GUNA PENGEMBANGAN LAHAN IRIGASI DI DAERAH
LOMBOK TIMUR
Tommy Sugiarto, Rispiningtati,Rahmah Dara Lufira Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 – Telp (0341)567886 Email : Tommysugiarto08@gmail.com
ABSTRAK
Daerah irigasi di Kabupaten Lombok Timur Kecamatan Terara dan Sakra dengan luas 5168 ha sering mengalami kegagalan panen akibat kondisi iklim. Untuk mengatasi hal tersebut Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat membangun Bendungan Pandanduri Suwangi yang akan mengairi secara teknis areal persawahan hingga 8252 ha. Tujuan dari studi ini adalah mengetahui berapa besarnya benefit cost rasio, net present value, internal rate of return, dan analisa sensitivitasnya. Dari data perhitungan didapatkan besarnya kebutuhan air irigasi eksisting adalah 1.92 lt/dt/ha dengan luas layanan irigasi sebesar 5.168 ha. Sedangkan kebutuhan air irigasi perencanaan adalah 0,93lt/dt/ha dengan luas layanan irigasi sebesar 8252 ha. Dari hasil analisa ekonomi eksisting dengan luasan areal irigasi 5168 ha, didapatkan biaya pembangunan bendungan sebesar Rp. 756.475.309.312, biaya operasional dan pemeliharaan per tahun sebesar Rp. 1.852.087.094, keuntungan setelah adanya proyek bendungan sebesar Rp. 175.771.645.955, nilai benefit cost ratio pada suku bunga 12% sebesar 1,210, nilai net present value pada suku bunga 12% sebesar Rp. 128.013.898.147, nilai internal rate of return sebesar 13,88%, dan payback periode didapat selama 5 tahun. Dari hasil analisa ekonomi perencanaan keuntungan setelah adanya proyek bendungan sebesar Rp. 349.671.675.059, nilai benefit cost ratio pada suku bunga 12% sebesar 2,406, nilai net present value pada suku bunga 12% sebesar Rp. 859.146.111.329, nilai internal rate of return sebesar 22,21%, dan payback periode didapat selama 2,5 tahun.
Kata Kunci: Bendungan Pandanduri Suwangi, Analisa ekonomi, Kajian kelayakan ABSTRACT
The irrigated areas in the East Lombok Regency, Terara and Sakra Sub-districts, located on an area of 5168 ha are known as critical areas owing to their records to frequently face crop failures caused by disadvantegous climate. To overcome this problem, the Public Work Department of East Nusa Tenggara province has established Pandanduri Suwangi dam, technically irrigating the farming areas of 8252 ha. The objectives of this study are to investigate how much the benefit cost rasio, net present value, internal rate of return, dan their sensitivity analyses. The planting season was got down on the period II, November. In fact, the demand number of the existing irrigated water was 1,92 lt/dt/ha with an irrigation service area of 5,168 ha. While the need for irrigation water planning is 0.93 lt/ dt / ha with the irrigation service’ area coverage of 8252 ha.In view of the result on existing economic analysis of 5168 ha irrigated areas, it was discovered that the establishment cost of the dam was Rp. 756.475.309.312, the yearly operational costs and the maintenance costs Rp. 1.852.087.094. Whilst the overall profit upon the dam establishment was Rp. 175.771.645.955 and the value of benefit cost ratio on 12% of interest was 1,210. On the other hand, the net present value on the 12% of interest was Rp. 128.013.898.147 . In addition, the value of internal rate of return was 13,88% and the payback period was obtained after 5 years. With regard to the result on planning economic analysis of 8252 ha irrigated area, it was found that the establishment cost of the dam was Rp. 756.475.309.312, the yearly maintenance and operational cost was Rp. 1.852.087.094, the profit upon the dam construction was Rp. 349.671.675.059, the benefit cost ratio value on 12% interest was 2,406, the net present value on the 12% of interest was Rp. 859.146.111.329, the internal rate of return value was 22,21%, dand the payback periode could be obtained upon 2,5 years.
