K E C A M A T A N G E T A SA N K A B U P A T E N S E M A R A N G T A H U N 2009 / 2010
o jtv jK iro i
Diajukan Guna Memenuhi Syarat untuk Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Agama Islam
Z A E N A L N IM : 11106011
JU R U SA N T A R B IY A H
PR O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M (P A I) SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I (S T A IN )
S A L A T IG A 2010
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Tos. 5C721 Salatiga _____http: www.salatiga.ac.id e-mail: akademikff stain$alatiga.ac.id
P E R SE T U JU A N P E M B IM B IN G
Assaiumuaiaikum Wr. Wb
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara:
Nama : ZAENAL
NIM :11106011
Jurusan : TARBIYAH Program studi : PAI
Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AL QUR’AN HADIST MELALUI METODE CRITICAL VIDEO PADA SISWA KELAS VIII MTS AMAL SHOLEH
KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009/ 2010.
Untuk diajukan dalam Sidang Munaqosah Skripsi. Demikian harap menjadi periksa.
Wassaiamualaikum Wr. Wb.
Salatiga, 12 Agustus 2010 Pembimbing
Website :http//www.salatiga.ac.id, e-mail :akademika@stainsalatiga.ac.id
P E N G E SA H A N K E L U L U SA N
Skripsi Saudara ZAENAL dengan nom or induk m ahasiswa 11106011 yang beijudul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AL QUR'AN HADIST MELALUI METODE CRITICAL VIDEO PADA SISWA KELAS VIII MTs AMAL SHOLEH KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009/2010 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan A gam a Islam Sekolah Tinggi A gam a Islam Negeri (STA IN ) Salatiga pada hari Selasa tanggal 31 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk m em peroleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Salatiga, 31 A gustus 2010
Panitia Ujian
Ketua Sidang ekretaris Sidang
r
DrsTATBahrudin, M.Ag NIP : 1953122 3198203 1 005
Drs. SumarnrrWidiadipa, M.Pd NIP : 1 9 6 9 ^ 0 199403 2 001
http://www.salatiga.ac.id e-mail: akademik@stainsalatiga.ac.id_____
P E R N Y A T A A N K EASLIAN TU L ISA N
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneiiii menyatakan
bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau
pernah diterbitkan. Dem ikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran
orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosyah skripsi.
Dem ikian pernyataan keaslian tulisan ini dibuat oleh peneliti untuk dapat
dimaklumi.
Salatiga, 12 Agustus 20 i 0
Zae 1 N IM .111U 6011
"DENGAN ILMU HIDUP AKAN MENJADI MUDAH.
DENGAN SENI HIDUP AKA N MENJADI INDAH
DENGAN AGAMA HIDUP AKAN MEN JADI
1. JCedua orang tualku yang, telak, memkimking, mendidik., mencurahkan
segala usaha dan d u a n ya dengan ikhlas serta kasih sayang tanpa
mengenal lelah dan kesan demi m asa depan penulis.
2. Untuk Saudara m udaku yang telah memkenikan kantuan dalam
penyusunan sknipsi ini.
3. Untuk kakek-kakek dan nenek-nenekku, terima kasih atas kasih sayangm u.
4. Untuk iT)U)£. dan seseorang yang akan m enjadi teman seja ti ( hence unip)
dalam hidupku.
5. Untuk ketuanya kesan M 3 S CLMCUl S 3 W £ £ 3 t C j£3(L S(l3 yang telak
memkenikan ijin dalam penelitian hingga sknipsi ini d a p a t terselesaikan.
M a ’m u a S e s e tia is lt i, 3 * a /l f o S u m a d i d a n S S u d m itu tlu n S e s e tia
s u a m i le tim a S a s iA a la s S a n lu a a ttg a J
6. Untuk ketuanga kesan JCLUJ) “CC3HDCLS C£3U(Z” yan g telah memkenikan
pelajaran henhanga kepadaku.
7. tRekan Qunu yang telak memkenikan kantuan dalam penyusunan sknipsi ini
dan anak-anak M 3 CDCLStUB USfULM sa y a cintai.
S. U ntuk (Bu Stirin sekeluarga dan LBu C) utik sekeluarga yang telak
memkenikan kantuan dalam penyusunan sk ripsi ini.
9. Untuk teman-teman 3 0 3 CL. dan SLslu ( ‘J u s, M am a, £ isa , U m y, .‘Kam i,
€ny, CB-tnand)
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, atas limpahan rahmat, hidayah,
taufiq dan inayahnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan pada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat yang telah menunjukkan jalan
kebenaran dengan perantara agama Islam.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai
pihak, maka segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Mufiq, M. Phil, S.Ag selaku dosen pembimbing yang dengan penuh
kesabaran telah meluangkan waktunya untuk memberikan
pengarahan serta bimbingan dalam penulisan skripsi ini dari awal
sampai akhir.
3. Keluarga besar MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan yang telah
memberikan izin serta bantuan kepada penulis dalam mengumpulkan
data hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Bapak, Ibu, Adik, dan semua familiku yang selalu memberi motivasi
serta do’a restunya.
5. Rekan-rekan guru MI Gatak, Sugihan yang telah memberikan
bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari dan mengakui bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran penulis haraokandemi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
Salatiga, 12 Agu Pemj
tus 2010
NIM. 11106011
Critical Video Pada Siswa Kelas VIII MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun 2009/2010.
Hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs Amal Sholeh Getasan pada mata pelajaran Al Qur’an Hadist pada awal semester 2 (dua) relatif rendah. Hal ini tercermin dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada pre test termasuk dalam kategori kurang. Berdasarkan masalah tersebut maka penelitian tindakan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa melalui metode critical video pada mata pelajaran Al Qur’an Hadist kelas VIII.
Penggunaan metode critical video dalakukan untuk mengetahui pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Metode pembelajaran merupakan suatu cara penyampaian pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sehingga fungsinya tidak dapat diabaikan. Metode critical video adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan media audio visual dalam penyampaian materi pembelajaran dan mengaplikasikan suasana di luar kelas untuk dibawa ke dalam kelas. Penggunaan media audio visual tersebut ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar, sehingga diharapkan anak-anak mampu mengembangkan daya nalar serta daya rekamya.
Dalam proses belajar mengajar dengan metode ini, siswa disuguhkan suatu video yang telah disesuaikan dengan materi pembelajaran Al Qur’an Hadist yang kemudian mereka dapat merespon melalui kritik-kritik tentang tayangan video tersebut. Karena materi pembelajaran pada mata pelajaran Al Qur’an Hadist berupa bacaan-bacaan Al Qur’an, maka siswa diberikan tayangan video tentang cara membaca ayat-ayat Al Qur’an atau Hadist yang sesuai dengan hukum baca dalam tajwid.
