• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KEMAMPUAN PENGGUNA TEKNOLOGI INFORMASI MENUJU TRANSFORMASI SUMBERDAYA MANUSIA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN KEMAMPUAN PENGGUNA TEKNOLOGI INFORMASI MENUJU TRANSFORMASI SUMBERDAYA MANUSIA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MANUSIA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Ari Muhardono, Chalimah, Mahardhika Diazwara, dan Mar’ah Email: arimuhardono@unikal.ac.id, chalimah@unikal.ac.id, Mahardhikadiazwara5@gmail.com, dan marzabintisenen@gmail.com

ABSTRAK

Transformasi sumberdaya manusia (SDM) sangat dituntun pada era revolusi indstri 4.0. Kemampuan pengguna teknologi informasi memiliki peran penting dalam transformasi SDM. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan teknologi informasi terhadap transformasi SDM dengan kemampuan pengguna sebagai variabel moderasi pada Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syari’ah Baitut Tamwil Muhammadiyah (KSPPS BTM) Jawa Tengah. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada populasi yang secara menyeluruh dijadikan sampel yakni seluruh manajer KSPPS BTM di wilayah Jawa Tengah. Analisis data dengan menggunakan uji regresi linier sederhana untuk hipotesis pertama dan hipotesis kedua dengan metode MRA (Moderated Regression Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap transformasi SDM, sedangkan untuk variabel moderasi dari hasil uji hipotesis kedua menunjukkan hasil bahwa variabel kemampuan pengguna berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap hubungan antara penerapan teknologi informasi dengan transformasi SDM, tetapi variabel kemampuan pengguna memperlemah interaksi antara variabel penerapan teknologi informasi terhadap transformasi SDM. Jadi dapat dikatakan kemampuan pengguna sebagai variabel moderasi potensial (Homologiser).

Kata Kunci : Penerapan Teknologi Informasi, Kemampuan Pengguna, Transformasi SDM, Variabel Moderasi

Human resources (HR) transformation is strongly guided in the industrial revolution 4.0 Era. The ability of users of information technology has an important role in the HR transformation. Therefore, this study aims to examine the effect of the application of information technology on the HR transformation with user capabilities as a moderating variable in the Savings and Loans Cooperative and Syari'ah Baitut Tamwil Muhammadiyah (KSPPS BTM) Central Java. Data collection was carried out by distributing questionnaires to the all managers of

(3)

KSPPS BTM in the Central Java region. Data analysis using simple linear regression. To test for the first hypothesis and the second hypothesis using the MRA (Moderated Regression Analysis) method. The results show that the application of information technology has a positive and significant effect on HR transformation, while the moderating variable from the results of the second hypothesis test shows that the user ability variable has a positive and insignificant effect on the relationship between the application of information technology and HR transformation, but the user ability variable weakens the interaction between the variables of the application of information technology to the HR transformation. So it can be said that the user's ability is a potential moderating variable (Homologiser). Keywords: Application of Information Technology, User Capabilities, HR Transformation, Moderating Variables

A. PENDAHULUAN

Teknologi digital kini merupakan bagian yang integral dari sumber daya perusahaan dan manajer menggunakannya dalam pengelolaan bisnis sehari-hari. Setiap aktivitas bisnis penting perusahaan-seperti perancangan layanan, pemantauan pengiriman produk dan arus kas, evaluasi Manajer, serta pembuatan iklan-terkait dengan sistem informasi (Ricky, 2004). Teknologi informasi berfungsi untuk memperoleh dan menyimpan informasi yang akan diputuskan oleh pembuat keputusan manajemen dan orang lain untuk membuat produk atau mengirimkan jasa kepada pelanggan (Luthans, 2006). Pada prinsipnya penerapan teknologi informasi di sebuah perusahaan atau organisasi disesuaikan dengan kebutuhan organisasi, tidak harus selalu memakai teknologi terbaru selama kebutuhan organisasi terhadap teknologi informasi yang telah ada sudah terpenuhi, namun jika dibutuhkan perusahaan harus mempertimbangkan untuk menerapkan teknologi informasi terbaru. Hal tersebut perlu dipertimbangkan karena penerapan teknologi informasi juga berguna untuk menurunkan biaya produksi dan membantu perusahaan menjadi yang kompetitif dalam persaingan dengan perusahaan lain.

(4)

Dalam lingkungan bisnis teknologi informasi sangat diperlukan untuk membantu kegiatan operasional perusahaan. Dengan peralatan teknologi yang canggih akan mempercepat kinerja dan memberikan hasil yang maksimal bagi perusahaan. Teknologi informasi yang diterapkan di sebuah perusahaan juga dapat digunakan untuk kegiatan analisis pengelolaan bisnis, pengambilan keputusan, serta kebutuhan yang lainnya bisa terpenuhi secara tepat guna. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ririn (2013) tentang Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Manajer pada PT. Serasi Autoraya-Trac Astra Rent a Car Cabang Pekanbaru, yang hasilnya menunjukkan bahwa teknologi informasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Manajer sehingga disimpulkan setiap terjadi perubahan pada penerapan teknologi informasi maka akan menyebabkan perubahan pula pada kinerja Manajer dan teknologi informasi dapat dijadikan tolak ukur untuk mengukur kinerja Manajer.

Namun dalam menerapkan teknologi informasi di dalam sebuah perusahaan harus didukung dengan kemampuan Manajer yang kompeten dalam menggunakan teknologi informasi tersebut. Hal ini dikarenakan yang mengoperasionalkan teknologi informasi sebagian besar adalah sumber daya manusia, dengan demikian perusahaan perlu memperhatikan kemampuan Manajer dalam menggunakan teknologi informasi yang diterapkan. Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan tersebut dipengaruhi oleh berbagai sumber daya yang ada didalam organisasi termasuk sumber daya manusia, sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber daya yang paling berperan penting adalah

(5)

sumber daya manusia, tujuan dapat tercapai dengan kemampuan yang dimiliki Manajer dalam mengoperasikan unit-unit kerja yang terdapat didalam organisasi.

Penelitian terdahulu meneliti pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja Manajer, hampir semua penelitian terdahulu hanya menggunakan dua variabel tersebut oleh karena itu peneliti tertarik untuk menambahkan variabel dalam penelitian ini yaitu variabel kemampuan pengguna karena sesuai dengan uraian sebelumnya bahwa kemampuan sumber daya manusia yang mengoperasikan sarana teknologi informasi perlu untuk diperhatikan. Selain itu kemampuan pengguna dijadikan peneliti sebagai variabel karena para Manajer masih dalam proses adaptasi ketika bekerja dengan menggunakan teknologi informasi.