PENDAHULUAN
Pada tahun 2020 penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai lebih dari dua ratus lima puluh juta jiwa sehingga adanya upaya peningkatan produksi pangan, khususnya beras, guna mempertahankan swasembada beras di Indonesia. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa jutaan sawah beririgasi teknis telah beralih fungsi menjadi lahan non pertanian. Akibatnya, Pulau Jawa, yang selama ini merupakan produsen beras nasional terbesar tidak akan mampu lagi berfungsi sebagai pemasok beras, tetapi lebih berfungsi sebagai penyedia lahan industri, pemukiman serta jasa. Maka dari itu, perlu dilakukan kegiatan normalisasi jaringan irigasi dan membangun jaringan irigasi baru, terutama diluar Pulau Jawa. Bendungan Pandanduri Suwangi serta Jaringan Irigasi yang nantinya akan mengairi secara teknis areal persawahan seluas 8.252 ha di Kabupaten Lombok Timur merupakan daerah kritis di Pulau Lombok dan sering mengalami kegagalan panen akibat langkanya sumber air, terutama pada musim kemarau. Karena keterbatasan ketersediaan air, maka akan dihitung neraca air sehingga didapatkan sampai seberapa luas daerah irigasi yang bisa dilayani oleh air yang tersedia saat ini dan akan dikaji mengenai kelayakan Bendungan Pandanduri Suwangi secara teknis dan ekonomi.
TINJAUAN PUSTAKA
IrigasiIrigasi adalah usaha penambahan kekurangan air tanah secara buatan yaitu dengan menyalurkan air yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman ke tanah yang diolah dan didistribusikan secara sistematis (Sosrodarsono, 1976;48). Untuk memperoleh hasil produksi yang optimal pemberian air harus sesuai
dengan jumlah dan waktu yang diperlukan tanaman.
Kebutuhan Air Irigasi
Kebutuhan air irigasi terdiri dari banyaknya air yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, evapotranpirasi dari tanaman, evapotranspirasi dari lapangan, dan perkolasi kedalam tanah yang semuanya berubah-ubah sesuai dengan cuaca dan cara pertanian (Suyono Sosrodarsono,1987:216).
faktor yang mempengaruhi pemakaian air irigasi adalah Jenis tanaman, Cara pemberian air, Jenis tanah yang digunakan, Cara pengelolaan pemeliharaan saluran dan bangunan, Waktu tanam berurutan, berselang lebih dari dua minggu sehingga memudahkan pergiliran air, Pengolahan lahan, Iklim dan keadaan cuaca yang meliputi : curah hujan, angin, letak lintang, kelembaban udara dan suhu udara.
Pola Tata Tanam
Untuk merencanakan sistem jaringan irigasi, diperlukan pola tata tanam dan jadwal penanaman pada daerah yang akan dibuat jaringan irigasi. Pola tata tanam adalah pengaturan jenis tanaman yang ditanam pada suatu lahan dalam suatu kurun waktu tertentu.
Analisa Neraca Air
Tiga unsur pokok dalam analisa neraca air yaitu Tersedianya air , Kebutuhan air irigasi dan Neraca air. (Anonim, 1986:101). Analisa neraca air akan sampai pada kesimpulan tentang pola tata tanam akhir yang akan dipakai untuk jaringan irigasi yang sedang direncanakan.
Tersedianya air
Faktor tersedianya air yang dimaksud adalah debit optimum yang dihasilkan oleh Bendungan Pandanduri Suwangi.
Kebutuhan air irigasi
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan air irigasi yaitu evapotranspirasi, koefisien
tanaman, penggunaan air konsumtif, perkolasi, kebutuhan air untuk penyiapan lahan, penggantian lapisan air, dan Curah hujan efektif.
Neraca Air
Dalam perhitungan neraca air, kebutuhan air irigasi yang dihasilkan untuk pola tata tanam yang dipakai akan dibandingkan dengan debit air yang tersedia. Bila debit yang tersedia tidak berlimpah dan akan terjadi kekurangan debit, maka ada 3 pilihan yang harus dipertimbangkan (Anonim, 1986:108) :
Luas Daerah Irigasi Dikurangi
Pengurangan terhadap luas layanan irigasi yang akan dialiri oleh sumur.
Modifikasi Dalam Pola Tata Tanam
Diadakan perubahan dalam pemilihan tanaman atau tanggal dimulainya tanam untuk mengurangi kebutuhan air irigasi di sawah, agar ada kemungkinan untuk mengairi areal yang lebih luas dengan debit yang tersedia.
