• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perancis entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perancis entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wirausaha

Kata “wirausaha” dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Perancis “entrepreneur”, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt dalam Riyanti (2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata “wirausaha” merupakan gabungan dari kata “wira” (gagah berani, perkasa) dan kata “usaha”. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha.

Menurut Zimmerer & Schorborough dalam Suryana(2003:15) : “an entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on them”.

Menurut Marzuki Usman dalam Suryana (2003:15) wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru. Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan, semangat, dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.

Menurut Swasono dalam Suryana (2003:16) wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelapor dalam

(2)

bisnis, inovator, penanggung risiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang usaha.

Menurut Kasmir (2009:16) secara sederhana wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

Pengertian wirausaha yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perpaduan definisi yang dikemukakan diatas sebagai berikut: ”wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya”. Definisi ini hanya berlaku bagi mereka yang mengelola usaha sendiri dan mempekerjakan orang lain dalam menjalankan kegiatan usahanya. Oleh karena itu penelitian ini hendak melihat peran dari orang yang memimpin usaha miliknya sendiri. Dengan demikian, dia bertanggungjawab penuh terhadap hasil akhir dari upaya mengantisipasi peluang dan hambatan demi kemajuan usahanya.

Menurut Suryana (2003:13) ada enam hakekat penting kewirausahaan yaitu sebagai berikut:

(3)

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different).

3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan.

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth).

5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

Kewirausahaan secara ringkas berdasarkan keenam konsep diatas dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk

(4)

menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.

Menurut Riani (2005:11) kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Menurut Meredith dalam Suryana(2013:24) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan

Ciri-ciri Watak

(1) Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan,

individualitas, dan optimisme.

(2) Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan insiatif.

(3) Pengambilan resiko dan suka tantangan

Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.

(4) Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.

(5) Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel (6) Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif.

Menurut M.Scarborough dan Thomas W.Zimmerer dalam Suryana (2013:23) terdapat delapan karakteristik kewirausahaan yang meliputi hal-hal sebagai berikut :

(5)

1. Rasa tanggung jawab (desire for responsibility), yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu berkomitmen dan mawas diri.

2. Memilih resiko yang moderat (preference for moderate risk), yaitu lebih memilih resiko yang moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.

3. Percaya diri terhadap kemampuan sendiri (confidence in their ability to succes), yaitu memiliki kepercayaan diri atas kemampuan yang dimilikinya untuk memperoleh kesuksesan.

4. Menghendaki umpan balik segera (desire for immediate feedback), yaitu selalu menghendaki adanya umpan balik dengan segera, cepat berhasil.

5. Semangat dan kerja keras (high level of energy), yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6. Berorientasi kedepan (future orientation), yaitu berorientasi masa depan dan memiliki perspektif dan wawasan jauh kedepan.

7. Memiliki keterampilan berorganisasi (skill at organizing) yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.

8. Menghargai prestasi (value of achievement over money), yaitu lebih menghargai prestasi dari pada uang.

(6)

2.2 Pengetahuan Kewirausahaan

Menurut Suryana (2013:14) kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses, inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan yang inovatif demi terciptanya peluang.

Menurut Kasmir (2009:43) pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu.Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan tidak akan membuat seseorang menjadi wirausaha yang sukses. Sebaliknya, menurut Suryana (2003:4) memiliki pengetahuan dan kemampuan tetapi tidak disertai dengan kemauan, tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan. Beberapa pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha adalah:

1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada.

2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab. 3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Menurut Michael Harris dalam Suryana (2003:16) mengemukakan wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan. Kegiatan saja tidak cukup bagi

(7)

wirausaha, tetapi juga harus disertai dengan keterampilan. Keterampilan tersebut dapat berupa keterampilan manajerial, keterampilan konseptual, keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi. Hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan tidaklah cukup. Wirausahawan harus memiliki sikap, motivasi, dan komitmen terhadap pekerjaan yang sedang dihadapinya. Pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan apa yang diketahui tentang segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan keberanian mengambil resiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu usaha.

