• Tidak ada hasil yang ditemukan

JU R U SA N T A R B I Y A H PR O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G ER I SALATIGA 2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "JU R U SA N T A R B I Y A H PR O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G ER I SALATIGA 2006"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TAMPILAN DOSEN DALAM MENGAJAR

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

STAIN SALATIGA PROGDI PAI

ANGKATAN 2003/2004

S K R I P S I

Disusun untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam (S. Pd. I.)

ISM IYATI

NIM :

111

01064

JU R U SA N T A R B I Y A H

PR O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G ER I

(2)

l)rs. Huhroni, M . Pd.

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 9 Junuari 2006

K c p a d a

Yth. K c t u a

STAIN Salatiga d

i-T e m p a t

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi Saudari :

N

a

m

a :

lsmiyati

N I M

:

11101064

Jurusan/Program : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam J u d u l : PENGARUH TA M PILA N DOSEN DALAM

W assalamu’alaikum Wr. Wb.

NIP. 150 269 911

(3)

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

JL Station No. 03 Salatiga * (0298) 23433, 23706 Kode Pos 57021

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudari : ISMIYATI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 01 064 yang berjudul : ’’PENGARUH TAMPILAN DOSEN DALAM MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA STAIN SALATIGA

PROGDI PA1 TAHUN 2003/2004”. Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada h a r i: Sabtu tanggal 29 Muharam 1427 H, yang bertepatan dengan ta n g g a l: 28 Pebruari 2006 M, dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SARJANA dalam Ilmu Tarbiyah.

29 Muharam 1427 H Salatiga, ——--- ---

(4)

MOTTO

OUanusia dituntul mencari ilmu, dengan ilmu akan menambah

wawasan dan penqetahuan. QiPlmu tidak akan bertambah tanpa

diamalkan, sedangkan kesuksesan di antara keduanpa.

(5)

PEKKEMIIAIIAN

Skripsi ini kupcrscmbuhkan :

• Bapak / Ibuku tercinta, terimakasih atas^doa dan kasih sayangnya. • Kakak-kakakku dan adik-adikku yang kusayang.

• Sahabat-sahabatku senasib dan seperjuangan.

• Sahabat-sahabat kost, Fida, Mbak Nikmah, Ika, Tami, Ana dan Janah terimakasih atas dorongannya.

• Mas Aris yang setia membantuku dalam penulisan skripsi,

• Special my friend yang selalu setia menemani dan memotivasi diriku.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai teladan yang telah mengentaskan manusia dari kegelapan dengan pancaran ilmu pengetahuan.

Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada yang terh o rm at:

1. Bapak Drs. Badwan, M. Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Miftahuddin, M. Ag., selaku ketua program PAI.

3. Bapak Drs. Bahroni, M. Pd., selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini. 4. Semua dosen STAIN Salatiga, yang telah memberikan ilmunya kepada

penulis. *

5. Seluruh pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. Teriring doa semoga amal dan perbuatan yang bapak/Ibu berikan kepada penulis menjadi catatan amal kebaikan di sisi Allah. Amin.

Wassulamu ’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 28 Pebruari 2006 P e n u l i s

(7)

s i k o i a i i i i i n

<;<;

i a

<;

a m a i s l a m

(

s t a i n

)

s a l a t k

;

a

Jl. Ionium I'clujar 02 Tclp. (02‘>K) m70<>. liix 32.M.1 \Siilnlij/.u 50721 Wcl) Nile: WWW. Slulti Siiliillgn.m. ul l -miiil: Ailmmislnisi W'Slilili S i i l u l i d

D K I'A IM K M K N A (;A M A

D K K L A U A S I

Disinillahirrahmuniruhim

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan baliwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila dikemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 28 Pebruari 2006 Peneliti

(8)

DAFTAR ISI A. Pengertian Tampilan Dosen dalam Mengajar ... 12

1. Prinsip-Prinsip Mengajar ... 13

2. Metode M en g ajar... / ... 14

3. Kompetensi Mengajar ... 16

4. Macam-Macam Strategi Belajar Mengajar ... 19

B. Pengertian Motivasi Belajar ... 21

1. Komponen M o tiv asi... 22

(9)

3. Fungsi Motivasi ... 24

4. Faktor-Faktor yang Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa ... 26

C. Pengaruh Tampilan Dosen dalam Mcngajar torha - dap Motivasi Belajar Mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI Angkatan 2003/2004 ... 29

B A B III : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ... 30

1. Tinjauan Historis ... 30

2. Letak Geografis ... 34

3. Sarana dan Prasarana ... 35

4. Struktur Organisasi Kemahasiswaan ... 36

5. Organisasi Kemahasiswaan ... 39

B. Penyajian Data ... 43

1. Daftar Responden ... 44

(10)

DA FTA R T A B EL

Halaman TABEL I : NAMA RESPONDEN ... 44 TABEL I I : HASIL ANGKET TAMPILAN DOSEN DALAM

MENGAJAR ... 47 TABEL III: HASIL ANGKET MOTIVASI BELAJAR

MAHASISWA STAIN SALATIGA PROGDI PAI

ANGKATAN 2003/2004 50

TABEL IV : NILAI NOMINASI TAMPILAN DOSEN DALAM MENGAJAR ... 54 TABEL V : PERSENTASE TENTANG TAMPILAN DOSEN

DALAM MENGAJAR ... 58 TABEL VI : DATA TENTANG TAMPILAN DOSEN DALAM

MENGAJAR ... 58 TABEL V II: NILAI NOMINASI MOTIVASI BELAJAR

MAHASISWA STAIN SALATIGA PROGDI PAI

ANGKATAN 2003/2004 65

TABEL V III: PERSENTASE TENTANG MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA STAIN SALATIGA PROGDI PAI

ANGKATAN 2003/2004 68

TABEL IX : DATA TENTANG MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA STAIN SALATIGA PROGDI PAI ANGKATAN 2003/2004 ... :... 69

TABEL X : TABEL KERJA PRODUCT MOMENT

TAMPILAN DOSEN DALAM MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA STAIN SALATIGA PROGDI PAI ANGKATAN

2003/2004 74

TABEL XI : PRODUCT MOMENT ... 78

(11)

BAH 1 PKNDAIIULL'AN

A. Latar Kclakang Masalah

Dalam proses belajar mengajur, seorang guru atau dosen mempunyai hubungim yang sangat oral. Waluupun pengajar tidak dapat berbuat lebih dari mengajur murid-murid, akan tetapi pengajaran yang efektif adalah cukup memberi bimbingan pada para murid (mahasiswa), pelajar perlu diberi stimulasi.

Guru atau dosen adalah seorang benteng pertahanan demokrasi. Anak- anak tidak saja diajar tentang demokrasi, akan tetapi selama mereka di sekolah harus diberi kesempatan untuk mengalami cara-cara hidup yang demokrasi.1 Seorang pengajar mempunyai tanggung jawab yang berat terhadap pendidikan. Tanggung jawab mana bukan terletak pada jumlah jam-jam atau unit-unit pekerjaan yang dapat dilakukan yang biasanya dipakai sebagai ukuran cakap atau tidaknya seseorang guru. Mengajar adalah lebih dari pada kumpulan jumlah perbuatan-perbuatan yang berhubungan dengan ruang kelas, guru atau bulat dalam bidang. Dengan demikian pendidikan harus mampu memanfaatkan potensi yang berupa ketidak pedulian pada sesama dan lingkungannya. Sehingga sebagai seorang dosen sekaligus sebagai figur dalam pendidikan diharapkan mampu memelihara karakteristik diri karena perilaku

'Drs. Z. Kasijan, Psikologi Pendidikan, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1984. him. 31.

(12)

2

dosen akan menjadi cerminan bagi proses pembentukan sikap siswa dalam belajar.

Dalam dunia pendidikan dosen menempati posisi yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena tugas dosen dalam masyarakat mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki masyarakat. Maka keberadaan para pengajar dapat mendidik mereka mencapai kehidupan yang sempuma, dan untuk itu diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari setiap mahasiswa untuk meningkatkan cara belajamya sehingga mendapatkan hasil yang optimal.

