• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

29 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Responden Penelitian

Penelitian ini dilakukan di delapan desa yang ada di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Desa tersebut adalah Desa Kopeng, Getasan, Nggrawan, Tolokan, Batur, Wates, Polobogo dan Sumogawe. Penelitian ini melibatkan 100 orang ibu yang memiliki anak pertama sebagai responden penelitian. Dari 100 orang ibu tersebut, 50 orang ibu (50%) diantaranya tidak lulus pendidikan dasar (SD - SMP) dan 50 orang ibu (50%) lainnya dengan tingkat pendidikan lulus pendidikan menengah (SMA). Berikut adalah data demografi yang didapatkan dari hasil penelitian sebagai gambaran terhadap responden penelitian:

Tabel. 4.1.1. Demografi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Jumlah Responden Persentase Tidak Lulus

Pendidikan Dasar

(SD-SMP) 50 orang 50%

Lulus Pendidikan

(2)

Tabel 4.1.2. Demografi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak

Jenis Kelamin Anak

Jumlah Anak Persentase

Laki-laki 51 orang 51%

Perempuan 49 orang 49%

4.2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 Minggu, yaitu pada tanggal 28 April 2016 hingga tanggal 12 Mei 2016. Peneliti mengumpulkan data dengan cara menggunakan angket Kecemasan. Sesuai dengan etika penelitian, peneliti menjelaskan tentang informed consent kepada responden penelitian. Setelah peneliti mendapatkan persetujuan dari responden yang dibuktikan dengan tanda tangan pada tempat yang disediakan, peneliti menyerahkan lembar angket dan alat tulis pada responden.

4.3. Hasil Penelitian

4.3.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Untuk mengukur tinggi-rendahnya tingkat kecemasan masing-masing variabel penelitian, digunakan interval sebagai berikut:

(3)

Ketika dilakukan uji validitas angket penelitian, jumlah item yang valid adalah 17. Skor tertinggi pada angket tersebut adalah 4 dan skor terendahnya adalah 1. Untuk memperoleh skor tertinggi diperoleh dengan cara mengalikan skor tertinggi dengan jumlah item yang valid (4x17=68) dan skor terendah didapatkan dengan mengalikan skor terendah dengan jumlah item yang valid (1x17=17).

Kategori yang digunakan untuk tingkat kecemasan adalah 3 kategori, yaitu: rendah, sedang dan tinggi. Sehingga intervalnya adalah:

i = 68 – 17 3

i = 17

Berdasarkan interval tersebut, maka kategori tingkat kecemasan dapat dibagi menjadi tiga, antara lain:

17 ≤ x < 34 = cemas ringan 34 ≤ x < 51 = cemas sedang 51 ≤ x ≤ 68 = cemas berat

(4)

Tabel 4.3.1. Hasil Pengukuran Variabel Kecemasan dalam Toilet Training

Tingkat Pendidikan

Kategori Interval Frekuensi Persentase (%) Tidak Lulus Pendidikan Dasar Ringan 17≤ x <34 11 22% Sedang 34≤ x <51 32 64% Berat 51≤ x ≤ 68 7 14%

N = 50, mean = 39,14, SD = 7,9, Min = 24, Max = 59 Lulus Pendidikan Menengah Ringan 17≤ x <34 7 14% Sedang 34≤ x <51 38 76% Berat 51≤ x ≤ 68 5 10%

N = 50, mean = 40,54 , SD = 6,6, Min = 26, Max = 55

Berdasarkan tabel di atas, perbandingan hasil pengukuran tingkat kecemasan Ibu dalam toilet training masing-masing berdasarkan tingkat pendidikan tidak lulus pendidikan dasar dan lulus pendidikan menengah adalah cemas ringan yaitu dari 11 orang Ibu : 7 orang Ibu (22% : 14%), cemas sedang terdapat 32 orang Ibu : 38 orang Ibu (64% : 76%) dan 7 orang Ibu : 5 orang Ibu (14% : 10%) mengalami cemas berat. Nilai rata-rata tingkat kecemasan Ibu masing-masing tingkat pendidikan adalah 39,14 dan 40,54. Nilai tersebut menandakan bahwa rata-rata tingkat kecemasan Ibu, baik yang tidak lulus Pendidikan Dasar

(5)

maupun yang lulus Pendidikan Menengah adalah cemas sedang.

4.3.2. Analisis Data

Hasil yang didapatkan dari angket penelitian dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square apabila memenuhi persyaratan dan uji Kolmogorov Smirnov apabila tidak memenuhi persyaratan. Untuk mengetahui kelayakan penggunaan uji Chi Square, data harus dilakukan uji Chi Square, kemudian dilihat nilai expected. Apabila nilai expected yang muncul kurang dari 5 maka dinyatakan tidak layak untuk menggunakan uji Chi Square. Sebaliknya, apabila nilai expected yang muncul lebih dari 5 maka layak digunakan uji Chi Square.