Sedangkan untuk pemilihan variabel teknologi informasi alasan peneliti selain karena memang perkembangan teknologi yang sangat pesat juga dikarenakan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syari’ah Baitut Tamwil Muhammadiyah (KSPPS BTM) Jawa Tengah ini baru menerapkan sistem terpadu berbasis teknologi informasi dengan harapan meningkatkan kinerja Manajer sehingga dapat memuaskan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan. Selain itu dengan penerapan teknologi informasi diharapkan mampu bersaing dengan BTM dan BMT lainnya termasuk bank-bank umum yang lebih unggul. Harapan itulah yang juga menjadi alasan penelti memilih variabel Transformasi Sumberdaya Manusia dalam rangka memenuhi permintaan periode revolusi industri 4.0, dengan menciptakan Manajer dengan kemampuan untuk bersaing pada revolusi indutri 4.0.

(6)

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan teknologi informasi terhadap transformasi SDM BTM Jawa Tengah

2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan pengguna memoderasi pengaruh penerapan teknologi informasi terhadap transformasi SDM BTM Jawa Tengah B. Kajian Teoritis dan Metode Penelitian

1. Teknologi Informasi

Teknologi informasi mengacu kepada sumber daya yang digunakan oleh organisasi untuk mengelola informasi yang diperlukan demi mewujudkan misinya. Istilah yang berhubungan adalah teknologi informasi (information technology-IT). IT bisa terdiri dari komputer, jaringan komputer, telepon, mesin faks, perangkat-perangkat keras lainnya. Selain itu, IT juga melibatkan perangkat lunak yang memfasilitasi kemampuan system untuk mengelola informasi dengan cara yang bermanfaat bagi manajer(Ricky, 2004).

Teknologi komputer adalah teknologi yang berhubungan dengan komputer termasuk peralatan yang berhubungan dengan komputer baik software maupun hardware. Teknologi computer merupakan salah satu bagian dari teknologi informasi. Menurut Davis dalam Jogiyanto (2005), fungsi komputer sendiri yaitu terdiri dari alat elektronik, menerima input data, mengolah data, memberikaninformasi, menggunakan suatu program yang tersimpan di memori komputer (stored program), menyimpan program dan hasil pengolahan, bekerja secara otomatis. Unsur teknologi komputer sendiri ada tiga, yaitu:

(7)

1) Hardware, yaitu perangkat komputer yang bisa dilihat dan dijamah secara fisik. Contoh : monitor, keyboard, CPU, CDROM, printer, dll.

2) Software, yaitu perangkat lunak yang menjalankan aplikasiaplikasi dalam komputer. Contoh : DOS, Windows,Linux, Machintosh, dll. 3) Brainware, adalah pengguna dari teknologi komputer tersebut.

Pada zaman sekarang, kebutuhan akan komunikasi semakin meningkat dan merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan manusia, contohnya telepon,telegram, internet, LAN, dll. Sebelum adanya komputer, penggunaan teknologi komunikasi melalui telepon, namun seiring perkembangan zaman teknologi komunikasi juga mengalami perkembangan, saat ini teknologi komunikasi sudah dapat dimanfaatkan melalui media, chanel, dan format sehingga teknologi komunikasi telekomunikasi menjadi system multimedia lebih lanjut (Lia dan Bambang, 2014).

Ada enam fungsi dari teknologi informasi (Janner, 2006), yaitu sebagai berikut :

1) Menangkap (Capture), proses penyusunan record aktivitas yang terperinci

2) Mengolah (Processing), proses menganalisis, menghitung, mengumpulkan, dan semua bentuk data atau informasi

3) Menghasilkan (Generating), menghasilkan atau mengorganisasikan informasi ke dalam bentuk yang bermanfaat

(8)

4) Menyimpan (Storage), proses merekam atau menyimpan data atau informasi dalam suatu media yang dapat digunakan untuk penggunaan masa mendatang

5) Mencari kembali (Retrival), menelusuri, mendapatkan kembali informasi atau menyalin (copy) data dan informasi yang sudah tersimpan untuk pengolahan lebih lanjut

6) Transmisi (Transmission), proses komputer mendistribusikan informasi melalui jaringan komunikasi

2. Penerapan Teknologi Informasi

Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat ini benar-benar menyebabkan dunia menjadi tempat yang lebih sempit dan tanpa ada batas karena teknologi informasi jangkauannya sangat luas. Sehingga teknologi informasi menjadi kebutuhan utama di dalam sebuah organisasi. Peranan teknologi yang terdiri dari berbagai jenis teknologi, teknologi yang digunakan di system teknologi informasi adalah teknologi komputer, teknologi komunikasi dan teknologi informasi apapun yang memberikan nilai tambah untuk organisasi dari berbagai jenis teknologi informasi yang mempunyai dampak sangat besar terhadap setiap aspek kehidupan dan paling penting saat ini adalah komputer (Jogiyanto, 2005).

Tujuan penerapan teknologi informasi bagi perusahaan atau organisasi yang bersangkutan adalah untuk mendapatkan rantai nilai dari teknologi informasi yang mempunyai manfaat untuk semua aspek bisnis dengan berorientasi kepada peningkatan kinerja Manajer dan produktivitas perusahaan

(9)

guna mendapatkan keuntungan yang maksimal tetapi resiko dan biaya seminimal mungkin. Efektivitas pemanfaatan teknologi informasi akan memberi kontribusi agar tugas-tugas dapat dilaksanakan dengan baik. Hal itu dapat diperoleh dengan memenafaatkan teknologi informasi untuk menurunkan human error, seperti lupa, turunnya presisi karena kelelahan,dan lain-lain (Hamzah dan Nina, 2011).

Menurut Sabihaini (2002) indikator pemanfaatan teknologi informasi adalah sebagai berikut :

1) Faktor sosial (Social Factors), merupakan salah satu faktor yang beranggapan bahwa ada orang lain yang mendukung dirinya untuk menggunakan teknologi informasi

2) Perasaan (Affect), sebuah faktor yang berhubungan dengan perasaan yang dirasakan oleh individu atas pekerjaan yang dijalankan, apakah dalam menjalankannya merasa senang, tidak puas, suka cita, nyaman jika didukung dengan teknologi informasi

3) Kesesuaian tugas (Job Fit), faktor yang menunjukkan sebuah hubungan antara pemanfaatan teknologi informasi dengan kebutuhan tugas yang diemban. Faktor ini berguna untuk mengukur apakah individu percaya bahwa pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja individu apabila peralatan teknologi informasi sesuai dengan yang dibutuhkan dengan tugasnya

(10)

4) Konsekuensi jangka panjang, hasil yang diperoleh untuk manfaat di masa mendatang. Dapat diukur melalui output yang dihasilkan apakah mempunyai manfaat jangka panjang

5) Kondisi yang memfasilitasi, faktor objektifitas yang ada di lingkungan kerja yang memudahkan dan membantu pemakai dalam melakukan pekerjaan

Beberapa keuntungan dari penerapan teknologi informasi (Sutarman, 2009) :

1) Kecepatan (Speed), komputer dapat bekerja jauh lebih cepat dan akurat selesai dalam hitungan detik daripada cara kerja manusia 2) Konsistensi (Consistency), hasil pengolahan komputer lebih

konsisten tidak berubah-ubah karena formatnya sudah standard 3) Ketepatan (Precision), akurat dan tepat, komputer dapat mendeteksi

suatu perbedaan yang sangat kecil, yang tidak dapat dilihat dengan kemampuan manusia dan juga dapat melakukan perhitungan yang sulit

4) Keandalan (Reliability), hasil pengolahan komputer mempunyai tingkat kesalahan yang lebih kecil kemungkinannya dan hasilnya lebih dipercaya

3. Kemampuan Pengguna

Kemampuan (ability) merupakan salah satu sifat bawaan manusia yang digunakan untuk melaksanakan suatu tindakan atau pekerjaan mental atau fiskal (Winardi, 2004). Pengertian lain menjelaskan bahwa kemampuan diartikan sebagai ciri luas dan karakteristik tanggung jawab yang stabil pada tingkat prestasi yang maksimal berlawanan dengan kemampuan kerja mental

(11)

maupun fisik. Pegawai yang memiliki kemampuan memadai akan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik sesuai dengan waktu atau target yang telah ditetapkan dalam program kerja Kreitner dan Kinicki, 2003).

