• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SAINS DENGAN MKENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI KELAS IV SDIT AN-NADWA ISLAMIC CENTER BINJAI UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SAINS DENGAN MKENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI KELAS IV SDIT AN-NADWA ISLAMIC CENTER BINJAI UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

i

MENI NGKATKAN AKTIVI TAS BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING

(PBL)

DI KELAS IV SDIT AN- NADWA ISLAMIC CENTER

BINJAI UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012

S KRIPS I

Diajuakan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar S arjana Pendidikan Pada Jurusan PPS D S-1

OLEH:

LAILAN NUR HASIBUAN

NI M. 108113038

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Lailan Nur Hasibuan, NIM 108113038.”Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran S ains Dengan Menggunakan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Di Kelas IV S DIT An-Nadwa Islamic Center Binjai Utara Tahun Ajaran 2011/2012.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sains”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar sains siswa di kelas IV SDIT An-Nadwa Islamic Center Binjai Utara.

Penelitian ini dilaksankan di SDIT An-Nadwa Islamic Center yang beralamat di Jl. Teuku Umar No.89 Kelurahan Nangka, Binjai Utara. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDIT An-Nadwa yang berjumlah 26 orang, terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan tes dan observasi. Tes yang digunakan adalah essai test, essai test diambil dari buku paket siswa. Observasi aktivitas belajar siswa dilakukan secara langsung pada saat proses belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning.

Dari hasil analisis diperoleh data pretes sebagai hasil belajar awal siswa dengan 26,92% yang tuntas dengan nilai rata-rata siswa 56,15. Data postes siklus I dengan rata-rata nilai 64,61 dengan 42,31% siswa yang memenuhi ketuntasan. Sedangkan, data postes siklus II dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa 77,12 dengan 84,62% siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan M inimal (KKM ). Berarti ada peningkatan hasil belajar siswa dari postes siklus I ke postes siklus II sebesar 42,31%. Hasil observasi yang telah dilakukan menunjukkan peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 50% dari siklus I ke silkus II. Dimana Siklus I pertemuan 1 (23,08%) pertemuan II sebasar (34,62%) dan pada siklus II pertemuan I (61,54%) sedangkan Siklus II pertemuan II sebesar (92,31%).

Hasil observasi guru juga mengalami peningkatan dimana pada siklus I pertemuan I hasil observasi guru sebesar 60,30% pada pertemuan II sebesar 69,12% sedangkan pada siklus II Pertemuan I hasilnya sebesar 79,41% dan pada pertemuan II sebesar 95,59%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran sains di kelas IV SDIT An-Nadwa Islamic Center Binjai Utara Tahun Ajaran 2011/2012 dapat diterima.

(6)

DAFTAR TABEL

2.1 Tahap-Tahap Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning ...… 16

3.1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ...… 31

4.1 Lembar Observasi Untuk Guru Siklus I Pertemuan I ...… 37

4.2 Lembar Observasi Untuk Guru Siklus I Pertemuan II ... 38

4.3 Lembar Observasi Untuk Guru Siklus II Pertemuan I ... 47

4.4 Lembar Observasi Untuk Guru Siklus II Pertemuan II... 51

4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siklus I ... 55

4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siklus II ... 56

4.7 Hasil Perolehan Nilai Tes Hasil Belajar Siswa ... 57

(7)

DAFTAR GAMBAR

1. Lokasi Sekolah

2. Guru M enjelaskan M ateri 3. Guru M elihat Aktivitas Siswa 4. Persentase Hasil Diskusi Siklus I 5. Siswa Sedang Berdiskusi

6. Guru M engamati Siswa Berdiskusi 7. Siswa M embacakan Hasil diskusi 8. Siswa M engerjakan Postes Siklus I

9. Guru Sedang M embimbing Kegiatan siswa

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

5. Hasil Observasi Aktivitas Pretes... 67

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 69

7. Soal Post Tes dan Jawabannya (Siklus I) ... 75

8. Data Nilai Siswa Post Tes Siklus I ... 76

9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I ... 77

10.Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan I ... 79

11.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II ... 80

12.Lembar Observasi Untuk Guru Siklus I Pertemuan II ... 82

13.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 83

14.Soal Post Tes dan Jawabannya (Siklus II) ... 86

15.Data Nilai Siswa Post Tes Siklus II ... 87

16.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I ... 8

17.Lembar Observasi Untuk Guru Siklus II Pertemuan I ... 82

18.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II... 83

19.Lembar Observasi Untuk Guru Siklus II Pertemuan I ... 85

20.Data Gabungan Hasil Belajar Siswa ... 86

21.Surat Izin M engadakan Penelitian ...

