• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Transportasi memiliki peran yang penting dan strategis dalam pembangunan. Oleh karena itu, dalam perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem yang terpadu. Untuk mewujudkan keterpaduan intra dan antar moda yang lancar dan tertib, diperlukan sebuah terminal dengan dukungan aksesibilitas dan sistem sirkulasi yang baik secara internal (antar bagian wilayah kota) ataupun eksternal (antar kota) guna mengatur sistem pergerakan secara efektif dan efisien.

Terminal merupakan salah satu komponen penting dalam sistem transportasi yang berperan sebagai titik penumpang dan barang masuk dan keluar dari suatu sistem. Terminal penumpang merupakan prasarana transportasi jalan untuk menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi, serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Melihat fungsi tersebut, maka terminal penumpang merupakan fungsi pelayanan publik yang memegang peranan penting dalam pengaturan sirkulasi kendaraan umum dalam trayek, yang secara luas diperlukan oleh masyarakat.

Secara fungsional, Terminal Regional Daya adalah terminal penumpang tipe A dan merupakan terminal induk Kota Makassar yang melayani 34 trayek (rute) dengan rincian 12 trayek AKAP (Antar Kota Antar Provinsi), 19 trayek AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi), dan 3 trayek ANGKOT (Angkutan Perkotaan). Keberadaannya sangat vital dalam memberikan kontribusi bagi efisiensi perjalanan masyarakat Kota Makassar (dalam penggunaan moda angkutan umum) dan sumbangan kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pengelolaan Terminal Regional Daya diserahkan sepenuhnya kepada suatu Perusahaan Daerah “PD. Terminal Makassar Metro” di bawah naungan Pemerintah Kota Makassar. Pelimpahan pengelolaan terminal kepada pihak perusahaan daerah adalah sebagai upaya dalam peningkatan profesionalisme manajemen pengelolaan terminal. Penyelenggaraan pengelolaan terminal adalah

(2)

diutamakan dalam rangka menunjang kelancaran mobilitas orang dan barang serta menjamin keterpaduan intra dan antar moda selain sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Namun dalam kenyataannya, Terminal Regional Daya terus mengalami degradasi/penurunan fungsi yang berdampak pada kurang maksimalnya pemanfaatan fasilitas terminal. Peranan Pemerintah Kota Makassar sebagai pemilik, memposisikan terminal sebagai salah satu potensi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun belum menyertakannya dengan penyelenggaraan terminal yang profesional, sehingga daya tarik terminal dipersepsikan menurun menghadapi ancaman semakin maraknya terminal liar. Kondisi Terminal Regional Daya semakin hari kian memprihatinkan, yang ditandai dengan semakin berkurangnya volume kendaraan dan penumpang yang masuk dan memanfaatkan terminal tersebut untuk kebutuhan naik/turun penumpang serta fasilitas perpindahan moda.

Sejumlah permasalahan yang nampak berdasarkan hasil observasi/survey pendahuluan di lapangan terkait dengan penurunan fungsi Terminal Regional Daya, secara rinci dijabarkan sebagai berikut :

1. Keberadaan terminal yang jauh dari pusat kota.

2. Sirkulasi kendaraan dalam terminal yang cenderung bercampur (semrawut), termasuk pula penyalahgunaan fungsi ruang parkir.

3. Penataan layout fasilitas yang kurang tepat. 4. Kondisi fasilitas terminal yang kurang terawat.

5. Keberadaan kios-kios yang lebih mendominasi dan turut menciptakan kesan kumuh dan semrawut di lingkungan terminal.

6. Minimnya informasi yang ada, baik yang terkait dengan keberadaan fasilitas maupun kaitannya dengan kebutuhan perjalanan penumpang, dalam hal ini informasi mengenai rute/trayek, jadwal perjalanan, dan tarif perjalanan. 7. Minimnya ketersediaan rambu-rambu dan penerangan di malam hari.

8. Kurangnya vegetasi di lingkungan terminal, terutama pada areal parkir kendaraan.

(3)

9. Kurangnya pengawasan petugas terhadap aktivitas terminal, yang mana keberadaan petugas lebih terfokus pada urusan penarikan retribusi.

