• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TANGGAPAN KONSUMEN ATAS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENGINAP DI HOTEL MARCOPOLO BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TANGGAPAN KONSUMEN ATAS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENGINAP DI HOTEL MARCOPOLO BANDAR LAMPUNG"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH TANGGAPAN KONSUMEN ATAS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENGINAP

DI HOTEL MARCOPOLO BANDAR LAMPUNG

Oleh

RICKY GUNAWAN

Hotel mempunyai peran yang cukup strategis bagi perkembangan dunia pariwisata, maupun sebagai sarana bisnis. Bandar Lampung sebagai Ibu kota Propinsi yang memiliki misi sebagai kota perdagangan dan jasa kini telah banyak berdiri hotel-hotel baik hotel berbintang maupun hotel dengan klasifikasi non bintang (melati), sebagai elemen penting pendukung kemajuan kota serta turut menunjang dunia kepariwisataan di Bandar Lampung, salah satu hotel berbintang tiga yang ada adalah Hotel Marcopolo dengan tingkat hunian rata-rata mencapai 70 - 80 % (tidak termasuk week end) dan masih membutuhkan peran pemasaran jasa yang baik dalam hal peningkatan tingkat hunian.

Permasalahan yang dihadapi adalah Apakah tanggapan konsumen atas bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk menginap di Hotel Marcopolo Bandar Lampung.

(2)

dirumuskan dapat diterima. Hal ini didasarkan pada hasil pengujian secara statistik melalui regresi berganda.

Secara statistik bahwa secara keseluruhan variabel bebas (tanggapan tentang: produk, tarif, promosi, lokasi hotel, SDM dan proses pelayanan serta bukti fisik) mempengaruhi keputusan konsumen menginap di Hotel Marcopolo di Bandar Lampung. Besarnya pengaruh variabel bebas tersebut terlihat dari nilai Koefisien Determinasi (R2) = 0,444. Ini berarti sumbangan seluruh variabel bebas terhadap keputusan konsumen menginap di Hotel Marcopolo di Bandar Lampung sebesar 44,40 % dan sisanya 55,60 % dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak diidentifikasi pada penelitian ini.

(3)

Lampiran I. Daftar Pertanyaan Keputusan Menginap pada Hotel Marcopolo di Bandarlampung

========================================================= Petunjuk Pengisian

- Isilah terlebih dahulu identitas saudara pada identitas responden

- Berilah tanda pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat anda yang paling benar dan beri nilai dengan kreteria:

Jawaban (a) Sangat Setuju beri nilai antara 81 - 100 Jawaban (b) Setuju beri nilai antara 61 - 80

Jawaban (c) Cukup Setuju beri nilai antara 41 – 60 awaban (d) Kurang Setuju beri nilai antara 21 - 40 Jawaban (e) Sangat Tidak Setuju beri nilai antara 1 - 20

Identitas Perespon

Jenis Kelamin :

Umur :

Pekerjaan :

(4)

I Produk

1. Pilihan tipe kamar sudah sesuai

2. Perlengkapan kamar sesuai kebutuhan

3. Luas kamar sesuai dengan yang diinginkan

II Harga

1. Besaran tarif hotel sudah sesuai

2. Tarif sesuai dengan pesaing yang ada

3. Pembayaran dengan kartu kredit III Promosi

1. Kegiatan periklanan yang dilakukan menarik perhatian

2. Promosi penjualan sesuai dengan keinginan

3. Tenaga penjualan melayani dengan baik

IV Lokasi Hotel

1. Lokasi Hotel Marcopolo yang strategis 2. Lokasi Hotel Marcopolo mudah

dijangkau oleh transportasi

3. Suasana lingkungan Hotel Marcoplo yang menyenangkan

V SDM

1. Karyawan melayani dengan ramah

2. Karyawan melayani dengan sopan 3. Kemampuan karyawan berkomunikasi

secara baik

(5)

VI Proses

1. Kecepatan karyawan melayani sesuai dengan keinginan

2. Kelengkapan fasilitas pelayanan sudah mencukupi

3. Keterampilan kasir dalam melayani pelanggan

VII Fisik

1. Ruangan tunggu yang nyaman

2. Tempat parkir yang luas 3. Tampilan pisik karyawan

4. Fasilitas peralatan sesuai dengan kebutuhan

KEPUTUSAN MENGINAP

No Uraian a b Jawaban c d e

1 Produk yang ditawarkan Hotel Marcopolo mempengaruhi untuk mengingap.

2 Tarif yang ditetapkan mempengaruhi untuk mengingap.

3 Promosi dilakukan mempengaruhi untuk mengingap

4 Lokasi Hotel Marcopolo mempengaruhi untuk mengingap

5 SDM Hotel Marcopolo mempengaruhi untuk mengingap

6 Proses yang dilakukan Hotel Marcopolo mempengaruhi untuk mengingap

(6)

I. PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Industri Pariwisata merupakan sektor yang harus dikembangkan sebab merupakan salah satu kekuatan pendorong pembangunan nasional. Berbagai fasilitas pendukung industri pariwisata pun dibangun, seperti sarana akomodasi, transportasi, perhubungan, telekomunikasi dan berbagai sarana pendukung sektor pariwisata lainnya. Selain itu pemerintah mengeluarkan berbagai kebijaksanaan dan deregulasi untuk memberikan segala kemudahan bagi wisatawan agar tertarik dan mau mengunjungi daerah wisata yang ada di Indonesia.

Wisatawan menurut ketentuan IUOTO (Internasional Union of official Travel Organization) atau Persatuan Internasional Organisasi Perjalanan Resmi pada tanggal 1 Juli 2008, ialah meliputi orang yang :

1. Bepergian demi kesenangan, keluarga, kesehatan dan lain-lain.

2. Bepergian untuk menghadiri rapat, atau berstatus sebagai wakil lembaga ilmiah, pemerintahan, diplomasi, agama, organisasi olahraga dan sebagainya. 3. Bepergian untuk urusan bisnis.

(7)

2

Melihat peluang yang besar ini, pihak swastapun tidak mau ketinggalan, berusaha memaanfaatkan peluang ini dan menjadikannya sebagai peluang bisnis yang menarik dan mempunyai prospek yang cerah. Hal ini terlihat dari makin banyaknya investasi di bidang perhotelan, restoran biro perjalanan, pusat hiburan, lokasi wisata dan sebagainya.

Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik, sebanyak 32 % dari pengeluaran wisatawan mancanegara maupun domestik digunakan untuk sektor akomodasi, yang berarti lebih dari sepertiga devisa yang didapat dari sektor pariwisata adalah dari akomodasi atau hotel (Majalah Parpostel, Maret, 2009 : 17).

Hotel dapat digolongkan secara umum dalam dua bagian, yaitu :

1. Hotel berbintang, yaitu hotel yang berdasarkan penelitian tim penilai dari Direktorat Jenderal Pariwisata telah memenuhi persyaratan, yaitu :

a) Persyaratan fisik, meliputi lokasi hotel, kondisi bangunan apakah permanen dan sebagainya.

b) Bentuk pelayanan yang diberikan, apakah sewa kamar saja tanpa makan atau ditambah makan serta fasilitas lainnya.

c) Kualifikasi tenaga kerja, meliputi pendidikan, kesejahteraan karyawan dan sebagainya.

d) Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia seperti lapangan tenis, kolam renang dan sebagainya.

(8)

2. Hotel non bintang (melati), yaitu semua usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian darinya yang khusus disediakan, dimana setiap orang dapat menginap tanpa makan (tidak ada restoran). Hotel jenis ini sering disebut Losmen.

Hotel mempunyai peran yang cukup strategis bagi perkembangan dunia pariwisata, maupun sebagai sarana bisnis. Bandar Lampung sebagai Ibukota Propinsi yang memiliki misi sebagai kota perdagangan dan jasa kini telah banyak berdiri hotel-hotel baik hotel berbintang maupun hotel dengan klasifikasi non bintang (melati), sebagai elemen penting pendukung kemajuan kota serta turut menunjang dunia kepariwisataan di Bandar Lampung, salah satu hotel berbintang tiga yang ada adalah Hotel Marcopolo dengan tingkat hunian rata-rata mencapai 70 - 80 % (tidak termasuk week end) dan masih membutuhkan peran pemasaran jasa yang baik dalam hal peningkatan tingkat hunian.

Tabel 1. Hotel Berbintang di Bandar Lampung Tahun 2011.

No Hotel Klasifikasi Jumlah Kamar

Sumber : Deparsenibud, Bandar Lampung 2012

(9)

4

hanya Hotel Marcopolo saja, tetapi banyak perusahan yang bergerak di bidang usaha yang sejenis, seperti, Hotel Indra Puri yang kini menjadi Hotel Emersia, Hotel Sahid, Sheraton serta jenis hotel lainnya.

