• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013."

Copied!
214
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEAKTIFAN, MOTIVASI, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SDN KALONGAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

STEPHANUS RIKO HANDRIANTO

091134004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN, MOTIVASI, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SDN KALONGAN YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

STEPHANUS RIKO HANDRIANTO

091134004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii SKRIPSI

Peningkatan Keaktifan, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa

Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN Kalongan Depok Yogyakarta

Tahun Ajaran 2012/2013

Stephanus Riko Handrianto 091134004

Telah disetujui oleh

Dosen Pembimbing 1 16 Juli 2013

Rusmawan, S.Pd., M.Pd

Dosen Pembimbing 2 16 Juli 2013

(4)

iii Skripsi

PENINGKATAN KEAKTIFAN, MOTIVASI, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA

MATA PELAJARAN IPS KELAS V SDN KALONGAN DEPOK YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Dipersiapkan dan Ditulis Oleh

STEPHANUS RIKO HANDRIANTO

091134004

Telah Dipertahankan di Depan Panitia Penguji Skripsi

Pada tanggal 30 Juli 2013

Dan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama lengkap Tanda tangan

Ketua : Gregorius Ari Nugrahanta S.J, S.S., B.S.T., M.A. ……… Sekretaris : E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A. Ed. D. ………

Anggota : Rusmawan, S.Pd.,M.Pd ………

Anggota : Theresia Yunia S., S.Pd., M.Hum. ……… Anggota : Gregorius Ari Nugrahanta S.J, S.S., B.S.T., M.A. ………

Yogyakarta, 30 Juli 2013

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan

(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberi kekuatan, pengharapan, yang mengasihiku tanpa batas dan yang selalu setia mendampingi setiap langkah hidupku.

(6)

v

MOTTO

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya” Pengkotbah 3:11

"Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada TuhanYesus, apapun dan di manapun kita berada kepada Dia-lah

tempat meminta dan memohon".

Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan pada daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Juli 2013 Peneliti,

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini saya, mahasiswa Universitas Sanata Darma : Nama : Stephanus Riko Handrianto

NIM : 091134004

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas Sanata Darma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENINGKATAN KEAKTIFAN, MOTIVASI, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SDN KALONGAN DEPOK YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013” beserta perangkat yang diperlukan.

Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Darma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media yang lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya demi kepentingan akademis tanpa meminta izin atau memberikan royalti kepada saya, selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 16 Juli 2013 Yang menyatakan,

(9)

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN, MOTIVASI, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA

MATA PELAJARAN IPS KELAS V SDN KALONGAN DEPOK YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Stephanus Riko Handrianto Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam upaya meningkatkan keaktifan, motivasi, dan prestasi belajar siswa serta mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan, motivasi, dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Kalongan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada kompetensi dasar 2.3 menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Penelitian ini mengunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model penelitian Tagart dan Kemmis dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kalongan, Yogyakarta yang berjumlah 27 siswa terdiri dari 14 laki-laki dan 13 perempuan. Obyek penelitian adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD guna meningkatkan keaktifan, motivasi, dan prestasi belajar siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, observasi, wawancara, dan tes prestasi. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan, motivasi, dan prestasi belajar IPS dianalisis dengan menggunakan persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan langkah-langkah presentasi kelas, membagi siswa dalam tim, belajar dalam tim, kuis, pemberian skor, dan penghargaan tim. (2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan, motivasi, dan prestasi belajar siswa kelas V SDN Kalongan Yogyakarta pada mata pelajaran IPS. Keaktifan siswa tergolong tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 71,30% dari kondisi awal keaktifan siswa sebesar 25,46% yang tergolong sangat rendah. Untuk motivasi belajar siswa tergolong sangat tinggi dengan nilai rata-rata motivasi siswa sebesar 86,44 dari kondisi awal sebesar 63,80 tergolong cukup. Kemudian untuk prestasi belajar siswa kelas V

pada mata pelajaran IPS tergolong tinggi dengan nilai rata-rata 80,11 dan siswa yang tuntas KKM sebanyak 27 siswa (100%)dari kondisi awal prestasi belajar siswa nilai rata-rata 63,35 dan siswa yang tuntas KKM 8 siswa (40%) yang tergolong cukup.

