• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP REMAJA TERHADAP PROGRAM PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN (PUP) DI DESA DAGANG KELAMBIR KECAMATAN TANJUNG MORAWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIKAP REMAJA TERHADAP PROGRAM PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN (PUP) DI DESA DAGANG KELAMBIR KECAMATAN TANJUNG MORAWA."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

SIKAP REMAJA TERHADAP PROGRAM PENDEWASAAN

USIA PERKAWINAN (PUP) DI DESA DAGANG KELAMBIR

KECAMATAN TANJUNG MORAWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan

Pendidikan Luar Sekolah

Oleh :

AINUL FITRIE YELFIA 1103171002

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ii

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,

sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu dengan judul skripsi

“Sikap Remaja Terhadap Program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) Di

Desa Dagang Kelambir Kecamatan Tanjung Morawa”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk melengkapi dan memenuhi syarat-syarat untuk ujian akhir

memperoleh gelar sarjana pada program studi Pendidikan Luar Sekolah

Universitas Negeri Medan.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Medan. Selama dalam proses penyelesaian skripsi

ini banyak kendala yang dihadapi Penulis, namun semuanya teratasi berkat

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini Penulis

sampaikan untaian terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu,

terkhusus kepada kedua orang tua tercinta atas kasih sayang, semangat serta

dukungan moril dan materil mulai dari awal hingga selesai perkuliahan.

Pada akhir kata Penulis sangat berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi

siapa saja yang membacanya terutama sebagai bahan masukan bagi berbagai

pihak yang terkait dengan permasalahan yang diangkat menjadi judul skripsi ini.

Medan, 19 Agustus 2014 Penulis

(5)

i

ABSTRAK

Ainul Fitrie Yelfia. Nim. 1103171002. Sikap Remaja Terhadap Program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) Di Desa Dagang Kelambir Kecamatan Tanjung Morawa. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2014.

Permasalahan penelitian ini berkaitan dengan sikap remaja terhadap program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa baik sikap remaja terhadap program Pendewasaan Usia Perkawinan.

Sikap menurut Sarwono (2010: 201) adalah sebagai istilah yang mencerminkan rasa senang, tidak senang atau perasaan biasa-biasa saja (netral) dari seseorang terhadap sesuatu. Sikap memiliki tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuntitatif. Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang berupa penyebaran angket (kuesioner) dan dokumentasi. Objek penelitian ini adalah remaja yang tinggal di Desa Dagang Kelambir sebanyak 44 remaja. Teknik analisi menggunakan rumus P = F/N x 100%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) program peningkatan kesempatan memperoleh pendidikan cenderung mengarah kekategori baik sebesar 31,81% (2) program perubahan pandangan terhadap nilai anak mengarah kekategori baik sebesar 34,09%, (3) program peningkatan kesempatan kerja mengarah kekategori baik sebesar 38,18%, (4) program peningkatan aktivitas mengarah kekategori baik sebesar 41,66%, (5) program pernanan wanita dalam pengambilan keputusan keluarga mengarah kekategori baik sebesar 34,09%, (6) program penetapan dan pelaksanaan UU mengarah kekategori 41,47%, dan (7) program peningkatan kegiatan KIE mengarah kekategori baik sebesar 47,15%.

(6)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis ... 7

1. Teori Tentang Sikap ... 7

2. Pengertian Remaja ... 10

2.1. Ciri-Ciri Remaja ... 12

2.2. Batas Umur Remaja ... 13

3. Sikap Remaja . ... 14

4. Pendewasaan Usia Perkawinan ... 15

4.1. Pengertian Pendewasaan Usia Perkawinan ... 15

4.2. Undang-Undang Perkawinan ... 16

4.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkawinan... 18

5. Program Pendewasaan Usia Perkawinan ... 24

5.1. Peningkatan Kesempatan Memperoleh Pendidikan ... 24

5.2. Perubahan Pandangan Terhadap Nilai Anak... 24

5.3. Peningkatan Kesempatan Kerja ... 25

5.4. Peningkatan Aktivitas Keterampilan, Kesenian,

(7)