Ada beberapa jenis kemampuan menurut Wibowo (2016) , diantaranya a. Kemampuan Intelektual

Intellectual ability atau Kemampuan Intelektual adalah kapasitas untuk melakukan aktivitas mental. Sebagai contoh test Intelligence Quotient (IQ) dialakukan untuk mengetahui kemampuan intelektual secara umum yang dimiliki seseorang. Kemampuan intelektual memiliki tujuh dmensi diantaranya, yaitu kemahiran berhitung (Number aptitude), pemahaman verbal (Verbal comprehension), kecakapan perseptual (Perceptual speed), penalaran induktif (Inductive reasoning), visualisasi ruang (Spatial visualization), ingatan (Memory).

b. Kemampuan Kognitif

Cognitive ability atau kemampuan kognitif menunjukkan kapabilitas berkaitan dengan akuisi dan aplikasi pengetahuan dalam pemecahan masalah. Kemampuan kognitif berhubungan dengan pekerjaan yang menyangkut pekerjaan yang melibatkan penggunaan informasi untuk membuat keputusan dan pemecahan masalah. Ada lima tipe kemampuan kognitif: kemampuan verbal (verbal ability), kemampuan berhitung matematika (quantitative ability), kemampuan penalaran (rasoning ability), kemampuan memahami objek di dalam ruang (spatial ability), kemampuan perseptual (perseptual ability).

(12)

c. Kemampuan Emosional

Emotional intelligence didefinisikan dalam kelompok terminologi yang berrbeda, tetapi ada hubungan dengan kemampuan mencakup:

1) Self-Awareness, merupakan penilaian dan ekspresi emosi dalam diri sendiri.

2) Other—Awareness, merupakan penilaian dan pengakuan emosi orang lain.

3) Emotion Regulation, menunjukkan menjadi mampu menemukan kembali dengan cepat dari pengalaman emosional.

4) Use of Emotions, merupakan kapabilitas yang mencerminkan tingkatan dimana orang dapat menggunakan emosi dan menggunakannnya untuk memperbaiki kesempatan mereka untuk berhasil apapun yang mereka lakukan.

d. Kemampuan Fisik

Physical ability atau kemampuan fisik sebagai kapasitas untuk melakukan tugas yang menuntut stamina dexterity (ketangkasan), strength (kekuatan), dan karakteristik yang semacam.

4. Transformasi Sumberdaya Manusia

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan setiap manusia diharapkan mampu menggali keahlian dan keterampilan yang dimilikinya untuk menunjang kinerja dalam melakukan pekerjaannya sehari-hari. Beberapa ahli memberikan pendapat bahwa bahwa keterampilan tenaga kerja yang unggul secara tidak langsung akan

(13)

berpengaruh bagi keberhasilan yang memiliki Manajer yang terampil dan ahli di bidangnya ( Emillia, dkk, 2020). Sehubungan dengan hal tersebut, maka setiap pekerja (SDM) berkewajiban memenuhi standar kemampuan atau kompetensi, sehingga memungkinkan mereka untuk bersaing ketika bekerja.

Pada hakikatnya masing-masing individu memiliki kemampuan untuk maju dan berkembang dengan cara mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya melalui peningkatan ilmu pengetahuan. Kompetensi tersebut dapat menunjang kinerja seseorang dalam melakukan pekerjaannya sehari-hari. Walaupun di lapangan banyak ditemui para pekerja yang tidak bersedia untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang berikutnya, misalnya Strata Satu dengan berbagai alasan yang dikemukakan berupa faktor kematangan umur, tidak mempunyai kesempatan waktu yang tersisa untuk terus belajar, kapasitas belajar yang menurun serta alasan bahwa sebentar lagi mencapai periode untuk beristirahat dari bekerja atau pensiun. Sehingga dengan demikian pekerja tersebut seolah-olah memang tidak memiliki keinginan untuk berkembang untuk meningkatkan kariernya dan kinerjanya di tempat kerja yang dimilikinya. Oleh karena itu hal yang terpenting dalam mewujudkan kompetensi, yaitu kemauan untuk giat bekerja dan memiliki tekad agar terus menerus belajar dengan tidak dibatasi dengan pikiran yang pesimis. Oleh sebab itu sumber daya manusia (SDM) harus memiliki kerajinan, loyalitas/kesetian dan kreativitas dalam pekerjaan dan memiliki pemikiran yang positif serta meninggalkan tingkah laku yang tidak baik dalam bekerja, seperti sikap menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang melampaui jadwal penyelesaikan

(14)

pekerjaan maupun tidak bersemangat untuk datang kantor. Sifat tersebut mengakibatkan pekerja yang bersangkutan tidak dapat berkembang dan tentu saja akan mempengaruhi kinerjanya. Oleh sebab itu sumber daya manusia (SDM) harus memiliki pemikiran yang positif untuk meningkatkan kinerjanya. Element dasar karakter seseorang yang harus ditransformasi untuk mengembangkan hasil kerja menjadi lebih baik. Hal tersebut sejalan dengan definisi dari ilmu pemahaman (Rohida, 2018), yaitu :

1. Tacit Knowledge.

Konsep tacit knowledge tersebut ditemukan oleh seorang ahli filsafat yang bernama Polanyi pada tahun 1998. Menurut Polanyi bahwa tacit knowledge merupakan ilmu pengetahuan manusia yang berdasarkan fakta yang diketahui manusia. Sedangkan menurut Dalkir bahwa tacit knowledge memiliki sifat untuk beradaptasi dalam menghadapi situasi yang baru, yaitu mampu berkerjasama, saling berbagi visi dan misi, sehingga dapat mentransfer budaya, pelatihan maupun mentoring agar dapat meneruskan ilmu pengetahuan dan pengalaman dari satu orang kepada orang lainnya. Oleh karena itu berlandaskan pemahaman di atas, maka interpretasi dari tacit knowledge merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang, sehingga memiliki sifat personal yang didapatnya melalui pengalaman yang dimiliki seseorang tersebut walaupun ilmu pengetahuan tersebut susah untuk diberitahukan kepada orang lain.

