• Tidak ada hasil yang ditemukan

terletak di Desa Candimas-Lampung Selatan. Perusahaan ini telah berdiri dari tahun 1994 dan dengan letak lokasinya yang berdampingan dengan pemukiman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "terletak di Desa Candimas-Lampung Selatan. Perusahaan ini telah berdiri dari tahun 1994 dan dengan letak lokasinya yang berdampingan dengan pemukiman"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

V.1. Hasil Penelitian

Berdasarkan data-data yang telah diperoleh, pada bab ini penulis akan menuliskan mengenai hasil yang didapat setelah melakukan penelitian yang berkaitan dengan strategi Community Relations sebagai bentuk tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh CV. Jaya Rattan dalam mengadakan hubungan baik dengan masyarakat Desa Candimas-Lampung Selatan.

Adapun data-data dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara mendalam (depth interview), pengamatan langsung (observasi), studi kepustakaan dan studi dokumentasi yang telah dilakukan oleh penulis. Penulis telah melakukan wawancara mendalam (depth interview) terhadap dua key informant dan dua informant, dimana key informant dalam penelitian ini adalah Bapak Susandi sebagai Pimpinan CV. Jaya Rattan (selanjutnya disebut sebagai key informant A) dan Ibu Liana Sie sebagai Manager Human Resource Development (HRD) CV. Jaya Rattan (selanjutnya disebut sebagai key informant B).

Sedangkan, informant dalam penelitian ini adalah Bapak Rahmat sebagai Ketua RT Desa Candimas-Lampung Selatan (selanjutnya disebut sebagai informant A) dan Bapak Tugiono sebagai salah satu warga Desa Candimas-Lampung Selatan (selanjutnya disebut sebagai informant B).

V.1.1. Tujuan pelaksanaan Community Relations

(2)

terletak di Desa Candimas-Lampung Selatan. Perusahaan ini telah berdiri dari tahun 1994 dan dengan letak lokasinya yang berdampingan dengan pemukiman penduduk, selama ini berbagai aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan banyak yang merugikan penduduk seperti membuat jalanan yang ada di sepanjang Desa Candimas yang awalnya berupa tanah merah semakin tidak rata dan susah dilewati serta bila turun hujan banyak menimbulkan genangan air, menimbulkan polusi suara (kebisingan) akibat pemakaian diesel di awal berdirinya perusahaan dan menimbulkan polusi udara bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat Desa Candimas, maka mulai dari tahun 1995, perusahaan ini mulai melakukan kegiatan Community Relations, dimana kegiatan Community Relations nya yang pertama adalah dengan memasangkan listrik ke Desa Candimas. Seperti yang dikatakan oleh key informant A:

Sekitar tahun 1995 dulu, kami juga melakukan program listrik masuk desa untuk masyarakat disini. Itu merupakan kegiatan Community Relations kami yang pertama sejak perusahaan berdiri. Karena, awalnya di Desa Candimas ini belum masuk listrik dari PLN. Jadi, kami yang urus ke PLN dan sekarang di Desa ini semua masyarakatnya sudah bisa menggunakan listrik.

Key Informant B juga menyatakan hal yang sama, yaitu:

Setahu dan seingat saya sih perusahaan ini sudah cukup lama yah menjalankan

Community Relations. Yang paling awal sekali kegiatannya itu yang memasangkan listrik

di Desa sini. Karena kan waktu perusahaan ini pertama kali berdiri, awalnya kami hanya memakai diesel saja untuk keperluan produksi kami karena belum masuk listrik dari PLN. Tapi tidak lama setelah itu banyak warga yang memprotes karena pemakaian diesel tersebut menimbulkan kebisingan dan menggangu mereka. Maka, Pak Susandi pun mencetuskan ide untuk memasangkan listrik ke PLN. Jadi kami tidak perlu menggunakan diesel lagi dan masyarakat sini juga dapat menikmati pemakaian listrik.

Pernyataan tersebut dilengkapi oleh informant A yang menyatakan :

Wahh, rasanya sudah cukup lama lah Mbak. Kalau tidak salah sudah dari sekitar tahun 1995 yah. Pada waktu itu juga mereka yang memasangkan listrik disini.

(3)

Adapun tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan sehingga melaksanakan kegiatan Community Relations ini adalah supaya dapat terjalin hubungan yang harmonis dan dapat menjadi tetangga yang rukun satu sama lain.

Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh key informant A, bahwa :

Yah sudah pasti tujuan utama dari pelaksanaan kegiatan Community Relations ini untuk dapat menjalin hubungan baik dengan masyarakat di Desa sini. Apa lagi kan perusahaan ini letaknya di dalam Desa Candimas dan dekat dengan rumah-rumah penduduk. Jadi, kita ibaratnya tetanggaan sama mereka. Antar tetangga kan memang musti ada hubungan baik biar rukun satu sama lain.

Pernyataan tersebut juga sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh key informant B :

Tujuan perusahaan yang utama sih pastinya supaya bisa terjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sini. Apa lagi kan lokasi perusahaan ini letaknya ditengah-tengah tempat tinggal warga. Jadi, secara tidak langsung pasti ada aktivitas kami yang mengganggu mereka. Maka dari itu dalam rangka menunjukkan tanggung jawab sosial kami juga, kami melaksanakan kegiatan Community Relations ini. Karena kan istilahnya kita disini semua bertetangga yah Mbak. Jadi harus baik-baik lah sama semua tetangga supaya tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Berdasarkan pernyataan diatas, key informant B telah menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan Community Relations yang dijalankan oleh CV. Jaya Rattan ini selain untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat Desa Candimas juga merupakan bukti tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat atas segala dampak negatif yang ada karena aktivitas produksi yang dilakukan perusahaan.

V.1.2. Penanggung Jawab Pelaksanaan Community Relations CV. Jaya Rattan

(4)

hubungan yang baik dan harmonis dengan masyarakat setempat, maka CV. Jaya Rattan memerlukan adanya perencanaan yang baik dan teratur sehubungan dengan akan dijalankannya suatu kegiatan Community Relations tertentu.

Adapun yang melakukan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Community Relations yang dijalankan oleh perusahaan adalah Divisi HRD, dikarenakan CV. Jaya Rattan sampai saat ini belum mempunyai Divisi Public Relations, seperti yang disampaikan oleh key informant A :

Sampai saat ini sih di perusahaan belum ada divisi Public Relations nya. Tapi, yang biasa mengurus tentang kegiatan Community Relations ini yah bagian HRD saja. Pernyataan senada juga diungkapkan oleh key informant B yang menyatakan bahwa :

Iya betul karena kan disini belum ada Divisi khusus Public Relations nya. Jadi kami yang diberi tugas sama atasan untuk menjalankan kegiatan Community Relations tersebut.

Adapun alasan yang mendasari CV. Jaya Rattan untuk belum memiliki Divisi Public Relations adalah karena tugas dan fungsi Public Relations tersebut masih bisa ditangani oleh Divisi HRD, seperti yang dinyatakan oleh key informant A, yaitu :

Emmmm, yah karena menurut pertimbangan saya kalau divisi itu ada juga pekerjaannya tidak akan terlalu banyak. Maka itu, saya melimpahkan tugas yang seharusnya dikerjakan oleh Public Relations ini ke bagian HRD, termasuk mengenai perencanaan dan jalannya kegiatan Community Relations tersebut juga bagian HRD yang bertanggung jawab. Karena, orang-orang yang ada di HRD itu ada cukup banyak juga dan saya rasa pekerjaan mereka juga tidak terlalu sibuk. Jadi saya rasa masih bisa lah kalau pekerjaannya ditambah untuk mengerjakan tugas Public Relations.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka yang bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan Community Relations yang dijalankan oleh CV. Jaya Rattan adalah Divisi HRD.

(5)

V.1.3. Public Relations CV. Jaya Rattan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di CV. Jaya Rattan, terdapat informasi bahwa CV. Jaya Rattan belum memiliki Divisi Public Relations, namun yang menjalankan tugas dan fungsi dari Public Relations adalah Divisi Human Resource Development (HRD). Seperti yang disampaikan oleh key informant A, yaitu :

Kalau disini, bagian HRD bukan hanya mengurus dan menjalankan kegiatan

Community Relations ini saja. Tetapi, juga bertugas untuk menjalankan fungsi dan tugas

dari Public Relations.

Hal yang sama juga disampaikan oleh key informant B :

Divisi kami tidak hanya bertugas untuk menjalankan kegiatan Community

Relations saja. Tapi kami juga bertugas untuk menjalankan fungsi dan tugas Public Relations pada umumnya yang dimana fungsi yang kami jalankan itu dibagi lagi menjadi

dua bagian, yaitu fungsi internal dan fungsi eksternal.