vi

dan olah Raga ... 26

5.5. Peningkatan Peranan Wanita Dalam Pengambilan Keputusan Keluarga ... 27

5.6. Penetapan dan Peningkatan Pelaksanaan UU ... 27

5.7. Peningkatan Kegiatan KIE ... 28

6. Dampak Perkawinan Usia Muda ... 28

B. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32

B. Populasi dan Sampel ... 32

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 33

D. Alat Pengumpulan Data ... 34

E. Teknik Analisis Data ... 37

F. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 41

2. Deskripsi Data . ... 41

3. Data Berdasarkan Persentase Jawaban... 41

3.1. Sikap Remaja Terhadap Peningkatan Kesempatan Memperoleh Pendidikan . ... 42

3.2. Sikap Remaja Terhadap Perubahan Pandangan Terhadap Nilai Anak. ... 43

3.3. Sikap Remaja Terhadap Kesempatan Kerja . ... 44

3.4. Sikap Remaja Terhadap Peningkatan Aktivitas . ... 44

3.5. sikap Remaja Terhadap Peningkatan Peranan Wanita . ... 45

3.6. Sikap Terhadap Peningkatan Pelaksanaan UU . ... 46

3.7. Sikpap Terhadap Peningkatan Kegiatan KIE . ... 46

4. Uji Kecenderungan ... 47

B. Pembahasan . ... 48

(8)

B. Saran . ... 54

(9)

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 : Skala Likert ... 34

Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Angket ... 35

Tabel 3.3 : Waktu Penelitian . ... 40

Tabel 4.1 : Sikap Terhadap Peningkatan Kesempatan Pendidikan . ... 42

Tabel 4.2 : Sikap Terhadap Perubahan Pandangan Nilai Anak . ... 43

Tabel 4.3 : Sikap Terhadap Memperoleh Kesempatan Kerja . ... 44

Tabel 4.4 : Sikap Terhadap Peningkatan Aktivitas . ... 44

Tabel 4.5 : Sikap Terhadap Peningkatan Peranan Wanita . ... 45

Tabel 4.6 : Sikap Terhadap Peningkatan Pelaksanaan Undang-Undang . ... 46

Tabel 4.7 : Sikap Terhadap Peningkatan KIE . ... 46

Tabel 4.8 : Tingkat Kecenderungan. ... 48

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 : Paradigma Penelitian ... 31

(11)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Angket ... 58

Lampiran 2 : Data Responden . ... 61

Lampiran 3 : Hasil Data Angket . ... 63

Lampiran 4 : Rekapitulasi Hasil Angket . ... 65

Lampiran 5 : Perhitungan Statistik Dasar . ... 67

LAMPIRAN 6 : Uji Kecenderungan . ... 70

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia menghadapi banyak masalah berkaitan dengan bidang

kependudukan yang dikhawatirkan akan menjadi masalah besar dalam

pembangunan apabila tidak ditangani dengan baik. Pada tahun 2010 jumlah

penduduk Indonesia 238,6 juta jiwa, 64 juta jiwa diantaranya merupakan remaja

(BKKBN 2010). Sejalan dengan cita-cita mewujudkan pembangunan yang

berkelanjutan, maka sudah selayaknya kependudukan menjadi titik sentral dalam

perencanaan pembangunan.

Hasil riset yang dilakukan oleh BKKBN, total jumlah perkawinan di

Indonesia 10-14 tahun adalah 4,8% dan umur 15-19 tahun 41,9%. Angka ini

memang tidak terlalu banyak, tapi sangat memperhatinkan melihat fakta tersebut.

BKKBN juga melakukan penelitian di Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi

Nusa Tenggara Barat dan Provinsi Banten, masing-masing di tingkat desa,

bertujuan untuk mengkaji usia kawin pertama pada perempuan dibawah usia <19

tahun (dibawah rata-rata nasional 19 tahun). Data dikumpulkan melalui diskusi

kelompok terarah terhadap perempuan yang menikah dibawah usia <19 tahun.