Rotasi Teknis atau Golongan
Melakukan pembagian air secara rotasi atau golongan terhadap daerah layanan irigasi.
Debit Andalan
Ketersediaan air yang didefinisikan sebagai debit andalan adalah debit yang selalu tersedia dengan andalan sebesar 80 % dimana probabalitas tersebut dihitung dengan persamaan Weibull :
Pr = m / (n+1) * 100 % ... (1) Dimana :
Pr = probabilitas (%) m = nomer data n = jumlah data
Dasar Operasi Waduk Tunggal
Waduk tunggal (single reservoir) adalah waduk yang beroperasi secara terisolasi. artinya debit masukan (inflow) ke waduk berasal dari satu atau lebih daerah tangkapan (catchment area) yang belum diregulasi dan waduk tersebut melayani tujuan.
Beberapa hal yang mendasari pengoperasian waduk tunggal, yaitu (Soetopo, W. 2010;8) Persamaan keseimbangan waduk, Sarana operasi waduk, Tampungan operasi waduk, dan Aturan operasi waduk
Analisa Biaya (Cost)
Menurut kuiper (1971) semua biaya itu dikelompokkan menjadi dua yaitu biaya modal (capital cost) dan biaya tahunan (annual cost).
Biaya Modal (Capital Cost)
Jumlah semua pengeluaran yang dibutuhkan mulai dari prastudi sampai proyek selesai dibangun dan dibagi menjadi dua bagian yaitu biaya langsung dan biaya tak langsung (Robert J.Kodoatie,1995:71).
Biaya Langsung
Biaya langsung terdiri dari Biaya Konstruksi, Biaya Pembebasan Tanah dan Pemukiman, dan Biaya Administrasi.
Biaya Tak Langsung
Biaya tak langsung terdiri dari Biaya Engineering/ Jasa Konsultan dan Biaya Tak terduga.
Biaya Tahunan (Annual Cost)
Selama masa pemanfaatan proyek ini memerlukan biaya sampai umur proyek selesai. Yang termasuk dalam biaya annual pada proyek ini adalah Biaya operasi dan pemeliharaan dan Tingkat Eskalasi
Analisa Manfaat
Dalam pembangunan Sumber Daya Air manfaat proyek dapat dibedakan atas manfaat langsung (direct benefit) atau manfaat utama dan manfaat tidak langsung (indirect benefit). Berdasarkan dapat atau tidak nya dinilai dengan uang manfaat dibedakan menjadi 2 yaitu Tangible benefit : manfaat yang timbul dapat dinilai langsung dengan uang dan Intangible benefit, manfaat yang timbul tidak dapat dinilai dengan uang misal rasa
Jurnal Tugas Akhir Program Studi S-1 Teknik – Jurusan Teknik Pengairan FT Universitas Brawijaya, 5 Mei 2016
aman,terpeliharanya lingkungan (Adhi Suyanto, dkk, 2001:65)
Analisa Ekonomi
Terdapat berbagai macam metode dalam menganalisa kelayakan ekonomi yang biasa digunakan adalah Benefit Cost
Ratio (BCR), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return ( IRR), Payback Periode, dan Analisa sensitivitas.
a. Metode Rasio Manfaat dan Biaya (Benefit Cost Ratio)
Untuk mengetahui suatu investasi disebut layak atau tidak, diperlukan suatu kriteria dalam metode BCR, kriteria tersebut adalah (M. Giatman, MSIE, 2007:81):
jika :
BCR ≥ 0 maka investasi layak (feasible)
BCR < 0 maka investasi tidak layak (unfeasible)
b. Metode Net Present Value (NPV) Dalam analisa NPV parameter yang akan digunakan adalah cash-in dan cash-out, sehingga dirumuskan bahwa NPV = cash-in – cash-out (M.Giatman, MSIE,2007:70) kriteria tersebut adalah : (M. Giatman, MSIE, 2007:71)
Jika :
NPV > 0 maka investasi layak (feasible)
NPV < 0 maka investsu tidak layak (unfeasible)
c. Metode Laju Pengembalian (Internal Rate of Return)
Perhitungan nilai IRR ini dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
I' I"
NPV" -NPV' NPV' I' IRR ... (2) Dimana :I’= Suku bunga memberikan nilai NPV positif
I”= Suku bunga memberikan nilai NPV negatif
NPV’= NPV positif
NPV”= NPV negative d. Analisa Sensitivitas
Ada 4 (empat) parameter investasi yang memerlukan analisis sensitivitas antara lain adalah Besarnya investasi, Benefit/Pemasukan,Biaya/Pengeluaran ,dan Suku bunga. (M. Giatman, MSIE, 2007:130)
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi PenelitianLokasi studi skripsi ini berada di Dusun Pandanduri, Desa Suwangi, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur Propinsi, Nusa Tenggara barat. Daerah genangan sebagian besar masuk di Kecamatan Terara dan sebagian kecil masuk di Kecamatan Sakra. Bendungan Pandanduri Suwangi terletak pada alur Sungai Palung, Desa Terara, Desa Santong, dan Desa Suwangi, Kecamatan Terara dan Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur.
