• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Simulasi Pengelolaan Traktor Untuk Pengolahan Tanah di Lahan Sawah (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Program Simulasi Pengelolaan Traktor Untuk Pengolahan Tanah di Lahan Sawah (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Kabupaten Serdang Bedagai

Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 20 57’’ Lintang Utara, 30 16’’ Lintang Selatan, 980 33’’ - 990 27’’ Bujur Timur dengan ketinggian berkisar 0 – 500 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km2 (190.022 Ha) yang terdiri dari 17 Kecamatan dan 243 Desa/Kelurahan, Ibukota Kabupaten Sedang Bedagai terletak di Kecamatan Sei Rampah yaitu Kota Sei Rampah.

Batas-batas wilayah Serdang Bedagai secara administratif adalah sebagai berikut :

- Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Simalungun

- Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan dan Kabupaten Simalungun

- Sebelah barat dengan kabupaten Deli Serdang.

(2)

menjadi andalan bagi Kabupaten Serdang Bedagai sebagai lumbung beras (Bappeda Sergai, 2012).

Sejarah Traktor

Kata traktor diambil dari bahasa Latin, trahere yang berarti “menarik”. Awalnya dipakai untuk mempersingkat penjelasan “suatu mesin atau kendaraan yang menarik gerbong atau bajak, untuk menggantikan istilah “mesin penarik”

(traction engine). Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk

menarik trailer atau instrumen yang digunakan dalam pertanian. Instrumen pertanian bermesin pertama adalah mesin portabel di tahun 1800an, yaitu mesin uap yang bisa digunakan untuk mengendalikan instrumen mekanis pertanian. Sekitar tahun 1850, mesin penarik dikembangkan dari mesin tersebut dan digunakan secara luas di bidang pertanian (Kemendikbud, 2014).

Pada tahun 1898 Rudolf Diesel seorang Insinyur Jerman berhasil membuat motor diesel dan sejak itu traktor berkembang terus. Traktor pertama adalah mesin bajak bermesin uap. Di indonesia sendiri penggunaan traktor kecil dan besar pada tahun 1970-an mulai berkembang. Traktor tersebut semuanya masih diimpor. Pada periode 1980-an ada beberapa perusahaan di Indonesia mulai memproduksi traktor tangan dengan konstruksi sederhana dan harga yang murah dengan desain yang dicontoh dari Jepang maupun IRRI di Philipina. Pada awal abad ke-20, mesin pembakaran dalam menjadi pilihan utama sumber tenaga traktor. (Himateta, 2010).

Klasifikasi Traktor

(3)

pertanian dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : traktor besar, traktor mini, dan traktor tangan.

1. Traktor besar didefinisikan sebagai suatu kenderaan yang mempunyai dua buah poros roda (beroda empat atau lebih), panjangnya antara 2.650 - 3.190 mm, lebar berkisar antara 1.740 - 2.010 mm dan daya tariknya antara 20 - 120 Hp.

2. Traktor mini mempunyai dua buah poros roda (beroda empat), mempunyai panjang berkisar 1.790-2.070 mm, lebar berkisar antara 995-1.020 mm, berat 385-535 kg dan daya 12,5 Hp - 20 Hp.

3. Traktor Tangan merupakan traktor pertanian yang hanya mempunyai sebuah poros roda (beroda dua). Traktor ini berukuran panjang 1.740 - 2.290 mm, lebar 710 - 880 mm dan daya berkisar 6 - 10 Hp.

(Kementan, 2015).

Berdasarkan konstruksinya traktor tangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu traktor tangan sempurna dengan ciri yaitu mempunyai 6 verseneling maju dan 2 verseneling mundur, kopling utama tipe kering, sistem transmisi dari penggerak utama ke gardan atau roda menggunakan gear. Sedangkan traktor tangan sederhana mempunyai ciri-ciri yaitu hanya mempunyai verseneling mundur, kopling utama menggunakan pulley dan belt, sistem transmisi dari penggerak utama ke gardan menggunakan rantai (Kementan, 2015).

