• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Investasi dapat diartikan sebagai komitmen atas sejumlah dana saat ini denga tujuan memperoleh keuntungan di masa akan datang (Tandelilin 2013) Investasi dibagi menjadi dua yaitu real investmen sebagai asset berwujud dan financial invesment sebagai kontrak tertulis. Investasi yang banyak dilakukan adalah financial investmen, financial investmen dapat dilakukan di pasar modal.

Menurut Martalena dan Melinda (2011:12) Pengertian pasar modal menurut Martalena dan Malinda adalah pasar modal terdiri dari kata pasar dan modal, jadi pasar modal dapat didefinisikan sebagai tempat bertemunya permintaan dan penawaran terhadap modal; baik bentuk ekuitas maupun jangka panjang.

Pasar modal mempunyai fungsi dan peran yang besar terhadap perekonomian suatu negara atau pasar modal merupakan salah satu indikator untuk mengetahui tingkat pertumbuhan perekonomian suatu negara. Jika kondisi pasar modal atau bursa saham suatu negara memiliki tingkat kestabilan yang signifikan, maka dapat mengindikasikan bahwa keadaan tingkat ekonomi suatu negara mengalami pertumbuhan, dan sebaliknya jika keadaan suatu bursa saham dalam suatu periode tertentu kurang lebih selama 3 bulan mengalami gejolak penurunan secara terus menerus dan signifikan, maka suatu negara tersebut mengindikasikan sedang mengalami ketidakstabilan ekonomi atau melambatnya pertumbuhan dan perputaran permodalan.

Pasar modal memiliki andil yang besar bagi perekonomian di suatu perusahaan. Perusahaan dapat memiliki sumber dana yang bersifat jangka panjang dan juga sebagai alternatif investasi melalui pasar modal. Pasar

(2)

modal sendiri memiliki manfaat yang besar untuk perusahaan yakni untuk investasi jangka panjang dengan risiko yang dapat diperhitungkan. Kehadiran Pasar Modal telah menjadi suatu alternatif pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan adanya kelebihan yang dimiliki oleh pasar modal, salah satunya adalah biaya yang murah atas dana yang akan didapatkan.

Pasar modal juga merupakan sarana untuk melakukan investasi yang memungkinkan para pemodal (investor) melakukan diversifikasi investasi sesuai dengan risiko dan return yang diharapkan. Dalam pasar modal keputusan pembelanjaan akan semakin bervariasi, sehingga struktur modal perusahaan dapat lebih dioptimalkan. Tujuan pasar modal dalam perekonomian adalah untuk mempercepat proses perluasan keikutsertaan masyarakat dalam kepemilikan saham, pemerataan pendapatan melalui pemerataan keuntungan perusahaan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dana untuk kegiatan produktif.

Pembelian sejumlah saham merupakan salah satu bentuk investasi modal.Saham memberikan keungtungan dalam bentuk capital gain dan dividen, serta nilainya dapat diharapkan meningkat. Investasi pada saham memiliki risiko yang tinggi, sesuai dengan prinsip investasi itu sendiri, yaitu high risk-high return, low risk-low return. Risiko investasi tersebut mengakibatkan investor harus dapat meramalkan kemungkinan pergerakan saham tersebut di masa yang akan datang.

Investasi pada sekuritas juga bersifat likuid (mudah berubah), sehingga penting bagi perusahaan untuk selalu memperhatikan kepentingan para pemegang saham dengan jalan memaksimalkan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi•fungsi keuangan. Hal ini disebabkan laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para penyandang

(3)

dananya juga merupakan elemen penting dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.

Untuk meningkatkan likuiditas perdagangan sahamnya, perusahaan melakukan beberapa cara. Cara atau aktivitas yang akhir-akhir ini banyak dilakukan oleh perusahaan adalah melalui stock split. Secara umum stock split merupakan salah satu kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan go publik untuk menambah atau meningkatkan jumlah saham yang beredar di masyarakat. Aktivitas ini biasa dilakukan ketika harga saham yang dimiliki perusahaan terlalu tinggi sehingga perlu dilakukannya tindakan stock split. Hal ini bertujuan untuk memecah harga saham yang beredar agar tidak terlalu tinggi dan juga menambah jumlah saham yang beredar.

Baker dan Powell (dalam Gapeski, 2011:506), stock split semata – mata merupakan perubahan yang bersifat “kosmetik”. Stock split hanya suatu upaya perusahaan untuk memoles saham milik mereka agar terlihat lebih menarik di mata investor, bahkan hal ini tidak meningkatkan kesejahteraan atau kemakmuran investor. Tindakan stock split akan menimbulkan efek ilusi bagi investor, investor akan merasa seolah-olah menjadi makmur karena memegang saham yang lebih banyak. Stock split sebenarnya tidak menambah nilai ekonomis saham, tetapi aktivitas ini memiliki pengaruh di pasar modal bahwa stock split merupakan alat yang penting untuk meningkatkan likuiditas saham.