Untuk meningkatkan atau minimal mempertahankan posisi pasar yang telah diraih Hotel Marcopolo, maka perusahaan melaksanakan kegiatan pemasaran produknya dengan melakukan dan memperhatikan unsur-unsur bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi:

Kebijaksanaan Produk

Produk adalah salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran yang ditawarkan kepada konsumen baik barang atau jasa yang dapat dimiliki dan dikonsumsi sehingga memberikan kepuasan.

Menurut Stanton (2004 : 222)

Produk adalah sekumpulan atribut nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise, pabrik dan pelayanan dari pabrik serta pengecer, yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang dapat memuaskan keinginannya.

(10)

televisi berwarna, kamar mandi, kulkas dan ruang tamu pribadi, sesuai dengan kelasnya.

Fasilitas-fasilitas pendukung lainnya adalah restoran, ruang perjamuan, coffee shop, room service dan bilyar, kolam renang dan Convention hall.

Kebijaksanaan Harga

Di dalam menentukan harga sebagai pedoman adalah dengan ditentukannya harga kelas terendah dan kelas tertinggi yaitu dengan memperhitungkan biaya untuk perawatan serta pelayanan tiap-tiap kamar dan penyusutan bangunan ditambah dengan keuntungan yang diharapkan.

(11)

6

Tabel 2. Rincian Harga Sewa Kamar Hotel Marcopolo Tahun 2012

Jenis Kamar Single/kamar (Rp)

Standar A Sumber : Hotel Marcopolo, Bandar Lampung, 2012

Tarif yang ditetapkan Hotel Marcopolo setiap tahun selalu mengalami penyesuaian.

Kebijaksanaan Promosi

Kegiatan promosi merupakan kegiatan yang penting karena dengan promosi dapat memberikan informasi kepada seseorang atau organisasi untuk menciptakan pembelian terhadap produk perusahaan. Kegiatan promosi yang dilakukan Hotel Marcopolo adalah periklanan, kewiraniagaan, dan promosi penjualan, yang kesemuanya digunakan secara terpadu sebagai bauran promosi. Besarnya biaya promosi yang dikeluarkan oleh Hotel Marcopolo dapat dilihat pada Tabel 3.

(12)

Kebijaksanaan Saluran Distribusi

Pemilihan saluran distribusi yang tepat merupakan faktor mutlak untuk meningkatkan dan memperluas arus jasa dari perusahaan kepada konsumen. Didalam memasarkan jasanya Hotel Marcopolo menggunakan saluran distribusi seluas-luasnya (ekstensif), dimana pemasaran jasa hotel dapat dilakukan agen perjalanan luar maupun dalam Bandar Lampung, perusahaan, instansi serta mata rantai hotel lain dalam negeri.

Pemasaran hotel merupakan ujung tombak atau sebagai penyalur utama bagi hotel, selain itu juga sebagai perantara hubungan antara mata rantai hotel lain dalam dan luar negeri. Dalam memasarkan produk jasanya Hotel Marcopolo menggunakan sistem saluran distribusi dengan tiga cara, yaitu :

1. Cara langsung, artinya konsumen langsung datang mengunjungi dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan perusahaan.

2. Cara tak langsung, dengan memaanfaatkan jasa agen perjalanan yang dalam hal ini sebagai perantara bagi produk perusahaan. Perantara ini dapat juga perorangan.

3. Dengan memaanfaatkan jasa pedagang besar yang dalam hal ini adalah tour operator yang kemudian menjualnya kepada perantara atau langsung kepada konsumen akhir.

(13)

8

Gambar 1. Saluran Distribusi Hotel Marcopolo Bandar Lampung Sumber : Hotel Marcopolo, 2012

Sumber Daya Manusia (SDM)

Dalam hal ini, karyawan berhubungan dengan pemasaran jasa yang berfungsi sebagai service provider yang sangat mempengaruhi kualilas jasa yang diberikan. Untuk mencapai kualitas yang terbaik maka para karyawan harus dilatih dan diberikan motivasi untuk hasil kerja yang maksimal.

Hotel Marcopolo Bandar Lampung, mempunyai karyawan yang bekerja dibidangnya seperti karyawan yang bekerja di kantor sebagai staf adminsitrasi dan yang tidak berhadapan langsung dengan pelanggan. Karyawan tersebut bekerja di bagian administrasi penjualan, keuangan, SDM dan data processing. Sedangkan karyawan yang bekerja secara langsung berhadapan dengan pelanggan. Karyawan tersebut diantaranya pramuniaga, kasir, karyawan tempat penitipan barang dan satpam.

PERUSAHAAN ( HOTEL )

PERANTARA (TRAVEL AGENT)

KONSUMEN AKHIR

(14)

Proses

Menurut Lupiyoadi, Rambat (2001:63)

Proses merupakan gabungan dari semua aktivitas perusahaan yang menghasilkan jasa dan disampaikan kepada konsumen..

Proses pelayanan yang diberikan Hotel Marcopolo Bandar Lampung, yang menghasilkan jasa berupa pelayanan front office yang baik dan sopan terhadap pelanggan, serta kemampuan perusahaan dalam menanggapi keluhan dan saran konsumen.

Untuk meningkatan pelayanan terhadap konsumen. Hotel Marcopolo Bandar Lampung, menyediakan Customcr Service yang gunanya untuk menampung keluhan dari konsumen dan saran yang positif dari konsumen untuk memperbaiki pelayanan jasa yang telah ada.

Wujud Fisik

(15)

10

Dasar strategi pemasaran yang dijalankan oleh suatu perusahaan bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan sehingga dapat meningkatkan margin laba yang diperoleh. Peningkatan volume penjualan ditandai dengan keberhasilan merealisasikan target penjualan yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk mengetahui perkembangan jumlah penginap yang datang ke Hotel Marcopolo, dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perkembangan Jumlah Penginap Pada Hotel Marcopolo di Bandar Lampung Agustus 2011 s/d Juli 2012

Sumber: Hotel Marcopolo, 2012

(16)

Dalam pasar persaingan perusahaan harus menyadari bahwa pasar tidaklah statis, tetapi selalu berubah secara dinamis. Setiap perusahaan selalu berkeinginan untuk dapat mencapai posisi tertinggi sehingga untuk dapat mencapai posisi tersebut perusahaan harus menetapkan dan memantapkan posisi pasar dalam bisnisnya, melalui penggunaan strategi pemasaran yang baik dan tepat agar bertahan dalam jangka panjang

Umumnya setiap perusahaan yang didirikan untuk mencapai tujuan yaitu mengoptimalkan laba. Untuk mencapai tujuan tersebut diantaranya dengan meningkatkan volume penjualan barang atau jasa yang diciptakan. Besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan akan menentukan kelangsungan hidup perusahaan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Salah satu faktor untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan tersebut adalah kegiatan pemasaran. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus dan konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan.

(17)

12

faktor dominan yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli sesuatu barang atau jasa. Faktor lainnya yang menentukan perilaku seseorang yaitu ekonomi, sosiologis, dan psikologis.

Pasar industri perhotelan terdapat segmen yang penting, masing-masing yaitu komersial (commercial) disebut sebagai Cormecial Hotel dan bersenang-senang (leisure) disebut dengan Resort Hotel. Segmen hotel komersial sendiri dari orang-orang yang yang melakukan perjalanan untuk bisnis. Termasuk juga pengunjung yang tergolong pejabat pemerintah, militer yang dalam perjalanan dinas, peserta konferensi, eksibisi dan seminar. Sedangkan hotel hotel resort segmen pasarnya terdiri dari orang-orang yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan bersenang-senang, rekreasi, olahraga atau tujuan kesehatan ( A. Yoeti, Oka, 2000: 24).

Perusahaan yang ingin mencapai target atas penjualannya, maka perlu mengetahui dan memahami bagaimana pelanggan melakukan pembelian atas produk atau jasa yang ditawarkan. Untuk itu perusahaan perlu mengkoordinasikan bauran pemasaran 7 P yang dilakukannya dengan penelitian tentang tindakan pembelian konsumen yang meliputi 6 O sebagai berikut.

1. Siapa yang ada di pasar (Occupants) 2. Kapan pasar membeli (Occusions) 3. Apa yang dibeli oleh konsumen (Objects) 4. Mengapa konsumen membeli (Objectives)

(18)

Perusahaan yang memahami bagaimana pelanggan akan bereaksi terhadap berbagai; produk/jasa, harga, promosi dan distribusi dan sebagainya, maka akan mempunyai banyak keuntungan atas para pesaingnya. Itulah sebabnya, maka suatu penelitian tentang perilaku konsumen untuk mengetahui respon (tanggapan) konsumen atau barang dan jasa yang dihasilkan suatu perusahaan akan banyak memberikan manfaat antara lain berupa peningkatan volume penjualan karena para konsumen merasa puas.

