• Tidak ada hasil yang ditemukan

Secara Psikologi, Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku.( Slameto: 1991:78). Perubahan yang terjadi ketika belajar berlangsung mempunyai sebuah aspek arahan yang kemudian belajar tersebut menimbulkan suatu perubahan dalam diri seseorang melalui bertambahnya pengalaman- pengalaman baru, membantu untuk maju lebih cepat dan lebih jelas kearah tujuan yang akan dicapai

Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan. (Pasaribu, Simanjuntak: 1982: 76).

Belajar dapat juga dipandang sebagai suatu perubahan watak yang biasa disebut “sikap”, “minat”, atau “nilai”. Watak yang dipergunakan di sini artinya kecenderungan seseorang terhadap tingkah laku dengan cara tertentu dan dalam situasi tertentu. (Nana Sujana: 1989: 157)

2. Prestasi Belajar

Seorang guru harus mengetahui kemampuan siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Tujuannya untuk mengukur prestasi belajar yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar dilaksanakan. Prestasi Belajar adalah penguasaan keterampilan atau pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dalam nilai, tes, atau angka nilai yang diberikan oleh guru. ( Sulistyo Basuki: 1991: 3). Wingkel mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang dicapai oleh seseorang.(Winkel: 1996: 226).

Sedangkan Arif Gunarso mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha- usaha belajar.

Dalam proses pendidikan di sekolah, khususnya prestasi belajar semakin dipermasalahkan, hal tersebut teijadi karena prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan

Bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak di masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. ( Zainal Arifin: 1998: 3)

Melihat fungsi prestasi belajar di atas, guru diharapkan dapat membimbing siswa agar mencapai prestasi yang tinggi. Untuk mencapai prestasi yang tinggi tidak hanya ditumpukan kepada guru, akan tetapi ada faktor-faktor dari siswa yang sangat berpengaruh. Di antarannya faktor yang terdapat dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar (ekstern),

c) Faktor Intern

Faktor intern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa meliputi:

1) Kecerdasan/ Intelegensi

Menurut William Stem Kecerdasan atau Intelegensi adalah suatu kapasitas yang bersifat umum dari individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang baru atausuatu problem yang dihadapi. ( Eddy Soewardi Kartawidjaja: 1987: 162)

Tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi rendah. ( Slameto: 1995: 56)

Muhubbin menyatakan bahwa intelegensi adalah ’’semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa akan semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.” (Muhibbin Syah: 1999: 135) 2) Bakat

Bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.( Kartono: 1995: 2)

Bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya dan latihan.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/ hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. (Winkel: 1996: 24). Slameto mengungkapkan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang. ( Slameto: 1995: 57)

4) Motivasi

Motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. ( Nasution: 1995: 73).

c) Faktor ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, menurut Slameto meliputi keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.

(1) Keadaan Keluarga

Keberhasilan seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh keadaan keluarga. Adanya rasa aman dalam keluarga membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. (Slameto: 1995: 60)

(2) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar peserta didik, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum. (Slameto: 1995: 60)

(3) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-

anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anak pun dapat terpengaruh juga. ( Kartono: 1995: 5)

3. Tinjauan Proses Belajar

a) Prinsip Belajar dan pembelajaran

Seseorang dikatakan belajar apabila teijadi perubahan-perubahan yang menjadikan bertambahnya sesuatu di dalam dirinya.

Belajar berlangsung dengan perubahan-perubahan pada: (1) Penambahan informasi

(2) Mengembangkan atau meningkatkan pengertian (3) Penerimaan sikap-sikap baru

(4) Memperoleh penghargaan baru

(5) Mengerjakan sesuatu dengan apa yang telah dipelajari (A. Sujadi: 1989: 4)

Seseorang dalam melaksanakan proses belajar ditandai dengan bertambahnya pengalaman. Seperti pendapatnya R..M. Thomas yang dikutip oleh Oemar Hamalik bahwa ada tingkatan pengalaman belajar, yakni sebagai berikut:

(1) Pengalaman melalui benda sebenarnya.

Pengalaman yang diperoleh dengan jalan mengalami secara langsung dalam kondisi yang sesungguhnya.

