• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI (PHK-I) PROSES SELEKSI TAHUN 2009 Evaluasi Proposal Awal Komentar Reviewer Terkonsolidasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI (PHK-I) PROSES SELEKSI TAHUN 2009 Evaluasi Proposal Awal Komentar Reviewer Terkonsolidasi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI (PHK-I) PROSES SELEKSI TAHUN 2009

Evaluasi Proposal Awal Komentar Reviewer Terkonsolidasi Nama Perguruan Tinggi Universitas Indonesia

Kode Proposal U.051

Tema yang diusulkan B, C, dan D Komentar Umum

Proposal yang diajukan oleh Universitas Indonesia disusun dengan komprehensif dan dilengkapi dengan data dan analisa yang cukup baik. UI telah memenangi banyak hibah kompetisi Dikti sejak program kompetisi pertama kali diluncurkan, termasuk PHKI Batch I, yang tidak disebutkan pada evaluasi diri. Dengan demikian dampak dari hibah tersebut sudah cukup signifikan dalam meningkatkan kinerja institusi.

Sebagai BHMN yang telah melewati masa transisi yang panjang, dalam proposal disampaikan bahwa hingga kini laporan keuangan UI belum diaudit (unauditable). Hal tersebut merupakan satu kondisi yang menunjukkan kelemahan pengelolaan yang sangat perlu mendapat perhatian. Namun hal tersebut tidak dianalisa dan diungkap dalam evaluasi diri. Demikian pula dari sekian banyak hibah yang telah dimenangi UI, menurut rekaman ada yang kurang berhasil diimplementasikan dengan baik. Kekurang berhasilan seharusnya menjadi bagian analisa yang sangat penting agar bisa dipetik pelajaran dari kekurangan tersebut.

Terjadi kekurangcermatan dalam penulisan hal yang mendasar dalam proposal. Dalam menyajikan misi terdapat perbedaan beberapa kata dalam penulisan misi di proposal dibandingkan dengan di Renstra, baik pada point 1 maupun 2 yang cukup mengganggu upaya pemahaman terhadap misi UI.

Komitmen institusi dan kepemimpinan nampak baik. Strategi institusi nampak jelas, dengan aktivitas dan milestone capaian yang terukur. Task force yang ditugaskan sangat baik, melibatkan berbagai komponen institusi, lengkap dari elemen struktural maupun dukungan dari unit-unit terkait (prodi) serta QA dan monitoring internal. Namun beberapa prodi yang akan dilibatkan dalam implementasi program yang diusulkan tidak mendapat porsi yang cukup banyak untuk dibahas. Pemilihan prodi-prodi tersebut dari prodi yang ada di institusi menjadi kurang jelas. Format penulisan ada yang kurang rapi. Penulisan pada kertas tidak bolak-balik sehingga menjadi tebal dan penjilidan menggunakan spiral plastik yang kurang kuat, sangat mengganggu yang membaca proposal. Penggunaan spiral logam lebih kuat lebih dianjurkan.

Tema yang diajukan oleh UI yakni tema B, C, dan D meskipun cukup relevan dari sisi kebutuhan dan didukung dengan kapasitas dan potensi yang dimiliki oleh UI, namun kurang kuat dari sisi rasional dan rekam jejak institusi (terutama untuk tema B dan C). Reviewer merekomendasikan usulan tema D untuk maju ke dalam proposal lengkap. Sedangkan tema B dan C masih memerlukan perbaikan yang substansial.