2.3 Motif Berprestasi

Wirausahawan selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Artinya wirausahawan melakukan suatu hal secara tidak asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain.

Menurut Hall dalam Riani (2005:43) motif berprestasi sebagai dorongan yang berhubungan dengan prestasi yaitu menguasai, mengatur lingkungan sosial atau fisik, mengatasi rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing melebihi prestasi yang lampau dan mempengaruhi orang lain.

Motif yang mendorong tingkah laku seseorang dengan titik berat tercapainya suatu prestasi tertentu. Kalau pada kedua motif terdahulu objeknya orang lain yang ada dilingkungannya, maka orang yang mempunyai motif berprestasi tidak menghiraukan orang lain. Baginya adalah bagaimana caranya agar bisa mencapai prestasi tertentu. Orang lain bagi dirinya hanyalah sebagai

(8)

instrumen yang mungkin dapat digunakan dalam rangka mencapai prestasi (Mudjiarto, 2006:25).

Menurut Atkinson dalam Riani (2005:44) motif berprestasi adalah kecenderungan seseorang mengadakan reaksi untuk mencapai tujuan dalam suasana kompetisi, demi mencapai tujuan yaitu apabila prestasi yang dicapai melebihi aturan yang lebih baik dari sebelumnya. Khususnya menantang dan mempunyai reward yang bersifat intrinsik. Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif, yaitu motif berprestasi. Menurut Suhandana dalam Suryana (2003:52) Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan pribadi. Teori motivasi pertama kali di kemukakan oleh Maslow dalam Suryana (2003:52) ia mengemukakan tentang hierarki kebutuhan yang mendasari motivasi. Menurutnya, kebutuhan yang bertingkat sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri.

Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan efisien di banding sebelumnya (Suryana,2003:53). Wirausaha yang memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.

2) Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.

(9)

3) Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi. 4) Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan.

5) Menyukai dan melihat tantangan secara seimbang (fifty-fifty).

Dorongan untuk selalu berprestasi tinggi harus ada dalam diri seorang wirausahawan karena dapat membentuk mental yang selalu lebih unggul dan mengerjakan segala sesuatu melebihi standart yang ada. Arah pandang wirausahawan juga harus berorientasi kedepan. Keberhasilan atau kegagalan wirausahawan akan dapat dilihat aspek prespektif kedepan dengan adanya kreativitas yang tinggi, berkomitmen terhadap pekerjaan, bertanggung jawab, berani menghadapi resiko, selalu mencari peluang.

2.4 Kemandirian Pribadi

Menurut Hendro (2011:22) kemandirian pribadi adalah kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung pada orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan sampai pada pencapaian kepuasan.

Menurut Suryana (2013:34) kemandirian pribadi adalah orang yang tidak suka mengandalkan orang lain, namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri. Menurut Hendro (2011:22) kemandirian adalah keberanian untuk melangkah yang mengandung keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Kemandirian juga dapat diartikan sebagai suatu upaya yang meliputi segala aspek kebutuhan yang mampu dipenuhi sendiri tanpa harus tergantung pada orang lain. Hal ini mengandung suatu maksud bahwa dengan segala usaha yang dilakukan mulai dari perencanaan,

(10)

penetapan tujuan, bernegosiasi, memenangkan persaingan, melaksanakan pekerjaan, menciptakan ide, mencari sumber-sumber, dan mampu menyelesaikan masalah-masalah sendiri dengan usaha yang keras. Sehingga usaha yang dilakukan tersebut mampu membawa keberhasilan yang memberikan kepuasan.

Sifat kepribadian yang paling banyak dibahas oleh para ahli, dalam kaitan dengan wirausaha adalah sifat kreatif dan inovatif. Drucker dalam Riyanti (2003:24) juga menegaskan bahwa untuk meraih keberhasilan, seorang wirausaha harus belajar mempraktikkan inovasi secara sistematik. Kemandirian pribadi dengan demikian adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan. Menurut Hendro (2007:22), didalam kemandirian terdapat kedewasaan yang merubah pandangan seseorang dan mempengaruhi kehidupannya, orang yang tidak mandiri akan bereaksi hanya jika ada penghargaan dari orang lain. Sebaliknya seseorang yang mandiri bereaksi untuk kepuasannya sendiri tanpa tergantung dari apa yang difikirkan orang lain. Itulah sebabnya bahwa seseorang yang mandiri akan melakukan apa saja yang diinginkan merupakan kebebasan berfikir untuk memuaskan dirinya dan orang lain.