Adanya pengetahuan tentang perilaku konsumen, maka pengelola akan mengetahui kekurangan-kekurangan yang menjadi nilai negatif sehingga bisa segera diperbaiki. Selain itu perusahaan juga mengetahui kesempatan-kesempatan yang muncul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan kemudian mengidentifikasikannya untuk mengadakan pembaharuan-pembaharuan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Perubahan pola pembelian konsumen menyebabkan volume penjualan juga berubah. Keadaan ini menyebabkan perusahaan harus dapat memahami perilaku konsumen dan mencari tahu tentang keputusan konsumen membeli barang atau jasa yang ditawarkan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan Skripsi dengan mengambil judul penelitian:

(19)

14

2. Permasalahan

Dasar keberhasilan strategi pemasaran yang dilakukan suatu perusahaan tidak hanya ditujukan bagaimana memenuhi kebutuhan , keinginan dan memuaskan konsumen pada pasar sasarannya tetapi juga harus ditujukan pada para pesaing perusahaan. Hal tersebut sangat penting karena dengan tingkat persaingan yang semakin ketat, maka strategi pemasaran perusahaan yang dilakukan harus mampu mengantisipasi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para pesaingnya. Oleh karena itu analisis perilaku konsumen akan sangat membantu perusahaan untuk mengetahui potensi-potensi pasar dan peluang-peluang baru yang berasal dari kebutuhan dan keinginan konsumen yang belum terpenuhi.

Permasalahan yang dihadapi adalah Apakah tanggapan konsumen atas bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk menginap di Hotel Marcopolo Bandar Lampung.

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengaruh tanggapan konsumen atas bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen menginap di Hotel Marcopolo Bandar Lampung.

(20)

3. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi Hotel Marcopolo di Bandar Lampung dalam menetapkan kebijaksanaan pemasarannya di masa yang akan datang.

1.4 Kerangka Pemikiran

Sebuah alasan mengapa orang membeli produk tertentu (product buying motive) atau membeli pada penjual tertentu (patronage) merupakan faktor yang sangat penting bagi penjual atau pemberi jasa dalam menentukan program pemasaran perusahaan. Seorang pemasar harus bisa mengetahui kebiasaan membeli (buying habit) dari konsumen.

Kebiasaan membeli menjawab pertanyaaan bagimana, kapan dan dimana orang melakukan pembelian. Kebiasaan membeli selalu berubah karena itu perlu diikuti perkembangannya (Sigit, Suhardi, 2007: 18).

Dalam mengenali kebiasaan membeli dari konsumen, seorang pemasar harus mengetahui proses keputusan membeli dari konsumen. Proses keputusan membeli menurut Kotler (2009: 248) terdiri dari lima tahap:

(21)

16

Proses pembelian tersebut merupakan bagian dari perilaku konsumen. Pengertian perilaku konsumen menurut Swastha DH dan Handoko (2007: 9) adalah sebagai berikut.

Kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang atau jasa, termasuk di dalam proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Definisi tersebut pada dasarnya memberikan dua pokok pilihan yang berhubungan dengan perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu produk, yaitu:

1. Proses pengambilan putusan.

2. Kegiatan fisik konsumen berupa menilai, mendapatkan dan menggunakan barang atau jasa.

Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen (Consumer oriented). Perusahaan yang bernar-benar ingin memperhatikan konsumen harus mampu menentukan kebutuhan pokok (basic need) dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi, menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan, menentukan produk dan program pemasaran, mengadakan penelitian pada konsumen dan menentukan strategi yang paling baik.

(22)

memutuskan pembelian, sehingga tingkat hunian hotel dapat ditingkatkan untuk masa yang akan datang.

Sesuai dengan judul Skripsi dan perumusan masalah, serta kerangka pemikiran sebelumnya, maka untuk mengetahui pengaruh tanggapan konsumen atas bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen menginap di Hotel Marcopolo Bandar Lampung, maka beberapa faktor diasumsikan tetap antara lain:

1. Peraturan Pemerintah 2. Kebudayaan

3. Perekonomian. 4. Teknologi

5. Perusahaan pesaing.

1.5 Hipotesis

Jawaban sementara terhadap masalah yang dapat ditarik berdasarkan kerangka pemikiran dan latar belakang sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis pada Skripsi ini adalah:

(23)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Pentingnya Pemasaran dan Konsep Pemasaran

Umumnya setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapatkan

keuntungan yang maksimal. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila perusahaan

tidak memandang rendah kegiatan pemasaran, karena pemasaran merupakan salah

satu kegiatan yang memegang peranan penting dalam suatu perusahaan. Oleh

karena itu jika perusahaan menginginkan agar usaha dapat berjalan lancar dan

konsumen berpandangan baik terhadap perusahaan, maka kegiatan pemasaran

perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

Pengertian pemasaran pada mulannya di fokuskan kepada barang, kepada

lembaga-lembaga yang melaksanakan proses pemasaran, dan terakhir pada fungsi-fungsi

yang dilaksanakan dalam transaksi-transaksi pemasaran. Menurut Kotler (2009: 7)

definisi pemasaran adalah sebagai berikut.

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan managerial dengan mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan serta mempertukarkan produk yang bermanfaat satu sama lainnya

Menurut Paul D.Converse dalam Winardi (2009: 6) pemasaran sebagai berikut.

(24)

Sedangkan Stanton (2004: 8) memberikan definisi pemasaran sebagai berikut.

Pemasaran adalah suatu system totatlitas dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromsikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun kepada konsumen potensial

Memperhatikan dari beberapa pengertian definisi pemasaran tersebut, bahwa

pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan perusahaan yang mengarahkan atau

mengendalikan arus barang dan jasa dari produsen kepada konsumen atau pembeli.

Definsi konsep pemasaran menurut Stanton (2004 : 181) adalah sebagai berikut.

Konsep pemasaran adalah suatu falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsep merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Konsep pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan-tujuan

organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan

penyerahan produk yang memuasakan secara lebih efektif dan lebih efisien

dibandingkan dengan para pesaing.

Berdasarkan definisi di atas, dapat diterangkan bahwa konsep pemasaran ternyata

mempunyai arti yang sangat penting dalam berbisnis. Hal ini dikarenakan konsep

pemasaran berorientasi kepada konsumen. Masalah ini harus benar-benar di

perhatikan, sebab kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi

kelangsungan hidup perusahaan.

Ada tiga unsur pokok yang terkandung dalam konsep pemasaran, menurut Stanton

(25)

20

1. Orientasi Konsumen

Dalam usaha memperhatikan konsumen, harus melakukan hal-hal berikut.

a. Menentukan kebutuhan pokok konsumen yang akan dilayani.

b. Menentukan kelompok konsumen yang akan dijadikan pasar sasaran

penjualan produk perusahaan, karena perusahaan tidak mungkin dapat

memenuhi kebutuhan seluruh kelompok konsumen tersebut.

c. Menentukan produk dan program pemasarannya, artinya untuk memenuhi

kebutuhan yang berbeda-beda kelompok konsumen yang dipilih sebagai

sasaran, perusahaan dapat menghasilkan barang atau jasa dengan tipe yang

berlainan dan di pasarkan dengan program pemasaran yang berlainan pula.

d. Mengadakan penelitian terhadap konsumen untuk mengatur, menilai dan

menafsirkan kebutuhan dan keinginan, sikap, serta perilaku konsumen.

e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, misalnya strategi

yang menitikberatkan pada mutu, harga yang murah atau model yang

menarik.

2. Penyusunan Kegiatan Pemasaran secara Integral

Penyusunan ini meliputi koordinasi setiap personal dan setiap bagian dalam

perusahaan beserta unsur bauran pemasaran agar dapat memberi kepuasan kepada

konsumen yang menjadi sasaran perusahaan.

3. Kepuasan Konsumen

Perusahaan haru.s mendapatkan keuntungan dengan cara memberi kepuasan yang

(26)

dengan adanya perkembangan di dalam masyarakat dan teknologi, maka konsep

pemasaran mengalami perkembangan. Dengan konsep baru inilah perusahaan akan

memberikan kepuasan kepada para konsumen.

Konsep pemasaran tersebut akan lebih baik jika ditunjang pula oleh adanya

penelitian pasar, sehingga akan dapat diperoleh informasi dari kebutuhan dan

keinginan konsumen terhadap barang dan jasa yang dipertukarkan.

Esensi konsep pemasaran adalah kepuasan konsumen. Usaha perusahan untuk

mengetahui kepuasan konsumen terhadap produk suatu perusahaan adalah dengan

penelitian pasar atau marketing research. Penelitian pasar, dalam rangka untuk

mengetahui dan memenuhi kepuasan konsumen, perusahaan perlu mengetahui

seberapa besar penawaran produk yang harus dilakukan. Selain itu, melalui

penelitian pasar akan memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk terus

mempertahankan atau membuat produk jenis yang baru, mengubah produk,

melengkapi produk yang sudah ada sehingga dapat memaksimalkan kepuasan

konsumen.