Lingkungan kampus sangat menentukan keberhasilan mahasiswa dalam melaksanakan dan menyelesaikan pembelajaran, hasil yang kurang memuaskan dari setiap evaluasi belajar kemungkinan besar dipengaruhi oleh dosen dan mahasiswa itu sendiri. Untuk dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, dosen harus dapat mengarahkan, membimbing, menimbulkan motivasi, membantu dalam mengembangkan sikap yang baik dan selalu memperbaiki teknik dalam mengajar serta mengusahakan terbentuknya pribadi-pribadi yang kuat.2 Selain itu juga seorang dosen harus mencerminkan sikap-sikap terpuji, profesional dan patut diteladani. Adanya penurunan motivasi belajar mahasiswa ditandai dengan mahasiswa lebih suka mencatat dari pada memperhatikan, malas, sehingga kalau ditanya kcsulitan menjawab dan kalau disuruh bertanya jarang sekali ada yang bertanya, belajar tidak pemah optimal dan sebagainya.

(13)

3

Oleh karena itu, seorang pengajar harus memiliki performansi mengajar yang baik untuk memacu motivasi mahasiswa dalam belajar. Melihat kenyataan demikian, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian "PENGARUH TAMPILAN DOSEN DALAM MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA STAIN SALATIGA PROGDI PA I ANGKATAN 2003/2004".

B. Pcnegasan Istilah

Untuk mcmperjelas dan mempertegas judul di atas, penulis perlu menjelaskan arti-arti istilah tersebut:

1. Pcngaruh yaitu sesuatu yang diberikan atau diperoleh dari suatu pihak kepada pihak lain sehingga dapat mengubah tindakan.

2. Tampilan yaitu berasal dari kata tampil yang berarti melangkah maju (ke muka, ke depan).3 Jadi yang penulis maksud disini adalah penampilan dalam mengajar yang meliputi aspek tujuan, aspek perkembangan, sikap, aspek teknik, aspek pribadi dan kcmpetensi mengajar yang semuanya terjadi dalam proses belajar mengajar.

3. Dosen adalah pengajar di perguruan tinggi. Ada dosen tctap dan dosen tidak tetap, atau dosen biasa dan dosen luar biasa. 4

4. Mengajar memiliki arti yang sangat komplek dan beraneka macam sesuai dcngan kemajuan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan. Menurut

3W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta him. 750

4Prof. Dr. R. Soegarda Pocrbakawatja, H.A.H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta, 1982, him. 83

(14)

4

Tabrani Rusyan dan kawan-kawan dalam bukunya mengemukakan arti mengajar sebagai berikut:

a. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa.

b. Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberikan kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Sasaran akhir dari proses pengajaran adalah siswa belajar.5

Jadi mengajar adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan, memberi perangsang, bimbingan serta arahan kepada siswa agar terjadi proses belajar.

5. Motivasi adalah berasal dari kata motif yang berarti sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melaksanakan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai penggerak dari dalam dan luar subjek untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai tujuan, bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiap-siagaan). Berawal dari kata motif itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.6

y

sDrs. A. Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1989, him. 26.

(15)

(>. Dclujttr

Mcmirut llilgurd, belajar adalah proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja yang kemudian menimbulkan perubahan yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.7

Selanjutnya untuk melengkapi penegasan istilah dari variabel yang digunakan dalam judul penelitian ini, diuraikan pula indikator-indikator dari variabel tersebut sebagaimana berikut in i:

1. Tampilan dosen dalam mengajar dengan indikator sebagai berikut: - Mengarahkan dan membimbing

- Menimbulkan motivasi

- Membantu mengembangkan sikap yang baik - Profesional dalam mengajar .

- Mengusahakan terbentuknya pribadi yang kuat - Patut diteladani

2. Motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004, dengan indikator sebagai berikut:

- Raj in membuat catatan

- Mengikuti pelajaran dengan aktif

- Memanfaatkan waktu senggang atau luang untuk belajar

(16)

Mempelajari kembali pelajaran yang baru diterima Bersungguh-sungguh dalam menjelaskan tugas dari dosen Bersikap kritis dalam menerima pelajaran.

6

C. Rumusan Masalah

Dra. Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa permasalahan yang paling baik apabila masalah itu datang dari dirinya sendiri, karena didorong dari kebutuhan memperoleh jawabannya.* Sehingga dalam penelitian ini pcnulis merumuskan suatu masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana tampilan dosen dalam mengajar pada mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004 ?

2. Sejauhmana tingkat motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004 ?

3. Adakah pengaruh tampilan dosen dalam mengajar terhadap motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004?

D. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian dilaksanakan tentu ada tujuan yang hendak dicapai. Dalam penelitian ini penulis merumuskan tujuan penelitian dengan rumusan sebagai berikut:

I. Untuk mengetahui tampilan dosen dalam mengajar pada mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004.

(17)

7

2. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh tampilan dosen mengajar terhadap motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah kesimpulan pertama atau proporsi tentang hubungan dua variabel atau lebih. Hipotesis mempunyai jawaban sementara terhadap penelitian yang masih perlu diuji kebenarannya.9 Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah : "Ada pengaruh positif antara tampilan dosen dalam mengajar terhadap motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004". Artinya semakin baik tampilan dosen dalam mengajar, maka semakin baik pula motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004.

F. Metode Penelitian

Untuk membantu dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil beberapa metode untuk dijadikan landasan dalam pengumpulan data yang dibutuhkan, yakni :

(18)

8

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.10 * Sedangkan sampel adalah sebagian dari pada populasi yang diteliti." Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004.

Teknik pengambilan sampel penulis menggunakan random sampling, yaitu seluruh mahasiswa menjadi sampel. Dalam populasi dan sampel apabila subjeknya kurang dari 100 orang dapat dilakukan semuanya. Selanjutnya jika subjeknya banyak / besar dapat dilakukan 10 - 15 % atau 20 - 25 % bahkan lebih.12 Karena jumlah populasi ada 50 mahasiswa berarti jumlah sampel yang diambil adalah seluruh jumlah populasi. Jadi penelitian ini adalah penelitian populasi.

2. Metode Pengumpulan data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, ditempuh beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Angket

Adalah alat untuk mengumpulkan data yang berisi sejumlah pertanyaan untuk mengungkapkan pendapat, aspirasi, dan sikap seseorang atau kelompok.13 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang tampilan mengajar dosen dan motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004.

l0Suharsimi Arikunto, op.cil., him. 115.

" ib id , him. 117.

n !bid., him. 120.

(19)

9

b. Dokumentasi

Adalah metode yang digunkan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya. 14 Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data mengenai keadaan sekolah dengan mengambil dari dokumen yang tersedia.

I

G. Teknik Analisis Data

Sehubungan dengan penelitian ini dan setelah data terkumpul, maka penulis menggunakan teknik analisis sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui teknik frekuensi dari masing-masing variabel penulis menggunakan teknik analisis persentase frekuensi penyajian tabel dengan rumus sebagai berikut:

P = — x 100% N

Keterangan : ' *

P : Persentase F : Frekuensi

N : Jumlah subjek yang digunakan / jumlah sampel

2. Untuk mengetahui korelasi antara dua variabel dengan menggunakan korelasi produk moment, yaitu :

(20)

10

: Koefisiensi korelasi antara x dan y : Jumlah variabel x

: jumlah variabel y : Kuadrat dari variabel x : Kuadrat dari variabel y : Product dari variabel x dan y : Jumlah individu yang diteliti

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam penulisan ini penulis akan membahas masalah-masalah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, sebelumnya penulis sajikan sistematika penulisan skripsi yang terdiri dari lima bab, yaitu :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis mengemukakan Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II : LANDASAN TEORI

(21)

11

Sedang tentang motivasi belajar meliputi komponen motivasi, macam-macam motivasi belajar, fungsi motivasi belajar dan faktor-faktor yang menumbuhkan belajar siswa.

