• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA KONSENTRASI 0,001% DENGAN pH 7 (Terhadap Aktivitas Bakteri Staphylococcus aureus) PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA KONSENTRASI 0,001% DENGAN pH 7 (Terhadap Aktivitas Bakteri Staphylococcus aureus) PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

xi

SKRIPSI

ATHIRAH RIANDITA

UJI EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA

KONSENTRASI 0,001% DENGAN pH 7

(Terhadap Aktivitas Bakteri

Staphylococcus aureus

)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)

iii

ATHIRAH RIANDITA

NIM: 201210410311075

Tim Penguji :

Penguji I Penguji II

Drs. Sugiyartono, M.S., Apt Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt

Penguji III Penguji IV

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur atas rahmad dan hidayah Allah SWT, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “UJI EFEKTIVITAS BENZALKONIUM

KLORIDA KONSENTRASI 0,001% DENGAN pH 7 (Terhadap Aktivitas

Bakteri Staphylococcus aureus)” untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari berbagai pihak yang memberikan bantuan, bimbingan serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, yang memberikan rahmat, nikmat dan hidayahnya kepada

umatnya, Rosulullah SAW yang sudah menuntun kita menuju jalan yang lurus.

2. Orang tua saya, Papa Mama terimakasih telah memberikan semangat,

nasehat, dukungan moral dan materiil secara langsung maupun tidak langsung, serta doa yang tulus untuk kesuksesan saya. Dan adik saya, QQ yang juga telah memberi semangat menyelesaikan skripsi ini.

3. Saudara-saudara saya, Lek Molie, Om Eko dan yang lain terimakasih atas

perhatian dan juga dukungannya.

4. Bapak Drs. Sugiyartono, MS., Apt. selaku pembimbing I dan Ibu Arina

Swastika Maulita, S.Farm., Apt. selaku pembimbing II yang dengan ikhlas dan sabar membimbing saya dalam mengerjakan skripsi ini sampai selesai.

5. Bapak Drs. H. Achmad Inoni, Apt. dan Ibu Dian Ermawati, S.Farm.,

M.Farm., Apt. selaku tim penguji yang telah memberikan saran, masukan an kritik yang telah membangun terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.

6. Bapak Yoyok Bekti P, M.Kep., Sp.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu

(5)

v

7. Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt. selaku ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

8. Seluruh Dosen dan staf Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mendidik dan

mengajarkan saya ilmu yang berharga selama saya mengikuti program sarjana.

9. Laboran Laboratorium Farmasi Teknologi Sediaan Steril dan

Laboratorium Biomedik : mbak Susi, mas Ferdi, mas Dani, mbak Fat, dan pak Joko yang telah banyak membantu saya dalam melaksanakan penelitian ini.

10.Ibu Sovia Aprina Basuki, S.Farm., Apt., M.Si. selaku Dosen Wali saya

yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan masukan mengenai akademik saya.

11.Sahabat-sahabatku di Program Studi Farmasi : Fani, Kuntum, Dewi, Nina,

Deny, Intan, Ninuk, Ainun, Ilok, Dara, Wayan, Fairuzly, Nura, Angga, Grandaes, Iwang, Iis, Dinar dan yang tidak bisa disebutkan satu-satu. Terimakasih telah mendukung, menyemangati dalam mengerjakan skripsi ini. Terimakasih sudah menjadi teman yang baik disaat senang maupun duka.

12.Teman-teman seperjuangan skripsi steril yang gokil : Nadia, Nabila,

Niken, Nada, Atikah, Agung, Yudha. Terimakasih atas kerjasama, suka duka, canda tawa saat mengerjakan skripsi, semangat serta dukungan. Semoga kekompakan ini tetap terjalin selamanya.

13.M. Ridwan (hap-hap), Iwang, Mas Aris yang sudah meluangkan waktunya

untuk mengantar kita konsultasi ke Surabaya.

14.Teman-teman Farmasi UMM angkatan 2012, terimakasih telah menjadi

bagian dari perjalananku selama menempuh program sarjana ini. Semoga kelak kita menjadi orang sukses semua.

