• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK PANAS BUMI (PLTP) DI JAILOLO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI MALUKU UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK PANAS BUMI (PLTP) DI JAILOLO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI MALUKU UTARA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 1 / 6

STUDI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK PANAS BUMI (PLTP)

DI JAILOLO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK

DI MALUKU UTARA

Raditya Galih Tama

2204 100 048

Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111

Abstrak : Di bumi Indonesia terkandung potensi sumber

energi yang sangat besar yang dapat mengurangi peran bahan bakar fosil dalam pembangkitan tenaga listrik, yaitu sumber energi geothermal atau panas bumi. Geothermal adalah salah satu kekayaan sumber daya mineral yang belum banyak dimanfaatkan. Salah satu sumber geothermal kita yang berpotensi besar tetapi belum dieksploitasi adalah yang ada di Jailolo Maluku Utara. Daerah ini termasuk dalam wilayah kerja panas bumi yang memiliki Potensi sebesar 75 MW.

Pada tugas akhir ini akan membahas tentang potensi panas bumi sebagai bahan bakar PLTP pada daerah Jailolo Maluku Utara. Dengan parameter yang akan dianalisa antara lain adalah aspek teknis, ekonomi dan lingkungan. Sehingga diharapkan kebutuhan energi listrik di Maluku Utara dapat terpenuhi dengan baik.

I PENDAHULUAN

Perkembangan penduduk yang semakin lama semakin meningkat membuat permintaan masyarakat akan kebutuhan listrik juga bertambah tinggi. Namun, meningkatnya permintaan masyarakat akan kebutuhan listrik ternyata tidak sejalan dengan produksi listrik yang dihasilkan PLN. Meningkatnya kebutuhan listrik dari tahun ke tahun tidak tidak sebanding dengan pembangkit listrik yang beroperasi di pulau Maluku. Sehingga PLN tidak dapat memenuhi lonjakan beban puncak permintaan energi listrik.

Peramalan kebutuhan energi listrik dimasa yang akan datang menjadi sangat penting sebab rencana pengembangan sistem kelistrikan sangat bergantung dari hasil perkiraan kebutuhan energi listrik. Dengan meningkatnya kebutuhan akan listrik, sarana pembangkitan listrik harus ditambah agar tidak terjadi krisis listrik.

Oleh karena itulah perlu dilakukan usaha tertentu untuk mengantisipasi permasalahan penyediaan energi listrik di pulau Maluku khususnya di Maluku utara di masa yang akan datang, Diantaranya yaitu dengan memanfaatkan potensi alam yang dapat digunakan. Bahan bakar alternatif selain minyak bumi yang digunakan, pemerintah dapat memanfaatkan potensi panas bumi dengan membangun pembangkit tenaga listrik baru yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang potensinya berada di daerah Jailolo Maluku Utara sebesar 75 MW.

II DASAR TEORI

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Pada umumnya pembangkit listrik panas bumi berdasarkan jenis fluida kerja panas bumi yang diperoleh dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Vapor dominated system (sistem dominasi uap) 2. Flushed steam system

3. Binary cycle system (sistem siklus biner)

Proses pembangkitan listrik dimulai dari uap yang diambil dari panas bumi digunakan untuk memutar turbin. Jika uap tersebut bersuhu diatas 370oC maka PLTP menggunakan vapor

dominated system dimana uap dari panas bumi langsung

digunakan utuk memutar turbin. Jika bersuhu sekitar 170o C-370oC maka menggunakan flushed steam system dimana uap masih mengandung cairan dan harus dipisahkan dengan flush separator sebelum memutar turbin. Dalam binary cycle system uap panas bumi digunakan untuk memanaskan gas dalam heat exchanger kemudian gas ini yang akan memutar turbin.

Gambar 1 Flush Steam System

Prinsip kerja PLTP sama saja dengan PLTU. Hanya saja uap uyang digunakan adalah uap panas bumi yang berasal langsung dari perut bumi. Karena itu, PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan atau dekat gunung berapi, namun PLTP memerlukan biaya investasi yang besar terutama untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut bumi

2.2 Metode Peramalan Kebutuhan Energi Listrik

Peramalan kebutuhan listrik adalah untuk mengetahui akan kebutuhan listrik di tahun yang akan datang dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan metode regresi linier berganda dan metode DKL 3.01.