1. Kepemimpinan dan Komitmen Institusi

Kepemimpinan institusi antara lain terlihat dari kejelasan arah pengembangan dan langkah-langkah strategis yang telah diambil untuk mencapai visi dan misi institusi selama ini. Arah

(2)

pengembangan UI ke depan untuk menjadi universitas riset bertaraf internasional sudah cukup jelas, antara lain terungkap dari pengembangan pola ilmiah pokok. Namun demikian capaian dalam pengembangan PIP tersebut tidak terungkap di dalam proposal. Bagaimana profil riset dan hasil karya pengembangan PIP dalam bentuk paten, publikasi di jurnal ilmiah internasional, perolehan pendanaan riset kompetitif tidak terlihat. Paparan yang disajikan dalam proposal berupa input dan hasil riset secara keseluruhan berbasis fakultas (hanya 8 dari 13 fakultas yang disajikan). Meskipun UI mencanangkan diri untuk menjadi universitas riset kelas dunia, namun anggaran riset ditinjau secara persentase masih rendah.

Konsolidasi manajemen UI terlihat cukup berhasil dengan instrumen organisasi yang telah dikembangkan dengan baik termasuk sistem pengembangan SDM dan insentif berbasis kinerja. Hal tersebut patut diapresiasi. Pengabdian kepada masyarakat sebagai aras ketiga dari Tridharma PT yang tidak terpisah dari kehidupan akademik terlihat masih sangat lemah dan kurang mendapat perhatian. Tidak disajikan berapa anggaran untuk pengabdian kepada masyarakat. Program-program yang dipaparkan terkesan sporadis dan belum terlihat adanya inovasi dalam pengabdian kepada masyarakat. Sebagai universitas terpandang, tentunya peran UI dalam membangun masyarakat sekitar sangat diharapkan karena akan menjadi kiblat dan panutan bagi perguruan tinggi lainnya.

Sasaran dan strategi pencapaian sasaran untuk mewujutkan visi dan misi diuraikan di Renstra 2007-2012 secara rinci dengan tahapan yang cukup jelas dalam rangka menuju Asian WCU. Sampai dengan 2008 capaian sasaran juga diuraikan cukup jelas menujukkan keseriusan pimpinan dalam mewujutkan visi dan misi UI. Disamping itu terlihat jelas benang merah antara proposal yang diajukan dengan upaya pencapaian visi dan misi institusi.

UI memiliki program studi sebanyak 214 pada berbagai jenjang/ keprofesian dengan jumlah mahasiswa sekitar 40 ribu memberikan gambaran kompleknya pengelolaan. Untuk program S1 UI memiliki 55 program studi dengan total mahasiswa 24 ribu lebih. Sebagai univeristas yang menuju kelas dunia ditunjukkan oleh jumlah mahasiswa asing 58 pada 2007 meningkat menjadi 77 pada 2008 untuk program bergelar dan masing-masing 171 dan 150 pada tahun 2007 dan 2008 untuk program non-gelar. Dari 175 PS (di luar pendidikan keprofesian) masih terdapat 26 yang belum terakreditasi, sedangkan untuk S1 dari 55 PS, terdapat 7 PS yang belum terakreditasi. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah pimpinan institusi agar seluruh program studi terakreditasi. Perolehan akreditasi PS yang majoritas A ditambah dengan keberhasilan dua PS Teknik Sipil dan Teknik Mesin mendapat status akreditasi dari AUN mencerminkan komitmen institusi dalam upaya secara terus menerus meningkatkan kualitas proses penyelenggaraan pendidikan.

Komitmen institusi dalam ICT nampak dari perkembangan implementasi ICT yang telah mencakup sebagian besar kebutuhan untuk mendukung manajemen dan informasi serta kemudahan pelayanan terhadap mahasiswa. Berbagai kemudahan pelayanan telah berhasil dikembangkan dengan pengelolaan data base yang semakin komprehensif, baik terhadap sarana dan prasarana, SDM maupun penyelanggaraan pendidikan. Pembiayaan seluruh operasional jaringan dibiayai dari dana rutin universitas, sehingga terjamin sustainibilitasnya.