(15)

Explicit knowledge lebih ke arah konvensional serta sistimatis, sehingga tidak sukar untuk ditransfer pada orang lain. Pengaplikasian explicit knowledge tersebut tidaklah sulit karena ilmu pengetahuan yang didapat berbentuk tertulis atau rangkuman dokumentasi dari berbagai pernyataan, sehingga setiap pegawai dapat mempelajarinya sendiri dengan mudah. Misalnya prosedur kerja (job description) dan berbagai macam teknologi atau standard operation procedure (SOP) yang dibuat untuk menjaga kualitas produk dan hasil pekerjaan.

Selanjutnya di dalam periode revolusi industri 4.0, maka manufaktur maupun industri akan dijalankan secara digital yang disebut industri 4.0 yang meliputi bermacam-macam teknologi, seperti 3 Dimensi Printing sampai dengan robotik, ditemukan berbagai jenis material dan sistim produksi digital. Keuntungan negara maju terutama negara-negara di Eropa Barat, maka industri 4.0 merupakan cara dalam memperoleh kembali daya saing infrastruktur. Sedangkan bagi Indonesia sebagai negara industri, maka melalui industri 4.0 rantai suplai produksi akan lebih disederhanakan guna mensiasati cost / biaya pemakaian tenaga kerja yang semakin mahal. Dengan demikian yang menjadi tantangan bagi perusahaan dalam periode revolusi industri 4.0 adalah penggunaan sistim digital melalui berbagai bidang usaha dengan menggunakan teknologi dan informasi yang modern. Ciri khas revolusi industri 4.0 tersebut seperti bersifat digital, optimal dan permintaan produk, bersifat otomatis serta adaptasi penggunaan instrumen dan alat kerja dengan manusia. Di samping itu kegunaan, yaitu produk jasa

(16)

dan bisnis, automatic data exchange and communication serta menggunakan metode ilmiah yang berbasis digital. Ancaman yang telah dikemukakan itu harus dengan melakukan perubahan sumber daya manusia (SDM) dengan memperhatikan iklim bisnis dan industri yang selalu mengalami perubahan.

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa di dalam kegiatan usaha apapun modal yang fundamental dari sumber daya manusia (SDM) harus tetap dipertahankan, yaitu

1. memiliki pribadi yang luar biasa (extravenous), 2. menyenangkan (agreeableness),

3. memiliki nurani yang baik (conscientiousness), 4. memiliki kestabilan mental (emotional stability),

5. kemampuan menerima pengetahuan yang modern (openness to experience) yang disertai dengan aspek aspek keberhasilan yang lainnya seperti kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual yang meliputi kesadaran diri (self awareness), management perasaan (emotional management), motivasi diri (self motivation), perasaan tenggang rasa (empathy),

6. mengelola hubungan baik (managing relationship),

7. keterampilan berkomunikasi (communication skills) dan kepribadian (personal style).

Kategorisasi tacit dan explicit knowledge seperti yang telah disebutkan Polanyi juga harus menjadi perhatian dalam era industri 4.0.

(17)

Untuk mempermudah analisis dalam penelitian maka dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 1 Kerangka Konseptual

H1 : Terdapat pengaruh antara penerapan teknologi informasi terhadap Transformasi SDM

H2 : Kemampuan pengguna mempunyai pengaruh terhadap hubungan antara penerapan teknologi informasi dengan Transformasi SDM

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional (corellation research) adalah “penelitian yang akan menguji keterkaitan antar variabel, baik dalam bentuk maupun pengaruh” (Nurhayati, 2012). Metode korelasional (Correlational Study) adalah “Riset yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi” (Umar, 2016).

Kemampuan Pengguna (X2) Penerapan Teknologi Informasi (X1) Transformasi SDM (Y)

(18)

Adapun indikator masing-masing varibel sebagai berikut

Variabel Indikator

Penerapan Teknologi Informasi

1. Faktor sosial (Social Factors) 2. Perasaan (Affect),

3. Kesesuaian tugas (Job Fit) 4. Konsekuensi jangka panjang 5. Kondisi yang memfasilitasi Kemampuan Pengguna 1. Pengetahuan

2. Kemampuan 3. Keahlian Transformasi SDM 1. menyenangkan

(agreeableness),

2. memiliki nurani yang baik (conscientiousness),

3. memiliki kestabilan mental (emotional stability),

4. kemampuan menerima pengetahuan yang modern (openness to experience), 5. mengelola hubungan baik

(managing relationship), 6. keterampilan berkomunikasi

(communication skills) dan 7. kepribadian (personal style). Metode sampling yang digunakan Sampling Jenuh. Sampel yang digunakan adalah seluruh populasi sebanyak 60 Manajer kantor BTM Jawa Tengah. Teknik pengumpulan data membagikan kuisioner atau angket untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik analisis yang digunakan antara lain uji instrumen meliputi uji validitas dan Uji reliabilitas, uji asumsi klasik, serta uji hipotesis (Ghozali, 2016).

Untuk hipotesis pertama digunakan alat uji dengan metode regresi linier sederhana untuk menentukan ketetapan prediksi dari pengaruh yang terjadi antara variabel independen terhadap variabel dependen.

(19)

Untuk hipotesis kedua dengan uji interaksi dilakukan menggunakan Moderated regression analysis (MRA), maka dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut adalah variabel moderasi.

Y0 = a + b1X1 + b2X2 + b3 X1.X2 + e………(persamaan 2) Keterangan :

Y0 : Transformasi SDM

X1 : Penerapan Teknologi Informasi X2 : Kemampuan Pengguna

X1.X2 : Variabel moderasi (Interaksi antara Kemampuan Pengguna dengan Teknologi Informasi)

a : Konstanta

bi : Koefisien regresi interaksi antara kemampuan pengguna dengan teknologi informasi

e : Kesalahan residual C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum KSPPS BTM Jawa Tengah

Gerakan ekonomi sebagai kekuatan pilar ketiga Muhammadiyah diharapkan mampu memperkuat dua pilar sebelumnya yaitu gerakan pendidikan dan kesehatan. BTM sebagai bagian dari kekuatan pilar ketiga hadir dalam rangka ikut menjawab tatntangan yang dihadapi Muhammadiyah dalam mengembangkan gerakan dakwahnya.

Tahun 2014 BTM di Jawa Tengah melakukan peleburan menjadi satu Badan Hukum. Peleburan ini merupakan bentuk ketaatan BTM di Jawa Tengah

(20)

kepada persyarikatan Muhammadiyah, karena berdasarkan Surat Edaran Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah, Nomor : 004/I.8/G/2017 telah diatur, bahwa setiap PDM hanya ada satu BTM, dan di setiap PCM dapat didirikan kantor cabang BTM, serta Koperasi Simpan Pinjam yang sudah ada di lingkungan Muhammadiyah diwajibkan untuk melakukan konversi menjadi BTM.

