i
NABILA
UJI EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA
KONSENTRASI 0,025% DENGAN pH 7
(Terhadap Aktivitas Bakteri
Pseudomonas aeruginosa
)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ii
iii
:
.
,)
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan anugerah dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “UJI EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA KONSENTRASI 0.025%
DENGAN PH 7 (Terhadap Aktivitas Bakteri Pseudomonas aeruginosa)” untuk
memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Sarjana
Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang Dengan
selesainya skripsi ini, penulis berterima kasih kepada :
1. Drs. Sugiyartono, MS, selaku pembimbing I yang telah begitu sabar dan
tulus memberikan bimbingan hingga naskah skripsi ini bisa terselesaikan
dengan baik.
2. Arina Swastika Maulita, S. Farm., Apt, selaku dosen pembimbing II yang
telah mengupayakan ilmu, waktu, dan tenaganya untuk membimbing saya
hingga naskah skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.
3. Drs. H. Achmad Inoni, Apt selaku Tim Penguji yang memberikan saran,
masukan dan kritik yang telah membangun terhadap skripsi yang telah saya
kerjakan.
4. Dian Ermawati, S.Farm., M.Farm., Apt, selaku Tim Penguji sekaligus
Dosen Wali yang telah meluangkan banyak waktunya untuk membimbing
saya sejak semester awal hingga skripsi ini terselesaikan.
5. Yoyok Bekti P, M.Kep, Sp.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
6. Nailis Syifa’ S.Farm., Apt., MSc. selaku Ketua Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang
7. Laboran Laboratorium Teknologi Sediaan Steril dan Laboratorium
Biomedik: Mbak Susi, Mas Ferdi, dan Pak Joko yang selalu membantu saya.
8. Abah saya dr. H. Mochamad Achmad dan Mama Aisyah tercinta yang
senantiasa menjadi motivasi saya untuk segera menyelesaikan studi farmasi
ini. Terimakasih banyak atas segala kasih sayang yang telah diberikan.
9. Keempat saudari-saudariku Shahnaz, Qonitah, Adibah dan Aliyah
vi
RINGKASAN
Pengawet merupakan senyawa kimia, digunakan sebagai agen antimikroba yang ditambahkan ke dalam formulasi untuk mengontrol pertumbuhan dan kelangsungan hidup mikroba yang mungkin terpapar pada saat proses produksi dilakukan. Hal ini sangat penting pada sediaan farmasi multiguna atau sediaan rentan menjadi media perkembangbiakkan mikroorganisme. Pengawet ditambahkan pada produksi obat-obatan sediaan nonsteril, seperti sediaan oral, krim, gel, suppositoria, dan kapsul yang mengandung cairan, dan juga untuk sediaan steril, seperti tetes mata dan sediaan injeksi dosis ganda (multiple dose). Sediaan yang terkontaminasi mikroba tidak dapat memberikan efek farmakologi dan berbahaya. Oleh karena itu pada sediaan yang mempunyai dosis ganda ditambahkan pengawet. Tetapi pengawet dapat bersifat toksik sehingga penggunaan pengawet harus sekecil mungkin dan efektif.