Oleh karena itu, sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis dapat diketahui bahwa Divisi HRD CV. Jaya Rattan tidak hanya bertugas untuk menjalankan kegiatan Community Relations saja. Tetapi juga bertugas untuk menjalankan fungsi dan tugas Public Relations, dimana fungsinya terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu fungsi internal dan fungsi eksternal dengan penjelasan sebagai berikut :

V.1.3.1 Fungsi Internal

Fungsi Internal Public Relations yang dijalankan oleh Divisi HRD CV. Jaya Rattan adalah sebagai berikut :

1) Menjaga dan me-monitoring hubungan antar karyawan agar dapat selalu berjalan harmonis dan rukun, agar dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya konflik intern dalam perusahaan.

(6)

2) Melakukan perekrutan karyawan dan membuat jadwal kerja bagi mereka.

Fungsi internal Public Relations seperti yang ada diatas dijalankan oleh Divisi HRD CV. Jaya Rattan dan sesuai dengan pernyataan key informant B yang menyatakan bahwa :

Kalau dari fungsi internal yah kami biasanya menjaga dan me-monitoring hubungan antar karyawan agar dapat selalu berjalan harmonis dan rukun agar dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya konflik intern dalam perusahaan. Selain itu kami juga yang biasanya melakukan perekrutan karyawan dan membuat jadwal kerja bagi mereka.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fungsi internal Public Relations yang dijalankan oleh Divisi HRD CV. Jaya Rattan lebih berorientasi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan karyawan perusahaan (employee relations).

V.1.3.2 Fungsi Eksternal

Fungsi Eksternal Public Relations yang dijalankan oleh Divisi HRD CV. Jaya Rattan adalah sebagai berikut :

1) Membina hubungan yang harmonis dengan masyarakat dengan melakukan kegiatan Community Relations.

2) Menciptakan dan menjaga image positif bagi perusahaan. 3) Menampung segala saran dan kritik dari masyarakat.

4) Secara rutin berkonsultasi dengan Ketua RT setempat agar dapat mengetahui pandangan masyarakat terhadap perusahaan serta kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh perusahaan.

(7)

5) Menjaga hubungan harmonis dengan para supplier, konsumen dan pemerintah.

Semua fungsi eksternal yang ada diatas juga sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap key informant B yang menyatakan bahwa :

Kalau dari fungsi eksternal biasanya kami yang bertugas untuk membina hubungan yang harmonis dengan masyarakat, dimana salah satu tindakan yang kami lakukan yaitu dengan melakukan berbagai kegiatan Community Relations itu. Kami juga yang bertugas untuk menciptakan dan menjaga image positif bagi perusahaan. Selain itu, kami juga menampung segala saran dan kritik dari masyarakat dan kami juga selalu rutin berkunjung ke rumah Pak RT disini untuk sekedar mengobrol tentang pandangan masyarakat mengenai perusahaan dan kegiatan-kegiatan yang telah kami lakukan. Jadi, kalau semisalnya ada opini buruk dari masyarakat, bisa segera kami tangani agar tidak meluas dan merugikan perusahaan. Selain itu, kami juga yang menjaga hubungan harmonis antara perusahaan dengan para supplier kami, yang dimana biasanya hubungan harmonis itu antara lain dengan pemberian parcel di Hari Raya Natal maupun Lebaran. Kami juga yang bertugas untuk membina hubungan yang harmonis dengan pihak pemerintah dari Department Kehutanan, serta para konsumen kami.

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh pernyataan dari informant A yang menyatakan bahwa :

Iya itu benar. Biasanya memang ada utusan dari perusahaan yang datang kesini untuk sekedar ngobrol sama saya atau biasa juga mereka sering menanyakan apakah ada saran atau kritik dari masyarakat sini mengenai perusahaan atau mengenai kegiatan-kegiatan yang udah dilaksanakan. Biasanya yang datang itu kalau tidak Ibu Liana atau bawahannya. Tapi memang pasti selalu ada yang datang kesini setiap awal bulan Mbak. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dengan menjalankan fungsi Public Relations ini menurut key informant A adalah :

Tujuan yang saya harapkan yaitu supaya dapat terjalin hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan berbagai publik yang kami miliki, termasuk masyarakat desa sini, supplier, konsumen dan pihak pemerintah, serta supaya dapat menciptakan dan menjaga opini yang baik tentang perusahaan dan menetralisir opini negative yang dapat merugikan perusahaan.

Hal serupa juga ditambahkan oleh key informant B yang menyatakan bahwa : Tujuan yang ingin dicapai yaitu supaya dapat menciptakan opini publik yang positif terhadap perusahaan dan meminimalisir opini yang negatif, sehingga dapat terbangun image yang baik dari seluruh publik-publik kami serta adanya rasa saling pengertian dari masyarakat sekitar perusahaan ini terhadap kami Mbak.

(8)

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Public Relations yang dijalankan oleh Divisi HRD CV. Jaya Rattan lebih menekankan pada terciptanya image yang positif bagi perusahaan. Selain itu fungsi Public Relations yang dilakukan oleh Divisi HRD CV. Jaya Rattan juga menjalankan komunikasi dua arah (two way communication) dalam menanggapi saran dan kritik yang diberikan oleh warga setempat yang apabila tidak ditanggapi dengan baik dan benar, dapat memicu kembali timbulnya demonstrasi dari warga yang dimana hal tersebut dapat mengganggu aktivitas produksi perusahaan dan menimbulkan kerugian finansial bagi perusahaan.

V.1.3.3 Tugas Public Relations CV. Jaya Rattan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap Manager HRD CV. Jaya Rattan, terdapat beberapa tugas-tugas penting yang berkaitan dengan tugas Public Relations yang biasa dilakukan oleh Divisi HRD, seperti yang dinyatakan oleh key informant B, yaitu :

Kalau untuk tugas Public Relations, ada beberapa hal penting yang dilakukan oleh divisi saya, yaitu kami yang bertugas mengumpulkan dan mencari informasi yang berkaitan dengan perusahaan. Tentang bagaimana opini publik terhadap perusahaan, apakah ada saran serta kritik dari warga sekitar, apakah ada issue negative mengenai perusahaan, dan segala hal yang berkaitan dengan supplier, kompetitor dan konsumen-konsumen kami.

Dari pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa poin pertama menurut key informant B yang dilakukan Divisi HRD CV. Jaya Rattan sehubungan dengan tugas Public Relations adalah mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan perusahaan termasuk mengenai opini publik dan issue negative tentang

(9)

perusahaan, saran dan kritik dari warga yang tinggal di sekitar perusahaan serta mengenai supplier, kompetitor dan konsumen yang dimiliki oleh CV. Jaya Rattan.

Poin kedua yang dinyatakan oleh key informant B mengenai tugas Public Relations yang dijalankan oleh Divisi HRD adalah :

Selain itu juga bekerjasama dengan pihak management perusahaan dalam usaha penyelesaian masalah yang berkaitan dengan publik-publik kami serta kami juga selalu ikut dalam rapat, supaya kami bisa memberikan saran dan pendapat kami dari aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi terhadap tindakan atau kebijakan yang akan dijalankan agar tidak menimbulkan opini negative terhadap perusahaan dan tidak mempengaruhi hubungan perusahaan dengan publik-publik kami, baik internal maupun eksternal. Dari pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa poin kedua menurut key informant B yang dilakukan Divisi HRD CV. Jaya Rattan sehubungan dengan tugas Public Relations adalah membantu pihak management bila terjadi masalah dengan publiknya dan juga bertugas memberikan saran dan pendapat dalam rapat perusahaan supaya tindakan atau kebijakan yang akan dijalankan setelah rapat tersebut berlangsung tidak menimbulkan opini negative terhadap perusahaan dan tidak mempengaruhi hubungan perusahaan dengan publik-publiknya.

Penjelasan poin ketiga yang dinyatakan oleh key informant B mengenai tugas Public Relations yang dijalankan oleh Divisi HRD adalah :

Kami juga yang biasanya membuat notulen rapat, membuat surat berita atau pengumuman tertentu, membuat teks atau naskah yang diperlukan untuk suatu acara, membuat pengumuman-pengumuman dan membuat laporan-laporan yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan Community Relations yang telah dijalankan oleh perusahaan. Dari pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa poin ketiga menurut key informant B yang dilakukan Divisi HRD CV. Jaya Rattan sehubungan dengan tugas Public Relations adalah membuat notulen rapat, membuat naskah pidato untuk acara tertentu, membuat pengumuman seperti pembukaan lowongan kerja

(10)

dan membuat laporan yang berkaitan dengan kegiatan Community Relations yang dilakukan oleh perusahaan.