Macam-Macam Alat Pengolah Tanah Sawah

(4)

merupakan alat pengolah tanah pertama yang berfungsi untuk memotong, mengangkat dan membalik tanah. Bajak ini mempunyai prinsip kerja yang sama dengan cangkul. Menurut Elisa (2010) menyatakan bahwa tanah setelah dibajak pada pengolahan tanah pertama, pada umumnya masih merupakan bongkah-bongkah tanah yang cukup besar, maka untuk lebih menghancurkan dan meratakan permukaan tanah yang terolah dilakukan pengolahan tanah kedua menggunakan glebek. Fungsi gelebek adalah menggemburkan tanah dengan sistem mata pisau yang melingkar, gelebek dipasangkan dengan traktor, mata pisau gelebek akan memotong bongkahan-bongkahan tanah.

Sedangkan pada penggunaan gelebek bergantung pada komoditas tanaman yang akan ditanam. Apabila proses penanaman yang memerlukan genangan air yang cukup banyak seperti pada komoditas padi, maka sebelum dilakukan proses penggemburan sebaiknya terlebih dahulu lahan digenangi air untuk mempercepat proses penghancuran tanah. Namun, tanah yang telah dilakukan proses penggemburan dengan gelebek masih harus dilakukan penggaruan tanah untuk tekstur tanah lebih baik (Elisa, 2010).

Sawah

(5)

Macam-Macam Sawah

Berdasarkan sumber air yang digunakan dan keadaan genangannya, sawah dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:

- Sawah irigasi adalah sawah yang sumber airnya berasal dari tempat lain melalui saluran-saluran yang sengaja dibuat untuk itu. Sawah irigasi dibedakan atas sawah irigasi teknis, sawah irigasi setengah (semi) teknis, dan sawah irigasi sederhana.

- Sawah tadah hujan adalah sawah yang sumber airnya berasal dari curah hujan tanpa adanya bangunan-bangunan irigasi permanen. Ini umumnya terdapat pada wilayah yang posisinya lebih tinggi dari sawah irigasi atau sawah lainnya sehingga tidak memungkinkan terjangkau oleh pengairan.

- Sawah pasang surut adalah sawah yang irigasinya tergantung pada gerakan pasang dan surut serta letaknya di wilayah datar tidak jauh dari laut.

- Sawah lebak adalah sawah yang diusahakan di daerah rawa dengan memanfaatkan naik turunnya permukaan air rawa secara alami, sehingga di dalam sistem sawah lebak tidak dijumpai sistem saluran air.

(Ritung dkk, 2004).

Pengolahan Tanah Sawah

Pengolahan tanah sawah bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar

lapisan yang semula keras menjadi datar dan berlumpur. Kegiatan tersebut akan

menyebabkan gulma akan mati dan membusuk menjadi humus. Pada pengolahan

tanah sawah ini dilakukan juga perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta

selokan. Pematang sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah

(6)

tanaman. Pengolahan tanah sawah pada umumnya terdiri dari tiga proses yaitu :

penggenangan tanah dengan air sampai tanah jenuh air, membajak sebagai awal

pemecahan bongkah dan membalik tanah, menggaru untuk menghancurkan dan

melumpurkan tanah (Mahrini, 2013).

Menurut BPS (2011) Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2010 memiliki luas panen padi sawah seluas 63.601 Ha produksi sebesar 340.915 ton dan rata–rata produksi sebanyak 5,360 ton/Ha dan hal ini menyebabkan Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi tanaman pangan khususnya padi dan palawija di Sumatera Utara. Pada umumnya penduduk pada daerah ini menggantungkan pekerjaannya dari hasil pertanian dan daerah ini juga sangat subur sehingga peran sektor ini sangat penting. Hasil pertanian tanaman pangan merupakan komoditi yang sangat strategis karena menyangkut kebutuhan pokok masyarakat.

Analisa Kelayakan

Break Even Point (BEP)

Menurut Halim (2009) analisis break even point adalah suatu teknik

analisis untuk memelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variable, keuntungan

dan volume kegiatan yang terjadi di suatu perusahaan. Break even merupakan

adalah suatu keadaan dimana total revenue persis sama dengan total cost.