Salah satu pengawet yang sering digunakan adalah Benzalkonium klorida karena toksisitasnya rendah, tidak korosif, dan memiliki rentan pH yang luas. Selain itu, benzalkonium klorida sering digunakan untuk modifikasi formulasi karena memiliki stabilitas kimia dan karakteristik antimikroba yang sangat baik. Benzalkonium klorida tidak efektif terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa. Sehingga untuk meningkatkan efektivitas benzalkonium klorida terhadap Pseudomonas aeruginosa perlu adanya modifikasi pH dan peningkatan konsentrasi. Pada penelitian ini telah dilakukan pengujian tentang efektivitas pengawet benzalkonium klorida konsentrasi 0,025% dengan pH 7 terhadap aktivitas bakteri
vii
DAFTAR SINGKATAN
ALT : Angka Lempeng Total
API : Air Pro Injeksi
ATP : Adenosine triphosphate
CFU : Colony Form Unit
CPOB : Cara Pembuatan Obat yang Baik
Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
HEPA : High Efficiency Particulate Air
IV : Intravena
LAFC : Laminar Air Flow Cabinet
MIC : Minimum Inhibitor Concentration
NA : Nutrient Agar
NaCl : Natrium chloride
pH : Potential of Hydrogen
SST : Syndrome Shock Toxic
TBUD : Terlalu Banyak Untuk Dihitung
UV : Ultraviolet
viii DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL SKRIPSI ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR SINGKATAN ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Tinjauan Tentang Pengawet ... 4
2.1.1 Definisi Pengawet ... 4
2.1.2 Mekanisme Kerja Pengawet ... 4
2.1.3 Pemilihan Pengawet ... 4
2.1.4. Tipe Pengawet ... 5
2.1.5. Kategori Pengawet ... 5
2.1. Benzalkonium Klorida ... 7
2.2.1. Sifat Fisikokimia ... 7
2.2.3. Aplikasi dalam Formulasi Farmasi atau Teknologi ... 7
2.2.4. Aktivitas Antimikroba ... 8
2.2.5. Inkompatibilitas ... 8
ix
2.3. Tinjauan Tentang pH... 9
2.3.1. Tinjauan Hubungan pH Terhadap Bakteri ... 9
2.3.2. Tinjauan Hubungan pH Terhadap Pengawet ... 10
2.4. Tinjauan Tentang Dapar Borat ... 11
2.4.1 Pengertian Dapar ... 11
2.4.2. Tinjauan Tentang Borat ... 11
2.5. Tinjauan Tentang Sterilisasi ... 12
2.5.1. Definisi Sterilisasi ... 12
2.5.2. Tujuan Sterilisasi... 13
2.5.3. Metode-metode Sterilisasi... 13
2.5.4. Tinjauan Teknik Aseptik ... 15
2.6. Tinjauan Bakteri Pseudomonas aeruginosa ... 18
2.6.1. Klasifikasi Ilmiah (Anonim, 2015) ... 18
2.6.2. Morfologi dan Identifikasi ... 18
2.7. Tinjauan Tentang Uji Sterilitas ... 20
2.7.1. Media Uji Sterilitas ... 20
2.7.2. Pengambilan Sampel Uji Sterilitas ... 22
2.7.3. Metode Uji Sterilisasi... 22
2.7.4. Prosedur Umum ... 24
2.7.5. Kontrol Dalam Uji Sterilitas ... 26
2.7.6.Penafsiran Hasil Uji Sterilitas ... 27
2.8. Tinjauan Tentang Uji Efektivitas ... 27
2.8.1. Media Uji Efektivitas ... 28
2.8.2 Kriteria Efektivitas Antimikroba ... 28
2.8.3 Metode Uji Efektifitas ... 28
2.9. Tinjauan Uji Efektivitas Pengawet ... 29
2.9.1. Uji Organisme ... 29
2.9.2. Media ... 30
2.9.3. Persiapan Inokulum... 30
2.9.4. Prosedur ... 30
2.9.4. Kriteria Untuk Efektivitas Antimikroba ... 32
2.10. Metode Perhitungan Mikroba ... 33
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 35
x
3.2. Skema Kerangka Konseptual ... 37
BAB IV METODE PENELITIAN ... 38
4.1. Desain Penelitian ... 38
4.2. Lokasi Penelitian ... 38
4.3. Waktu Penelitian ... 38
4.4. Sterilisasi Ruang ... 38
4.5. Sterilisasi Alat ... 38
4.5.1.Alat ... 38
4.5.2.Bahan ... 39