Sistem penjaminan mutu nampak bekerja cukup baik dan bekerjasama dengan direktorat terkait.dalam monev internal PBM, program pengembangan akademik, fasilitasi akreditasi. Sebagai bagian dari upaya peningkatan sistem manajemen mutu, pada setiap awal semester setiap staf akademik mengisi formulir rencana kerja. Namun belum nampak usaha PBM yang menyentuh grass root pelaksana proses yang sangat berperan dalam meningkatkan indikator kinerja proses dan output yang dapat diukur dari IPK, masa studi, ketepatan waktu dll.

Justifikasi pemilihan tema dan program studi yang terlibat telah disajikan dalam proposal. Penjelasan yang disajikan untuk masing-masing tema B, C dan D cukup dapat memberikan gambaran urgensi dari pemilihan tema tersebut dan program studi yang terlibat. Namun demikian uraian yang lebih detil mengenai penetapan program dan pemilihan program studi yang terlibat

(3)

nampaknya masih perlu disampaikan melalui dukungan informasi yang komprehensif dan mutakhir serta kejelasan peran yang akan dilakukan oleh program studi terkait, khususnya untuk tema C dan D.

Tim penyusun proposal melibatkan berbagai fihak di universitas, terutama melibatkan pimpinan-pimpinan kunci di institusi. Dengan melibatkan pimpinan-pimpinan-2 eksekutif, nampak bahwa institusi UI komit untuk serius dalam mengusulkan program dan rencana menjalankan program PHKI. Dengan visi yang tinggi sebagai universitas riset kelas dunia, dan merasa sebagai flag carrier of the nation university, setidaknya UI akan terbebani untuk tidak main-main dalam menjalankan program-2 yang diusulkan, tidak meniru flag carrier of the nation air line, Pan Am-nya AS, yang diam-diam ditinggalkan airline yang lain, karena sudah terlalu puas merasa sebagai flag carrier.

Rencana strategi sebagai blue-print langkah 5 tahun kedepan terdefinisi dengan baik. Milestone capaian ditargetkan dengan jelas. Key performance indicator tertulis dengan angka yang pasti, meskipun ada beberapa yang mungkin sulit dicapai. Angka tepat waktu (4 tahun) program sarjana yang minimal 75% dan efisiensi edukasi yang 20% (berarti masa studi yang rata-rata 5 tahun) sendiri tidak konsisten. Memperbaiki kinerja supaya target capaian Renstra tercapai, akan memerlukan usaha yang luar biasa. Program B yang diusulkan harus betul-betul mengarah memperbaiki hal-hal tersebut.

2. Kualitas Laporan dan Evaluasi Diri

Evaluasi diri dilakukan dengan baik dan komprehensif. ED yang dilakukan menggambarkan situasi UI secara umum dan secara terarah menggambarkan kekuatan yang mendukung tema yang dipilih. Dalam paparan yang relatif singkat pengusul bisa menyajikan fakta utama kondisi dan kinerja UI terutama dalam aspek akademik lebih khusus dalam aspek pembelajaran. Berbagai inovasi telah dilakukan dalam pembelajaran dan banyak yang merupakan hasil dari hibah kompetisi yang telah dimenangi. Inovasi dalam pembelajaran dan terobosan pengembangan kurikulum telah banyak dilakukan seperti teaching without walls, MK PDPT, dsb. patut diapresiasi dan terus dikembangkan. Di samping keberhasilan dan good practices yang telah dkembangkan sebagai dampak positif hibah yang cukup banyak telah dimenangi UI selama ini, tentunya ada juga kegagalan atau kekurang berhasilan dalam implementasi hibah yang ada. Dalam laporan evaluasi diri hal tersebut sama sekali tidak terungkap. Dengan mengkaji dan mengupas kekurang berhasilan implementasi PHK tentunya akan banyak juga pelajaran yang bisa diperoleh. Setiap capaian tentu masih ada ruang untuk perbaikan dan peningkatan, namun untuk bisa melakukan perbaikan dan peningkatan kata kuncinya adalah mengenali kekurangan dan kegagalan. Hal tersebut kurang mendapat perhatian dan elaborasi yang memadai untuk menemukenali akar permasalahannya. Angka-angka perkembangan student body menunjukkan kecenderungan ekspansi pada jenjang S1 tentunya kurang sejalan dengan misi UI untuk menjadi universitas riset kelas dunia. Dalam tabel 2.5 tentang jumlah mahasiswa asing angka-angka yang dimunculkan sangat fluktuatif dan tidak diberi penjelasan apakah angka itu merupakan intake mahasiswa asing baru atau kunjungan mahasiswa asing. Dari 55 prodi S1 reguler masih terdapat 7 prodi belum terakreditasi dan 3 yang belum melakukan akreditasi ulang sementara untuk prodi S3 lebih banyak lagi yang belum terakreditasi. Juga tidak ada informasi tentang akreditasi program studi non reguler. Angka-angka indikator produktivitas dan efisiensi internal menunjukkan masih fluktuatif dan beberapa indikator menunjukkan kecenderungan menurun (program S1 reguler, program doktor).