Sehingga pada kondisi tersebut suatu usaha tidak memperoleh keuntungan

maupun kerugian. Analisis ini juga dapat digunakan untuk merencanakan berapa

besarnya produk minimal yang harus dihasilkan untuk memperoleh keuntungan.

Adapun BEP dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut :

N =

F

(7)

Dalam hal ini :

N = Jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas

F = Biaya tetap per tahun (Rp)

R = Penerimaan dari tiap unit produksi (Rp)

V = Biaya tidak tetap per unit produksi (Rp)

Benefit Cost Ratio (B/C)

Benefit cost ratio (B/C) merupakan suatu analisa pemilihan proyek yang

biasa dilakukan yaitu perbandingan antara benefit dengan cost. Kalau nilainya < 1 maka proyek itu tidak ekonomis, dan kalau > 1 berarti proyek itu feasible atau layak untuk dijalankan. Kalau B/C ratio = 1 dikatakan proyek itu marginal (tidak rugi dan tidak untung). Menurut Giatman (2006) Benefit Cost Ratio merupakan salah satu metode yang digunakan dalam tahap-tahap evaluasi awal perencanaan

suatu investasi atau sebagai analisis tambahan dalam rangka menvalidasi hasil

evaluasi yang telah dilakukan dengan metode lainnya. Adapun metode ini dapat

dicari dengan menggunakan persamaan berikut :

B/C = PWB

PWC ... (2)

Dalam hal ini :

B/C = Benefit Cost Ratio

PWB = Present Worth Benefit (Rp)

PWC = Present Worth Cost (Rp)

Analisis biaya dan keuntungan adalah cara untuk mengevaluasi kebaikan

relatif dari alternatif investasi proyek untuk umum, untuk mencapai alokasi yang

(8)

dengan biaya netto dan hasilnya disebut BCR (Benefit Cost Ratio) yang

digunakan untuk evaluasi investasi untuk proyek bagi kepentingan umum.

Analisis B/C adalah salah satu cara digunakan dibanyak tempat untuk

evaluasi-evaluasi kepantasan relatif dari alternatif investasi proyek, untuk mencapai alokasi

yang efektif dari sumber daya milik pemerintah.Ukuran penerimaan dinyatakan

oleh B/C >1.00 (Waldiyono, 2008).

Kadariah (2001) menyatakan bahwa untuk menentukan net present value

dari benefit dan cost maka harus ditetapkan terlebih dahulu discount rate yang

akan digunakan untuk menghitung present value untuk biaya dan benefit. Jika B/C

ratio dipengaruhi oleh tingginya discount rate yang dipakai. Makin tinggi

discount rate, makin kecil B/C ratio dan jika discount rate tinggi sekali, B/C ratio

dapat turun sampai menjadi lebih kecil dari satu. Jika B/C lebih kecil dari satu

maka the present value dari benefit lebih kecil dari the present value dari cost. Hal

ini menunjukkan bahwa proyek tidak menguntungkan.

Net Present Value (NPV)

Menurut Giatman (2006) Net Present Value (NPV) adalah suatu teknik

yang digunakan dalam menentukan kelayakan suatu investasi dengan menghitung

nilai bersih (netto) suatu cash flow investasi pada waktu sekarang (present).

Metode NPV pada dasarnya memindahkan cash flow yang menyebar sepanjang

umur investasi ke waktu awal investasi atau kondisi present. Model teknik NPV

adalah sebagai berikut:

CIF – COF > 0 ... (3) Dalam hal ini :

(9)

COF = Cash out flow

Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan bertindak sebagai tingkat bunga modal dalam perhitungan:

Penerimaan (CIF) = pendapatan (P ⁄ ,i, n) nilai akhir (P ⁄ ,i, n) Pendapatan (COF) = investasi pembiayaan (P ⁄ ,i, n)

Terdapat kriteria dalam menetukan suatu investasi dianggap layak atau tidak dengan menggunakan metode ini yaitu apabila diperoleh nilai NPV lebih atau sama dengan nol maka usaha layak untuk dijalankan, sedangkan jika NPV kurang dari nol maka investasi tidak layak untuk dijalankan (Halim, 2009).