2.2.1 Metode Regresi Linier Berganda

Dalam metode regresi linier ini diperlukan faktor / parameter yang akan dijadikan acuan dalam perhitungan. Dalam peramalan kebutuhan energi listrik parameter-parameter yang dipakai adalah sebagai berikut :

1. Pertumbuhan jumlah pelanggan rumah tangga (X1) 2. Pertumbuhan jumlah pelanggan bidang usaha (X2) 3. Pertumbuhan jumlah pelanggan bidang publik (X3) 4. Pertumbuhan jumlah pelanggan industri (X4)

(2)

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 2 / 6 5. Pertumbuhan jumlah penduduk (X5)

6. Peningkatan PDRB suatu wilayah (X6) 7. Energi listrik terjual (Y)

Untuk mencari nilai y dengan menggunakan persamaan 2.1 berikut

Yi =b0+b1X1i+b2X2i+…….+bkXki (2.1)

dan nilai b dicari dengan menyelesaikan persamaan berikut :

𝑏0𝑛 + 𝑏1 𝑋1+ 𝑏2 𝑋2+ ⋯ + 𝑏𝑘 𝑋𝑘= 𝑌

𝑏0 𝑋1+ 𝑏1 𝑋12+ 𝑏2 𝑋1𝑋2+ ⋯ + 𝑏𝑘 𝑋1𝑋𝑘= 𝑋1𝑌 𝑏0 𝑋2+ 𝑏1 𝑋2𝑋1+ 𝑏2 𝑋22+ ⋯ + 𝑏𝑘 𝑋2𝑋𝑘= 𝑋2𝑌 𝑏0 𝑋𝑘+ 𝑏1 𝑋𝐾𝑋1+ 𝑏2 𝑋𝐾𝑋2+ ⋯ + 𝑏𝑘 𝑋𝑘2= 𝑋𝑘𝑌

2.2.2 Model Peramalan Dengan DKL 3.01 (PT.PLN, 1994)

Model yang digunakan dalam metode DKL 3.01 untuk menyusun perkiraan adalah model sektoral. Perkiraan kebutuhan tenaga listrik ini ditujukan untuk menyusun perkiraan kebutuhan tenaga listrik pada tingkat wilayah/distribusi. Metodologi yang digunakan pada model sektoral adalah metode gabungan antara kecenderungan, ekonometri dan analitis. Pendekatan yang digunakan dalam menghitung kebutuhan listrik adalah dengan mengelompokkan pelanggan menjadi empat sektor yaitu : 1. Sektor Rumah Tangga

2. Sektor Bisnis 3. Sektor Publik 4. Sektor Industri

ETSt = ERTt + EKt + EPt + EISt ...(2.3) di mana :

ETSt = energi terjual PLN total pada tahun t

ERTt = energi terjual PLN sektor rumah tangga pada tahun t EKt = energi terjual PLN sektor bisnis pada tahun t EPt = energi terjual PLN sektor publik pada tahun t EISt = energi terjual PLN sektor industri pada tahun t

2.3 Ekonomi Pembangkit 2.3.1 Harga Energi Listrik

Tiap pembangkit listrik mempunyai harga energi listrik yang berbeda-beda yang besarnya bervariasi tergantung pada biaya pembangunan, perawatan dan biaya operasi dari pembangkit listrik tersebut. Secara umum harga energi yang dihasilkan suatu pembangkit listrik dihitung dengan parameter-parameter yang diperlukan, yaitu biaya pembangkitan per kW, biaya pengoperasian per kWh, biaya perawatan per kWh, suku bunga, depresiasi , umur operasi, dan daya yang dibangkitkan.

Dengan parameter-parameter seperti yang tesebut di atas, maka dapat dihitung harga energi listrik tiap kWh yang dibangkitkan oleh suatu pembangkit tenaga listrik. Tinjauan opsi energi dari aspek ekonomi pada pembahasan ini didasarkan atas biaya modal pembangkitan yang dikeluarkan dalam pemanfaatan energi alternatif menjadi energi listrik, yaitu biaya pembangkitan dan harga energi. Metode perhitungan yang digunakan adalah metoda perhitungan biaya pembangkitan tahunan, terdiri dari tiga komponen biaya, yaitu biaya investasi modal (capital cost), biaya bahan bakar (fuel cost), serta biaya operasi dan perawatan (O&M cost).

2.3.2 Ekonomi Investasi Pembangkit

Sebelum suatu proyek dilaksanakan perlu dilakukan analisa dari investasi tersebut sehingga akan diketahui kelayakan

suatu proyek dilihat dari sisi ekonomi investasi. Ada beberapa metode penilaian proyek investasi, yaitu :

 Net Pressent Value (NPV)

Jika nilai NPV positif maka investasi layak dilaksankan dan jika nilai NPV negatif investasi tidak layak dilaksanakan.

 Internal Rate of Return (IRR)

Jika IRR > MARR, maka investasi dikatakan layak Jika IRR ≤ MARR, maka investasi dikatakan tidak layak. dimana MARR = suku bunga bank.