Hasil penelitian menunjukan bahwa usia kawin pertama perempuan diperkotaan

sekitar 16-19 tahun, sedangkan di perdesaan sekitar 13-18 tahun. Pendidikan

mereka SD, SLTP dan SLTA tidak tamat. Setelah putus sekolah mereka

umumnya menganggur tidak mempunyai pekerjaan. Sebagai akibat dari mereka

menganggur, orang tua menginginkan anaknya segera menikah dari pada menjadi

(13)

2

beban keluarga. Orang tua ingin lepas tanggung jawab, takut dengan pergaulan

bebas atau seks bebas. Faktor budaya yang mendorong terjadinya kawin muda

(usia 14-16 tahun) adalah lingkungan, dilingkungan tersebut sudah biasa menikah

pada usia 14-16 tahun, lebih tua dari 17 tahun dianggap perawan tua. Faktor

ekonomi, orang tua berharap mendapat bantuan dari anak setelah menikah karena

rendahnya ekonomi keluarga.

Hasil data reskesdas 2010 wilayah Propinsi Sumatera Utara, usia

perkawinan muda menurut kelompok umur 10-14 tahun 1,4%, umur 15-19 tahun

28,5%, umur 20-24 tahun 44,2%, umur 25-29 17,0%, umur 30-34 2,7%, dan umur

35 tahun keatas 0,9%. Dari survei tersebut Propinsi Sumatera Utara, tidak

termasuk ke dalam 10 besar dalam masalah usia perkawinan muda. Tetapi jika

permasalahan ini tidak ditangani dengan serius akan berdampak fatal terhadap

kesehatan remaja, ledakan penduduk, dan tingkat angka kelahiran dan kematian

dan bahkan dapat meningkatnya nilai Total Fertility Rate (TFR).

Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera telah mengamanatkan

perlunya pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas dan pengarahan mobilitas

penduduk agar mampu menjadi sumber daya yang tangguh bagi pembangunan

dan ketahanan nasional. Salah satu program pembangunan yang berkaitan dengan

kependudukan adalah Program Keluarga Berencana yang bertujuan

mengendalikan jumlah penduduk diantaranya melalui program Pendewasaan Usia

Perkawinan (PUP) . Pendewasaan Usia Perkawinan bertujuan untuk memberikan

(14)

mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan

berkeluarga, ditinjau dari aspek kesehatan, ekonomi, psikologi dan agama.

Program-program pendewasaan usia perkawinan yaitu antara lain: (1)

peningkatan kesempatan memperoleh pendidikan, (2) perubahan pandangan

terhadap nilai anak, (3) peningkatan kesempatan kerja, (4) peningkatan aktivitas

keterampilan, kesenian dan olah raga, (5) peningkatan peranan wanita dalam

pengambilan keputusan keluarga, (6) penetapan dan peningkatan undang-undang,

dan (7) peningkatan kegiatan KIE. Seluruh program pendewasaan usia

perkawinan (PUP) ini disampaikan melalui proses penyuluhan. Dengan proses

penyuluhanlah program-program pendewasaan usia perkawinan (PUP) dapat

diketahui oleh remaja sehingga remaja dapat mengerti dan menerapkannya dalam

kehidupan dimasa depan.

Program Pendewasaan Usia Perkawinan di dalam pelaksanaannya telah

terintegrasikan dengan program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja

(PKBR) yang merupakan salah satu program pokok Pembangunan Nasional yang

tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM 2010-2014).

