• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANFAAT MERIAM BAGI MASYARAKAT SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN YANG ADA DI KABUPATEN BATUBARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANFAAT MERIAM BAGI MASYARAKAT SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN YANG ADA DI KABUPATEN BATUBARA."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

37

MANFAAT MERIAM BAGI MASYARAKAT

SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH

KERAJAAN – KERAJAAN YANG

ADA DI KABUPATEN

BATUBARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

OLEH :

Ronggur Raja Doli Simorangkir 308321065

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Ronggur Raja Doli Simorangkir. Manfaat Meriam Bagi Masyarakat Sebagai Peninggalan Sejarah Kerajaan-Kerajaan Yang Ada di Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam mengenai manfaat bagi masyarakat dari meriam bersejarah yang terdapat di Kabupaten Batubara serta melihat bagaimana keadaan dan kondisi dari meriam-meriam tersebut. Dalam penelitian ini penulis mengadakan penelitian sejarah dengan menggunakan teknik heuristik dimana penulis membuat rekontruksi masa lalu secara sistematis dan objektif dengan cara observasi dan wawancara untuk menegakkan fakta dan menarik kesimpulan yang kuat. Data yang digunakan penulis diperoleh dari data primer dan sekunder.

Dalam menganalisa data penulis melakukan langkah-langkah dengan cara mengumpulkan data, menganalisa data, interpretasi data, dan membuat kesimpulan serta membandingkannya dengan buku-buku yang lain yang diperoleh dari hasil observasi dilapangan dan wawancara. Kemudian mengklasifikasikan atau mengelompokkan data berdasarkan analisa yang terkandung dalam masalah itu sendiri, terakhir menarik kesimpulan dari berbagai data yang dibuat berdasarkan hipotesisi yang dirumuskan.

Hasil penelitian yang diperoleh penulis adalah dimana meriam-meriam bersejarah di Kabupaten Batubara ini cukup banyak dan keadaannya sekarang ini sebagian masih belum terawat dengan baik, seperti meriam Kuala Indah, meriam Indra Pura dan meriam Simpang dolok. Dari sini bisa kita lihat bagaimana peranan masyarakat dan pemerintah dalam melestarikan situs-situs bersejarah yang ada di Kabupaten Batu Bara.

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb Puji dan syukur penulis sampaikan atas kehadiran Allah

SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya yang tak terhingga berupa kesehatan serta

kemampuan berfikir sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Manfaat

Meriam bagi masyarakat sebagai peninggalan sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di

Kabupaten Batubara”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa didalam skripsi ini masih terdapat banyak

sekali kekurangan, baik dari segi isi maupun dalam hal penyajian, mengingat keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman penulis sendiri. Oleh sebab itu dengan kerendahan hati, penulis

mengharapkan kritik dan sumbangan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

skripsi ini.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis tentu tidak sendiri. Penulis mendapat banyak

bantuan dan bimbingan yang menghasilkan berbagai pengalaman berharga dari berbagai

pihak baik berupa moril maupun materil. Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan

terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Lukita Ningsih, M. Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

2. Ibu Dra. Hafnita Lubis, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah

3. Ibu Dra. Flores Tanjung M.Si selaku dosen pembimbing Skripsi yang telah

membantu, membimbing dan mengarahkan penulis serta begitu sabar dalam

menasehati saya guna menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs, Ponirin M. Si selaku dosen penguji yang telah meberikan masukan dan

saran bagi penulis.

5. Bapak Drs. Yushar Tanjung. M.Si selaku dosen penguji dan dosen PA yang telah

memberi banyak masukan dan saran bagi penulis.

6. Ibu Dra. Samsidar Tanjung, M Pd selaku dosen penguji yang telah banyak

memberikan masukan dan saran untuk penulis.

7. Seluruh bapak dan ibu dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah membagi ilmu

pengetahuan dan memperlancar penyelesaian skripsi ini.