2.2. Pengertian dan Ruang Lingkup Bauran Pemasaran

Swasta, DH, Basu dan Irawan (2003: 25) memberikan definisi bauran pemasaran

sebagai berikut :

Bauran Pemasaran adalah kombinasi dari empat variable atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran perusahaan, yaitu ; produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusinya.

Kegiatan yang dimaksud dalam definisi tersebut meliputi empat variabel, yaitu

(27)

22

2. Keputusan harga

3. Keputusan saluran distribusi

4. Keputusan promosi

2.2.1 Keputusan produk

Produk yaitu segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk diperhatikan, dibeli atau dikonsumsikan kedalam pengertian produk ini termasuk obyek-obyaek fisik, jasa, tokoh-tokoh, tempat organisasi dan pikiran (idea) (Radiosunu, 2001: 99).

a. Konsep produk dapat dibedakan ke dalam :

* Produk formal, yaitu obyek fisik atau barang serta jasa yang ditawarkan

dipasar

* Produk inti, yaitu kegunaan atau manfaat dari barang yang dicari oleh

pembeli

* Produk menyeluruh, yaitu keseluruhan faedah yang diterima seseorang

sewaktu membeli produk formal. Jadi dalam pengertian menyeluruh

termasuk obyek fisik berupa barang atau jasa, pelayanan, pembungkusan,

petunjuk pemakaian, pemasangan, perawatan, reperasi, garansi dan

sebagainya

b. Keputusan dibidang politik produk menyangkut tiga tingkatan (Radiosunu,

2001: 100), yaitu :

1. Produk item, dalah versi spesipik dari suatu produk yang mempunyai

nama atau diskripsi tersendiri didalam daftar barang penjual

2. Produk line, adalah sekelompok produk yang mempunyai hubungan

satu sama yang lain, baik karena produk tersebut memenuhi kebutuhan

(28)

sama, dipasarkan melalui jenis pengecer yang sama ataupun dijual

dengan harga yang sama pula

3. Bauran Produk, adalah semua produk yang dijual di suatu perusahaan

c. Merk/cap/brand

Merk/cap/brand adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas untuk suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kat-kata, gambar atau kombinasi keduanya

Keputusan untuk menggunakan brand/cap/merk, tidak akan berarti jika tidak

disertai dengan tindakan pemasaran yang berusaha untuk menemkan pengertian

atau kontinyuitas produk itu dengan tingkat mutu dan ciri yang sangat spesipik

sekali. Brand/cap/merk untuk dapat menghasilkan yang baik harus pula

menggunakan pembungkus yang baik, karena pembungkus suatu produk akan

memberikan ciri khas yang akan mempertinggi nilai produk tersebut. Produk yang

sama kualitasnya dapat menghasilkan keuntungan penjualan yang berbeda hanya

karena bentuk pembungkusnya. Pembungkus merupakan alat identifikasi bagi

pembeli, karena pada pembungkus kecuali tertera merk/brand/vap, juga tertera isi,

bahan produk, manfaat produk, cara penggunaan, jaminan dan peringatan

keselamatan dan sebagainya.

Disamping itu pembungkus juga memberikan kemudahan dan prestise kepada

pembeli, pembungkus juga dapat berkomunikasi dengan konsumen dari berita yang

dihasilkan dengan memberitahukan kepada konsumen bagaimana memperoleh

kepuasan yang lebih besar dari ciri pembungkusannya. Kreteria untuk

brand/cap/merk yang baik, adalah brand/merk/cap harus :

1. Memberitahukan manfaat dan mutu produk.

(29)

24

3. Tepat untuk promosi.

4. Menimbulkan kesan positip.

2.2.2 Keputusan Harga

Harga adalah salah satu unsur dari pemasaran yang menghasilkan penjualan, unsur

lainnya adalah biaya. Kebijaksanaan harga adalah sangat penting karena sering

dijadikan dasar untuk melakukan tindakan baik penjual atau pembeli. Harga jual

barang atau jasa merupakansuatu yang ditawarkan perusahaan kepada pasar

diterima tidaknya tawaran tersebut pasarlah yang menentukan. Dipihak lain, dalam

harga jual hasil produksi terslip berbagai macam kepentingan perusahaan. Oleh

karena itu setiap perusahaan harus cermat dalam menentukan kebijaksanaan harga

jual tersebut. Setiap perusahaan wajib menyadari bahwa pembeli, baik mereka

pemakai langsung maupun pedagang, harga adalah nilai tukar pemilikkan barang.

Akhirnya perlu diutarakan, bahwa perusahaan bagaimanapun juga harus tetap sadar

bahwa kebijaksanaan harga jual yang telah mereka susun adalah untuk mencapai

tujuan perusahaan. Adapun tujuan perusahaan yang ingin dicapai dengan

kebijaksanaan harga yang mereka susun dapat berupa sejumlah laba tertentu

ataupun manfaat bukan laba seperti peningkatan penjualan, stabilitas harga,

mencegah persaingan ataupun kepuasan para pembeli.

2.2.3 Keputusan Saluran Distribusi

(30)

Pengertian dan tujuan saluran distribusi ini tidak dapat dipisahkan, yang mana

saluran distribusi merupakan dasar yang penting untuk menyalurkan barang atau

jasa dari produsen ke konsumen. Banyaknya kesukaran-kesukaran yang timbul

karena saluran distribusi ini, bagi produsen selalu akan timbul pertanyaan

bagaimanakah mendapatkan penyelesaian yang paling baik dan melalui saluran

distribusi yang dipakainya dan memutuskan dengan cepat jika terjadi

perubahan-perubahan daripada keadaan pasar, yaitu dengan memilih saluran distribusi yang

paling menguntungkan pada kondisi pasar tesebut. Pemilihan saluran distribusi

tersebut adalah masalah yang sangat penting oleh karena itu kesalahan dalam

penetapan saluran distribusi dari perusahaan akan mengakibatkan kemunduran

bahkan kehancuran perusahaan itu sendiri. Persyaratan saluran distribusi yang baik

adalah :

1. Saluran distribusi harus dapat menggerakkan barang atau jasa dan servis secara fisik kepada konsumen, disamping itu harus dapat menyajikan barang atau jasa untuk melengkapi kebutuhan akan transaksi dipasar secara ekonomis dan memuaskan.

2. Lembaga-lembaga yang dipilih untuk menyalurkan barang haruslah dapat bertindak secara progresif dan fleksible, ini berguna baginya untuk menyesuaikan diri apabila terjadi perubahan-perubahan dalam kondisi pasar

3. Harus dapat menyesuaikan diri dengan kapasitas perusahaan, karena saluran distribusi mempunyai fungsi sebagai suatu unit yang lebih lengkap untuk tujuan perusahaan

4. Saluran dstribusi harus dapat memberikan keterangan yang cukup bagi konsumen tentang produknya di pasar, ini berguna bagi produsen agar dapat menyesuaikan diri terhadap permintaan dan keinginan konsumen

(31)

26

Penyaluran suatu produk akan efektif, jika memperhatikan tiga kebijaksanaan,

seperti yang dianjurkan oleh Sigit, Soehardi (2007: 48-49), yaitu :

1. Intensive Distribution

Dengan cara ini diusahakan sebanyak mungkin kuantitas atau jumlah yang

dijual dengan menggunakan sebanyak mungkin penjual terutama di

daerah-daerah, tempat pembeli potensiil.

2. Selective distribution

Dengan cara ini banyaknya penjual ditentukan terbatas, karena usaha

menekan biaya penjualan, karena pembelinya terbatas pada kalangan

tertentu, harga relatif tinggi

3. Exclusive Distribution

Menentukan satu penjual untuk satu daerah tertrentu.

Secara umum, para distributor tersebut dimana statusnya ada yang terlepas dan ada

yang terikat dengan produsen yan menunjuknya, misalnya para distributor tersebut

diperbolehkan untuk menjual produk lainnya. Saluran distribusi tersebut harus

mempunyai kualifikasi sebagai berikut :

1. Pengetahuan tentang seluk beluk penjualan

2. Letaknya strategis

3. Modal yang mencukupi

4. Memberikan servise kepada konsumen sesudah dan sebelum penjualan.

2.2.4 Keputusan Promosi

(32)

Promosi adalah arus informasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran

Promosi disini menitikberatkan kepada terciptanya pertukaran, oleh karena itu

promosi yang dilakukan oleh perusahaan dapatdiarahkan untuk mempengaruhi

sikap konsumen agar bersedia membeli barang dan jasa yang ditawarkan.