Lalu poin keempat yang dinyatakan oleh key informant B mengenai tugas Public Relations yang dijalankan oleh Divisi HRD adalah :

Lalu, kami juga yang biasanya merancang, menjalankan serta bertanggung jawab mengenai seluruh kegiatan Community Relations perusahaan. Kami juga yang melakukan survey lapangan sebelum dilakukannya suatu kegiatan Community Relations tertentu.

Dari pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa poin keempat menurut key informant B yang dilakukan Divisi HRD CV. Jaya Rattan sehubungan dengan tugas Public Relations adalah bertanggung jawab terhadap kegiatan Community Relations yang dijalankan oleh perusahaan dari mulai melakukan survey lapangan, perancangan kegiatan sampai pada saat kegiatan tersebut berlangsung.

Adapun poin kelima yang juga merupakan poin terakhir yang dinyatakan oleh key informant B mengenai tugas Public Relations yang dijalankan oleh Divisi HRD adalah :

Kemudian, kami juga yang biasanya bertindak untuk menyambut dan melayani dengan baik semua tamu perusahaan, seperti Mbak ini dan juga memfasilitasi segala informasi yang dibutuhkan. Kami juga bertindak sebagai mediator bila terjadi konflik baik dengan publik internal maupun publik eksternal kami dan kami juga merupakan penghubung yang menjembatani antara perusahaan dengan publik-publik kami, dimana biasanya kami yang melakukan kontak langsung dengan mereka.

Dari pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa poin kelima menurut key informant B yang dilakukan Divisi HRD CV. Jaya Rattan sehubungan dengan tugas Public Relations adalah memfasilitasi informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat mengenai perusahaan, melayani tamu perusahaan dengan sebaik mungkin, melakukan kontak langsung dengan berbagai publik perusahaan dan

(11)

menjadi mediator dalam suatu penyelesaian konflik untuk mencapai kesepakatan bersama anatara perusahaan dengan publik-publiknya.

V.1.4. Konsep Triple Bottom Line Dalam Kegiatan Community Relations CV. Jaya Rattan

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (depth interview) yang dilakukan oleh penulis, maka kegiatan Community Relations yang dijalankan oleh perusahaan tersebut memiliki tujuan yaitu untuk mencapai hubungan yang harmonis dan rukun antara perusahaan dengan masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan.

Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut maka CV. Jaya Rattan menerapkan Konsep Triple Bottom Line dalam menjalankan kegiatan Community Relations nya, dimana menurut Ibrahim (2005, 39) Konsep Triple Bottom Line memiliki pengertian sebagai berikut :

Komitmen perusahaan dalam Corporate Social Responsibility (CSR) di tujukkan dalam triple bottom line berupa 3P, yaitu Profit, Planet, dan People, dimana maksudnya kelangsungan hidup perusahaan hanya akan terjadi apabila perusahaan menaruh kepedulian terhadap pertumbuhan ekonomi, kepedulian terhadap pengembangan lingkungan dan kepedulian terhadap pengembangan sosial.

Berdasarkan Konsep Triple Bottom Line yang menekankan kepada People, Planet dan Profit, maka Public Relations CV. Jaya Rattan pun menerapkan Konsep Triple Bottom Line tersebut pada kegaiatan Community Relations yang dilakukan oleh perusahaan dengan penjelasan sebagai berikut :

1) People

People dalam Konsep Triple Bottom Line ini oleh CV. Jaya Rattan ditujukkan kepada masyarakat Desa Candimas-Lampung Selatan, dimana dalam hal ini

(12)

perusahaan memberikan beberapa bantuan sosial berupa pemasangan listrik masuk desa dan pengaspalan jalanan di sepanjang Desa Candimas yang diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Desa Candimas-Lampung Selatan. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh informant A yang menyatakan bahwa :

Perusahaan juga selalu rutin mengaspal jalanan sini Mbak bila kembali rusak dan berlubang. Dan yang paling tidak bisa lupakan itu kami disini bisa menggunakan listrik yah berkat perusahaan. Karena memang pada awalnya sebelum CV. Jaya Rattan buka disini, PLN belum masukin listrik kemari.

2) Planet

Planet dalam Konsep Triple Bottom Line ini oleh CV. Jaya Rattan ditujukkan kepada lingkungan sekitar perusahaan, dimana dalam hal ini perusahaan menerapkan program Go Green yang diterapkan lewat berbagai tindakan peduli lingkungan yang dilakukan oleh CV. Jaya Rattan yang salah satunya dapat dilihat dari penanaman berbagai pohon buah-buahan dan pohon-pohon lainnya di lapangan perusahaan yang tidak terpakai sebagai bagian dari proses penghijauan lingkungan, pembuatan saluran khusus untuk menampung air cucian rotan yang merupakan bagian dari proses produksi yang dilakukan perusahaan, serta pengaspalanan jalanan yang dilakukan oleh perusahaan di sepanjang Desa Candimas-Lampung Selatan untuk mencegah adanya genangan air. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh informant A yang menyatakan bahwa :

Perusahaan juga ikut menjaga lingkungan sekitar sini kok Mbak. Contohnya saja mereka juga menanam pohon buah-buahan seperti mangga, kelapa dan jambu serta pohon-pohon lainnya di lapangan perusahaan yang tidak terpakai dan bila nanti pohon itu berbuah, buahnya biasanya dibagi-bagikan ke karyawan dan warga disini Mbak. Terus perusahaan juga sudah membuat saluran khusus untuk menampung air bekas cucian rotan mereka supaya airnya tidak menggangu warga. Perusahaan juga selalu mengaspal kembali jalanan disini kalau sudah mulai banyak lubang, supaya tidak menimbulkan air tergenang dan menggangu aktivitas warga untuk keluar masuk Desa.

(13)

3) Profit

Profit dalam Konsep Triple Bottom Line ini oleh CV. Jaya Rattan ditunjukkan kepada efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan, dimana bentuk keuntungan tersebut didapatkan dengan menjalankan prinsip ekonomi, yaitu meningkatkan produktivitas dan melakukan efisiensi biaya, sehingga perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif yang dapat memberikan nilai tambah semaksimal mungkin (Wibisono 2007, 32). Salah satu dari penerapan efisiensi yang dilakukan oleh CV. Jaya Rattan adalah dengan memberikan pelatihan khusus kepada karyawan Divisi Produksi supaya dapat lebih mengefisiensikan antara waktu kerja dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Selain itu penerapan efisiensi lain yang dilakukan oleh CV. Jaya Rattan juga terlihat dari tindakan pengaspalan jalanan di sepanjang Desa Candimas-Lampung Selatan agar memudahkan mobil-mobil angkutan yang digunakan perusahaan supaya dapat cepat dan langsung sampai ke perusahaan sehingga dapat mengefisienkan waktu. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh key informant B yang menyatakan bahwa :

Kalau efisiensi tertentu biasanya kami memberikan pelatihan khusus ke karyawan yang nantinya akan ditempatkan di Divisi Produksi. Dalam pelatihan tersebut, mereka akan diajarkan segala sesuatu mengenai kegiatan produksi yang nantinya akan mereka lakukan dan pelatihan itu biasanya dilakukan seminggu. Kalaupun ada karyawan yang masih belum bisa dilepas, maka kami akan menambahkan waktu pelatihannya lagi sampai ia bisa dan mengerti dengan jelas apa saja yang harus dilakukan. Kami melakukan hal tersebut untuk mencegah adanya pembuangan waktu dan bahan material secara percuma. Karena kan kalau masih baru mereka belum mengerti apa-apa, kalau tidak diberi pelatihan nanti takutnya malah banyak melakukan kesalahan yang bisa berdampak merugikan perusahaan. Selain itu juga saya rasa dengan kami selalu membetulkan dan mengaspal jalanan juga dapat menguntungkan perusahaan. Karena, tidak hanya hubungan dengan masyarakat dapat menjadi baik, tapi kami juga bisa menghemat waktu yang dibutuhkan oleh supir mobil angkutan yang kami gunakan untuk sampai ke perusahaan. Karena kan kalau jalanannya rusak dan berlubang akan memakan waktu bagi supir tersebut untuk sampai ke perusahaan.

(14)

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa CV. Jaya Rattan telah menerapkan Konsep Triple Bottom Line dalam menjalakan kegiatan Community Relations terhadap masyarakat Desa Candimas-Lampung Selatan.

V.1.5. Strategi Public Relations CV. Jaya Rattan

Strategi Public Relations yang dilakukan oleh CV. Jaya Rattan dalam usahanya mencapai hubungan yang harmonis dengan masyarakat Desa Candimas agar tidak lagi didemo oleh warga masyarakat adalah dengan melakukan berbagai kegiatan Community Relations, dimana kegiatannya antara lain yaitu dengan melakukan filantropi, memperkerjakan tenaga kerja lokal, dan menerima saran dan kritik dari masyarakat dengan terbuka. Seperti yang disampaikan oleh key informant B :

Alasan yang mendasari itu karena kami merasa bahwa masyarakat disini banyak yang membutuhkan bantuan Mbak. Selain itu juga kegiatan Community Relations yang selama ini dijalankan merupakan wujud dari tanggung jawab sosial kami dan memang merupakan bagian dari strategi Public Relations perusahaan kami.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan Community Relations yang dijalankan oleh CV. Jaya Rattan selama ini merupakan salah satu strategi Public Relations agar dapat membina hubungan yang harmonis dengan warga setempat.