8. Kawan-kawan di (PUSSIS) Pusat Studi Ilmu Sejarah dan Ilmu Sosial Lainnya seperti

Bang Ramadhan Julianto S.Pd, Bang Ater Budiman Sinaga yang segera mendapat

(7)

dan duka serta adinda-adinda Tari, Pidia, Iki, Nuri, Nur yang menjadi penghibur di

kala fikiran sedang tak mampu untuk berfikir dan tak lupa pula atas secangkir kopi

yang dengan ikhlas adinda buat untuk santai sejenak, sehingga dengan aktivitas yang

tanpa kita sadari mampu menghantarkan penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Teristimewa terhadap kedua orang tua saya Bapak T. Simorangkir dan Ibunda tercinta

Hj. Nautir Siregar, yang tiada hentinya menasehati saya dan tiada lelah mencurahkan

kasih sayangnya kepada penulis serta telah bersedia bekerja keras memberikan yang

terbaik berupa moril dan materil sehingga penulis dapat meyelesaikan studi ini.

10.Kakak dan abang tersayang Evi Yoshika Wani S.Pd, Lisda Helga Mariksa SH, Astri

Damayanti Amd dan Abdul Kadir Simorangkir M,Si serta Titien Syarifah SH, yang

telah memberi motivasi dan semangat dalam keadaaan apapun kepada penulis.

11.Terkhusus kepada bapak Bupati Kabupaten Batubara, O.K Arya Zulkarnaen

12.Rekan Juang di HMI Komisariat FIS, kakanda Husni Mubarok yang juga mau berbagi

waktu bagi penulis untuk meneliti, kakanda Quadi azzam, kakanda Syukri Mujahid

S.Pd yang telah banyak mendewasakan fikiran penulis tentang Dinamika kampus.

13.Adinda-adinda di kepengurusan HMI Komisariat FIS

14.Terimakasih atas pertemanan buak Sejarah 2008

15.Sejenak tersenyum ketika menuliskan nama engkau di helaian lembaran kata

pengantar. “Friska Erlida Harahap SE” yang selalu Progresif dan sabar menasehatiku

untuk menyelesaikan perkuliahan, tanpamu mungkin sekarang ini aku masih terjebak

dalam ruang kesombongan emosional yang sangat berlebihan. Terima kasih karena

telah menjadi cahaya di tengah-tengah pupusnya impian yang sempat terkubur. insya

Allah dengan selesainya tugas akhir ini kedewasaan untuk berfikir bertambah guna

mendapatkan keberhasilan yang layak untuk di kita semai.

16.Terima kasih kepada kakanda chaisal andrio, Qhinoy dan the profesor kakanda Ir.

Ucok Chaidir pimpinan CV. Chandika, CV. Pinang Buntar, yang telah melibatkan

saya atas pengerjaan proyek dana Bansos anggaran tahun 2012 yang membuat saya

melanglang buana serta penuh dinamika mulai dari Langkat, Deli Serdang, Medan,

dan Asaha sulit untuk melupakan pengalaman tersebut.

17.Terimakasih kepada adinda Felira Annisa yang telah membantu menemani saya di

tengah-tengah kepenatan saat berfikir dalam proses pengerjaan skripsi yang sangat

sederhana ini.

18.Terima kasih kepada kawan-kawan dari Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Mas Lana,

(8)

Sumatera Utara, terima kasih atas kegiatan dan pembelajaran politiknya, walau

kegiatan itu sempat menunda proses pengerjaan skripsiku namun tidak ada sedikitpun

rasa penyelesan tertanam di hati. Semoga nantinya kita dapat berjumpa dan menjadi

rekan kerja yang baik, amin.