Dengan adanya peleburan di Jawa Tengah, maka secara kelembagaan hanya ada 13 (tiga belas) Koperasi Primer BTM di tingkat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) yang Badan Hukum BTM di Jawa Tengah, dan tersebar dalam 60 (enam puluh kantor pelayanan). Bagi BTM yang telah berdiri sebelum adanya peleburan dan bersedia melakukan peleburan, maka kedudukannya menjadi kantor cabang BTM, sedangkan bagi yang tidak bersedia melebur, maka keberadaannya bukan lagi sebagai BTM, dan bukan pula sebagai Amal Usaha Muhammadiyah karena tidak tunduk pada regulasi yang dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Peleburan yang dilakukan BTM di Jawa Tengah, sesungguhnya secara bisnis merupakan suatu keniscayaan di tengah tantangan dan persaingan yang semakin kompleks. Guna menghindari jebakan kanibalisme antar BTM dan sejalan dengan pertumbuhan yang terjadi, maka diperlukan penyatuan dalam pengelolaan kegiatan Usaha. Dalam rangka membangun kebersamaan, maka BTM harus dikelola secara kolektif kolegial. Oleh karena itu, kegiatan bisnis BTM harus dijalankan dan dikendalikan secara terpusat sebagaimana organisasi bisnis pada umumnya. Dengan demikian, kehadiran BTM sebagai satu-satunya lembaga keuangan mikro syari’ah non bank di Muhammadiyah dapat berjalan dengan baik,

(21)

sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal kepada persyarikatan Muhammadiyah.

2. Analisis Data

Tabel 2 Statistik Deskriptif

Variabel N Range Min Max Mean ST.Dev Penerapan Teknologi Informasi 60 8 16 24 21.03 1.727 Kemampuan Pengguna 60 6 18 24 21.47 1.631 Transformasi SDM 60 7 17 24 21.32 1.864 Valid N (listwise) 60 Sumber : Data primer diolah

Dari data tersebut menunjukkan hasil pengukuran statisik deskriptif dari 60 responden terhadap masing variabel. Variabel Penerapan teknologi informasi diukur dengan 5 pertanyaan, Variabel Kemampuan Pengguna dengan 3 pertanyaan dan variabel Transformasi SDM dengan 7 pertanyaan Berdasarkan uji validitas semua item pertanyaan masing-masing variabel menhasilkan r hitung di atas 0,312 maka dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator variabel penerapan teknologi informasi, kemampuan pengguna, dan transformasi SDM dinyatakan valid dan dapat dijadikan sebagai alat ukur variabel. Masing-masing variabel penelitian menunjukkan nilai Cronbach Alpha lebih besar (>) dari batas realibilitas yaitu sebesar 0.6, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen dalam penelitian ini oleh variabel penerapan teknologi informasi, kemampuan

(22)

pengguna, dan kinerja karyawan dapat dijadikan sebagai alat ukur indikator suatu variabel karena hasilnya reliabel.

Hasil Uji Asumsi Klasik membuktikan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal karena nilai 0.805 > 0.05. Variabel independen yaitu variabel Penerapan teknologi informasi dan variabel kemampuan pengguna bebas dari gejala heteroskedasitas. Tidak terjadi multikolonieritas dalam data penelitian tersebut. Uji autokorelasi dalam menunjukkan Asymp Sig.(2-tailed) bernilai 0,118 yang artinya nilainya lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan model bebas dari gejala autokorelasi.

Pengujian hipotesis 1 menggunakan regresi linier sederhana dengan penerapan teknologi informasi sebagai variabel independen dan variabel transformasi SDM sebagai variabel dependen, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan teknologi informasi terhadap transformasi SDM yang dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel 3

Hasil uji ANOVA Regresi 1 ANOVAa Model Sum Of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 14.997 1 14.997 4.578 .037b Residual 189.986 58 3.276 Total 204.983 59

a. Dependent Variable : Transformasi SDM

b. Predictors : (Contant), Penerapan Teknologi Informasi Sumber : Data Prime diolah

Dari tabel diatas nilai F menunjukkan angka 4,578 dengan signifikansi sebesar 0,037 sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan

(23)

teknologi informasi berpengaruh terhadap transformasi SDM karena nilai signifikansi < (kurang dari) 0,05.

Tabel 4 Persamaan Regresi 1 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Beta Std.Error Beta

1 (Constant) 15.176 2.879 5.270 .000

Penerapan Teknologi Informasi

.292 .136 .270 2.140 .037

a. Dependent Variable : Transformasi SDM Sumber: Data Primer diolah

Berdasarkan hasil uji yang ditunjukkan oleh tabel diatas, maka dapat dibuat sebuah persamaan (persamaan 1) sebagai berikut :

Y = 15,176 + 0,292 X1 + e a. Hasil Uji Hipotesis 2

Pengujian hipotesis 2 dilakukan dengan metode Moderated regression analysis (MRA) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan pengguna terhadap hubungan antara penerapan teknologi informasi terhadap transformasi SDM, dengan kemampuan pengguna sebagai variabel moderasi. Untuk hasilnya dijelaskan pada tabel-tabel dibawah ini :

(24)

Tabel 5

Hasil Uji ANOVA Regresi 2 ANOVAa Model Sum Of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 18.172 3 6.057 1.816 .155b Residual 186.811 56 3.336 Total 204.983 59

a. Dependent Variable : Transformasi SDM

b. Predictors : (Contant), Moderasi, Kemempuan Pengguna, Penerapan Teknologi Informasi

Sumber: Data Primer diolah

Tabel 6 Persamaan Regresi 2 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Beta Std.Error Beta

1 (Constant) 30.533 36.296 .841 .404 Penerapan Teknologi Informasi -.579 1.739 -.536 -.333 .741 Kemampuan Pengguna -.683 1.697 -.598 -.403 .689 Moderasi .039 .081 1.199 .481 .632

a. Dependent Variable : Transformasi SDM Sumber: Data Primer diolah

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diperoleh persamaan sebagai berikut :

Y = 30,533 + (-0,579) + (-0,6 83) + 0,039 X1X2 + e Y = 30,533 – 0,579 – 0,683 + 0,039 X1X2 + e

(25)

3. Pembahasan

a. Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi terhadap Transformasi SDM Hasil uji model regresi 1 disimpulkan bahwa pengujian hipotesis pertama hasilnya memiliki pengaruh atau berpengaruh dengan kata lain penerapan teknologi informasi berpengaruh positf dan signifikan terhadap transformasi SDM, dengan persamaan

Y = 15,176 + 0,292 X1 + e

Hasil uji tersebut mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ririn (2013) dan Fany (2015) yang menyebutkan dalam hasil penelitiannya bahwa penerapan teknologi informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja karyawan. Apabila dibandingkan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini maka menunjukkan hasil yang konsisten dengan hasil yang tetap dari penelitian terdahulu sampai penelitian yang baru dilakukan. Jadi dapat dikatakan antara penelitian satu dengan penelitian lainnya mengenai pengaruh penerapan teknologi informasi terhadap kinerja karyawan dan transformasi SDM saling mendukung.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menurut hasil pengujian regresi 1 maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penerapan teknologi informasi di dalam sebuah organisasi atau perusahaan dapat mempengaruhi tingkat transformasi SDM atau dengan kata lain apabila sebuah perusahaan menerapkan teknologi informasi maka dapat meningkatkan transformasi SDM yang

(26)

bersangkutan dan sebaliknya, meskipun dalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa variabel penerapan teknologi informasi bukan menjadi faktor utama yang mempengaruhi tingkat transformasi SDM karena masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhinya.