Jumlah dan dana riset yang diungkapkan (hal 27) tidak dijelaskan apakah dana riset tahun lalu, atau tahun ini, atau kumulatif 3 tahun, seharusnya analisa dilakukan dalam bentuk time series sebagaimana dilakukan pada aspek pendidikan. Kalau dana tersebut merupakan dana riset akumulatif 3 tahun berarti pendanaan riset rerata masih di bawah 1% dari anggaran total

(4)

universitas. Hal tersebut tentu kurang sejalan dengan misi UI sebagai universitas riset. Di dalam website UI terlihat terjadi lonjakan jumlah dan pendanaan riset yang sangat besar pada tahun 2009 terutama karena dekonsentrasi dana penelitian dari DikTi. Dalam aspek pengabdian kepada masyarakat, analisa tidak didukung dengan data serta tidak dipaparkan besarnya pendanaan. Perkembangan kesehatan finansial UI juga terlihat cukup bagus dengan dana endowment yang terus meningkat. Jumlah kerjasama untuk revenue generating activities juga meningkat cukup bagus. Demikian pula kerjasama internasional yang dibangun untuk meningkatkan citra UI. Sistem kepegawaian universitas juga telah dikembangkan dengan baik dengan sistem insentif berbasis kinerja. Meskipun demikian justru terjadi penurunan jumlah dosen hingga 17,8% dalam 1 tahun menjadi 1616. Hal tersebut tentu merupakan satu hal yang sangat serius dan memerlukan analisa yang mendalam. Namun demikian, dalam evaluasi diri sama sekali tidak dilakukan kajian tentang hal tersebut. Sebaliknya jumlah staf non akademik justru menunjukkan peningkatan menjadi 2965 orang, 40% lebih banyak dari tenaga dosen. Jumlah tenaga pendukung yang besar merupakan indikasi inefisiensi administrasi. Sekali lagi hal ini tidak dianalisa dengan memadai di dalam evaluasi diri. Perhitungan rasio dosen:mahasiswa dilakukan dengan membandingkan jumlah dosen tahun 2008 dengan jumlah mahasiswa tahun 2005 (hal 36), hal tersebut menjadi tanda tanya besar bagi reviewer (bukankah data jumlah mahasiswa tahun 2008 juga ada – hal 19).

Kenyataan bahwa laporan keuangan hingga kini belum teraudit (unaudited) merupakan satu kelemahan yang sayang lolos dari analisa evaluasi diri. Dalam analisa SWOT banyak aspek yang tertuang dalam evaluasi diri tidak terungkap dalam analisa tersebut.

Kajian aspek permasalahan terkait dengan bidang unggulan yang akan diangkat dipaparkan secara kuantitatif maupun kualitatif. Namun kontribusi dan peran yang telah dan akan diambil oleh UI kurang tergambar dengan baik.

