SAJENI ( Sabun Cuci Piring Jeruk Nipis): Program Pengolahan Kreatif
Jeruk Nipis Menjadi Sabun Cuci Piring Sebagai Upaya Peningkatan
Ekonomi Masyarakat Desa Tanggulangin
Sidrotul Muntaha1., Suci Amalia2., Indah Lestari3,Yusuf Apriyanto4., Akhmad Miftakhudin5 1.Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
2.Fakultas Ekonomi 3.Fakultas Hukum 4.Fakultas Ilmu Sosial 5.Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
Abstrak
Kurangnya pengetahuan dan kemampuan petani dalam mengolah hasil panen jeruk nipis menjadikan sebuah permasalahan ketika panen melimpah dengan harga jual jeruk nipis yang sangat murah. Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan dan pengolahan jeruk nipis serta meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar di Desa Tanggulangin, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen dengan memanfaatkan jeruk nipis sebagai bahan dasar dalam pembuatan sabun cuci piring. Metode pelaksanaan dari pelatihan ini terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap pemaparan atau penjelasan, dan tahap praktik kepada masyarakat. Respon warga selama pelatihan sangat positif, seperti responsif dan antusias yang ditunjukkan oleh masyarakat. Hasil dari program pengolahan kreatif yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: masyarakat mengetahui bagaimana pemanfaatan jeruk nipis yang selama ini belum optimal, meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat bidang pengolahan jeruk nipis untuk dibuat menjadi sabun cuci piring, meningkatknya nilai jual hasil olahan jeruk nipis (sabun cuci piring) lokal, serta menumbuhkan motivasi dalam berwirausaha di Desa Tanggulangin, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen.
Kata kunci: sabun cuci piring, jeruk nipis, pengolahan kreatif, peningkatan ekonomi, ekonomi masyarakat, Desa Tanggulangin.
I. PENDAHULUAN
Desa Tanggulangin merupakan salah satu desa di Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini terletak persis di pesisir pantai selatan Kebumen. Desa Tanggulangin memiliki luas wilayah daratan 509 Ha dengan panjang garis pantai mencapi 3 km. Desa Tanggulangin terletak di dataran rendah pada ketinggian
rata-rata 6 mdpl dengan suhu udara terendah 22˚C dan suhu udara tertinggi 32˚C. Sebelah selatan Desa Tanggulangin berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Desa Tanggulangin berbatasan dengan Desa Pandanlor dan Desa Tambakprogaten di sebelah utara. Di sebelah timur Desa Tanggulangin berbatasan dengan Desa Ayam Putih dan di sebelah barat Desa Tanggulangin
berbatasan dengan Desa Jagasima. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kebumen tahun 2018, jumlah penduduk Desa Tanggulangin mencapai 2.966 jiwa dengan rincian 1.520 laki-laki dan 1.389 perempuan yang tersebar di 17 Rukun Tangga (RT). Desa Tanggulangin memiliki berbagai macam potensi desa mulai dari Peternakan unggas, tambak udang, tambak garam, pertanian,perikan , dan pariwisata. Salah satu potensi terbesarnya adalah dalam bidang pertanian. Bidang pertanian menghasilkan banyak produk mulai dari sayur, palawija, dan buah. Hasil buah cukup banyak dihasilkan oleh Desa Tanggulangin adalah buah jeruk nipis. Jeruk nipis merupakan salah satu buah yang memiliki kandungan vitamin c yang tinggi, vitamin c bermanfaat untuk melindungi tubuh dari infeksi dengan cara merangsang pembentukan antibodi1 dan kekebalan tubuh. Selain bermanfaat untuk kesehatan ternyata jeruk nipis memiliki manfaat lain sebagai pembersih lemak membandel pada peralatan makan dan memasak.2
Desa Tanggulangin dengan hasil buah jeruk nipis yang cukup melimpah memiliki harga yang cukup murah di pasaran , oleh sebab itu petani kurang
peduli dan enggan mengurus tanaman buah satu ini. Selain itu masyarakat belum mampu memanfaatkan jeruk nipis menjadi produk olahan sehingga petani menjual hasil panen pada tengkulak secara langsung. Jika masyarakat mampu memanfatkan hasil pertanian jeruk nipis maka tentu saja harga dari hasil olahan lebih tinggi daripada hanya di jual dalam bentuk buah yang utuh. Melalui program pelatihan dan pendampingan pembuatan sabun cuci piring Desa Tanggulangin diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pemanfaatan jeruk nipis yang dapat meningkatkan taraf harga jeruk nipis, dan bisa menjadi salah satu produk yang membantu meningkatkan perekonomian warga.
METODE
Kegiatan pelatihan dilaksanakan di RT 001 RW 02 Desa Tanggulangin, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 9 dan 10 Agustus 2020 . Kegiatan ini dilakukan secara online (melalui
WhatsApp grup warga) dan offline (secara
langsung dengan menaati protokol kesehatan). Metode pelaksanaan kegiatan ini terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap pemaparan atau penjelasan dan tahap praktik kepada masyarakat.
Pada tahap ini masyarakat mendapat penjelasan mengenai bahan yang dibutuhkan untuk membuat sabun cuci piring, fungsi dari bahan yang akan digunakan serta langkah-langkah pembuatan sabun cuci piring. Tahap ini bertujuan agar masyarakat memilki pengetahuan dasar sebelum melakukan praktik pembuatan sabun cuci piring.