4.5.3.Prosedur Sterilisasi Alat ... 39
4.6. Preparasi Sediaan ... 40
4.6.1. Formulasi ... 40
4.6.2. Prosedur Kerja... 40
4.6.3. Sterilisasi Sediaan (Ansel, 2008) ... 40
4.7. Uji Inaktivasi Pengawet ... 41
4.7.1. Penyiapan Laminar Air Flow Cabinet untuk Uji Inaktivasi Pengawet 41 4.7.2. Kontrol Lingkungan di luar dan di dalam Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ... 42
4.7.3. Kontrol Lingkungan Suhu dan Kelembaban di luar Laminar Air Flow Cabinet (Lingkungan Penyimpanan Sampel) ... 43
4.7.4. Penyiapan Media ... 43
4.7.5. Uji Sterilitas dan Uji Fertilitas Media ... 43
4.7.6. Pengenceran Sampel (Inaktivasi Pengawet) ... 44
4.8. Uji Sterilitas ... 45
4.9. Uji Efektivitas ... 45
4.9.1. Penyiapan Unit Laminar Air Flow Cabinet untuk Uji Efektivitas... 45
4.9.2. Penyiapan Media ... 46
4.9.3. Pembuatan Suspensi Mikroba Uji ... 46
4.9.4. Tahapan Kerja ... 47
4.10. Penanaman Sampel ... 47
4.11. Perhitungan Jumlah Mikroba ... 47
4.12. Pengamatan dan Penafsiran Sampel Uji ... 48
4.13 Skema kerangka Operasional Metode Penelitian... 49
xi
5.1. Hasil Uji Kontrol Lingkungan Pada Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) .... 51
5.1.1. Hasil Uji Kontrol Lingkungan di dalam dan di luar Laminar Air Flow Cabinet (LAFC)Sebelum dan Selama Pembuatan Sediaan ... 51
5.1.2. Hasil Uji Kontrol Lingkungan di dalam dan di luar Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Uji Inaktivasi Pengawet ... 52
5.1.3. Hasil Uji Kontrol Lingkungan di dalam dan di luar Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Pengujian Sterilitas ... 54
5.2. Hasil Uji Fertilitas Media Tioglikolat Cair dan Kasamino (Kontrol Positif). 55 5.3. Hasil Uji Sterilitas Media Tioglikolat Cair dan Kasamino (Kontrol Negatif) 56 5.4. Hasil Uji Inaktivasi Pengawet dengan Menggunakan Media Tioglikolat dan Kasamino ... 56
5.5. Hasil Uji Sterilitas Sediaan dengan Menggunakan Media Tioglikolat Cair dan Kasamino ... 57
5.6. Hasil Uji Efektivitas Benzalkonium Klorida Konsentrasi 0.025% dengan pH 7 Terhadap Aktivitas Bakteri Pseudomonas aeruginosa ... 58
5.6.1. Hasil Kontrol Lingkungan Uji Efektivitas Pengawet ... 59
5.6.2. Jumlah Awal Rata-rata Mikroba Uji dalam cfu (Colony FormingUnits) per ml untuk Uji Efektivitas Pengawet ... 59
5.6.3. Jumlah Mikroba dalam cfu (Colony Forming Units) per ml Pada Uji Efektivitas Pengawet ... 60
BAB VI PEMBAHASAN ... 62
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
7.1 Kesimpulan ... 67
7.2.Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1 Pengawet dan Konsentrasi yang Biasa Dipakai dalam Preparat Farmasi
(Ansel, 1989) ... 5
II.2 Klasifikasi atau Grade Ruangan Steril (Lukas, 2006) ... 16
II.3 Jumlah Minimum Untuk Tiap Media (Depkes, RI 2009) ... 22
II.4 Galur Mikroba Uji Untuk Penggunaan Uji Fertilitas dan Uji Validasi (Depkes RI, 1995) ... 23
II.5 Jumlah Volume Bahan dan Media Untuk Bahan Cair ... 25
II.6. Kategori Produk Berdasarkan Kompendia (Anonim, 2007) ... 29
II.7. Kondisi Inokulum dalam Kultur (Anonim, 2007) ... 32
II.8. Kriteria Untuk Tes Mikroorganisme (Anonim, 2007) ... 32
V.1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Pembuatan Sediaan ... 51
V.2 Hasil Uji Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Uji Inaktivasi Pengawet ... 53
V.3 Hasil Uji Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Uji Sterilitas ... 54