V.1.6. Program Kegiatan Community Relations CV. Jaya Rattan

Berdasarkan wawancara mendalam (depth interview) yang telah dilakukan oleh penulis di lapangan, maka terdapat beberapa program kegiatan Community Relations yang dilakukan oleh CV. Jaya Rattan lewat Divisi HRD-nya yang

(15)

bertugas untuk menjalankan kegiatan Community Relations terhadap masyarakat Desa Candimas-Lampung Selatan dengan penjelasan sebagai berikut :

1) Melakukan filantropi

CV. Jaya Rattan juga rutin memberikan sumbangan langsung baik berupa dana ataupun barang kepada masyarakat Desa Candimas, dimana sumbangan dana rutin yang diberikan biasanya berkaitan dengan proposal perayaan 17 Agustus dan sumbangan barang rutin yang diberikan menyangkut Hari Raya Lebaran dan Natal. Selain itu juga perusahaan kadangkala memberikan sumbangan non rutin terhadap beberapa proposal yang diajukan masyarakat, seperti bantuan pembangunan tempat ibadah lainnya maupun bantuan untuk merenovasi Balai Desa Candimas. Seperti yang disampaikan oleh key informant A yang menyatakan:

Biasanya proposal-proposal yang masuk itu diterima oleh bagian HRD dulu. Lalu mereka lihat-lihat dan baca dulu proposalnya dan setelah itu baru bagian HRD memberikan proposal itu ke saya untuk saya baca mengenai apa, acaranya apa, dan dana yang diminta kira-kira berapa. Baru setelah itu saya bisa kasih keputusan.

Key informant B juga menambahkan :

Prosedurnya yah paling biasanya proposal-proposal tersebut dikumpulkan di Divisi kami. Lalu kami baca dulu proposalnya baru diberikan ke atasan. Setelah itu biasanya baru tunggu keputusan dari atasan apakah proposal tersebut disetujui atau tidak. Tapi biasanya sih Mbak, atasan selalu menyetujui proposal yang berkaitan dengan 17 Agustus dan yang menyangkut Hari Raya Keagamaan, seperti Natal dan Lebaran. Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh key informant A dan key informant B, dapat disimpulkan bahwa perusahaan memang menyadari bahwa dengan lokasi perusahaannya yang berada di tengah-tengah pemukiman penduduk, maka dibutuhkan adanya adaptasi yang baik agar dapat terjalin hubungan yang harmonis dan rukun yang dimana adaptasi itu bisa dilakukan dengan cara melakukan filantropi terhadap warga setempat. CV. Jaya Rattan juga

(16)

terbukti memang melakukan pemberian filantropi ini yang dapat terlihat dari pernyataan yang disampaikan oleh informant A :

Saya kira memang perusahaan itu menghargai warga Desa Candimas ini Mbak. Mereka sering memberikan bantuan dana bila warga disini mengajukan proposal 17 Agustus maupun Hari-Hari Raya. Perusahaan juga selalu memberikan kami biskuit dan bantuan dana setiap Lebaran dan kalender tahun baru sama minuman kaleng setiap Natal. Hal senada juga dinyatakan oleh informant B :

Perusahaan secara rutin kok Mbak memberikan bantuan itu bagi kami. Terutama yang menyangkut proposal acara Agustus-an kami Mbak. Kalau setiap Lebaran juga perusahaan pasti kasih kami biskuit dan bantuan dana juga dan kalau Natal pasti kami dikasih minuman kaleng sama kalender tahun baru Mbak.

Dari pernyataan yang diberikan oleh key informant A dan B serta informant A dan B diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan filantropi yang diberikan oleh CV. Jaya Rattan terhadap masyarakat Desa Candimas dalam bentuk pemberian sumbangan dana maupun barang dilakukan secara rutin. Bahkan perusahaan juga membuatkan Masjid yang diperuntukkan untuk para karyawannya dan juga terbuka untuk umum, mengaspal jalanan di sepanjang Desa Candimas yang tadinya hanya berupa tanah merah dan secara rutin mengaspalnya kembali bila sudah mulai rusak dan berlubang serta memasangkan listrik ke Desa Candimas-Lampung Selatan.

2) Memperkerjakan tenaga kerja lokal

CV. Jaya Rattan juga mempekerjakan tenaga kerja lokal sebagai salah satu bentuk strategi yang digunakan untuk menarik simpati dari warga setempat. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh key informant B :

Disini ada karyawan yang berasal dari luar daerah, tapi jumlahnya sangat sedikit dan lebih banyak jumlah karyawan lokal yang memang merupakan masyarakat Desa Candimas ini.

(17)

Key informant B juga menambahkan bahwa perusahaan selalu menginfokan terlebih dahulu ke Ketua RT setempat mengenai pembukaan lowongan kerja baru dan juga ke karyawan-karyawannya supaya dapat disampaikan lagi kepada kenalannya yang membutuhkan pekerjaan (mouth to mouth) baru setelah itu memasang iklan di beberapa surat kabar daerah :

Biasanya kami memberitahu Ketua RT dulu dengan maksud bahwa dengan memberitahu Beliau, maka masyarakat Desa Candimas sini yang membutuhkan pekerjaan akan segera mengetahuinya. Kami juga menyampaikan info tersebut kepada karyawan-karyawan kami supaya bila mereka mempunyai kenalan atau saudara dapat juga mengetahui bahwa kami sedang membuka lowongan pekerjaan baru. Lalu setelah itu baru biasanya kami memasang iklan di beberapa surat kabar daerah.

Hal serupa juga dinyatakan oleh informant B :

Kalau soal pekerja sih setahu saya jumlah warga sini yang bekerja di perusahaan yang seperti saya ini memang lebih banyak daripada yang dari luar daerah Mbak. Karena, perusahaan kalau lagi mau buka lowongan pekerjaan baru pasti selalu menginformasikan ke Ketua RT dulu, supaya warga sini bisa tahu dan melamar pekerjaan ke perusahaan duluan. Selain kasihtau ke Ketua RT juga biasanya kami-kami ini selalu diberitahu juga. Jadi kalau kami punya anak, saudara, atau teman yang sedang nganggur bisa langsung ngelamar kerja kesini.

Dari berbagai pernyataan yang disampaikan oleh key informant B dan informat B diatas, maka dapat disimpulkan bahwa CV. Jaya Rattan terbukti lebih mengutamakan masyarakat setempat sebagai karyawannya daripada memakai tenaga kerja yang berasal dari luar daerah.

3) Melakukan konsultasi rutin dengan Ketua RT setempat.

CV. Jaya Rattan juga selama ini secara rutin melakukan konsultasi dengan Ketua RT setempat dengan tujuan agar dapat mengetahui mengenai saran dan kritik yang disampaikan oleh masyarakat terhadap perusahaan serta terhadap kegiatan Community Relations yang sudah dilaksanakan perusahaan dan kalau memang terdapat saran atau kritik dari warga, maka perusahaan akan

(18)

menerimanya secara terbuka. Hal ini diungkapkan oleh key informant B yang menyatakan bahwa :

Ya kami disini selalu menerima saran dan kritik dari masyarakat secara terbuka. Biasanya kami mengetahui tentang saran dan kritik tersebut dari Ketua RT disini. Jadi, kami mempunyai jadwal rutin yaitu sebulan sekali setiap awal bulan untuk berkunjung ke rumah Ketua RT sekedar mengobrol dan menanyakan mengenai apakah ada masyarakat yang memiliki saran atau kritik terhadap perusahaan. Kalau memang ada biasanya kami terima dengan baik lalu kami akan memberitahu atasan dulu, baru setelah itu kami akan mengundang Ketua RT serta beberapa perwakilan warga setempat untuk datang ke perusahaan dan melakukan musyawarah.

Informant A juga menambahkan bahwa :

Biasanya memang ada utusan dari perusahaan yang datang kesini untuk sekedar ngobrol sama saya atau biasa juga mereka sering menanyakan apakah ada saran atau kritik dari masyarakat sini mengenai perusahaan atau mengenai kegiatan-kegiatan yang udah dilaksanakan. Biasanya yang datang itu kalau tidak Ibu Liana atau bawahannya. Tapi memang pasti selalu ada yang datang kesini setiap awal bulan Mbak.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa CV. Jaya Rattan menerima saran dan kritik yang diberikan oleh warga setempat dengan terbuka, dimana saran dan kritik tersebut diperoleh dari konsultasi rutin yang dilakukan oleh utusan perusahaan ke Ketua RT setiap awal bulan. Lalu setelah itu saran dan kritik tersebut disampaikan kepada Pimpinan Perusahaan untuk didiskusikan lebih lanjut dan setelah itu baru mengundang Ketua RT dan beberapa perwakilan warga setempat untuk melakukan musyawarah untuk mencapai suatu kesepakatan bersama.

