INDONESIA “ADA APA DENGAN CINTA?”
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Sastra
Oleh
DESMAWANTI PURBA
NIM. 208212010
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
DesmawantiPurba. NIM 208212010. Penggunaan Bahasa Prokem Dalam Film Remaja Indonesia “Ada Apa Dengan Cinta?”. Jurusan Bahasa Dan Sastra Indonesia. Program Studi Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan bahasa remaja (prokem) dalam situasi resmi dan bentuk-bentuk kosakata bahasa prokem yang tercermin dalam film remaja Indonesia Ada Apa Dengan Cinta?.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, artinya suatu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian untuk memperoleh kejelasan tentang data.
Hasil penelitian adalah (1) penggunaan bahasa prokem pada situasi resmi ada 27 kosakata bahasa prokem yaitu ifo,yipe, batik, anker, pinba, koe, power ranger, cauka, coy, ak, or, anak babon, coba, mokal, ngum, nyenggoh, op, wedang alang, ayui, mum, buker, marbel, gondes, ceker, rafofo, tacin, madesu yang dimana masing-masing terjadi hnaya 1 kali dengan jumlah penggunaan 4 %. Kosakata dalam penggunaan situasi resmi mengalami perubahan struktur fonologis yaitu ada 12 kosakata bahasa prokem atau 44 %, pembentukan secara morfologis ada 9 kosakata bahasa prokem atau 33 % dan tidak mengalami perubahan fonologis dan pembentukan secara morfologis ada 6 kosakata bahasa prokem atau 22 %, (2) bentuk kosakata bahasa prokem : a) bentuk kosakata ada 22 kosakata bahasa prokem: umum (BKu), lokal (BKl), singkatan (BKs) 4 %, akronim (Bka) 27 %, bahasa daerah (BKd) 23 %, kolokial (BKKk) 4 %, bahasa waria (BKw) 14 %. b). 2). Tema kosakata ada 27 kosakata bahasa prokem: masalah cinta (KMc) 11 %, kenakalan remaja (KKr) 7 %, lingkungan keluarga (KLk) 18 %, lingkungan sekolah (KLs) 4%, nama orang (Kno) 4 %, tentang sifat (KTs) 11 %, masalah persahabatan (KMp) 18 %, masalah makanan (KKm) 4 %, produk/ barang (KPb) 11 %, masalah aktivitas (KMa) 4 %, pangglan/ sebutan (KPs) 4 %, masalah kelompok/ geng 4 %.
Kesimpulan dari penelitian adalah bahwa penggunaan bahasa prokem dalam film remaja Indonesia “Ada Apa Dengan Cinta?” sudah banyak digunakan. Hal ini sejalan dengan bahasa remaja saat ini. Apa yang ditayangkan dalam dunia perfilman adalah cermin zaman dalam dunia nyata. Penggunaan bahasa prokem pada situasi resmi juga sudah menyebar yang di mana akan mengganggu kelancaran komunikasi. Penggunaan bahasa pada situasi resmi harus menggunakan bahasa yang baik dan benar sedangkan pada situasi nonformal, tdak harus mengggunakan bahasa yang baik dan benar dalam arti bebas menggunakan bahasa apa saja.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan rahmat-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Penggunaan Bahasa Prokem Dalam Film Remaja Indonesia “Ada Apa Dengan Cinta?” ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun tujuan penyusunan skripsi ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra.