III KELISTRIKAN DI MALUKU UTARA

3.1 Neraca Daya

Tabel 1

Neraca Daya (MW) di Maluku Utara Tahun Daya Mampu (MW) Beban Puncak (MW) Produksi Energi (GWh) Rasio Elektrifikasi (%) 2002 26,00 20,80 83,82 40,17 2003 22,50 17,60 99,67 39,78 2004 26,76 17,61 99,52 45,50 2005 34,84 27,35 115,59 49,95 2006 40,95 30,92 137,10 43,01 2007 36,60 31,82 165,42 44,71 2008 38,22 34,02 186,37 46,03

Melihat Neraca daya di atas maka program pembangunan pembangkit baru harus segera dilaksanakan, karena dampak yang ditimbulkan sudah sangat banyak, antara lain terganggunya aktifitas penduduk. Kekurangan pasokan energi listrik dan pemeliharaan pada beberapa pembangkit juga merupakan salah satu penyebab terjadinya pemadaman bergilir di Maluku Utara.

Tabel 2

Data Input Konsumsi Energi Listrik per Kelompok Pelanggan (GWh) Tahun Rumah

Tangga Bisnis Industri Publik Total

2002 51,03 12,19 1,13 9,36 73,98 2003 48,84 7,70 0,73 11,21 68,48 2004 64,92 12,10 1,08 13,29 91,42 2005 75,82 13,81 0,97 14,04 104,64 2006 80,18 18,98 1,18 16,89 117,23 2007 90,51 26,28 1,06 19,89 137,74 2008 97,86 29,60 1,36 21,37 150,19

Konsumsi energi listrik di Maluku Utara terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan jumlah penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan perekonomian yang semakin membaik.

IV ANALISIS PEMBANGUNAN PLTP Jailolo 75 MW

4.1 Analisis Makro Sosial Ekonomi di Maluku Utara

Analisis makro sosial ekonomi dapat dilihat dari indeks pembangunan manusia (IPM) yang merupakan acuan seberapa besar kemajuan Propinsi Maluku Utara dalam membangun penduduknya. Dalam analisis ini akan ditunjukkan pengaruh IPM terhadap beberapa parameter antara lain reduksi shortfall, tingkat pendidikan, pengeluaran per kapita dan rasio elektrifikasi.

Pada tahun 2005 Provinsi Maluku Utara mempunyai rata-rata IPM sebesar 67,0 dari rata-rata IPM Indonesia sebesar 69,6, reduksi shortfall sebesar 1,8 dari rata-rata Indonesia 1,68, tingkat pendidikan sebesar 68,9, pengeluaran perkapita sebesar 590.300, dan rasio elektrifikasi sebesar 49,95 %.

Dari data-data tersebut dapat diketahui bahwa dengan IPM yang mendekati rata-rata IPM Indonesia, menunjukkan bahwa tingkat pencapaian misi propinsi Maluku Utara cukup

(3)

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 3 / 6 berhasil mengingat Propinsi ini baru terbentuk Tahun 1999.

Tingkat pendidikan dan pengeluaran perkapita yang cukup besar menunjukkan bahwa IPM yang tinggi juga berpengaruh terhadap kedua parameter tersebut.

4.2 Analisis Penggunaan Panas Bumi Jailolo 4.2.1 Potensi Panas Bumi Jailolo

Sumber panas bumi Jailolo mempunyai data-data sebagai berikut :

 Tekanan uap Air panas yang muncul di empat lokasi dengan temperature 50-55o C

 Tipe airpanas di daerah penyelidikan adalah tipe klorida dengan temperatur bawah permukaan 149 – 183 Â ºC.

 Luas wilayah prospek sekitar 13,580 km2

 Potensi cadangan terduga 75 MW

 Ketebalan lapisan Caprock : 1300m

 Diperkirakan reservoir berada pada kedalaman >900 meter Perhitungan Perkiraan / estimasi potensi cadangan terduga berdasar formula Standarisasi Potensi Panas Bumi Indonesia (DGSM, 1999), adalah:

Q = 0,11585 x A x ( TRes – T cut off) o

C

di mana:

Q : Potensi energi panas bumi terduga (Mwe). 0,1158 : nilai konstanta

A : Luas daerah potensi (km2). TRes : Suhu bawah permukaan (o C) Tcut off : Suhu cut off dalam oC, yaitu 120o C.

Berdasar data diatas untuk PLTP Jailolo perkiraan potensinya:

Q = 0,11585 x 13,580 x ( 183 - 120) o C

= 99,11 MWe

Namun dari pengkajian PGE dan keputusan Menteri ESDM potensi yang dimanfaatkan sebesar 75 MWe.

Tabel 3

Sistem Pembangkitan Panas Bumi

No Sistem Pembangkitan Klasifikasi

1 Vapor dominated system >370oC 2 Flushed steam system 170-370oC

3 Binary cycle system 150-205oC

Dari data-data tentang Jailolo dan tabel 3 maka sistem pembangkitan panas bumi di Jailolo menggunakan flushed steam

system atau binary cycle system.