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ini, penelitian yang dilaksanakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan prosedur penelitiannya diawali dengan rancangan, tindakan, observasi, refleksi dan dilaksanakan dalam tiga siklus. Penelitian ini
kemudian dianalisis.
Dari analisis data yang telah terkumpul dapat diambil kesimpulan, antara lain: pertama, pembelajaran Al Qur’an Hadist melalui metode critical video
mampu meningkatkan minat belajar siswa yang terlihat pada hasil rata-rata siswa yaitu pada siklus I sebesar ke siklus 63,3 %, siklus II sebesar 70 % dan siklus III mencapai 79,1 %. Kedua, Pembelajaran Al Qur’an Hadist melalui metode critical video mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil tersebut dapat terlihat dari siklus I sebesar ke siklus 66,7 %, siklus II sebesar 66,7 % dan siklus III mencapai 86,7 %. Ketiga, Pembelajaran Al Qur’an Hadist melalui metode critical video mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Dari hasil rata-rata pre test
yaitu 51, pada pelaksanaan pembelajaran siklus I rata-rata nilainya meningkat menjadi 57,2. Peningkatan juga teijadi pada siklus II dan III yang rata-rata nilainya pada siklus II adalah 64,2 sedangkan siklus III rata-rata nilainya menjadi 70,6.
Dari temuan dan simpulan penelitian di atas dapat diajukan saran-saran sebagai berikut: pertama, guru diharapkan dapat mengembangkan metode mengajar yang sesuai dengan materi pembelajaran agar proses belajar mengajar dapat berlangsung lancar, efektif serta tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kedua, guru adalah pengelola dalam proses belajar mengaja sehingga perlu memperhatikan penggunaan media pembelajaran sebagai alat untuk memusatkan perhatian siswa. Dengan demikian guru dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik. Ketiga, guru diharapkan dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa, karena dua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
HALAMAN JUDUL i
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENG ESA H A N... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv
MOTTO v
PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR ...vii
ABSTRAK ix
DAFTAR ISI xi
B A B I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Hipotesis Penelitian 5
E. Kegunaan Penelitian 5
F. Definisi Operasional 7
G. Metodologi Penelitian 8
H. Sistematika Penulisan 15
B. Proses Pembelajaran ... 23
C. Metode Pembelajaran... 40
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 46
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 51
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ...57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian ... 63
B. Pembahasan 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 81
B. Saran 82
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan Al Qur’an dan Hadits telah dimasukkan dalam kurikulum sistem pendidikan nasional sebagai bentuk penanaman nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyebutkan bahwa materi pendidikan Al Qur’an Hadits bertujuan untuk :
1. Menumbuhkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, pengembangan, pengetahuan, penghayatan, pembiasaan peserta didik tentang Al Qur’an Hadits sehingga menjadi muslim yang terus berkembang keimanannya. 2. Mewujudkan manusia yang taat beragama dan berakhlak mulia.
( T. Ibrahim, Darsono: 2008: 35 )
Untuk mencapai tujuan pembelajaran Al Qur’an Hadits yang telah ditetapkan tersebut diperlukan adanya suatu media dalam pengajarannya. Guru harus mampu memberikan suatu kerangka pengajaran yang dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa agar nilai mata pelajaran Al Qur’an Hadits dapat meningkat.
Praktek pengajaran Al Qur’an Hadits dalam proses belajar mengajar di sekolah harus disesuaikan dengan konteks kehidupan masyarakat agar dapat dipahami oleh peserta didik sesuai dengan kondisi yang ada. Kontekstualisasi dalam pembelajaran tersebut ditujukan kepada peserta didik untuk lebih
memahami kandungan yang tersirat di dalam suatu ayat Al Qur’an maupun Hadits menjadi jelas maknanya.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian dari sumber pesan melalui saluran/ media tertentu ke penerima pesan. Dalam hal ini pesan yang disampaikan oleh seorang guru berupa materi yang telah terencana dari sebuah kurikulum. Berbagai media digunakan oleh guru dengan tujuan agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara dinamis sesuai dengan situasi dan kondisi siswa. Penggunaan media sebagai salah satu strategi dalam pendidikan telah memberikan pengaruh yang besar bagi proses pendidikan karena media pendidikan adalah suatu bagian integral dari proses pendidikan di sekolah. (Oemar Hamalik: 1977: 1).
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan dan dapat membantu mengatasi hambatan yang sampai saat ini masih dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran. Media bisa berupa buku, poster, foto, program kaset audio, film, dan kaset video. Melalui media- media tersebut siswa secara tidak langsung melakukan interaksi sebagai bentuk penerimaan pesan ajaran melalui penglihatan dan pendengaran.
tentang peristiwa yang terjadi di suatu masyarakat. Metode pembelajaran menggunakan video merupakan salah satu dari berbagai metode pembelajaran yang dipilih oleh seorang guru dalam penyampaian materi pelajaran agar siswa mendapatkan pengalaman langsung melalui pembelajaran kontekstualisasi sebagaimana siswa mampu memproses atau mengkontruksi sendiri informasi atau pengetahuan menjadi bermakna sesuai dengan kerangka berpikir siswa.
Dalam proses belajar mengajar metode video menjadi alat pemusat perhatian bagi siswa dengan asumsi bahwa penyampaian pesan menggunakan alat pemusat perhatian, hasil belajar akan meningkat didasarkan atas pemikiran bahwa perhatian yaitu terpusatnya mental terhadap suatu objek. Karena video dapat menyajikan suatu kesan kehidupan di luar kelas, yang mungkin sulit atau tidak mungkin dibawa ke dalam kelas. Dengan demikian video dapat dijadikan sebagai metode belajar.
Berdasarkan asumsi tersebut penulis akan menerapkan metode critical video yaitu suatu metode pembelajaran yang menggunakan media audio visual
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AL QUR’AN HADITS MELALUI METODE CRITICAL VIDEO PADA SISWA KELAS VIII MTS AMAL SHOLEH KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
2010.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah:
1. Apakah metode critical video dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VIII MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits ?
2. Apakah metode critical video dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas Apakah metode critical video dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VIII MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits ?
3. Apakah metode critical video dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas Apakah metode critical video dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VIII MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits ?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Peningkakan minat belajar siswa kelas VIII MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits.