15.Teman-teman lain yang sudah ikut mendukung, memberi motivasi dan

(6)
(7)

vii

DAFTAR SINGKATAN

ALT : Angka Lempeng Total

API : Air Pro Injeksi

ATCC : American Type Culture Collection

Cfu : Colony Forming Unit

Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

HEPA : High Efficiency Particulate Air

IV : Intravena

LAFC : Laminar Air Flow Cabinet

MIC : Minimum Inhibitor Concentration

NA : Nutrient Agar

NaCl : Natrium Chloride

pH : Potential of Hydrogen

SST : Syndrome Shock Toxic

TBUD : Terlalu Banyak Untuk Dihitung

USP : United States of Pharmacopeia

UV : Ultraviolet

(8)

viii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Tinjauan Tentang Sterilisasi ... 4

2.1.1 Definisi Sterilisasi ... 4

2.1.2 Sterilisasi Uap (lembap panas) ... 4

2.1.3 Sterilisasi Panas Kering ... 5

2.1.4 Sterilisasi dengan penyaringan ... 5

2.1.5 Sterilisasi Gas ... 5

2.1.6 Sterilisasi Dengan Radiasi Pengionan ... 5

2.1.7 Tujuan Sterilisasi ... 6

(9)

ix

2.2 Tinjauan Uji Sterilitas ... 8

2.2.1 Media Uji Sterilisasi ... 8

2.2.2 Metode Uji Sterilisasi ... 10

2.2.3 Prosedur Umum Uji Sterilitas... 11

2.2.4 Kontrol Dalam Uji Sterilitas ... 13

2.2.5 Penafsiran Hasil Uji Sterilitas... 14

2.3 Tinjauan Tentang Pengawet ... 15

2.3.1 Definisi Pengawet ... 15

2.3.2 Mekanisme Kerja Pengawet ... 15

2.3.3 Pemilihan Pengawet ... 17

2.3.4 Tipe Pengawet ... 18

2.4 Benzalkonium klorida ... 18

2.4.1 Sifat Fisika dan Kimia ... 18

2.4.2 Aktivitas Antimikroba ... 20

2.4.3 Toksisitas Pengawet ... 20

2.5 Tinjauan Uji Efektivitas Pengawet ... 21

2.5.1 Kategori Produk ... 21

2.5.2 Uji Organisme ... 22

2.5.3 Media ... 22

2.5.4 Persiapan Inokulum ... 23

2.5.5 Prosedur ... 23

2.5.6 Kriteria Untuk Efektivitas Antimikroba ... 25

2.6 Tinjauan Bakteri Staphylococcus aureus... 26

2.6.1 Klasifikasi ... 26

2.6.2 Morfologi dan Identifikasi ... 26

2.6.3 Patogenesis ... 27

2.7 Tinjauan Tentang pH ... 27

2.8 Tinjauan tentang Mikroorganisme ... 28

2.8.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme .... 28

2.9 Tinjauan Dapar ... 29

(10)

x

2.9.2 Tinjauan Asam Borat ... 30

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 31

3.1 Uraian Kerangka Konseptual ... 31

3.2 Skema Kerangka Konseptual ... 34

BAB IV METODE PENELITIAN ... 35

4.1 Desain Penelitian ... 35

4.2 Lokasi Penelitian ... 35

4.3 Waktu Penelitian ... 35

4.4 Sterilisasi Ruang ... 35

4.5 Sterilisasi Alat ... 35

4.5.1 Alat ... 35

4.5.2 Bahan ... 36

4.5.3 Prosedur Sterilisasi Alat ... 36

4.6 Preparasi Sediaan ... 37

4.6.1 Formulasi ... 37

4.6.2 Prosedur Kerja ... 37

4.6.3 Sterilisasi Sediaan ... 37

4.7 Uji Inaktivasi Pengawet ... 38

4.7.1 Penyiapan Laminar Air Flow Cabinet untuk Uji Inaktivasi Pengawet 38 4.7.2 Kontrol Lingkungan di luar dan di dalam Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ... 39