4.2.2 Peralatan Listrik PLTP Jailolo

Spesifikasi dari peralatan listrik yang akan dipasang pada PLTP Jailolo ini terdiri dari generator dan transformator seperti yang dijelaskan di bawah ini :

a. Generator

Generator yang dipakai adalah generator sinkron tiga fasa kutub dalam yang digerakkan oleh turbin uap dengan daya 25 MW, kecepatannya 6000 rpm, dan tegangan output sebesar 13,8 kv. Pada PLTP Jailolo digunakan 3 unit jenis generator sehingga total pembangkitannya adalah 3 x 25 = 75 MW b. Transformator

Transformator yang dipakai adalah transformator tiga fasa 40 MVA dengan tegangan primer sebesar 13,8 kV dan tegangan sekunder sebesar 69 kV. Tipe pendingin transformator adalah dengan menggunakan minyak.

4.2.3 Pemakaian Panas Bumi Dalam Pembangkitan Listrik

Energi listrik per tahun dari PLTP:

Energi listrik = Kapasitas x Jam operasi x faktor kapasitas = 75 MW x 8760 jam/tahun x 0.8

= 525.600.000 kWh/tahun Kebutuhan panas bumi untuk produksi 1 kwh Kebutuhan panas bumi untuk produksi 1 kwh = Konsumsi energi / Energi listrik

= 70.080 ton/tahun / 525.600.000 kWh/tahun = 0,133 kg/kWh

Jika masa operasi PLTP diasumsikan 25 tahun, maka: Jumlah panas bumi yang dibutuhkan selama operasi

= 70.080 ton/tahun x 25 tahun = 1.752.000.000 kg

Tabel 4

Pemakaian Panas Bumi Untuk PLTP Jailolo

No Perhitungan PLTP

1 Energi listrik per tahun (KWh/tahun) 525.600.000 3 Kebutuhan bahan bakar per tahun (kg) 70.080 4 Kebutuhan panas bumi untuk produksi 1

kwh (kg/kWh) 0,133

5 Kebutuhan bahan bakar selama 25 tahun

(kg) 1.752.000.000

4.3 Peramalan Beban dengan Regresi Linier Berganda

Dari hasil peramalan pada tabel 4 terlihat bahwa terjadi kenaikan di semua sektor pelangan. Sektor rumah tangga masih memegang angka tertinggi, disusul oleh bisnis, publik, dan industri.

Tabel 5

Proyeksi Energi Terjual, Jumlah Pelanggan per Sektor, Jumlah Penduduk, dan PDRB Maluku Utara

Tahun Energi terjual (GWH) Y RT X1 Industri X2 Bisnis X3 Publik X4 Penduduk X5 PDRB (juta) X6 2002 73,98 62.251 24 2.270 2.124 856.822 2.035.156 2003 68,48 62.853 23 2.436 2.241 869.148 2.175.010 2004 93,42 72.567 23 2.708 2.606 881.651 2.368.433 2005 104,64 80.908 24 3.232 2.892 894.154 2.580.960 2006 117,23 84.468 21 3.463 3.141 919.160 2.728.275 2007 133,41 90.325 20 3.952 3.485 937.727 2.884.000 2008 150,19 94.361 21 4.136 3.910 956.481 3.048.612 Tabel 6

Proyeksi Konsumsi Energi Listrik per Kelompok Pelanggan(GWh) Tahun Rumah Tangga Bisnis Industri Publik Total

2009 105,44 31,99 1,39 22,72 161,55 2010 113,61 34,58 1,42 24,15 173,78 2011 122,41 37,38 1,46 25,68 186,94 2012 131,89 40,41 1,48 27,30 201,11 2013 142,11 43,68 1,53 29,02 216,36 2014 153,12 47,22 1,57 30,86 232,78 2015 164,98 51,04 1,61 32,81 250,45 2016 177,77 55,17 1,65 34,88 269,48 2017 191,54 59,64 1,69 37,09 289,96 2018 206,38 64,47 1,73 39,43 312,02 2019 222,37 69,68 1,77 41,92 335,76 2020 239,60 75,33 1,81 44,57 361,32 2021 258,16 81,42 1,86 47,38 388,85 2022 278,16 88,02 1,91 50,38 418,48 2023 299,72 95,14 1,95 53,56 450,39

(4)

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 4 / 6

4.4 Analisa Pertumbuhan Faktor Beban

Untuk Menghitung faktor beban dapat digunakan rumus sebagai berikut:

t t t LF EPT BP   8760 di mana :

BPt = Beban puncak pada tahun t EPTt = Energi produksi pada tahun t LFt = Faktor beban pada tahun t