Arah kebijakan Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja adalah

mewujudkan Tegar Remaja dalam rangka Tegar Keluarga untuk mencapai

Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Tegar remaja adalah membangun setiap remaja

Indonesia menjadi TEGAR, yaitu remaja yang menunda usia perkawinan,

berperilaku sehat, menghindari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV

dan AIDS), menginternalisasi Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera dan

(15)

4

Hasil survei Litbang Depkes 2010, permasalahan kesehatan pada

perempuan berawal dari masih tingginya usia perkawinan pertama dibawah 20

tahun (4,8% pada usia 10-14 tahun, 41,9% pada usia 15-19 tahun). Umur pertama

menikah pada usia sangat muda (10-14 tahun) cenderung lebih tinggi di perdesaan

(6,2%), kelompok perempuan yang tidak sekolah (9,5%), kelompok

petani/nelayan/buruh (6,3%), serta status ekonomi terendah/kuintil 1 (6,0%).(litba

ng.depkes.2010/Laporan_riskesdas_2010.pdfdiakses 15 februari 2014).

Sikap memiliki beberapa komponen yang dapat digunakan sebagai acuan

untuk menentukan tindakan, baik itu tindakan positif maupun tindakan negatif

dalam mengambil keputusan hidupnya. Komponen sikap itu terdiri dari kognitif,

afektif, dan konatif. Remaja dapat berpedoman pada ketiga komponen tersebut

dalam menentukan sikapnya. Salah satunya pada permasalahan perkawinan usia

muda. Disini remaja diharapkan bijaksana dalam mengambil keputusan untuk

melaksanakan perkawinan, karena dibutuhkan kesiapan yang matang baik secara

fisik, psikologi dan materiil.

Sikap remaja tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan pendewasaan

usia sebenarnya sudah cukup paham, dan mendukung adanya Pendewasaan Usia

Perkawinan. Sebagian besar remaja menyatakan bahwa akan menikah pada umur

lebih dari 20 tahun, paling banyak pada usia 25 tahun (33,8%), dan tidak

menjawab 18,7% (Policy Brief Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kependudukan-BKKBN SUMUT). Hal ini sangat berbanding terbalik dengan

keadaan lapangan di Kecamatan Tanjung Morawa, dari data Rekapitulasi

Pasangan Usia Subur (R1/PUS) baru satu desa saja sudah di ketahui ada sekitar 38

(16)

Morawa ada 25 desa dan 1 kelurahan, apabila setiap desa ada sekitar 10 remaja

yang melakukan usia perkawinan maka akan berdampak ke berbagai pihak

seperti, ledakan penduduk, meningkatnya angka kematian dan angka kelahiran.

Berdasarkan penjelasan di atas akan dilakukan penelitian mengenai

“Sikap Remaja Terhadap Program Pendewasaan Usia Perkawinan di

Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian sebagai berikut:

1. Perkawinan usia muda cenderung mengalami peningkatan.

2. Sikap remaja tentang perkawinan usia dini belum baik.

3. Faktor sosio demografi (pendidikan, sosial ekonomi, budaya) dan persepsi

masyarakat yang salah tentang usia kawin muda.

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari luasnya permasalahan dalam penelitian, maka masalah

penelitian dibatasi pada sikap remaja terhadap program pendewasaan usia

perkawinan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian sebagai berikut: Seberapa baik Sikap Remaja

terhadap Program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) di Desa Dagang

(17)

6

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan maka tujuan penelitin adalah

untuk mengetahui sikap remaja terhadap program pendewasaan usia perkawinan

(PUP) di Kecamatan Tanjung Morawa.

F. Manfaat Peneitian

Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan, maka manfaat yang ingin

diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi PLKB (Petugas Lapangan Keluarga

Berencana) dalam mensosialisasikan Program Pendewasaan Usia

Perkawinan (PUP) kepada remaja Kec. Tanjung Morawa.

b. Sebagai masukan informasi bagi masyarakat khususnya remaja dalam

rangka menyukseskan program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP).

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi peneliti lain yang

akan melakukan penelitian yang sama dengan lokasi yang berbeda.

b. Sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan

pembelajaran di jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Dagang Kelambir

Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, tentang Sikap Remaja

Terhadap Program Pendewasaan Usia Perkawinan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Hasil penelitaan pada indikator sikap remaja terhadap program

peningkatan kesempatan memperoleh pendidikan sebesar 38,81%. Hal

ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja terhadap program

PUP sudah cukup baik.