V.2. Pembahasan

V.2.1. Fungsi Public Relations CV. Jaya Rattan

Berdasarkan pembahasan mengenai fungsi Public Relations yang telah dibahas pada Bab III, dapat diketahui bahwa menurut Effendy (1993, 33) fungsi Public Relations terbagi menjadi empat bagian, yaitu :

(19)

5) Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik internal maupun eksternal.

6) Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

7) Menciptakan komunikasi dua arah (two-way communication) dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.

8) Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.

Dari teori yang disampaikan oleh Effendy (1993, 33) diatas, maka bentuk dari pengaplikasian fungsi Public Relations yang dilakukan oleh CV. Jaya Rattan adalah dengan menjalankan kegiatan Community Relations yang diperuntukkan untuk masyarakat Desa Candimas-Lampung Selatan agar dapat mengadakan hubungan baik dengan masyarakat setempat. Dengan mengadakan serangkaian kegiatan Community Relations tersebut juga pihak perusahaan berharap agar dapat terjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan agar masyarakat yang tinggal di lokasi sekitar perusahaan tidak lagi melakukan aksi protes maupun demonstrasi seperti yang dulu pernah terjadi lantaran perusahaan sempat menimbulkan beberapa dampak negatif yang menggangu warga akibat beberapa aktivitas produksi yang dilakukan.

Berdasarkan penelitian langsung yang dilakukan oleh penulis di lapangan, penulis melihat bahwa dengan menjalakan fungsi Public Relations yang dilakukan oleh perusahaan lewat kegiatan Community Relations, maka keadaan yang ada saat ini justru menunjukkan bahwa masyarakat Desa Candimas merasa terbantu dengan keberadaan CV. Jaya Rattan di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Seperti yang juga dikatakan oleh informant B :

Oiya perusahaan juga selalu memberikan bantuan dana bila kami memberikan proposal sehubungan dengan acara 17 Agustus. Yah, pokoknya CV. Jaya Rattan memang selama ini banyak membantu kamilah Mbak.

(20)

Selain itu, Divisi HRD yang menjalankan fungsi Public Relations di CV. Jaya Rattan juga telah menjalankan fungsi timbal balik ke luar dan ke dalam yang dapat terlihat dari tindakan yang dilakukan oleh Divisi HRD dengan selalu ikut dalam rapat perusahaan supaya dapat memberikan saran dan pendapat mereka dari aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi terkait tindakan atau kebijakan yang akan dilakukan oleh perusahaan agar citra (image) perusahaan dapat tetap positif dan tidak menimbulkan opini negatif terhadap perusahaan.

V.2.2. Tugas Public Relations CV. Jaya Rattan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya pada Bab III mengenai tugas Public Relations, dapat diketahui menurut Oxley (1987, 12-13) pada umumnya tugas-tugas Public Relations adalah sebagai berikut :

5) Memberi saran kepada manajemen tentang semua perkembangan internal dan eksternal yang mungkin mempengaruhi hubungan organisasi dengan publik-publiknya.

6) Meneliti dan menafsirkan untuk kepentingan organsisasi, sikap publik-publik utama pada saat ini atau antisipasi sikap publik-publik-publik-publik utama terhadap organisasi.

7) Bekerja sebagai penghubung (liaison) antara manajemen dan publik-publiknya.

8) Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan yang mempengaruhi hubungan publik dengan organisasi. (Oxley 1987, 12-13) Dari teori yang dikemukakan oleh Oxley (1987, 12-13) diatas, maka bentuk pengaplikasian tugas Public Relations yang dilakukan oleh CV. Jaya Rattan adalah dengan mendelegasikan tugas dan tanggung jawab Public Relations kepada Divisi HRD untuk menjalankan tugas Public Relations perusahaan yang dikarenakan dalam CV. Jaya Rattan belum terdapat Divisi Public Relations, sehingga dapat disebut bahwa Divisi HRD CV. Jaya Rattan telah menjalankan

(21)

technique of communication, dimana pengertian dari technique of communication menurut Effendy (1998, 18) adalah :

Humas merupakan tugas semua pimpinan organisasi, apakah organisasi itu berbentuk jawatan, perusahaan, dan sebagainya, yang memiliki public intern dan public ekstern sebagai sasaran kegiatan. Maka, dalam sebuah organisasi yang tidak dilengkapi dengan Bagian Humas, tidak berarti tidak ada kegiatan kehumasan. Ada yang melakukannya adalah pimpinan organisasi itu sendiri.

Berdasarkan penelitian langsung yang dilakukan oleh penulis di lapangan, penulis melihat bahwa Divisi HRD CV. Jaya Rattan memang telah menjalankan tugas Public Relations, yang pada intinya adalah untuk membangun dan memelihara hubungan yang baik dan harmonis dengan seluruh publiknya baik publik internal maupun publik eksternal dengan telah dilakukannya berbagai tindakan seperti mencari tahu tentang opini publik terhadap perusahaan, memberikan saran kepada pihak management dalam menanggulangi masalah tertentu yang berkaitan dengan publik-publik perusahaan, membuat notulen rapat dan pemberitahuan lainnya, bertanggung jawab terhadap kegiatan Community Relations yang dilakukan perusahaan, menjadi mediator dalam suatu konflik, dan menjadi penghubung antara perusahaan dengan publik-publiknya.

V.2.3. Program Community Relations CV. Jaya Rattan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Community Relations dalam konteks Public Relations merupakan salah satu bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR), dimana kegiatan Community Relations tidak lagi dipandang sekedar membagi-bagikan hadiah atau sekedar yang secara insidental, melainkan secara strategis merencanakan program yang bisa melahirkan dampak atau outcome bukan sekedar hasil atau output. Dengan begitu, maka program dan

(22)

kegiatan Community Relations bisa memberikan manfaat jangka panjang bagi organisasi maupun komunitas (Iriantara 2004, 68).

Adapun secara teoritis, Community Relations menurut Jerold seperti yang dikutip oleh Iriantara (2004, 20) memiliki pengertian sebagai berikut :

Community Relations merupakan suatu peningkatan partisispasi dan posisi

organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas.

Maka, dalam prakteknya CV. Jaya Rattan juga melakukan berbagai kegiatan Community Relations dimana dapat terlihat dari adanya partisipasi perusahaan dengan melakukan pemberian filantropi terhadap masyarakat, dimana filantropi sendiri menurut Kotler dan Lee (2005, 144) memiliki pengertian :

Kegiatan filantropi yang dimaksud merupakan program kontribusi perusahaan dalam bentuk sumbangan langsung, donasi, maupun berbentuk barang.

Dan berdasarkan teori dari Kotler dan Lee (2005, 144) diatas, maka pemberian filantropi yang dilakukan oleh CV. Jaya Rattan dilakukan dengan memberikan sumbangan rutin berupa dana atau barang terhadap setiap proposal yang diajukan oleh masyarakat yang berkaitan dengan perayaan 17 Agustus maupun yang berkaitan dengan Hari Raya Keagamaan seperti Lebaran dan Natal serta pemberian sumbangan non rutin terhadap proposal lain yang diajukan masyarakat seperti proposal yang berkaitan dengan renovasi sarana umum seperti balai desa maupun proposal mengenai pembangunan tempat ibadah lainnya. Selain itu juga tindakan filantropi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap masyarakat juga dapat terlihat dari pembangunan Masjid yang diperuntukkan bagi para karyawan perusahaan dan juga terbuka untuk masyarakat umum, pengaspalan jalanan di sepanjang Desa Candimas-Lampung Selatan yang tadinya

(23)

hanya berupa tanah merah dan perusahaan juga rutin membetulkan serta mengaspal kembali jalanan tersebut bila mulai rusak dan berlubang, dan tindakan filantropi yang dilakukan perusahaan terhadap masyarakat juga bisa dilihat dari pemasangan listrik di Desa Candimas yang awalnya belum terdapat listrik.