4.7.3 Kontrol Lingkungan Suhu dan Kelembaban di luar LAFC ... 40

4.7.4 Penyiapan Media ... 40

4.7.5 Uji Sterilitas dan Uji Fertilitas Media ... 41

4.7.6 Pengenceran Sampel (Inaktivasi Pengawet) ... 41

4.8 Uji Sterilitas ... 43

4.9 Uji Efektivitas ... 44

4.9.1 Penyiapan Unit Laminar Air Flow Cabinet untuk Uji Efektivitas ... 44

4.9.2 Kontrol Lingkungan di luar dan di dalam Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ... 44

(11)

xi

4.9.4 Pembuatan Suspensi Mikroba Uji ... 45

4.9.5 Tahapan Kerja... 45

4.10 Penanaman Sampel ... 45

4.11 Perhitungan Jumlah Mikroba ... 46

4.12 Pengamatan dan Penafsiran Sampel Uji ... 46

4.13 Skema Kerangka Operasional ... 47

BAB V HASIL PENELITIAN ... 48

5.1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan Pada Laminar Air Flow Cabinet (LAFC)... 49

5.1.1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Pembuatan Sediaan ... 49

5.1.2 Hasil Uji Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Uji Inaktivasi Pengawet ... 51

5.1.3 Hasil Uji Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Uji Sterilitas ... 52

5.2 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 53

5.3 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 54

5.4 Hasil Uji Inaktivasi Pengawet ... 54

5.5 Hasil Uji Sterilitas Sediaan Benzalkonium Klorida 0,001% dengan pH 7 dengan Menggunakan Media Tioglikolat Cair dan Kasamino ... 55

5.6 Hasil Uji Efektivitas Benzalkonium Klorida 0,001% dengan pH 7 ... 56

5.6.1 Hasil Kontrol Lingkungan Uji Efektivitas Pengawet dalam LAFC ... 57

5.6.2 Jumlah Awal Rata-rata Mikroba Uji dalam cfu per ml untuk Uji Efektivitas Pengawet ... 57

5.6.3 Jumlah Mikroba dalam cfu (Colony Forming Units) per ml Pada Uji Efektivitas Pengawet ... 58

BAB VI PEMBAHASAN ... 60

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

7.1 KESIMPULAN ... 65

7.2 SARAN ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Klasifikasi atau Grade Ruangan Steril (Lukas, 2006) ... 7

II.2 Jumlah Volume Bahan dan Media Untuk Bahan Cair... 12

II.3 Pengawet dan Konsentrasi yang Biasa dipakai dalam Preparat Farmasi (Ansel, 2008) ... 18

II.4 Kategori Produk Berdasarkan Kompendia (Anonim, 2007) ... 22

II.5 Kondisi Inokulum dalam Kultur (Anonim, 2007) ... 24

II.6 Kriteria Untuk Tes Mikroorganisme (Anonim, 2007) ... 25

V.1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan di dalam dan di luar Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Pembuatan Sediaan ... 50

V.2 Hasil Uji Kontrol Lingkungan di dalam dan di luar Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Uji Inaktivasi Pengawet ... 51

V.3 Hasil Uji Kontrol Lingkungan di dalam dan di luar Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Uji Sterilisasi ... 52

V.4 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 53

V.5 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 54

V.6 Hasil Uji Inaktivasi Pengawet ... 55

V.7 Hasil Uji Sterilitas Sediaan Benzalkonium Klorida 0,001% dengan pH 7 dengan Menggunakan Media Tioglikolat Cair dan Kasamino ... 56

V.8 Hasil Kontrol Lingkungan Uji Efektivitas Pengawet dalam LAFC ... 57

V.9 Jumlah Awal Rata-rata Mikroba Uji dalam Colony Forming Units per ml untuk Uji Efektivitas Pengawet ... 57

V.10 Jumlah Mikroba dalam cfu (Colony Forming Units) per ml Pada Uji Efektivitas Pengawet ... 58

