• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRADISI BELIS DALAM UPACARA PERKAWINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI MASYARAKAT SUMBA BARAT DAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TRADISI BELIS DALAM UPACARA PERKAWINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI MASYARAKAT SUMBA BARAT DAYA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

TRADISI BELIS DALAM UPACARA PERKAWINAN

DAN PERUBAHAN SOSIAL

MASYARAKAT

Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

TRADISI BELIS DALAM UPACARA PERKAWINAN

DAN PERUBAHAN SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI

MASYARAKAT SUMBA BARAT DAYA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

Yanuarius L. Wara 152008016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2012

TRADISI BELIS DALAM UPACARA PERKAWINAN

, BUDAYA, EKONOMI

(2)

LEMBARAN PERSETUJUAN UJIAN

TRADISI BELIS DALAM UPACARA PERKAWINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI

MASYARAKAT SUMBA BARAT DAYA Disusun Oleh :

YANUARIUS LENDE WARA 152008016

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Tri Widiarto, M.Pd Wahyu Purwiyastuti, S.S, M.Hum.

Mengetahui,

Sunardi, S.Pd, M.Pd Ketua Progdi Sejarah

(3)

LEMBARAN PENGESAHAN

TRADISI BELIS DALAM UPACARA PERKAWINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI

MASYARAKAT SUMBA BARAT DAYA Disusun Oleh :

YANUARIUS LENDE WARA 152008016

SKRIPSI

Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji;

Nama Tanda Tangan Tanggal 1. Drs. Tri Widiarto, M.Pd ... ... 2. Wahyu Purwiyastuti, S.S, M.Hum ... ... 3. Sunardi. S.Pd. M,Pd ... ...

Mengetahui :

Sunardi, S.Pd, M.Pd Ketua Progdi Sejarah

Dr. Bambang Suteng Sulasmono, M.Si Dekan FKIP

(4)
(5)

MOTTO

Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut be Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut be Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut be Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berrrrlari lari lari lari , tetapi hanya satu saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa sehingga kamu , tetapi hanya satu saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa sehingga kamu , tetapi hanya satu saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa sehingga kamu , tetapi hanya satu saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa sehingga kamu dapat memperolehnya! Ti

dapat memperolehnya! Ti dapat memperolehnya! Ti

dapat memperolehnya! Tiaaaapppp----tiaptiaptiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandintiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandinorang yang turut mengambil bagian dalam pertandinorang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, gan, gan, gan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita memperoleh mahkota yang abadi.

yang fana, tetapi kita memperoleh mahkota yang abadi. yang fana, tetapi kita memperoleh mahkota yang abadi.

yang fana, tetapi kita memperoleh mahkota yang abadi.. . . . SebabSebabSebab itu, aku tidaSebab itu, aku tidaitu, aku tidaitu, aku tidakkkk berlari tanpa berlari tanpa berlari tanpa berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarang

tujuan dan aku bukan petinju yang sembarang tujuan dan aku bukan petinju yang sembarang

tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja an saja an saja an saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya , supaya sesuda

menguasainya seluruhnya , supaya sesuda menguasainya seluruhnya , supaya sesuda

menguasainya seluruhnya , supaya sesudahhhh memberitakan injil kepada orang lain jangan aku memberitakan injil kepada orang lain jangan aku memberitakan injil kepada orang lain jangan aku memberitakan injil kepada orang lain jangan aku sendiri ditolak. sendiri ditolak. sendiri ditolak. sendiri ditolak. 1 korintus 9 : 24 1 korintus 9 : 241 korintus 9 : 24 1 korintus 9 : 24----27272727 PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku

Skripsi ini ku

Skripsi ini ku

Skripsi ini kupersembakan untuk Ayah Bundaku,

persembakan untuk Ayah Bundaku,

persembakan untuk Ayah Bundaku, Om Tante

persembakan untuk Ayah Bundaku,

Om Tante

Om Tante

Om Tante dan adik

dan adik

dan adik

dan

adik----adik te

adik te

adik te

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat rahmat dan kasih karuniaNya serta kemudahan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan sebagian persyaratan tugas akhir dalam menyelasaikan kulia pada Program Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univesitas Kristen Satya Wacana.

