• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Kualitas suatu bangsa tercermin tidak hanya dari kepemilikan sumber daya alam yang melimpah, tetapi perlu didukung pula oleh sumber daya manusia yang baik. Penentu kemajuan suatu bangsa adalah faktor kebudayaan, bukan sumber daya alam yang melimpah, luas geografis, ataupun jumlah penduduk yang besar (Megawangi, 2007). Negara yang masyarakatnya memiliki kemampuan mengolah sumber daya fisik yang terbatas dengan baik justru menjadi lebih maju dibandingkan negara yang hanya memiliki kelimpahan sumber daya alam. Contohnya saja Singapura dan Hong Kong yang saat ini dapat menjadi bagian dari negara maju yang dipandang dunia, padahal jika dibandingkan dengan Indonesia kedua negara tersebut tidak memiliki lebih banyak sumber daya alam. Etos kerja masyarakat sebagai modal sumber daya manusia, justru menentukan perbedaan output yang diterima oleh bangsa itu sendiri.

Saat ini Indonesia masih memiliki kualitas SDM yang rendah ditunjukkan dari data UNDP, Indonesia menempati peringkat ke 108 dalam HDI dari 135 negara pada tahun 2010. Berbagai masalah sosial ekonomi terus-menerus menimpa bangsa Indonesia. Masalah sosial ekonomi yang tengah dialami misalnya banyaknya jumlah pengangguran dan kemiskinan. Menurut data dari BPS (2010), jumlah pengangguran di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 8,59 juta jiwa atau 7,4 persen dari penduduk usia produktif. Data terbaru bulan Maret tahun 2011 mencatat jumlah penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan mencapai angka 30,02 juta jiwa atau mencapai 12,49 persen dari total penduduk Indonesia.

Kompleksitas masalah bangsa pada akhirnya menjadi tanggung jawab pemuda dan remaja sebagai generasi selanjutnya yang akan memegang peranan dalam berbagai sektor pembangunan bangsa. Penduduk usia remaja di Indonesia saat ini mencapai 41 juta jiwa atau 18 persen dari total penduduk keseluruhan (BPS 2010). Oleh sebab itu, remaja perlu dipersiapkan sejak dini untuk memasuki masa dewasa sehingga dapat mengelola tanggung jawab pekerjaan maupun pengembangan dirinya.

Remaja yang sukses adalah remaja yang berhasil memenuhi tugas perkembangannya. Havighurst yang diacu dalam Duvall (1971), menjelaskan bahwa kesuksesan pencapaian tugas perkembangan merupakan kunci

(2)

keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas perkembangan berikutnya dan sebaliknya ketika seseorang tidak berhasil memenuhi tugas perkembangannya maka akan menimbulkan ketidakbahagiaan dan kesulitan dalam menjalankan tugas perkembangan pada masa hidup selanjutnya. Jika dasar kepribadian terbentuk serasi dan terpadu sejak awal dan seterusnya pada setiap tahap perkembangan, maka dapat diharapkan lebih terjamin tidak akan menimbulkan kesulitan atau masalah ketika menginjak tahap perkembangan berikutnya (Gunarsa & Gunarsa, 2008). Remaja sebagai individu memiliki tugas perkembangannya yang identik serta perlu dipenuhi sebagai prasyarat keberhasilan menjalankan tugas perkembangan tahap selanjutnya.

Pemenuhan tugas perkembangan remaja perlu didukung oleh lingkungan perkembangan yang memadai. Sesuai dengan teori ”ecological framework of child development” (Bronfanbrener dalam Santrock, 2003) lingkungan mikro anak yang paling sering berinteraksi dan memberikan pengaruh terhadap perkembangannya adalah keluarga, peer group lingkungan tempat tinggal dan sekolah. Keluarga sebagai lingkungan mikro yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan dan perilaku anak perlu memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa muda yang mulai memiliki autonomi (Duvall, 1971).