Tabel 7

Proyeksi Beban Puncak, Produksi Energi Listrik dan Rasio Elektrifikasi

Tahun Beban Puncak (MW) Produksi Energi (GWh) Rasio Elektrifikasi (%) Faktor Beban (%) 2009 35,88 205,99 45,30 65,53 2010 37,84 227,68 44,59 68,67 2011 39,91 251,65 43,88 71,96 2012 42,10 278,15 43,19 75,41 2013 44,41 307,44 42,51 79,02 2014 46,84 339,81 41,84 82,81 2015 49,40 375,59 41,18 86,77 2016 52,11 415,13 40,53 90,93 2017 54,96 458,85 39,89 95,29 2018 57,97 507,16 39,26 99,86 2019 61,15 560,56 38,64 104,64 2020 64,49 619,58 38,03 109,65 2021 68,03 684,82 37,44 114,91 2022 71,75 756,93 36,84 120,41 2023 75,68 836,63 36,26 126,18

4.5 Peramalan Beban Dengan Metode DKL 3.01 Tabel 9

Proyeksi Konsumsi Energi Listrik per Kelompok Pelanggan (GWh) di Maluku Utara

Tahun Tangga Rumah Bisnis Industri Publik Total 2009 118,71 29,61 1,36 21,39 171,08 2010 123,41 32,00 1,39 22,74 179,61 2011 128,40 34,60 1,42 24,18 188,61 2012 133,54 37,40 1,46 25,70 198,12 2013 138,89 40,42 1,49 27,33 208,15 2014 144,44 43,70 1,53 29,06 218,74 2015 150,22 47,23 1,57 30,89 229,93 2016 156,24 51,06 1,61 32,84 241,76 2017 162,49 55,19 1,65 34,92 254,26 2018 168,99 59,66 1,69 37,13 267,48 2019 175,75 64,49 1,73 39,47 281,46 2020 182,79 69,71 1,77 41,96 296,25 2021 190,10 75,36 1,82 44,62 311,91 2022 197,71 81,46 1,86 47,44 328,48 2023 205,62 88,05 1,91 50,43 346,03

4.6 Perbandingan Peramalan Konsumsi Energi Antara Regresi Linier Berganda Dengan DKL 3.01

Tabel 10

Proyeksi Konsumsi Energi Listrik Antara Regresi Linier Berganda Dengan DKL 3.01. (GWh)

Tahun Regresi DKL Selisih 2009 161,55 171,08 -9,53 2010 173,78 179,61 -5,83 2011 186,94 188,61 -1,67 2012 201,11 198,12 2,99 2013 216,36 208,15 8,21 2014 232,78 218,74 14,03 2015 250,45 229,93 20,51 2016 269,48 241,76 27,71 2017 289,96 254,26 35,70 2018 312,02 267,48 44,53 2019 335,76 281,46 54,29 2020 361,32 296,25 65,07 2021 388,85 311,91 76,93 2022 418,48 328,48 90,00 2023 450,39 346,03 104,35 Gambar 2 Grafik Perbandingan

Konsumsi Energi Listrik DKL dengan Regresi

4.7 Pengaruh PLTP Jailolo Terhadap Proyeksi Neraca Daya dan Subsidi PLN Maluku Utara.

PLTP Jailolo direncanakan masuk terkoneksi pada tahun 2012. Karena pada saat ini PLTP Jailolo ini masih dalam proses tender.

Tabel 11

Proyeksi Neraca Daya Maluku Utara Tahun Daya Mampu

(MW) Beban Puncak (MW) Selisih (MW) 2009 38,22 35,88 2,33 2010 38,22 37,84 0,37 2011 38,22 39,91 -1,69 2012 38,22 42,10 -3,88 2013 88.22 44,41 43,80 2014 88.22 46,84 41,37 2015 88.22 49,40 38,81 2016 88.22 52,11 36,10 2017 88.22 54,96 33,25 2018 88.22 57,97 30,24 2019 88.22 61,15 27,06 2020 88.22 64,49 23,72 2021 88.22 68,03 20,18 2022 88.22 71,75 16,46 2023 88.22 75,68 12,53

Dari Tabel diatas, dapat di analisis bahwa sebelum adanya pembangunan pembangkit, kondisi neraca daya di Maluku Utara mengalami krisis karena nilai perbandingan daya mampu dengan beban puncak hanya sebesar 0,91 pada tahun 2012. Nilai tersebut lebih kecil dari batas aman pasokan sebesar 1,2. Setelah PLTP Jailolo sudah beroperasi dan masuk, daya yang disalurkan dari pembangkit tersebut hanya sebesar 50 MW atau 33,33 % dari seluruh total kapasitas mampu pembangkit. Karena pembangkit ini dirancang untuk menghasilkan daya 3 x 25 MW dengan alasan tertentu, antara lain pertumbuhan beban puncak yang tidak terlalu signifikan tiap tahunnya sehingga jika dibangkitkan sesuai potensi total pembangkit yaitu 75 MW, maka effisiensinya akan rendah karena pembangkitan dengan daya yang dikonsumsi mengalami selisih yang jauh. Sehingga untuk meningkatkan efektifitas pembangkitan listrik daya yang dibangkitkan hanya sementara hanya 2 x 25 MW. Grafik perbandingannya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