Dan selanjutnya tentang pengaruh tampilan dosen dalam mengajar terhadap motivasi belajar mahasiswa S TAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004 yang mencakup : pentingnya tampilan dan pengaruh tampilan dosen dalam mengajar terhadap motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004.

BAB 111 : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Laporan hasil penelitian berisikan seluruh hasil penelitian yang meliputi gambaran umum Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga yang mencakup tinjauan historis, letak geografis, sarana dan prasarana, dan struktur oraganisasi. Dan juga tentang data responden yang berisikan hasil nilai angket mahasiswa tentang tampilan dosen dalam mengajar dengan motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI angkatan 2003/2004.

BAB IV : ANALISIS DATA

Pada bab ini dibahas tentang pengolahan data dan interpretasi data.

BAB V : PENUTUP

(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Tampilan Dosen dalam Mengajar

Tampilan berasal dari kata daSar tampil yang mendapat akhiran an,

berarti melangkah maju, menampakkan diri. 1 Sedangkan tampilan adalah

hasil dari apa yang dilaksanakan sebagai pertunjukkan atau tontonan.

Jadi, yang penulis maksud di sini adalah tampilan seorang dosen dalam mengajar yang merupakan hasil dari pelaksanaan mengajar dan terjadi dalam proses belajar mengajar yang berkaitan dengan cara penyampaian, menjelaskan bahan ajar, dan melatih mahasiswa untuk mencapai tujuan pengajaran, menciptakan situasi interaksi antara dosen dan mahasiswa, sehingga mahasiswa belajar dengan nyaman.

Dalam hal inidosen sebagai tenaga yang profesional yang befungsi untuk mendidik anak, memberi pengajaran berupa ilmu pengetahuan baik teori maupun praktek dan dalam Undang Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 45 disebutkan bahwa; Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasm ani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.2

1W. J. S. Poerwodarminto, Kamus B esar B ahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, him.

2Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan

(23)

13

Yang dimaksud sehat jasmani dan rohani adalah kondisi kesehatan fisikdan mental yang memungkinkandosen dapat melaksanakan tugas dengan baik.

Selain itu, dalam tampilan mengajar terdapat juga prinsip-prinsip mengajar, metode mengajar, tujuan mengajar, serta kompetensi mengajar yang semua itu akan membantu dosen dalam mencapai tujuan pengajaran yang baik.

Mengajar merupakan tindakan yang dilakukan oleh seorang dosen kepada mahasiswa di mana tindakan itu adalah menyampaikan ilmu pengetahuan, menanamkan sikap, nilai-nilai, pengetahuan dan memiliki ketrampilan serta membimbing ke arah yang lebih baik atau setidaknya

mahasiswa pola belajamya berhasil.3

1. Prinsip-prinsip Mengajar

Dosen dalam melaksanakan proses belajar agar memiliki tampilan mengajar yang baik, maka harus menguasai dan mepiahami prinsip-prinsip mengajar. Adapun prinsip-prinsip mengajar tersebut adalah sebagai b e rik u t:

a. Apersepsi

Apersepsi bertitik tolak dari kesan mental states atau kesan- kesan atau sensasi-sensasi. Pengalaman-pengalaman appersepsi mengajar tersebut merupakan integrasi dari tiga unsur b e rik u t:

(24)

14

1) Kesan-kesan terdahulu.

2) Bayangan atau tanggapan terdahulu yang telah berasosiasi. 3) Senang dan tak senang. *

keseluruhan pengalaman ini disebut persepsi. 4

Pengajaran akan lebih efektif bila dosen pandai menggunakan bahan apersepsi dalam proses belajar mengajar. Dengan apersepsi, interaksi antara dosen dan mahasiswa akan harmonis dan keduanya saling membutuhkan untuk memuaskan rasa ingin tahu dari penjelasan yang disampaikan oleh dosen.

b. Motivasi

Di sini penulis hanya akan mengulas mengenai pengertian motivasi yang merupakan bagian dari prinsip-prinsip mengajar. Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan pada uraian selanjutnya.

Motivasi adalah dorongan yang tumbuh karena tingkah

laku dan kegiatan manusia. 5 Tingkah laku dan kegiatan manusia

bukanlah suatu tingkah laku yang terjadi begitu saja melainkan karena adanya faktor-faktor yang mendorongnya. Adanya prinsip motivasi ini dosen mampu memahami keinginan mahasiswa dan senantiasa memberi motivasi karena hal itu akan membantu

4A. Tabrani Rusyan, Atang Kusainan dan Zaenal Arifin, Pendekatan dalam P roses,

Belajar M engajar Remaja Rosda Karya, Bandung, 1989, him. 90

(25)

15

untuk mengembangkan diri, baik sebagai makhluk pribadi maupun sosial.

2. Metode Mengajar

Metode mengajar adalah alat yang merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar

m engajar.6

Ada beberapa metode mengajar antara lain : a. Metode ceramah

Metode ceramah adalah penyampaian bahan pelajaran

dengan komukasi lisa n .7

Dalam metode ini dosen akan menguraikan dan menjelaskan materi yang kadang-kadang diselingi dengan memberi pertanyaan kepada mahasiswa, kemudian melanjutkan kembali penjelasan-penjelasan materi.

b. Metode diskusi

Suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai altem atif pemecahan, masalah.

6Drs. JJ Hasibuan, DIP., Ed., P roses Belajar M engajar, Remaja Karya, Bandung, 1988,

him. 3

(26)

}

Metode ini kedudukan siswa sebagai penanya dan yang menjawab, sedangkan dosen sebagai pengarah, pembimbing dan atau membantu dalam merumuskan pendapat.

c. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan memperlihatkan atau mempertunjukkan sesuatu

proses dan hasil proses itu untuk mencapai tujuan pengajaran.8

Metode ini memberikan latihan dan ketrampilan serta memudahkan dalam memberikan penjelasan,karene anak didik secara langsung melihat apa yang dijelaskan oleh pengajar.

d. Metode eksperimen

Di mana metode ini mahasiswa melakukan uji cobanya tentang apa yang telah dijelaskan dalam proses belajar mengajar dan dosen sebagai pemandunya. Eksperimen sama artinya dengan percobaan-percobaan untuk mengetahui faktor-faktor tertentu terhadap sesuatu. Contoh : bagaimanakah pengaruh pupuk terhadap tanaman tertentu, bagaimanakah pengaruh metode belajar terhadap hasil belajar.

e. Metode keija kelompok

Adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran di mana guru menyuruh pelajar mengeijakan tugas tertentu untuk mencapai

16

(27)

17

f

tujuan pengajaran. 9 Kerja kelompok ini berdasarkan pada

pandangan bahwa anak didik merupakan satu kesatuan yang dapat dikelompokan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai tujuan pengajaran, dapat dilihat dari umur, kemampuan siswa, fasilitas, media yang ada dan sebagainya.

3. Kompetensi Mengajar

Dengan diilhami pendapat A. S. Lardizabal, sebagaimana dikutip oleh A. Samana, macam kompetensi mengajar yang perlu dimiliki oleh dosen (guru) adalah :

a. Kompetensi kepribadian dan sosial, dengan ciri-ciri sebagai b erik u t:

1) Guru menghayati serta mengamalkan nilai luhur tersebut (termasuk nilai moral, dan iman). Pengalaman nilai luhur tersebut dalam situasi tahu, mau dan berbuat nyata.

2) Guru hendaknya bertindak jujur dan bertanggung jawab, kejujuran dan kesediaan bertanggung jaw ab atas segala tindak keguruan tersebut merupakan pengakuan atas berbagai keterbatasannya yang perlu dibenahi atau diperbaiki terus menerus.

3) Guru mampu berperan sebagai pemimpin, baik di dalam sekolah mauptm di luar sekolah.

(28)

r

4) Guru bersikap bersahabat dan mampu berkomunikasi, bekerja sama dengan siapapun demi tujuan yang baik.

5) Guru mampu berperan serta aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya masyarakat. Budaya masyarakat selalu digerakkan oleh sistem nilai tertentu.