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan wadah mencerdaskan kehidupan bangsa, sebab melalui

pendidikan tercipta sumber daya manusia yang terdidik, yang mampu menghadapi

perkembangan zaman yang semakin maju. M aka dari itu kegiatan pembelajaran harus

terus di tingkatkan lagi,terutama dalam pembelajaran sains.

Pelajaran sains memiliki peranan yang penting dalam pembentukan

kepribadian siswa. Untuk itulah Sains diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar

hingga tingkat lanjut. M elalui pendidikan Sains diperkenalkan tentang dunia

sekelilingnya dengan berbagai konsep. Siswa dibimbing untuk melakukan penelusuran

masalah, mencari berbagai penjelasan fenomena yang dilihat, mengembangkan

kemampuan fisik dan mental menggunakan penalaran siswa untuk menyelesaikan atau

mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam melakukan kegiatan Sains.

Dalam proses pembelajaran sains, guru dituntut untuk menciptakan

pembelajaran yang efektif dan efisien. Variasi metode pengajaran mengakibatkan

bahan pelajaran sains lebih menarik minat siswa, mudah diterima siswa, dan siswa

lebih termotivasi untuk belajar sehingga kelas menjadi lebih hidup.

Agar tujuan tersebut dapat tercapai dengan efektif dan efisien, maka sains perlu

diajarkan dengan cara yang tepat. Pembelajaran sains perlu melibatkan siswa untuk

ikut aktif di dalam pembelajaran agar pembelajaran sains lebih efektifdan efisien.

Asy’ari (2006:44) (http://infobuatkita.wordprees.com) “pembelajaran sains di sekolah

(10)

2

Namun kenyataannya banyak siswa yang tidak termotivasi belajar sains. Hal

ini dikarenakan penggunaan strategi pembelajaran/metode yang tidak tepat. Guru lebih

banyak menggunakan metode ceramah saja. Dimana dengan metode ceramah siswa

lebih banyak mendengarkan apa yang dijelaskan guru dan sedikit diberi kesempatan

dalam menyampaikan apa yang mereka pikirkan, serta siswa juga kurang dilibatkan

dalam pembelajaran. Hal ini mengakibatkan proses belajar jadi monoton dan suasana

kelas tidak kondusif.

Jika proses belajar mengajar ini terus berlanjut, akan mengakibatkan semakin

rendahnya minat belajar siswa, terutama pelajaran sains. Karena siswa tidak diberi

kesempatan untuk mengembangkan apa yang mereka pikirkan. Siswa hanya menerima

apa yang guru mereka berikan tanpa bisa mengembangkan kemampuan mereka.

Selain dari penggunaan metode yang tidak tepat, guru juga kurang memberikan

motivasi kepada siswa untuk belajar. Sehingga ketika proses belajar-mengajar

berlangsung, siswa banyak yang bermain, bercerita dengan temannya yang

mengakibatkan rendahnya hasil belajar yang mereka peroleh. Padahal dalam

pembelajaran, guru tidak hanya sekedar memberi materi, tetapi juga sebagai motivator

yaitu guru harus berusaha membuat siswa terdorong dan tertarik akan materi Sains.

Yamin (2007:77) mengemukakan “keaktivan siswa dalam proses pembelajaran

dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis dan

dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.” Dalam

hal ini guru dituntut untuk bisa membuat siswa aktif dalam pembelajaran karena itu

merupakan tanggung jawab seorang guru. Dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam

belajar juga mendorong peningkatan jumlah siswa yang aktif dalam belajar. Untuk

itulah strategi pembelajaran diharapkan dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan

(11)

3

Dari wawancara dengan guru kelas IV SDIT AN-NADWA ISLAM IC

CENTER BINJAI UTARA bahwa nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran sains

semester genap Tahun Ajaran 2011/2012 dari siswa 26 siswa adalah 54,56. Siswa yang

tidak tuntas belajar berjumlah 19 orang atau 70% dan yang sudah tuntas belajar

berjumlah 7 orang atau 30%. Sedangkan kriteria ketuntasan minimal siswa pada mata

pelajaran sains yang ingin dicapai adalah 70.

Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa dalam mata pelajaran sains siswa

kurang menguasai materi pelajaran, kurangnya keinginan siswa dalam belajar terutama

dalam mata pelajaran sains, kurangnya keberanian siswa dalam mengemukakan

pendapat. Di dalam proses pembelajaran guru juga kurang memotivasi siswa untuk

ikut aktif di dalam pembelajaran seperti mengajukan pertanyaan dan menjawab

pertanyaan, sehingga aktivitas siswa lebih dominan mendengarkan dan mencatat

hal-hal yang penting. Ini terlihat bahwa hasil belajar siswa belum maksimal karena guru

cenderung hanya menggunakan satu strategi saja dalam mata pelajaran sains.

Peneliti melihat aktivitas dari 26 siswa pada saat proses belajar mengajar

berlangsung seperti aktivitas visual (mengamati, perhatian, dan konsentrasi) 40% atau

10 orang, aktivitas lisan seperti mengajukan pertanyaan 10% atau 1 orang, dan yang

melakukan aktivitas mendengarkan dan mencatat 50% atau 15 orang.

M elihat kenyataan di atas, peneliti merasa ingin segera mengambil tindakan,

salah satu cara yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah

dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Problem

Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan yang menggunakan masalah dunia

nyata sebagai suatu koteks bagi siswa untuk belajar cara berpikir kritis dan

keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep

(12)

4

kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru mengarahkan siswa untuk

bertanya. M embuktikan asumsi, dan mendengarkan persfektif yang berbeda diantara

mereka.

M elihat masalah yang telah diungkapkan sebelumnya dan untuk mengetahui

apakah dengan menggunakan pendekatan Problem based learning (PBL) dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran sains, M aka penulis tertarik untuk

mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Meningkatkan

Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran S ains Dengan Menggunakan

Pendekatan Problem Based Learning (PBL) di Kelas IV S DIT An-Nadwa Islamic

Center Binjai Utara Tahun Ajaran 2011/2012”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang

diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah

2. Rendahnya minat belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran karena kegiatan

pembelajaran yang monoton dan membosankan

3. Guru tidak memberikan motivasi kepada siswa untuk ikut aktif dalam

pembelajaran sains di dalam kelas.

4. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran sains

5. Kurangnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran sains

6. Aktivitas siswa lebih banyak mendengarkan dan mencatat hal-hal yang

(13)

5

1.3 Pembatasan Masalah

Suatu penelitian tanpa pembatasan dan fokus masalah yang akan diteliti

menyebabkan penelitian tidak terarah. Agar penelitian ini mencapai sasaran, penulis

membatasi masalah yang hendak diteliti. Adapaun batasan masalah dalam penelitian

ini “Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran S ains Dengan

Menggunakan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) materi pokok

Perubahan Lingkungan dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan di Kelas IV

SDIT An-Nadwa Islamic Center Binjai Utara Tahun Ajaran 2011/2012.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang di atas,

maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Dengan

Menggunakan Pendekatan Problem Based Learning Dapat Meningkatkan

Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran S ains di Kelas IV S DIT An-Nadwa

Islamic Center Binjai Utara Tahun Ajaran 2011/2012.

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui dengan menggunakan

pendekatan problem based learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa

pada mata pelajaran sains di kelas IV SDIT An-Nadwa Islamic Center Binjai Utara

(14)

6

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan memberikan

manfaat yang berarti bagi siswa, guru dan sekolah serta bagi peneliti dan lembaga

pendidikan PGSD sebagai suatu sistem pendidikan yang mendukung peningkatan

proses belajar dan mengajar.

1. Bagi siswa, agar lebih termotivasi untuk lebih baik dalam belajar sehingga

penguasaan mata pelajaran sains dapat memenuhi harapan pendidikan.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk menerapkan pendekatan problem

based learning agar siswa ikut aktif di dalam pembelajaran.

3. Bagi sekolah, Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah untuk melakukan

pembinaan terhadap guru-guru disekolah yang dipimpinnya agar guru dapat

menetapkan model pembelajaran pada proses belajar mengajar sehingga

sekolah akan dapat memberikan layanan pembelajaran yang lebih efektif,

kreatif, dan memuaskan bagi siswa sehingga dapat meningkatkan mutu

pendidikan disekolah.

4. Bagi peneliti, M emberikan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas serta

sebagai masukan bagi peneliti lain untuk lebih memperluas wawasan tentang

pendekatan problem based learning, baik pada siswa dan guru.

(15)

58

BAB V

KESI MPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil pada bab IV dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Problem

Based Learning dapat meningkat. Pada sikus I diperoleh nilai rata-rata

siswa 64,61 dan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 42,31%,

selanjutnya pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 77,12 dan 84,62%

jumlah siswa yang telah mencapai standar kriteria ketuntasan minimal.