Medan, 25 Maret 2013

Ronggur Raja Doli Simorangkir

(9)

i

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kerangka Konsep 2.1.1. Konsep Senjata Meriam ... 7

2.1.2. Peninggalan Sejarah ... 8

2.1.3. Penyelamatan Benda Bersejarah ... 9

2.2.Sejarah Singkat Batubara ... 10

2.2.1. Kerangka Berfikir ... 12

2.2.2. Deskripsi Kerangka Berfikir ... 13

(10)

ii

3.3.2.1. Pengamatan ... 20

3.3.2.2.Observasi ... 20

3.3.2.3.Wawancara ... 20

3.3.2.4. Studi Pustaka ... 21

4.4.TEKNIK ANALISA DATA 4.4.1. Mengumpulkan Data ... 20

4.4.2. Mengelompokkan Data ... 20

4.4.3. Menganalisi Data ... 20

4.4.4. Intepretasi Data ... 22

4.4.5. Menulis Laporan Hasil Penelitian ... 22

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... . 23

4.1.1. Lokasi dan Keadaan Geografis ... 23

4.1.2. Keagamaan ... 24

4.2. Peristiwa-Peristiwa sejarah yang terjadi di Kabupaten Batubara ... 25

4.2.1. Masa Kedatukan Batubara ... 26

4.2.2. Tanjung Kasau, Pagurawan, Sipare-pare dan Tanjung ... 27

4.2.3. Masa Kolonial Belanda ... 29

4.2.4. Masa Kolonial Jepang ... 33

4.3. Penjabaran Meriam Bersejarah ... 38

4.3.1. Meriam Istana Indra Pura ... 40

4.3.2. Meriam Kuala Indah ... 45

(11)

iii

4.4. Pengelompokkan Meriam ... 50

4.4.1. Meriam Sebagai Simbol Kekuasaan dan Benteng Pertahanan ... 45

.4.4.2. Manfaat Meriam Bagi Masyarakat Kab. Batubara ... 51

4.4.3. Manfaat Meriam Bagi Pendidikan di Kab. Batubara ... 52

4.5. Penyelamatan dan Pelestarian yang dilakukan oleh Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Batubara ... 53

4.5.1. Penyelamatan dan Pelestarian yang dilakukan Pemerintah ... 53

4.5.2. Penyelamatan dan Pelestarian yang dilakukan Masyarakat ... 55

BAB V Kesimpulan ... 59

Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Seorang anak raja di Pagaruyung yang telah beranjak dewasa meminta izin kepada

ayahandanya (Baginda raja) untuk berburu rusa, sebab pada masa itu mendapatkan rusa di

hutan belantara merupakan kebanggaan pada usia muda. Di tengah perjalanannya rombongan

putra raja pagaruyung tersesat kemudian di tengah keputus asaaan tersebut lewatlah kakek tua

kesempatan bertemu dengan kakek tersebut tidak di sia-siakan sang raja untuk bertanya

tentang di mana posisi raja tersebut tersesat, setelah bertanya ternyata posisi mereka tersesat

berada di kawasan kerajaan simalungun.

Akhirnya raja tersebut menghadap pada raja simalungun untuk menceritakan

kronologi mereka sampai tersesat, melihat kemampuan raja muda tersebut raja

simalungunpun menikahkan putrinya kepada raja muda yang berasal dari pagaruyung, 3

bulan kemudian tuan putri mengandung dan memiliki keinginan untuk berjalan-jalan ke

pantai dan melihat laut, berat hati untuk menolak merekapun pergi dan sampailah mereka di

pantai kuala indah. Melihat kondisi pantai yang sangat indah dan sang istripun sangat

gembira maka di sang raja pagaruyung memutuskan untuk menetap dan mendirikan kerajaan

di pantai tersebut. Pada musim kemarau yang panjang kondisi geografis di sekitar pantaipun

berubah mulai dari air mengalir dari hulu berkurang dan menyempitnya gang-gang sungai di

sertai hujan yang kunjung datang, melihat kondisi tersebut sang raja memutuskan untuk

menyuruh pengawalnya menggali sumur sebab terjadi krisis air pada saat itu, di

tengah-tengah penggaliannya ternyata hasil galian tersebut bukan menghasilkan air tapi justru yang

terlihat bongkahan-bongkahan batubara melihat batubara tersebut sang raja sangatlah