6) Dalam persahabatan dan kerja sama dengan siapapun, guru hendaknya tidak kehilangan prinsip serta nilai hidup luhur yang diyakininya, juga dituntut mampu menghargai pribadi lain secara tulus yang berbeda dengan dirinya.

7) Guru bersedia ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial, baik dalam lingkup kesejawatannya maupun di luar kesejawatannya.

8) Guru hendaknya bermental sehat dan stabil. Ciri orang yang bermental sehat dan stabil antara lain, realistis, mengenali diri, serta potensinya, sadar akan kelebihan dan kelemahannya, dan ulet mendayagunakan seluruh kemampuannya untuk kebaikan diri serta karimya.

9) Guru tampil secara pantas dan necis (dalam tata cara bertindak, bertutur kata, berpakaian, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya).

10) Guru mampu berbuat kreatif dengan penuh perhitungan. Tugas keguruan tidak dapat dipolakan secara mekanik, eksak, dan dengan resep tunggaj.

(29)

19

11) Dalam keseluruhan relasi sosial dan profesional guru hendaknya mampu bertindak tepat waktu dalam janji serta penyelesaian tugas-tugasnya. Guru dituntut mampu mengelola waktunya secara rasional dan disiplin.

12) Guru diharap mampu menggunakan waktunya secara bijaksana dan produktif.

b. Kompetensi dasar

1) Guru dituntut menguasai bahan ajar.

Bahan ajar adalah media pencapaian tujun pengajaran, pendalaman bahan ajar memiliki kemungkinan banyak dalam pembentukan diri siswa. Guru hendaknya menguasai bahan ajar wajib (pokok), bahan ajar penunjang dan bahan ajar pengayaan secara mendalam, berpola (berstruktur) dan fungsional.

(30)

20

3) Guru mampu mengelola kelas yang kondusif untuk belajar siswa. Guru mampu menciptakan situasi sosial kelas yang kondusif untuk belajar secara efektif-efisien.

4) Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran. Media pengajaran adalah alat penyalur pesan pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung (rekaman). Sumber pengajaran adalah acuan dalam menjabarkan serta mengorganisasikan bahan ajar yang dilakukan oleh guru. 5) Guru menguasai landasan-landasan kependidikan. Yang

tergolong kajian landasan kependidikan adalah : ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, adminsitrasi pendidikan, bimbingan konseling dan filsafat pendidikan.

6) Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar. Pengajaran dapat disebut pembelajaran siswa.

7) Guru mampu mengelola penilaian hasil belajar siswa demi kepentingan pembelajaran siswa. Penilaian hasil belajar adalah bagian integral dari sistem pengajaran.

8) Guru mengenal fungsi bimbingan dan konseling, serta mampu berperan serta di dalamnya.

(31)

21

pengertian administrasi secara luas (yaitu pengelolaan) dan pengertian administrasi secara sempit (yaitu : ketata usahaan). 10) Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan

mampu melaksanakan atau mentafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan pengajaran.

4. Macam-macam Strategi Belajar Mengajar

a. Dari segi pengaturan guru dan siswa.

1) Pengaturan guru : seorang guru dan tim guru.

2) Pengaturan siswa : kelompok kelas, kelompok kecil dan perorangan.

3) Pengaturan hubungan guru-siswa ; tatap muka dan melalui media (cetak atau audiovisual)

b. Dari segi struktur peristiwa belajar mengajar

1) Tertutup artinya relatif ketat mengikuti persiapan guru.

2) Terbuka artinya selama kegiatan guru, siswa berlangsung dikembangkan tujuan, bahan dan prosedur kegiatan.

c. Dari segi peranan guru dan siswa dalam mengolah pesan (bahan pelajaran)

1) Bahan diolah tuntas oleh guru dan disajikan kepada siswa disebut ekspositorik.

(32)

22

a. Penemuan (discovery), artinya siswa menemukan sendiri prinsip atau hubungan yang sebelumnya tidak ia ketahui, sebagai akibat dari pengalaman belajamya yang diatur oleh guru secara seksama.

b. Inkuiri (inquiry) artinya struktur peristiwa belajar sepenuhnya bersifat terbuka, siswa dilepas untuk menemukan dan mengakomodasikanya dengan apa yang sudah ia kuasai sebelumnya.

d. Dari segi proses pengolahan pesan (bahan pelajaran)

Proses pengolahan pesan mengikuti pola-pola penalaran. Ada dua m acam :

1) Proses deduktif artinya pengolahan bahan pelajaran dengan menggunakan prinsip atau dalil atau hukum yang sudah diketahui sebelumnya untuk menemukan kasus.

2) Proses induktif, artinya proses pengolahan pesan dengan mencermati kasus-kasus* khusus, menemukan hubungan dan menarik keismpulan umum (generalisasi).

e. Dari segi tujuan belajar

(33)

21

B. I'cngertian Motivasi Belajar

Motivusi udaluh kecenderungun orgunisme melakukan sualu sikap utuu pcrilaku yang dipenguruhi oleh kchutuhan clan diaruhkan kepada tujuan

teratur yang tclah direncana. 10

Dari pcngortiun di alas motivasi bclajar bcrarti keseluruhun daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajaryang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah yang baik agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud. Sebagaimana ditunjukan

dalain hadist n a b i:

’’Sesungguhnya semua amalan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi seseorang adalah tergantung dari apa yang ia niatkan”. 11

Motivasi merupakan suatu pendorong dalam melakukan aktivitas guna mencapai tujuan. Seorang siswa yang memiliki intelegensi tinggi, boleh jadi gagal, karena kurangnya motivasi. Hasil belajar itu akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Dengan ini tugas seorang pengajar adalah mendorong siswa agar dapat mendorong dan memiliki motivasi belajar dalam dirinya.

l0Dali Gulo, Kamus Psikologi, Penerbit Tonis, Bandung, 1982, him. 168

"jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Ali Sutyathi, Sunan N asa'i, A l M ajalatuts

(34)

24

Guru merupakan penggerak belajar para siswa. Ia harus menyusun suatu rencana tentang cara-cara melakukan tindakan serta mengumpulkan bahan-bahan yang dapat membangkitkan serta mendorong para siswa agar mereka terus melakukan usaha-usaha yang efektif untuk mencapai tujuan belajar.

Dari uraian tersebut jelaslah bahwa motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta merubah tingkah laku.

1. Komponen Motivasi

Motivasi memiliki dua komponen, yaitu :

a. Inner component (komponen dalam) ialah perubahan dalam diri seseorang, keadaannya merasa tidak puas dan terjadi ketegangan psikologi. Dalam komponen ini berhubungan dengan kebutuhan, perbuatan, kelakuan, tujuan, dan kepuasan yang telah memberikan kepuasan terdapat hubungan dan kaitan yang kaut. Kelakuan yang telah memberikan kepuasan akan cenderung diulang kembali, sehingga perbuatan menjadi lebih kaut, dan lebih mantap.

b. Outer component (komponen luar) ialah apa yang diinginkan

seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya. l2Komponen ini

mendomg seseorang melakukan sesuatu tindakan yang menginginkan ada perubahan dalam dirinya demi tujuan yang ingin

i::Drs. M. Ngalim Purwanto, M. Pd., P sikologi Pendidikan, Remaja Rosda Karya,

(35)

25

dicapai dan komponen ini ada rangsangan dari luar yang dapat mendorongnya untuk bertindak.

2. Macam-macam Motivasi Belajar

Pada dasamya motivasi belajar dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain :

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

1) Motivasi oleh bawaan yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir, jadi tanpa dipelajari, seperti dorongan untuk makan, minum, bekerja, dorongan seksual, dorongan bergerak dan beristirahat. M otif-motif ini sering juga disebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis, artinya dalam warisan biologis manusia.

2) Motivasi yang dipelajari yaitu motivasi yang timbulnya karena dipelajari, contohnya, dorongan belajar dan mengajar suatu cabang ilmu pengetahuan.

b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Wood Worth dan Margius. 1) M otif atau kebutuhan organis, meliputi kebutuhan untuk

minum, makan bemafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk istirahat.