Internal Rate Return (IRR)

Internal Rate Return (IRR) adalah tingkat bunga majemuk yang akan

kembali berdasarkan nilai yang disediakan. Jika nilai IRR sama dengan tingkat bunga biaya modal , maka usaha tersebut tidak untung ataupun rugi, jika nilai IRR lebih besar, maka usaha akan menguntungkan. Cara yang mudah untuk melihat apakah IRR lebih besar dari bunga biaya modal adalah berdasarkan NPV. Jika nilai NPV lebih besar dari nol, maka IRR akan memiliki nilai yang lebih besar dari bunga biaya modal (Butler, 1996).

Untuk menentukan harga IRR maka dicari nilai NPV yang bernilai positif dan negatif pada tingkatan discount rate tertentu. Berdasarkan harga dari NPV = X (positif) pada discount rate p% dan NPV = Y (negatif) pada discount rate q% maka dihitung nilai IRR dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

IRR = q% + �

�+� (q% - p%) atau IRR = p% + �

�+� (q% - p%) ... (4)

(10)

P% = suku bunga pada saat NPV bernilai positif q% = suku bunga pada saat NPV bernilai negatif x = NPV perkiraan yang bernilai positif

Y = NPV perkiraan bernilai negatif (Purba,1997).

Simulasi

Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi atau proses- proses yang terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah. Dalam simulasi digunakan komputer untuk mempelajari sistem secara numerik, dimana dilakukan pengumpulan data untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem. Simulasi merupakan alat yang tepat digunakan untuk melakukan eksperimen yang memerlukan biaya yang sangat mahal dan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba secara riil.

(11)

Microsoft Visual Basic 2010

Menurut Winarno (2015) menyatakan bahwa Microsoft Visual Basic 2010 merupakan suatu bahasa pemrograman dari Microsoft Visual Studio yang digunakan untuk membuat suatu program komputer dengan menuliskan kode program, uji coba/testing dan debugging serta evaluasi kode program tersebut. Bahasa pemrograman VB.NET adalah perintah-perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Kata “Visual” menunjukkan cara yang digunakan untuk membuat Graphical User Interface (GUI) sehingga tidak perlu lagi menuliskan instruksi pemrograman dalam kode-kode baris hanya untuk membuat sebuah Design Form/Aplikasi. Hal ini dapat dilakukan dengan drag and

drop object-object yang digunakan. VB.NET merupakan pemrograman berbasis

NET Framework dan hanya dapat dijalankan pada sistem operasi windows.

Microsoft Visual Basic 2010 merupakan pemrograman visual yang artinya

Referensi

Dokumen terkait

Anggota seksi Prosiding Panitia Seminar Nasional dalam rangka Dies Natalis Ke-56 Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY tahun 2012. Pendamping Kunjungan Industri Mahasiswa

Hal ini memungkinkan Anda untuk memecahkan banyak masalah perhitungan teknik, khusus- nya yang melibatkan matriks dan vektor dengan waktu yang lebih singkat dari waktu

Sistem informasi akademik yang dilakukan berbasis web dibangun atau diimplementasikan karena memudahkan siswa, pengajar, dan kepala sekolah dalam melihat laporan

Tjiputra, G.G., 2016, Pengaruh Service Quality, Relational Benefit, dan Perceived Value Terhadap Customer Satisfaction dan Customer Behavioral Intention Pada

mereka, kerajaan British, Raja Sarawak, Vyner Brooke dan penyokong penyerahan.. meneruskan usaha mereka merealisasikan penyerahan Sarawak

Kondisi ini merupakan integrasi dari pengaruh: kandungan bahan organik yang berwarna gelap, makin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah maka tanah tersebut akan berwarna

Penelitian yang dilakukan oleh Nurjana (2016) dengan judul Pengaruh Penyuluhan Kanker Serviks Terhadap Motivasi Wanita Usia Subur Untuk Pemeriksaan Tes Inspeksi

mencantumkan adanya kewajiban bagi setiap pesawat udara sipil untuk didaftarkan di suatu negara dengan menggunakan metode pendaftaran tunggal akan tetapi konvensi ini tidak