2. Hasil penelitian pada indikator sikap remaja terhadap program

perubahan pandangan terhadap nilai anak sebesar 34,09%. Hal ini juga

menunjukkan bahwa pandangan remaja terhadap nilai anak sudah

tergolong cukup baik.

3. Hasil penelitian pada indikator sikap remaja terhadap program

peningkatan memperoleh kerja sebesar 38,18%. Sehingga pada indikator

ini menunjukkan remaja lebih memilih bekerja dari pada menikah diusia

muda tergolong pada kategori cukup baik.

4. Hasil persentase pada indikator sikap remaja terhadap program

peningkatan aktivitas keterampilan, kesenian dan olah raga sebesar

41,66%. Hal ini juga menunjukkn remaja lebih memilih mencari

kesibukan yang menunjang prestasi dari pada menikah diusia muda

tergolong pada kategori cukup baik

(19)

54

5. Hasil persentase pada indikator sikap remaja terhadap program

peningkatan peranan wanita dalam pengambilan keputusan keluarga

sebesar 34,09%. Sehingga pada indikator ini menunjukkan bahwa sikap

remaja terhadap program peningkatan peranan wanita sudah tergolong

pada kategori cukup baik.

6. Hasil persentase pada indikator sikap remaja terhadap program

penetapan dan peningkatan pelaksanaan undang-undang sebesar

41,47%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator ini termasuk ke dalam

kategori cukup baik.

7. Hasl persentase pada indikator sikap remaja terhadap program

peningkatan kegiatan KIE sebesar 47,15%. Hal ini menunjukkan bahwa

sikap remaja terhadap peningkatan kegiatan KIE sudah tergolong pada

kategori cukup baik.

8. Hasil perolehan skor dari ketujuh indikator Sikap Remaja Terhadap

Program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) di Desa Dagang

Kelambir Kecamatan Tanjung Morawa cenderung baik (56,81%).

B. Saran

Sikap remaja sangat berperan penting terhadap program pendewasaan usia

perkawinan. Hal ini dapat dikatakan dengan adanya sikap remaja yang baik, maka

progrm program Pendewasaan Usia Perkawinan akan berjalan dengan baik juga.

Semua ini dapat terwujud apabila para remaja memahami dan melaksanakan

program PUP tersebut. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang

(20)

1. Bagi pihak BKKBN Sumatera Utara, kiranya lebih menggalakan lagi

sosialisasi tentang Pendewasaan Usia Perkawinan, agar tidak ada remaja

yang terjerumus pada perkawinan diusia muda yang berdampak pada

kependudukan dan resiko kematian ibu dan anak.

2. Sebagai remaja Desa Dagang Kelambir Kecamatan Tanjung Morawa

hendaklah mempunyai pemahaman terhadap pendewasaan usia

perkawinan yang dapat diperoleh baik dari Instansi yang berhubungan

denganprogram PUP yaitu PP dan KB, IT, dan refrensi buku. Agar

mempunyai pedoman dan tidak salah langkah dalam mengambil

keputusan untuk menikah pada usia muda.

3. Bagi masyarakat Desa dagang Kelambir Kecamatan Tanjung Morawa,

kiranya mendukung adanya program Pendewasaan Usia Perkawinan,

agar tidak terjadi persepsi yang salah terhadap perkawinan. Sehingga

(21)

56

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, S. 2013. Sikap Manusia: Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

BKKBN. 1985. Buku Sumber Pendidikan Keluarga Berencana. Jakarta: BKKBN

_______. 2013. Materi Pegangan Kader: Tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja. Jakarta: BKKBN

Djaali. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara

Hadi, Sutrisno, 1990. Metodologi Reaseach. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

Hanafi Yusuf. 2011. Kontroversi Perkawinan Anak Di Bawah Umur Child Marriage): Perspektif Fikih Islam, HAM Internasional, dan UU Nasional. Bandung: Mandar Maju