2) M otif-m otif darurat, yang termasuk dengan jenis m otif ini antara lain dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, dan untuk memburu.

(36)

26

menaruh minat, motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia secara efektif.

c. . Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refleks, instink otomatis, nafsu, sedangkan yang termausk motivasi ruhaniyah, yaitu keimanan.

d. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik 1) Motivasi instrinsik

Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan. Contoh : seorang yang sedang membaca, tidak usaha ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah raj in mencari buku- buku untuk dibacanya.

2) Motivasi ekstrinsik

Yang dimaksud motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Contoh : seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapat nilai baik, sehingga akan

dipuji temannya atau pacamya. 13

i:>Sardiman, Interaksi dan M otivasi B elajar M engajar, Rajawali Pers, Jakarta, 1992, him.

(37)

27

3. Fungs! Motivusi

Motivusi yang baik dalam bclajar akan mcnunjukkun hasil yang buik pula, ilasil bclajar akan dapul dicapai bila ada motivusi dalam mclaksanakannya. Mai ini sesuai dcngan pcndapat Tabrani Rusyan, yaitu ’’Motivusi memberikan semangat terhadap seorang peserta didik dalam kcgiatan bclajamya, olch karcna itu motivasi menjadi pcndukung yang sangat penting dalam belajar”. 14

Semangat atau gairah belajar anak, tidak akan ada tanpa didukung adanya motivasi. Motiivasi akan selalu menentukan usaha belajar anak.

Ngalim Purwanto membagi fungsi motivasi dalam 3 bagian, y a itu :

a. Motivasi itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. M otif itu sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.

b. Motivasi menentukan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita.

c. Motivasi berfungsi menyeleksi perbuatan kita, artinya menentukan mana perbuatan yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak

bermanfaat bagi tujuan itu. 15

14A. Tarbrani Rusyan, Atang Kusainan dan Zaenal Arifin, Pendekatan dalam P roses

B elajar M engajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1980, him. 96

(38)

28

4. Faktor-faktor yang Menumbuhkan Motivasi Belajar Mahasiswa

Motivasi merupakan faktor yang dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif dalam mengarahkan dan memelihara ketekunan untuk melakukan kegiatan belajar.

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan b e la ja r:

a. Memberi angka

••• ..* !* * * • (»>

Angka dalam hal ini sebagai simbul dari nilai kegiatan belajamya. Banyak siswa belajar yang utama justru untuk mencapai angka, nilai yang baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai raport angkanya baik- baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.

b. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekeijaan tersebut.

c. Saingan / Kompetisi

(39)

cl. I {go / In v n lv c m c u

M e n u m b u h kn n kesndarnn kcpada sisw a agar m erasii

p cn tin g n y a tugas dan m c n e rim a n y a scbagai tantangan schingga

bekcrju kerns dcngan m e m p e rla lin n ka n lu irga d ir l, a d a la li salali salu

bcntuk m o tiv a s i y a n g c u k u p p cn tin g .

c. M c m b c ri ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan adanya ulangan. Olch karcna itu mcmbcri ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.

f. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

g. Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.

h. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

i. Hasrat untuk belajar

(40)

30

dengan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar. Sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat, motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.

j. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai karena rasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terns belajar.

C. Pcngaruh Tampilan Dosen dalam Mengajar terhadap Motivasi Belajar

Mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI Angkatan 2003/2004

(41)

31

menurun. Penurunan ini ada kemungkinan disebabkan karena faktor tampilan dosen dalam mengajar yang belum dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Hasil yang diperolehpun tidak memuaskan bagi mahasiswa dalam proses belajar mengajar.

(42)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

Uuntuk melengkapi data sesuai tujuan penelitian, di sini penulis sajikan laporan tentang daerah populasi yang dijadikan objek penelitian yakni sebagai b e rik u t:

A. Gambaran Umum Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

1. Tinjauan Historis a. Pendirian

Eksistensi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga yang saat ini dijadikan suatu kebanggaan bagi umat muslim di Kota Salatiga sebagai satu-satunya perguruan tinggi Islam di Kota Salatiga tersebut temyata telah melewati sejarah yang panjang. Keinginan dan cita-cita umat Islam Salatiga untuk memiliki perguruan tinggi Islam diwujudkan dengan didirikannya Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) “Nahdhatul Ulama” di Salatiga. Hal itulah yang menjadi pilar dasar berdirinya STAIN Salatiga yang turut memantapkan keberadaan Kota Salatiga sebagai kota pelajar.

Dalam rentang waktu kurang dari setahun lembaga ini di-ubah dari FIP IKIP menjadi Fakultas Tarbiyah. Maksud perdi-ubahan ini adalah agar lembaga tersebut dapat dinegerikan bersamaan dengan berdirinya IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang. Guna memenuhi persyaratan formal, maka dibentuklah panitia

(43)

33

pcndiri yang dikctuai olch K. II. Zubair dan sekaligus diangkat menjadi dekannya. Bersamaan dengan itu Fakultas Tarbiyah Salatiga diusulkan untuk dincgerikan sebagui cabang IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Selanjutnya pembinaan dan pengawasan Fakultas Tarbiyah Salatiga diserahkan pada IAIN Sunan Kalijaga. Keputusan ini didasarkan pada Surat Menteri Agama c.q. Direktorat pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Nomor Dd/PTA/3/1364/69 tanggal 13 November 1969. Kemudian Fakultas Tarbiyah Salatiga mendapatkan status negeri dan menjadi cabang IAIN Walisongo Semarang. Penegerian tersebut berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Agama Nomor 30 Tahun 1970 tanggal 16 April 1970. 1

b. Bergabung dengan IAIN Walisongo

Meksipun telah berstatus negeri dan menjadi IAIN Walisongo, Fakultas Tarbiyah Salatiga temyata masih banyak kekurangan. Sarana dan prasarana belum memadai, tenaga kepegawaian yang masih kurang, serta animo masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya masih rendah dan ini yang membuat Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga tidak mampu sejajar dengan perguruan yang lain.

'Buku Pedom an Penyelenggaraan Pendidikan, tahun 2004/2005 STAIN Salatiga Press

(44)

Fukultus Turbiyuh IAIN Wulisongo Salaligu paila waklu iiu bclum mcmiliki kumpus scndiri, namun masili mcncmpati gedung Yuyusun Pesuntrcn Luhur yang bcrulokasi di Jalan Diponcgoro 64 Sulutigu. Ilinggu ukhirnya pengelola termotivusi untuk membeli luhan yang nantinya digunakan sebagai lokasi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga.

Tanpa disadari oleh seluruh pengelola Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga, ternyata salah seorang warga Muhammadiyah (H. Asrori Arif) ternyata telah lama menaruh perhatian terhadap kondisi lembaga tersebut, hingga beliau terketuk untuk menawarkan tanah pekarangan beserta bangunannya dengan areal tanah seluas 0,75 ha kepada pengelola fakultas.

Sebagai realisasi terhadap orientasi fakultas untuk memiliki lahan sendiri, juga untuk menjawab dari sikap baik H. Asrori Arif, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga (Drs. Achmadi) akhimya membuat surat usulan tentang maksud pembelian tanah kepada Departemen Agama, dan atas perhatian H. Alamsyah Ratu Prawira Negara (Menteri Agama RI), maka usulan tersebut dikabulkan.

(45)

35

(tahun anggaran 1980/1981 dan 1981/1982). Hal penting yang perlu dicatat adalah bahwa pembelian tanah tersebut tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, terutarna Bapak Muhammad Natsir (selaku Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) yang telah lama menaruh perhatian terhadap kehidupan umat Islam di Salatiga.