2.4.1 Bentuk Kemandirian Pribadi

Kemandirian pada dasarnya memiliki dua bentuk yaitu pemikiran dan tindakan, seseorang pemimpin memerlukan keduanya untuk menunjukkan dirinya sendiri mandiri. Pemikiran yang mandiri akan membawanya pada perspektif yang

(11)

berbeda dalam strategi, sehingga mampu menentukan skala prioritas. Tindakan yang mandiri berarti seorang pemimpin tidak memiliki konflik kepentingan terhadap perusahaannya. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian:

1. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya.

2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

3. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya. 4. Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya.

2.4.2 Faktor –Faktor Yang Dapat Dimiliki Dalam Kemandirian

Menurut suryana (2013:34) faktor-faktor yang dapat dimiliki dalam kemandirian sebagai berikut:

1. Berani menghadapi resiko

Menjadi wirausahawan harus selalu berani menghadapi resiko. Semakin besar resiko yang dihadapi, maka semakin besar pula kemungkinan dan kesempatan untuk meraih keuntungan yang lebih besar. Sebaliknya, semakin kurang berani dalam menghadapi resiko, maka kemungkinan keberhasilan akan semakin sedikit. Tentu saja resiko-resiko ini sudah harus diperhitungkan terlebih dahulu. Berani menghadapi resiko yang telah diperhitungkan sebelumnya merupakan kunci awal dalam berusaha karena hasil yang akan dicapai akan proposional dengan resiko yang

(12)

diambil. Resiko yang diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil lebih tinggi.

2. Selalu mencari peluang

Mencari peluang tidak berarti peluang sudah ada, tetapi wirausahaan harus menciptaka sendiri peluang, yaitu dengan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dan sesuatu yanng lebih bermanfaat serta mudah dipergunakan. Wirausahawan sejati mampu melihat sesuatu dalam perspektif atau dimensi yang berlainan pada sewaktu-waktu. Bahkan ia juga harus mampu melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu. Kemampuan inilah yang membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi oleh perusahaan. Semakin tinggi kemampuan wirausahawan dalam mengerjakan berbagai tugas sekaligus, semakin besar pula kemungkinan untuk mengelola peluang menjadi sumber daya produktif.

2.5 Perilaku Kewirausahaan

Menurut Suryana (2013:142) perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku tipe kepribadian sangat menentukan bidang usaha apa yang bakal mendatangkan kesuksesan dalam berusaha. Perilaku kewirausahaan adalah sikap dan kepribadian wirausaha yang dipengaruhi oleh diri sendiri atau pengaruh dari luar/eksternal.

Menurut Kurilof dalam Suryana (2013 25) mengemukakan nilai-nilai dan perilaku kewirausahaan yaitu :

(13)

1. Komitmen: menyelesaikan tugas hingga selesai.

2. Resiko moderat: tidak melakukan tindakan yang spekulatif, melainkan berdasarkan perhitungan yang matang.

3. Melihat peluang: memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin.

4. Objektivitas: melakukan pengamatan secara nyata agar mendapat kejelasan.

5. Umpan balik: menganalisis data kinerja waktu untuk memandu kegiatan. 6. Uang: melihat uang bukan sebagai tujuan akhir tetapi suatu sumber daya. 7. Manajemen proaktif: mengelola berdasarkan pada perencanaan masa

depan.