2. Peningkakan motivasi belajar siswa kelas VIII MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits.
3. Peningkakan motivasi belajar siswa kelas VIII MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits.
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
1. Melalui metode critical video dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VIII MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits.
2. Melalui metode critical video dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits.
3. Melalui metode critical video dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits.
E. KEGUNAAN PENELITIAN
1. Kegunaan Teoritik
a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan kaitannya dengan prestasi belajar pada Mata Pelajaran Al Qur’an Hadits Siswa Kelas VIII MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan Tahun Ajaran 2009/2010.
b. Menambah pengetahuan dan wawasan, mengenai penggunaan metode critical video kaitannya dengan prestasi belajar pada Mata Pelajaran Al
Qur’an Hadits Siswa Kelas VIII MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan Tahun Ajaran 2009/2010.
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan penelitian berikutnya pada waktu yang akan datang.
2. Manfaat atau Kegunaan Praktik
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai arti pentingnya penggunaan metode critical video pada Mata Pelajaran Al Qur’an Hadits Siswa Kelas VIII MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan Tahun Ajaran 2009/2010.
F. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menghindari salah penafsiran dalam memahami permasalahan yang ada, maka perlu dijelaskan beberapa istilah berikut i ni :
1. Peningkatan Prestasi belajar
Peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya jenjang atau babak. ( WJS Poerwodarminto: 1999: 103). Tingkat berarti juga kelas atau posisi. Karena mendapat imbuhan pe-an maka maknanya berubah menjadi menuju tingkatan atau kelas selanjutnya.
Prestasi Belajar adalah penguasaan ketrampilan atau pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dalam nilai, tes, atau angka nilai yang diberikan aleh guru. ( Sulistyo Basuki:
1991:3)
Peningkatan prestasi belajar yang dimaksud penulis di sini adalah merubah atau menambah pengetahuan yang diperoleh siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan guru setelah menggunakan metode pembelajaran critical video pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits kelas VIII MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan tahun ajaran 2009/ 2010. 2. Metode critical video
Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikilum. ( Oemar Hamalik: 2003:26)
pembelajaran kemudian siswa memberikan kritik, merespon atau menanggapinya.
G. M ETODOLOGI PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, karena penelitian ini merupakan suatu pengamatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian eksperimen yang dilakukan untuk menguji suatu hipotesis yang dilandasi dengan asumsi yang kuat akan adannya hubungan sebab akibat antara dua variabel. ( Zainal Aqib, 2008: 15).
Menurut Sadikin, dkk ( 2002: 54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu:
1. Penelitian tindakan guru sebagai peneliti 2. Penelitian tindakan kolaborasi
3. Penelitian tindakan simultan terintegratif 4. Penelitian tindakan sosial
Zainal Aqib: 2008: 18). Secara terperinci tahapan-tahapan dalam rancangan penelitian tindakan kelas seperti berikut:
REFLEKSI
TINDAKAN OBSERVASI
REFLEKSI
TINDAKAN OBSERVASI
REFLEKSI
TINDAKAN OBSERVASI
Penjelasan:
a. Rancangan/ rencana aw al: sebelum mengadakan penelitian menyusun rumusan, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk di dalamnya penelitian dan perangkat pembelajaran,
c. Refleksi, peneliti, mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dan tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat/peneliti.
d. Rancangan/rencana yang direvisi berdasarkan hasil releksi dari pengamatan membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi dilakukan dalam tiga putaran pada setiap siklusnya dan masing-masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu bab pokok bahasan yang diakhiri dengan evaluasi di setiap akhir putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan sudah cukup.
2. Lokasi dan Subjek Penelitian a. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan pada kelas VIII MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan yang dalam kondisi pembagian kelas cukup merata dan dalam arti perbandingan kemampuan peserta didik antara kelas relatif sama.
b. Waktu Pelaksanaan
c. Subjek Penelitian
Mengingat penelitian ini mengkaji prestasi belajar dengan memanfaatkan media berupa video pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits, maka penelitian ini menekankan pembelajaran pada peserta didik kelas VIII MTs Amal Sholeh Kecamatan Getasan semester II tahun 2009/2010 yang berjumlah 15 siswa, yaitu dengan mengukur peningkatan minat belajar, motivasi belajar, dan prestasi belajar.
3. Langkah-langkah
Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
a. Persiapan
1) Permohonan ijin kepada Kepala Sekolah MTS Amal Sholeh Kecamatan Getasan
2) Pengamatan dan wawancara
a) Kegiatan pengamatan dilakukan di dalam kelas ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.
b) Kegiatan wawancara dilakukan dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran Al Qur’an Hadits.
b. Pelaksanaan 1) Siklus I
a) Bersama guru mata pelajaran Al Qur’an Hadits peneliti:
(2) Menentukan pokok bahasan (3) Mengembangkan skenario (4) Menyusun LKM
(5) Menyiapkan sumber belajar (6) Mengembangkan format evaluasi
(7) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran
c) Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan LKM d) Melakukan observasi dengan memakai format observasi e) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKM f) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan
g) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario, LKM, dan lain-lain.
h) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.
2) Siklus II
Setelah melakukan evaluasi tindakan I, maka dilakukan tindakan II. Peneliti dan mitra guru bersama-sama mengamati proses belajar mengajar di kelas. Langkah-langkah siklus I:
a) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah
b) Mengembangkan program tindakan II
dan peneliti tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, mencatat semua kelemahan baik ketidaksesuaian antara tindakan dan skenario maupun respon siswa dengan yang diharapkan.
d) Hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan dilakukan, lalu apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja yang harus menjadi perhatian dan tindakan berikutnya.
3) Siklus III
Siklus III ini dilakukan sebagai refleksi dari tindakan II. Penelitian dan mitra guru masih tetap bersama-sama mengamati jalannya proses belajar mengajar di kelas. Langkah-langkah siklus III, yaitu:
a) Pengembangan perangkat pembelajaran b) Merancang skenario pelaksanaan tindakan
c) Mempelajari hasil refleksi tindakan II dan menggunakannya sebagai masukan pada tindakan siklus III
d) Melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan skenario dan hasil refleksi
f) Hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan kamudian menyimpulkan berupa langkah-langkah yang ditempuh setelah penelitian.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipakai untuk mendapatkan data yang akurat adalah sebagai berikut:
a. Butir soal tes atau evaluasi b. Lembar Angket minat c. Rencana pembelajaran 4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a. Mengadakan tes atau evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik melalui pre test dan post test.
b. Melakukan tes terhadap minat peserta didik dengan menggunakan angket minat.
c. Melakukan tes terhadap motivasi peserta didik dengan menggunakan angket motivasi.
d. Pengamatan terhadap rencana pembelajaran 5. Analisis Data
dan guru. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti/penulis mencoba untuk mengatasi kekurangan/kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Hal ini jika ditemukan cara dan strateginya maka diperlukan rencana untuk melaksanakan tindakan atau siklus berikutnya (Arikunto: 2004: 133).
H. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, penjelasan masalah, pokok masalah, tujuan penelitian, hipotesis, metode penelitian, teknik analisis data, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II Kajian pustaka
Kajian pustaka memuat tentang masalah prestasi belajar, Al Qur’an Hadist dan metode critical video.
BAB III Pelaksanaan Penelitian
BAB IV
BAB V
Hasil Penelitian dan pembahasan
Pada bab ini berisi tentang hasil-hasil penelitian Siklus I, II, dan III yang mencakup data pengamatan, refleksi keberhasilan/ kegagalan dan revisi.
Penutup
A. KEDUDUKAN AL QUR’AN HADIST DALAM PENDIDIKAN
Islam memandang pendidikan merupakan faktor yang penting dalam hidup manusia dengan mendasarkan pendidikan pada Al Qur’an dan Hadits nabi sebagai sumber utama. Al-Qur’an adalah wahyu atau firman Allah SWT untuk menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT sedangkan hadits adalah sesuatu yang disandarkan kepada nabi dapat berupa apa-apa yang pernah disabdakan nabi (qauluhu), dilaksanakan nabi (fi’luhu), disetujui nabi (taqriruhu), serta
informasi yang disampaikan para sahabat tentang sifat-sifat nabi (hamiyah). ( Moh Erfan Soebahar, 1999:59)
Pendidikan Al Qur’an dan Hadits bagi kehidupan manusia sangat berperan dalam pembentukan watak dan kepribadian manusia. Maka dari itu, pendidikan Al Qur’an dan Hadits harus ditanamkan sejak dini. Ibnu Khaldun menyatakan bahwa pendidikan Al Qur’an menjadi pondasi dari seluruh kurikulum pendidikan dunia Islam karena Al Qur’an merupakan syiar agama yang mampu menguatkan aqidah dan mengokohkan iman. Ibnu Khaldun berpendapat bahwa Al Qur’an adalah ilmu pertama kali yang harus diajarkan kepada anak, karena mengajarkan Al Qur’an kepada anak termasuk syariat Islam yang dipegang teguh oleh para ahli agama dan dijunjung tinggi oleh setiap negara Islam. ( Abuddin Nata: 1977: 176). Pendapat Abduh yang dikutip
oleh Prof. Dr. H. M Amin Abdullah dkk dalam buku Madzib al-Tafsiri al- Islami bahwa tidak mungkin Al Qur’an itu mengandung suatu ajaran yang
bertentangan dengan hakekat ilmu pengetahuan abad 19 dan 20, maka merupakan keharusan bagi seorang muslim untuk membaca Al Qur’an dengan kedua mata yang terbuka, serta memahaminya dengan akal sehat yang terbebas dari aturan-aturan dan hukum-hukum klasik.( Amin Abdullah, dkk: 2007: 143)
Al Qur’an dibawa oleh Nabi Muhammad SAW berisikan hukum- hukum Islam, norma-norma moralitas serta aturan-aturan universal bagi perbuatan manusia yang dipeijelas dalam hadis nabi. Dalam Al-Qur’an telah dinyatakan:
Artinya : Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat kami
yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan
kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta
mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (QS, Al
Fathir: 29)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT sebagai rasul yang membawa Al Qur’an dan Hadits yang keduannya harus dipelajari dan diamalkan oleh umat manusia.
Islam meletakkan Al Qur’an dan Hadist sebagai sumber utama dalam pendidikan. Al Qur’an telah menjadi saksi bagi nilai utama dari ilmu pengetahuan yang dibuktikan dengan wahyu dari Allah yang pertama turun adalah surat al-Alaq ayat satu sampai dengan lima. Ayat tersebut menyatakan bahwa Islam mengapresiasi terhadap ilmu pengetahuan dan pengenalan tentang hakikat kebenaran dalam kehidupan umat manusia. ( Muh Roqib: 2009: 1).
%\
i
\jL £& cri ^ J \
i
j L i £ pS3
J
j
tSj
\jL
i; # j t f f
\$fc
jaJI
i i i i i j
i; iiii
a i
iijjiiti ijjioi j j
i
S
jj
piJ
„jtf .. - i ' > 4
-^^Lft-su Lo-J
AJJI
jC-~!
j>-
j.
5
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Pada kurikulum di sekolah, khususnya Al Qur’an dan hadis telah dijadikan dalam satu mata pelajaran. Sebenarnya Al Qur’an dan Hadis adalah dua hal yang berbeda, akan tetapi di antara keduannya ada hubungan yang tidak bisa dipisahkan, misalnya dalam penetapan hukum Islam. Adapun tujuan dari pengajaran Al Qur’an dan Hadis adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Pengajaran Al Qur’an
(Mukjizat) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi dan rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, dimulai dari surat Al Fatihah dan diakhiri dengan surat An Nas.(ChabibThoha, dkk: 2004: 24)
Tujuan pengajaran Al Qur’an terutama pada anak didik, menurut Dr. Muhammad Abdul Qadir Ahmad dalam bukunya Thuruqu Ta’limi Al Tarbiyah Al Islamiyah yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia oleh Ibrahim Husein, MA dan kawan-kawannya, adalah mampu mengarah pada:
a. Kemantapan membaca sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan dan menghafal ayat-ayat atau surat-surat yang mudah bagi mereka.
b. Kemampuan memahami kitab Allah secara sempurna, memuaskan akal dan mampu menenangkan jiwa.
c. Kesanggupan menerapkan ajaran Islam dalam menyelesaikan problema hidup sehari-hari.
d. Kemampuan memperbaiki tingkah laku murid melalui metode pengajaran yang tepat.
e. Kemampuan memanifestasikan keindahan retorika dan uslub Al Qur’an.