Data-data yang Diperlukan
Data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan studi ini adalah sebagai berikut :
1. Peta lokasi kajian Bendungan Pandanduri Suwangi
2. Data teknis dan konstruksi Bendungan Pandanduri Suwangi
3. Data luas lahan dan kebutuhan air 4. Data klimatologi
5. Data biaya-biaya dalam analisa ekonomi
Langkah Studi
Penyelesaian studi Kajian Kelayakan Bendungan Pandanduri Suwangi guna pengembangan lahan irigasi di daerah Lombok Timur dengan beberapa tahap sebagai berikut:
1. Menganalisa kebutuhan dan keseimbangan air WadukPandanduri.
2. Menganalisa biaya pekerjaan. cakupannya sebagai berikut:
Biaya modal terdiri dari : biaya konstruksi , biaya tidak langsung dan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) , kemudian Biaya Tahunan, dan Biaya Kontraktor
3. Menganalisa besarnya biaya operasional dan pemeliharaan.
4. Menentukan besarnya kebutuhan air irigasi perluas berdasarkan Pola Tata Tanam yang sudah ditetapkan yaitu Padi – Padi/Palawija – Palawija. 5. Menganalisa dan memperhitungkan
produksi pertanian yang meliputi: 6. Menentukan kelayakan proyek
berdasarkan Nisbah Manfaat Biaya (BCR)
7. Menentukan tingkat suku bunga (interest) guna menilai kelayakan proyek dengan menentukan tingkat pengambilan internal (EIRR)
8. Menganalisa hubungan produktivitas Bendungan Pandanduri Suwangi (debit Bendungan Pandanduri Suwangi) dengan tingkat keuntungan (B/C) dan (B-C).
9. Menganalisa investasi layak atau tidak (NPV)
10. Menganalisa analisis sensitivitasnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kebutuhan Air IrigasiPerhitungan kebutuhan air irigasi, masa tanam dimulai pada bulan Januari.
Data perhitungan kebutuhan air irigasi untuk bulan Desember periode I adalah : 1. Nilai Koefisien = 1,10 (umur 15 hari) 2. Rerata koefisien tanaman = 1,10 3. Rasio luas penanaman padi = 1.00
(100% dari luas daerah irigasi) 4. Eto bulan Desember = 4.06 mm/hari 5. Penggunaan air konsumtif (PAK) =
4,47 mm/hari
6. Rasio luas penggunaan air konsumtif (PAK) = 0,74 mm/hari
7. Nilai kebutuhan air untuk penyiapan lahan pada bulan Desember = 8,91 mm/hari
8. Rasio luas penyiapan lahan adalah 1 9. Penyiapan lahan dengan rasio luas =
7,42mm/hari
10. Besar nilai perkolasi = 2 mm/hari 11. Rasio luas perkolasi = 1,00
12. Perkolasi dengan rasio luas = 2,00 mm/hari
13. Besar nilai penggantian lapisan air (WLR) = 0 mm/hari
14. Rasio luas penggantian lapisan air (WLR) = 0 mm/hari
15. Rasio luas total = 1,00
16. Kebutuhan air kotor = 10,16 mm/hari 17. Nilai curah hujan efektif (Re) bulan Desember (tanaman padi) = 1,25 mm/hari
18. Nilai kebutuhan air irigasi di sawah (NFR) = 1,25 lt/dt/ha
Debit Andalan
Berdasarkan perhitungan diatas menggunakan metode tahun dasar perencanaan (basic year), debit andalan menggunakan data debit tahunan. Dengan demikian data debit yang dipakai untuk perencanaan irigasi adalah tahun 2001. Berikut data debit tahun 2001 yang digunakan sebagai debit andalan 80% : Tabel 1. Debit Andalan (m3 /detik)
Bulan Periode I Periode II Debit Januari 5,07 5,48 5.07 Februari 3,56 1,03 3.56 Maret 2,03 2,60 2.03 April 1,01 0,54 1.01 Mei 0,76 0,86 0.76 Juni 1,46 0,92 1.46 Juli 0,44 0,58 0.44 Ags 0,45 0,62 0.45 Sept 0,27 0,22 0.27 Okt 0,52 1,63 0.52 Nov 1,21 0,44 1.21 Des 0,60 0,65 0.60
Tabel 2. Biaya Operasional Dan pemeliharaan
No Uraian Jumlah Harga (Rp)
I Total Gaji Tenaga Kerja per tahun 624.000.000
II Total Biaya Pemeliharaan per tahun 1.228.087.094
1.852.087.094 Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 3. Rekapitulasi Biaya Produksi Pertanian Eksisting dan Perencanaan.