Analisis lingkungan eksternal tentang penyakit tropis infeski memiliki urgensi yang tinggi. Namun demikian, sangat disarankan penajaman dilakukan berdasarkan kondisi beberapa tahun terakhir ini, bukan hanya berdasarkan informasi tahun 2005, misalnya penyakit demam berdarah yang belakangan sangat menonjol.

Tracer studi dilakukan pada 2007-2008 terhadap 936 alumsi sangat dihargai. Dari tracer ini dapat diperoleh informasi kemana lulusan dan bagaimana kesan user. Dari sisi IPK yang berhasil diraih mahasiswa cukup memadai, lebih dari 50% mahasiswa memperoleh IPK >2.75, meskipun angka 2.75 ini sudah kurang tepat untuk menjadi ukuran bagi universitas yang mencanangkan untuk go international. Saat ini efisiensi edukasi mencapai 19.06% yang akan ditingkatkan menjadi 20% untuk S1. Efisiensi 20% sebagai target juga belum menunjukkan usaha yang serius, mengingat untuk S1 idealnya adalah efisiensi 25%. Setiap tahun dilakukan Englih profisiency test bagi mahasiswa tahun pertama dengan hasil rata-rata >425. Hasil ini tentu merupakan modal yang sangat baik untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris di universitas yang menuju kelas dunia. Namun di proposal tidak pernah dijelaskan intervensi institusi selama mahasiswa belajar untuk meningkatkan bahasa Inggris, dan bagaimana hasil (output) profisiensi English saat wisuda. Saat ini UI sedang melakukan penataan keorganisasian yang telah dimulai sejak tahun 2007. Sayang struktur organisasi yang disajikan tidak jelas terbaca.

Pengembangan bidang akademik sedang dialakukan dalam upaya meningkatkan integrasi bidang keilmuan dan memenuhi tuntutan pemangku kepentingan, termasuk diterbitkannya panduan penjaminan mutu pelaksanaan e-lerning dan SK pelaksanaan e-learning. Pengelolaan riset diarahkan untuk meningkatkan atmosphir penelitian yang lebih kondusif dalam upaya mencapai visi sebagai universitas riset kelas dunia. Dana penelitian dikelola secara sentral ke universitas, namun masih ada pendanaan dari fakultas menunjukkan belum sepenuhnya terintegrasi pengelolaan penelitian. Sumber dana disebutkan beraneka ragam, namun tidak ada informasi pendanaan dari Diknas,

(5)

Beberapa kegiatan PPM telah dilakukan namun tidak ada informasi dana yang dikeluarkan untuk kegiatan ini. Berbagai kegiatan telah dinyatakan memberikan manfaat kepada masyarakat, akan lebih baik kalau dapat dirumuskan indikator dampak yang lebih terukur, misalnya telah memberikan pencerahan, kesadaran, sumbangan cukup signifikan dsb perlu dielaborasi kejelasan ukuran keberhasilannya.

Pengelolan sumberdaya keuangan sejak 2008 telah terpusat sebagai bagian dari hasil upaya konsolidasi organisasi di tingkat institusi. Kerjasama banyak dilakukan, namun perlu kejelasan aturan kerjasama untuk mendukung kebijakan keuangan yang terpusat, termasuk level unit yang mempunyai legalitas menggalang kerjasama. Tanpa kejelasan kewenangan ini akan menjadikan kesulitan institusi dalam mewujutkan kebijakan keuangan yang terpusat. Sebagai universitas yang menuju kelas dunia didukung pula oleh capaian saat ini dimana terdapat 104 institusi asing dari 28 negara melakukan kerjasama internasonal dengan UI, disamping UI juga aktif dalam berbagai forum universitas dan jaringan internasional.