g. Pembinaan pandidikan Islam berdasarkan sumber-sumbernya yang utama dari Al Qur’an Al Karim. (ChabibThoha, dkk: 2004: 33)
2. Tujuan Pengajaran Hadis
Hadits adalah sesuatu yang disandarkan kepada nabi dapat berupa apa-apa yang pernah disabdakan nabi (qauluhu), dilaksanakan nabi (fi’luhu), disetujui nabi (taqriruhu), serta informasi yang disampaikan para
sahabat tentang sifat-sifat nabi (hamiyah). (ChabibThoha,dkk: 1999: 59) Adapun tujuan pengajaran hadis kepada peserta didik adalah agar peserta didik mengerti ajaran Islam yang berhubungan dengan masalah yang dibicarakan. Jelasnya memberi pengetahuan hadis kepada peserta didik yang mengarah kepada:
a. Kemantapan membaca tanpa salah, sesuai dengan ketentuan membaca huruf Arab dan nash, dan kemampuan menghafalnya dengan mudah. b. Kemampuan memahami isi bacaan dengan sempurna, memuaskan
akal, dan kemampuan memenangkan jiwa.
c. Kemampuan menerapkan ajaran Islam dalam menyelesaikan problema kehidupan sehari-hari.
d. Kemampuan memperbaiki tingkah laku peserta didik melalui metode pengajaran yang tepat.
samping itu, cara dan kemungkinan pengalamannya harus dapat dipahami sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai. ( Chabib Thoha, dkk: 2004: 64)
B. PROSES PEMBELAJARAN 1. Pengertian Belaj ar
Secara Psikologi, Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku.( Slameto: 1991:78). Perubahan yang terjadi ketika belajar berlangsung mempunyai sebuah aspek arahan yang kemudian belajar tersebut menimbulkan suatu perubahan dalam diri seseorang melalui bertambahnya pengalaman- pengalaman baru, membantu untuk maju lebih cepat dan lebih jelas kearah tujuan yang akan dicapai
Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan. (Pasaribu, Simanjuntak: 1982: 76).
2. Prestasi Belajar
Seorang guru harus mengetahui kemampuan siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Tujuannya untuk mengukur prestasi belajar yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar dilaksanakan. Prestasi Belajar adalah penguasaan keterampilan atau pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dalam nilai, tes, atau angka nilai yang diberikan oleh guru. ( Sulistyo Basuki: 1991: 3). Wingkel mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang dicapai oleh seseorang.(Winkel: 1996: 226).
Sedangkan Arif Gunarso mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha- usaha belajar.
Dalam proses pendidikan di sekolah, khususnya prestasi belajar semakin dipermasalahkan, hal tersebut teijadi karena prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak di masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. ( Zainal Arifin: 1998: 3)
Melihat fungsi prestasi belajar di atas, guru diharapkan dapat membimbing siswa agar mencapai prestasi yang tinggi. Untuk mencapai prestasi yang tinggi tidak hanya ditumpukan kepada guru, akan tetapi ada faktor-faktor dari siswa yang sangat berpengaruh. Di antarannya faktor yang terdapat dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar (ekstern),
c) Faktor Intern
Faktor intern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa meliputi:
1) Kecerdasan/ Intelegensi
Menurut William Stem Kecerdasan atau Intelegensi adalah suatu kapasitas yang bersifat umum dari individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang baru atausuatu problem yang dihadapi. ( Eddy Soewardi Kartawidjaja: 1987: 162)
Muhubbin menyatakan bahwa intelegensi adalah ’’semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa akan semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.” (Muhibbin Syah: 1999: 135) 2) Bakat
Bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.( Kartono: 1995: 2)
Bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya dan latihan.
3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/ hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. (Winkel: 1996: 24). Slameto mengungkapkan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang. ( Slameto: 1995: 57)
4) Motivasi
c) Faktor ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, menurut Slameto meliputi keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.
(1) Keadaan Keluarga
Keberhasilan seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh keadaan keluarga. Adanya rasa aman dalam keluarga membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. (Slameto: 1995: 60)
(2) Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar peserta didik, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum. (Slameto: 1995: 60)
(3) Lingkungan Masyarakat
anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak-anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anak pun dapat terpengaruh juga. ( Kartono: 1995: 5)
3. Tinjauan Proses Belajar
a) Prinsip Belajar dan pembelajaran
Seseorang dikatakan belajar apabila teijadi perubahan-perubahan yang menjadikan bertambahnya sesuatu di dalam dirinya.
Belajar berlangsung dengan perubahan-perubahan pada: (1) Penambahan informasi
(2) Mengembangkan atau meningkatkan pengertian (3) Penerimaan sikap-sikap baru
(4) Memperoleh penghargaan baru
(5) Mengerjakan sesuatu dengan apa yang telah dipelajari (A. Sujadi: 1989: 4)
Seseorang dalam melaksanakan proses belajar ditandai dengan bertambahnya pengalaman. Seperti pendapatnya R..M. Thomas yang dikutip oleh Oemar Hamalik bahwa ada tingkatan pengalaman belajar, yakni sebagai berikut:
(1) Pengalaman melalui benda sebenarnya.
Pengalaman yang diperoleh dengan jalan mengalami secara langsung dalam kondisi yang sesungguhnya.
(2) Pengalaman melalui benda-benda pengganti
(3) Pengalaman melalui bahasa
Pengalaman diperoleh melalui membaca bahan-bahan cetakan, seperti: majalah, buku, surat kabar dan lain-lain. (Oemar Hamalik: 1977:45)
Setelah bertambahnya pengalaman seseorang, maka bertambah pula kemampuan yang ada di dalam dirinya. Kemampuan- kemampuan dalam melakukan kegiatan belajar, menurut Gagne ada lima kategori besar dari kemampuan manusia dengan hasil belajar, yaitu:
(1) Informasi verbal (verbal information)
Informasi verbal terdiri dari pernyataan seorang siswa mengenai informasi yang diinginkan.
(2) Ketrampilan intelektual (intellectual skill)
Ketrampilan intelektual berkenaan dengan bagaimana pengetahuan siswa dapat ditampilkan dalam suatu tiindakan tertentu dengan persyaratan yang dimilikinya.
(3) Strategi Kognitif (cognitive strategies)
Semacam ketrampilan intelektual khusus yang berkenaan dengan tingkah laku seseorang tanpa menghiraukan apa yang telah dipelajarinya.
(4) Sikap (attitudes)
(5) Keterampilan motorik (motor skill).