Kebijakan melaksanakan stock split dilandasi oleh berbagai tujuan. Fahmi (2015:118) secara umum tujuan suatu perusahaan melakukan stock split adalah untuk menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga tidak memberatkan publik untuk membeli saham tersebut, mempertahankan tingkat likuiditas saham, menarik investor yang berpotensi lebih banyak untuk memiliki saham tersebut, menarik minat investor kecil untuk memiliki saham tersebut, menambah jumlah saham yang beredar, memperkecil resiko yang

(4)

akan terjadi terutama bagi investor dengan harga saham yang rendah, serta menerapkan diversifikasi investasi.

Secara umum para emiten memiliki pendapat bahwa stock split memiliki berbagai macam manfaat diantarannya, harga saham yang lebih rendah sesudah stock split akan meningkatkan daya tarik investor untuk membeli sejumlah saham yang lebih besar, meningkatkan daya tarik investor kecil untuk melakukan investasi, meningkatkan jumlah pemegang saham sehingga pasar akan menjadi likuid, serta sinyal yang positif bagi pasar bahwa kinerja manajemen perusahaan bagus dan memiliki prospek yang bagus.

Alasan perusahaan melakukan stock split adalah untuk menurunkan harga pasar saham-saham perusahaan. Hal ini terjadi apabila perusahaan tidak menghendaki harga pasar yang terlalu tinggi, karena harga saham yang terlalu tinggi dapat mengurangi minat para investor terhadap saham yang dikeluarkan perusahaan yang bersangkutan. Harga pasar yang rendah akan membuat saham perusahaan lebih likuid karena dapat dijangkau oleh seluruh investor (Yusuf,2011:305).

Stock split dianggap sebagai sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menyampaikan prospek masa depan perusahaan yang baik kepada publik. Alasan sinyal ini didukung dengan kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split harus memiliki kinerja baik. Tingkat likuiditas saham merupakan salah satu hal yang akan memperoleh dampak sesudah perusahaan melakukan stock split. Dengan adanya aktivitas stock split diharapkan tingkat likuiditas saham yang ada di suatu perusahaan berbeda dengan sebelum adanya aktivitas stock split.

Likuiditas menunjukkan seberapa cepat asset tersebut dikonversikan menjadi uang kas. Semakin cepat aset tersebut berubah menjadi uang kas maka likuiditasnya juga semakin tinggi (Bachtiar, 2013). Dengan adanya stock split diharapkan likuiditasnya meningkat, karena investor dapat

(5)

membeli saham dengan harga yang relatif rendah tentunya hal tersebut juga akan meningkatkan trading volume activity.

Trading volume activity (TVA) digunakan untuk melihat ada atau tidaknya reaksi pasar terhadap peristiwa tertentu (Moerdiyanto, 2012). Trading volume activity (TVA) digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas suatu saham akibat peristiwa stock split. Stock split ini dilakukan agar tingkat trading volume activity di suatu perusahaan meningkat, karena sesudah adanya stock split ini harga saham menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan agar investor dapat membeli saham dalam jumlah yang banyak, sehingga aktivitas perdagangan saham akan meningkat.

Dampak dari suatu peristiwa yang dilakukan oleh perusahaan terkait kebijakan stock split salah satunya adalah return saham. Dengan adanya aktivitas stock split, maka harga saham akan relatif rendah, hal ini diharapkan agar menarik minat investor untuk membeli saham tersebut, sehingga return yang akan diterima oleh investor pun diharapkan juga akan meningkat karena informasi yang diberikan perusahaan di terima dengan baik oleh investor yang menandakan kondisi pasar efisien. (Jogiyanto, 2017:647).

Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Sedangkan return normal merupakan return yang diharapkan oleh investor, sehingga return tak normal (abnormal return) merupakan selisih antara return yang sesungguhnya terjadi dengan return yang diharapkan oleh investor. (Jogiyanto, 2017:667). Setiap kebijakan yang dilakukan perusahaan terkait kebijakan stock split akan berpotensi mendapatkan abnormal return, karena informasi yang diberikan diharapkan mampu direspon oleh investor dengan cepat.

Keputusan kebijakan stock split dianggap menjadi alat yang penting oleh manajemen perusahaan dalam meningkatkan likuiditas saham, terbukti dengan banyaknya perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang melakukan stock split setiap tahunnya seperti yang tercantum dalam tabel 1.1:

(6)

Tabel 1.0.1 Daftar perusahaan yang melakukan Stock Split tahun 2015-2019

Tahun Jumlah Perusahaan

2015 14 2016 25 2017 4 2018 13 2019 12 Sumber : www.ksei.co.id

Pada tabel 1.1 tercatat pada tahun 2015 sebanyak 14 perusahaan melakukan Stock split, hingga pada tahun 2016 perusahaan yang melakukan stock split angka terbanyak yakni sejumlah 25 perusahaan, dan pada tahun 2017 hanya terdapat 4 perusahaan yang melakukan stock split. Tetapi terjadi peningkatan jumlah perusahaan yang melakukan stock split pada tahun 2018 menjadi 13 perusahaan dan mengalami penurunan lagi pada tahun 2016 sebanyak 12 perusahaan melakukan stock split. Hal ini menjadi suatu fenomena yang tidak sesuai berdasarkan teori bahwa stock split tidak memiliki nilai ekonomis (Jogiyanto, 2017:649), tetapi mengapa banyak perusahaan yang melakukannya?