Dalam penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan,
2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan telah banyak membantu penulis memberikan masukan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini,
7. Bapak Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd., selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan akademik selama waktu perkuliahan,
8. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Bahasa Dan Seni,
9. Kepada kedua orang tua saya yaitu ibu E. Manalu (almarhum) dan bapak
K. Purba yang telah banyak berdoa dan memberikan bantuan baik dari segi materil maupun moril serta motivasi selama ini, sehingga saya dapat menyelesaikan studi jenjang S-1 ini,
10.Adik saya Marasi Sonetha Purba, Roy Rikardo Purba dan Nella Puspita Sari yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, 11.Kepada kakak saya Merlina Purba, Juliana Purba, Satjan Elfitra Purba,
Elpiana Sinaga dan abang saya Tumbur Purba yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini,
12.Kepada pariban saya Halasan Leonardus Simamora yang telah banyak memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini,
13.Keluarga besar Op. Juwita Manalu dan Op. Tumbur Purba yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini,
14.Kepada rekan-rekan seperjuangan Friska, Rumiris, Deli, Sri, dan yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dan kebersamaannya,
15.Rekan-rekan sekerja di SBEC, sahabat-sahabat saya satu kost bang Henrik, Frindolin, Torro, Fitri, kak Rio dan semua pihak yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini,
16.Kepada Kepala Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
Biarlah kiranya Tuhan Yang Maha Esa yang membalas budi dan kebaikan mereka serta diberikan kemudahan-Nya. Akhirnya, segala puji syukur saya persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas lindungan-Nya selama ini. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Maret 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL
DAN PERTANYAAN PENELITIAN ... 7
A. Landasan Teoretis ... 7
1. Penggunaan Bahasa atau Etnografi Berbahasa ... 7
2. Fungsi Sosial Bahasa Dalam Mayarakat ... 12
3. Variasi Bahasa ... 14
7. Penggunaan Bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku ... 42
4) Kosakata Akronim ... 48
5) Kosakata Bahasa Daerah ... 48
6) Kosakata Kolokial ... 49
7) Kosakata Bahasa Waria ... 49
b. Tema Kosakata ... 50
1) Masalah Cinta ... 50
2) Kenakalan Remaja ... 50
3) Lingkungan Keluarga ... 51
4) Lingkungan Sekolah ... 51
5) Nama Orang ... 52
6) Nama Tempat ... 52
7) Tentang Sifat ... 53
8) Masalah Persahabatan ... 53
9) Masalah Makanan... 53
11. Sinopsis Film Ada Apa Dengan Cinta?... 59
B. Kerangka Konseptual ... 61
C. Pertanyaan Penelitian ... 63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 64
A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 64
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 104
A. Simpulan ... 108
B. Saran ... 111
DAFTAR PUSTAKA ... 113
LAMPIRAN I ... 115
LAMPIRAN II ... 125
TABEL HALAMAN TABEL 3.1 Deskripsi Data Penelitian Terhadap Penggunaan
Bahasa Prokem Pada Situasi Resmi ... 68
TABEL 3.2 Deskripsi Data Penelitian Terhadap Bentuk Kosakata Bahasa Prokem ... 69
TABEL 4.1 Penggunaan Bahasa Prokem Pada Situasi Resmi ... 71
TABEL 4.2 Perubahan Struktur Fonologis Bahasa Prokem Remaja Dalam Film Ada Apa Dengan Cinta? ... 72
TABEL 4.3 Pembentukan Morfologis Bahasa Prokem Remaja Dalam Film Ada Apa Dengan Cinta ... 73
TABEL 4.4 Bahasa Prokem Yang Tidak Mengalami Perubahan Struktur Fonologis dan Morfologis Dalam Film Ada Apa Dengan Cinta? ... 75
TABEL 4.13 Kosakata Kenakalan Remaja ... 80
TABEL 4.14 Kosakata Lingkungan Keluarga ... 81
TABEL 4.15 Kosakata Lingkungan Sekolah ... 81
TABEL 4.16 Kosakata Nama Orang ... 82
TABEL 4.17 Kosakata Tentang Sifat ... 82
TABEL 4.18 Kosakata Masalah Persahabatan ... 83
TABEL 4.19 Kosakata Masalah Makanan... 83
TABEL 4.20 Kosakata Produk/ Barang ... 84
TABEL 4.21 Kosakata Masalah Aktivitas ... 84
TABEL 4.22 Kosakata Panggilan/ Sebutan ... 84
LAMPIRAN I... 110
LAMPIRAN II ... 125
108
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis terhadap bahasa prokem di kalangan remaja dalam
film “Ada Apa Dengan Cinta?”, bahwa penggunaan bahasa prokem sudah
menyebar di mana-mana termasuk di lingkungan sekolah. Semakin maraknya
bahasa prokem dikalangan remaja disebabkan dengan kondisi psikologis remaja
saat ini yang sedang mengalami masa pertumbuhan dan dilanda krisis yang dipicu
meningkatnya intensitas kenakalan di keluarga, pergaulan bebas, serta pemakaian
obat-obat terlarang. Akibatnya, meskipun mereka menemukan kenikmatan sesaat,
terjadi kejenuhan dan keinginan mencari sesuatu yang baru untuk memahami
dirinya.