Sebagai salah satu syarat menjadi keluarga yang sukses adalah memenuhi pelaksanaan tugas pada tiap tahapan siklus hidup keluarga. Di mana ketika tugas perkembangan pada saat ini terpenuhi akan memperbesar kesuksesan keluarga menjalankan tugas selanjutnya. Keluarga memiliki tugas perkembangannya sendiri yang spesifik menurut tahapan siklus hidup yang dilaluinya. Duvall (1971), telah menjelaskan secara detail dan spesifik tugas perkembangan keluarga dan tugas perkembangan remaja sesuai tahapan siklus hidup keluarga. Tugas perkembangan keluarga remaja itu sendiri dibagi menjadi beberapa aspek besar yaitu tugas perkembangan keluarga secara umum, tugas terkait peran orangtua, pengelola rumah tangga dan sebagai suami-istri. Pemenuhan tugas perkembangan keluarga dengan anak usia remaja diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap pencapaian tugas perkembangan remaja. Ketika keluarga telah memenuhi tugas perkembangannya dengan baik, diharapkan remaja dapat mencapai tugas perkembangan dalam berbagai aspek yang terkait dengan perubahan biologis, kognitif maupun sosial emosinya. Oleh karena itu dalam penelitian ini, akan melihat pengaruh antara pencapaian tugas

(3)

perkembangan keluarga dengan anak usia remaja terhadap pencapaian tugas perkembangan remaja itu sendiri.

Perumusan Masalah

Keluarga yang memiliki anak remaja sebagai anak pertama memiliki pengalaman pertama menghadapi masa kritis paling rawan. Duvall (1971), McCubbin & Thompson (1988) berpendapat keluarga dengan anak remaja memasuki tahapan paling menegangkan dalam sepanjang siklus hidup perkembangan keluarga. Orangtua dan anak remaja memiliki standar dan cara pandang berbeda dalam berbagai hal. Periode awal masa remaja merupakan waktu ketika konflik dengan orangtua meningkat dibaandingkan masa kanak-kanak (Collin & Steinberg,2006; Riesch dkk., 2003 dalam Santrock,2002). Pada masa ini, remaja mulai mengembangkan kemandirian dan kebebasannya sebagai individu dewasa, di sisi lain mereka masih memerlukan bimbingan dari orang dewasa lainnya termasuk orang tua untuk tumbuh dan berkembang menjadi remaja yang dapat diterima dengan baik di lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, keluarga sebagai lingkungan mikro yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan dan perilaku anak perlu memberikan kesempatan dan bimbingan yang mendukung optimalisasi perkembangan remaja.

Namun dewasa ini masih terdapat keluarga yang belum dapat memaksimalkan keberfungsian keluarga untuk menjalankan tugas-tugasnya termasuk tugas perkembangan saat menghadapi anak tumbuh remaja. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia remaja yang baik dalam hal pengasuhan, hubungan perkawinan, dukungan keluarga besar, pengelolaan rumah tangga, interaksi dan komunikasi dalam keluarga, pemenuhan kebutuhan anggota keluarga termasuk pengembangan diri orang tua sebagai individu dewasa akan memberikan pengaruh bagi terbentuknya perilaku dan perkembangan remaja. Santrock (2007) menyebutkan bahwa terdapat keterkaitan antara hubungan perkawinan dan pengasuhan yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada perilaku dan perkembangan anak. Para peneliti menemukan kepuasan perkawinan mendukung pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua.

Kenakalan pelajar maupun kasus antisosial remaja merupakan bentuk dari tidak tercapainya tugas perkembangan remaja dengan baik. Puspitawati (2009) telah melakukan riset mengenai pengaruh faktor keluarga, lingkungan

(4)

teman dan sekolah terhadap kenakalan pelajar di sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) di Kota Bogor. Hasilnya menunjukkan, remaja yang melakukan kenakalan berasal dari keluarga yang orang tuanya menerapkan pengasuhan tidak demokratis, kurangnya komunikasi dan interaksi serta bonding orangtua-anak, kurang optimumnya fungsi keluarga, kelas sosial ekonomi yang rendah serta tingginya tekanan ekonomi yang dialami keluarga.

Kelalaian keluarga dalam pemenuhan pelaksaan tugas perkembangan tersebut jelas akan berdampak secara langsung maupun tidak terhadap perilaku dan perkembangan remaja. Hal ini dicerminkan dari berbagai kasus antisosial dan asusila yang dilakukan para remaja. Berbagai data yang dirangkum dalam Megawangi (2007) menggambarkan bahwa banyaknya remaja yang melakukan perilaku menyimpang, diantaranya yaitu, remaja dari 97 sekolah di Jakarta terlibat tawuran pada tahun 1998, hampir 2000 remaja ditangkap dan ditahan terkait 230 kasus tawuran, contoh hasil penelitian di 5 SMK-TI di Bogor didapat 30,3 persen diantaranya terlibat minuman keras ,15,4 persen pecandu narkoba dan 3,2 persen mengaku pernah berhubungan seks. Sementara itu hasil penelitian Puspitawati (2009) pada 16 sekolah lanjutan tingkat atas di Bogor menunjukkan bahwa 14,4 persen contoh memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol dan 8,8 persen contoh terlibat narkoba. Hal ini merupakan gambaran dari tidak terlaksananya tugas perkembangan remaja dengan baik.