Sedangkan Moezamil Zamahsari mengatakan :

Promosi adalah komunukasi yang persuasive, mengajak, mendesak, membujuk

dan meyakinkan.

Cara dari komunikasi persuasive adalah komunikasi yang secara terencana

mengatur terencana mengatur berita dan cara penyampainnya untuk mendapatkan

akibat tertentu untuk mendapakan akibat tertentu dalam sikap dan tingkah langku

sipenerima. Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah

pemakaian beberapa cara untuk menyampaiakan suatu berita, mempengaruhi para

konsumen untuk merubah sikapnya, memberi penerangan sebagainya yang dapat

memberikan terciptanya permintaan dan membantu terlaksana suatu penjualan.

Untuk itulah promosi penting sekali bagi perusahaan untuk mengenalkan

produknya. Suatu perusahaan perlu melakukan promosi disebabkan :

1. Karena banyak hal dalam perusahaan yang sebaiknya diketahui pihak luar

2. Agar perusahaan lebih dikenal dan merupakan perusahaan yang lebih baik

dan lebih bonafit

3. Agar penjualan selalu meningkat

4. Perusahaan memberitahukan kepada konsumen bahwa perusahaanya lebih

(33)

28

Adapun tujuan dari promosi menurut Swasta DH, Basu dan Irawan (2003: 65),

adalah

1. Modifikasi tingkah laku

Orang yang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan

antaranya : mencari kesenangan, memberi pertolongan, melakukan perintah,

mengemukakan pendapat atau ide. Sedangkan promosi dari segi lain

berusaha merubah tingkah laku konsumen, perusahaan sebagai pemberi

informasi atas barang dan jasa yang dihasilkan, selalu berusaha

menciptakan kesan yang baik mengenai dirinya.

2. Memberi tahu

Kegiatan promosi juga dapat ditujukan untuk memberitahukan kepada pasar

atau konsumen, tentang penawaran barang dan jasa yang dihasilkan oleh

perusahaan. Tujuan promosi yang bersipat informasi ini pentiing bagi

konsumen karena dapat membantu dan mengambil keputusan untuk

membeli atau tidak produk yang diiformasikan tersebut

3. Membujuk

Promosi yang membujuk konsumen, umumnya kurang disenangi, namun

kenyataanya sekarang yang banyak muncul adalah promosi jenis ini.

Promosi yang sedemikian terutama diarahkan untuk mendorong konsumen

agar bersedia membeli barang atau jasa dan barang yang dihasilkan, sering

perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan secepatnya tetapi lebih

mengutamakan untuk menciptakan kesan yang positip dari konsumen agar

dapat memberi pengaruh yang lama pada konsumen.

(34)

Promosi yang bersipat mengingatkan kembali dimaksudkan dan dilakukan

terutama untuk mempertahankan merk produk dihati konsunen dan

mempertahankan pembeli yang ada.

Uraian tersebut adalah beberapa tujuan yang dapat dicapai oleh promosi, dan tentu

saja kegiatan promosi ini harus merupakan kegiatan integral dari seluruh

perencanaan pemasaran perusahaan yang lebih menyeluruh artinya tidak dapat

berjalan sendiri-sendiri, karena kekuatan pokok promosi adalah ide yang

dikemukakan dan diciptakan sehingga dapat mengarahkan barang dan jasa kepada

konsumen.

Secara garis besar tujuan promosi dapat dibagi dua, yaitu :

a. Tujuan jangka panjang, misalnya :

 Membangun nama baik perusahaan

 Melatih dan mendidik konsumen

 Menciptakan reputasi dari suatau produk, dan lainya

b. Tujuan jangka pendek, misalnya :

 Meningkatkan penjualan

 Memberitahu lokasi agen

 Memberitahukan penyempurnaan produk

Menurut Radiosunu, kegiatan promosi pada umumnya dibagi kedalam empat

macam kegiatannya, yaitu :

1. Advertising (periklanan)

Didalam dunia perdagangan, iklan telah menjadi penting sekali perannya untuk

memperkenalkan hasil produksi kepada masyarakat sebagai konsumen, semua

(35)

30

Menurut Sigit, Soehardi (2007: 245) advertising adalah

Advertising / iklan adalah cara penyajian dengan, tulisan, kata-kata, gambar atau mengunakan orang, produk atau jasa, yang dilakukan oleh suatu lembaga (perusahaan) dengan maksud mempengaruhi dan meningkatkan penjualan, meningkatkan pemakaian, atau untuk memperoleh seuatu

Dari definisi tersebut, advertising mempunyai tujuan utama yaitu meningkatkan

penjualan dan pemakaian dari produk yang dihasilkan.

Tujuan advertising adalah :

1. Pengenalan dan penerimaan brand

2. Pembeliaan percobaan

3. Mencapai pembeli yang tidak dapat didekati

4. Mempengaruhi faktor pengelihatan dari keputusan pembelian

5. Menambah nilai pada produk

6. Membantu personal selling

Dengan tujuan tersebut para produsen yang menggunakan advertising agar

mendapatka jumlah pembeli yang lebih banyak dan merata, sehingga kemungkiana

untuk menaikkan laba yang dapat diterima dapat diharapkan. Tujuan tersebut dapat

direalisir jika :

Permintaan dapat diperluas

a. Perhatian umum tertuju pada barang yang akan diiklankan itu

b. Masyarakat umum mulai merata memerlukan barang tersebut

c. Keinginan untuk membeli barang tersebut tumbuh

d. Pengaruh dari persaingan dapat dipatahkan atau dikalahkan

Media-media yang digunakan didalam advertising adalah: (menurut

(36)

1. Surat kabar

Surat kabar merupakan salah satu media yang baik, karena melalui surat kabar

pemasanagan iklan tersebut dapat nenjakau semua lingkungan masyarakat

2. Majalah

Dikarenakan yang menggunakan majalah tersebut adalah kelas menegah keatas,

maka produsen juga dalam mengiklankan produknya harus didasarkan kepada

mereka, karena penggunaan majalah ini cukup efektif dan tidak cepat usang.

3. Papan reklame

Merupakan advertising yang berupa gambar-gambar yang menarik dan

ditempatkan pada tempat-tempat yang ramai. Para produsen juga dapat

memasang papan reklame ini jika hendak memasuki pelabuhan udara, jembatan

penyebrangan, teminal bus dan juga dapat dipasang pinggir jalan yang mana

jalan tersebut menuju kotap ropinsi atau kabupaten.

4. Kendaraan bermotor

Pada kendaraan bermotor dan kendaraan umum sering terlihat adanya iklan dari

suatu produk, hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk

menarik perhatian konsumen, agar konsumen teringat dan akan tertarik kepada

produk perusahaan tersebut

5. Folder

Salah saut alat advertising yang biasnya dikeluarkan oleh pabrik farmasi yang

bertujuan untuk mempengaruhi para ahli (dokter) folder ini hanya dimengerti

oleh para dokter, dengan demikian tidak semua perusahaan yang menghasilkan

(37)

32

6. Prospektus

Merupakan media langsung pada konsumen, dengan cara mengirimkan daftar

harga, juga dapat melalui pos, sering diantar langsung oleh para pengantar surat

kabar. Hal ini juga sering dilakukan oleh para salesman untuk menjajakan

barang pada konsumen.

7. Radio, Televisi dan Film

Advertensi radio ini dilakukan oleh produsen karena, radio dapat menjangkau

produk keseluruh daerah baik yang ada dikota, maupun yang ada didesa bahkan

penduduk yang terpencil sekalipun. Advertensi melalui televisi hanya terbatas

pada konsumen yang memiliki televisi saja.

8. Etalase

Jenis advertinsi ini ditempatkan pada bagian depan toko, dengan tujuan agar

barang yang dijual mudah dilihat dan dijumpai oleh konsumen yang sedang

berbelanja.

2. Personal Selling

Menurut Natarahardja, Saljus A. (2004: 245), mengatakan bahwa :

Personal selling adalah bentuk penyajian lisan terhadap satu atau beberapa calon atau pembeli untuk tujuan penawaran barang dan penjualan.