(2) Pengalaman melalui benda-benda pengganti

Pengalaman diperoleh dengan jalan mengamati benda-benda pengganti yang dalam hal ini adalah alat-alat peraga

(3) Pengalaman melalui bahasa

Pengalaman diperoleh melalui membaca bahan-bahan cetakan, seperti: majalah, buku, surat kabar dan lain-lain. (Oemar Hamalik: 1977:45)

Setelah bertambahnya pengalaman seseorang, maka bertambah pula kemampuan yang ada di dalam dirinya. Kemampuan- kemampuan dalam melakukan kegiatan belajar, menurut Gagne ada lima kategori besar dari kemampuan manusia dengan hasil belajar, yaitu:

(1) Informasi verbal (verbal information)

Informasi verbal terdiri dari pernyataan seorang siswa mengenai informasi yang diinginkan.

(2) Ketrampilan intelektual (intellectual skill)

Ketrampilan intelektual berkenaan dengan bagaimana pengetahuan siswa dapat ditampilkan dalam suatu tiindakan tertentu dengan persyaratan yang dimilikinya.

(3) Strategi Kognitif (cognitive strategies)

Semacam ketrampilan intelektual khusus yang berkenaan dengan tingkah laku seseorang tanpa menghiraukan apa yang telah dipelajarinya.

(4) Sikap (attitudes)

Pernyataan internal dari organisme yang mempengaruhi tindakan menuju tingkat tertentu dalam hal objek orang atau kejadian

(5) Keterampilan motorik (motor skill).

Ketrampilan motorik digunakan seseorang dalam aktifitas motorik seperti mengemudi mobil, memainkan alat musik, magnetik, menari, dan lain-lain. (Nana Sujana: 1989: 158)

Proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. (Asnawir, Basyiruddin Usman: 2002: 13). Sedangkan guru dalam hal ini tugas utamanya adalah mengajar . Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Oleh karenanya guru perlu mempelajari teori dan prinsip- prinsip belajar yang dapat membimbing aktifitas dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Prinsip-prinsip sangat erat kaitannya dengan perhatian, motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung atau berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan, dan penguatan, serta perbedaan individual. (Dimyati, Mujiono: 2002: 42).

Prinsip-prinsip belajar seperti yang telah disetujui oleh ahli pendidikan pada umumnya, disimpulkan Alvin C. Eurich (1962) dari Four Foundation bahwa:

(1) Hal apapun yang dipelajari oleh murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri; tidak ada seorang pun dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.

(2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatan)nya sendiri, dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.

(3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement).

(4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti.

(5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasikan untuk belajar; ia akan belajar dan mengingat secara lebih baik. (Ivor K. Davies: 1987: 32)

b) Strategi Belajar Mengajar

Dalam melakukan proses belajar mengajar, guru hendaknya mempunyai strategi khususnya pada saat kegiatan tersebut berlangsung agar tujuan dapat tercapai. Hubungannya dengan belajar mengajar strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang digariskan. Empat strategi belajar mengajar yang dikemukakan oleh Syaiful dan Anwar dalam bukunya adalah sebagai berikut:

(1) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang dihaparkan.

(2) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.

(3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatanmengajamya.

(4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan umpan balik buat menyempurnakan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan. (Syaiful Bahri Djamal, Anwar Zain: 2002: 5)

c) Strategi Pengorganisasian Pembelajaran

Strategi pengorganisasian pembelajaran, lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu strategi mikro dan strategi makro.

Strategi mikro mengacu pada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu aspek atau prosedur, atau prinsip.

Strategi makro mengacu pada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip. (Hamzah B. Uno: 2006: 18).

d) Strategi Penyampaian Pembelajaran

Strategi penyampaian isi pembelajaran merupakan komponen variabel metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Sekurang-

kurangnya ada (2) dua fungsi dari strategi itu, yaitu menyampaikan isi pembelajaran kepada si belajar dan menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan unjuk kerja (seperti latihan tes). (Hamzah B. Uno: 2006: 19).

Penyampaian pembelajaran erat kaitannya dengan keberhasilan siswa karena mencakup cara-cara seorang guru dalam memilih media sebagai alat penyampaian pembelajaran. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. (Yusufhadi Miarso dkk: 1984: 49)

Menurut John Mekeenley dan Robert Smith yang dikutip oleh Suijadi, ada enam langkah untuk memilih cara dalam proses belajar mengajar, langkah-langkah itu adalah

(1) Menemukan minat atau kebutuhan

(2) Menentukan sebuah atau beberapa topik sebagai penjabaran minat atau kebutuhan itu

(3) Menentukan tujuan yang akan dicapai (4) Meneliti sumber-sumber yang tersedia

(5) Memilih cara atau metode yang tepat untuk mencapai tujuan

(6) Merencanakan proses belajar dan menugaskan atau membagi tanggung jawab (A. Surjadi: 1989: 4)

e) Strategi Pengelolaan Pembelajaran

Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variable metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara si belajar dengan variable metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan,kemajuan belajar siswa, dan motivasi. (Hamzah B. Uno: 2006: 19).