Miner dalam Riyanti (2003:20) mengemukakan berdasarkan hasil kerjanya selama dua puluh tahun ia menemukan empat tipe wirausaha yang memiliki tipe kepribadian yang berbeda. Menurut Hutagalung (2008:7) Agar mencapai sukses dalam usaha, keempat tipe wirausaha ini harus mengikuti jalan karir yang berbeda, dan terkait dengan bisnis yang berbeda pula. Keempat tipe kepribadian wirausaha itu adalah :

a. The personal achiever, memiliki ciri-ciri adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kebutuhan berprestasi

2. Memiliki kebutuhan atas umpan balik

3. Memiliki kebutuhan perencanaan dan penetapan tujuan b. The supersales person, memiliki ciri-ciri adalah sebagai berikut:

(14)

3. Percaya bahwa proses-proses sosial sangat penting c. The real manager, memiliki ciri-ciri adalah sebagai berikut:

1. Keinginan untuk bersaing 2. Ketegasan

3. Keinginan untuk menonjol di antara orang-orang lain

d. The expert idea generation, memiliki ciri-ciri adalah sebagai berikut: 1. Keinginan untuk melakukan inovasi

2. Menyukai gagasan-gagasan 3. Inteligensi yang tinggi

Menurut Lupiyoadi (2007:8) perilaku seorang wirausaha yang baik, akan membawa ke arah kebenaran, keselamatan serta menaikan derajat dan martabatnya. Perilaku wirausahawan yang perlu dimiliki dan perlu dikembangkan adalah sebagai berikut:

1. Berwatak luhur

2. Bekerja keras dan disiplin 3. Mandiri dan realistis

4. Prestatif dan komitmen tinggi

5. Berfikir positif dan bertanggungjawab 6. Dapat mengendalikan emosi

7. Tidak ingkar janji, menepati janji dan waktu 8. Belajar dari pengalaman

9. Memperhitungkn resiko

(15)

11. Bekerjasama dengan orang lain

12. Menghasilkan sesuatu untuk orang lain 13. Memberi semangat kepada orang lain

14. Mencari jalan keluar bagi setiap permasalahan 15. Merencanakan sesuatu sebelum bertindak.

Cunningham dalam Riyanti (2003:31) berdasarkan wawancara terhadap 175 wirausaha dan manajer professional di Singapura tentang alasan-alasan keberhasilan usaha, mencatat bahwa keberhasilan usaha terkait erat dengan hal-hal sebagai berikut :

a. Sifat kepribadian (49%), seperti memiliki keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, memiliki keinginan untuk berhasil, dan memiliki motivasi diri, percaya diri, berpikir positif, memiliki komitmen dan sabar. b. Kemampuan berhubungan dengan pelanggan (17%), yaitu jujur, ramah, adil

pada pelanggan, staf dan kemampuan berhubungan baik dengan orang lain. c. Kemampuan memahami lingkungan bisnis (15%), yaitu kemampuan belajar

dari pihak pesaing, kemampuan tentang bidang usaha, kemauan untuk belajar, pengetahuan tentang produk dan jasa serta pemahaman tentang persaingan. d. Orientasi ke masa depan dan fleksibilitas (11%), yaitu berorientasi tujuan,

kreatif, dan kemauan mengambil resiko, memiliki visi dan gambaran mental masa depan.

e. Kesadaran pribadi (4%), yaitu mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, serta mampu menerima kesalahan.

(16)

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Hasil

Ahmad (2014) Pengaruh antara pengetahuan kewirausahaa n, motif berprestasi, kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaa n pedagang di pasar tegowanu Variabel independen pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, kemandirian pribadi Variabel dependen adalah perilaku kewirausahaan

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif dari variabel pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan. Pedagang dipasar tegowanu sebaiknya meningkatkan penggetahuannya tentang kewirausahaan dengan mengikuti pelatihan. Dengan sampel penelitian 83 orang dengan menggunakan metode accidental sampling. Negara (2013) Pengaruh prestasi belajar kejuruan, pengetahuan kewirausahaa n, dan soft skill terhadap kesiapan berwirausaha. Variabel independen adalah Pengaruh prestasi belajar kejuruan, pengetahuan kewirausahaan, dan soft skill. Variabel dependen adalahkesiapan berwirausaha.