Hurlock, B, E. 2012. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Kasmadi dan Sunariah. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif: Bacaan Wajib Bagi Penulis, Guru, dan Mahasiswa S1, dan S2 Di Lingkungan Pendidikan. Bandung: ALFABETA

Miqdad Abu.2001. Pendidikan Seks Bagi Remaja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nurihsan Juntika Ahmad, Dkk. 2013. Dinamika Perkembangan Anak Dan Remaja: Tinjauan Psikologi, Pendidikan dan Bimbingan. Bandung: Refika Aditama Purba

Purba. 2011. Statistik Sosial 1. Medan: Universitas Negeri Medan

PP dan KB Tanjung Morawa. 2013. Rekapitulasi Pasangan Usia Subur (R1/PUS) tingkat kecamatan.

Sarwono.2010. Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

(22)

Sholihul. 2011. Undang-Undang Perkawinan (UU No.1 Tahun 1974). Yogyakarta: Roni Publishing

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: ALFABETA

Sumber Internet:

Bernstein, A. D. 2010. Essential of Psychology. (5th ed). University of Michigan. Cengage Learning. (online). Dalam http://www.scribd.com/doc/Elisya2 16602452/2012-1-00557-PS-bab-2 diakses 25 Juni 2014

BKKBN. 2010. Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia. (online). Dalam http://pikmpanic.weebly.com/uploa ds/9/0/6/9/9069060/isi.pdf diakses 15 Februari 2014

Deswita. 2006. Pengertian Remaja Menurut Para Ahli. (online). Dalam http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/ diakses tanggal 24 februari 2014

Dirman. 2012. Pemahman Sebagai Pernyataan Hasil. (online) Dalam

http://dirmandjahura.blogspot.com/2012/09/pemahaman-sebagai-pernyataan-hasil.html diakses tanggal 24 februari 2014

Drajat. 2011. Perkembangan Remaja dan Aspek-Aspeknya. (online) dalam www.gallerydunia.com/2011/11/perkembangan-remaja-dan-aspek-aspeknya.html diakses tanggal 24 februari 2014

Firmansyah. 2011. Teori Pemahaman. (online) dalam http://firmansyah100288.bl ogspot.com diakses 26 februari 2014

Ginintasisasi, Rahayu. 2014. Sikap. (online) . Dalam http://File.Upi.Edu/Direktori/ FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-Rahayu_Ginintasasi/Sikap_ %5bcompatibility_Mode%5D.Pdf diakses 25 Juni 2014

Riskesdas. 2010. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (online) dalam http://www.litbang.depkes.go.id/sites/dowload/buku_laporan/lapnas_ris kesdas2010/laporanriskesdas_2010pdf diakses 15 Februari 2014

SMAN5. 2012. Pendewasaan-Usia-Perkawinan. (online) dalam http://pik-

Gambar

Gambar 1 : Paradigma Penelitian  .........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Jika cadangan kerugian piutang ditaksir sebesar 20% dari saldo piutang sebesar Rp 20.000.000,00 maka jurnal penyesuaian yang dibuat pada 31 Desember 2008 adalah: A.... Mana

(C) Kecepatan aliran udara di atas sayap lebih besar dari pada kecepatan aliran udara di bawah sayap.. (D) Kecepatan aliran udara di atas sayap lebih kecil dari pada

Vaccine trials conducted recently in India to compare the immunogenicity of inactivated polio vaccine (IPV) with OPV have demonstrated that the humoral and mucosal immunity

[r]

Agar dapat melihat Aktivitas Organisasi Sekolah (Osis) peserta didik di Madrasah Aliyah Negeri 1 dan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Pontianak secara rinci dapat dilihat

[r]

Tabel 5.. Berdasarkan perhitungan pada Tabel terlihat bahwa dengan mengganti lampu LED merk A atau C, biaya investasi awal dan operasi bulanan penghematan sejak di bulan

Permasalahan dari penulisan skripsi ini adalah tentang bagaimana ketentuan pidana yang relevan mengatur tentang kelalaian berlalu lintas yang menyebabkan kematian orang lain