10. Ketidaknyamanan penumpang terkait dengan keberadaan calo’, buruh angkut, dan pedagang asongan di sekitar fasilitas terminal.

11. Ketidakdisiplinan para pengemudi/operator yang lebih memilih menaikkan dan menurunkan penumpang di luar terminal, seperti di terminal bayangan pada sepanjang ruas Jalan Perintis Kemerdekaan dan di pool-pool agen.

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa alasan yang menyebabkan pemanfaatan Terminal Regional Daya menjadi kurang maksimal/tidak optimal secara umum dapat ditinjau dari 3 (tiga) aspek, yakni sebagai berikut :

1. Aspek Perencanaan dan Perancangan, meliputi lokasi, site/tapak, sistem aksesibilitas dan sirkulasi, serta fasilitas terminal (tata layout, kemudahan akses, dan kondisi fasilitas).

2. Aspek Manajemen, penyelenggaraan terminal yang tidak maksimal baik dalam hal pengelolaan, pemeliharaan, maupun penertiban.

3. Aspek Operasional, indisipliner pengemudi/operator dalam menggunakan terminal sebagai tempat menaikkan dan menurunkan penumpang, dengan beberapa indikasi diantaranya : fenomena terminal bayangan, fenomena kendaraan plat hitam yang turut serta mengambil penumpang, dan lain-lain.

Masalah optimalisasi fungsi dan peran dari Terminal Regional Daya membutuhkan penanganan dan penyelesaian yang bersifat multidimensi dengan berdasarkan pada permasalahan tersebut di atas, yakni penanganan pada tingkat kebijakan (policy level), tingkat pengelolaan (managment level), serta tingkat operasional (operational level), yang mana memposisikan faktor kinerja terminal menjadi sangat penting dalam konteks keberadaan dan sistem operasional terminal sebagai bagian dari sistem transportasi terpadu, ditinjau dari aspek teknis perencanaan terminal serta adanya tuntutan dari pihak pengguna (stakeholders), dalam hal ini penumpang dan pengemudi/operator (awak angkutan umum).

Melihat fakta yang ada pada Terminal Regional Daya, maka yang menjadi perhatian utama dalam penelitian ini adalah terjadinya penurunan fungsi

(4)

Terminal Regional Daya dengan berdasarkan pada ketiga aspek tersebut di atas. Oleh karena itu, penulis beranggapan perlunya dilakukan penelitian dengan judul “Revitalisasi Terminal Regional Daya” guna mengembalikan peran dan fungsi terminal yang selama ini terus mengalami penurunan fungsi. Kebutuhan revitalisasi ini didasarkan pada kondisi Terminal Regional Daya yang tidak lagi berjalan sebagaimana mestinya, sehingga ke depannya diharapkan dapat dilakukan perubahan, baik dari aspek fisik terminal terkait dengan fasilitas dan image/citra kawasan juga perbaikan terhadap manajemen pengelolaan (manajerial) terminal.

Merevitalisasi atau menghidupkan kembali fungsi Terminal Regional Daya, harus menyeluruh karena dua alasan. Pertama, Terminal Regional Daya merupakan salah satu objek vital bagi efisiensi perjalanan masyarakat Kota Makassar dan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehingga keberadaannya harus memudahkan pengguna, baik dalam hal pencapaiannya termasuk pula sistem pelayanannya. Kedua, penyelenggaraan terminal yang tidak profesional menyebabkan beberapa pengguna (stakeholders) beralih moda di luar Terminal Regional Daya yakni di terminal bayangan sepanjang Jalan Perintis Kemerdekaan (depan Koopsa AURI II, Daya) karena terminal dipandang bukan sebagai tempat peralihan moda yang semestinya, jauh dari kesan nyaman dan aman, sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap standar prosedur operasional terminal dan kebutuhan fasilitas yang sesuai dengan standar perencanaan terminal penumpang tipe A dan kebutuhan tipikal pengguna (stakeholders). Oleh karena itu, dalam pengembangan Terminal Regional Daya ke depannya diperlukan visi yang jelas yang diwujudkan dalam bentuk rumusan konsep pendekatan perancangan untuk kebutuhan perencanaan revitalisasi terminal guna menyongsong terwujudnya harapan bersama (pemerintah, pengelola, dan pengguna/stakeholders).