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa personal selling merupakan

alat promosi yang bersipat lisan, baik kepada seseorang maupun lebih kepada calon

pembeli. Dalam operasinya personal selling lebih flexible dibandingkan dengan

alat promosi lainnya, karena tenaga penjualan tersebut dapat secara langsung

mengetahui keinginan, motive dan perilaku konsumen sehingga mereka dapat

(38)

Menurut Sigit, Soehardi (2007: 243) sifat-sifat yang diperlukan oleh tenaga

penjual adalah :

 Sopan

 Attentive (suka memperhatikan)

 Menarik dan dapat membuat orang terkesan

 Dapat menunjukkan quality dengan tepat

 Dapat memberikan penjelasan (informatife)

 Setia dan sehat

 Berinisiatif dan agresif

 Rajin

 Berdikari dan jujur

 Bertampang baik

 Suara baik dan bicara teratur

 Antusias dan suka pada pekerjaannya

 Suka bekerjasama dan menolong

 Mengerti benar tentang barang yang menjadi tanggung jawabnya

3. Promosi Penjualan

Dengan banyaknya barang dan jasa yang di produksi sekarang ini sedangkan

jumlah konsumen terbatas dan banyak kebutuhan lainnya yang harus memenuhi

maka sulitlah bagi produsen untuk memasuki pasaran untuk mengatasi hal itu maka

memerlukan promosi penjualan. Untuk meninjau lebih lanjut mengenai sales

promotion disini akan terlebih dahulu dijelaskan pengertian tentang sales

(39)

34

Sales promotion adalah kegiatan pemasaran selain personal selling, pengiklanan, dan publisitas yang menstimulir pembelian para konsumen dan efektifitas dealer, seperti peragaan, pertunjukkan, pameran, dan demonstrasi.

( Radiosunu, 2001: 108)

Dari definisi promosi penjualan sangat penting dalam menjalankan aktifitas

pemasaran, karena dengan adanya promosi penjualan diharapkan perusahaan akan

lebih dikenal. Oleh karenanya promosi penjualan sangat penting untuk setiap

perusahaan mengingat akan adanya kemungkinan persaingan dari perusahan lain

yang memproduksi barang sejenis. Untuk menghadapi saingan banyak cara yang

dilakukan produsen untuk mempengaruhi konsumen diantaranya :

 Memberikan hadiah

 Mengadakan undian serta kontes

 Potongan harga (dicount)

 Peragaan dan pameran

4. Publisitas

Publisitas merupakan bagian yang lebih luas dari promosi, karena publisitas atau

hubungan masyarakat ini meliputi usaha untuk menciptakan dan mempertahankan

hubungan yang menguntungkan antara perusahaan dan masyarakat atau konsumen,

termasuk didalamnya pemilik perusahaan, karyawan, lembaga-lembaga

pemerintah, penyalur, serikat buruh dan sebagainya. Jika sebuah perusahaan

berusaha mengadakan hubungan dengan masyarakat melalui media dengan berita

komersial, kegiatan ini disebutkan publisitas. Lain halnya dengan pengiklanan,

komonikasi yang disampaikan kepada masyarakat ini berupa berita bukan berupa

(40)

Kotler, Philip (2009: 189) menyebutkan bahwa publisitas memiliki tiga macam

keunggulan :

1. Nilai kepercayaan tinggi

Berita dan artikel dimedia bagi kebanyakan kaum pembaca dipandang sebagai

berita media yang dipercaya. Nilai kepercayaannya lebih ampuh dari pada

disponsori oleh penjualnya

2. Menghindari kerugian

Dengan publisitas dapat dicapai calon pembeli potensial yang biasanya

menghindarkan bujukan wiraniaga dan periklanan. Hal ini disebabkan karena

opesannya dibingkis dengan cara yang sampai pada kaum pelanggan dalam

bentuk berita, dan bukan sebagai pesan komunuikasi untuk maksud penjualan.

3. Dramatisasi

Publisitas, seperti juga periklanan, mempunyai kemampuan uantuk

mendramatisasi suatu perusahaan atau produknya.

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa publisitas adalah tidak lain daripada

suatu cerita essensial atau mendasar tentang suatu perusahaan, produk atau jasa

yang dimuat sebagai berita melalui media komunikasi massa yang bila mana

dimuat dimedia yang tepat dapat memperoleh hasil yang dinginkan terhadap

(41)

36

2.3 Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk

diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang oleh

Assel disebut need arousal, (Sutisna, 2001:15).

Pemahaman terhadap proses pembelian lima tahap sangat menentukan keberhasilan

penyusunan strategi pemasaran termasuk didalamnya analisis mengenai bagaimana

konsumen/calon konsumen menyadari adanya kebutuhan yang belum terpenuhi,

mencari informasi mengenai produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhannya,

memilih diantara beberapa alternative yang ada dan proses-proses yang dilaluinya

sebelum dan setelah menjatuhkan pilihan tersebut. Gambar 2 berikut ini

menggambarkan proses pembelian lima tahap konsumen, (Kotler, 2009: 204).

Gambar 2. Proses Pembelian Model Lima Tahap

Pengenalan masalah/kebutuhan dan keinginan

Pencarian berbagai informasi

Evaluasi berbagai alternatif merk produk Umpan Balik

Pilihan atas merk

produk untuk dibeli

Evaluasi pasca pembelian

(42)

Penjelasan Gambar 1, yaitu:

Tahap kesatu Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai saat konsumen menyadari adanya kebutuhan atau

keinginan terhadap suatu barang atau jasa, yang merupakan hasil rangsangan

internal atau eksternal.

Tahap kedua Pencarian berbagai informasi

Pada tahap ini konsumen terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.

Sumber informasi pembeli digolongkan ke dalam empat kelompok, yaitu:

a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.

b. Sumber komersial : iklan,wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko.

c. Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen.

d. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk.

Tahap ketiga evaluasi alternatif

Pada tahap ini konsumen memproses informasi merk yang bersaing dan membuat

penilaian akhir.

Tahap keempat keputusan pembelian

Konsumen membentuk preferensi atas merk-merk dalam kumpulan pilihan.

Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling

disukai. Namun, ada dua faktor yang berada di antara niat pembelian dan keputusan

pembelian, yaitu faktor sikap orang lain dan faktor situasi yang tidak terantisipasi.

Tahap kelima perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau

ketidakpuasan tertentu. Pemasar harus memantau kepuasan pascapembelian,

(43)

38

Secara psikologis Trioso Purnawarman (2001 : 6) menyatakan ada tujuh tahap yang

dilewati pembeli sebelum memutuskan membeli suatu produk, yaitu:

Tahap 1 : Perhatian

Calon pembeli memandang sekejap mata produk tertentu yang dipajang di atalase

atau ruang pamer.

Tahap 2 : Minat

Calon pembeli menunjukkan minat pada produk tertentu, mencari tahu rancangan,

harga dan kualitasnya.

Tahap 3 : Asosiasi gagasan

Calon pembeli membayangkan dirinya menggunakan produk sesuai dengan

iklannya.

Tahap 4: Keinginan

Jika calon pembeli ragu-ragu, maka akan membandingkan dengan produk lain yang

sejenis dan kemudian akan mengevaluasi terhadap rancangan, harga dan kualitas.

Tahap 5: Kepercayaan

Keputusan calon pembeli untuk membeli suatu produk didasarkan atas kepercayaan

tumbuhnya rasa kepercayaan dipengaruhi oleh wiraniaga, reputasi industri, merek

produk dan kualitas produk.

Tahap 6: Tindakan

Calon pembeli membeli produk.

Tahap 7: Kepuasan

Setelah membeli produk, pembeli dapat mengalami 2 jenis kepuasan, yaitu

(44)

Menurut Estudiantina (2002:1) konsumen melakukan pembelian karena:

1. Adanya perasaan takut.

2. Adanya keinginan untuk tampil sempurna dan lebih baik dari orang lain.

3. Sesuai dengan kebutuhan.

4. Membeli kualitas dan nilai.

5. Membeli karena kegunaannya.

6. Dilatar belakangi emosi bukan rasio.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui keputusan pembelian terhadap

pembelian produk, adalah siapa sajakah yang mempengaruhi keputusan pembelian

produk tersebut, jenis dari keputusan pembelian, dan langkah-langkah yang dilalui

dalam proses pembelian. Dalam menentukan siapa yang mempengaruhi keputusan

pembelian terhadap suatu produk maka dapat dibedakan ada 5 peran yaitu:

 Initiator (pencentus) yaitu seseorang yang memberikan ide terhadap pembelian

suatu produk atau jasa.

 Influecer (pemberi pengaruh) yaitu seseorang yang pandangan atau sarannya

mempengaruhi keputusan pembelian tersebut.

 Decider (pengambil keputusan) yaitu seseorang yang mengambil keputusan

untuk setiap komponen keputusan pembelian seperti apakah membeli, tidak

membeli, bagaimana membeli, dan di mana akan membeli.

 Buyer (pembeli) yaitu orang yang melakukan pembelian sesungguhnya.