Ketrampilan motorik digunakan seseorang dalam aktifitas motorik seperti mengemudi mobil, memainkan alat musik, magnetik, menari, dan lain-lain. (Nana Sujana: 1989: 158)
Proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. (Asnawir, Basyiruddin Usman: 2002: 13). Sedangkan guru dalam hal ini tugas utamanya adalah mengajar . Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Oleh karenanya guru perlu mempelajari teori dan prinsip- prinsip belajar yang dapat membimbing aktifitas dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Prinsip-prinsip sangat erat kaitannya dengan perhatian, motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung atau berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan, dan penguatan, serta perbedaan individual. (Dimyati, Mujiono: 2002: 42).
Prinsip-prinsip belajar seperti yang telah disetujui oleh ahli pendidikan pada umumnya, disimpulkan Alvin C. Eurich (1962) dari Four Foundation bahwa:
(2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatan)nya sendiri, dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.
(3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement).
(4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti.
(5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasikan untuk belajar; ia akan belajar dan mengingat secara lebih baik. (Ivor K. Davies: 1987: 32)
b) Strategi Belajar Mengajar
Dalam melakukan proses belajar mengajar, guru hendaknya mempunyai strategi khususnya pada saat kegiatan tersebut berlangsung agar tujuan dapat tercapai. Hubungannya dengan belajar mengajar strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang digariskan. Empat strategi belajar mengajar yang dikemukakan oleh Syaiful dan Anwar dalam bukunya adalah sebagai berikut:
(2) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
(3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatanmengajamya.
(4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan umpan balik buat menyempurnakan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan. (Syaiful Bahri Djamal, Anwar Zain: 2002: 5)
c) Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Strategi pengorganisasian pembelajaran, lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu strategi mikro dan strategi makro.
Strategi mikro mengacu pada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu aspek atau prosedur, atau prinsip.
Strategi makro mengacu pada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip. (Hamzah B. Uno: 2006: 18).
d) Strategi Penyampaian Pembelajaran
Sekurang-kurangnya ada (2) dua fungsi dari strategi itu, yaitu menyampaikan isi pembelajaran kepada si belajar dan menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan unjuk kerja (seperti latihan tes). (Hamzah B. Uno: 2006: 19).
Penyampaian pembelajaran erat kaitannya dengan keberhasilan siswa karena mencakup cara-cara seorang guru dalam memilih media sebagai alat penyampaian pembelajaran. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. (Yusufhadi Miarso dkk: 1984: 49)
Menurut John Mekeenley dan Robert Smith yang dikutip oleh Suijadi, ada enam langkah untuk memilih cara dalam proses belajar mengajar, langkah-langkah itu adalah
(1) Menemukan minat atau kebutuhan
(2) Menentukan sebuah atau beberapa topik sebagai penjabaran minat atau kebutuhan itu
(3) Menentukan tujuan yang akan dicapai (4) Meneliti sumber-sumber yang tersedia
(5) Memilih cara atau metode yang tepat untuk mencapai tujuan
e) Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variable metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara si belajar dengan variable metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan,kemajuan belajar siswa, dan motivasi. (Hamzah B. Uno: 2006: 19).
f) Hakekat Proses Belajar
Belajar menurut Gagne sebagaimana dikutip oleh Nana Sujana adalah suatu perubahan tingkah laku manusia atau kemampuan yang dapat dipelihara yang bukan berasal dari proses pertumbuhan. Hal itu ditunjukkan dalam suatu perubahan tingkah laku yang dapat diamati yang terjadi berdasarkan syarat-syarat tertentu yang dapat diamati pula. (Nana Sujana: 1989: 157). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hakekat belajar adalah terjadinya perubahan.
g) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Dalam melakukan proses belajar, ada faktor-faktor psikologis yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut diantarannya:
(1) Intelegensi
konsep-konsep abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
(2) Perhatian
Keaktifan siswa yang dipertinggi, jiwa semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/ hal) atau sekumpulan objek.
(3) Minat
Kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
(4) Bakat
Kemampuan untuk belajar. (5) Motif
Daya penggerak atau pendorong untuk mencapai tujuan. (6) Kematangan
Suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap melaksanakan kecakapan baru. (7) Kesiapan
Kesediaan untuk memberi respon atau berreaksi. (Slameto: 1988: 57)
4. Motivasi Belajar
a) Pengertian Motivasi
dari tiga persoalan yang menyangkut tingkah laku manusia. Yaitu: apa, mengapa, dan bagaimana.
(1) Apa yang diinginkan manusia ? (2) Mengapa ia berbuat demikian ? (3) Bagaimana ia melakukannya ?
Yang dimaksud dengan pertanyaan pertama ialah kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan dan hasil-hasil apa yang ingin dicapai oleh seseorang (tujuan). Pertanyaan kedua berusaha untuk menemukan jawaban sebab apa yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan tertentu (motif). Dan pertanyaan ketiga bermaksud untuk mengetahuio proses-proses apa yang dialami dalam usaha mencapai suatu hasil tertentu. ( Tabrani Rusyan, dkk: 1989: 93 )
b) Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Motivasi dalam belajar sangat diperlukan karena dengan adanya motivasi, hasil belajar akan optimal. Makin tepat motifasi yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. (Sardinian A.M: 2009: 84)
Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi:
(1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
(3) Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan- perbuatan apa yantg harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. (Sardinian A.M: 2009: 85)
c) Jenis- jenis Motivasi dalam belajar
Dalam perkembangannya motivasi ada dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. ( Slameto: 1995: 59)
(1) Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan pekerjaan belajar.
(2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar diri seorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.
d) Hubungan motivasi belajar dan minat belajar
kebutuhan-kebutuhannya sendiri. ( Sardinian: 2009: 76). Akan tetapi antara motivasi belajar dan minat belajar mempunyai ciri-ciri sendiri yang mempengaruhi siswa dalam belajar. Adapun ciri-ciri bahwa siswa memiliki motivasi dalam belajar diantarannya, yaitu:
(1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
(2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar (3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan
(4) Adanya penghargaan dalam belajar
(5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
(6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif. (Hamzah B. Uno: 2007: 23)
Indikator tersebut tidak jauh berbeda dengan indikator yang dikemukakan oleh Brown sebagai berikut:
Minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut: (1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.
(2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau. (3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil.