Adapun judul skripsi yang peneliti ambil yaitu; Tradisi Belis Dalam Upacara Perkawinan dan Perubahan Sosial, Budaya, Ekonomi Masyarakat Sumba Barat Daya, setelah melalui suka dan duka akhirnya skripsi ini dapat peneliti selesaikan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu, memberikan dorongan, mengarahkan serta membimbing kepada penulis selama penulisan skripsi ini, yakni yang terhormat :

1. Dr. Bambang Suteng Sulasmono, M.Si, selaku Dekan FKIP yang telah memberi kesempatan untuk penyelesaian skripsi ini.

2. Sunardi, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah.

3. Drs. Tri Widiarto, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia memberikan semangat dan arahan untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Wahyu Purwiyastuti, S.S, M.Hum selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, perhatian dan memberikan saran serta nasihat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(7)

5. Seluruh dosen Sejarah FKIP UKSW yang telah memberi dukungan kepada penulis.

6. Pemerintah dan Tokoh-Tokoh adat serta masyarakat Kecamatan Wewewa Timur yang telah mendukung penulis selama penelitian.

7. Kedua orang tua, om serta tante, adik-adik tersayang, dan keluarga besar yang telah memberikan dorongan baik moral maupun material kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

8. Kakak tersayang serta semua teman-teman kos yang selalu bersedia menjadi tempat keluh kesahku dan memberi dukungan serta semangat kepada penulis. 9. Teman-teman jurusan, Yanzen, Adi, Jati, Heni, Gita, Dian, Reza, Cindie, yang

telah membantu dan saling memberikan dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi.

Kesempurnaan adalah milik-Nya dan kekurangan adalah milik kita sebagai manusia. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran selalu penulis harapkan untuk memperkaya skripsi yang telah disusun penulis, sehingga lebih berguna bagi pembaca dikemudian hari.

Salatiga, 2012

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . ... I LEMBARAN PERSETUJUAN UJIAN ... II LEMBARAN PENGESAHAN UJIAN ... III PERNYATAAN ... IV MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... V KATA PENGANTAR ... VI DAFTAR ISI ... VIII DAFTAR LAMPIRAN ... XI DAFTAR RESPONDEN ... XII DAFTAR GAMBAR ... XIII DAFTAR TABEL ... XIV DAFTAR PETA ... XV DAFTAR PERTANYAAN ... XVI ABSRAK ... XVII ABETACT ... XVIII BAB I Pendahuluan ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 7 C. Tujuan Penelitian ... 7

(9)

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II Kerangka Teori ... 9

A. Konsep Kebudayaan ... 9

1. Kebudayaan dan Masyarakat ... 9

2. Manusia Sebagai Makluk Budaya ... 12

3. Budaya Sebagai Sistim Makna ... 13

4. Budaya sebagai Simbol Sosial ... 14

5. Perubahan Sosial ... 18

BAB III Metode Penelitian ... 23

A. Pendekatan Penelitian ... 23

B. Jenis Penelitian ... 23

C. Penetapan Lokasi Penelitian ... 23

D. Unit Analisis dan Unit Amatan ... 24

E. Sumber Data ... 24

1. Data Sekunder ... 25

2. Data Primer ... 25

F. Teknik Pengumpulan Data ... 25

1. Wawancara ... 25

2. Dokumentasi ... 26

3. Observasi ... 26

G. Teknik Pengolahan Data ... 26

(10)

A. Profil Wilayah Penelitian ... 27

B. Keadaan Penduduk ... 28

1. Mata Pencaharian Penduduk ... 29

2. Keadaan Sosial Ekonomi ... 30

3. Asal-Usul Masyarakat dan Sistem Kepercayaan atau Religi ... 31

4. Kesenian Masyarkat Sumba ... 35

a. Seni Anyaman ... 35

b. Seni Tari ... 35

5. Organisasi Sosial ... 35

6. Kekerabatan Sebagai Bentuk Kesatuan Sosial ... 36

C. Sejarah Singkat Belis ... 39

1. Sejarah Singkat Belis ... 39

2. Proses Pembelisan Dalam Pranata Perkawinan Adat Sumba .. 41

a. Ketuk Pintu ... 41

b. Masuk Minta ... 41

c. Pengutusan Pembicara Baik Dari Keluarga Pria Maupun Wanita ... 42

d. Penjemputan Pengantin Wanita Dari Rumahnya ... 43

D. Dampak Tradisi Belis Terhadap perubahan Sosial, Budaya dan Ekonomi ... 63

BAB V Penutup ... 67

(11)

B. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA ... 72 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 74

(12)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 jumlah penduduk kecamatan wewewa timur ... 28 2. Tabel 2 jumlah populasi ternak kecamatan wewewa timur ... 30 3. Tabel 3 jumlah hewan yang diberikan oleh keluarga Marten Tanggela

pada masuk minta dan penjemputan pengantin wanita ... 74 4. Tabel Daftar Responden ... 75

(13)

DAFTAR PETA

1. Peta 1. Kabupaten Sumba Barat Daya ... 77 2. Peta 2. Kecamatan Wewewa Timur ... 78

(14)

DAFTAR GAMBAR PROSES BELIS

A. Masuk Minta (Kette Katonga)

1. Gambar 1. Sebagian dari hewan yang di bawa saat masuk minta ... 79 2. Gambar 2. Sebagian dari hewan yang di berikan saat masuk minta ... 79 3. Gambar 3. Pembicara dan keluarga pria sedang berdiskusi dengan

orang tua dari keluarga pria yang akan menika mengenai hewan ... 80 4. Gambar 4. Keluarga pria dan pembicara di persilakan masuk kedalam

mumah wanita untuk memulai proses adat ... 80 5. Gambar 5. Pembicara dari keluarga pria menyampaikan tujuan dari

kedatangan mereka dengan menyerakan satu batang parang dan uang

lima puluh ribu satu lembar ... 81 6. Gambar 6. Keluarga wanita sedang mendiskusikan mengenai

kedatangan keluarga pria ... 81 7. Gambar 7. Pengantin wanita keluar dan menaru (pabalena inggni) kain

di pundak pengantin pria dan ini menandakan kedatangan mereka

diterima ... 82 8. Gambar 8. Ibu dari pengantin pria mengalungkan mamoli (omma)

(15)

9. Gambar 9. Keluarga wanita sedang mendiskusikan mengenai hewan

yang akan di minta kepada keluarga pria ... 83 10. Gambar 10. Proses penyerahan beberapa kain (ingngi) dari keluarga

wanita dan di sertai dengan jumlah hewan yang akan disepakati oleh

kedua bela pihak ... 83 11. Gambar 11. Keluarga pria menyetujuhi jumlah hewan yang di minta

oleh keluarga wanita dengan menyerakan satu batang parang ... 84 12. Gambar 12. Proses penutupan dari masuk minta keluarga wanita

menyerakan satu ikat kain yamg terdiri dari beberapa buah kain didalamnya dan di sertai dengan dua ekor babi tanda selesai proses adat

tersebut ... 84 13. Gambar 13. Babi yang diberikan oleh keluarga wanita kepada

keluarga pria ... 85 14. Gambar 14. Babi yang diberikan oleh keluarga wanita kepada keluarga

pria tetapi babi ini di tikan dalam istilah sumbanya (wawi mate) ... 85 15. Gambar 15. Proses pembakaran babi mati (wawi mate) oleh keluarga

pria ... 86 16. Gambar 16. Proses terakhir adalah minum air panas dan makan

bersama dengan keluarga wanita ... 86 17. Gambar 17. Keluarga pria meninggalkan rumah keluarga wanita ... 87

(16)