V.4 Hasil Uji Fertilitas Media Tioglikolat Cair dan Kasamino (Kontrol Positif) .. 55
V.5 Hasil Uji Sterilitas Media Tioglikolat dan Kasamino (Kontrol Negatif) ... 56
V.6 Hasil Uji Inaktivasi Pengawet Benzalkonium Klorida dengan Menggunakan Media Tioglikolat Cair dan Kasamino ... 57
V.7 Hasil Uji Sterilitas Sediaan dengan Menggunakan Media Tioglikolat dan Kasamino ... 58
V.8 Hasil Kontrol Lingkungan Uji Efektivitas Pengawet ... 59
V.9 Jumlah Awal Rata-rata Mikroba Uji dalam cfu (Colony Forming Units) per ml untuk Uji Efektivitas Pengawet ... 59
V.10 Jumlah Mikroba dalam cfu (Colony Forming Units) per ml Pada Uji Efektivitas Pengawet ... 60
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Struktur Kimia Benzalkonium Klorida ... 7
2.3 Struktur Borat (Triharto, 2010) ... 11
2.2 Bentuk Mikroskopis Pseudomonas aeruginosa (Anonim, 2012) ... 18
3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 37
4.1 Letak Media Agar dalam Unit Laminar Air Flow Cabinet Sebelum Pengujian Sterilitas ... 42
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup ... 70
2. Surat Anti-Plagiasi ... 71
3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 72
4. Sertifikat Bahan NaOH ... 73
5. Sertifikat Bahan Asam Borat ... 74
6. Sertifikat Bakteri Bacillus subtilis ... 75
7. Sertifikat Bakteri Candida albicans ... 76
8. Sertifikat Bakteri Pseudomonas aeruginosa ... 77
9. Sertifikat Bahan Benzalkonium Klorida ... 78
10. Perhitungan Bahan Sedian Benzalkonium Klorida Konsentrasi 0,025% dengan pH 7 ... 79
11. Foto Alat dan Bahan ... 81
12. Skema Tahapan Pembuatan Sediaan... 83
13. Skema Kerja Uji Inaktivasi Pengawet ... 84
14. Skema Kerja Uji Sterilitas Sediaan ... 85
15. Skema Uji Efektivitas Pengawet ... 86
16. Foto Hasil Uji Kontrol Lingkungan di dalam dan di luar Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Pembuatan Sediaan ... 88
17. Hasil Uji Kontrol Lingkungan di dalam dan di luar Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Uji Inaktivasi Pengawet ... 90
18. Hasil Uji Kontrol Lingkungan di dalam dan di luar Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Pengujian Sterilitas ... 92
19. Hasil Uji Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Selama Pengujian Efektivitas Pengawet Sediaan ... 94
20. Gambar Kontrol Jumlah Mikroba Standar 0,5 McFarland (Pseudomonas aeruginosa) ... 95
21. Hasil Gambar Uji Fertilitas dan Sterilitas Media Tioglikolat Cair dan Kasamino ... 96
22. Hasil Gambar Uji Inaktivasi Pengawet dengan Menggunakan ... 97
23. Hasil Gambar Uji Inaktivasi Pengawet dengan Menggunakan Media Tioglikolat Cair ... 98
24. Hasil Gambar Uji Sterilitas Sediaan dengan Menggunakan Media Tioglikolat Cair dan Kasamino ... 99
xv
26. Hasil Gambar Uji Efektivitas Benzalkoium Klorida Konsentrasi 0,025% dengan pH 7 (Terhadap Aktivitas Bakteri Pseudomonas aeruginosa) ... 102 27. Hasil Gambar Uji Efektivitas Benzalkoium Klorida Konsentrasi 0,025%
dengan pH 7 (Terhadap Aktivitas Bakteri Pseudomonas aeruginosa) ... 103 28. Hasil Gambar Uji Efektivitas Benzalkoium Klorida Konsentrasi 0,025%
dengan pH 7 (Terhadap Aktivitas Bakteri Pseudomonas aeruginosa) ... 104 29. Hasil Gambar Uji Efektivitas Benzalkoium Klorida Konsentrasi 0,025%
68
Agoes, Goeswin. 2009. Pengembangan Sediaan Farmasi. Edisi Revisi dan Perluasan. Bandung: Penerbit ITB
Agoes, Goeswin. 2013. Sediaan Farmasi Steril (SFI-4). Bandung : Penerbit ITB.