Kemudian juga bila dikaitkan dengan teori menurut Jerold yang dikutip oleh Iriantara (2004, 20) diatas, maka CV. Jaya Rattan juga melakukan peningkatan partisipasi dan posisi organisasi dalam komunitas, yang dimana dapat dilakukan dengan memperkerjakan warga yang tinggal di sekitar perusahaan sebagai karyawan. Hal ini tentunya menguntungkan warga, karena CV. Jaya Rattan telah menyediakan lapangan kerja bagi mereka sehingga mereka pun dapat memiliki penghasilan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu juga dengan memperkerjakan warga yang tinggal di sekitar perusahaan sebagai karyawan juga dapat membuat warga menyadari bahwa dengan keberadaan CV. Jaya Rattan di sekitar tempat tinggal mereka dapat memberikan kontribusi yang positive terhadap kesejahteraan hidup masyarakat setempat.

Lalu, bila dikaitkan dengan teori yang diungkapkan oleh Iriantara (2004, 68) mengenai program dan kegiatan Community Relations bisa memberikan manfaat jangka panjang bagi organisasi maupun komunitas juga diaplikasikan oleh CV. Jaya Rattan dalam kegiatan Community Relations yang dijalankannya, yaitu dalam hal melakukan konsultasi secara rutin dengan Ketua RT Desa Candimas-Lampung Selatan. Hal itu dilakukan secara rutin setiap awal bulan oleh Divisi HRD CV. Jaya Rattan dengan maksud agar dapat mengetahui bagaimana perusahaan dimata masyarakat setempat dan apakah ada warga yang mempunyai

(24)

saran atau kritik terhadap perusahaan atau terhadap kegiatan-kegiatan Community Relations yang telah dilaksanakan. Apabila memang terdapat kritik atau tanggapan yang negatif terhadap perusahaan maupun kegiatan-kegiatan Community Relations yang telah dilakukan oleh perusahaan, maka Divisi HRD CV. Jaya Rattan akan menerima dengan baik dan mendiskusikannya dulu dengan Pimpinan Perusahaan, baru setelah itu mengundang Ketua RT beserta beberapa orang perwakilan warga setempat untuk melakukan musyawarah demi tercapainya kesepakatan bersama. Hal ini tentunya memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan, karena dengan mengadakan konsultasi rutin seperti ini perusahaan dapat mengetahui apabila terdapat opini negative dari masyarakat dan bisa segera diselesaikan dengan baik agar tidak memicu terjadinya aksi protes atau demontrasi di kemudian hari akibat ketidakpuasan warga terhadap perusahaan. Adapun menfaat jangka panjang yang dapat diperoleh warga dari pengadaan konsultasi rutin ini juga dapat menjadi prasarana yang dapat digunakan warga untuk menyampaikan aspirasi mereka apabila merasa tidak puas terhadap perusahaan maupun kegiatan-kegiatan Community Relations yang telah dilakukan agar tidak menimbulkan bentrokan dan terjadi pemutusan hubungan baik yang sudah terjalin selama ini antar warga dan CV. Jaya Rattan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa demi memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan dan demi terjalinnya hubungan yang harmonis dengan masyarakat setempat, maka CV. Jaya Rattan selama ini telah melakukan berbagai kegiatan Community Relations, dimana kegiatan Community Relations ini juga merupakan fungsi eksternal dari Public Relations yang dilakukan oleh Divisi

(25)

HRD CV. Jaya Rattan dengan kegiatan antara lain melakukan pemberian filantropi, memperkerjakan tenaga kerja lokal yang merupakan masyarakat di sekitar perusahaan, serta melakukan konsultasi rutin bersama Ketua RT Desa Candimas-Lampung Selatan.

V.2.4. Tahapan-Tahapan Program Community Relations CV. Jaya Rattan Untuk dapat mencapai tujuan Community Relations secara keseluruhan dan agar manfaat dari pelaksanaan program tersebut dapat dirasakan baik oleh perusahaan yang menjalankan maupun masyarakat setempat, menurut Iriantara (2004, 126-144) dapat dilakukan dengan melakukan lima tahapan, yaitu :

1) Pengorganisasian 2) Penyusunan 3) Pengarahan 4) Pengawasan 5) Penilaian

Berdasarkan data penelitian yang dilakukan oleh penulis di lapangan, penulis melihat bahwa CV. Jaya Rattan telah melakukan kelima tahapan menurut Iriantara (2002, 126-144) diatas dengan penjelasan sebagai berikut :

1) Pengorganisasian

Tahap pengorganiasian menurut Geirge R. Terry seperti yang dikutip oleh Iriantara (2004, 126) menyatakan bahwa :

Pengorganisasian merupakan kegiatan dasar management yang dilakukan untuk menghimpun dan menyusun semua sumber daya yang diisyaratkan dalam rencana sehingga kegiatan mencapai tujuan yang sudah ditetapkan bisa dilaksanakan dengan baik. Jadi, tahap pengorganisasian yang telah dilakukan oleh CV. Jaya Rattan dalam menjalakan kegiatan Community Relations nya selama ini adalah dengan menunjuk Divisi HRD dengan seluruh anggotanya untuk bertanggung jawab

(26)

penuh terhadap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Community Relations yang dijalankan oleh perusahaan. Divisi HRD CV. Jaya Rattan juga bertanggung jawab untuk dapat meminimalisir adanya kendala yang dapat timbul dari pelaksanaan suatu kegiatan Community Relations dan bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi kegiatan untuk dapat mengetahui apakah terdapat saran dan kritik dari masyarakat terhadap perusahaan maupun terhadap kegiatan Community Relations yang telah dilakukan oleh perusahaan.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pengorganisasian terhadap kegiatan Community Relations yang dilakukan oleh CV. Jaya Rattan ini adalah untuk dapat membangun hubungan baik dan harmonis antara perusahaan dengan masyarakat setempat.

2) Penyusunan

Tahapan selanjutnya dalam implementasi Community Relations adalah penyusunan yang memiliki pengertian sebagai keputusan apakah akan menggunakan tenaga yang ada, mengambil dari luar atau merekrut petugas baru (Iriantara 2004, 131).

Maka, CV. Jaya Rattan selama ini telah melakukan penyesuaian antara anggota Divisi HRD dengan kegiatan Community Relations yang dijalankan perusahaan, dimana maksudnya Divisi HRD CV. Jaya Rattan selalu berusaha untuk turun tangan sendiri dalam melakukan kegiatan Community Relations nya, namun kadangkala juga menggunakan bantuan dari pihak luar.

Adapun kegiatan Community Relations yang memungkinkan Divisi HRD CV. Jaya Rattan untuk dapat turun tangan sendiri adalah bila berkaitan dengan

(27)

pemberian sumbangan dana atau barang bagi masyarakat setempat yang memang tidak membutuhkan keahlian (skill) khusus untuk dapat melakukannya.

Sedangkan kegiatan Community Relations yang tidak memungkinkan untuk dilakukan sendiri oleh Divisi HRD CV. Jaya Rattan sehingga membutuhkan bantuan dari pihak lain adalah bila berkaitan dengan pengaspalan jalanan di sepanjang Desa Candimas, pembangunan Masjid yang diperuntukkan untuk karyawan perusahaan dan masyarakat setempat, serta pemasangan listrik di Desa Candimas, dimana hal-hal tersebut membutuhkan keahlian (skill) khusus dan tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.

3) Pengarahan

Tahapan selanjutnya dalam Implementasi Community Relations adalah pengarahan yang memiliki tujuan untuk dapat mengordinasikan bagian-bagian tugas agar tetap berjalan dengan baik dalam upaya mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya (Iriantara 2004, 124).

Jadi, selama ini dalam menjalankan kegiatan Community Relations nya, CV. Jaya Rattan juga telah melakukan tahapan pengarahan ini. Adapun tahapan pengarahan ini biasa diberikan secara formal oleh Manager HRD CV. Jaya Rattan dalam rapat koordinasi yang memang selalu dilakukan oleh Divisi HRD sebelum suatu kegiatan Community Relations berjalan. Pengarahan dalam bentuk formal juga diberikan oleh Manager HRD CV. Jaya Rattan yang selama ini selalu ikut dalam setiap kegiatan Community Relations yang dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk instruksi secara langsung terhadap anggotanya di lapangan.

(28)

4) Pengawasan

Tahapan selanjutnya dalam implementasi Community Relations adalah pengawasan, dimana menurut Manullang seperti yang dikutip oleh Iriantara (2004, 138) memiliki pengertian :

Proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilakukan, menilai pekerjaan tersebut dan mengoreksinya bila diperlukan dengan maksud agar pelaksanaan pekerjaan sesuai rencana.

Maka, tahap pengawasan yang telah dilakukan oleh CV. Jaya Rattan dalam menjalakan kegiatan Community Relations nya selama ini adalah dengan melakukan pengawasan strategis yang berarti dilakukan untuk melihat bagaimana program atau kegiatan ini sejalan dengan rencana strategis organisasi dan pengawasan operasional yang berarti pengawasan pada kegiatan atau program Community Relations yang sedang berjalan (Iriantara 2004, 139).