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang semula berlokasi ' di Jalan Diponegoro 64 Salatiga akhimya pindah di Jalan Caranggito 2 yang sekarang berubah menjadi Jalan Tentara Pelajar No. 2. Kepindahan lembaga tersebut di lokasi kampus baru sangat berdampak positif, selain membangkitkan optimisme dan antusiasme civitas akademika, ternyata di lokasi yang baru

tersebut 2 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga menempati

lokasi yang sangat kondusif sebagai tempat kegiatan belajar mengajar.

c. Alih Status Menjadi STAIN

Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1997, maka secara yuridis mulai tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga beralih status

menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.3

'ibid., him. 3

(46)

36

Sebelum beralih status menjadi STAIN Salatiga, perguruan ini hanya berhak menyelenggarakan program pendidikan sarjana muda, dan pada tahun 1983 / 1984 baru dimulai menyelenggarakan program pendidikan strata satu (S I) dengan sistem SKS. Di samping itu, secara yuridis juga semakin kokoh dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1985 tentang struktur organisasi IAIN di mana Fakultas Tarbiyah Salatiga termasuk di dalamnya.

Dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo menjadi STAIN Salatiga telah banyak mengalami perkembangan, baik perkembangan jumlali dosen maupun perluasan gedung sekretariat. Perkembangan itu masih berjalan hingga sekarang.

2. Letak Geografis

Secara geografis STAIN Salatiga menempati lokasi yang strategis untuk pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yaitu terletak di jalan Tentara Pelajar No. 2 Kota Salatiga dengan batas geografis sebagai b e rik u t:

a. Sebelah Utara dibatasi oleh jalan raya (Jalan Stadion). b. Sebelah Selatan dibatasi jalan raya (Jalan. Tentara Pelajar). c. Sebelah Timur berupa Kantor POLRES Salatiga.

(47)

37

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah sarana dan fasilitas yang dimiliki dan dipergunakan dalam rangka pelaksanaan belajar mengajar.

Dalam proses belajar mengajar di kampus sarana dan prasarana merupakan faktor yang sangat menunjang dan merupakan syarat keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar tidak akan berlangsung dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Semakin lengkap dan 'oermutu sarana dan prasarana suatu lembaga pendidikan semakin lancar pula proses belajar mengajar di lembaga pendidikan tersebut.

Agar proses pendidikan dan pengajaran berlangsung baik, sarana dan prasarana hendaknya lengkap dan memenuhi persyaratan, nyaman dan sehat.

Sarana dan prasarana yang dimiliki STAIN Salatiga antara la in :

a. Sarana gedung

Gedung kuliah, gedung perpustakaan, gedung serba guna, gedung laboratorium, ruang gudang, dapur dan lain-lain.

(48)

38

4. Struktur Organisasi

Upaya pencapaian tujuan yang optimal dalam pelaksanaan pendidikan diperlukan organisasi yang baik. Dalam pengertian yang luas, organisasi merupakan suatu badan yang mengatur segala urusan untuk mencapai tujuan. Adapun struktur organisasi STAIN Salatiga adalah sebagai b e rik u t:

a. Unsur pimpinan terdiri dari ketua dan pembantu ketua. Sesuai data observasi yang juga diperkuat oleh data Organisasi STAIN, berikut penulis lampirkan daftar nama pimpinan dan pembantu sebagai b e rik u t: b. Unsur Senat Sekolah Tinggi

(49)

1. Drs. Badwan, M. Ag. 2. Drs. Imam Sutomo, M. Ag. 3. Drs. Imam Baihaqi

4. Drs. H. Nasafi Unsur Jurusan

1. Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd. 2. Drs. Mahfudz, M. Ag. Unsur Guru Besar dan dosen 1. Prof. Dr. H. M. 2Juhri, M. Ag. 2. Drs. H. M. Zulfa, M. Ag. 3. Drs. H. Komari Alwan 4. Drs. Masykur Minan 5. Drs. A. Mahzumi, M. A. 6. Drs. H. A. Noerhadi Djamal 7. Dra. Djamiatul Islamiyah

c. Unsur pelaksana akademik, jurusan dan program studi, pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, unit pelayanan bahasa, unit pengembangan sumber belajar, unit pengembangan mutu akademik, pusat ilmiah dan penerbitan, pusat penelitian dan pengabdian masyarakat, pusat si stem

informasi mahasiswa dan kelompok dosen.4 Berikut ini daftar

nama-nama pengelola unit kerja akademik.

(50)

40

Unit Kerja Akademik

Kasubag Akademik dan Kemahasiswaan : Muzayin, S. Ag. Kasubag Kepegawaian dan Keuangan : Subadi, S. Pd.

Kasubag Umum : Drs. Jumadi

UPT Perpustakaan : Muhtarom Effendi, SH UPT Komputer : M. Muktafin, A, Md.

Jurusan Tarbiyah

Ketua : Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd.

Sekretaris : Dra. Ulfah Susilowati Ketua Progdi PAI : Drs. Miftahuddin, M. Ag. Ketua Progdi PBA : H. Sidqon Maesur, Lc. Ketuga Progdi PBI ' : Drs. Sa’adi, M. Ag. Ketua Program Ekstensi : Drs. Kastolani, M. Ag. Ketua Program DII : Drs. Sumamo Widjadipa

Jurusan Syari’ah

Ketua : Drs. Mahfudz, M. Ag.

Sekretaris ; Drs. Mubasirun, MA

Ketua Progdi A1 Ahwal Syahsiyah : Dra. Siti Zumrotun, M. Ag. Ketua Progdi M u’amalat D-III : Drs. H. Alfred L., M. Si.

Ketua P3M : Drs. Juz’an, M. Hum

(51)

41

Kepala Pusat Ilmiah & Penerbitan (PIP) : Drs. H. Muh. Saerozi, M. Ag. Sekretaris Pusat Ilmiah & Penerbitan : Dra. Siti Asdiqoh

Kepala UPB : Drs. H. Budihardjo, M. Ag. Sekretaris : H. M. Irfan Helmi, Lc., MA.

Kepala UPSB : Drs. Abdul Mudjib

Sekretaris : Dra. Nurhasanah

Kepala UPMA ; Drs. Abdul Syukur, M. Si.

Sekretaris : Hammam,. S. Ag.

Kepala Pusat Informasi Managemen (PS1M) : Drs. Bahroni, M. Pd.

Pembina Kegiatan Kesiswaan : Benny Ridwan, M. Hum.

5. Organisasi Kemahasiswaan

a. Lembaga Kemahasiswaan

Pengembangan potensi dan kemampuan serta kreativitas mahasiswa dalam perguruan tinggi, tidak cukup dengan hanya mengandalkan apa yang didapat dari satu proses pembelajaran di dalam kelas. Sebagai jawaban terhadap kenyataan tersebut, organisasi mahasiswa pada prinsipnya adalah sebagai wahana perluasan wawasan dan kapabilitas dari pribadi mahasiswa.

Adapun bentuk struktur organisasi di STAIN Salatiga a d a la h :

(52)

1) BHM (Senat) Mahasiswa Sekolah Tinggi

BEM mahasiswa ini berfungsi sebagai badan koordinator mahasiswa yang berhubungan dengan penyaluran aspirasi dan pendapat mahasiswa atas kebijakan serta ketetapan dan dari lembaga, di sam pingjuga sebagai badan koordinasi seluruh kegiatan organisasi mahasiswa di dalam kampus.

2) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

Unit ini berfungsi sebagai perencana dan pelaksanaan seluruh kegiatan ekstra kurikuler dalam bidang dan tugasnya masing-masing. UKM juga memiliki fungsi sebagai wadah terhadap keseluruhan bentuk dan minat mahasiswa dalam kegiatan ekstra kurikulker. UKM terdiri dari beberapa unit, yang pembagiannya berdasarkan pada bidnag dan kelompok- kelompok kegiatan. Untuk lebih kelasnya berikut daftar UKM STAIN Salatiga.

a) Koperasi Mahasiswa

(53)

<U

b) Diimmika

Dinamika sebagai unit kegiatan mahasiswa cli bitlang jurnalistik.

c) Center o f English Club (CEC)

CEC ini sebagai unit yang merangkum segala bentuk kegiatan khususnya dalam pengembangan kemampuan bahasa Inggris bagi mahasiswa.

d) IIT A Q O

ITTAQO hampir sama dengan CEC hanya pada 1'ITAQO dalam pengembangan kemampuan bahasa khusus pada bahasa Arab.

e) STAIN Music Club (SMC)

STAIN Music Club sebagai unit kegiatan, mahasiswa yang memiliki bakat, minat ataupun potensi mahasiswa di bidang seni musik.

f) GETAR (Gema Tarbiyah)

Unit kegiatan ini sebagai wadah bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan potensinya seni dan teaterikal.

g) MITAPASA

(54)

44

h) STAIN Sport Club (SSC)

Unit kegiatan mahasiswa SSC ini adalah sebagai wadah bagi para mahasiswa yang ingin mengembangkan potensinya di bidang olah raga.