2. Tahap praktik kepada masyarakat Pada tahap ini masyarakat mendapat pelatihan mengolah hasil panen jeruk nipis menjadi bahan sabun cuci piring. Masyarakat diajak untuk membuat ekstrak jeruk nipis sendiri dilanjutkan melakukan praktik pembuatan sabun cuci piring agar hasil akhir seperti sabun cuci piring yang beredar di pasaran.
Bahan yang digunakan dalam praktik pembuatan sabun cuci piring yaitu ekstrak jeruk nipis, texapon, sodium
lauryl sulfat, citrit acid, air bersih, garam
dan pewarna (Basirah, 2017). Sedangkan alat yang digunakan yaitu timbangan, sendok, pengaduk, baskom, gelas ukur dan botol bekas. Langkah-langkah pembuatan sabun cuci piring yaitu:
1. Mempersiapkan bahan yang diperlukan seperti menimbang bahan baku sesuai dengan berat yang telah ditenukan. Selain itu
mempersiapkan ekstrak jeruk nipis dengan cara diblender.
2. Mencampurkan Sodium Lauryl
Sulfat kedalam baskom lalu diaduk sampai rata.
3. Menambahkan citrid acid dan garam kedalam baskom sambil diaduk sampai merata.
4. Selanjutnya menambahkan ekstrak jeruk dan air sedikit demi sedikit kedalam baskom sambil terus mengaduk sampai rata.
5. Setelah semua bahan tercampur rata tambahkan pewarna untuk mempercantik tampilan sabun cuci piring.
6. Diamkan satu malam sabun cuci piring. Hal ini bertujuan menghilangkan busa yang terbentuk saat proses pembuatan. 7. Setelah itu masukkan sabun cuci
piring kedalam botol.
8. Sabun cuci piring siap digunakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Survei dan Penjajagan Potensi
Survei dan penjajagan potensi desa dilakukan guna memperoleh data mengenai upaya pemanfaatan komoditas lokal beserta permasalahan (Widyasanti, 2016). Desa Tanggulangin, Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen merupakan
salah satu desa yang kaya akan komoditas lokal salah satunya yaitu jeruk nipis, namun pemanfaatan jeruk nipis ini belum optimal, dimana petani langsung menjual hasil panennya ke pasar tanpa di olah terlebih dahulu dan tentunya dengan harga jual yang murah, oleh karena itu perlunya pelatihan pengolahan dengan bahan baku jeruk nipis guna mengoptimalkan pemanfaatan jeruk nipis itu sendiri serta meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring Berbasis Komoditas Lokal
Setelah dilakukannya survei dan penjajagan potensi di Desa Tanggulangin komoditas lokal seperti jeruk nipis belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu pelatihan pembuatan sabun cuci piring ini dipilih agar masyarakat mampu mengolah hasil panen jeruk nipis lebih bernilai ekonomis. Selain bernilai ekonomis sabun cuci piring ini sendiri dapat dimanfaatkan sendiri oleh masyarakat dan tentunya lebih menghemat pengeluaran. Dikarenakan pada masa pandemi covid-19 seperti saat ini, pelatihan ini dilaksanakan secara langsung dengan mematuhi protokol kesehatan. Dimana jumlah peserta yang mengikuti pelatihan hanya berjumlah 4 (empat) warga hal ini bertujuan untuk menghindari kerumunan. Lokasi pelatihan
dirumah salah satu warga (rumah Ibu Gorol) di RT 01 RW 02 Desa Tanggulangin, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen.
Hasil Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring
Pelatihan membuat sabun cuci piring dari jeruk nipis mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat Desa Tanggulangin. Hal ini dikarenakan masyarakat menjadi tahu bagaimana cara mengolah atau memanfaatkan jeruk nipis yang pada dasarnya selama ini masyarakat Desa Tanggulangin belum mengetahui bagaimana cara mengolah jeruk nipis agar memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Walaupun dimasa pandemi Covid-19 seperti saat ini tidak menyurutkan semangat warga untuk belajar mengolah hasil panen jeruk nipis menjadi peluang bisnis yaitu sabun cuci piring. Antusias warga terlihat dari awal kegiatan pemaparan dan penjelasan fungsi bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun cuci piring dengan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan.
Setelah warga mendapat pengetahuan dasar pembuatan sabun, selanjutnya warga melakukan praktik pembuatan sabun cuci piring sesuai langkah yang telah dijelaskan. Proses pembuatan berjalan sangat lancar dengan
hasil akhir (produk) yang cukup memuaskan. Warga sangat senang dengan hasil akhir yang diperoleh karena sabun cuci piring memiliki tekstur yang kental, berbusa dan efektif membersihkan lemak-lemak pada piring maupun alat makan lainnya. Dengan pelatihan ini warga dapat mengoptimalkan hasil panen jeruk nipis sehingga nilai jualnya lebih tinggi dan tentunya akan meningkatkan perekonomian masyarakat juga. Hal ini dapat dijadikan sebagai peluang bisnis karena selain cara membuatnya yang mudah bahan baku yang digunakan pun sudah tersedia di lingkungan masyarakat Desa Tanggulangin.