0 100 200 300 400 500 2002 2005 2008 2011 2014 2017 2020 2023 REGRESI DKL

(5)

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 5 / 6

Gambar 3

Grafik Perbandingan Daya Mampu Dengan Beban Puncak Setelah adanya PLTP Jailolo ini, pembangkit diesel yang ada di Maluku utara saat ini akan digunakan sebagai swing generator atau sebagai penambah daya apabila sewaktu-waktu terjadi lonjakan daya yang signifikan. Karena harga pembangkitan dari pembangkit diesel jauh lebih mahal daripada pembangkit panas bumi. Bila kita lihat lagi dari tabel diatas, wilayah Maluku Utara setelah tahun 2012 memiliki supply daya yang lebih dan mampu mengatasi permintaan konsumen hingga 2030 karena PLTP jailolo masih memiliki satu unit pembangkit yang berkapasitas 25 MW. Sebelum PLTP ini masuk interkoneksi untuk mengatasi kekurangan pasokan maka perlu dilakukan demand side management atau manajemen sisi beban.

4.8 Analisa Ekonomi

Analisa ekonomi pembangunan PLTP ini terlihat seperti tabel di bawah ini

Tabel 12

Hasil Perhitungan Analisa Ekonomi

Perhitungan Suku Bunga

6 % 9 % 12 %

Biaya Pembangkitan (US$/kW) 2200 2200 2200

Umur Operasi (Tahun) 25 25 25

Kapasitas (MW) 75 75 75

Biaya Bahan Bakar (US$/kWh) 0,02415 0,02415 0,02415 B. O & M (US$ / kWh) 0,0051 0,0051 0,0051 Biaya Modal (US$ / kWh) 0.038926 0,03139 0,02448 Total Cost (US$ / kWh) 0.068176 0,06064 0,05373

Investasi (jutaUS$) 165 165 165

Tabel 13

Perbandingan Daya Beli, BPP PLTP jailolo dengan PLTD di maluku

Tingkat Suku bunga Daya Beli (Rp) BPP PLTP Jailolo (Rp) BPP PLTD (RP) Suku bunga 6 % 1227,18 617,89 2919 Suku bunga 9 % 1227,18 697,36 2919 Suku bunga12 % 1227,18 784,02 2919 Dari tabel di atas dapat kita lihat, daya beli masyarakat Maluku Utara lebih tinggi daripada harga BPP PLTP Jailolo yang artinya dengan dibangun PLTP Jailolo ini akan semakin meringankan beban pembelian listrik dan juga dengan ketersediaan daya yang ada, dapat dipastikan seluruh penduduk wilayah Maluku Utara akan menikmati penggunaan listrik secara merata. BPP pembangkitan PLTD di Maluku Utara hingga saat ini sebesar Rp. 2919 / kWh. Bila dibandingkan dengan BPP pada PLTP Jailolo, sangat jauh selisihnya.

4.9 Analisa Investasi

 NPV ( Net Present Value )

Tabel 14

Analisa NPV

Suku Bunga Harga Jual ( US$ / kWh )

6% 0.0851 0.053 -129.702.106 -116.264.242 9% 0.059 0.066 -151.866.432 -115.727.197 12% 0.068 0.075 -167.892.827 -131.753.592 Dari hasil analisa diatas, didapat nilai NPV-nya negatif, berarti investasi tidak layak dilakukan jika seluruh biaya investasi ditanggung investor. Maka agar investasi ini layak dilakukan secara ekonomi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus menangung lebih dari 40 % dari biaya investasi. Dengan asumsi bahwa proyek pembangunan PLTP Jailolo ini merupakan proyek penyediaan prasarana bukan sebagai proyek komiditi

 IRR (Internal Rate of Return)

Suatu usulan proyek investasi diterima jika IRR lebih tinggi atau sama dengan biaya modal/tingkat suku bunga. Dan usulan proyek investasi ditolak jika IRR lebih rendah dari biaya modal/tingkat suku bunga.

Tabel 15

Nilai Internal Rate of Return Berdasarkan Suku Bunga dan Harga Listrik per kWh Harga Listrik

(cent$/kWh)

Internal Rate of Return % i=6% i = 9 % i = 12 %

6 32% 25% 19%

7 70% 63% 56%

Dari hasil perhitungan internal rate of return dan NPV, maka dapat dianalisa bahwa proyek ini layak untuk dilaksanakan dengan harga listrik 6 atau 7 cent$ baik dengan suku bunga 6 %, 9 % atau 12 %.