No Komoditas Satuan Biaya Produksi
Eksisting Perencanaan
1 Padi Konvensional/SRI Hektar Rp. 13.060.447 Rp. 17.164.247
2 Kacang Hektar Rp. 3.551.988 Rp. 3.551.988 3 Kedelai Hektar Rp. 1.984.200 Rp. 1.984.200 4 Jagung Hektar Rp. 6.553.405 Rp. 6.553.405 5 Cabe Hektar Rp. 8.312.764 Rp. 8.312.764 6 Bawang Hektar Rp. 31.100.551 Rp. 31.100.551 7 Tembakau Hektar Rp. 11.668.373 Rp. 11.668.373
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 4. Rekapitulasi Perhitungan Nilai Keuntungan per Hektar No Komoditas Satuan
Keuntungan Bersih (Rp) Peningkatan Eksisting Perencanaan Keuntungan
(Rp)
1 Padi Konvensiona/SRI Hektar 14,099,552 16,435,753 Rp. 2,336,200
2 Kacang Hektar 5,268,012 5,268,012 - 3 Kedelai Hektar 5,876,351 5,876,351 - 4 Jagung Hektar 5,102,594 5,102,595 - 5 Cabe Hektar 59,687,235 59,687,235 - 6 Bawang Hektar 55,899,449 55,899,449 - 7 Tembakau Hektar 9,931,627 9,931,627 -
Sumber : Hasil Perhitungan
Biaya Operasional dan Pemeliharaan Biaya operasional dan pemeliharaan merupakan perkiraan biaya yang dikeluarkan setiap tahunnya untuk pengoperasian bendungan dan pemeliharaan bangunan sipil maupun bangunan penunjang. Uraian biaya pemeliharaan dan operasional disajikan pada tabel 2.
Dari perhitungan diatas didapatkan besarnya biaya O dan P yaitu , Gaji tenaga kerja per Tahun = Rp. 624.000.000 , Biaya Pemeliharaan per Tahun = Rp. 1.228.087.094 , Total biaya Operasional & Pemeliharaan = Rp. 1.852.087.094.
Biaya Produksi Pertanian
Rekapitulasi biaya produksi pertanian eksisting dan perencanaan ditampilkan pada tabel 3.
Perhitungan Nilai Keuntungan Per Hektar
Besarnya nilai keuntungan dari hasil produksi pertanian adalah selisih jual produksi pertanian dikurangi dengan biaya produksi. Hasil perhitungan berdasarkan atas masa disaat sebelum adanya bendungan dibandingkan dengan setelah adanya bendungan.
Hasil Perhitungan selanjutnya ditampilkan pada Tabel 4.