Dengan demikian, keluarga perlu mengoptimalkan keberfungsian keluarganya dalam memenuhi tugas perkembangan memasuki tahap siklus hidup keluarga dengan anak remaja. Pada dasarnya, tugas perkembangan keluarga merupakan kesatuan yang utuh dari perkembangan individu-individu dalam keluarga. Ketika keluarga telah berhasil memenuhi tugas perkembangannya pada tahap ini, maka akan memberikan peluang keberhasilan lebih besar bagi individu remaja memenuhi tugas perkembangannya sendiri. Diharapkan dengan terpenuhinya tugas perkembangan keluarga akan menghasilkan remaja yang berkualitas dan siap mengemban tanggung jawab sebagai manusia dewasa.

Penjabaran masalah tersebut, melandasi pertanyaan-pertanyaan yang yang melatar belakangi penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana tingkat pemenuhan tugas perkembangan keluarga dengan anak usia remaja?

(5)

3. Apakah terdapat hubungan karakteristik sosial ekonomi terhadap pemenuhan tugas perkembangan keluarga dengan anak usia remaja? 4. Apakah terdapat perbedaan tingkat pencapaian tugas perkembangan

remaja berdasarkan jenis kelamin?

5. Apakah terdapat pengaruh karakteristik contoh dan karakteristik sosial ekonomi keluarga terhadap pencapaian tugas perkembangan remaja? 6. Apakah terdapat pengaruh antara tugas perkembangan keluarga dengan

anak usia remaja terhadap tugas perkembangan remaja?

Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemenuhan tugas perkembangan keluarga dengan anak usia remaja terhadap pencapaian tugas perkembangan remaja.

Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tugas perkembangan keluarga menurut persepsi anak dan tingkat pencapaian tugas perkembangan remaja

2. Menganalisis hubungan karakteristik sosial ekonomi dengan pemenuhan tugas perkembangan keluarga

3. Menganalisis hubungan karakteristik remaja terhadap pencapaian tugas perkembangan remaja,

4. Menganalisis perbedaan pencapaian tugas perkembangan remaja berdasarkan jenis kelamin.

5. Menganalisis pengaruh antara karakteristik sosial ekonomi keluarga dan tugas perkembangan keluarga terhadap tugas perkembangan remaja.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keluarga dan perkembangan remaja. Selain itu dapat menyediakan masukan informasi bagi pemerintah dalam pembuatan program kebijakan bagi keluarga dan remaja. Diharapkan pula dapat menambah ketersediaan informasi bagi keluarga dan masyarakat agar

(6)

mengetahui pentingnya pemenuhan tugas perkembangan remaja dengan cara memenuhi tugas perkembangan keluarganya sehingga melahirkan remaja yang siap mengemban tanggung jawab besar di masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa musik klasik terutama karya Mozart mampu memberikan kenyamanan bagi pemustaka yang sedang membaca karena mereka dapat tetap

Dengan demikian, dalam proses kegiatan belajar menjadi terhambat karena kondisi kelas yang kurang kondusif untuk pembelajaran Sosiologi karena para siswa cenderung

Faktor-faktor yang digunakan adalah kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, leverage , kualitas auditor, proporsi dewan komisaris independen

Bagi peserta didik yang mengikuti mata pelajaran Public Area diharapkan dapat meningkatkan penguasaan pengetahuan Public Area melalui penggunaan media proyeksi. Bagi

Dari hasil pembahasan disarankan agar IPI harus menggunakan sebuah Pangkalan data (Database), untuk dapat mengawasi dan mengetahui informasi para anggotanya dan

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah (1) observasi, yaitu untuk keperluan pengembangan mulai tahap awal dalam mengidentifikasi masalah

Demokrasi merupakan salah satu topik yang mendapat tempat dalam ilmu hubungan internasional karena proses demokratisasi sangat memakan waktu panjang, dan ini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan human resource, merchandise, harga, lokasi dan layout antara Indomaret dan Alfamart berdasarkan