Gambar 1. Produk Sabun Cuci Piring
Faktor Pendorong Kegiatan
Dalam kegiatan pelatihan pembuatan sabun cuci piring ada beberapa faktor pendorong di dalamnya sehingga memudahkan dan memperlancar pelaksanaan kegiatan tersebut. Faktor pendorong pertama yaitu antusias warga yang begitu tinggi untuk melakukan
kegiatan pelatihan pembuatan sabun cuci piring karena hal tersebut dapat menambah keterampilan warga Desa Tanggulangin. Faktor pendorong kedua adalah banyaknya ketersedian jeruk nipis di Desa Tanggulangin sehingga mudah untuk menemukannya. Faktor pendorong ketiga adalah adanya peluang bisnis setelah di olahnya jeruk nipis menjadi sabun cuci piring karena lebih mempunyai nilai jual tinggi daripada jeruk nipis yang belum diolah (Amalia, 2018).
Faktor Penghambat Kegiatan
Selain faktor pendorong ada juga faktor penghambat kegiatan pelatihan pembuatan sabun cuci piring. Untuk faktor penghambatnya sendiri terkait dengan kedisiplinan warga dalam mengikuti pelatihan, mereka sering datang terlambat sehingga pelaksanaan pelatihan membutuhkan waktu yang lebih lama dan tidak sesuai dengan target efisiensi waktu pelaksanaan yang berakibat pada lamanya hasil pembuatan produk sabun cuci piring tersebut.
IV. PENUTUP
1. SIMPULAN
Kegiatan pelatihan pembuatan sabun cuci piring dari jeruk nipis dilaksanakan di RT 001 RW 02 Desa Tanggulangin, Kecamatan Klirong,
Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 9 dan 10 Agustus 2020. Kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan jeruk nipis itu sendiri serta meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Kegiatan ini dilakukan secara online (melalui
WhatsApp grup warga) dan offline (secara
langsung dengan menaati protokol kesehatan). Metode dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan ini terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap pemaparan atau penjelasan, dan tahap praktik kepada masyarakat. Masyarakat sangat tertarik dan memberikan respon positif terhadap kegiatan pelatihan ini karean masyarakat menjadi tahu bagaimana cara mengolah jeruk nipis menjadi produk kreatif yang memiliki nilai guna dan bisa dijual untuk meningkatkan perekonomian.
2. SARAN
Kegiatan lanjutan perlu dilakukan sebagai upaya fasilitasi kepada para masyarakat supaya produksi sabun cuci piring dari jeruk nipis dapat dikembangkan lagi untuk skala komoditas lokal tingkat wilayah Kabupaten Kebumen. Memasarkan produk pada toko kelontong atau sembako yang ada di sekitar dengan melalui poster tentang sabun cuci piring dari jeruk nipis supaya masyarakat tertarik dan bisa meningkatakan nilai jual dan produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Rizka. 2018. Produksi Sabun Cuci Piring Sebagai Upaya Peningkatkan Efektivitas Dan Peluang Wirausaha. Universitas Diponegoro. Semarang. Vol. 14(1):15-18.
Basirah, Nurul. 2017. Formulasi Sediaan Sabun Cuci Tangan Ekstrak Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dan Efektivitasnya sebagai Antiseptik. Universitas Surabaya. Vol 1 (4).
Indriani, Chicka. 2017. Membuat Sabun Cuci Piring Cair dengan Ekstrak Jeruk Nipis Sebagai Zat Aditif. KKN UNSYIAH Periode XII Vol 1(2). Banda Aceh.
Kemenkes RI. 2014. Panduan Gizi Seimbang.
Widyasanti, A. (2016). Upaya
Pemberdayaan Masyarakat melalui Pelatihan Pembuatan Produk Sabun Berbasis Komoditas Lokal di Desa Sindanglaya dan Desa MekarWangi Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis. Dharmakarya, 5(1).
PEMETAAN LOKASI RUMAH SAKIT RUJUKAN COVID-19 SELURUH KABUPATEN KEBUMEN
Kukuh Imam Cahyadi1, Purnomo Adi2, Fauzi Rizkian3, Nisaun Konitah4, Shaila Aryanti5
Universitas Negeri Semarang
Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Telp: (024) 8508093 Email: [email protected]
Abstrak
Salah satu upaya pemerintah Indonesia yaitu dengan menetapkan beberapa Rumah Sakit (RS) Rujukan COVID-19 di tiap daerah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 169 Tahun 2020 tentang Penetapan RS Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu. Tujuan dari didirikannya rumah sakit menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 nomor 1 tentang rumah sakit adalah untuk mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Ada beberapa RS di Kabupaten Kebumen, namun informasi yang tersedia belum cukup informatif dan efisien untuk diakses oleh masyarakat. Seringkali masyarakat merasa kesulitan dalam menemukan lokasi RS Rujukan COVID-19 terdekat yang akan dituju. Peta tematik yang kami buat berisi koordinat-koordinat tertentu dilengkapi dengan informasi-informasi pendukung. Peta tersebut dibuat dengan harapan dapat memudahkan masyarakat dalam menemukan RS Rujukan COVID-19. Metode ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan atau memproses data yang didapat dari lapangan baik berupa informasi langsung (data primer) maupun data tidak langsung (data sekunder) yang selanjutnya dianalisa berdasarkan fakta – fakta yang diperoleh. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pemetaan ini yaitu pencarian data melalui google maps dan google earth serta observasi ke tempat lokasi rumah sakit rujukan COVID-19 di Kabupaten Kebumen. Pada Sistem Informasi Pemetaan Lokasi Rumah Sakit Kebumen ini akan menampilkan peta Kabupaten Kebumen yang di dalamnya terdapat lokasi rumah sakit. Terdapat lima rumah sakit rujukan COVID-19 terdekat di Kebumen diantaranya yaitu RSUD Dr. Soedirman Kebumen, RSUD Prembun, PKU Muhammadiyah Kutowinangun, PKU Muhammadiyah Sruweng, dan PKU Muhammadiyah Gombong. Berdasarkan persebaran rumah sakit sudah cukup merata dan dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat Kebumen dan sekitarnya.