(10)

ix

ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF STUDENT’S INVOLVEMENT, MOTIVATION, AND LEARNING ACHIEVEMENT USING STAD COOPERATIVE LEARNING FOR TEACHING SOCIAL SCIENCES TO FIFTH GRADE

STUDENT’S OF SDN KALONGAN DEPOK YOGYAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2012/2013

Stephanus Riko Handrianto Sanata Dharma University

2013

This research was aimed at studying STAD Cooperative Learning implementation that had been class presentation, student’s divided, teams learning, quiz, scoring, and rewarding steps and also studying increase student’s involvement, motivation, and achievement of the fifth grade the second semester in SDN Kalongan Yogyakarta in of the school year 2012/2013. The focus of the theaching was basic competence 2.3 that appreciating the leaders roles in struggling for Indonesian independence using STAD cooperative learning model.

This research was a Classroom Action Research (CAR) Kemmis and Tagart model with planning, action, observation, and reflection stages. The subjects in this study were 27students of the 5th grade students of SDN Kalongan, Yogyakarta, which consisted of 14 boys and 13 girls. The object of the research was the application of STAD cooperative learning model to improve the student involvement, motivation, and learning achievement. To collect data, the researcher distributed, observed the student’s, and assessed the student’s learning. The student’s involvement, motivation, and learning achievement in social studies were analyzed descriptively.

The results revealed that (1) The STAD Cooperative Learning implementation using class presentations, teams learning, quizzes, individual improvement scores, and team recognition steps. (2) The STAD Cooperative Learning implementation could increase student’s involvement, motivation, and student’s achievement of the fifth grade students in SDN Kalongan Yogyakarta in social studies. The increasing of student’s involvement were high with an average score of 71.30% from the initial condition of which was 25.46% students belonging very low. The increasing motivation of the fifth grade students in SDN Kalongan Yogyakarta using STAD cooperative learning in social studies subjects was considered very high with an average score of 86.44 for student motivation from the initial condition of 63.80 which is categorized as average. The increasing of student achievement of the fifth grade in SDN Kalongan Yogyakarta in social studies was high with an average score of 80.11 and all of them completed KKM scores (100%) from the initial condition of student achievement was the average score of 63,35. It was important to note that 8 0f 27 student could complete the KKM. This achievement was considered sufficient.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Syukur kepada Allah Yang Maha Baik atas limpahan berkat dan karuniaNya,

sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi. Pembuatan skripsi yang

berjudul peningkatan keaktifan, motivasi, dan prestasi belajar siswa melalui

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kelas V SDN

Kalongan Depok Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013, bertujuan untuk memenuhi

syarat memperoleh gelar Sarjana pendidikan dari Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar. Peneliti menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., sebagai Dekan FKIP.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta S.J., S.S., B.S.T., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan izin penelitian.

3. Rusmawan, S.Pd.,M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh kesabaran telah membimbing dan memberi saran serta masukan berharga bagi peneliti dalam penyelesaian tugas ini.

4. Theresia Yunia S., S.Pd., M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar, terbuka dan selalu menyemangati peneliti.

(12)

xi

6. Ana Murni Suryani, Am. Pd., selaku guru kelas V SD Negeri Kalongan yang memberikan kesempatan peneliti melakukan penelitian di kelas V. 7. Segenap dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang penuh kesabaran

dalam mendidik dan membimbing peneliti selama menempuh kuliah, sehingga peneliti mendapat ilmu dan nilai-nilai kehidupan yang berharga untuk masa depan peneliti.

8. Segenap teman-teman kelas A, teman seperjuangan dalam penelitian ini, serta teman-teman PPL, atas kerjasama, saran dan bantuannya selama ini. 9. Keluargaku, Bapak FX.Supriyanto, Ibu Lorentia Sukarini, dan Ag. Dwi

Riyanto yang selalu memberikan bantuan moril, materi dan spirituil kepada peneliti sehingga skripsi ini selesai pada waktunya.

10.Segenap siswa kelas V SD Negeri Kalongan yang bersedia menjadi subyek penelitian.

11.Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu demi satu, yang telah turut membantu terselesaikannya skripsi ini.

Semoga Allah Yang Maha Pemurah yang membalas kebaikan kalian. Peneliti

sadar bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, maka dari itu peneliti

mengharapkan saran dan kritik kepada semua pihak yang membaca skripsi ini, agar

skripsi ini menjadi lebih baik dan berguna bagi siapa saja. Akhir kata, terima kasih

(13)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING…. ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitan ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Operasional... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Keaktifan Belajar ... 9