Jenis penelitian ini adalah ekspost-facto dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah variabel prestasi belajar kejuruan, pengetahuan kewirausahaan, dan soft skill berpengaruh positif . tetapi hanya variabel soft skill yang berpengaruh secara signifikan terfhadap kesiapan berwirausaha. Aprilianty (2012) Pengaruh kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaa n dan lingkungan terhadap minat berwirausaha siswa SMK. Variabel independen adalah kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan dan lingkungan Variabel dependen adalah minat berwirausaha

Dalam penelitian terdapat pengaruh secara bersama sama antara potensi kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga sebesar 42,2 persen terhadap minat berwirausaha.

(17)

Peneliti Judul Variabel Hasil Qomariah (2011) Pengaruh pengetahuan kewirausahaa n,motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap daya saing usaha. Variabel independen pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi Variabel dependen adalah daya saing usaha

pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap daya saing usaha kuliner yang di teliti dalam penelitian ini yaitu pada kuliner di jalan Dr.Mansyur Medan.

2.7 Kerangka Konseptual

Pada penelitian ini variabel pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, kemandirian pribadi berpengaruh terhadap perilaku kewirausahaan menurut Suryana (2013:2) kewirausahaan adalah kemampuan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Pengertian ini sejalan dengan perilaku kewirasahawan juga harus mempunyai “ the expert idea generation” yang salah satunya keinginan untuk melakukan inovasi yang memerlukan pengetahuan yang luas, demikian pula dengan motif berprestasi juga mempengaruhi perilaku kewirausahaan pada seorang wirausaha harus memiliki beberapa tipe kepribadian salah satunya “the personal achiever” salah satunya memiliki kebutuhan berprestasi. Menurut Riyanti (2003:24) kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang baru tanpa harus bergantung pada orang lain dan mampu menghadapi persaingan yang ada. Hal ini juga harus dimiliki oleh seorang wirausahawan yaitu “the real manager” dengan ciri-ciri seorang

(18)

wirausaha mempunyai keinginan untuk bersaing dan berkeinginan menonjol diantara orang lain sebagai perilaku kewirausahaanya.

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu yang relevan, maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini, seperti yang disajikan dalam gambar berikut:

Sumber: Suryana (2013), Hutagalung (2008), Riyanti (2003)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.8 Hipotesis

Hipotesis merupakan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah-masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan (Sugiyono,2012:93).

Berdasarkan perumusan masalah yang sudah diuraikan, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku Kewirausahaan ( Y) Pengetahuan Kewirausahaan (X1) Motif Berprestasi (X2) Kemandirian Pribadi (X3)

(19)

perilaku kewirausahaan jajanan malam di Jalan Setia Budi Medan.

2. Motif berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan jajanan malam di Jalan Setia Budi Medan.

3. Kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan jajanan malam di Jalan Setia Budi Medan.

4. Pengetahuankewirausahaan, motif berprestasi, kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan jajanan malam di Jalan Setia Budi Medan.

Gambar

Tabel 2.2  Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang ter egistr asi pada Layanan Pengadaan Secar a Elektr onik ( LPSE ) dan memenuhi per syar atan memiliki ijin usaha

Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Wahidatul Kistatuhu tentang penggunaan media program autoplay untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa kelas VII A

Pendidikan etik kedokteran, yang mengajarkan tentang etik profesi dan prinsip moral kedokteran, dianjurkan dimulai dini sejak tahun pertama

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pembaca untuk mengetahui lebih dalam mengenai berbagai jenis dari tindak tutur direktif yang terdapat

31.Hal nyata yang sebaiknya kita lakukan untuk menjaga kebersihan dan keindahan daerah tempat tinggal kita contohnya .... 32.Jika daerah tempat tinggal kita kotor dan lembab, akan

(1) Untuk melakukan kegiatan pengangkutan dengan kendaraan umum tidak dalam trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf b Peraturan Daerah ini,

a) Kategori Jembatan Rangka Baja Canai Dingin setiap tim dari Perguruan Tinggi. beranggotakan maksimum 4 (empat orang, terdiri dari 3 (tiga)

[r]