Tabel 4.3.2.1 Hasil Uji Chi Square Kecemasan

Total Rendah Sedang Tinggi

Pendidikan Tidak lulus pendidikan dasar Nilai expected 9.0 35.0 6.0 50.0 Lulus pendidikan menengah Nilai expected 9.0 35.0 6.0 50.0 Total Nilai expected 18.0 70.0 12.0 100.0

(6)

Pada tabel di atas, didapatkan hasil semua nilai expected lebih besar dari 5, yakni 9.0, 35.0, 6.0, 9.0, 35.0 dan 6.0. Hasil tersebut menyatakan bahwa data ini layak diuji dengan menggunakan uji Chi Square.

Tabel 4.3.2.2. Hasil Uji Beda Chi Square Chi Square test Nilai signifikansi

Pearson Chi-Square 0.420

Kriteria pengujian untuk Uji Chi Square adalah, sebagai berikut: 1. H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05

2. H0 ditolak jika nilai signifikansi < 0,05

Berdasarkan hasil pada tabel di atas, didapatkan nilai signifikansi adalah 0.420. Nilai tersebut lebih besar dari 0.05, sehingga didapatkan hasil bahwa H0 diterima. H0 dalam penelitian ini adalah tidak ada perbedaan tingkat kecemasan ibu dalam toilet training kepada anak pertama usia toddler ditinjau dari latar belakang pendidikan ibu di Kecamatan Getasan.

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis statistik menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai tingkat kecemasan dalam toilet training antara Ibu yang lulus pendidikan menengah dengan Ibu yang tidak lulus pendidikan dasar. Hasil ini sesuai dengan

(7)

penelitian yang dilakukan Lutfa dan Maliya (2008), bahwa tingkat pendidikan tidak mempengaruhi tingkat kecemasan, meskipun penelitian Lutfa dan Maliya (2008) bukan mengenai kecemasan ibu dalam toilet training.

Tingkat kecemasan dalam toilet training pada Ibu-ibu yang memiliki anak pertama usia toddler di Kecamatan Getasan berbeda-beda. Ada beberapa Ibu yang mengalami kecemasan ringan dan ada yang mengalami kecemasan berat dalam toilet training, namun persentase tingkat kecemasan rendah dan berat lebih kecil daripada tingkat kecemasan sedang. Rata-rata tingkat kecemasan dalam toilet training pada ibu yang memiliki anak pertama usia toddler di Kecamatan Getasan adalah sedang.

Bagi ibu yang baru memiliki 1 anak, pengalaman toilet training juga merupakan pengalaman pertama. Menurut Notoatmodjo (2003), pengalaman adalah guru yang baik, yakni merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Dengan demikian, pada pengalaman pertama Ibu dalam toilet training yang mempunyai rata-rata tingkat kecemasan sedang merupakan hal yang wajar.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti ketika membagikan angket, hampir semua Ibu baik yang tidak lulus pendidikan dasar maupun yang lulus pendidikan menengah hidup bersama orang tua dalam satu rumah. Ada yang hidup dengan

(8)

orang tua dari istri atau responden penelitian dan ada yang tinggal bersama orang tua dari suami responden. Kehadiran orang tua membuat Ibu secara psikologis merasa ada dukungan dan bantuan dari orang tua yang lebih berpengalaman dalam hal toilet training. Dengan demikian, hampir semua Ibu dapat melakukan toilet training tanpa perlu merasakan cemas secara berlebihan.

Keterlibatan Ibu dalam posyandu juga berpengaruh pada tingkat kecemasan ibu dalam toilet training. Seperti hasil wawancara pada kader-kader posyandu dan Ibu-ibu di Kecamatan Getasan, bahwa semua Ibu yang menjadi responden penelitian selalu aktif dalam mengikuti posyandu. Kegiatan posyandu di Kecamatan Getasan selalu diadakan rutin, yakni setiap bulan sekali. Dalam kegiatan posyandu, Ibu-ibu bukan hanya dapat memeriksakan anak mereka untuk pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar lengan atas namun Ibu juga bisa melakukan konsultasi kepada kader posyandu dan bidan Desa. Konsultasi kesehatan dilakukan apabila Ibu mengalami keluhan tentang kesehatan anak atau ibu yang berkaitan dengan tumbuh-kembang anak, akan tetapi ibu-ibu mengaku bahwa tidak pernah melakukan konsultasi mengenai toilet training kepada kader posyandu atau bidan Desa. Dalam hal toilet training, Ibu-ibu di kecamatan Getasan saling berbagi pengalaman ketika dilakukan posyandu apabila ada keluhan tentang toilet training.