Selain itu hasil penelitian model regresi 1 juga sejalan dengan ungkapan Novi (2018) bahwa pengaruh penerapan teknologi informasi terhadap kinerja adalah sebuah model keselaran Bisnis-Teknologi Informasi. Dengan semua manfaat dan kosntribusi nilai yang didapatkan dari pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja perusahaan, kinerja karyawan/pegawai, meningkatkan kualitas, efisiensi, inovasi dan daya responsif terhadap customer.

Transformasi SDM merupakan salah satu aset penting perusahaan, produktivitas perusahaan juga dilihat dari transformasi SDM dan kinerja karyawan, apabila Transformasi SDM tinggi akan mengakibatkan kinerja karyawan tinggi dan maka tingkat produktivitas perusahaan juga tinggi. Oleh karena itu transformasi SDM untuk meningkatkankan kinerja karyawan harus didukung dengan beberapa faktor salah satunya yaitu penerapan teknologi informasi, dengan menggunakan teknologi informasi maka dapat membantu karyawan untuk mempermudah dalam menjalankan pekerjaannya. Dari hasil penelitian menunjukkan penerapan teknologi informasi dapat mempengaruhi transformasi SDM hanya bernilai sebesar 5,7%, namun karena seiring perkembangan zaman dengan didukung kemajuan dan

(27)

kecanggihan teknologi, sehingga saat ini teknologi menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan bisnis, karena dengan penggunaan teknologi informasi dapat membantu menjalankan kegiatan dengan lebih efektif dan efisien. Penelitian ini dilakukan di KSPPS BTM Jawa Tengah sehingga jika dihubungkan dengan hasil uji model regresi 1 dapat dikatakan bahwa penerapan teknologi informasi di Kantor Pusat KSPPS BTM Jawa Tengah memiliki pengaruh positif terhadap transformasi SDM yang bersangkutan. Dengan kata lain tujuan perusahaan mengenai penggunaan teknologi informasi guna meningkatkan kinerja karyawan dan pelayanan dapat dikatakan sangat tepat. Sehubungan dengan hasil penelitian hipotesis pertama yang hasilnya berpengaruh positif signifikan, maka disimpulkan semakin baik penerapan teknologi informasi di KSPPS BTM Jawa Tengah maka akan semakin baik pula transformasi SDMnya sesuai yang diinginkan perusahaan. Apalagi KSPPS BTM Jawa Tengah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan kepada nasabah, sehingga transformasi SDM menjadi sangat penting untuk menunjang tingkat produktivitas perusahaan tersebut.

Penerapan teknologi informasi digunkan KSPPS BTM Jawa Tengah sebagai salah satu cara untuk meningkatkan transformasi SDMnya tapi dari hasil penelitian tingkat pengaruh penerapan tenologi informasi terhadap transformasi SDM hanya sedikit atau dapat

(28)

dikatakan penerapan tenologi informasi hanya termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi transformasi SDM dan tidak mendominasi jadi masih banyak faktor-faktor lain yang harus diterapkan oleh KSPPS BTM Jawa Tengah guna meningkatkan tingkat kinerja para karyawannya. Namun sudah tidak dapat diragukan lagi kemajuan teknologi yang semakin canggih dapat memberikan manfaat tersendiri bagi perusahaan yang menggunakannya, perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif sehingga mampu bersaing dengan perusahan lain. Untuk hasil hipotesis pertama dapat dijadikan dasar bagi perusahaan untuk menerapkan teknologi informasi guna meningkatkan transformasi SDM dan kinerja para karyawannya karena hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dan banyak penelitian-penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil bahwa penerapan teknologi informasi memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan atau dapat dikatakan hasil penelitian mengenai hal tersebu menunjukkan hasil yang konsisten, karena dari penelitian terdahulu yang diambil peneliti kurang lebih 5 tahun yang lalu semua hasil penelitian menunjukkan hasil yang sama yaitu penerapan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja, serta masih banyak penelitian terdahulu lainnya yang menujukkan hasil yang sama.

b. Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi terhadap transformasi SDM dengan Kemampuan Pengguna sebagai Variabel Moderasi

(29)

Hasil dari uji hipotesis 2 atau regresi 2 menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0,040, hal ini memberikan hasil bahwa terjadi penurunan nilai adjusted R square dari regresi 1 (sebelum adanya moderasi) 5,7% ke regresi 2 (setelah adanya moderasi) 4% atau terjadi penurunan sebesar 1,7% = (5.7% - 4%), jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan pengguna sebagai variabel moderasi bersifat memperlemah hubungan antara penerapan teknologi informasi terhadap transformasi SDM. Sedangkan nilai Ftabel diketahui sebesar 1,816 untuk ttabel penerapan teknologi informasi (-0.333), ttabel kemampuan pengguna (-0.403), ttabel moderasi (interaksi X1*X2) sebesar (0.481). Dalam uji hipotesis kedua tabel koefisien juga diperoleh persamaan, yaitu:

(Persamaan 2)

Y = 30,533 + (-0,579)X1 + (-0,6 83)X2 + 0,039 X1X2 + e Y = 30,533 – 0,579X1 – 0,683X2 + 0,039 X1X2 + e

Dari persamaan tersebut menunjukkan variabel transformasi SDM secara konstan bernilai 30,533 apabila variabel independen diasumsikan = 0, koefisien penerapan teknologi informasi (X1) sebesar (-0,579) berarti penerapan teknologi informasi berpengaruh negative tidak signifikan terhadap transformasi SDM (setelah adanya variabel moderasi), koefisien kemampuan pengguna sebesar (-0,683) yang artinya kemampuan pengguna (X2) berpengaruh negative tidak signifikan terhadap transformasi SDM, dan koefisien moderasi (X1*X2) sebesar 0,039 diartikan bahwa variabel moderasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap transformasi SDM, sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan pengguna dapat memoderasi hubungan

(30)

antara penerapan teknologi informasi dan transformasi SDM tetapi tidak signifikan karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Selain itu hasil uji model regresi 2 pada tabel uji Anova menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,155 yang artinya lebih besar dari 0,05 jadi dapat dikatakan bahwa model regresi dua tidak dapat dipakai untuk memprediksi variabel transformasi SDM atau secara bersama-sama (simultan) tidak mempengaruhi transformasi SDM. Jadi disimpulkan bahwa variabel kemampuan pengguna sebagai variabel moderasi tidak bisa dijadikan variabel independen pada penelitian ini. Hasil penelitian tersebut tidak mendukung sepenuhnya ungkapan Choe (1996) bahwa kemampuan teknik personal teknologi dan sistem informasi merupakan pengaruh utama dari perekrutan karyawan, penerapan teknologi informasi dan perancangan sistem informasi. User yang mahir memahami teknologi dan sistem akan berpengaruh pada kinerja yang dihasilkan dari penggunaan tersebut.76