Salah satu bukti bahwa bahasa prokem semakin marak di sekolah, terlihat
dalam film Ada Apa Dengan Cinta?, bahkan bahasa prokem telah digunakan para
remaja saat berkomunikasi dengan kepala sekolah dan juga guru. Hal ini secara
langsung akan mengakibatkan komunikasi tidak lancar dan baik karena konteks
pemakaian bahasa prokem tidak pada tempatnya. Sejauh mana kita ketahui bahwa
bahasa prokem seharusnya digunakan pada situasi nonformal (tidak resmi)
seangkan pada situasi resmi kita akan menggunakan bahasa baku yaitu bahasa
yang baik dan benar.
Penggunaan bahasa prokem pada situasi resmi dalam film Ada Apa
Dengan Cinta?, terjadi sebanyak 6 adegan yaitu adegan 12 (fio, yipe, batik, anker,
pinba), adegan 16 (koe, power ranger, cauka, coy), adegan 28 (ak, or, anak
babon, coba, mokal, ngum, nyenggoh), adegan 33 (op, wedang alang, ayui, mum,
buker), adegan 56 (marbel), adegan 57 (gondes, ceker, rafofo, tacin,
madesu).Berdasarkan data yang diperoleh terdapat 27 kosakata bahasa prokem
yang masing-masing setiap kosakata dalam adegan hanya terjadi 1 kali, jadi
jumlah penggunaan bahasa prokem adalah 4 %.
Kosakata-kosakat tersebut mengalami perubahan struktur fonologis dan
pembentukan kosakata secara morfologis dan ada kosakata tersebut yang tidak
mengalami perubahan struktur fonologis dan pembentukan secara morfologis.
Kosakata yang mengalami perubahan struktur fonologis dibagi atas perubahan
penghilangan vokal terakhir (or, op, aki), pemertahanan suku kata pertama dan
konsonan pertama suku kata kedua (mum, ngum), penambahan suku kata terakhir
(nyenggoh), penambahan vokal (ayui), penggantian vokal (koe), penggantian
konsonan (rafofo, iso), pembalikan konsonan (yipe), pembalikan suku kata
(tacin). Ada 12 kosakata bahasa prokem dengan jumlah penggunaan 44 %.
Pembentukan secara morfologis hanya abreviasi yaitu akronim dibentuk dari satu
suku awal tiap masing-masing kata. Kosakata tersebut adalah gondes, ceker,
madesu, buker, coba, batik, anker, pinba, marbel. Ada 9 kosakata bahasa prokem
dengan jumlah penggunaan 33 %. Kosakata yang tidak mengalami perubahan
110
coy, mokal, power ranger, wedang alang. Jumlah kosakata ada 6 dengan jumlah
penggunaan 22 %.
Bentuk kosakata bahasa prokem yang dibagi atas dua kelompok yaitu 1).
Bentuk kosakata ada 22 kosakata : umum (BKu) ada 5 kosakata (gokil, bete,
ember, EGP, oki) 23 %, kosakata lokal (BKl) ada 1 kosakata (candi) 4 %,
singkatan (BKs) ada 1 kosakata (AACB) 4 %, akronim (Bka) ada 6 kosakata
(cepdik, batak, kibonung, pede, coker, tetupuI) 27 %, bahasa daerah (BKd) ada 5
kosakata (borro, kapatuli, kullu-kullu, cimuk-cimuk, kupret) 23 %, kolokial
(BKKk) ada 1 kosakata (ko mengerji toh) 4 %, bahasa waria (BKw) ada 3
kosakata (kenepong, eles, pepong) 14 %. b). 2). Tema dan penggunaan kosakata
ada 27 kosakata bahasa prokem: masalah cinta (KMc) ada 3 kosakata (odo-odo,
ILU, cimeng) 11 %, kenakalan remaja (KKr) ada 2 kosakata (timpak, hambur) 7
%, lingkungan keluarga (KLk) ada 5 kosakata (bokap, nyokap, kace, ucle, spupet)
18 %, lingkungan sekolah (KLs) ada 1 kosakata (bugil) 4%, nama orang (Kno)
ada 1 kosakata (Omas) 4 %, tentang sifat (KTs) ada 3 kosakata (culu, parkit,
mukiyo) 11 %, masalah persahabatan (KMp) ada 5 kosakata (sili’, blizt, preng,
salam perkosa, anju) 18 %, masalah makanan (KKm) ada 1 kosakata (misi) 4 %,
produk/ barang (KPb) ada 3 kosakata (O2, campina, pepsi) 11 %, masalah
aktivitas (KMa) ada 1 kosakata (warau) 4 %, pangglan/ sebutan (KPs) ada 1
kosakata (becek) 4 %, masalah kelompok/ geng (KKg) ada 1 kosakata (ijo lumut)
4 %. Ada 4 kosakata yang tidak ditemukan dalam film Ada Apa Dengan Cinta
yaitu nama tempat (KNt), masalah seks (KMs), bagian tubuh (KBt), masalah
Hal terpenting mengenai bahasa prokem adalah bahwa bahasa prokem
merupakan bahasa sandi, yang bersifat bebas tanpa terikat oleh rumus atu
kode-kode bahasa tersebut. Bahasa prokem lebih menonjol sebagai bahasa sandi yang
dipakai oleh kelompok tertentu. Setiap orang dalam suatu kelompk pengguna
bahasa prokem, bebas memberi interpretasi yang berbeda-beda menurut
kreativitas masing-masing. Interpretasi tersebut kemudian secara sengaja diakui
dan digunakan oleh para pengguna bahasa prokem. Inilah yang merupakan salah
satu ciri pembeda bahasa prokem dengan bahasa gaul lainnya.