V.11 Persentase dan Logaritma Penurunan Jumlah Mikroba ... 59

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Struktur Kimia Benzalkonium Klorida ... 18 2.2 Bentuk Mikroskopis Staphylococcus aureus ... 26 3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 34

4.1 Letak Media Agar dalam Unit Laminar Air Flow Cabinet Sebelum

Pengujian Sterilitas ... 39

4.2 Letak Media Agar dalam Unit Laminar Air Flow Cabinet Saat Pengujian

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 68

2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 69

3. Perhitungan Bahan Sediaan Benzalkonium Klorida Konsentrasi 0,001% dengan pH 7 ... 70

4. Surat Pernyataan ... 72

5. Sertifikat Bahan ... 73

6. Sertifikat Bakteri ... 76

7. Foto Alat dan Bahan ... 79

8. Skema Pembuatan Sediaan Benzalkonium Klorida ... 81

9. Skema Kerja Uji Inaktivasi Pengawet Benzalkonium Klorida ... 82

10. Skema Kerja Uji Sterilitas Sediaan Benzalkonium Klorida ... 83

11. Skema Kerja Uji Efektivitas Benzalkonium Klorida 0,001% ... 84

12. Foto Hasil Uji Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Pembuatan Sediaan ... 85

13. Foto Hasil Uji Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Uji Inaktivasi ... 86

14. Foto Hasil Uji Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Uji Sterilisasi ... 87

15. Foto Hasil Uji Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Selama Uji Efektivitas ... 88

16. Gambar Kontrol Jumlah Mikroba ... 89

17. Hasil Gambar Uji Fertilitas dan Sterilitas Media Tioglikolat Cair dan Kasamino ... 90

18. Hasil Gambar Uji Inaktivasi Pengawet dengan Menggunakan Media Tioglikolat Cair dan Kasamino ... 91

19. Hasil Gambar Uji Sterilitas dengan Menggunakan Tioglikolat Cair dan Kasamino ... 92

20. Hasil Gambar Uji Efektivitas Benzalkonium Klorida 0,001% dengan pH 7 terhadap Aktivitas Bakteri Staphlococcus aureus pada Hari Ke-0 ... 93

21. Hasil Gambar Uji Efektivitas Benzalkonium Klorida pada Hari Ke-7 ... 94

(15)

xv

(16)

66

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Goeswin. 2009. Pengembangan Sediaan Farmasi. Edisi Revisi dan

Perluasan. Bandung: Penerbit ITB

Anonim. 2007. United State Pharmacopoeia, Edisi 30. Rockville : USP

Convention, Inc.

Anonim 2015. Staphylococcus aureus. http://en.wikipedia.org/wiki. Diakses pada

tanggal 20 September 2015.

Ansel, Howard C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI press

Ansel, Howard C., 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat.

Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Ansel, Howard C., 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat.

Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat

Yang Baik. Jakarta : Badan POM.

Cooper, J.W., Gunn, 1975, Dispensing for Pharmaceutical Students, twelfth

Edisi kesepuluh. Pitman medical Publishing co. Ltd, London.

Debbasch C., Francoise Brignole., Pierre-Jean Pisella., Jean-Michel Warnet.,

Patrice Rat., and Christophe Baudouin. 2001. Quaternary Ammoniums

and Other Preservatives’ Contribution in Oxidative Stress and

Apoptosis on Chang Conjunctival Cells. Investigative Ophthalmology & Visual Science, March 2001, Vol. 42, No. 3

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi

ketiga. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi

keempat. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Farmakope Indonesia. Edisi

kelima. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Hamill et al., 1995. An Out Break of Burholderia (Formerly Pseudomonas)

cepacia Respiratory Tract Colonization and Infection Associated with Nebulized Albuterol Therapy. Annals of Internal Medicine, 1995;122 (10): 762-66

Jawetz, Melnick, & Adelberg. 2004. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23. Jakarta

: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jawetz, Melnick, & Adelberg’s. 2007. Medical Microbiology Twenty Fourth

(17)

67

Kumar, Surinder. 2012. Textbook of Microbiology. New Delhi : Jaypee Brothers

Medical Publishers.