3) Unit Kegiatan Khusus (UKK)

Unit kegiatan khusus ini terdiri dari dua unit kegiatan, yaitu :

a) MENWA

MENWA atau lebih dikenal dengan resimen mahasiswa pada prinsipnya adalah bertujuan menanamkan nilai patriotisme dan kecintaan terhadap tanah air bagi mahasiswa.

b) PRAMUKA

Pramuka sebagai bagian unit kegiatan khusus pada dasarnya memiliki tujuan sebagai wahana penumbuhan nilai dan penyaluran bakat di bidang kepramukaan.

4) Kesejahteraan Mahasiswa

(55)

45

a) Beasiswa merupakan bentuk partisipasi iembaga dalam memberikan bantuan secara finansial kepada mahasiswa yang memiliki prestasi. Beasiswa bagi mahasiswa meliputi beasiswa superaemar, beasiswa dari departemen agama, beasiswa dari YAKOMI, beasiswa Dharma Wanita dan lain-lain. Ketentuan persyaratan penerima beasiswa diatur tersendiri,

b) Muawanah

Muawanah adalah unit pelayanan kesejahteraan mahasiswa berupa bantuan sosial kepada mahasiswa yang terkena musibah dan bersumber dari iuran mahasiswa. Unit organisasi muawanat dikelola oleh mahasiswa dan bertanggupg jaw ab kepada senat mahasiswa.

c) Asuransi M ahasisw a6

B. Data tentang Tampilan Dosen dalam Mengajar dan Motivasi Belajar

Mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI Angkatan 2003/2004

1. Data tentang Tampilan Dosen dalam Mengajar

Data tentang tampilan dosen dalam mengajar ini dengan metode angket {questioner). Jenis angket yang digunakan adalah angket yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan tentang kondisi seseorang (responden) dan dijawab oleh responden tersebut secara langsung.

(56)

46

Responden yang diambil dari mahasiswa STAIN Salatiga program studi PAI tahun 2003/2004 yang beijumlah 50 mahasiswa. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan tabel responden sebagai berikut :

TABEL I

DAFTAR NAMA RESPONDEN

MAHASISWA STAIN SALATIGA PROGDI PAI TAHUN 2003/2004

No. Nama Responden Semester

1. Ahmad Kholiluddin V

2. Ani Maslihatul M. V

3. Amrina Bahauddin V

4. A1 Rahman V

5. Ani Fatmawati V

6. Amir David V

7. Aris Triyono V

8. Ahmad Jazuli V

9. Bahriyati V

10. Evi Herowati V

11. Firda Sofiani V

12. Fitriya Yuniati V

13. Hid Zakiyah M. V

14. Istiqomah V

15. Istiqomah Nur V

(57)

47

No. Nama Responden Semester

17. Kumiawan Siswa V

18. Lailatul Faridloh V

19. Muhammad Sholihun V

20. Musbihah Rodliyatun V

21. Mr. Harongs V

22. Mr. Tamiyi S V

23. Muhammad Baid Abidin V

24. Mariyana V

25. Ashuri V

26. Murjaya V

27. Muhammad Zaidun V

28. Muhammad Fatoni V

29. Mr. Armin Sa’i V

30. Mr. Witaya Simoh V

31. Nikmah Eni Zaidatul K. V

32. Nurhidayati V

33. Naila Fitriyana V

34. Oni Setianingsih V

35. Riono V

36. Sri Nurodliah V

37. Suparmo V

(58)

48

No. N am a R esponden Sem ester

39. Siti Nurjanah V

40. Setiawan V

41. Siti Nurjanah V

42. Subandi V

43. TM Nasir V

44. Turaikhan Nur V

45. Triantini Titik Nurlaili V

46. Tsani Murtafiah V

47. Ulfatun V

48. Widayanto V

49. Widayatmoko Agus M. V

50. Yuliatin V

Adapun item pertanyaan tentang varibel tampilan dosen dalam mengajar adalah 10 item, tiap-tiap item disediakan 3 altem atif jawaban, yaitu a, b, dan c, dengan ketentuan sebagai b e rik u t;

A ltem atif a nilainya 3 Alternatif b nilainya 2 A ltem atif c nilainya 1

(59)

49

TABEL II

HASIL ANGKET TAMPILAN DOSEN DALAM MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA STAIN SALATIGA PROGDI PAI TAHUN 2003/2004

(60)
(61)

51

2. Data tentang Motivasi Belajar Mahasiswa STAIN Salatiga Progdi

PAI Angkatan 2003/2004

(62)

A ltem atif a nilainya 3 A ltem atif b nilainya 2 A ltem atif c nilainya 1

Adapun hasil angket yang diberikan kepada responden dapat dilihat pada tabel berikut i n i :

TABEL III

HASIL ANGKET MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA STAIN SALATIGA PRODI PAI ANGKATAN 2003/2004

(63)
(64)

54

No. Jaw a b an

Nilai

Ju m -lah

A B C

A B C 3 2 1

1 2 3 4 5 6 7 8

35. 7 2 1 21 4 1 26

36. 5 4 1 15 8 1 24

37. 3 5 2 9 10 2 21

38. 4 4 2 12 8 2 22

39. 5 3 2 15 6 2 23

40. 7 3 - 21 6 - 27

41. 6 3 1 18 6 1 25

42. 7 2 1 21 4 1 26

43. 4 5 1 12 10 1 23

44. 5 4 1 15 8 1 24

45. 7 2 1 21 4 1 26

46. 6 2 2 18 6 2 24

47. 6 2 2 18 6 2 24

48. 5 4 1 15 8 1 24

49. 7 3 - 21 6 - 27

(65)

BAB IV ANALISIS DATA

Pada bab ini, penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul, sehingga diketahui ada tidaknya pengaruh tampilan dosen dalam mengajar terhadap motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga program Studi PAI tahun 2003/2004. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui tujuan penelitian dengan menggunakan rumus product moment. Adapun tahapan-tahapan analisis diuraikan sebagai b e rik u t:

A. Analisis Pertama

Pada analisis pertama ini, penulis menyajikan analisis data untuk mengetahui sejauhmana tampilan dosen dalam mengajar pada mahasiswa

%

STAIN Salatiga program studi PAI tahun 2003/2004. Langkah yang ditempuh penulis untuk mengetahui tinggi rendahnya tampilan dosen dalam mengajar, menggunakan rumus interval sebagai b e rik u t:

(xt - xr) + 1 j --- —

ki

K eterangan:

i = Interval ideal Xt = Nilai tertinggi ideal Xr = Nilai terendah ideal Ki = Kelas interval

(66)

56

Menunjuk rumus di atas, diketahui kelas intervalnya : 1. 2 6 - 2 8 kategori tinggi dengan nominasi A. 2. 23 - 25 kategori sedang dengan nominasi B. 3. 20 - 22 kategori rendah dengan nominasi C.

Nilai dan nominasi tampilan dosen dalam mengajar dapat diketahui sebagai b e rik u t:

TABEL IV

NILAI NOMINASI TAMPILAN DOSEN DALAM MENGAJAR

No. Responden Skor Nilai Nominasi

(67)

57

No. Rcsponden

8 S kor26 Nilai Nominasi

A

9 25

B

10 27 A

11 22 C

12 26 A

13 24 B

14 23 B

15 22 C

16 25 B

17 26 A

18 24 B

19 21 C

20 24 B

21 23 B

22 27 A

23 22 C

24 24 B

25 23 B

26 23 B

27 25 B

28 27 A

(68)
(69)

llerdusurkun Ujbel di alas dapal dikcluhui variabel tampilan dosen dalain mengajar, katcgori linggi (A) ada 15 orang, katcgori scdang (B) ada 25 orang, kategori rendah (C) ada 10 orang.