Penelitian terdahulu mengenai dampak stock split terhadap trading volume activity, return saham, dan abnormal return ada beberapa di antaranya terdapat hasil yang berbeda-beda yaitu penelitian yang dilakukan oleh Tobing dan Pratomo (2018) tentang dampak stock split terhadap harga saham dan trading volume activity yang menghasilkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan pada harga saham penutupan sebelum dan sesudah dilakukannya

(7)

stock split. Trading volume activity juga terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukannya stock split

Sejalan penelitian yang disebutkan sebelumnya penelitian yang dilakukan oleh Paramitha (2013) tentang pengaruh stock split terhadap abnormal return dan trading volume activity dengan studi kasus perusahaan bertumbuh dan tidak bertubuh menghasilkan bahwa ada perbedaan yang signifikan atas peristiwa stock split terhadap abnormal return perusahaan yang bertumbuh dan trading volume activity perusahaan yang tidak bertumbuh, perubahan tidak terjadi pada abnormal return perusahaan yang tidak bertumbuh dan trading volume activity perusahaan yang bertumbuh.

Muhammad Ade Hernoyo (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh stock split announcement terhadap volume perdagangan saham dan return. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stock split tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, abnormal return dan volume perdagangan saham.

Beberapa Penelitian yang telah diungkapkan dapat dilihat masih adanya perbedaan hasil tentang dampak stock split terhadap trading volume activity, return saham dan abnormal return. Inkonsistensi dari beberapa hasil penelitian tentang adanya perbedaan dari setiap variabel antara sebelum dan sesudah aktivitas stock split menunjukkan bahwa masih terdapat research gap dan fenomena gap akibat Stock split. Hal ini menggambarkan bahwa reaksi pasar berbeda-beda ketika pada periode maupun pada objek yang berbeda.

Berdasarkan latar belakang yang telah di sebutkan diatas, maka penliti tertarik melakukan penelitian mengenai “Dampak Stock Split terhadap

Trading Volume Activity, Return Saham, dan Abnormal Return pada

Perusahaan yang Tercatat di BEI Periode 2015-2019”. B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh positif sebelum dan sesudah stock split terhadap TVA periode 2015-2019?

(8)

2. Apakah ada pengaruh positif sebelum dan sesudah stock split terhadap return saham periode 2015-2019?

3. Apakah ada pengaruh positif sebelum dan sesudah stock split terhadap abnormal return periode 2015-2019?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh positif sebelum dan sesudah stock split terhadap TVA periode 2015-2019.

2. Untuk mengetahui adanya pengaruh positif sebelum dan sesudah stock split terhadap return saham periode 2015-2019.

3. Untuk mengetahui adanya pengaruh positif sebelum dan sesudah stock split terhadap abnormal return periode 2015-2019.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan dengan kebijakan stock split. 2. Bagi Investor dan Calon Investor, hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai informasi mengenai dampak perusahaan melakukan stock split terhadap return saham, abnormal return, dan trading volume activity sebagai pertimbangan pengambilan keputusan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya, hasil penelitian dapat menambah khasanah pustaka untuk melakukan penelitian mendalam terkait kebijakan stock split perusahaan.

Gambar

Tabel 1.0.1 Daftar perusahaan  yang melakukan  Stock Split  tahun  2015-2019

Referensi

Dokumen terkait

Adapun saran dari penelitian ini yaitu, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan refrensi untuk menambah bukti empiris pada manajemen keuangan mengenai peran

Abstract — Effect of stirring rate on the formation of silver nanowires (AgNWs) have been successfully synthesized by using polyol process.. The scanning

Dengan judul yang dipilih dalam Skripsi dan dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 ialah “ Analisis Fitokimia Ubi Kayu Aksesi Lokal Bangka pada Umur Panen yang berbeda ” yang

Peningkatan prestasi belajar yang dimaksud penulis di sini adalah merubah atau menambah pengetahuan yang diperoleh siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan

Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta (JOG). Landfilling yang menerima limbah organik, dapat menarik kehadiran burung yang dapat mengganggu kegiatan

Pasal 2 peraturan Menteri Agraria No 9 Tahun 1965 menentukan: “jika penguasaan atas tanah negara yang diberikan kepada departemen-departemen, direktorat-direktorat, dan

Perlunya dukungan dari sosial model terhadap individual model lebih Perlunya dukungan dari sosial model terhadap individual model lebih lanjut Oliver mengatakan

Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu (HPKT) Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura WAR) dengan luas 1.143 ha merupakan habitat berbagai jenis tumbuhan dan satwa yang