Pengelolaan sumberdaya manusia, hal sangat menarik adanya fakta bahwa jumlah dosen UI yang menurun 17.80% menjadi 1616 pada tahun 2008. Penurunan terbesar terjadi pada tenaga pengajar, dan terjadi pada hampir semua level. Di sisi lain terjadi peningkatan dosen tidak tetap sebesar 3% . Hal ini perlu elaborasi lebih lanjut. Perlu pula dielaborasi proporsi dosen PNS dan dosen UI dengan trend ke depan yang menjadi sasaran UI. Rasio dosen mahasiswa cukup memadai 1: 08 – 1:41, dengan rata-rata 1:25. Jumlah dosen S3 599 dari total 1616 staf pengajar menunjukkan masih perlunya upaya peningkatan jenjang pendidikan sebagian besar dosen. Sistem jenjang karier melalui Pengelompokan dosen UI menjadi penelitian, pengajaran dan struktural perlu elaborasi lebih lanjut.

Analisis SWOT dilakukan cukup komprehensif. Strategi pengembangan yang disajikan di proposal sejalan dengan dan merupakan bagian dari strategi pengembangan UI dan sejalan dengan Agenda Riset Nasional Ristek. Pemilihan program unggulan dalam tema D sangat strategis, namun perlu ditambahkan track record yang selama ini telah dimiliki institusi untuk mendukung program unggulan yang diusulkan.

Ada beberapa format yang mengganggu, misalnya gambar 2.4 hal 17, praktis tidak terbaca. Halaman tidak ditulis bolak balik seperti saran panduan sehingga proposal menjadi terlalu tebal. Dengan di jilid dengan plastik spiral yang kurang begitu kuat, maka jadilah proposal yang lembarannya lepas.

Langkah-langkah persiapan untuk meloncat kedepan nampaknya sudah dilakukan oleh jajaran pimpinan institusi. Meskipun base line kondisi saat ini mungkin masih jauh dari jajaran kelas dunia, tetapi upaya-upaya sistimatis sudah dilakukan. Beberapa hal yang dapat dilakukan internal belum banyak ditunjukkan, misalnya untuk memperbaiki kinerja pembelajaran, sebagai contoh program regular S1. Efisiensi edukasi, lama studi, IPK dan prosentase yang tepat waktu masih menunjukkan kinerja yang jauh dari ideal dibanding dengan institusi sejenis di negara lain. Tanpa menunggu ceremony akreditasi dari lembaga dunia (ASEAN AUN), masalah kinerja pembelajaran tadi semestinya sudah dapat diatasi oleh institusi yang bervisi menjadi trend-setter.

3. Ketepatan Strategi dalam merancang program pengembangan yang diajukan

Tema-tema yang dipilih cukup sejalan dengan potensi dan situasi UI, namun demikian secara umum kurang terdukung dengan analisa kapasitas dan rekam jejak yang memadai. Untuk tema B, alasan pemilihan prodi tidak cukup meyakinkan sehingga usulan program terasa tidak gayut (kenapa ada revisi kurikulum, peningkatan kualitas SDM, student centered learning, dsb.). Program yang diusulkan tidak dilandasi dengan rasional yang jelas. Demikian pula halnya dengan usulan tema C, paparan yang disajikan bersifat normatif dari sisi kebutuhan, kenapa dipilih daerah Gorontalo dan Sumatera Selatan – bukannya Kepulauan Seribu misalnya – tidak ada landasan

(6)

rasionalitasnya. Kerjasama yang akan dibangun dengan daerah juga sama sekali belum terlihat demikian pula rekam jejak institusi dalam bidang unggulan yang diajukan. Hal yang sama juga terjadi pada usulan tema D, rekam jejak institusi dalam membangun unggulan tersebut tidak terungkap secara baik. Di dalam proposal lengkap aspek-aspek tersebut harus dimunculkan dengan lengkap di dalam proposal. Dari usulan yang diajukan, tema B dan tema C kurang direkomendasikan untuk dilanjutkan pada tahap proposal lengkap karena kekurang jelasan landasan dan rasionalitas program serta rekam jejak pendukungnya.