Melalui perencanaan revitalisasi terminal nantinya, diharapkan Terminal Regional Daya akan dikemas dalam tata ruang yang baik, bersih, nyaman, dan aman. Pengalaman di terminal tidak akan lagi disuguhi dengan suasana kumuh, semrawut, kotor, dan minimnya fasilitas dan sistem informasi, keamanan yang kurang terjamin, dan lain sebagainya. Dengan segudang kelebihan yang

(5)

ditawarkan ditambah dengan dukungan manajemen dan sistem informasi yang tertata apik, tentu saja dengan mudah Terminal Regional Daya akan menarik perhatian masyarakat dan perlahan akan beralih menggunakan terminal, bukan lagi terminal bayangan dan secara otomatis juga akan meningkatkan kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian permasalahan tersebut di atas, beberapa hal pokok yang merupakan pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana meganalisis kinerja Terminal Regional Daya?

2. Bagaimana mengevaluasi kinerja operasional Terminal Regional Daya? 3. Bagaimana merumuskan konsep pendekatan perancangan yang tepat dalam

rangka revitalisasi Terminal Regional Daya sesuai dengan standar perencanaan terminal penumpang tipe A dan karakteristik/tipikal pengguna?

C. TUJUAN PENELITIAN Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah :

1. Menganalisis kinerja Terminal Regional Daya dengan berdasarkan pada aspek tata ruang dan tinjauan normatif.

2. Mengevaluasi kinerja operasional Terminal Regional Daya berdasarkan standar perencanaan terminal penumpang tipe A dan standar prosedur operasional terminal.

3. Merumuskan konsep pendekatan perancangan yang tepat terkait dengan revitalisasi Terminal Regional Daya, sesuai dengan standar perencanaan terminal penumpang Tipe A dan karakteristik/tipikal pengguna.

D. MANFAAT PENELITIAN

Secara umum signifikasi atau manfaat penelitian ini dibedakan menjadi 2 (dua), yakni :

(6)

1. Bagi Kalangan Akademisi :

Sebagai tambahan bahan kajian atau referensi bagi penelitian lebih lanjut/terkait.

2. Bagi Kalangan Praktisi :

a. Diharapkan dapat memberikan masukan yang konstruktif bagi Pemerintah Kota Makassar, khususnya PD. Terminal Makassar Metro mengenai revitalisasi yang akan diusulkan.

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kota Makassar guna penyempurnaan implementasi kebijakan terkait dengan fungsinya sebagai pelayanan publik.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Untuk mencapai tujuan dalam penelitian, maka penelitian ini dibatasi dengan ruang lingkup sebagai berikut :

1. Lingkup Wilayah Studi/ Spasial

Gambar 1.1

Lingkup Wilayah Studi/Spasial (Sumber : http://id.www.wikimapia.org)

Lokasi penelitian dilakukan pada daerah lingkungan kerja Terminal Regional Daya Kota. Sedangkan wilayah sekitar terminal yang merupakan daerah

(7)

pengawasan terminal hanya menyinggung mengenai kontribusi positif dan negatif terhadap keberadaan terminal sebagai dasar dalam analisis aksesibilitas dan sirkulasi yang turut mempengaruhi pemanfaatan terminal. Secara administratif, Terminal Regional Daya berada di Kelurahan Daya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Lingkup Kajian Studi/ Substansial

Substansi pembahasan dibatasi hanya pada kinerja terminal dan kinerja operasional terminal yang dianggap berpengaruh dalam pemanfaatannya sebagai input dalam menyusun konsep revitalisasi Terminal Regional Daya dengan berfokus pada aspek perancangan fisik meliputi : sistem aksesibilitas, sistem sirkulasi, kebutuhan fasilitas, dan tata layout terminal berdasarkan prediksi kebutuhan demand 20 tahun ke depan. Adapun hal-hal selain tersebut di atas yang masih dianggap berkaitan akan dibahas seperlunya.