B. Penjemputan Pengantin Wanita (Padiki Minne).

18. Gambar 18. Manik yang terbuat dari gading dan kalung yang terbuat dari emas ini adalah perhiasan yang akan diberikan kepada keluarga

wanita ... 88 19. Gambar 19. Perhiasan emas yang alami mamoli (omma), juga diberikan

kepada keluarga wanita ... 88 20. Gambar 20. Beberapa hewan yang akan dibawa pada saat penjemputan

pengantin wanita (padiki minne) ... 89 21. Gambar 21. Beberapa hewan yang akan dibawa pada saat penjemputan

pengantin wanita (padiki minne) ... 89 22. Gambar 22. Keluarga pria tiba di kediaman keluarga perempuan dan

bersalaman dengan keluarga wanita ... 90 23. Gambar 23. Keluarga pria disambut oleh pembicara (ata panewe) dari

keluarga perempuam dengan dua buah kain (ingngi) ... 90 24. Gambar 24. Keluarga dan pembicara (ata panewe) dari keluarga pria di

persilakan masuk kedalam rumah untuk memulai proses adat

penjemputan ... 91 25. Gambar 25. Memulai proses adat, keluarga pria memberikan siripinang

dan satu batang parang kepada pembicara keluarga wanita ... 91 26. Gambar 26. Keluarga perempuan membalas dengan satu buah kain

(17)

27. Gambar 27. Kemudian keluarga pria membalas dengan satu batang

parang dan satu ekor kuda untuk menyampaikan tujuan mereka ... 92 28. Gambar 28. Keluarga perempuan membalas dengan satu bola (kapepe)

kain dan disertai dengan satu buah kain ikat diatsnya ... 93 29. Gambar 29. Keluarga pria memberikan dua buah kain dan semangkuk

siri pinang serta satu ekor kuda jantan untuk rumah besar keluarga

wanita yang dalam istilah sumba (tagu uma kalada) ... 93 30. Gambar 30. Keluarga wanita meminta anak matu mereka dengan

memberikan satu batang parang untuk diserakan dan kemudian di

pakaikan kain adat ... 94 31. Gambar 31. Keluarga pria memberikan anak mereka untuk menjemput

pasangannya ... 94 32. Gambar 32. Pengantin pria dan wanita memakai kain sumba dan masuk

untuk menemui keluarga pria ... 95 33. Gambar 33. Keluarga pria menyambaut menantu mereka dan terlihat

pula keluarga dari perempuan yang mengantar mereka ... 95

34. Gambar 34. Keluarga perempuan datang mencium keluarga mempelai

pria ... 96 35. Gambar 35. Keluarga pria dan perempuan melakukan ciuman sebagai

(18)

36. Gambar 36. Keluarga perempuan memberikan dua ikat kain kepada

keluarga pria sebagai tanda proses adat telah selesai ... 97 37. Gambar 37. Babi yang diberikan keluarga perempuan berupa babi mati

dan hidup yang istilah sumba (wawi mate pangu wawi moripa) ... 97 38. Gambar 38. Pembicara dari keluaga pria keluar rumah itlah tandanya

bahwa perempuan akan segera diangkat ... 98 39. Gambar 39. Perempuan diangkat oleh keluarga pria dan dibawa ke

dalam mobil yang akan membahwa kerumah pengantin pria ... 98 40. Gambar 40. Keluarga pria dan rombongannya kembali kerumah

(19)

DAFTAR PERTANYAAN

1. Kapan Tradisi Belis itu berubah?

2. Mengapa terjadi perubahan (sosial, budaya, ekonomi)?

3. Bagaimana pengaruh perubahan itu?

4. Bagaimana peranan UU Perda?

5. Perubahan apa yang terjadi dalam masyarakat?

6. Fhoto tradisi belis dari masyarakat?

7. Apakah tradisi belis akan tetap di pertahankan?

(20)

ABSTRAK

Yanuarius Lende Wara. 152008016, 2012. Skripsi “ Tradisi Belis dalam Upacara Perkawinan dan Perubahan Sosial, Budaya, Ekonomi Masyarakat Sumba Barat Daya”: Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga (Pembimbing I : Drs. Tri Widiarto, M.Pd dan Pembimbing II : Wahyu Purwiyastuti, S.S, M.Hum).