Ansel, Howard C., 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Ansel, Howard C., 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Anonim. 2007. United State Pharmacopoeia, Edisi 30. Rockville : USP Convention, Inc.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat
Yang Baik. Jakarta : Badan POM.
Cooper & Gunn’s. 1975. Dispensing for Pharmaceutical Student, 12th, ed. 10.
London : Pitman Medical Pub.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi
keempat. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Farmakope Indonesia. Edisi
kelima. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
FKUI. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara
Gillespie, Stephen dan Kathleen Bamford. 2008. At A Glance Mikrobiologi Medis
dan Infeksi. Edisi ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Jawetz, Melnick, & Adelberg’s. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi dua
puluh dua. Jakarta : Penerbit Salemba Medika.
Jawetz, Melnick, & Adelberg’s. 2007. Medical Microbiology Twenty Fourth Ed. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc.
Kumar, Surinder. 2012. Textbook of Microbiology. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers.
McDonnell, G., and A. D. Russell. 1999. Antiseptic and Disinfectants : Activity,
Action, and Resistance. Clin. Microbiol. Rev. 12 : 147-179
Patrick J. Crowley & David P. Elder, 2012. Antimicrobial Preservatives Part
One : Choosing a Preservative System. American
Patrick J. Crowley & David P. Elder, 2012. Antimicrobial Preservatives Part
69
Patrick J. Crowley & David P. Elder, 2012. Antimicrobial Preservatives Part
Three : Challenges Facing Preservative System. American
Pratiwi Syivia T., 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga.
Prescott, L.M., J.P. Harley, and D.A. Klein. 2003. Microbiology. 5 ed. New York: Mc Graw Hill.
Remington, J. P. 2005. Remington’s Pharmaceutical The Science and Practice
in Pharmacy 21st Edition. Pennsylvania : Lippincott Williams & Wilkins.
Rowe, C Raymond, dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Edisi keenam. London : Pharmacetical Press.
Siswandono, Bambang Soekardjo. 2008. Kimia Medisinal Edisi Pertama. Surabaya : Airlangga University Press.
Solveig Langsurd, 2007. Adapted Tolerance To Benzalkonium Chloride in Eschericia Coli K-12 Studied By Transcriptome and Proteome
Analyses. Great Britain Printed
Stefanus Lukas. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Penerbit AND
Supardi, dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi Dalam Pengolahan Dan Keamanan
Produk Pangan. Bandung : Penerbit Alumni
Sweetman, S.C., 2009. Martindale The Complete Drug Reference 36th ed.
London : Pharmaceutical Press
Voigt, R. 1995. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Edisi kelima. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengawet adalah senyawa kimia yang digunakan sebagai agen antimikroba
(antimocrobial preservative) untuk mengontrol pertumbuhan dan kelangsungan hidup mikroba. Kriteria utama yang harus diperhatikan saat pemilihan pengawet
adalah tidak berbahaya (nontoxic), tidak beracun, stabil, tidak mahal, tidak memiliki bau dan rasa, serta efektif dengan mikroorganisme spektrum luas
(Remington, 2005). Aktifitas kerja pengawet dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan
ekstrinsik. Yang termasuk faktor intrinsik adalah struktur, komposisi, kondisi
mikroorganisme dan kapasitasnya untuk menahan, merusak atau menginaktifkan
pengawet. Sedangkan faktor ekstrinsik berhubungan dengan lingkungan ekternal,
yaitu pH, konsentrasi pengawet, dan suhu.
pH berpengaruh terhadap keefektivan pengawet karena suasana pH lingkungan
dan nilai pKa menentukan bentuk ionisasi dan tidak terionisasi dari sebuah
pengawet (Siswandono dan Soekardjo, 2011). Perubahan pH juga berpengaruh
terhadap kereaktifan gugus asam atau basa ada permukaan sel atau dalam sel
mikroorganisme. Setiap bakteri memiliki pH optimum untuk pertumbuhannya
(Waluyo, 2007).
Benzalkonium klorida merupakan salah satu pengawet antibakteri yang sering
digunakan selain klorobutanol, benzil alkohol, alkohol, dan asam benzoat.
