• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Talasemia merupakan salah satu penyakit bawaan atau genetik yang ditandai dengan kelainan bentuk hemoglobin pada darah. Kelainan pada talasemia menyebabkan darah tidak mampu menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh secara cukup akibat perubahan kondisi hemoglobin. Hal ini kemudian menyebabkan gejala diantaranya, tubuh akan terlihat pucat, lemah, dan kesulitan bernapas. Akibatnya aktivitas penderita talasemia akan menjadi terganggu. Apabila kondisi talasemia dibiarkan maka dapat menyebabkan komplikasi berupa gagal jantung, terhambatnya pertumbuhan, dan gangguan hati. Berdasarkan tipenya, Talasemia dibagi menjadi dua tipe klinis, yaitu talasemia mayor (anemia berat, bergantung pada transfusi darah) dan talasemia minor (anemia ringan, tidak memerlukan transfusi darah). Kondisi talasemia mempengaruhi kurangnya kadar hemoglobin yang dibutuhkan dalam darah. Untuk menunjang peningkatan kadar hemoglobin, hal yang perlu dilakukan khususnya bagi penderita talasemia mayor adalah transfusi darah secara rutin dan berkala [1].

Berdasarkan data milik Yayasan Talasemia Indonesia, peningkatan kasus talasemia terjadi terus menerus sejak tahun 2012 hingga 2018 dan menyentuh angka 8.761 kasus. Menurut Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2007, 8 provinsi memiliki prevalensi lebih tinggi disbanding prevalensi nasional, antara lain Provinsi Aceh, DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Gorontalo, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Maluku, dan Papua Barat. Angka prevalensi talasemia nasional mencapai 3,8% dari jumlah populasi penduduk Indonesia [2].

Untuk mencegah penyakit komplikasi berbahaya yang disebabkan oleh talasemia, diperlukan adanya deteksi dini salah satunya dengan deteksi kadar hemoglobin dalam tubuh. Prosedur baku untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam tubuh adalah dengan dilakukannya tes secara invasif yaitu pengambilan sampel darah yang kemudian akan diuji di laboratorium untuk mengetahui kadar sel darah merah dan

(2)

2

kadar hemoglobin yang terdapat di dalamnya [3]. Namun cara ini dapat menyebabkan rasa sakit saat pengambilan sampel darah. Bahkan bagi anak akan sulit untuk menghilangkan trauma atau ketakutan pada rasa sakit saat akan dilakukan pengambilan sampel darah. Oleh karena itu, dibutuhkan metode non-invasif atau tidak melakukan kontak langsung dengan kulit pasien dan tidak menimbulkan rasa sakit dan takut bagi anak [4]. Metode non-invasif ini bisa dilakukan dengan melihat bagian konjungtiva dari jari tangan, kelopak mata bagian dalam, dan lidah untuk mengetahui kondisi hemoglobin dalam tubuh [5]. Menurut dr. M. Arman Nasution, SpPD, dengan melihat bagian konjungtiva dapat menjadi cara termudah mendeteksi apakah seseorang memiliki kadar hemoglobin dan jumlah sel darah merah yang cukup. Apabila warna konjungtiva seseorang terlihat pucat maka itu memberikan tanda bahwa orang tersebut mengalami kekurangan hemoglobin pada sel darah merahnya [5]. Namun pada kenyataannya, metode pengecekan seperti ini dinilai tidak efektif dan bersifat subjektif karena daya pengelihatan tiap orang berbeda-beda.

Melihat permasalahan tersebut, maka pada tugas akhir ini penulis merancang sistem untuk mendeteksi kadar hemoglobin secara non-invasif khususnya pada anak penderita talasemia dengan pengolahan citra digital konjungtiva mata dan lidah. Penelitian terkait deteksi hemoglobin telah banyak dilakukan, diantaranya menggunakan metode invasif[6] dan non-invasif [4] [7]. Pada tugas akhir sebelumnya oleh Ikbal Mawaldi, telah dilakukan perancangan sistem deteksi anemia dengan pengolahan citra digital konjungtiva pada rentang usia dewasa – normal [8]. Pada tugas akhir tersebut, tingkat akurasi sistem untuk mendeteksi anemia menggunakan metode auto cropping adalah 81,4%. Telah dilakukan juga penelitian pengecekan hemoglobin melalui konjungtiva palpebral menggunakan smartphone pada ibu hamil anemia yang dilakukan oleh M. D. Anggraeni dan A. Fatoni [9]. Kemudian pada tahun 2019, dilakukan penelitian untuk mendeteksi tanda klinis anemia pada orang dewasa normal dengan menggunakan pengolahan citra digital konjungtiva oleh Dimauro G. et al [10]. Dari penelitian – penelitian tersebut, penulis melakukan penelitian pada tugas akhir ini dengan mengembangkan deteksi hemoglobin untuk mengatasi permasalahan pada

(3)

3

penderita talasemia usia dibawah 17 tahun. Fokus tugas akhir ini adalah membantu pasien talasemia untuk monitoring kadar hemoglobin pada darah sebelum dilakukannya transfusi darah. Pada penelitian tugas akhir ini, penulis juga memperbanyak data citra yang diambil tepat bersamaan dengan saat antrian pasien talasemia sebelum dilakukannya transfusi di Rumah Sakit untuk dapat merancang sistem dengan hasil akurasi yang lebih baik. Hasil penelitian tugas akhir ini bertujuan membantu mempermudah pasien penderita talasemia dalam mendeteksi kadar hemoglobin untuk kemudian menjadi acuan keperluan dilakukannya transfusi darah. 1.2. Tujuan

Tugas akhir ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Merancang sistem untuk deteksi kadar hemoglobin khususnya pada penderita talasemia dengan pengolahan citra digital konjungtiva mata dan lidah.