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana Tradisi Belis Dalam Upacara Perkawinan dan Perubahan Sosial, Budaya, Ekonomi Masyarakat Sumba Barat Daya khususnya di Kecamatan Wewewa Timur. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi kepustakaan yaitu penulis berusaha untuk memperoleh data dan menyimpulkan data berdasarkan literatur yang mendukung masalah penelitian, teknik observasi atau pengamatan langsung yaitu mengumpulkan data-data dengan cara mengamati secara langsung pelaksanaan “Tradisi Belis Dalam Upacara Perkawinan” dan teknik wawancara yaitu teknik yang dilakukan dengan tanya jawab antara penulis dengan informan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Tradisi Belis Dalam Upacara Perkawinan adalah warisan budaya nenek moyang yang harus dipertahankan tetapi dalam pelaksanaan tradisi tersebut saat ini sudah berbeda dan memiliki pengaruh dan perubahan sosial, budaya, ekonomi masyarakat Kecamatan Wewewa Timur sangat besar serta berdampak negatif, dalam kehidupan masyarakat yang telah dibungkus oleh tradisi yang menekan keberadaan belis sebagai penunjang nilai ekonomi dalam menjalankan tradisi tersebut. Tradisi tersebut berfungsi sebagai sarana untuk mempererat hubungan kekerabatan antara klan (kabisu), di Kecamatan Wewewa Timur bukan sebagai suatu proses tawar-menawar secara pribadi antara yang dibelis dan yang membelis.

Kata kunci : Tradisi Belis, Upacara Perkawinan, Perubahan Sosilal, Budaya dan Ekonomi.

(21)

ABSTRACT

Yanuarius Lende Wara. 152008016, 2012. “the tradition of belis in the marriage ceremonial and the social changes, cultural, economical societies in Sumba Barat Daya”. Thesis: Study Program of History Education, Faculty of Teaching and Educational, Satya Wacana Christian University, salatiga ( Ist Counselor: Drs. Tri Widiarto, M.Pd and IIst Counselor : Wahyu Purwiyastuti, S.S, M.Hum).

The purpose of this research is to describe how is the belis tradition in the nuptials and social changes, cultural, economics in society of Sumba Barat Daya especially in East Wewewa village. The technique to collect data is done by technique of literature study, that is the writer trying to derive the data and conclude the data according to the literature that supports the research problems, observing technique or direct observation that is collect the data by directly observing the realization of “belis tradition in nuptials” and interview technique, that is the technique that is done by answering and questioning between the writer and the person who gives the information. The method that is used is Descriptive analysis method.

The result of the research is concluded that belis tradition in the nuptials is the inheritance from great-grandmother that has to defend, but in the realization, the

belis suppose to decrease. The function of that tradition is as the medium to tighten

the relationship between clan (kabisu) in East Wewewa village, not as a bargain process between two sides of belis (giver and receiver).

Referensi

Dokumen terkait

Nilai budaya perkawinan adalah unsur- unsur penting dalam suatu tradisi perkawinan, yang berkaitan dengan dan terdapat dalam prosesi aktifitas perkawinan, baik material

Kepercayaan Religiusitas masyarakat pesisir Desa Aeng Panas pada tradisi petik laut, mereka menganggap tradisi tersebut merupakan warisan dari para nenek moyang mereka yang

TRADISI GANDAI DALAM KONTEKS UPACARA PERKAWINAN PADA MASYARAKAT PEKAL DI KECAMATAN KETAHUN, KABUPATEN BENGKULU UTARA, BENGKULU: DESKRIPSI PERTUNJUKAN, PERUBAHAN, DAN

Penelitiannya akan difokuskan kepada bagaimana pertunjukan tradisi Gandai tersebut dalam konteks upacara perkawinan adat masyarakat Pekal, deskripsi gerak Gandai, musik pengiring,

Benda-benda cagar budaya adalah peninggalan yang paling luhur untuk warisan bangsa, karena mengandung makna nilai dari budaya nenek moyang untuk kenangan

Dengan segala kerendahan hati, skripsi yang mengambil judul “Perubahan Tradisi Sumbang-Menyumbang Dalam Upacara Perkawinan Di RW 03, Kelurahan Giwangan, Kecamatan

Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa makna semiotik sosial yang terkandung pada tradisi lisan baralek gadang pada upacara

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sejak tahun 2010, ketika pelaksanaan Tradisi Pasola masuk dalam agenda tahunan Pemerintah Dinas Pariwisata Sumba Barat