McDonnell, G., and A. D. Russell. 1999. Antiseptic and Disinfectants :

Activity, Action, and Resistance. Clin. Microbiol. Rev. 12 : 147-179

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta

Pelsczar, MJ. & E.C.S. Chan, 1986, Penterjemah, Ratna Siri Hadioetomo dkk. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1, Universitas Indonesia Press. Jakarta

Pratiwi, Syivia T., 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga.

Remington, J. P. 2005. Remington’s Pharmaceutical The Science and Practice

in Pharmacy 21st Edition. Pennsylvania : Lippincott Williams & Wilkins.

Rowe, C Raymond, dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Edisi

keenam. London : Pharmacetical Press.

Siswandono, Bambang Soekardjo. 2008. Kimia Medisinal Edisi Pertama.

Surabaya : Airlangga University Press.

Somani, B. Sunil and Nitin W. Ingole. 2010. Formulation of Kinetic Model to

Predict Desinfection of Water by Using Natural Herbs-International Journal Inviromental Science Vol. 2, No. 3. Amravati: Sant Gadge Baba Amravati University.

Stefanus Lukas. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Penerbit ANDI

Suhardiyanti, Siti Maslahah. 2015. Efektifitas Benzalkonium Klorida

Konsentrasi 0,001% Sebagai Pengawet Sediaan Tetes Mata Zink Sulfat (Terhadap Aktivitas Bakteri Staphylococcus aureus). Malang

Sweetman, S.C., 2009. Martindale The Complete Drug Reference 36th ed.

London : Pharmaceutical Press

Syukri, S., 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : Penerbit ITB.

Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan

Semimikro. Edisi kelima. Bagian I. PT Kalman Pustaka : Jakarta

Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press

Warsa, U.C. 1994. Staphylococcus dalam Buku Ajar Mikrobiologi

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengawet merupakan bahan tambahan yang digunakan sebagai antimikroba. Pengawet di gunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroba pada suatu produk sehingga efek toksisitas pada produk tersebut berkurang dan tingkat keamanan dalam penggunaan suatu produk tersebut terjamin keamanannya. Pengawet antimikroba adalah zat yang ditambahkan pada sediaan obat untuk melindungi sediaan terhadap kontaminasi mikroba. Pengawet digunakan terutama pada wadah dosis ganda untuk menghambat pertumbuhan mikroba yang dapat masuk secara tidak sengaja selama atau setelah proses produksi dan selama proses pengambilan berulang. Pengawet atau bahan stabilisator yang ditambahkan harus bersifat netral dan tidak menimbulkan reaksi negative baik terhadap produk akhir maupun pada manusia (Depkes RI, 2013)

Untuk melindungi konsumen secara maksimum, pada penggunaan harus diusahakan agar pada kemasan akhir kadar pengawet yang masih efektif lebih rendah dari kadar yang dapat menimbulkan keracunan pada manusia (Depkes RI, 1995). Penggunaan pengawet harus dilihat rentangnya agar terjamin keamanannya. USP mengizinkan penambahan zat-zat yang sesuai ke dalam sediaan resmi untuk tujuan meningkatkan kestabilan atau kegunaan asalkan tidak berbahaya dalam jumlah yang diberikan dan tidak mengganggu efek terapi sediaan atau penentuan kadar dan pemeriksaan-pemeriksaan (Ansel, 2005). Pengawet yang biasanya digunakan untuk sediaan farmasi contohnya benzalkonium klorida, fenilmerkuriasetat dan nitrat, fenil etanol, klorbutanol (Agoes, 2009).

(19)

2

kecil pada sediaan parenteral. Benzalkonium klorida ditambahahkan juga sebagai

pengawet pada kosmetik (Rowe et al., 2009). Konsentrasi benzalkonium klorida

sebagai pengawet yang sering digunakan pada preparat farmasi adalah 0,002-0,01% (Ansel, 1989).