(8)

F. KERANGKA PIKIR STUDI

Gambar 1.2 Kerangka Pikir Studi

(9)

G. KEASLIAN PENELITIAN

Beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki kesesuaian topik dengan penulisan, sehingga dijadikan sebagai sumber acuan dalam pengembangan penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut :

Saputra (2010), Analisa Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Terhadap Kinerja Pelayanan Terminal Makassar Metro Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap kinerja pelayanan di terminal, atribut pelayanan yang paling berpengaruh, dan korelasi antara karakteristik pengguna jasa dengan penilaian atribut pelayanan di Terminal Makassar Metro. Hasil penelitian diperoleh nilai indeks kepuasan pengguna jasa, atribut pelayanan yang paling berpengaruh untuk ditingkatkan kinerjanya (waktu menunggu kedatangan/keberangkatan angkutan umum, sistem informasi pelayanan, penertiban buruh bagasi dan calo’, kondisi jalan, ruang tunggu, bengkel, ruang istirahat kru angkutan umum, tempat cuci angkutan umum, toilet, dan penerangan di malam hari), serta korelasi antara karakteristik pengguna dalam penilaian/persepsi terhadapa atribut-atribut pelayanan yang dirasakan di Terminal Makassar Metro.

Rusdihanto (2010), Faktor Kinerja Terminal Yang Mempengaruhi Penumpang Menunggu di Luar Terminal (Studi Kasus : Terminal Penumpang Tipe A Tirtonadi – Surakarta). Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penumpang menunggu di luar terminal, hubungan antar kinerja terminal berdasarkan indikator ketersediaan fasilitas terminal dengan ketepatan penataan fasilitas terminal. Hasil penelitian diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi penumpang menunggu di luar terminal (meliputi : jarak akses menuju fasilitas, kurangnya informasi, kapasitas ruang tunggu yang dianggap kurang, petugas yang tidak tanggap, ketidaktepatan jadwal pemberangkatan, ketidaktepatan penataan fasilitas, serta ketidaknyamanan penumpang di terminal), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja terminal terkait dengan ketersediaan fasilitas yang meliputi : indikator ketersediaan akses, informasi, jumlah dan fasilitas, ketanggapan pelayanan, ketepatan pelayanan, dan profesionalisme pelayanan terminal.

(10)

Gultom (2002), Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat Terhadap Ketidakefektifan Terminal Induk Natai Suka di Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakefektifan Terminal Natai Suka dari persepsi penumpang dan pengemudi. Hasil penelitian meliputi alasan para pengemudi lebih memanfaatkan terminal bayangan, diantaranya : aksesibilitas, jumlah penumpang yang lebih banyak, headway yang relatif singkat, hemat BBM, ketidaktegasan pemerintah menegakkan peraturan, kondisi jalan, tagihan di luar retribusi, premanisme, kondisi terminal, dan fasilitas terminal.

Gambar

Gambar 1.2  Kerangka Pikir Studi

Referensi

Dokumen terkait

bersifat high politics, namun juga kepada agenda yang bersifat low politics seperti masalah ekonomi, sosial, kesejahteraan dan hak asasi manusia. Demikian halnya dengan peran KBRI

Sebagai salah satu upaya optimalisasi penanganan bencana, maka penyusunan rencana strategis pada lembaga penanggulangan bencana khususnya pada BPBD Provinsi Sumatera

Penelitian hukum yang bersifat deskriptif ini bertujuan untuk memberikan data yang akurat dan sejelas-jelasnya mengenai tinjauanpelaksanaan peran partisipasi

Latihan ini biasa digunakan untuk olahraga yang sifatnya membutuhkan keseimbangan, kontraksi otot dan daya tahan otot yang baik seperti olahraga skateboarding,

3. Pelatihan bersifat teknis untuk membentuk tim yang mampu mempersiapkan, mendirikan, merawat dan menjalankan fungsi rumah sakit lapangan... Bagian V.2.. TUJUAN, SASARAN

Peran Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten/Kota sebagai lembaga Pemilu

Kompetensi kunci : Keterampilan umum yang diperlukan agar kriteria unjuk kerja tercapai pada tingkatan kinerja yang dipersyaratkan untuk peran / fungsi pada

Physiological fitness berhubungan dengan masalah – masalah yang bersifat fisiologis, yaitu tingkat kemampuan menyesuaikan fungsi alat - alat tubuhnya terhadap