Perhitungan persentase berdasarkan rum us : F

P = --- X 100% N

K eterangan:

P = Persentase

F = Frekuensi jawaban responden N = Jumlah responden

1. Untuk kategori tinggi tentang tampilan dosen dalam mengajar antara skor 26 - 28 adalah 15 orang.

15

P = --- X 100% = 3 0 % 50

2. Untuk kategori sedang tentang tampilan dosen dalam mengajar antara skor 23 - 25 adalah 25 orang.

25

P = --- X 100% = 5 0 % 50

(70)

60

TABEL V

PERSENTASE TENTANG TAMPILAN DOSEN DALAM MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHAS1SWA

STAIN SALATIGA PROGDI PAI TAHUN 2003/2004 No. Kategori Kelas Interval Nominasi Jumlah Mahasiswa %

1. Tinggi 2 6 - 2 8 A 15 3 0 %

2. Sedang 2 3 - 2 5 B 25 5 0 %

3. Rendah 2 0 - 2 2 C 10 2 0 %

Dari perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa tampilan dosen dalam mengajar pada taraf tinggi mencapai 30 % atau 15 orang, taraf sedang 50 % atau 25 orang dan taraf rendah 20 % atau 10 orang. Sehingga dengan demikian tingkat tampilan dosen dalam mengajar tergolong pada taraf sedang, yaitu 50 %.

Selanjutnya akan penulis sajikan persentase dari masing-masing item soal dalam bentuk tabel.

TABEL VI

DA TA TENTANG TAMPILAN DOSEN DALAM MENGAJAR

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA y STAIN SALATIGA PROGDI PAI TAHUN 2003/2004

No. Item Soal Frekuensi Persentase

A B C A B C

1 2 3 4 5 6 7 8

(71)

61

2. Apakah dosen menegur mahasiswa yang melakukan perbuatan yang tidak baik di waktu proses belajar mengajar ?

a. ya, selalu b. kadang-kadang c. Tidak sama sekali

24 22 4 48 44 8

3. Apakah dosen memberi bimbingan pada pada mahasiswa ketika mengajar untuk tidak mengulangi perbuatan yang tidak baik ?

a. ya, selalu b. kadang-kadang c. Tidak sama sekali

25 21 4 50 42 8

4. Apakah dosen ketika mengajar mampu mengaktifkan kelas, sehingga menjadi tidak pasif ? a. ya, selalu

b. kadang-kadang c. Tidak sama sekali

(72)

62

5. Apakah dosen ketika mengajar menggunakan kiat-kiat untuk menimbulkan motivasi belajar mahasiswa ?

a. ya, selalu b. kadang-kadang c. Tidak sama sekali

24 18 8 48 36 16

6. Apakah dosen ketika mengajar dapat membantu mengembangkan sikap yang baik ?

a. ya, selalu b. kadang-kadang c. Tidak sama sekali

26 15 9 52 30 18

7. Apakah dosen dalam mengajar selalu bertutur kata yang baik ? a. ya, selalu

b. kadang-kadang c. Tidak sama sekali

(73)

63

(74)

64

2. Pada item 2, jawaban responden sebanyak 48 % menyatakan bahwa dosen selalu menegur mahasiswa yang melakukan perbuatan yang tidak baik di waktu proses belajar mengajar, sedangkan 8 % menyatakan tidak sama sekali dan 4 % menyatakan kadnag-kadang. Ini membuktikan bahwa tingkat dosen dalam menegur mahasiswa dalam taraf tinggi.

3. Pada item 3, jawaban responden sebanyak 42 % menyatakan kadang- kadang untuk memberi bimbingan pada mahasiswa agar tidak mengulangi perbuatan yang tidak baik, sedangkan 8 % menyatakan tidak pemah memberi bimbingan, dan 50 % menyatakan selalu. Ini menunjukkan bahwa dosen memberi bimbingan pada mahasiswa untuk tidak mengulangi perbuatan yang tidak baik pada taraf tinggi.

4. Pada item 4, menyangkut kemampuan dosen dalam mengaktifkan kelas, sehingga menjadi aktif. Responden yang menjawab kadang-kadang 20 % dan yang tidak sama sekali 18 %,. Sedangkan 62 % menjawab selalu mampu mengaktifkan kelas.

(75)

65

6. Pada item 6, jawaban responden sebanyak 30 % menyatakan bahwa dosen dosen ketika mengajar kadang-kadang mengembangkan sikap yang baik, sedangkan 18 % menyatakan tidak pernah dan 52 % menyatakan selalu, ini menunjukkan bahwa dosen ketika mengajar dapat mengembangkan sikap yang baik pada taraf tinggi.

7. Pada item 7, jaw aban responden sebanyak 20 % menyatakan bahwa dosen dalam mengajar kadang-kadang bertutur kata dengan baik, sedangkan 10 % menyatakan tidak sama sekali, dan 70 % mengatakan selalu. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengatakan selalu.

8. Pada item 8, jawaban responden sebanyak 46 % menyatakan bahwa dosen dalam mengajar selalu mampu menguasai bahan yang diajarkan, sedangkan yang 50 % menyatakan kadang-kadang dan 4 % tidak mampu sama sekali. Ini menunjukkan bahwa kemampuan menguasai bahan yang akan diajarkan pada taraf sedang.

9. Pada item 9, jawaban responden mengenai kemampuan dosen dalam menggunakan media dan sumber pengajaran yang ada responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 38 % dan yang tidak sama sekali 2 %, sedangkan 60 % menjawab selalu mampu menggunakan media dan sumber pengajaran yang ada.

(76)

66

B. Analisis Kedua

Pada analisis kedua ini, penulis menyajikan analisis data untuk mengetahui tingkat motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI Angkatan 2003/2004, dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan rumus interval sebagai sebagai b e rik u t:

i

(xt - xr) + 1 ki

Keterangan :

i = Interval kelas Xt = Nilai tertinggi ideal Xr = Nilai terendah ideal Ki = Kelas interval

(28 - 20) + 1 3

i

-'X i

(77)

67

Nilai dan motivasi belajar mahasiswa STAIN Salatiga Progdi PAI Angkatan 2003/2004 dapat diketahui sebagai b e rik u t:

TABEL VII

NILAI NOMINASI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA STAIN SALATIGA PROGDI PAI ANGKATAN 2003/2004

No. R esponden S k o r Nilai N om inasi

1 23 B

2 21

... ...4.1*11... * . C

3 23 B

4 23 B

5 24 B

6 22 C

7 26 A

S 27 A

9 26 A

10 23 B

11 23 B

12 28 A

13 25 B

14 23 B

15 23 B

16 26 A

Gambar

TABEL IDAFTAR NAMA RESPONDEN
TABEL IIHASIL ANGKET TAMPILAN DOSEN DALAM MENGAJAR
TABEL IIIHASIL ANGKET MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA
TABEL IVNILAI NOMINASI TAMPILAN DOSEN DALAM MENGAJAR
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunianya jugalah sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul

sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena karyawan memiliki peran.. penting dalam hal mengoptimalkan bahan baku untuk menjadi suatu

Menurut Richard Paul (Kowiyah, 2012:176) memberikan definisi bahwa: berpikir kritis adalah model berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja, dimana si

tangan secara berlahan agar tidak membangunkannya. 6) Buatlah tempat yang tenang untuk tidur pada umumnya, bayi.. dapat membiasakan diri untuk tidak terjaga dengan

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “ PENGARUH MANAJEMEN KELAS TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP NEGERI 2 KALIBAGOR KELAS VIII C

increase learners' success. This paper hence aims to review whether video project could be supportive to facilitate the teaching of linguistic and non-linguistic skills, to

mempunyai komitmen yang tinggi pada organisasi atau perusahaan.. hal

[r]