 User (pemakai) yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan

(45)

40

2.4 Pengertian Hotel

Di bawah ini di pilihkan beberapa batasan, pengertian atau definisi hotel yang

dikemukakakan instansi, lembaga, atau perorangan, antara lain:

a. Dalam Surat Keputusan Menteri Perhubungan No.241/h/1970 hotel adalah

perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan (akomodasi)

serta menyediakan hidangan dan fasilitas lainnya untuk umum yang

memenuhi syarat comfort dan bertujuan komersil.

b. Dalam surat keputusan Menteri Perhubungan No. PM. 10/ PW. 301 /

Phb-77 hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersil,

disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan

berikut makan dan minum.

c. Menurut Grolier dalam Agus Sulastyono (2009: 35)

“Hotel adalah sutau tempat, dimana disana disediakan penginapan, makan

dan minum, serta pelayanan-pelayanan lain untuk umum”

Beberapa definisi yang dikemukakan terdapat beberapa unsur pokok yang

terkandung dalam pengertian hotel sebagai suatu akomodasi komersial, yaitu:

a. Hotel adalah suatu bangunan, lembaga, perusahaan, atau bahan usaha

akomodasi.

b. Menyediakan fasilitas pelayanan (jasa) penginapan, makan dan minum,

serta jasa-jasa lainnya.

c. Fasilitas dan pelayanan tersebut diperuntukkan bagi masyarakat umum

(termasuk didalamnya tourist dan traveler).

(46)

d. Tinggal di tempat tersebut untuk sementara waktu

e. Akomodasi itu dikelola secara komersial.

2.4.1. Karakteristik Industri Jasa Perhotelan

Hotel mempunyai karateristik yang berbeda dengan industri lainnya karateristik

tersebut diantaranya, adalah:

1. Industri perhotelan dapat di golongkan industri padat modal dan padat karya,

artinya industri tersebut memerlukan modal usaha yang besar dengan jumlah

tenaga yang besar pula.

2. Industri perhotelan tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan atau

perubahan-perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi, sosial, politik, budaya, dan

keamanan dari negara atau masyarakat dimana hotel itu berada.

3. Industri perhotelan menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan

dengan tempat dimana produk tersebut dihasilkan.

4. Industri hotel bekerja selama 24 jam, tanpa mengenal libur dalam melayani

tamu, kecuali hotel-hotel yang beroperasi secara musiman.

5. Industri perhotelan memberlakukan tamu sebagai raja atau (guest king) juga

sebagai partner dalam usaha, karena usaha hotel sangat tergantung dari sedikit

banyaknya tamu yang menggunakan fasilitas dan pelayanan perhotelan.

6. Dalam industri perhotelan, courtesy (dalam arti luas) merupakan ingredient

(bumbu) yang senantiasa disajikan dan oleh karenanya sangat mempengaruhi

(47)

42

Produktifitas kerja karyawan industri perhotelan diukur dari keinginan,

kemampuan, keberhasilan dalam menciptakan kondisi yang dapat memuaskan

konsumen. Jasa yang ditawarkan pihak hotel beraneka ragam, diantaranya adalah:

1. Khusus dalam bidang perhotelan

 Fasilitas penyediaan kamar

 Fasilitas penyediaan ruang sidang

 Menyediakan valuta asing

 Fasilitas seperti laundry, swimming pool, telpon, dan sebagainya.

2. Dalam bidang rekreasi

 menyediakan toko-toko souvenir

 menyediakan fasilitas tempat bermain anak-anak, menyediakan buku

petunjuk tentang obyek pariwisata dan sebagainya.

3. Dalam bidang hiburan

 Menyediakan penjualan karcis tempat-tempat hiburan

 Menyediakan fasilitas restoran

 Menyediakan fasilitas penyewaan gedung

 Menyediakan band, penyanyi terkenal dan sebagainya.

Hotel dapat di katakan baik, apabila memenuhi beberapa kriteria, yaitu: pelayanan

yang baik, fasilitas, tarif dan lokasi sehingga semua unsur yang ada saling terkait

satu sama lain. Jenis usaha perhotelan dan perestoran memiliki sasaran dan target

tertentu yang ingin di capai. Setiap jenis usaha biasanya memiliki falsafah yang

diinginkan sebagai suatu panduan dalam melaksanakan kegiatan-kegitannya, dan

(48)

Gunderson and Morten (1996) menyatakan penelitian pada hotel bisnis pada

sebuah kota besar di wilayah Barat Daya Norwegia diperoleh hasil ada tiga

departemen yang sangat mempengaruhi kepuasan tamu hotel yaitu Reception, House keeping Departement dan Food and Baverage.

Falsafah yang dimiliki oleh hotel akan dijadikan sebagai suatu dasar untuk

menetapkan misi dan visi perusahaan. Visi merupakan suatu gambaran ideal yang

ingin dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang. Sedangkan misi adalah

suatu pernyataan di usaha hotel. Berdasarkan pada visi dan misi tersebut, maka

hotel akan menyusun sasaran-sasaran yang ingin dicapai dalam bentuk ebijakan :

1. Pangsa pasar yang ditetapkan untuk dilayani.

2. Jenis-jenis yang ingin ditawarkan.

3. Standar produk yang akan dipenuhi.

4. Keuntungan yang ingin dicapai oleh perusahaan.

5. Hubungan antar karyawan, pemasok, komunitas, masyarakat umumnya.

2.4.2. Produk Usaha Hotel

Produk yang dihasilkan oleh usaha hotel dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Komponen-komponen Produk nyata

Komponen-komponen produk nyata adalah segala sesuatu yang dapat dilihat,

disentuh/diraba, diukur dan dihitung, contoh : Makanan, minuman kamar tidur

dan perlengkapan adalah komponen-komponen yang merupakan produk nyata.

(49)

44

 Lokasi

Lokasi yang dibutuhkan oleh suatu pariwisata seperti hotel, adalah suatu lokasi

yang strategis dan memiliki nilai-nilai ekonomis yang tinggi, yang dimaksud

adalah lokasi hotel dalam hubungannya dengan bandar udara, stasiun kereta

api, terminal bis, pelabuhan laut, pusat perbelanjaan/bisnis, atraksi wisata,

lingkungan hotel yang menarik dan sebagainya. Dari kesemuannya itu

menjelaskan adanya kemudahan-kemudahan yang diberikan pada konsumen

dan tamu-tamu hotel.

 Fasilitas

Dimaksud dengan fasilitas adalah penyedian perlengkapan fisik atau

memberikan kemudahan kepada para tamu dalam melaksanakan

aktifitas-aktifitas atau kegiatannya, sehingga kebutuhan-kebutuhan tamu dapat terpenuhi

selama tinggal di hotel. Fasilitas-fasilitas itu dapat berupa :

- Kamar tamu dengan segala perlengkapannya yang terdapat didalamnya.

- Restoran, berbagai produk makanan dan minuman serta fasilitas fisik di restoran yang dapat mendukung pelayanan penyajian makanan dan

minuman dengan baik.

- Fasilitas-fasilitas olah raga, seperti : Kolam renang, tennis lapangan yang berada di dalam ruangan (in-door) ataupun di luar ruangan (out-door).

- Fasilitas hiburan, seperti musik, karaoke.

2. Komponen-Komponen Produk Tidak Nyata.

Adapun komponen-komponen produk tidak nyata seperti telah dijelaskan

(50)

sebagai suatu pengalaman. Faktor-faktor produk tidak nyata adalah segala

sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan dan citra produk yang dihasilkan oleh

hotel. Suatu produk yang dihasilkan seharusnya dapat memenuhi

keinginan-keinginan tamu dan ide-ide apa serta bagaimana merealisasikan ide-ide tersebut

sehingga produk dapat memberikan rangsangan kepada calon tamu,

kesemuanya itu merupakan rangkaian faktor-faktor tidak nyata lainnya adalah

hal-hal yang dapat memberikan kehangatan bagi tamu sebagai manusia dan

kesediaan untuk menyenangkan hati orang lain, sebagai contoh dalam sebuah

hotel seorang tamu harus memperoleh rasa bersahabat, sopan santun dan rasa

hormat dari seluruh karyawannya, kondisi lingkungan yang menyenangkan,

pelayanan cepat dan akurat yang kesemuanya ini harus ditunjang dengan

menggunakan teknis dan prosedur yang benar.

(51)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

1. Penelitian Pustaka, penelitian ini dilakukan dengan mempelajari

literatur-literatur dan sumber-sumber pustaka lainnya yang berkaitan dengan

penelitian ini.

2. Angket, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui daftar pertanyaan

yang telah disusun sebelumnya.

3. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan tanya jawab kepada perespon

yang berpedoman dengan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan

sebelumnya.

4. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mencatat

sesuai dengan dengan dokumentasi-dokumentasi yang tersedia dengan baik

yang disediakan oleh perusahaan ataupun oleh lembaga-lembaga yang

terkait dengan penulisan ini.

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja

(purposive) mengingat populasi (jumlah penghuni hotel) pada hotel Marcopolo Bandarlampung bersifat tidak terbatas dan tidak diketahui. Untuk itu sampel yang

(52)

penulis miliki akan ditentukan sebanyak 70 sampel (responden). Menurut Malhotra

(2008: 453) minimal unit sampel sebanyak 4 atau 5 kali jumlah variabel yang

diteliti. Jumlah variabel penelitian ini termasuk variabel terikat adalah sebanyak 7.