Perhitungan Nilai Keuntungan Pertahun Eksisting
Besarnya nilai keuntungan hasil produksi pertanian adalah selisih nilai jual
produksi pertanian dikurangi biaya produksi . Pada perhitungan ini hasil perbandingan perhitungan secara finansial didasarkan atas masa irigasi yang berlaku saat ini (Eksisting) dan masa irigasi perencanaan Bendungan Pandanduri Suwangi (Perencanaan). Tabel 5. Rekapitulasi Perhitungan Benefit per Tahun Eksisting
Sumber : Hasil Perhitungan
Perhitungan Nilai Keuntungan Pertahun Perencanaan
Pada perhitungan ini hasil perbandingan perhitungan secara finansial didasarkan atas masa pola tata tanam perencanaan rekapitulasi perhitungan benefit per tahun perencanaan disajikan pada tabel 6. Analisa Ekonomi Eksisting
Rasio Manfaat Biaya (Benefit Cost Ratio) Eksisting
Karena Benefit Cost ratio ≥ 1, maka proyek ini layak untuk dilaksanakan. Tabel 6. Rekapitulasi Perhitungan Benefit per Tahun Perencanaan
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 7. Rekapitulasi Perhitungan Benefit
Cost Ratio / BCR Eksisting
Suku Bunga B/C 8% 1.899 10% 1.502 12% 1.210 14% 0.990 16% 0.822 18% 0.691 20% 0.587 22% 0.503 24% 0.435 26% 0.379 28% 0.332 30% 0.293
Sumber: Hasil Perhitungan
Tingkat Pengembalian Internal
(Internal Rate of Return/IRR) Eksisting
Uraian mengenai hasil perhitungan B/C dan B-C pada tabel 8.
Analisa Sensitivitas Eksisting dan
Perencanaan
Analisa sensitivitas dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana dampak parameter investasi yang telah ditetapkan sebelumnya boleh berubah karena adanya faktor situasi dan kondisi selama umur investasi. Rekapitulasi analisa sensitivitas eksisting dan perencanaan disajikan pada tabel 9 dan 10.
Tabel 8. Tingkat Internal Rate of Return /
IRR Eksisting Suku Bunga B/C B-C 8% 1.899 599,299,295,909 10% 1.502 319,693,753,743 12% 1.210 128,013,898,147 14% 0.990 -5,873,114,677 16% 0.822 -100,820,544,512 18% 0.691 -168,925,526,371 20% 0.587 -218,139,787,112 22% 0.503 -253,810,895,190 24% 0.435 -279,612,714,737 26% 0.379 -298,119,591,750 28% 0.332 -311,168,357,309 30% 0.293 -320,091,340,172
Sumber : Hasil Perhitungan
ALTERNATIF PERENCANAAN PERENCANAAN Pd - Pd/Pw - Pw Total Benefit (Rp) Pandanduri 101,450,327,592 Suwangi 107,349,072,247 Pelapak 57,936,985,172 Tundak 31,917,520,715 Penendem 38,753,399,168 Pelambik 12,264,370,165 JUMLAH 349,671,675,059 DAERAH IRIGASI ALTERNATIF EKSISTING PTT EKSISTING Pd - Pw - Pw Total Benefit (Rp) Pandanduri 85,402,980,455 Suwangi 90,368,665,500 Pelapak -Tundak -Penendem -Pelambik -JUMLAH 175,771,645,955 DAERAH IRIGASI
Tabel 9. Rekapitulasi Analisa Sensitivitas Eksisting
No. Kondisi IRR BCR NPV
(RP)
1. Normal (Manfaat dan Biaya Tetap) 13.88% 1.210 128,013,898,147 2. Manfaat Turun 10%, Biaya Tetap 12.46% 1.089 54,113,788,305 3. Manfaat Tetap, Biaya Naik10% 12.63% 1.102 68,121,372,007 4. Manfaat Turun 10%, Biaya Naik 10% 11.90% 0.991 -5,778,737,834 5. Manfaat dan Biaya Tetap, Waktu 12.27% 1.082 50,127,559,627
Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun
6. Manfaat Turun 10%, Biaya Tetap dan 11.72% 0.974 -15,854,681,303 Waktu Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun
7. Manfaat Tetap, Biaya Naik 10% dan 11.84% 0.985 -9,764,966,513 Waktu Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun
8. Manfaat Turun 10%, Biaya Naik 10% dan 10.61% 0.887 -75,747,207,442 Waktu Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 10. Rekapitulasi Analisa Sensitivitas Perencanaan
No. Kondisi IRR BCR NPV
(RP)
1. Normal (Manfaat dan Biaya Tetap) 22.02% 2.406 859,146,111,329 2. Manfaat Turun 10%, Biaya Tetap 20.28% 2.166 712,132,780,169 3. Manfaat Tetap, Biaya Naik10% 20.48% 2.191 799,253,585,190 4. Manfaat Turun 10%, Biaya Naik 10% 19.33% 1.972 652,240,254,030 5. Manfaat dan Biaya Tetap, Waktu 19.65% 2.153 702,924,178,539
Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun
6. Manfaat Turun 10%, Biaya Tetap dan 18.09% 1.938 571,662,275,718 Waktu Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun
7. Manfaat Tetap, Biaya Naik 10% dan 18.26% 1.960 643,031,652,400 Waktu Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun
8. Manfaat Turun 10%, Biaya Naik 10% dan 17.41% 1.764 511,769,749,580 Waktu Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 11. Total Peningkatan Benefit PTT Eksisting dan PTT Perencanaan
Sumber : Hasil Perhitungan
PTT EKSISTING Pd - Pd/Pw - Pw
Total Benefit Total Benefit Peningkatan Keuntungan
(Rp) (Rp) (Rp) Pandanduri 85,402,980,455 101,450,327,592 16,047,347,137 Suwangi 90,368,665,500 107,349,072,247 16,980,406,747 Pelapak - 57,936,985,172 57,936,985,172 Tundak - 31,917,520,715 31,917,520,715 Penendem - 38,753,399,168 38,753,399,168 Pelambik - 12,264,370,165 12,264,370,165 JUMLAH 175,771,645,955 349,671,675,059 173,900,029,104 173,900,029,104
TOTAL PENINGKATAN BENEFIT DAERAH IRIGASI
PTT PERENCANAAN Pd - Pd/Pw - Pw
Bunga Eksisting Perencanaan i=8% 599,299,295,909 1,851,536,148,849 i=10% 319,693,753,743 1,266,204,780,879 i=12% 128,013,898,147 859,146,111,329 i=14% -5,873,114,677 569,607,591,691 i=16% -100,820,544,512 359,556,496,249 i=18% -168,925,526,371 204,568,208,517 i=20% -218,139,787,112 88,568,297,832 i=22% -253,810,895,190 728,938,109 i=24% -279,612,714,737 -66,404,520,188 i=26% -298,119,591,750 -118,069,582,540 i=28% -311,168,357,309 -158,015,456,646 i=30% -320,091,340,172 -188,972,241,912
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 14. Perbandingan Analisa Ekonomi Eksisting Dan Perencanaan Pada Analisa Sensitivitas
No. Kondisi B/C
Eksisting Perencanaan
1 Normal (Manfaat dan Biaya Tetap)
1.210 2.406
2 Manfaat Turun 10%, Biaya Tetap 1.089 2.166
3 Manfaat Tetap, Biaya Naik10% 1.102 2.191
4 Manfaat Turun 10%, Biaya Naik 10% 0.991 1.972
5 Manfaat dan Biaya Tetap, Waktu
1.082 2.153
Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun
6 Manfaat Turun 10%, Biaya Tetap dan 0.974 1.938
Waktu Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun
7 Manfaat Tetap, Biaya Naik 10% dan
0.985 1.960
Waktu Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun 8 Manfaat Turun 10%, Biaya Naik 10% dan
0.887 1.764
Waktu Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 15. Perbandingan B-C Eksisting dan Perencanaan pada Analisa Sensitivitas
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 16. Perbandingan IRR Eksisting dan Perencanaan pada Analisa Sensitivitas
Sumber : Hasil Perhitungan
Eksisting Perencanaan 128,013,898,147 859,146,111,329 54,113,788,305 712,132,780,169 68,121,372,007 799,253,585,190 -5,778,737,834 652,240,254,030 50,127,559,627 702,924,178,539 Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun
-15,854,681,303 571,662,275,718 Waktu Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun
-9,764,966,513 643,031,652,400 Waktu Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun
8 Manfaat Turun 10%, Biaya Naik 10% dan -75,747,207,442 511,769,749,580 Waktu Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun
Manfaat Turun 10%, Biaya Tetap dan
7 Manfaat Tetap, Biaya Naik 10% dan Manfaat Turun 10%, Biaya Naik 10% 5 Manfaat dan Biaya Tetap, Waktu
Manfaat Turun 10%, Biaya Tetap 3 Manfaat Tetap, Biaya Naik10%
Kondisi
B-C (Rp)
1 Normal (Manfaat dan Biaya Tetap)
No. 2 4 6 Eksisting Perencanaan 13.88% 22.02% 12.46% 20.28% 12.63% 20.48% 11.90% 19.33% 12.27% 19.65%
Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun
6 Manfaat Turun 10%, Biaya Tetap dan 11.72% 18.09%
Waktu Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun
7 Manfaat Tetap, Biaya Naik 10% dan 11.84% 18.26%
Waktu Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun
8 Manfaat Turun 10%, Biaya Naik 10% dan 10.61% 17.41% Waktu Pelaksanaan Terlambat 1 Tahun
4 Manfaat Turun 10%, Biaya Naik 10% 5 Manfaat dan Biaya Tetap, Waktu 2 Manfaat Turun 10%, Biaya Tetap 3 Manfaat Tetap, Biaya Naik10%
Kondisi
IRR
1 Normal (Manfaat dan Biaya Tetap)
Perbandingan Nilai Keuntungan Pertahun Eksisting dan Perencanaan
Total Peningkatan Benefit daerah irigasi PPT disajikan pada tabel 11.