Adapun maksud dari pengawasan strategis yang dijalankan oleh CV. Jaya Rattan selama ini dalam pelaksanaan kegiatan Community Relations nya dilakukan oleh Manager HRD CV. Jaya Rattan yang juga di monitor-ing oleh Pimpinan CV. Jaya Rattan. Jadi, Manager HRD yang bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan Community Relations yang dilakukan perusahaan dan bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan Community Relations yang akan dijalankan dan yang sudah berjalan apakah memang sesuai atau tidak dengan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan Community Relations tersebut, yaitu demi terciptanya hubungan harmonis dengan warga setempat. Jika memang dari pengawasan strategis yang dilakukan ternyata kegiatan Community Relations tertentu tidak sesuai dengan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan Community Relations, yang maksudnya tanggapan dari warga setempat negative terhadap

(29)

kegiatan tersebut, maka Manager HRD wajib melaporkan hal tersebut kepada Pimpinan Perusahaan untuk diputuskan apakah kegiatan serupa perlu dilanjutkan atau tidak.

Sedangkan pengawasan operasional yang dilakukan oleh CV. Jaya Rattan selama ini dalam pelaksanaan kegiatan Community Relations nya adalah pengawasan yang dilakukan oleh Manager HRD terhadap kegiatan Community Relations tertentu yang sedang berjalan apakah sesuai dengan perencanaan awal yang telah ditetapkan sebelumnya atau tidak.

5) Penilaian

Tahapan terakhir dalam implementasi Community Relations adalah penilaian, yang menurut Manullang seperti dikutip oleh Iriantara (2004, 141) memiliki pengertian :

Penilaian pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan yang ditetapkan bisa tercapai atau tidak atau untuk menilai apakah kegiatan atau program berjalan sesuai rencana.

Maka, tahap pengawasan yang telah dilakukan oleh CV. Jaya Rattan dalam menjalakan kegiatan Community Relations nya selama ini adalah dengan selalu melakukan evaluasi oleh Divisi HRD perusahaan, setelah melakukan konsultasi rutin ke Ketua RT setempat agar dapat mengetahui apakah ada saran atau kritik yang diberikan oleh masyarakat terhadap perusahaan maupun kegiatan Community Relations yang telah dilaksanakan atau tidak. Hasil dari evaluasi ini selanjutnya akan diserahkan dalam bentuk laporan kepada Pimpinan Perusahaan yang ingin mengetahui sejauh mana efektivitas dan keberhasilan dari kegiatan Community Relations yang sudah berjalan.

(30)

V.2.5. Penerapan Konsep Triple Bottom Line Dalam Kegiatan Community Relations CV. Jaya Rattan

Konsep Triple Bottom Line merupakan suatu konsep yang sesuai dengan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi dan dipopulerkan oleh John Elkington.

Konsep ini menekankan kepada “Tiga P”, yaitu People, Planet, dan Profit, dimana menurut Ibrahim (2005, 29) pengertian mengenai Konsep Triple Bottom Line ini adalah :

Komitmen perusahaan dalam Corporate Social Responsibility (CSR) di tujukkan dalam triple bottom line berupa 3P, yaitu Profit, Planet, dan People, dimana maksudnya kelangsungan hidup perusahaan hanya akan terjadi apabila perusahaan menaruh kepedulian terhadap pertumbuhan ekonomi, kepedulian terhadap pengembangan lingkungan dan kepedulian terhadap pengembangan sosial.

Adapun maksud dari “Tiga P” dalam konsep ini adalah perusahaan tidak dapat hanya selalu mementingkan keuntungannya (profit) semata. Tetapi, selain itu juga perusahaan harus memperhatikan dan mementingkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan (people) dan ikut menjaga kelestarian lingkungan dimana perusahaan tersebut berada (planet).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di lapangan, maka penulis melihat bahwa sudah terdapat keseimbangan antara penerapan “Tiga P” yang ada dalam Konsep Triple Bottom Line tersebut terhadap kegiatan Community Relations yang dilakukan oleh CV. Jaya Rattan dengan penjelasan sebagai berikut :

1) People

Salah satu unsur “Tiga P” dalam Konsep Triple Bottom Line menurut John Elkington (1997) dalam “Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of

(31)

Twentieth Century Business” adalah People dan unsur People ini oleh CV. Jaya Rattan ditujukkan kepada masyarakat Desa Candimas-Lampung Selatan lewat berbagai pemberian beberapa bantuan sosial yang diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Desa Candimas-Lampung Selatan. Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di lapangan maka CV. Jaya Rattan telah memberikan beberapa bantuan sosial berupa pemasangan listrik masuk desa dan mengaspal jalanan di sepanjang Desa Candimas yang dulunya hanya berupa tanah merah dan secara rutin mengaspalnya kembali bila sudah mulai rusak dan berlubang.

2) Planet

Unsur lain dalam Konsep Triple Bottom Line menurut John Elkington (1997) dalam “Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century Business” adalah Planet dan unsur Planet ini oleh CV. Jaya Rattan ditujukkan terhadap lingkungan sekitar perusahaan lewat penerapan program Go Green yang diterapkan dengan melakukan berbagai tindakan peduli lingkungan, dimana program Go Green ini terdiri dari 4P, yaitu : Reduce (pengurangan pemakaian bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan), Repair (memperbaiki kembali lingkungan yang rusak), Recycle (proses mendaur ulang), dan Reuse (pemakaian kembali) ((Nasoetion, Go Green Indonesiaku).

Maka berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di lapangan, penerapan program Go Green yang dilakukan oleh CV. Jaya Rattan dapat dilihat dengan telah dilakukannya tindakan Repair (memperbaiki kembali lingkungan

(32)

yang rusak) yang memang merupakan bagian dari unsur 4P dalam program Go Green.

Bentuk nyata dari tindakan Repair (memperbaiki kembali lingkungan yang rusak) yang dijalankan oleh CV. Jaya Rattan selama ini dapat dilihat dari pengaspalan jalanan yang dilakukan oleh perusahaan di sepanjang Desa Candimas-Lampung Selatan yang awalnya hanya berupa tanah merah. Selain itu juga CV. Jaya Rattan selalu rutin membetulkan dan mengaspal kembali jalanan tersebut bila kembali rusak dan berlubang. CV. Jaya Rattan juga telah melengkapi mesin-mesinnya yang berfungsi menghaluskan rotan dengan karung yang selalu di ikat rapat agar debu-debu hasil penghalusan rotan tersebut tidak terbang ke sembarang arah dan menggangu pernafasan warga serta CV. Jaya Rattan juga telah membangun saluran khusus untuk menampung air cucian rotan yang merupakan bagian dari proses produksi yang dilakukan perusahaan agar tidak menggangu warga. CV. Jaya Rattan juga telah ikut melakukan proses penghijauan lingkungan dengan telah menanam pohon buah-buahan dan pohon-pohon lainnya di lapangan perusahaan yang tidak terpakai untuk proses produksi.

3) Profit

Unsur terakhir dalam Konsep Triple Bottom Line menurut John Elkington (1997) dalam “Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century Business” adalah Profit dan unsur Profit ini oleh CV. Jaya Rattan ditunjukkan terhadap efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan, dimana bentuk keuntungan tersebut didapatkan dengan menjalankan prinsip ekonomi, yaitu meningkatkan produktivitas dan melakukan efisiensi biaya sehingga perusahaan

(33)

mempunyai keunggulan kompetitif yang dapat memberikan nilai tambah semaksimal mungkin (Wibisono 2007, 32).

Maka berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di lapangan, penerapan efisiensi yang dilakukan oleh CV. Jaya Rattan dapat dilihat dari adanya pelatihan khusus yang diberikan oleh perusahaan bagi karyawan Divisi Produksi dengan tujuan supaya para karyawan tersebut dapat lebih meng-efisiensikan antara waktu kerja dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Dengan dilakukannya pelatihan khusus bagi para karyawan Divisi Produksi itu, CV. Jaya Rattan juga dapat memimalisir terjadinya penghamburan penggunaan material produksi yang mungkin dapat terjadi apabila para karyawan itu sebelumnya tidak diberikan pelatihan khusus sehingga mereka tidak mengetahui apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan dalam suatu proses produksi. CV. Jaya Rattan juga telah mengaspal jalanan di sepanjang Desa Candimas-Lampung Selatan untuk mengefisienkan waktu bagi para supir angkutan mobil-mobil berat yang digunakan dalam proses jual beli rotan supaya cepat sampai ke perusahaan.

CV. Jaya Rattan telah seimbang dalam menerapkan “Tiga P” yang ada dalam Konsep Triple Bottom Line (people, planet, profit) dalam kegiatan Community Relations yang dijalankan perusahaan selama ini dan tidak hanya menitikberatkan pada salah satu bidang saja.