B. Saran
Berdasarkan penelitian terhadap penggunaan bahasa prokem dalam film
remaja Indonesia Ada Apa Dengan Cinta?, perlu dilakukan penelitian serupa
dengan rancangan sama dalam variasi atau ruang lingkup yang lain, hal ini
penting dilakukan untuk memperoleh analisis lebih lengkap dan mendalam
sehingga masalah yang mengemuka semakin menjangkau pada hal-hal yang
paling mendasar dalam pengggunaan bahasa prokem, dengan demikian
diharapkan jangkauan hasil penelitian nantinya akan memiliki tingkat
kebermaknaan yang lebih besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya
bagi perkembangan sosiolinguistik di Indonesia.
Penelitian dalam bidang sosiolinguistik, khusunya dalam bidang
penggunaan bahasa masih jarang diteliti sehingga disarankan peneliti-peneliti
112
Sehingga perkembangan sosiolinguistik terlebih dalam penggunaan bahasa lebih
mendapat perhatian kedepannya. Penelitian-penelitian di bidang sosiolinguistik
diharapkan semakin banyak dilakukan untuk menemukan teori-teori baru yang
lebih relevan dengan keadaan sosiolinguistik di Indonesia.
Selain itu, penelitian tentang bahasa prokem ini juga dapat memberikan
tambahan wawasan yang lebih luas mengenai bahasa prokem. Bahwa bahasa
prokem merupakan salah satu variasi bahasa gaul yang diminati para remaja. Oleh
karena itu, pembaca dapat memberi interpretasi yang lebih kreatif dan
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Leonie, dan Chaer Abdul, Sosiolinguistik-Perkenalan Awal. Jakarta :
PT. Rineka Cipta., 2004
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 1997. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka
Cipta.
2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
2007. Leksikologi dan Leksikografi Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Budiharso, Teguh. 2009. Panduan Lengkap Penulisan Karya Ilmiah. Yogjakarta. Venus
Dardjowidjojo, Soenjono. 2003. Psikolinguistik : Pengantar Pemahaman Bahasa
Manusia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Hurlock. 1990. Psikolinguistik. Bandung : PT. Refika Aditama.
Keraf. 1984. Tatabahasa Indonesia. Flores-NTT : Nusa Indah
Moeliono ,M, Anton Lapoliwa, Hans Dardjowidjojo, Soenjono, Hasan Alwi,
Tata Bahasa Baku Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2003.
Nababan, P.W.J. 1991. Sosiolinguistik-Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Ohoiwutun, Paul.2007. Sosiolinguistik “Memahami Bahasa Dalam Konteks
Masyarakat Dan Kebudayaan.” Jakarta : Kesaint Blanc-Anggota IKAPI.
Pateda, Mansoer. 2011. Linguistik Sebuah Pengantar. Bandung : Angkasa.
114
Sumarsono. 2010. Sosiolinguistik. Yogjakarta. SABDA (Lembaga Studi Agama,
Budaya dan Perdamaian).
Syafyahya, Leni dan Aslinda., Pengantar Sosiolinguistik. Bandung : PT.
Refika Aditama., 2007