Di sisi lain hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitian Putu (2015) dalam penelitiannya disebutkan bahwa kemampuan pemakai mampu memperkuat hubungan dan sebagai variabel pure moderator sedangkan pada penelitian kemampuan pengguna sebagai variabel moderasi bersifat memperlemah hubungan penerapan teknologi informasi terhadap kinerja karyawan. Apabila dibandingkan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terjadi perbedaan hasil yang cukup jelas, yaitu pada variabel moderasi ini hasilnya tidak sebagai moderasi pure, melainkan sebagai variabel moderasi potensial (homologiser) yaitu variabel yang potensial menjadi variabel moderasi

(31)

yang mempengaruhi kekuatan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, variabel ini tidak berinteraksi dengan variabel independen dan tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap variabel dependen, karena nilai b2 dan b3 sama-sama tidak signifikan. Jadi apabila dihubungkan maka dapat disimpulkan bahwa ada ketidak konsistenan terhadap hasil penelitian, karena penelitian terdahulu dengan penelitian ini menunjukkan perbedaan hasil.

Berdasarkan uji hipotesis kedua dibuktikan bahwa seorang karyawan yang menggunakan teknologi informasi harus mempunyai kemampuan pengguna yang baik. Meskipun hasil penelitian menujukkan kemampuan pengguna mempunyai pengaruh terhadap hubungan antara penerapan teknologi informasi dan transformasi SDM tetapi tidak signifikan. Hasil ketidak signifikannya ini tertuju pada sampel yang diteliti, karena dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh populasi dan dalam jumlah yang tidak begitu banyak. Apabila populasinya diambil perwakilan secara acak maka masih dapat dihubungkan dengan tingkat kesalahannya, berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan seluruh populasi sebagai sampel maka untuk menghasilkan pengaruh yang signifikan perlu ditambah jumlah sampelnya sehingga akan menghasilkan pengaruh yang signifikan. Selain itu juga uji hipotesis kedua menunjukkan hasil kemampuan pengguna malah memperlemah hubungan penerapan teknologi informasi terhadap transformasi SDM, padahal pada hipotesis

(32)

pertama yang sudah dibuktikan di uji regresi 1 bahwa penerapan teknologi informasi berperngaruh positif signifikan terhadap transformasi SDM, namun pada uji regresi kedua setelah adanya variabel moderasi hubungan interaksi antara penerapan teknologi informasi terhadap transformasi SDM yang dimoderasi oleh kemampuan pengguna mengalami penurunan atau semakin melemah.

Analisis data yang dihasilkan model uji regresi 2 tidak berarti kemampuan pengguna tidak perlu dihiraukan, karena bagaimana pun juga tidak dapat dipungkiri seseorang dalam menggunakan teknologi informasi harus mempunyai kemampuan agar hasil pekerjaannya yang didukung dengan teknologi informasi menghasilkan output yang baik, jika seseorang itu tidak memiliki kemampuan dalam menggunakan teknologi maka secanggih apa pun teknologi informasi yang diterapkan sebuah perushaan tidak akan memberikan manfaat dan kontribusi kepada perusahaan tersebut. Begitu pula mengenai hasil pengujian dari tabel uji Anova yang membuktikan bahwa secara silmutan tidak mempengaruhi variabel dependen yang artinya variabel kemampuan pengguna tidak bisa menjadi variabel independen atau secara langsung kemampuan pengguna tidak mempengaruhi transformasi SDM di KSPPS BTM Jawa Tengah. Hal ini tidak sejalan dengan ungkapan Robbins (2010) yang mengatakan bahwa kinerja seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor kemampuan atau ability (A), motivasi atau motivation (M), dan kesempatan atau opportunity (O); yaitu

(33)

performance =f (AxMxO), artinya kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi, dan kesempatan. Sedangkan pada hasil penelitian menunjukkan kesimpulan yang berbanding terbalik, tapi pada kenyataan sebenarnya di kantor KSPPS BTM Jawa Tengah para manajer memiliki perbedaan pendapat mengenai pengaruh kemampuan pengguna terhadap transformasi SDM, sebagian ada yang berusaha belajar meningkatkan kemampuannya agar output kerja memuaskan dan sebaliknya ada sebagian manajer yang beranggapan tidak memerlukan kemampuan yang baik untuk meningkatkan kinerjanya, karena manajer tersebut bukan kemampuan pengguna sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja melainkan faktor lain seperti upah, motivasi, reward dan lain-lain.

Selain dari hasil analisis data yang berdasarkan kuisoner peneliti mendapatkan data atau informasi pada saat peneliti melalui wawancara langsung dengan manajer KSPPS BTM Jawa Tengah yang hasilnya mendukung mengenai ketidaksignifikanan kemampuan pengguna sebagai pemoderasi hubungan penerapan teknologi informasi dengan transformasi SDM. Memang benar antara individu satu dengan individu lainnya memiliki perbedaan seperti halnya para manajer KSPPS BTM Jawa Tengah ada beberapa manajer yang tidak menghiraukan kemampuannya dalam menggunakan teknologi informasi karena mereka mengandalkan bantuan dari orang lain untuk menyelesaikan pekerjaannya sehingga kinerja mereka tetap terlihat baik selain dari

(34)

rekan kerja sendiri juga dengan cara memanfaatkan bantuan para siswa/mahasiswa yang magang di perusahaan tersebut, namun masih lebih banyak manajer yang mengutamakan kemampuan dalam penggunaan teknologi informasi karena mereka sadar teknologi informasi menjadi tuntutan dan kebutuhan utama terutama dalam menjalankan tugasnya dan dapat mempermudah pekerjaannya dengan hasil yang lebih optimal.

Di sisi lain pihak perusahaan yaitu KSPPS BTM Jawa Tengah juga memberikan pelatihan terkait dengan penggunaan teknologi informasi agar manajer dan karyawan mampu menggunakan teknologi informasi sesuai kebutuhan tugasnya dan setiap kantor cabang ditempatkan satu karyawan yang mempunyai kemampuan menggunakan teknologi informasi sangat baik sehingga apabila terjadi kendala dalam menggunakan teknologi informasi di kantor tersebut maka dapat dibantu oleh karyawan itu. Dengan penjelasan-penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pengguna dalam menggunakan teknologi informasi tetap harus dikelola dengan baik apalagi KSPPS BTM Jawa Tengah baru menerapkan teknologi informasi sehingga para manajer dan karyawan masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi sehingga ketika kemampuan mereka dalam menggunakan teknologi informasi sesuai yang diterapkan perusahaan sudah baik, maka akan tercipta transformasi SDM sehinga mempengaruhi tingkat kinerja atau dapat dikatakan kinerja para

(35)

karyawan juga akan meningkat seiring ini dengan peningkatan kemampuan meraka dalam menggunakan teknologi informasi. Ketika hal tersebut terjadi maka dapat pula meningkatkan tingkat produktivitas perusahaan dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan teknologi informasi terhadap transformasi SDM dengan dimoderasi oleh kemampuan pengguna memiliki pengaruh yang positif dan berbanding lurus, ketika penerapan teknologi informasi dapat berpengaruh langsung terhadap transformasi SDM, maka ketika dimoderasi oleh kemampuan pengguna hubungan antara penerapan teknologi informasi terhadap transformasi SDM juga tetap memiliki pengaruh atau bahwa ketika diterapkan sebuah teknologi informasi pada suatu pada sebuah perusahaan maka terjadi transformasi SDM sehingga kinerja seorang manajer akan mengalami peningkatan begitu pula ketika hubungan tersebut didukung oleh kemampuan pengguna yang baik juga akan tercipta transformasi SDM sehingga akan semakin mempengaruhi peningkatan kinerja manjer tersebut.

D. SIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Simpulan

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teknologi informasi mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap transformasi SDM. Tetapi koefisien variabel moderasi bernilai positif yang artinya variabel moderasi berpengaruh tidak signifikan dan bersifat memperlemah hubungan

(36)

interaksi antara penerapan teknologi informasi dan transformasi SDM. Sehingga disimpulkan bahwa kemampuan pengguna sebagai variabel moderasi potensial. Selain itu penelitian ini menunjukkan dari hasil uji regresi kedua secara bersama-sama (simultan) variabel-variabel independen beserta variabel moderasi tidak berpengaruh terhadap transformasi SDM, jadi variabel kemampuan pengguna yang menjadi variabel moderasi tetapi tidak signifikan juga tidak dapat menjadi variabel dependen karena hasil uji menunjukkan nilai yang tidak signifikan.

2. Rekomendasi a. Bagi Perusahaan

 KSPPS BTM Jawa Tengah sebaiknya mempertahankan penerapan teknologi informasi karena terbukti dapat memberikan pengaruh positif terhadap tingkat transformasi SDM sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan

 KSPPS BTM Jawa Tengah diharapkan agar lebih meningkatkan lagi jenis teknologi informasi yang diterapkan di dalam perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan dan meningkatkan kinerja karyawan terkait kemajuan teknologi yang semakin canggih.

 Perusahaan yang bersangkutan sebaiknya tetap memperhatikan kemampuan pengguna dalam penggunaan teknologi informasi yang diterapkan oleh perusahaan

(37)

Kepada peneliti selanjutnya supaya lebih memperluas penelitian yang terkait dengan penelitian ini dan juga memperbanyak sampel agar hasil data lebih signifikan, serta menambahkan variabel-variabel lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Choe, J. M. (1996). The Relationship Among Performance Of Accounting Information Sytem, Influence Factors, And Evolution Level Of Information System. Journal Of Management Information System, Volume 12(4): 215-239

Emillia, Dwina Kuswadani, Dhami Johar Damiri, 2020, Transformasi Sumber Daya Manusia Menghadapi Pasar Tenaga Kerja Era Revolusi Industri 4.0, Jurnal Kreatif, Vol. 8 (1) :91-103

Fany Dewi Rengganis, 2015, Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Auditor, Skripsi , Universitas Diponegoro Semarang.

Ghozali, Imam., 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Undip.

Hamzah B.Uno dan Nina Lamatenggo, 2011, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran , Jakarta: Bumi Aksara.

Janner Simarmata, 2006, Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi, Yogyakarta: Andi.

Jogiyanto, H.M., 2005, Sistem Informasi dan Teknologi Informasi , Yogyakarta: Andi.

Kreitner Robert dan Kinicki Angelo, 2003, Perilaku Organisasi , akarta: Salemba Empat.

Lia Asmini dan Bambang Suratman, 2014, Pengaruh Penggunaan Teknologi Komunikasi terhadap Tingkat Kinerja Manajer Di Kantor Pos Medan, Jurnal Administrasi Perkantoran, Vol 2 (2).

Luthans Fred, 2006, Perilaku Organisasi Edisi 10, Yogyakarta: Andi.

(38)

Novi Rukhviyanti , 2018, Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Karyawan, Jurnal Informasi Volume X No.2 : 80-88

Putu Pande Yudiastra, 2015, Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi, Disiplin Kerja, Insentif, Turnover Terhadap Kinerja Pegawai, Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 12, No 1: 1-10

Ricky W. Griffin, 2004, Manajemen Edisi Ketujuh Jilid 2, Jakarta: Erlangga. Ririn Wiseliner, 2013 Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja

Manajer pada PT. Serasi Autoraya-Trac Astra Rent a Car Cabang Pekanbaru Skripsi Sarjana-UIN SUSKA Riau Skripsi Sarjana-UIN SUSKA Riau

Robbins Stephen P. dan Judge Timothy A.,2010, Perilaku Organisasi , Jakarta: Prehallindo.

Rohida, L. 2018. Pengaruh Era Revolusi Industri 4.0 Terhadap Kompetensi Sumber Daya Manusia. Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia, 1 Oktober : 114-136 Sabihaini ,2002,“Dampak Strategi Bersaing dan Kematangan Teknologi Informasi terhadap Respon Strategik Perusahaan Menghadapi Globalisasi", Buletin Ekonomi, Manajemen, Ekonomi pembangunan, Akuntansi, UPNVY, No.10:54- 62

Sutarman, 2009, Pengantar Teknologi Informasi , Jakrata: Bumi Aksara.

Umar, Husein. (2016). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta,

Raja Grafindo Persada

Wibowo, 2016, Perilaku Dalam Organisasi Edisi Kedua , Jakarta: Rajawali. Winardi, John, 2004, Manajemen Perilaku Organisasi Edisi Revisi , Jakarta:

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Produksi ikan terbesar berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian yaitu jenis ikan Teri dengan jumlah rata- rata hasil tangkapan dalam satu kali hauling pada alat tangkap purse seine

Kualitas Pelayanan yang terdiri dari Reliability (kehandalan) , Responsivenss (daya tanggap), Assurane (Jaminan) , Emphaty (empati) dan Tangible (bukti fisik) memiliki

Teknik perlindungan investasi konstruksi terhadap serangan organisme perusak yang sudah banyak dilakukan oleh masyarakat, terutama pada kayu bangunan yang digunakan adalah

BB081 -Adiatma Yudistira Manogar Siregar, SE.,MEconSt..

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka perlu menetapkan Peraturan Walikota Banjarbaru tentang Uraian Tugas Unsur-unsur Organisasi Badan

Hasanah (1989) menyatakan meningkatnya daya berkecambah benih padi diduga karena pematahan dormansi oleh impermeabilitas kulit benih terhadap oksigen dapat

Kegiatan penelitian dipantau melalui pembuatan ringkasan kemajuan penelitian, pengisian formulir Laporan Pemantauan Kemajuan Kegiatan Penelitian (contoh di Lampiran

Kedudukan seorang kepal a Madrasah kependi di kan memerl ukan suatu kemampuan profesi onalyang mampu mendukung terhadap pencapai antujuanpendi di kan,sebabkual i tassuatul