(9)

Kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam toilet training diceritakan kepada Ibu-ibu lain yang sudah mempunyai pengalaman, baik pengalaman yang sama ataupun berbeda. Dengan demikian, Ibu mendapatkan kiat-kiat dalam toilet traning dari pengalaman Ibu lainnya. Berdasarkan hasil wawancara singkat terhadap Ibu-ibu dan kader posyandu di Kecamatan Getasan, belum ada kegiatan penyuluhan tentang toilet training pada setiap posyandu. Kegiatan posyandu akan menjadi lebih baik lagi apabila petugas kesehatan, baik dari puskesmas maupun bidan Desa dapat memberikan promosi kesehatan tentang toilet training kepada kader posyandu agar kader posyandu dapat memberikan solusi kepada ibu-ibu yang mengalami kesulitan dalam toilet training.

Hal lain yang ditemukan di lapangan adalah banyak Ibu juga belum mengetahui dampak psikologis akibat dari kegagalan toilet training. Ibu-ibu hanya mengetahui dampak secara fisik, yakni anak akan selalu mengompol dan buang air besar secara sembarangan. Sebagaimana yang dikemukakan Notoatmodjo (2003), bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu dan pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan teori tersebut, maka pengetahuan Ibu yang hanya mengenai dampak fisik kegagalan toilet training dapat berpengaruh pada

(10)

perasaan cemas dalam melakukan toilet training. Hal itu terjadi karena secara logika, ketika kita mengetahui dampak negatif atau bahaya dari suatu tindakan, kita akan merasa cemas ketika melakukan tindakan tersebut.

Setiap anak memiliki kesiapan untuk memulai toilet training berbeda-beda. Keberhasilan anak dalam toillet training juga dicapai dalam waktu yang berbeda-beda. Seperti yang dikemukakan Wong, dkk (2008) bahwa orang tua perlu untuk mengetahui kesiapan-kesiapan anak dalam memulai toilet training. Kesiapan-kesiapan tersebut berupa kesiapan fisik dan mental. Dalam hal inilah petugas kesehatan dapat mengatasi dengan cara memberikan promosi kesehatan tentang toilet training agar informasi yang didapatkan ibu menjadi lebih jelas. Diharapkan dengan adanya informasi yang lengkap dan jelas mengenai semua hal yang berkaitan dengan toilet training, ibu bisa menjadi lebih mudah dalam melakukan toilet training dan ibu dapat mengontrol kecemasan dalam toilet training dengan baik sehingga tidak menimbulkan kecemasan yang berlebihan bagi ibu.

Gambar

Tabel 4.1.2. Demografi Responden Berdasarkan Jenis  Kelamin Anak
Tabel 4.3.1. Hasil Pengukuran Variabel Kecemasan dalam  Toilet Training
Tabel 4.3.2.1 Hasil Uji Chi Square  Kecemasan
Tabel 4.3.2.2. Hasil Uji Beda Chi Square   Chi Square test  Nilai signifikansi

Referensi

Dokumen terkait

Korelasi yang lemah antara curah hujan dan ketinggian muka air di stasiun lebung Suak Buayo (stasiun 3) diduga disebabkan Suak Buayo merupakan lebung yang memiliki

Dengan demikian strategi yang tepat bagi pembangunan kehutanan di Pegunungan Arfak haruslah berangkat dari kekayaan sosial budaya dan kearifan lokal dalam menjaga, memanfaatkan dan

Berdasarkan hasil analisis antara fakta dan teori diatas tersebut dapat disimpulkan campuran mahkota dewa, jinten hitam dan kunyit putih mampu mengontrol faktor

Dari 30 % pasien dengan pengetahuan dan perilaku diet kurang, di akibatkan informasi mengenai diet DM kurang begitu jelas serta kejenuhan pasien terhadap makanan

Menurut peneliti adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap yangdalam hal ini adalah sikap pemenuhan nutrisi ibu post partum, menunjukkan bahwa pengetahuan

From the point of view of teacher education, it is helpful to ask if the continuation of this kind of relationship through the computer network (via electronic mail and

Pada Hari ini, Jum’at tanggal Delapan bulan Februari tahun Dua Ribu Tiga Belas,. bertempat di Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kayong Utara,

Leok II, Kec.Biau - Buol pada Tahun Anggaran 2013 akan melaksanakan Pengadaan dengan Pekerjaan sebagai berikut