Dengan demikian, setelah menjalankan tahapan-tahapan kegiatan Community Relations yang diaplikasikan dengan Konsep Triple Bottom Line yang

(34)

dipopulerkan oleh John Elkington (2007), maka telah terbangun hubungan baik dengan masyarakat Desa Candimas-Lampung Selatan.

V.2.6. Keabsahan Data

Berdasarkan pembahan sebelumnya mengenai teknik pemeriksaan keabsahan data, menurut Moleong (2011, 327-344) terdapat sembilan teknik yang dapat digunakan dalam suatu penelitian. Tetapi, dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan lima teknik untuk memeriksa keabsahan data dengan penjelasan sebagai berikut :

1) Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan merupakan aspek penting dalam suatu penelitian dan teknik ini juga digunakan oleh penulis dalam penelitian, dimana maksudnya penulis terjun langsung lapangan, mulai dari mengunjungi langsung CV. Jaya Rattan, mengunjungi Ketua RT serta warga setempat di Desa Candimas-Lampung Selatan, dan melakukan wawancara mendalam (depth interview) dengan Pimpinan Perusahaan serta Manager HRD CV. Jaya Rattan (sebagai key informant) dan Ketua RT serta seorang warga Desa Candimas (sebagai informant).

2) Triangulasi

Triangulasi merupakan suatu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memerlukan penggunaan sesuatu yang lain dan teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaaan melalui sumber lainnya. Maka teknik triangulasi yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan

(35)

membandingkan antara hasil penelitian dan tinjauan langusung yang dilakukan penulis ke CV. Jaya Rattan dan warga setempat dengan hasil wawancara mendalam (depth interview) yang dilakukan penulis terhadap key informant dan informant dalam penelitian ini.

3) Kecukupan referensial

Kecukupan referensial yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer yang berupa wawancara mendalam (depth interview) terhadap para key informant dan informant serta melakukan observasi, serta data sekunder yang berupa studi kepustakaan dan studi dokumentasi.

4) Uraian rinci

Peneliti juga menggunakan teknik ini dalam penelitian yang menguraikan hasil penelitian yang dilakukan penulis dengan menggunakan tulisan dan bahasa yang mudah dipahami serta berdasarkan kejadian nyata (real) dengan harapan agar dapat memudahkan pembaca untuk mengerti penelitian ini.

5) Auditing

Pada tahap ini, akan diadakan pengecekan dan pemeriksaan kembali catatan penelitian yang berkaitan dengan seluruh proses dan hasil penelitian yang sudah berlangsung sebelumnya. Maka, teknik ini juga dilakukan penulis dalam penelitian dengan telah dilakukannya pemeriksaan kembali terhadap seluruh catatan mengenai data primer maupun data sekunder yang dimiliki penulis agar dapat dipastikan bahwa seluruh data yang berkaitan dengan

(36)

penelitian ini telah dimasukkan dan memang sesuai dengan data primer maupun sekunder yang ada.

Oleh karena itu, dengan menggunakan lima teknik pemeriksaan keabsahan data menurut Moleong (2011, 327-344) diatas, maka Penulis dapat memastikan bahwa penelitian ini sudah absah (valid-reliabel).

(37)
(38)

1

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Penulis mengenai kegiatan Community Relations yang dilakukan oleh CV. Jaya Rattan untuk mengadakan hubungan baik dengan masyarakat Desa Candimas-Lampung Selatan, maka CV. Jaya Rattan selama ini juga telah menjalankan technique of communication.

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh CV. Jaya Rattan selama ini adalah untuk membangun hubungan baik dan harmonis dengan masyarakat Desa Candimas-Lampung Selatan dan untuk mencapai tujuan itu, maka strategi yang digunakan adalah dengan melakukan berbagai kegiatan Community Relations, dimana kegiatannya antara lain adalah dengan melakukan pemasangan listrik masuk desa dan melakukan pengaspalan jalanan di sepanjang Desa Candimas-Lampung Selatan dengan harapan agar dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi warga setempat, memperkerjakan tenaga kerja lokal untuk meningkatkan kesejahteraan hidup warga karena menyediakan lapangan kerja bagi mereka sehingga mereka pun dapat memiliki penghasilan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan melakukan konsultasi rutin dengan Ketua RT setempat untuk mengetahui sejauh mana citra (image) perusahaan dimata masyarakat dan apakah ada kritik maupun saran dari warga terhadap perusahaan atau tidak. Berbagai hal tersebut dilakukan semata-mata agar dapat terbangun hubungan yang

(39)

2 harmonis antara CV. Jaya Rattan dengan masyarakat Desa Candimas dan supaya eksistensi perusahaan dapat terus berlangsung.

CV. Jaya Rattan juga menerapkan Konsep Triple Bottom Line dalam kegiatan Community Relations nya selama ini, dimana Konsep Triple Bottom Line terdiri dari tiga aspek penting yaitu people, planet, dan profit dan ketiga aspek tersebut telah diaplikasikan oleh CV. Jaya Rattan dengan people yang ditujukkan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan lewat pemasangan listrik masuk desa dan melakukan pengaspalan jalanan di sepanjang Desa Candimas-Lampung Selatan dengan harapan agar dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi warga setempat, planet yang ditujukkan kepada lingkungan sekitar perusahaan lewat penerapan program Go Green dengan salah satu contoh tindakannya adalah ikut melakukan proses penghijauan lingkungan dengan telah menanam pohon buah-buahan dan pohon-pohon lainnya di lapangan perusahaan yang tidak terpakai untuk proses produksi, dan profit yang ditujukkan kepada keuntungan yang mau diraih oleh perusahaan lewat pemberian pelatihan bagi karyawan Divisi Produksi dengan tujuan supaya para karyawan tersebut dapat lebih mengefisiensikan antara waktu kerja dengan pekerjaan yang mereka lakukan.

Dengan demikian, Penulis dapat menyimpulkan bahwa dampak yang timbul dari telah dilakukannya berbagai kegiatan Community Relations oleh CV. Jaya Rattan adalah terciptanya hubungan baik dan harmonis antara CV. Jaya Rattan dengan masyarakat Desa Candimas-Lampung Selatan yang dapat dilihat

(40)

3 dari tidak adanya lagi protes atau demonstrasi yang dilakukan oleh warga terhadap perusahaan.

VI.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Penulis di lapangan, maka beberapa saran yang dapat diberikan terhadap CV. Jaya Rattan adalah sebagai berikut :

1) Sebaiknya CV. Jaya Rattan memiliki Divisi Public Relations, sehingga tugas dan fungsi Public Relations, baik terhadap publik internal maupun eksternal perusahaan dapat dilakukan dengan semaksimal mungkin. Karena, walaupun ada Divisi HRD yang selama ini menjalankan fungsi dan tugas dari Public Relations terhadap berbagai publik perusahaan dengan baik, termasuk menangani seluruh kegiatan Community Relations perusahaan, tetapi ada baiknya bila masing-masing Divisi hanya berorientasi dengan bagiannya masing-masing dan tidak tercampur aduk antara satu sama lainnya,

2) CV. Jaya Rattan sebaiknya dapat membedakan antara kegiatan filantropi dengan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Karena, filantropi berbeda dengan kegiatan CSR, dimana bila kegiatan filantropi hanya bersifat jangka pendek saja sedangkan kegiatan CSR bersifat jangka panjang dan berkesinambungan.

Referensi

Dokumen terkait

1, Balai Latihan Kerja Industri Makassar dengan judul “REVITALISASI MANAJEMEN PELATIHAN TENAGA KERJA (STUDI KASUS PADA BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI MAKASSAR)”.

Kebersihan diri dalam proses pembuatan makanan kue bingke yaitu : tidak sakit saat mengolah makanan, menutup luka, menggunakan celemek, tidak merokok, tidak menggunakan

Arti awal maqaalah memang dis- kusi, obrolan, tapi kemudian artinya berubah menja<h artikel. Ini terjadi karena di masa lalu transfer ilmu di- lakukan dengan lisan dan

Pengetahuan siswa yang cukup baik tentang penyakit DBD tidak berhubungan dengan sikap terhadap pencegahan DBD, hal ini terlihat dari 5 responden yang

Setelah dihasilkan Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan ke- naikan titik didih larutan yang telah divalidasi oleh ahli dan dilakukan revisi, maka dilakukan uji

Kinerja karyawan memiliki link yang kuat dengan pelatihan SDM dan ada untuk itu adalah studi penting bagi dunia usaha untuk belajar tentang hubungan

Dari kedua bentuk sanksi atau hukuman tersebut penulis menilai bahwa terdapat Persamaan Sanksi bagi pelaku pengedaran obat farmasi tanpa izin yaitu berupa hukuman

Hipotesis awal dari penelitian dengan menambahkan fiber pada tanah lempung yaitu agar kandungan kadar air dan fiber yang ada pada campuran lebih merata