(13)

sampai sekarang nama batubara tersebut menjadi nama salah satu kabupaten di Provinsi

Sumatera Utara

Dari beberapa daerah yang berada di Kabupaten Batubara, tersebar benda-benda

bersejarah seperti meriam. Hal ini dibuktikan dari banyaknya benda-benda cagar budaya yang

berasal dari kerajaan-kerajaaan yang pernah ada di Kabupaten Batubara, seperti kerajaan

Lima puluh, Lima Laras, Bogak, Pagurawan dan masih banyak lagi kerajaan-kerajaan kecil

lainnya. Sebagai contoh mariam, seperti mariam yang ada di Pagurawan, Lima Laras,

Indrapura. Keadaan situs-situs sejarah yang ada di wilayah Batu Bara ini kurang mendapat

perhatian dari masyarakat sekitar maupun dari pemerintah daerah, hal ini diperparah lagi

bahwa banyak generasi dari pendudduk Batubara yang tidak mau tahu terhadap eksistensi

dari situs-situs yang ada di lingkungannya, padahal situs-situs sejarah itu sangat berharga

mengingat situs merupakan bagian dari suatu peristiwa sejarah yang pernah ada di wilayah

Batubara.

Berdasarkan Undang-Undang No. 11 tahun 2010 bahwa: “Cagar budaya merupakan

kekayaan budaya, bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang

penting artinya bagi pemahaman dan perkembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan

kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga perlu

dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya perlindungan, pengembangan dan

pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat”.

Perubahan tersebutlah yang menyebabkan mengikisnya kecintaan masyarakat

terhadap benda-benda peninggalan sejarah, padahal benda-benda sejarah tersebut hingga

sampai kini ada yang masih utuh dan ada yang sudah tidak utuh, hal ini dikarenakan proses

pelapukan dari alam seperti hujan, panas matahari dan ada juga sengaja dilakukan oleh

(14)

situs-situs sejarah itu memiliki hal-hal yang unik seperti situs mariam peninggalan kedatukan

Pagurawan yang menurut penuturan warga setempat mariam itu telah hilang sebanyak 2 buah

mariam yang dikarenakan diduga oleh orang-orang tertentu menyimpan emas.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul: “ Manfaat Meriam Bagi Masyarakat Sebagai Peninggalan Sejarah

Kerajaan-Kerajaan Yang Ada Di Kabupaten Batubara”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain

sebagai berikut:

1. Daerah-daerah yang menjadi tempat meriam di Kabupaten Batubara.

2. Mengklasifikasikan (mengelompokkan) meriam yang ada di Kabupaten Batubara.

3. Manfaat peninggalan meriam di Kabupaten Batubara bagi masyarakat di Kabupaten

Batubara

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Simbol meriam bagi kerajaan-kerajaan di Kabupaten Batubara

2. Manfaat meriam bagi masyarakat di kabupaten Batubara

3. Sumbangsih meriam bagi dunia pendidikan di kabupaten Batubara

1.4. Tujuan Penelitian

Untuk menjawab apa sebenarnya manfaat meriam bagi masyarakat sebagai benda

(15)

1. Untuk mengetahui lokasi dan kondisi yang menjadi tempat peninggalan benda-benda

(meriam) bersejarah di Kabupaten Batubara.

2. Untuk mengetahui latar belakang sejarah dari benda-benda (meriam) yang ada di

Kabupaten Batu Bara.

3. Untuk mengetahui seberapa besar kepedulian masyarakat serta pemerintah dalam

melestarikan dan meyelamatkan meriam bersejarah tersebut.

1.5. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat yang ingin diperoleh sesudah melakukan

penelitian ini adalah:

1. Untuk menambah wawasan maupun pengetahuan peneliti dalam benda-benda (meriam)

bersejarah yang ada di Kabupaten Batu Bara.

2. Agar masyarakat luas khususnya masyarakat Batu Bara mengetahui bahwa di

Kabupaten Batu Bara menyimpan beberapa benda-benda (meriam) bersejarah.