Dimana peningkatan nilai kemampuan siswa antara siklus I ke siklus II

adalah 12,51 dan 42,31% siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar.

2. Aktivitas belajar s iswa selama model pembelajaran Problem Based

Learning pada siklus I kurang mencapai standar minimal yang diharapkan

yaitu 50%. Ketuntasan aktivitas siswa dalam belajar pada siklus I

pertemuan I hanya 6 orang (23,08%) dan pada pertemuan II mencapai 9

orang (34,62%). Sementara pada siklus II mengalami peningkatan pada

pertemuan I sebanyak 16 orang (61,54%) dan pada pertemuan II menjadi

24 orang (92,31%).

3. Hasil observasi guru juga mengalami peningkatan dimana pada siklus I

pertemuan I hasil observasi guru sebesar 60,30% pada pertemuan II

sebesar 69,12% sedangkan pada siklus II Pertemuan I hasilnya sebesar

(16)

59

4. M aka secara garis besar dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada

mata pelajaran sains khususnya pada materi pelajaran perubahan

lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap lingkungan di SDIT

An-Nadwa Islamic Center Binjai Utara Tahun Ajaran 2011/2012.

5.2 S aran

Berdasarkan hasil penelitian di atas disarankan beberapa hal, sebagai

berikut:

1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan model

pembelajaran Problem Based Learning sebagai satu alternatif yang

digunakan didalam mata pelajaran Sains untuk meningkatkan pemahaman,

motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa.

2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya memberikan perbaikan kepada

siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan M inimal (KKM ) belajar,

walaupun penelitian telah selesai dengan memberikan arahan dan motivasi

kepada siswa.

3. Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan dapat melakukan penelitian

dengan waktu yang lebih lama dan dengan sumber yang lebih luas. A gar

dapat dijadikan suatu studi perbandingan bagi guru dalam meningkatkan

(17)

60

Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan,

(http://Winanti.multiply-com/journal/item/7

Amir, M . Taufik, (2009) Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning:

Bagaimana Pendidikan Memberdayakan Pemelajar diera Pengetahuan,

Jakarta: Kencana.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Asy’ari. 2006. Pembelajaran Sains di SD (Online) dalam http://infobuatkita.word-press.com

Gurpkn. (2007), Pembelajaran Berdasarkan Masalah,

http://gurupkn.wordpress-com/2007/11/16/pembelajaran -berdasarkan-masalah/

Hamalik, Oemar. 2009. Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem. Jakarta: PT. Buni Aksara

Haryanto. 2007. Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga.

Nasution, Rodiah. 2011. Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Sains Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Di Kelas

V SD No. 067097 Medan Barat T.A 2011/2012. Skripsi FIP Unimed

Purwanto, Ngalim. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Siswa

(Online) dalam http://asepsaepudin8.blogspot.com/2010/12/faktor-faktor.yang-.html diakses 09 Desember 2010.

Pulungan, Insyaroh, Nur (2007), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

(18)

61

Pembangunan Lubuk Pakam T.A 2009/2010, Jurusan Matematika FM IPA

UNIM ED, Skripsi, FMIPA UNIM ED, M edan.

Sardiman. A. M , (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Sanjaya, W., (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada M edia Group, Jakarta.

Samatowo, Usman. 2010. Pembelajarn IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang M empengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Trianto, (2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Kontruktivistik, Penerbit Prestasi Pasukan, Jakarta

Wonorahardjo, Surjani. 2010. Dasar-Dasar Sains. Jakarta: PT. Indeks.

Yamin, M artinis, 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.

Zainuries. (2007) Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) http//ganeca.blogroll.com/

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi Buku Kenangan Elektronik ini dapat menjawab masalah tersebut.Dengan aplikasi ini data â data tentang teman â teman dan kenalan, khususnya data teman â teman 3 KC 39

Dan juga pada kesempatan ini penulis pun menggunakan program aplikasi tersebut untuk membuat sebuah iklan animasi sebuah produk minuman kaleng yang di kemas rapi dan di susun

[r]

[r]

Melalui observasi, peneliti melihat secara langsung bagaimana proses kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kenyataannya tanpa ada rekayasa, selanjutnya melalui

2015.. PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP NIAT PEMBELIAN YANG DI MEDIASI OLEH CITRA MEREK PADA.. PRODUK LAPTOP

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian dengan menggunakan uji statistic untuk menguji hipotesis agar bisa dijelaskan hubungan variabel

4. Anggaran Belanja Negara, Penetapan formasi PNS bagi suatu organisasi pada akhirnya sangat ditentukan oleh tersedianya anggaran. Oleh karena itu