(4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar. (Sardinian: 2009: 95)
Sedangkan Menurut Bernard, minat timbul tidak secara tiba-tiba/ spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi jelas bahwa soal minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan. Oleh karena itu yang penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. ( Sardinian: 2009: 76). Dari indikator di atas minat siswa dapat dinilai dalam hal:
(1) Kehadiran siswa
(2) Kesiapan siswa mengikuti pelajaran (3) Kesungguhan mengikuti pelajaran
(4) Kemampuan memahami manfaat pembelajaran (5) Kesungguhan melaksanakan tugas
(6) Mau bertanya pada guru tentang materi yang belum jelas (7) Berusaha menjawab pertanyaan dari guru
C. METODE PEMBELAJARAN
1. Pengertian Metode Pembelaj aran
Metode pembelajaran yaitu suatu cara penyampaian pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka fungsi metode pembelajaran tidak dapat diabaikan. Karena metode mengajar tersebut turut menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pembelajaran. (M. Basyiruddin Usman: 2004: 31).
Dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus tepat memilih suatu metode agar pembelajaran dapat dikatakan berhasil. Maka dari itu, harus memperhatikan kriteria-kriteria pemilihan metode pembelajaran, yaitu: a) Sesuai dengan tujuan pelajaran
b) Sesuai dengan waktu, tempat, alat-alat yang tersedia dan dengan tugas guru
c) Sesuai dengan fungsi kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam pelajaran
d) Menarik bagi murid
e) Maksudnya dipahami oleh murid
pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan siswa dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Salah satu metode yang digunakan sekarang ini adalah metode yang berbasis pada pemanfaatan media dalam pembelajaran. Karena media adalah, sarana komunikasi dan interaksi siswa. ( Dewi Salma P, Elvin Siregar: 2004: 7). Ada beberapa media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, salah satunya adalah media audio visual.
2. Metode Critical Video
Penggunaan media audio visual tersebut ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar, sehingga diharapkan anak-anak mampu mengembangkan daya nalar serta daya rekanya. Hasil berbagai penelitian menunjukkan bahwa proses belajar dan mengajar dengan menggunakan sarana audio visual mampu meningkatkan efisiensi pengajaran 20%-50%. (Darwanto: 2007: 101). Ciri-ciri dari media audio visual sebagai berikut:
1. Bersifat linier.
2. Menyajikan visual yang dinamis.
3. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatnya.
4. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak. 5. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan
6. Umumnya berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid rendah. (Azhar Arsad: 1997: 31)
Metode pembelajaran melalui video merupakan salah satu contoh dari media auduo visual. Media video sekarang ini dipergunakan oleh sebagian guru karena alat-alat yang digunakan dalam proses penayangannya sudah tersedia. Tujuan dari metode ini adalah
1) Untuk tuj uan psikomotor
Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh ketrampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini diperjelas, baik dengan cara diperlambat maupun dipercepat. Tujuannya adalah mengajarkan koordinasi antara alat tertentu seperti memanjat, berenang, dan lain-lain. Dengan video siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka mencobakan keterampilan yang menyangkut gerakan tadi. 2) Untuk tujuan afektif
Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi. Video merupakan media yang baik sekali untuk menyampaikan informasi dalam matra afektif. (Ronald H. Anderson:
1987: 105)
menjadi pengganti alam sekitar bahkan dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat.
b) Video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu.
c) Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, video menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya.
d) Video dapat ditunukkan kepada kel;ompok beser atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan.
e) Dengan kemampuan teknik pengambilan gambar, video yang dalam kecepatan normal memakan waktu relatif lama dapat ditampilkan dalam waktu lebih singkat.
Selain video mempunyai keuntungan, dalam prakteknya metode tersebut mempunyai kekurangan. Kekurangan dari media video adalah : 1) Pengadaan video umumnya memerlukan biaya yang mahal dan
waktu yang lama.
2) Pada saat tayangan video dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang
ingin disampaikan m elalui video tersebut.
Jika memperhatikan pada manfaat dari penggunaan media video dalam proses pembelajaran, maka sangatlah berarti karena dapat membangkitkan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar. Meskipun demikian, tidaklah mudah dalam praktek penggunaannya. Seorang guru yang mengajar menggunakan media tersebut dalam proses pembelajaran, harus memperhatikan langkah-langkahnya. Langkah- langkah tersebut adalah
a) Memilih video yang ingin dipertunjukkan kepada siswa.
b) Sebelum dipertunjukkan, guru menyampaikan kepada siswa untuk mengkritisi tayangan video yang akan diputar, dengan meninjau beberapa faktor, antara lain:
• Realisme (dari para pelakunya) • Relevansi
• Saat-saat tak terlupakan
• Penataan isi
• Daya terapannya pada kehidupan sehari-hari. c) Guru memutar video
d) Siswa mendiskusikan tayangan video, yang dapat disebut pojok kritikus.
e) Guru melakukan jajak pendapat dengan siswa (optsional), dengan menggunakan semacam sistem penilaian keseluruhan, semisal:
• Bintang satu sampai lima.
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa 25 Mei 2010. Semester II Tahun Pelajaran 2009/ 2010 selama 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit). Pelaksanaan ini sesuai dengan program semester II mata pelajaran Al Qur’an Hadits Kelas VIII MTs Amal Sholeh Getasan.
2. Tempat Penelitian
Pelaksanaan Penelitian tindakan dilakukan di MTs Amal Sholeh Getasan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Pemilihan tempat didasarkan bahwa guru dihadapkan pada masalah rendahnya hasil belajar peserta didik kelas VIII pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits.
3. SubjekPenelitian
Mengingat penelitian ini mengkaji efektifitas media audio visual berupa video dalam upaya meningkatkan pengetahuan Al Qur’an Hadits, maka yang menjadi subjek penelitian meliputi.
a. Peserta didik kelas VIII MTs Amal Sholeh Getasan semester II tahun pelajaran 2009/ 2010 yang berjumlah 15 siswa, yaitu dengan mengamati aktifitas peserta didik dalam proses pembelajaran tersebut. Aktifi tas dalam proses pembelajaran merupakan indikasi dalam keberhasilan penelitian ini.
b. Guru mata pelajaran Al Qur’an Hadits ( selaku peneliti) yaitu dengan mengamati kemampuan dan ketrampilan guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, terutama dalam melatih dan mengembangkan ketrampilan menggunakan media berupa video pada anak.
c. Proses pembelajaran, yaitu guru mata pelajaran sekaligus sebagai peneliti mengamati proses pembelajaran, khususnya partisipasi peserta didik selama pembelajaran berlangsung.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipakai untuk mendapatkan data yang akurat adalah sebagai berikut:
a. Butir soal tes atau evaluasi b. Lembar angket minat c. Lembar angket motivasi d. Rencana pembelajaran 5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a. Mengadakan tes atau evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik melalui pre test dan post test.
b. Melakukan tes terhadap minat peserta didik dengan menggunakan angket minat.