PENDAHULUAN
COVID-19 merupakan penyakit menular yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu, tindakan pencegahan terhadap jenis penyakit menular tersebut wajib dilakukan secepat mungkin (Telaumbanua, 2020). Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam hal ini adalah dengan menetapkan beberapa Rumah Sakit (RS) Rujukan COVID-19 di tiap daerah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 169 Tahun 2020 tentang Penetapan RS Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu.
Tujuan dari didirikannya rumah sakit menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 nomor 1 tentang rumah sakit adalah untuk mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dibentuknya RS Rujukan COVID-19 juga memiliki tujuan yang sama yang dalam hal ini dikhususkan untuk Peta Tematik.
Terdapat lima RS Rujukan COVID-19 di Kabupaten Kebumen, namun informasi yang tersedia belum cukup informatif dan efisien untuk diakses oleh masyarakat. Seringkali masyarakat merasa kesulitan dalam menemukan lokasi RS Rujukan COVID-19 terdekat yang akan dituju.
Salah satu solusinya adalah dengan melakukan pemetaan lokasi RS Rujukan COVID-19 di
Kabupaten Kebumen. Pemetaan tersebut nantinya akan ditampilkan dalam bentuk peta tematik. Menurut Aziz dan Ridwan (1985), peta tematik adalah peta yang memperlihatkan informasi atau data kualitatif dan atau kuantitatif suatu tema atau maksud atau konsep tertentu, dalam hubungannya dengan unsur atau detail-detail topografi yang spesifik, terutama yang sesuai dengan tema peta tersebut. Peta tematik dapat menjadi sarana informatif dan efisien bagi masyarakat untuk menemukan RS Rujukan COVID-19 terdekat dalam kondisi darurat.
Peta tematik yang kami buat berisi koordinat-koordinat tertentu dilengkapi dengan informasi-informasi pendukung. Peta tersebut dibuat dengan harapan dapat memudahkan masyarakat dalam menemukan RS Rujukan COVID-19
di Kabupaten Kebumen yang akan dituju.
Alat dan Bahan
Peralatan yang dibutuhkan dalam hal ini adalah
1. Hardware a. Laptop Hp CM0888AU (AMD Ryzen 3-2200U.2,5Ghz,RAM12GB,O S Windows 10 64bit). 2. Software a. ArcMap 10.4.1 b. Google Earth c. Google Maps d. Miccrosoft Word 365 e. Microsoft Excel 365
3. Data yang digunakan dalam hal ini antara lain :
a. Peta Administrasi
Kabupaten Kebumen 2020 b. Titik koordinat Rumah Sakit
di Google Earth
c. Data Rumah Sakit Rujukan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen Metode
Metode ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan atau memproses data yang didapat dari lapangan baik berupa informasi langsung (data primer) maupun data tidak langsung (data sekunder) yang selanjutnya dianalisa berdasarkan fakta – fakta yang diperoleh.
Subjek ini adalah institusi Kesehatan berupa Rumah sakit di Kabupaten Kebumen. Sedangkan objek ini adalah data geospasial yang berupa data atribut yang berupa lokasi pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kebumen, dan data atribut berupa titik koordinat lokasi Rumah sakit rujukan COVID-19 di Kabupaten Kebumen.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pemetaan ini yaitu pencarian data melalui Google
Maps dan Google Earth serta
observasi ke tempat lokasi rumah sakit rujukan COVID-19 di Kabupaten Kebumen.
Adapun sumber data, jenis data, perencanaan peta tematik sebagai berikut.
1. Sumber Data
Data yang digunakan diperoleh dari titik koordinat yang berasal dari aplikasi google earth yang kemudian diolah data di aplikasi Microsoft Office Excel 365 dan dibuat .shp (shapefile) di aplikasi ArcMap 10.4.1
2. Jenis data
Data yang digunakan berupa data sekunder dengan data sebagai berikut :
a. Data grafis berupa titik (node) koordinat lokasi rumah sakit rujukan COVID-19
b. Data atribut data yang berupa teks atau angka
3. Perencanaan Peta Tematik
Peta ini dirancang untuk digunakan warga Kabupaten Kebumen dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Perencangan ini berdasarkan dari data data yang sudah didapatkan seperti titik koordinat yang berasal dari aplikasi Google earth dan data yang yang diolah di Microsoft Excel 365 kemudian diterapkan di apliasi ArcMap 10.4.1 untuk dijadikan titik lokasi rumah sakit rujukan COVID-19.