Benzalkonium klorida digunakan sebagai pengawet antimikroba dengan
konsenterasi 0.002% - 0.02% b/v (Remington, 2005). Benzalkonium klorida adalah
pengawet surfaktan kationik golongan ammonium kuartener yang memiliki sifat
sebagai antibakteri, baik itu bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif.
Namun, condong lebih efektif pada bakteri gram positif. Aktivitas antibakteri
turunan ammonium kuartener tergantung pada kerapatan muatan atom N asimetrik
dan ukuran serta panjang rantai nonpolar yang terikat pada atom N. Semakin
panjang rantai nonpolar, aktivitasnya semakin meningkat (Siswandono dan
Soekardjo, 2011). Cara kerja pengawet golongan ini adalah adsorbsi dan penetrasi
agen ke dalam dinding sel, kemudian bereaksi dengan membran sitoplasma (protein
membran mengalami kebocoran dan degradasi protein serta asam nukleat. Dinding
mengalami lisis yang disebabkan karena enzim autolitik. Dengan demikian
hilangnya struktur dan intergitas sitoplasma di bakteri yang menyebabkan rusaknya
bagian bakteri lain (McDonnell and Russell, 1999).
Sedangkan mekanisme kerja Benzalkonium klorida sendiri adalah bekerja aktif
pada permukaan sel dengan cara menghancurkan lemak pada membran sel, struktur
pada membran menjadi rusak dan mengakibatkan terjadinya kematian kuman
(Gemage et al., 2003). Benzalkonium klorida tidak efektif dengan bakteri
Pseudomonas aeruginosa, Mycobacterium tuberculosis, Trychophyton interdigitale, T. rubrum. (Rowe et al., 2009).
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri gram negatif aerob yang sering dihubungkan dengan penyakit pada manusia. Hasil survey dan epidemiologi
mengatakan bahwa Pseudomonas aeruginosa merupakan penyebab 10% infeksi nosokomial, 11% isolasi dari darah, dan 4% infeksi nosokomial epidemik (Buku
Ajar Mikrobiologi Kedoketeran UI, 1994). Bakteri ini juga menyebabkan infeksi
pada saluran pernafasan bagian bawah, saluran kemih, mata, dan lain-lainnya.
Bakteri ini bersifat oportunis patogen yang dapat menyebabkan infeksi pada
individu saat pertahanan tubuhnya menurun. Pseudomonas aeruginosa lebih resisten terhadap disinfektan dari pada bakteri lain. Hal itu yang menyebabkan
bakteri ini sulit dimusnahkan. Pseudomonas aeruginosa memiliki suhu pertumbuhan optimum yaitu 37oC dan memiliki pH pertumbuhan optimum yaitu 7.4-7.6 (Kumar, 2012).
Telah diketahui bahwa campuran pengawet Benzalkonium klorida 0.01%
dengan 1000 USP Unit polimiksin B sulfat serta campuran Benzalkonium klorida
0.01% dengan Na-EDTA 0.01% dapat menekan pertumbuhan bakteri
Pseudomonas aeruginosa (Ansel, 1989). Namun, Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition mengatakan bahwa pengawet Benzalkonium klorida jika diberikan tunggal tanpa adanya kombinasi maka akan tidak efektif terhadap bakteri
Pseudomonas aeruginosa, sehingga untuk meningkatkan aktivitas benzalkonium klorida terhadap Pseudomonas aeruginosa, peneliti akan melakukan modifikasi dengan meningkatkan konsentrasi pengawet Benzalkonium klorida menjadi
konsentrasi pengawet dalam pH 7.0 diharapkan dapat menghambat perkembang
biakan bakteri Pseudomonas aeruginosa.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana efektivitas Benzalkonium klorida 0.025% b/v pada pH 7.0
sebagai pengawet antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Benzalkonium klorida
0.025% b/v pada pH 7.0 sebagai pengawet serta dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Pseudomonas aeruginosa.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi
ilmiah bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian selanjutnya. Selain itu,
penelitian ini juga bisa digunakan sebagai informasi keefektifan pengawet