3. Peneliti berharapkan supaya masyarakat maupun pemerintah Kabupaten Batu Bara

menjaga dan melestarikan benda-benda (meriam) bersejarah tersebut.

4. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lainnya yang akan meneliti masalah yang

sama.

5. Untuk menambah bahan pembelajaran bagi kawan-kawan mahasiswa di Jurusan

Sejarah UNIMED.

6. Peneliti mengharapkan agar dapat menambah wawasan kepada pembaca mengenai

(16)

7. Supaya pemerintah setempat menetapkan Undang-Undang khususnya di Batu Bara agar

benda-benda bersejarah (meriam) tersebut dapat lebih di perhatikan dan dirawat dengan

(17)

1

BAB V

1. KESIMPULAN

Daerah Batubara merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Utara yang

menyimpan berbagai kisah-kisah sejarah yang memiliki peninggalan-peninggalan

benda bersejarah, namun keadaan dari peninggalan-peninggalan

benda-benda bersejarah tersebut sangatlah memprihatinkan, hal ni terlihat dari kondisi

benda-benda peninggalan sejarah yang tidak terawat dan terbengkalai. Kurangnya

kesadaran dari masyarakat menjadi juga menjadi salah satu faktor penyebab

terbengkalainya benda-benda peninggalan sejarah tersebut, tidak hanya itu

kurangnya perhatian pemerintah juga menjadi faktor terbesar penyebab

terbengkalainya benda-benda peninggalan sejarah tersebut. Seharusnya

pemerintahlah yang menjadi garda utama dalam melestarikan benda-benda

peninggalan sejarah, di Kalimantan Barat tepatnya Pontianak, Pemerintah Kota

Pontianak membuat program-program pemerintah yang kemudian di sinergikan

dengan kegiatan-kegiatan budaya yang berbasis sejarah. mengemas tradisi meriam

karbit di tepi Sungai Kapuas menjadi agenda wisata tahunan yang bertepatan dengan

perayaan Idul Fitri. Festival Meriam Karbit 2009 diselenggarakan mulai H-1 hingga H+3

Idul Fitri dan diikuti 312 meriam karbit. Oleh karena itu warga di sepanjang tepian sungai

Kapuas dibuat sibuk dengan aktivitas pembuatan meriam karbit dan memaerkan berbagai

jenis meriam sebagai peninggalan-peninggalan bersejarahnya dan membuat meriam

karbit yang akan digunakan untuk menyambut malam takbiran menyambut Idul Fitri

1430 Hijriah, yang menjadi tradisi sejak sejak tahun 1771.

Dimana meriam sudah menjadi tradisi di setiap malam takbiran, tradisi

(18)

2

Pontianak pertama kali dengan cara membunyikan meriam. Menurut sejarahnya meriam

karbit pada awalnya adalah untuk menandai letak kota Pontianak yang ditembakkan oleh

rombongan Sultan Syarif Abdurrahman dari Batulayang sampai simpang tiga, sebagai

sejarah berdirinya Kota Pontianak, dimana lokasi jatuhnya peluru dari meriam dijadikan

tempat berdirinya keratin. Penulis berharap besar pemerintah dapat menjadi

pemeran utama dalam menjaga dan juga memperhatikan benda-benda

peninggalan bersejarah tersebut.