Dengan demikian unit sampel yang dipilih sudah memenuhi syarat yaitu antara 28

sampai dengan 35. Sampel yang dipilih adalah responden yang pernah menginap di

Hotel Marcopolo dan diwawancarai saat berada di hotel.

3.3 Definisi Operasional Variabel

1. Variabel terikat keputusan memilih (membeli) jasa penginapan hotel

Marcopolo maksudnya merupakan serangkaian tindakan pelanggan dalam

memilih jasa penginapan dari alternatif-alternatif yang ada seperti tentang

kebutuhan, sumber informasi, merek, jenis produk.

2. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada

pelanggan/konsumen untuk diperhatikan, dimiliki atau kombinasikan sehingga

dapat m emuaskan keinginan dan kebutuhan.

3. Harga/Tarif adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan

sejumlah kombinasi dari produk atau jasa.

4. Promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi para

pelanggan yang dapat dilakuakan melalui kegiatan periklanan, promosi

penjualan, wiraniaga dan publisitas.

5. Tempat merupakan lokasi tempat melakukan pelayanan jasa yang dilakukan

oleh perusahaan, sehingga tempat merupakan cerminan dari saluran pemasaran.

6. Sumber daya manusia merupakan orang-orang yang telibt dalam memberikan

(53)

48

7. Proses merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melayani pelanggan.

8. Pisik merupakan tampilan fisik perusahaan sebagai daya tarik bagi pelanggan.

Tabel 5 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Pengukuran Bauran

Pemasaran Produk -- Pilihan tipe kamar Perlengkapan kamar

- Luas kamar Skala Interval Harga/Tarif - Besaran tarif

- PerbandinganTarif dengan pesaing - Pembayaran dengan

kartu kredit Skala Interval Promosi - Daya tarik iklan

- Promosi penjualan

- Wiraniaga/front office Skala Interval Lokasi -Lokasi yang strategis

-Transportasi menuju lokasi

-Suasana Lingkungan lokasi Skala Interval SDM -Keramahan karyawan

-Sopan santun karyawan -Kemampuan komunikasi

-Perhatian karyawan Skala Interval Proses -Kecepatan melayani

-Kelengkapan fasilitas pelayanan

-Ketrampilan karyawan Skala Interval Pisik -Ruangan tunggu

-Tempat parkir

-Tampilan pisik karyawan

-Fasilitas Peralatan Skala Interval

Keputusan

Menginap -Keputusan menginap berdasarkan tanggapan

(54)

3.4 Uji Coba Alat Ukur

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner.

Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan mampu untuk mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006:40).

Uji validitas instrument dilakukan dengan menguji validitas konstruk melalui

penggunaan analisis faktor. Validitas konstruk menunjukan seberapa valid hasil

yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukur atau indikator sesuai dengan

konsep teori yang digunakan.

Penggunaan analisis faktor dilakukan, pertama-tama melihat nilai KMO-MSA, dan

nilai signifikansi Barlett.s Test of Sphericity kurang dari 0,05, untuk menilai atau menguji bahwa alat ukur yang digunakan memadai. Nilai MSA menurut Sarwono

(2006:208) bahwa angka MSA adalah 0-1 dengan ketentuan:

MSA = 1 maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan.

MSA ≥ 0,5 maka variabel tersebut dapat diprediksi dan dianalisis lebih lanjut.

MSA < 0,5 maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan dianalisi lebih lanjut .

Langkah analisis faktor berikutnya, adalah melihat faktor loading dari masing-masing item pertanyaan atau indikator. Validitas instrument dinilai berdasarkan

kriteria nilai faktor loading item minimal 0,4 (Hair et al, 1998:648) dan Comrey dalam Jogiyanto (2007:124) menyatakan bahwa suatu indikator atau item

membentuk suatu konstruk dengan valid dan benar, maka indikator atau item

(55)

50

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen memiliki indeks

kepercayaan yang baik jika diujikan berulang. Uji reliabilitas dalam

penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach, untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dari keempat variabel penelitian jika dari hasil

uji reliabilitas instrumen dari keempat variabel penelitian jika dari hasil uji

reliabilitas memberikan nilai alpha > 0,6 (Gozali, 2006).

3.5 Metode Analisis

1. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah

melalui Regresi Linier Berganda yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh

tanggapan bauran pemasaran yang terdiri Produk (X1), Harga (X2), Promosi

(X3), Lokasi (X4) Sumber Daya Manusia (X5), Proses (X6) dan Pisik (X7)

terhadap keputusan menginap di Hotel Marcopolo Bandarlampung (Y) .

Persamaan regresi yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

Y = a+b1X1+ b2X2+ b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + + b7X7 + et

Keterangan:

X1 = Produk

X2 = Harga

X3 = Promosi

(56)

X5 = SDM

X6 = Proses

X7 = Pisik

Y = Keputusan Menginap di Hotel Marcopolo

a = Intercept

bi = Koefisien Regresi (i = 1,2,3,4,5,6,7)

et = pengganggu (error)

2. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah dengan

menggunakan pendekatan perilaku konsumen terutama yang berkenaan dengan

tanggapan konsumen mengenai bauran pemasaran berkenaan dengan keputusan

menginap di Hotel Marcopolo di Bandarlampung.

(57)

D SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis yang dirumuskan sebelumnya yaitu Tanggapan konsumen atas bauran

pemasaran berpengaruh positip terhadap keputusan konsumen untuk menginap di

Hotel Marcopolo Bandarlampung dapat diterima. Hal ini didasarkan pada hasil

pengujian secara statistik melalui regresi berganda yang dapat terlihat pada

simpulan berikut sebagai berikut.

5.1.1. Secara statistik bahwa secara keseluruhan variabel bebas (tanggapan tentang:

produk, tarif, promosi, lokasi hotel, SDM dan proses pelayanan serta bukti

fisik) mempengaruhi keputusan konsumen menginap di Hotel Marcipolo di

Bandar Lampung. Besarnya pengaruh variabel bebas tersebut terlihat dari

nilai Koefisien Determinasi (R2) = 0,444. Ini berarti sumbangan seluruh

variabel bebas terhadap keputusan konsumen menginap di Hotel Marcopolo

di Bandar Lampung sebesar 44,40 % dan sisanya 55,60 % dipengaruhi oleh

variabel bebas lain yang tidak diidentifikasi pada penelitian ini.

5.1.2 Berdasarkan uji parsial untuk melihat keberartian dari masing- masing

variabel bebas terhadap keputusan konsumen menginap di Hotel Marcopolo

di Bandar Lampung digunakan uji t. Ternyata berdasarkan hasil

Gambar

Tabel 1. Hotel Berbintang di Bandar Lampung Tahun 2011.
Tabel 2.    Rincian Harga Sewa Kamar Hotel Marcopolo                  Tahun 2012
Gambar 1.  Saluran Distribusi Hotel Marcopolo Bandar Lampung
Tabel 4.  Perkembangan Jumlah Penginap Pada Hotel Marcopolo                di Bandar Lampung Agustus 2011 s/d Juli 2012
+4

Referensi

Dokumen terkait

Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Universitas Negeri Yogyakarta memberikan penghargaan dan. mengucaPkan terima kasih, kePada

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM) yang telah dilakukan selama siklus I, terdapat beberapa masalah yang menyebabkan penelitian

Kemudian dari pendidikan yang rendah tersebut masyarakat disana tidak akan berpikir untuk menjual pendidikannya untuk mendapatkan mata pencaharian yang lebih baik

Untuk membantu kelancar-an pelaksanaan penyelenggaraan pelelangan ikan tersebut Pusat KUD Mina Jawa Timur dapat menunjuk Koperasi Unit (KUD) Mina yang merupakan

Pernyataan tersebut menjelaskan dan memberikan suatu gambaran bagaimana belajar aktif itu akan lebih menyenangkan dan mudah dipahami ketika peserta didik

33/PUU-XIV/2016 yang menyatakan bahwa Peninjauan Kembali merupakan upaya hukum luar biasa yang hanya dapat diajukan oleh terpidana atau ahli warisnya. Perspektif

Mol total CH3COONa = 0,25 mol – 12 mmol = 250 mmol – 12 mmol.. Untuk pertanyaan ketiga, apabila ke dalam larutan buffer tersebut ditambahkan basa kuat NaOH, maka NaOH tersebut

rndahn ekspor adalan k.rct dan bamnE karcl (pcnunbuhm ckspor karct dan barm8 Iutot nencapai sckirar 65% dalam 3 tahutr r$akhn) di samping CPO t.ig rerap.. neni.di