Hasil dan Pembahasan
Peta tematik (juga disebut sebagai peta statistik atau peta tujuan khusus) menyajikan patron penggunaan ruangan pada tempat tertentu sesuai dengan tema tertentu. Berbeda dengan peta rujukan yang memperlihatkan pengkhususan
geografi (hutan, jalan, perbatasan administratif), peta-peta tematik lebih menekankan variasi penggunaan ruangan daripada sebuah jumlah atau lebih dari distribusi geografis. Distribusi ini bisa saja merupakan fenomena fisikal seperti iklim atau ciri-ciri khas manusia seperti kepadatan penduduk atau permasalahan kesehatan.(Wikipedia.org)
Rumah Sakit Rujukan COVID-19 adalah adalah institusi perawatan Kesehatan professional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli Kesehatan lainnya. Seiring dengan semakin merebaknya virus Corona, maka setiap masyarakat diharapkan mampu mengetahui lokasi – lokasi rumah sakit rujukan COVID-19 yang paling dekat dengan tempat tinggalnya adapun rumah sakit rujukan COVID-19 yang berlokasi di Kabupaten Kebumen saat ini berjumlah lima, seperti yang tertera dalam table dibawah ini :
Gambar 1. Daftar Rumah Sakit Rujukan COVID-19 di Kabupaten Kebumen
Dalam pembuatan artikel ini analisis yang digunakan adalah analisis data deskriptif menggunakan pendekatan spasial, data spasial adalah data yang berhubungan dengan kondisi geografis suatu daerah misalnya batas administrasi, jalan raya yang selanjutnya data spasial ini dirancang untuk dapat mengolah, memanipulasi, menapilkan data spasial dalam bentuk sistem informasi geografis, Sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini, khususnya di bidang teknologi informasi, maka kebutuhan mengenai analisis data dan penyajian data juga berlaku dalam bidang kesehatan.
Pada Sistem Informasi Pemetaan Lokasi Rumah Sakit di Kabupaten Kebumen ini akan menampilkan peta Kabupaten Kebumen yang di dalamnya terdapat lokasi rumah sakit, pada sistem informasi geografis yang telah di buat ditampilkan menu
zoom to layer dimana menu
tersebut menampilkan sebaran titik rumah sakit secara keseluruhan di Kabupaten Kebumen.
Gambar 2 Peta Lokasi Rumah Sakit 1
No. Nama Alamat Telp.
1 RSUD Dr. Soedirman Kebumen
Jl Lingkar Selatan, Muktisari, Kec.
Kebumen, Kabupaten Kebumen, (0287) 81101
2 RSUD Prembun
Jl. Slamet Riyadi No.53, Ngeposan, Prembun, Kec. Prembun, Kabupaten Kebumen
(0287) 6651144
4 PKU Muhammadiyah Sruweng
Jl. Raya Sruweng No.5, Sruweng, Kec.
Sruweng, Kabupaten Kebumen (0287) 382597
5 PKU Muhammadiyah Gombong
Jl. Yos Sudarso No.461, Sangkalputung, Semondo, Kec. Gombong, Kabupaten Kebumen
(0287) 471780
3 PKU Muhammadiyah Kutowinangun
Jl. Pemuda No.12, Kutowinangun, Kec.
Tampilan di atas dapat dilihat dari alamat sistem informasi geografis yang tersedia, tampilan tersebut sudah sangat interaktif dan informatif karena terdapat jaringan jalan nama kecamatan dan titik dan nama rumah sakit. Database pada sistem informasi geografis dapat dilihat dengan mendekatkan kursor ke titik yang ingin dilihat seperti titik puskesmas yang telah disediakan. Database ini menampilkan informasi seperti nama rumah sakit, alamat dan kontak person rumah sakit.
Gambar 3 Peta Lokasi Rumah Sakit 2
Pembuatan sistem informasi geografis institusi kesehatan ini menghasilkan keluaran peta digital yang mampu memberikan informasi mengenai lokasi institusi kesehatan, kelebihan dari sistem informasi geografis adalah seperti yang telah disebutkan sebelumnya yaitu tampilan database ini dapat di akses secara offline hal ini tentunya memudahkan puskesmas dan rumah sakit daerah tepencil untuk dapat memanfaatkan sistem yang telah dibuat selain itu database yang
telah dibuat juga mudah diedit sehingga sistem informasi geografis ini akan mengikuti perkembangan zaman.
Gambar 4 Peta Lokasi Rumah Sakit 3
Berdasarkan peta diatas diketahui bahwa Kabupaten Kebumen merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, batas administrasi Kabupaten Kebumen yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo sebelah selatan berbatasan dengan Samutra Hindia sebelah barat dengan Kabupaten Banyumas dan sebelah timur dengan Kabupaten Purworejo, sebaran rumah sakit di Kabupaten Kebumen memiliki lokasi rumah sakit berada di dekat jalan raya sehingga mudah diakses,adapun lokasi rumah sakit terdapat di lima kecamatan yaitu kecamatan Gombong, Sruweng, Kebumen, Kutowinangun, dan Prembun.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data mengenai pemetaan rumah sakit rujukan COVID-19 terdekat di Kebumen maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya peta ini dapat
mempermudah dan membantu memberikan informasi kepada masyarakat Kebumen dan sekitarnya terkait rumah sakit rujukan COVID-19 terdekat di Kebumen. Selain itu pada pemetaan ini juga dilengkapi dengan alamat dan nomor telepon rumah sakit tersebut sehingga akan lebih mempermudah masyarakat juga dalam mendapatkan informasi terkait rumah sakit rujukan COVID-19 tedekat di Kebumen. Terdapat lima rumah sakit rujukan COVID-19 terdekat di Kebumen diantaranya yaitu RSUD Dr. Soedirman Kebumen, RSUD Prembun, PKU Muhammadiyah Kutowinangun, PKU Muhammadiyah Sruweng, dan PKU Muhammadiyah Gombong. Berdasarkan letaknya persebaran kelima rumah sakit tersebut sudah cukup merata dan dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat Kebumen dan sekitarnya.
Daftar Pustaka
Aziz, Lukman dan Ridwan Rachman. 1985. Peta Tematik. Bandung: Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB.