Perbandingan Rasio Manfaat Biaya (B/C) Eksisting dan Perencanaan
Perhitungan (B/C) eksisting dan perencanaan Bendungan Pandanduri Suwangi layak karena nilai BCR >1, Berikut ini untuk perhitungan rasio manfaat biaya disajikan pada tabel 12. Tabel 12. Peningkatan Rasio Manfaat Biaya untuk Eksisting dan Perencanan
Suku Bunga B/C Eksisting B/C Perencanaan 8% 1.899 3.778 10% 1.502 2.988 12% 1.210 2.406 14% 0.990 1.969 16% 0.822 1.635 18% 0.691 1.374 20% 0.587 1.168 22% 0.503 1.001 24% 0.435 0.866 26% 0.379 0.754 28% 0.332 0.661 30% 0.293 0.582
Sumber : Hasil Perhitungan
Perbandingan Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return/IRR)
Perbedaan IRR Eksisting dan Perencanaan :
- IRR Eksisting = 13.88% - IRR Perencanaan = 22.02%
Perbandingan Net Benefit (B-C)
Eksisting dan Perencanaan
Net Benefit (B-C) Eksisting dan Perencaaan disajikan dalam tabel 13.
Perbandingan Payback Periode
Eksisting dan Perencanaan
Berikut ini merupakan perbandingan
payback periode eksisting dan perencanaan :
- Payback Periode Eksisting = 5 Tahun - Payback Periode Perencanaan = 2 Tahun
Return (IRR) Eksisting dan
Perencanaan Pada Analisa Sensitivitas
Perbandingan analisa ekonomi, Perbandingan B-C , dan Perbandingan IRR Eksisting dan Perencanaan pada Analisa Sensitivitas disajikan pada tabel 14, 15 dan tabel 16.
PENUTUP
KESIMPULANAnalisa ekonomi dengan menggunakan suku bunga yang berlaku yaitu 12%. Hasil perhitungan kajian kelayakan ekonomi yang didapatkan berdasarkan perhitungan dengan tingkat suku bunga 12%, dapat
disimpulkan bahwa pembangunan
Bendungan Pandanduri Suwangi secara ekonomi layak untuk dibangun.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Pihak Balai Wilayah Sungai Nusa
Tenggara Barat yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan telah memberikan bantuan dan kemudahan dalam pelaksanaan studi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Giatman. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Anonim. 1986. Buku Petunjuk
perencanaan Irigasi, Bagian
Penunjang Untuk Standar
Perencanaan Irigasi. Bandung:
C.V. Galang Persada.
Anonim. 1986. Standar Perencanaan
irigasi, Kriteria Perencanaan
Bagian Jaringan Irigasi KP-01.
Bandung: C.V. Galang Persada. Soemarto, C.D. 1897. Hidrologi Teknik.
Surabaya: Usaha Nasional.
Sosrodarsono, Suyono. 1987. Hidrologi
Untuk Pengairan. Jakarta: Pradyna
Paramita.
Suhardjono. 1994. Kebutuhan Air
Tanaman. Malang: Institut Teknologi