Penulis meyakini bahwa dengan adanya kerja sama antara masyarakat dan

pemerintah untuk merumuskan program-program kerja untuk pelestarian, pastilah

keberadaan benda-benda peninggalan tersebut dapat lebih terjaga dan terawat,

tidak hanya itu, dengan berhasilnya program kerja tersebut maka dampak yang di

hasilkan juga cukup besar, misalnya Citra pemerintah kabupaten akan lebih bagus

dengan adanya kepedulian tersebut, dengan demikian akan banyak pengunjung

yang akan datang untuk melihat dan meneliti tentang keadaan benda-benda

peninggalan tersebut dan pada akhirnya dapat pula meningkatkan kesejahteraan

(19)

3

2. SARAN

1. Penulis berharap kesadaran akan cinta sejarah dari masyarakat sekitar

terhadap sejarah lokal atau sejarah daerahnya lebih di tingkatkan agar

tidak terjadi hal yang absurd didalam memaknai identitas suatu

daerahnya agar kelak kecintaan sejarah tersebut dapat terwariskan

kepada generasi-generasi yang akan datang agar pengetahuan tentang

sejarah daerah tidak hilang dan tetap dapat untuk di kenang.

2. Kedepannya pemerintah Kabupaten Batubara melalui dinas budaya

dan pariwisata serta dinas tata ruang di harapkan membuat sebuah

program kerja guna memberi perhatian lebih terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan sejarah, sebab wilayah kabupaten Batubara banyak

menyimpan cerita sejarahyang di karenakan banyaknya

kedatukan-kedatukan serta peristiwa-peristiwa sejarah pada masa lampau dan

sejarah merupakan cerminan dari masa kelam maupun kejayaan

menuju masa yang terang yang akan datang.

3. Peran organisasi-organisasi kepemudaan seharusnya juga ikut secara

aktif melestarikan kebudayaan serta menjaga dan merawat

benda-benda peninggalan sejarah yang ada di kabupaten batubara melalui

program-program kerja yang ada di dalam organisasi tersebut. Sebab

pemuda merupakan tokoh produktif yang mampu memberi sentuhan

ataupun perubahan yang berbeda dan progresif bagi setiap kegiatan

(20)

4

4. Ahli waris dari peninggalan benda-benda bersejarah seharusnya

memberi kepercayaan terhadap pemerintah untuk mempugar kembali

peninggalan-peninggalan sejarah tersebut, agar lebih menarik untuk

dilihat serta menghilangkan kesan kumuh atas peninggalan benda

bersejarah tersebut.

5. Melalui pendidikan juga dapat menumbuhkan kecintaan atas sejarah

lokal bagi siswa/i yang bermukim di daerah kabupaten batubara,

karena konyol terdengar kalau siswa/i belajar sejarah di sekolahnya

namun sejarah daerahnya sendiripun mereka tidak tahu, diharapkan hal

ini menjadi perhatian yang lebih bagi dinas pendidikan kabupaten

Batubara agar lebih memperbaiki kualitas pendidikannya terkhusus

(21)

96

DAFTAR PUSTAKA

Sinar, T. Lukman, 1989, Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu Di Sumatera

Timur, Depdikbud. Medan.

Anwardi Dkk, 2011, Sejarah Batu Bara Dari Masa ke Masa, Perpustakaan, Arsip

dan Dokumentasi Kabupaten Batu Bara: Batu Bara.

Koestoro, Lucas Pertanda, dkk, 2006, Kota Di Pesisir Timur Sumatera Utara dan

Peninggalan Tuannya, Medan: Balai Arkeologi Medan.

Ali, R. Moh., 1963,Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia,Bhatara: Djakarta.

Balai Pustaka Indonesia, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT

Mutiara Widya.

Balai Pustaka, 2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Penerbitan dan

Percetakan.

Colin Coulson-Thomas (1989), Petunjuk praktis Ilmu hubungan masyarakat.

Jakarta:KOMPAS

Syamsuddin, H., 2007,Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Ombak.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 2010, Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 10 Tahun 2010,Tentang Benda Cagar Budaya, Jakarta:

Depdikbud.

Depdiknas, 1999,Metode Penelitian Arkeologi, Jakarta: Pusat Penelitian

Arkeologi Nasional.

Depdikbud, 1988, Metode Penelitian Arkeologi, Jakarta: Pusat Penelitian

Arkeologi Nasional.

Disbudparpora Batu Bara, 2010, Data Situs dan Benda Cgar Budaya Kabupaten

Batu Bara.

Referensi

Dokumen terkait