Keputusan Menteri Kesehatan. 2020. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 169 Tahun 2020 tentang Penetapan RS Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu. Pemerintah Indonesia. 2009.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 nomor 1 tentang rumah saki. Lembaran RI Tahun 2009 No. 153 Jakarta : Sekretariat Negara. Telaumbanua, D. 2020. Urgensi Pembentukan Aturan Terkait Pencegahan COVID-19 Di Indonesia. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama, 12(1), 59-70.
PELATIHAN BUDIDAYA SAYUR BAYAM MEDIA HIDROPONIK SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH GELAS PLASTIK DAN KOTAK
STYROFOAM DI DESA KEDUNGSARI
Rendy Aziz Saputra1, Kurnia Eva Wulandari2, Esthiningtyas Sheilla P3,Hilmi Lutfi Adiyansyah4, Afif Kholifakur Rizak5
Fakultas Bahasa dan Seni1, Fakultas Bahasa dan Seni2, Fakultas Bahasa dan Seni3, Fakultas Ilmu Sosial4, Fakultas Teknik5
Universitas Negeri Semarang
[email protected] , [email protected]2 , [email protected]3 ,
[email protected] , [email protected]
Abstrak
Di tengah situasi pandemi seperti saat ini banyak masyarakat yang melakukan segala aktivitasnya di rumah baik kegiatan belajar maupun melakukan aktivitas bekerja. Banyak masyarakat yang mengeluh karena bosan beraktivitas di rumah saja. Hal ini kemudian mendorong masyarakat mencari hobi baru untuk mengisi waktu luang di rumah. Salah satu aktivitas yang menjadi hobi baru di rumah adalah berkebun. Berkebun sayur secara hidroponik menjadi alternatif bagi masyarakat di perkotaan dengan lahan yang terbatas. Hidroponik tidak hanya dapat dibuat dengan instalasi paralon saja, akan tetapi juga dapat dibuat dengan bahan-bahan sederhana. Dengan memanfaatkan limbah gelas plastik dan kotak styrofoam dapat dibuat instalasi hidroponik sederhana. Selain mudah hiroponik ini juga memiliki peluang ekonomi yang baik. Hal ini yang kemudian mendorong dilakukannya pelatihan budidaya sayur bayam dengan memanfaatkan limbah gelas plastiik dan kotak
styrofoam. Salah satu program kerja KKN BMC UNNES yaitu pelatihan budidaya tanaman.
Program pelatihan penanaman secara hidroponik cukup membantu masyarakat karena caranya yang efisien. Metode pelaksanaanya yaitu (1) Penyampaian materi, (2)Pelatihan dan praktik budidaya sayur bayam media hidroponik dengan menggunakan limbah gelas plastik dan kotak styrofoam , (3) Pengisian kuisioner. Pelatihan hidroponik sederhana dengan media limbah gelas plastik dan kotak styrofoam dilaksanakan di desa Kedungsari. Kata Kunci : Hidroponik, Budidaya Sayur Bayam, Covid-19
PENDAHULUAN
Budidaya pertanian merupakan salah satu usaha yang memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan di masa yang akan datang. Perkembangan teknologi dalam bidang pertanian saat ini sangat cepat dengan terciptanya inovasi-inovasi
baru yang dapat meningkatkan produktivitas kualitas hasil pertanian. Saat ini perkembangan pertanian bukan hanya di sektor tanaman pangan berbasis karbohidrat seperti padi, jagung, gandum serta tanaman serealia lainnya, namun
perkembangan juga terjadi pada sektor sayuran dan buah-buahan.
Sayuran sebagai makanan pendamping makanan utama menjadi sangat dibutuhkan saat ini, karena semakin banyak orang yang sadar terhadap kesehatan yang dapat ditunjang dengan cara mengonsumsi sayuran alami sehat secara teratur. Menurut Badan Penelitian Statistik (2014) produksi sayuran meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2013, produksi sayuran yaitu 11.558.449 ton dan pada tahun 2014 meningkat sebesar 11.918.571 ton. Hal ini menunjukkan harus adanya peningkatan produksi sayuran untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan komoditas sayuran sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk di Indonesia.
Hidroponik adalah suatu teknologi budidaya tanaman dalam larutan nutrisi dengan atau tanpa media buatan (pasir, kerikil, rockwool, perlite, peatmoss, coir, atau sawdust) untuk penunjang mekanik. Selain untuk meminimalisasi dampak karena keterbatasan iklim, hidroponik juga dapat mengatasi luas tanah yang sempit, kondisi tanah kritis, hama dan penyakit yang tak terkendali, keterbatasan jumlah air irigasi, bisa ditanggulangi dengan sistem hidroponik (Wibowo dan Asriyanti, 2013)
Menurut Roidah (2014) keunggulan budidaya tanaman secara
hidroponik antara lain keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin, produksi tanaman lebih tinggi, hasil panen kontinyu, serangan hama dan penyakit berkurang, serta terbebas dari banjir.
Kelebihan system hidroponik antara lain; penggunaan lahan lebih efisien, tanaman berproduksi tanpa menggunakan tanah, penggunaan pupuk dan air lebih efisien, dan pengendalian hama lebih mudah.
