dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan jawaban segera pada Tema Cita-citaku kelas IV SD di Gugus I Gst. Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015. Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan

saintifik menggunakan pertanyaan

jawaban tertunda terhadap hasil belajar pengetahuan Matematika Di Gugus I Gst Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur.

Berdasarkan hasil penelitian,

pembahasan dan kesimpulan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. Bagi guru, penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk meningkatkan keterampilan dalam merancang pembelajaran dengan tujuan memperoleh hasil belajar yang optimal. Khusunya guru yang mengajar di kelas IV yang menggunakan tematik

disarankan untuk mengembangkan

inovasi pembelajaran dengan menerapkan strategi, pendekatan, model, dan metode

yang mampu mengoptimalkan hasil

belajar siswa. Dengan pendekatan saintifik

menggunakan pertanyaan jawaban

tertunda menjadi salah satu pendekatan yang dikombinasikan dengan karakteristik pertanyaan guru yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Bagi siswa,

dengan diterapkannya pendekatan

siantifik menggunakan pertanyaan

jawaban tertunda pada muatan

Matematika, diharapkan siswa untuk aktif

dan mengeluarkan ide-ide dari pemikiran

kritis siswa untuk membangun

pengetahunnya sendiri. Dengan demikian siswa menjadi kreatif dan mandiri dalam mengikuti pembelajaran. Penelitian ini

menunjukkan bahwa hasil belajar

pengetahuan siswa yang dibelajarkan

dengan pendekatan saintifik

menggunakan pertanyaan jawaban

tertunda lebih tinggi dari pada hasil belajar

siswa yang dibelajarkan dengan

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan jawaban segera. Diharapkan sekolah memberikan sosialisasi secara berkelanjutan mengenai inovasi-inovasi

pembelajaran kepada guru dalam

membelajarkan siswa. Bagi peneliti

lainnya, bahwa dalam penelitian ini terbatas pada pokok bahasan tematik tema tujuh (Cita-citaku) siswa kelas IV. Untuk memperoleh hasil yang berbeda dan pada mata pelajaran yang berbeda peneliti menyarankan kepada peneliti lainnya untuk melakukan penelitian pada pokok bahasan yang lebih beragam untuk

memperoleh hasil yang lebih baik

.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Badan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Pendidikan dan

Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 SD Kelas IV.Jakarta :

Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Daryanto. 2014. Pendekatan

Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta : Gava Media. Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan

Individu, Masyarakat, dan

Pendidikan. Jakarta :PT

RajaGrafindo Persada.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani.2014.

Sukses Mengimplementasikan

Kurikulum 2013 Memahami

Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013.Jakarta : Kata Pena.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

(12)

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012.

Metode Penelitian Pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Dimana seiring dengan sampel cube analisis yang terus berubah (digilir) dalam suatu volume data seismik yang lebih besar, matriks kovarian C dan vektor-eigen v 1 yang

Tim Penilai Pusat bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi rehabilitasi pada Badan Narkotika Nasional untuk Angka Kredit Konselor Adiksi Ahli Madya di

Perusahaan telah memfasilitasi SMKN 2 Bekasi untuk berkunjung ke ICON+ Gandul dalam rangka membagi ilmu dan pengetahuan kepada siswa/I tentang dunia telekomunikasi terutama

Kegiatan ini merupakan koordinasi awal dengan pihak terkait setempat, dalam hal ini Kelurahan Mangunsuman Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo, Puskesmas Ronowijayan

Perlakuan yang menunjukkan penurunan persentase nilai COD yang terendah yaitu perlakuan dengan tanpa lumpur aktif dan penambahan 0,3% dolomit, hal ini terjadi

Media dakwah merupakan salah satu unsur yang terdapat proses dakwah. Proses dakwah tidak ada bedanya dengan proses komunikasi karena dalam prosesnya dakwah juga

OPETUS- JA KULTTUURIMINISTERIÖN JULKAISUJA 2017:26 YLIOPISTO-OPISKELIJOIDEN KANSAINVÄLINEN LIIKKUVUUS – LUONTEVA OSA TUTKINTOA.. Opiskelijan vanhempien koulutustaustoilla on

Perhitungan debit banjir maksimum rancangan Qp dapat dilakukan setelah semua parameter input yang diperlukan terpenuhi. Perhitungan debit banjir maksimum dirancang dengan