4.10 Analisa Dampak Lingkungan

4.10.1 Dampak Negatif

Dampak negatif akibat pembangunan proyek ini adalah : 1. Uap panas bumi yang keluar dari sumur terdiri atas uap air,

air panas, dan beberapa jenis pengotor. Cara Penanggulangan dampak ini antara lain : pada alat pemisah dan pembersih, pengotoran - pengotoran (belerang) dipisahkan

2. Belerang yang telah dipisahkan akan menjadi masalah jika dibuang sembarangan misalnya jika dibuang di sungai maka akan terjadi pencemaran air dimana air di pedesaan merupakan sumber kehidupan di pedesaan sehingga limbah ini harus diolah dan dimanfaatkan

3. Meningkatnya kebisingan dan getaran, hal ini dapat diatasi dengan menaruh turbin dalam ruangan tertutup serta penanaman pohon pada lsekitar lokasi pembangkit

4. Rawan terjadi kecelakaan kerja, hal ini dapat ditanggulangi dengan menerapkan standar K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) yang ketat seperti pembatasan ruang akses bagi yang tidak berwenang, peraturan yang ketat tentang standar pakaian kerja seperti : helm, pakaian proyek (kop roll) sepatu kulit yang tebal, kacamata kerja, masker, dan penutup telinga jika karyawan bekerja sekitar turbin.

4.10.2 Dampak Positif

Selain dampak negatif terdapat dampak positif yang dapat ditimbulkan dari pembangunan proyek ini antara lain :

0 20 40 60 80 100 120 2002 2008 2014 2020 2026 DAYA MAMPU BEBAN PUNCAK

(6)

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 6 / 6 1. Belerang yang diolah dan dimanfaatkan dapat dijual

2. Meningkatnya pendapatan pemerintah. 3. Timbulnya peluang kerja.

4.11 Analisa Pengambilan Keputusan

Dalam analisis pengambilan keputusan dilakukan berbagai jalan dengan metode urutan prioritas dari berbagai pembangkit dengan parameter biaya operasi rata-rata pembangkit dan prioritas penggunaan energi. Pada prioritas pengambilan keputusan ini akan dibandingkan antara pem-bangkit yang ada di wilayah Maluku Utara, karena pempem-bangkit yang ada di Maluku Utara ini adalah pembangkit diesel dan satu-satunya prioritas pengembangan untuk pembangkitan listrik adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi yang saat ini sudah ditetapkan sebagai WKP di Maluku Utara. Untuk itu akan dibandingkan kelebihan dan kekurangan antara pembangunan PLTP jailolo dengan pembangkit yg telah ada di Maluku Utara. Dari beberapa hasil analisis baik secara teknis maupun ekonomis menunjukkan keunggulan dari PLTP Jailolo sebagai penyedia sumber daya listrik di wilayah Maluku Utara.

V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain : 1. Permasalahan energi listrik di Maluku Utara salah satunya

adalah selalu mengalami perkembangan baik itu daya mampu maupun beban puncak yang terjadi. Pertumbuhan itu mengalami ketidakseimbangan antara daya mampu dan beban puncak, ketidakseimbangan itu hanya diatasi dengan penambahan pembangkit diesel baru.

2. Propinsi Maluku Utara mempunyai rata-rata IPM sebesar 67,0 reduksi shortfall sebesar 1.8 tingkat pendidikan sebesar 68,9 pengeluaran perkapita sebesar Rp. 590.300. Dari data-data tersebut maka Propinsi Maluku Utara berpotensi untuk pembangunan PLTP Jailolo dan untuk mencapai peningkatan rasio elektrifikasi maka harus dibangun pembangkit baru.

3. Dari perhitungan dan analisa, didapatkan BPP per kWh untuk PLTP Panas bumi Jailolo ini sebesar Rp. 617,89 (6%), Rp. 697,36 (9%), Rp. 784,02. Sedangkan untuk BPP per kWh pembangkit diesel yang terdapat di Maluku Utara saat ini adalah Rp. 2.919 jauh lebih mahal daripada menggunakan energi geothermal.

4. Dari perhitungan kelayakan investasi PLT Panas bumi Jailolo, tampak bahwa pada kombinasi suku bunga 12%, 9% dan 6% dengan harga jual listrik 0,075 US$/kWh, 0,066US$/kWh maupun 0,053 US$/kWh, maka nilai NPV-nya negatif, hal ini berarti investasi untuk PLTA ini masih kurang layak. Maka dari itu agar investasi ini layak dilakukan secara ekonomi pemerintah dalam hal ini pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus menangung 40 % dari biaya investasi.