METODE PELAKSANAAN
Untuk mencapai target dalam pelaksanaan program kerja wajib KKN BMC UNNES, program kerja pelatihan hidroponik sederhana dengan media limbah gelas plastik dan kotak styrofoam dilaksanakan di desa Kedungsari dilakukan melalui tahapan berikut :
1. Penyampaian Materi
Penyampaian materi dilakukan dengan metode ceramah interaktif dengan media power point (PPT) dan menyaksikan video tentang hidroponik sederhana. Berikut materi sederhana yang disampaikan pada pelatihan budidaya sayur bayam media hidroponik dengan menggunakan imbah gelas plastik dan kotak styrofoam.
Metode yang digunakan untuk hidroponik ini adalah menggunakan metode sistem wick. Ini adalah sistem pasif, yang berarti tidak ada yang bergerak. Sehingga sistem wick tidak perlu menggunakan arus listrik untuk menggerakkan pompa udara maupun pompa venturi (pompa air). Sistem wick biasanya menggunakan media tanam seperti Rockwool, Perlite, Vermiculite, batu kerikil, hydroton, sekam bakar, dan cocopeat. Pada metode sistem wick, antara air nutrisi dan netpot atau pot tanam tidak bersentuhan langsung, namun bersentuhan melalui sumbu dari kain flanel atau kain yang bisa menyerap air.
Konsepnya, air nutrisi di tampung sebuah wadah yang bisa menampung air. Kemudian netpot atau pot tanaman untuk media tanam di beri sumbu di bagian bawahnya. Netpot atau pot tanaman di letakkan di atas papan yang sudah di beri lubang-lubang
untuk dudukan netpot atau pot tanaman. Kemudian styrofoam di lubangi bagian samping sebagai sirkulasi udara.
Media yang di gunakan.
Media tanam yang di gunakan dalam hidroponik sistem wick adalah sebagai berikut:
1. Botol plastik bekas, bisa menggunakan botol-botol bekas seperti botol bekas air mineral.
2. Box styrofoam bekas kemasan buah-buahan atau bekas kemasan elektronik yang terpenting tidak bocor.
2. Pelatihan dan Praktik Budidaya Sayur Bayam Media Hidroponik Sederhana dengan Menggunakan Limbah Gelas Plastik dan Kotak Styrofoam
Setelah menyampaikan materi hal yang selanjutnya dilakukan yaitu pelatihan dan praktik budidaya sayur bayam media hidroponik sederhana dengan menggunakan limbah gelas plastik dan styrofoam
3. Pengisian Kuisioner
Tahap terakhir yaitu pengisian kuisioner peserta terkait pelatihan budidaya sayuran yang baru dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di tengah situasi pandemi covid 19 seperti sekarang ini, orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Situasi pandemi membuat masyarakat harus menjalankan aktivitasnya bekerja, belajar, beribadah dan berolahraga dari rumah. Hal ini kemudian mendorong masyarakat mencari hobi baru untuk mengisi waktu luang di rumah. Salah satu aktivitas yang menjadi hobi baru di rumah adalah berkebun. Berkebun sayur secara hidroponik menjadi alternatif bagi masyarakat di perkotaan dengan lahan yang terbatas.
Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah (Izzuddin, 2016). Hidroponik biasanya dilakukan sebagai alternatif untuk bercocok tanam di lahan yang terbatas. Hidroponik tidak hanya dapat dibuat dengan instalasi paralon saja, akan tetapi juga dapat dibuat dengan bahan-bahan sederhana. Dengan memanfaatkan limbah gelas plastik dan kotak styrofoam dapat dibuat instalasi hidroponik sederhana. Selain mudah hiroponik ini juga memiliki peluang ekonomi yang baik. Hal ini yang
kemudian mendorong dilakukannya pelatihan budidaya sayur bayam dengan memanfaatkan limbah gelas plastiik dan kotak styrofoam.
Kegiatan Pelatihan Budidaya Sayur Bayam
Pelatihan budidaya sayur bayam ini dilakukan di Desa Kedungsari RT 03 RW 04 pada hari Senin, 17 Agustus 2020. Mengingat situasi dan kondisi pandemi covid 19, maka pelatihan budidaya ini dilakukan dengan peserta terbatas yaitu maksimal lima orang. Selain itu kegiatan pelatihan ini tetap dilakukan dengan menjalankan protokol kesehatan yang ada seperti memakai masker.
Gambar 1 Praktik Budidaya Sayur Bayam
Kegiatan pelatihan budidaya ini dilakukan melalui tiga sesi. Sesi pertama adalah sesi penyampaian materi tentang hidroponik dan mengenai limbah plastik. Penyampaian materi dilakukan dengan metode ceramah interaktif dengan media power point (PPT) dan menyaksikan video tentang hidroponik sederhana. Selanjutnya sesi yang kedua adalah
praktik budidaya sayur dengan media limbah gelas plastik dan kotak styrofoam. Kemudian sesi yang terakhir adalah pengisian kuisioner peserta terkait pelatihan budidaya sayuran yang baru dilakukan.
Praktik Budidaya Sayur Bayam
Gambar 2 Bayam usia 5 hari (kiri) dan bayam usia 11 hari (kanan) Pada budidaya sayur bayam hidroponik sederhana ini membutuhkan beberapa alat dan bahan. Alat : 1) pisau (cutter/solder) untuk melubangi gelas plastik dan kotak styrofoam 2) alat penyemprot (untuk menyiram pada saat penyemaian bibit tanaman. Bahan : 1) biji sayur bayam, 2) kotak styrofoam, 3) gelas plastik, 4) media tanam (campuran pupuk kompos dan arang sekam), 5) air.