2. Menganalisis korelasi warna kemerahan pada citra konjungtiva mata dan lidah dengan kadar hemoglobin yang terdapat dalam darah khususnya penderita talasemia.

3. Menguji akurasi sistem serta menganalisa performansi dari sistem deteksi kadar hemoglobin khususnya pada penderita talasemia dengan pengolahan citra digital konjungtiva mata dan lidah.

1.3. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dijadikan sebagai objek penelitian pada tugas akhir ini adalah:

1. Bagaimana cara merancang sistem untuk mendeteksi kadar hemoglobin pada penderita talasemia dengan pengolahan citra digital konjungtiva mata dan lidah?

2. Apakah ada kaitan yang kuat terkait kemerahan warna konjungtiva mata dan lidah dengan kadar hemoglobin khususnya pada penderita talasemia?

(4)

4

3. Bagaimana tingkat validasi yang dihasilkan dari metode deteksi secara non-invasif melalui pengolahan citra digital jika dibandingkan dengan metode konvensional (invasif)?

1.4. Batasan Masalah

Agar tidak terjadi meluasnya materi pada penelitian tugas akhir ini, penulis melakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Data citra digital yang diperoleh dan diolah adalah citra dengan komposisi warna RGB. Data citra digital memiliki format .PNG.

2. Pengambilan data citra konjungtiva mata dan lidah dilakukan oleh penulis di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Poli Talasemia Anak menggunakan kamera digital.

3. Citra konjungtiva mata dan lidah diambil dari depan sehingga didapatkan kompisisi warna merah yang ingin dicari dan dianalisis.

4. Kadar hemoglobin responden ditentukan menggunakan alat Hematology Analyzer di Laboratorium.

5. Usia partisipan pengambilan data adalah di bawah 17 tahun.

6. Model warna yang digunakan dalam pengolahan citra digital adalah RGB dan HSV.

1.5. Metodologi Penelitan

Adapun metode yang digunakan penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai berikut:

1. Studi Literatur

Studi Literatur ini bertujuan untuk mempelajari teori dasar terkait pengolahan citra digital untuk mendukung perancangan sistem pada penelitian Tugas Akhir ini. Referensi yang digunakan berasal dari jurnal nasional dan internasional, paper, buku, dan Tugas Akhir sebelumnya.

(5)

5 2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian (KEP) Universitas Padjadjaran dan izin penelitian dari RSUP. dr. Hasan Sadikin Bandung. Data yang dikumpulkan berupa data citra konjungtiva mata, lidah, kuku dan data sekunder responden serta hasil pemeriksaan CBC (hemoglobin) di laboratorium.

3. Perancangan Sistem

Bertujuan untuk perancangan sistem deteksi kadar hemoglobin khususnya pada penderita talasemia dengan citra digital konjungtiva mata dan lidah. 4. Simulasi Program

Simulasi dengan data yang telah dikumpulkan. 5. Analisis Hasil Pengujian

Analisis hasil statistik pengujian sistem untuk memperoleh korelasi warna kemerahan citra konjungtiva mata dan lidah dengan kadar hemoglobin dan pengujian validitas metode deteksi hemoglobin secara non-invasif yang diterapkan pada sistem.

6. Pembuatan Laporan dan Kesimpulan

Pembuatan laporan dilakukan setelah diperoleh semua data yang dibutuhkan untuk dijadikan laporan Tugas Akhir beserta dokumentasi yang diperlukan dan membuat kesimpulan terhadap sistem yang telah dirancang penulis.

1.6. Sistematika Penulisan

Dalam pengerjaan buku tugas akhir ini, meliputi berbagai topik pembahasan yang telah disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Penjelasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.

(6)

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini menjelaskan teori dasar darah, citra digital, analisis korelasi dan regresi yang digunakan dalam perancangan sistem.

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SISTEM

Menjelaskan bagaimana sistem deteksi hemoglobin dirancang mulai dari pengumpulan data hingga pre-processing.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Menjelaskan hasil serta analisa dari sistem yang telah disimulasikan berdasarkan parameter performansi yang telah ditentukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Penarikan kesimpulan dan saran dari seluruh pelaksanaan Tugas Akhir sebagai masukan untuk pengembangan penelitian yang dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

1 M.. Hal ini me nunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pertukaran keanggotaan kelompok belajar

Dalam pelaksanaan Program Induksi, pembimbing ditunjuk oleh kepala sekolah/madrasah dengan kriteria memiliki kompetensi sebagai guru profesional; pengalaman mengajar

(3) kedisiplinan belajar santri berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan menghafal al- Qur’an santri pondok pesantren Al-Aziz Lasem Rembang, hal ini terbukti

manual, namun salah. Pilih ulang jenis jaringan berdasarkan jenis SIM/USIM card yang digunakan. Terkoneksi ke Internet, namun tidak bias membuka halaman website apa pun.

Dengan hasil penelitian ini dapat dilihat keakuratan diagnostik potong beku, sitologi imprint intraoperasi, dan gambaran USG pada pasien dengan diagnosa tumor ovarium untuk

Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa keadaan ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudjoko (1989) in Andy Omar (2002) yang menemukan bahwa

anita usia subur - cakupan yang tinggi untuk semua kelompok sasaran sulit dicapai ;aksinasi rnasai bnntuk - cukup potensial menghambat h-ansmisi - rnenyisakan kelompok

Faktor-faktor yang menjadi penyebab utama yang mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek pembangunan Mall (Manado Town Square III) yaitu Kekurangan bahan