Pemilihan PS Sastra Jawa dan Farmasi sebagai persiapan untuk go internasional sejalan dengan visi UI untuk terus mengembangkan unggulan-unggulan yang akan menjadi pusat rujukan internasional. Rancangan umum program yang diusulkan untuk kedua PS ini juga cukup memberikan gambaran langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai keunggulan yang dicita-citakan. Namun demikian untuk PS Sastra Jawa mungkin perlu elaborasi sedalam mana penataan kurikulum dan program akan dilakukan, termasuk kejelasan penataan sumberdaya pendukungnya..

Pengembangan bidang unggulan UI melalui tema C untuk pemberdayaan dan penguatan daya saing daerah melalui pengembangan pemukiman pesisir sangat strategis. Namun demikian justifikasi pemilihan program dan lokasi perlu diperkuat. Rekam jejak PS Arsitektur dan Geografi dan gambaran global yang akan diperankan masih perlu dielaborasi lebih lanjut untuk memberikan gambaran yang lebih jelas kontribusi kedua PS tersebut terhadap program ini.

Pemilihan tema D dengan unggulan keberagaman budaya sebagai unggulan institusi mempunyai posisi strategis ke depan dan terbukti dengan banyaknya universitas asing ternama yang menyelenggrakan kajian keindonesiaan. Demikian pula pemberdayaan sumberdaya alam melalui ICT dan Rekayasa Nanomaterial merupakan langkah antisipatif UI, dikaitkan dengan upaya UI untuk mengambil peran dalam percaturan perkembangan dan peranan ICT dalam pasar teknologi global. Pemilihan unggulan kedokteran tropis dan penyakit infeksi sangat strategis baik bagi kebutuhan internasional maupun nasional. Rancangan global pengembangan yang disusun secara umum dapat memberikan gambaran upaya mencapai tujuan yang ditetapkan.

Indikator kinerja disajikan cukup komprehensif. Sebagai catatan pada indikator kinerja publikasi nampaknya akan lebih baik jika dipisahkan antara publikasi nasional dan internasional..

Kekurangan dari pemilihan tema program antara lain, alasan dua prodi akan diusulkan dalam tema B dari sekian banyak prodi yang lain, tidak ditunjukkan dengan baik. Demikian juga pemilihan prodi-prodi yang lain yang dilibatkan dalam tema C dan D juga kurang didasari analisa yang agak mendalam pada evaluasi diri, maupun strategi institusi kedepan.

Pada proposal lengkap, sebaiknya analisa kenapa strategi tema B, C, dan D dipilih, dan kenapa prodi-prodi tersebut yang diangkat untuk dilibatkan lebih banyak dibahas. Dengan demikian pada detail program akan nampak dengan baik kelayakan dari masing-masing tema.

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara merupakan kegiatan Tanya jawab secara langsung yang dilakukan oleh pewawancara dan narasumber untuk mendapatkan suatu informasi tertentu yang diharapkan

Skripsi adalah tulisan ilmiah yang disusun dengan seksama oleh mahasiswa program sarjana (S1) sebagai hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah bidang ilmu

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Intelektual terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Adminitrasi Perkantoran di Kelas X SMK Negeri 11

Dalam keadaan inilah berbagai pihak masyarakat mengenangkan adanya pertanian di masa Pemerintahan Kolonial Belanda, ketika mana semua hasil produksi masyarakat dibeli dengan

22 (Kab) Jalan, Kapal Penumpang 3 % Kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan pendapatan masyarakat di Daerah perbatasan dan Pulau Kecil dan

Apabila pelaporan tidak dilaksanakan oleh Unit Kerja/UPT seperti diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama ini, maka Badan Litbang Pertanian dapat mengenakan sanksi

Besar gaya regang power chain pada perendaman larutan buavita lebih kecil daripada dalam aquades disebabkan karena dalam minuman buavita terdapat zat yang

Oleh karena itu, metode adsorpsi dengan menggunakan thermosensitive gel khususnya yang mengandungzwitterionic betaine menjadi alternatif terbaik dalam mengatasi