Adapun cara budidayanya adalah sebagai berikut. 1) cuci bersih limbah gelas plastik 2) lubangi kotak styrofoam menggunakan pisau atau solder dengan
diameter disesuaikan dengan ukuran gelas plastik ( kotak styrofoam kecil dapat dibuat lubang dua sedangkan yang besar dapat dibuat empat lubang ), 3) lubangi gelas plastik dengan pisau atau solder untuk resapan air dan jalur keluarnya akar, 4) masukan campuran kompos dan arang sekam ke dalam gelas plastik, 5) kemudian masukan biji sayur bayam sekitar 7-10 biji setiap gelas plastik dan tutup tipis dengan media tanamnya 6) siram dengan menggunakan semprotan dan letakan di tempat yang agak gelap 7) setelah sekitar 4-5 hari bayam dengan panjang 5 cm dan siap dipindahkan media
styrofoam 8) isi styrofoam dengan air
setengah bagian dan pindahkan sayur bayam ke dalamnya 9) letakan di tempat yang mendapatkan sinar matahari cukup, 10) isi ulang air styrofoam 2 hari sekali atau disesuaikan dengan kondisi cuaca. Pemeliharaan Sayur Bayam
Pemeliharaan budidaya dengan media gelas plastik dan kotak styrofoam ini cukup mudah hanya dengan menambahkan air pada styrofoam setiap dua hari sekali atau disesuaikan dengan kondisi cuaca. Air di dalam styrofoam tidak perlu diganti kecuali jika terdapat jentik nyamuk baru diganti. Sayur bayam sudah dapat dipanen ketika usia 30 hari.
Pemanfaatan Limbah Plastik untuk Hidroponik
Limbah plastik sekarang ini menjadi permalahaan yang besar baik masyarakat perkotaan dan perdesaan. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mendaur ulangnya. Sampah plastik membutuhkan waktu yang lama agar bisa diurai tanah. Hal tersebut senada dengan Sari dkk (2017) yang menyatakan bahwa sampah plastik dapat mencemari lingkungan karena sampah plastik tidak dapat terurai dengan cepat dan dapat menurunkan kesuburan tanah. Oleh karenanya bijak bagi kita untuk memakai plastik seperlunya saja dan melakukan daur ulang terhadap sampah plastik. Salah satu usaha mendaur ulang sampah plastik adalah dengan dimanfaatkan sebagai media hidroponik sederhana.
Kegiatan pelatihan budidaya sayur bayam ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi masyarakat untuk melakukan budidaya sayur. Selain itu pelatihan ini diharapkan dapat menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat untuk melakukan budidaya sayur.
PENUTUP Simpulan
Program KKN BMC UNNES terutama dalam kegiatan pelatihan penanaman Hidroponik sayur bayam menggunakan media limbah gelas plastik
dan Styrofoam bekas ini cukup membantu masyarakat dalam memahami arti pentingnya menanam hidroponik. Sebab dengan adanya pelatihan tersebut dapat dijadikan sebagai inspirasi atau motivasi oleh masyarakat untuk berbisnis di rumah sebagai penunjang krisi ekonomi yang disebabkan oleh pandemic covid-19 ini. Dan juga untuk sedikit membantu menyelesaikan masalah limbah plastic yang susah terurai dan mencemari lingkungan Maka dari itu, kami mahasiswa KKN BMC UNNES mengajak masyarakat untuk lebih giat meningkatkan taraf perekonomain mereka di masa yang cukup sulit ini dan juga memberikan edukasi berupa cara mendaur ulang bahan plastic tadi agar berguna kembali sebagai media tanam tanaman bayam. Dengan adanya program ini, masyarakat pun antusias dan memberikan respon positif. Saran
Perlunya diadakan program pelatihan penanaman sayur bayam dengan cara hidroponik dengan memanfaatkan limbah gelas dan syrofoam secara berkelanjutan. Sebagai tindakan follow up yang bermanfaat bagi masyarakat, yang dapat dilakukan dengan cara langsung maupun secara daring. Apabila situasi covid-19 ini terus berlanjut maka akan lebih aman bila menggunakan cara daring. Namun berkaitan dengan budidaya tanaman hidroponik bayam ini
menggunakan cara praktik akan lebih baik, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan guna mencegah penularan virus covid-19.
DAFTAR PUSTAKA
Izzuddin, A. (2016). Wirausaha Santri Berbasis Budidaya Tanaman Hidroponik. Jurnal Pengabdian
Masyarakat/DIMAS, 12(2),
351-366.
Mulasari, Surahma Asti. (2018). Penerapan Teknologi Tepat Guna (Penanam Hidroponik Menggunakan Media Tanam) bagi Masyarakat Sosrowijayan Yogyakarta. Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat,
2(3), 425-230.
Roidah, I.S. 2014. Pemanfaatan Lahan dengan Menggunakan Sistem Hidroponik. Jurnal Universitas
Tulung Agung Bonorowo Vol 1 (2): 43-50.
Sari, D.M., Prasetyo, Y., & Kurniawan, A. (2017). Metode Konversi Sampah Plastik Berupa Botol Plastik Bekas Melalui Budidaya Toga dengan Sistem Vertikultur yang Ramah Lingkungan.
Gontor AGROTECH Science
Journal, 3(2), 85-98.
Wibowo, S., dan Asriyanti, A.S. 2013. Aplikasi Hidroponik NFT pada Budidaya Pakcoy. Jurnal Penelitian Terapan Vol.13 No.3 :159-167
http://strukturkode.blogspot.com/2020/04/