f) Hakekat Proses Belajar

Belajar menurut Gagne sebagaimana dikutip oleh Nana Sujana adalah suatu perubahan tingkah laku manusia atau kemampuan yang dapat dipelihara yang bukan berasal dari proses pertumbuhan. Hal itu ditunjukkan dalam suatu perubahan tingkah laku yang dapat diamati yang terjadi berdasarkan syarat-syarat tertentu yang dapat diamati pula. (Nana Sujana: 1989: 157). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hakekat belajar adalah terjadinya perubahan.

g) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Dalam melakukan proses belajar, ada faktor-faktor psikologis yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut diantarannya:

(1) Intelegensi

Kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-

konsep abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

(2) Perhatian

Keaktifan siswa yang dipertinggi, jiwa semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/ hal) atau sekumpulan objek.

(3) Minat

Kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

(4) Bakat

Kemampuan untuk belajar. (5) Motif

Daya penggerak atau pendorong untuk mencapai tujuan. (6) Kematangan

Suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap melaksanakan kecakapan baru. (7) Kesiapan

Kesediaan untuk memberi respon atau berreaksi. (Slameto: 1988: 57)

4. Motivasi Belajar

a) Pengertian Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang tumbuh karena tingkah laku dan kegiatan manusia. Pada dasarnya motivasi ingin memberikan jawaban

dari tiga persoalan yang menyangkut tingkah laku manusia. Yaitu: apa, mengapa, dan bagaimana.

(1) Apa yang diinginkan manusia ? (2) Mengapa ia berbuat demikian ? (3) Bagaimana ia melakukannya ?

Yang dimaksud dengan pertanyaan pertama ialah kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan dan hasil-hasil apa yang ingin dicapai oleh seseorang (tujuan). Pertanyaan kedua berusaha untuk menemukan jawaban sebab apa yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan tertentu (motif). Dan pertanyaan ketiga bermaksud untuk mengetahuio proses-proses apa yang dialami dalam usaha mencapai suatu hasil tertentu. ( Tabrani Rusyan, dkk: 1989: 93 )

b) Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Motivasi dalam belajar sangat diperlukan karena dengan adanya motivasi, hasil belajar akan optimal. Makin tepat motifasi yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. (Sardinian A.M: 2009: 84)

Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi:

(1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

(2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

(3) Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan- perbuatan apa yantg harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. (Sardinian A.M: 2009: 85)

c) Jenis- jenis Motivasi dalam belajar

Dalam perkembangannya motivasi ada dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. ( Slameto: 1995: 59)

(1) Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan pekerjaan belajar.

(2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar diri seorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.

d) Hubungan motivasi belajar dan minat belajar

Motivasi belajar yang ada dalam diri siswa sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya. Motivasi selalu berkaitan dengan minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-

kebutuhannya sendiri. ( Sardinian: 2009: 76). Akan tetapi antara motivasi belajar dan minat belajar mempunyai ciri-ciri sendiri yang mempengaruhi siswa dalam belajar. Adapun ciri-ciri bahwa siswa memiliki motivasi dalam belajar diantarannya, yaitu:

(1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

(2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar (3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan

(4) Adanya penghargaan dalam belajar

(5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

(6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif. (Hamzah B. Uno: 2007: 23)

Indikator tersebut tidak jauh berbeda dengan indikator yang dikemukakan oleh Brown sebagai berikut:

” Ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi dapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas yaittu tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh, tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru, ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas, terutama kepada guru, ingin identitasnya diakui oleh orang lain; tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri, selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali; dan selalu terkontrol oleh lingkungannya. ” ( Ali Imron: 1996: 88)

Minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut: (1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

(2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau. (3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil.

(4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar. (Sardinian: 2009: 95)

Sedangkan Menurut Bernard, minat timbul tidak secara tiba-tiba/ spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi jelas bahwa soal minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan. Oleh karena itu yang penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. ( Sardinian: 2009: 76). Dari indikator di atas minat siswa dapat dinilai dalam hal:

(1) Kehadiran siswa

(2) Kesiapan siswa mengikuti pelajaran (3) Kesungguhan mengikuti pelajaran

(4) Kemampuan memahami manfaat pembelajaran (5) Kesungguhan melaksanakan tugas

(6) Mau bertanya pada guru tentang materi yang belum jelas (7) Berusaha menjawab pertanyaan dari guru

Dokumen terkait