5. Dari sisi dampaknya terhadap lingkungan, PLTP merupakan pembangkit listrik yang relatif bersih dibandingkan PLTD. Karena PLTP tidak menyebabkan polusi udara karena pembakaran dan dari beberapa hasil analisis secara teknis maupun ekonomis menunjukkan keunggulan dari PLTP Jailolo sebagai penyedia sumber daya listrik di wilayah Maluku Utara

5.2 Saran

1. Perlunya segera dilakukan upaya-upaya efisiensi dalam penyediaan tenaga listrik di Maluku Utara seperti salah satunya PLT Panas Bumi Jailolo agar dapat membantu

menekan biaya pokok penyediaan tenaga listrik dan mencapai tingkat keuangan yang diinginkan.

2. Perlunya penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan energi terbarukan untuk pembangkit listrik sehingga didapatkan alternatif untuk diversifikasi dan mendapatkan harga energi yang lebih kompetitif untuk jangka panjang. 3. Strategi pembangunan pembangkit di Maluku Utara

haruslah mengutamakan pembangkit yang memanfaatkan energi dengan efisien, ekonomis, serta ramah lingkungan seperti energi Panas Bumi yang merupakan sumber energi terbaharukan.

VI DAFTAR PUSTAKA

1. Kadir, Abdul, 1995. Energi: Sumber Daya, Inovasi,

Tenaga Listrik dan Potensi Ekonomi, Universitas

Indonesia, Jakarta.

2. Mahmudsyah, Syarifuddin, Ir. M.Eng., Kenaikan Harga

BBM dan Problematikanya, Serta Diversivikasi Energi Menghadapi Era Pengurangan Subsidi BBM, Seminar,

ITS- Surabaya, 24 April 2002

3. Marsudi, Djiteng, Pembangkitan Energi Listrik,

Erlangga. 2005.

4. Muslim, Supari, Pembangkit Tenaga Listrik, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008.

5. ...,Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Tengah tahun 2007, Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara, 2007.

6. ...,2006. Statistik PLN, URL:http://www.pln.co.id 7. ...,2009. Pemerintah Provinsi Maluku Utara, URL:

http://www.malut.go.id

8. ...,2009. Pemerintah Maluku Utara, URL: http://www.ternate.go.id

9. ...,2006. Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional

(RUKN) 2006-2026, Departemen Energi dan Sumber daya

mineral, 2006.

VII RIWAYAT HIDUP

Raditya Galih Tama, lahir di Surabaya pada Tanggal 19 Maret 1986 dilahirkan sebagai putra pertama dari dua bersaudara dari pasangan Moch. Chairul Ansyari dan Sunarti yang bertempat tinggal di Wisma Kedung Asem Indah Blok I no 15 Surabaya, Jawa Timur.

Jenjang pendidikan yang telah ditempuh adalah sebagai berikut :

 SDN Penjaringan Sari I Surabaya, lulus tahun 1998

 SLTP Negeri 12 Surabaya, lulus tahun 2001

 SMU Negeri 16 Surabaya, lulus tahun 2004

 Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (Teknik Sistem Tenaga)

Gambar

Gambar 1 Flush Steam System
Grafik Perbandingan Daya Mampu Dengan Beban Puncak  Setelah  adanya  PLTP  Jailolo  ini,  pembangkit  diesel  yang ada di Maluku utara saat ini akan digunakan sebagai swing  generator  atau  sebagai  penambah  daya  apabila  sewaktu-waktu  terjadi  lonjaka

Referensi

Dokumen terkait

Hasil surveinya membuktikan bahwa orang yang menguasai produk (melingkupi kelebihan dan keuntungan dari produk), akan LEBIH CEPAT dan LEBIH BANYAK

Bangunan Trans Studio merupakan wahana terbesar dan terlengkap di kota bandung sehingga kegiatan ekonomi di wilayah ini sangat pesat perkembangannya sehingga akan

Dokumen Perencanaan pembangunan dan pengelolaan wilayah pesisir Kampung Okaba disusun dengan melibatkan stokeholder (pemerintahan kampung, ketua RT/RW, tokoh agama, tokoh

Jika telah habis batas waktu sewa, pemohon dapat mengajukan permohonan perpanjangan sewa ke Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota Madiun.. Jika sewa sudah

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor: 16.44/DAK.SD/167/PPBJ/434.101/2011 tanggal 17 Nopember 2011 untuk paket pekerjaan sebagai berikut :. Kegiatan :

Mahasiswa menjawab semua pertanyaan tentang reaksi kualitatif anorganik yang terdapat dalam diktat petunjuk praktikum3. Yogyakarta, Juni 2013 Dosen Pengampu

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai R Square sebesar 0,845 Hal ini menunjukkan bahwa besarnya kontribusi pengaruh disiplin kerja dan komunikasi terhadap kinerja

Pelaksanaan Sumber Daya Manusia dalam promosi K3 yaitu pada safety morning sudah disampaikan oleh petugas K3 dan kepala bagian produksi dengan bahasa yang mudah