Aktivitas antimikroba benzalkonium klorida secara signifikan tergantung pada alkil komposisi campuran homolog. Aktivitasnya bekerja lebih baik untuk menghambat bakteri gram positif dari pada gram negatif. Rentang penggunaan konsentrasi pengawet benzalkonium klorida adalah 0,01% - 0,02% b/v. Penghambatan yang dilakukan oleh benzalkonium klorida akan meningkat dengan adanya pH, semakin tinggi pH benzalkonium klorida maka semakin efektif kerja benzalkonium klorida dalam menghambat pertumbuhan mikroba meskipun

aktivitas antimikroba terjadi pada pH 4-10 (Rowe et al., 2009). Dengan

meningkatnya pH, sifat ionisasi bertambah kecil, bentuk tak terionisasinya semakin besar, sehingga jumlah obat yang menembus membrane biologis bertambah besar pula (Siswandono, 2008) Benzalkonium klorida relatif stabil, non korosif dengan toksisitas rendah serta memiliki rentang pH yang luas (Rowe

et al., 2009). Sehingga benzalkonium klorida banyak digunakan sebagai pengawet

untuk sediaan farmasi.

Staphylococcus aureus termasuk dalam bakteri kokus gram positif. Kuman

ini sering ditemukan sebagai kuman flora normal pada kulit dan selaput lendir pada manusia. Dapat menjadi penyebab infeksi baik pada manusia maupun pada

hewan (Warsa, 1994). Staphylococcus aureus merupakan patogen utama bagi

manusia. Hampir setiap orang akan mengalami beberapa tipe infeksi

Staphylococcus aureus sepanjang hidupnya, bervariasi dalam beratnya mulai dari

keracunan makanan atau infeksi kulit ringan sampai yang berat (Jawetz, 1996) Konsentrasi pengawet benzalkonium klorida yang sering digunakan adalah 0,01%, tetapi akan lebih baik jika digunakan dibawah rentang yang tertera. Telah disebutkan pada penelitian sebelumnya bahwa pengawet benzalkonium klorida

0,001% efektif dapat mengahambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

pada sediaan tetes mata zink sulfat (Suhardiyanti, 2015). Staphylococcus aureus

(20)

3

sediaan tetes mata tetapi dengan menggunakan pH yang mendekati pH optimum pertumbuhan bakteri. Dengan demikian akan diketahui masih efektif atau tidak benzalkonium dengan konsentrasi terkecil dan menggunakan pH netral dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Sehingga pada uraian diatas dilakukan

penelitian “Uji Efektivitas Pengawet Benzalkonium Klorida 0,001% b/v terhadap

aktivitas bakteri Staphylococcus aureusdengan pH 7”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana efektivitas pengawet benzalkonium klorida 0,001% terhadap

aktivitas bakteri Staphylococcus aureus dengan menggunakan pH 7?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas benzalkonium klorida 0,001% sebagai pengawet yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan pH 7.

1.4 Manfaat Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

American Diabetes Association (2016) menyatakan bahwa diabetes mellitus adalah penyakit kronik yang kompleks yang memerlukan pengobatan terus menerus dengan menurunkan

The project focuses on renewable energy as power source which are used solar panel or Photovoltaic (PV) and Thermoelectric module is design and will be integrate with the LED

[r]

Telah ditegakan diagnosis pada Ny. S berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien yaitu neurodermatitis sirkumskripta dan hipertensi grade I terkontrol.

Setelah diadakan perbaikan menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan tiga kali pertemuan pada siklus I, perkembangan kreativitas anak meningkat yaitu

Berdasarkan hasil tes Akhir/pos-test dengan menggunakan kegiatan bermain pancing menunjukan peningkatan yang signifikan setelah anak tunagrahita ringan diberi

Berdasarkan gagasan di atas, penulisan ilmiah ini membahas tentang pembuatan sistem pakar yang digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit seputar masalah pada masa kehamilan

Berdasarkan jawaban produsen tentang indikator hak-hak konsumen dalam Islam dapat dilihat dan disimpulkan bahwa produsen makanan ringan industri rumah tangga