6. Analisis Data
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini data dianalisis dengan menggunakan refleksi (reflection) yaitu kegiatan mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang teijadi pada siswa, suasana kelas, dan
guru. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti/ penulis mencoba untuk mengatasi kekurangan/ kelemahan yang teijadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Hal ini jika ditemukan cara dan strateginya maka diperlukan rencana untuk melaksanakan tindakan atau siklus berikutnya (Arikunto, 2004: 133).
7. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan tindakan Siklus I ini dilakukan dalam 4 ( empat ) tahap dengan alur: perencanaan ( planning ), implementasi tindakan ( acting ), observasi/ pengamatan ( observing ), dan refleksi ( reflecting ), secara garis besar pelaksanaan / siklus penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a) Perencanaan
1) Mendiaknostik permasalahan yang terjadi sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan sebelum tindakan dimulai dengan jalan memberikan pre test.
3) Menyiapkan format evaluasi dan format observasi pembelajaran b) Implementasi Tindakan
Pada tahap ini guru selaku peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan rerncana pelaksanaan pembelajaran yang telah didesain, antara lain:
1) Kegiatan Awal (5 menit), antara lain:
(i) Melakukan do’a bersama untuk mengawali pembelajaran. (ii) Presensi untuk mengetahui kehadiran peserta didik.
(iii) Apersepsi, guru memberikan pertanyaan sebelum pelajaran inti. 2) Kegiatan Inti (50 menit)
(i) Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan disampaikan.
(ii) Penggunaan metode video dengan menayangkan atau memutar video
(iii) Siswa memperhatikan tayangan video.
(iv) Guru memerintahkan siswa untuk mencatat atau menganalisa hal-hal yang dianggap penting bagi siswa.
(v) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan tayangan yang telah dilihat.
3) Kegiatan Akhir (5 menit)
(i) Guru mengulas dan menyimpulkan materi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
(ii) Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan do’a dan salam.
c) Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi/ pengaamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran, antara lain:
1) Digunakan lembar penilaian oleh guru untuk mengamati prestasi/ hasil belajar siswa pada akhir pembelajaran.
2) Digunakan lembar observasi oleh guru untuk mengetahui minat dan motivasi siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. d) Refleksi
Pada tahap ini dilakukan kegiatan:
siswa belum memenuhi standar tersebut. Dari siswa yang belum mencapai standar ketuntasan minimal disebabkan karena :
1. Proses pembelajaran berlangsung ada siswa yang terlambat masuk kelas.
2. Pada saat guru memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan, siswa kurang memperhatikan.
3. Siswa lebih terfokus kepada tayangan video sedangkan materi yang terkandung didalam tayangan belum dapat direspon secara maksimal oleh siswa.
4. Siswa tidak disiplin dalam mengikuti pembelajaran , terbukti bahwa disaat pembelajaran berlangsung terdapat siswa yang bercanda maupun berbicara sendiri dengan temannya.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
1. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa 1 Juni 2010, Semester II Tahun Pelajaran 2009/ 2010 selama 2 jam pelajaran ( 2 x 3 5 menit). Pelaksanaan ini sesuai dengan program semester II mata pelajaran Al Qur’an Hadits Kelas VIII MTs Amal Sholeh Getasan.
2. Tempat Penelitian
didasarkan bahwa guru dihadapkan pada masalah rendahnya hasil belajar peserta didik kelas VIII pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits.
3. Subjek Penelitian
Mengingat penelitian ini mengkaji efektifitas media audio visual berupa video dalam upaya meningkatkan pengetahuan Al Qur’an Hadits, maka yang menjadi subjek penelitian meliputi.
a. Peserta didik kelas VIII MTs Amal Sholeh Getasan semester II tahun pelajaran 2009/ 2010 yang beijumlah 15 siswa, yaitu dengan mengamati aktifitas peserta didik dalam proses pembelajaran tersebut. Aktifitas dalam proses pembelajaran merupakan indikasi dalam keberhasilan penelitian ini.
b. Guru mata pelajaran Al Qur’an Hadits ( selaku peneliti ) yaitu dengan mengamati kemampuan dan ketrampilan guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, terutama dalam melatih dan mengembangkan ketrampilan menggunakan media berupa video pada anak.
c. Proses pembelajaran, yaitu guru mata pelajaran sekaligus sebagai peneliti mengamati proses pembelajaran, khususnya partisipasi peserta didik selama pembelajaran berlangsung.
4. Instrumen Penelitian
a. Butir soal tes atau evaluasi b. Lembar angket minat
c. Lembar angket motivasi d. Rencana pembelajaran 5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a. Mengadakan tes atau evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik melalui pre test dan post test.
b. Melakukan tes terhadap minat peserta didik dengan menggunakan angket minat.
d. Pengamatan terhadap rencana pembelajaran e. Observasi terhadap kegiatan belajar mengajar 6. Analisis Data
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini data dianalisis dengan menggunakan refleksi (reflection) yaitu kegiatan mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang teijadi pada siswa, suasana kelas,
7. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan tindakan Siklus III ini dilakukan dalam 4 ( em pat) tahap dengan alur: perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting ) , observasi’/pengamatan ( observing), dan refleksi (reflecting).
a) Perencanaan
1) Tes diagnostik yang berfungsi sebagai awal untuk menspesifikasi masalah sesuai hasil analisa data pada siklus I. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran ini disusun dengan mempertimbangkan kekurangan dan kelemahan yang teijadi pada siklus I.
3) Menyiapkan format evaluasi dan format observasi pembelajaran
b) Implementasi Tindakan
Pada tahap ini dilakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran (RPP) didesain sesuai kebutuhan seperti yang didapat dari hasil interpretasi data yang diperoleh pada siklus I. Guru selaku peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah didesain, antara lain:
1) Kegiatan Awal (5 menit), antara lain:
(iii)Apersepsi, guru memberikan pertanyaan sebelum pelajaran inti.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
(i) Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan disampaikan
(ii) Penggunaan metode video dengan menayangkan atau memutar video
(iii) Siswa memperhatikan tayangan video.
(iv) Guru memerintahkan siswa untuk mencatat atau menganalisa hal-hal yang dianggap penting bagi siswa. (v) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan tayangan yang telah dilihat.
(vi) Guru memberikan soal-soal evaluasi tentang materi yang telah disampaikan.
3) Kegiatan Akhir (5 menit)
(i) Guru mengulas dan menyimpulkan materi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
(ii) Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan do’a dan salam.
c) Observasi