2. Motivasi Belajar ... 11

3. Prestasi Belajar ... 14

4. Pembelajaran Kooperatif ... 16

5. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ... 22

(14)

xiii

C. Kerangka Berpikir ... 27

D. Hipotesis Tindakan ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Seting Penelitian ... 32

1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

2. Subjek Penelitian ... 32

3. Objek Penelitian.. ... 32

C. Rancangan Penelitian ... 33

1. Persiapan ... 33

2. Rancangan Setiap Siklus ... 34

3. Observasi…. ... 35

4. Refleksi… ... 35

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ... 37

1. Keaktifan Belajar ... 38

2. Motivasi Belajar ... 40

3. Prestasi Belajar… ... 40

E. Validitas dan Reliabilitas ... 42

1. Validitas ... 42

2. Reliabilitas ... 45

F. Teknik Analisis Data ... 47

G. Indikator Keberhasilan ... 50

H. Jadwal Penelitian ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Hasil penelitian ... 52

1. Kondisi Awal Keaktifan, Motivasi dan Prestasi Belajar IPS ... 52

a. Keaktifan Belajar Siswa ... 52

b. Motivasi Belajar Siswa ... 54

c. Prestasi Belajar IPS… ... 56

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 58

a. Perencanaan Tindakan ... 59

(15)

xiv

c. Observasi ... 65

d. Refleksi Siklus I ... 70

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 72

a. Perencanaan Tindakan ... 73

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 73

c. Observasi ... 78

d. Refleksi Siklus II ... 84

B. Analisis Komparasi Keaktifan, Motivasi, dan Prestasi Belajar dari Kondisi Awal sampai Siklus II... 85

1. Keaktifan Belajar ... 85

2. Motivasi Belajar ... 87

3. Prestasi Belajar ... 88

C. Pembahasan ... 91

BAB V PENUTUP ... 98

A. Kesimpulan... 98

B. Saran ... 100

C. Keterbatasan Penelitian………... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 102

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan ... 38

Tabel 3.2 Panduan Wawancara Kepada Siswa ... 39

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar ... 40

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan II ... 41

Tabel 3.5 Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran………. 43

Tabel 3.6 Kriteria Validitas Perangkat Pembelajran………. 44

Tabel 3.7 Uji Validitas Soal Pilihan Ganda ... 44

Tabel 3.8 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 46

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I dan II ... 46

Tabel 3.10 Pengkategorian Keaktifan Siswa dengan PAP II ... 48

Tabel 3.11 Pengkategorian Skor Motivasi dengan PAP II ... 49

Tabel 3.12 Pengkategorian Skor Prestasi dengan PAP II ... 50

Tabel 3.13 Indikator Keberhasilan ... 51

Tabel 3.14 Jadwal Penelitian ... 51

Tabel 4.1 Persentase Data Keaktifan Siswa Pada Kondisi Awal ... 53

Tabel 4.2 Persentase Data Awal Motivasi Belajar ... 55

Tabel 4.3 Persentase Data Awal Prestasi Belajar Dilihat dari Ketuntasan KKM...……….. 57

Tabel 4.4 Persentase Data Awal Prestasi Belajar Dilihat dari Nilai Rata-rata 57

Tabel 4.5 Persentase Keaktifan Siswa Siklus I ... 65

Tabel 4.6 Persentase Motivasi Siswa Siklus I ... 67

Tabel 4.7 Persentase Data Prestasi Belajar Pada Siklus I Dilihat dari Nilai Ketuntasan KKM ... 68

Tabel 4.8 Persentase Prestasi Belajar IPS Siswa Pada Siklus I Berdasar Nilai Siswa…. ... 69

Tabel 4.9 Persentase Data Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II…. ... 78

Tabel 4.10 Persentase Data Siklus II Motivasi Belajar Siswa….. ... 81

(17)

xvi

Tabel 4.12 Persentase Data Prestasi Belajar IPS Siklus II…… ... 83

Tabel 4.13 Komparasi Data Keaktifan Awal Hingga Akhir Siklus II…. ... 85

Tabel 4.14 Komparasi Data Motivasi Belajar Siswa…. ... 87

Tabel 4.15 Komparasi Prestasi Belajar Awal Sampai Akhir Siklus II…. ... 88

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Literatur Penelitian Yang Relevan ... 27

Gambar 3.1 Bagan siklus Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Taggart ... 31

Gambar 4.1 Keaktifan pada kondisi awal ... 54

Gambar 4.2 Motivasi belajar siswa pada kondisi awal ... 56

Gambar 4.3 Persentase keadaan awal prestasi belajar IPS siswa... 58

Gambar 4.4 Diagram persentase keaktifan siklus I ... 66

Gambar 4.5 Diagram persentase motivasi siswa siklus I ... 68

Gambar 4.6 Diagram persentase prestasi siklus I ... 70

Gambar 4.7 Diagram persentase keaktifan siswa siklus II ... 80

Gambar 4.8 Diagram persentase motivasi belajar siklus II…... 82

Gambar 4.9 Diagram data prestasi IPS siklus II…… ... 84

Gambar 4.10 Grafik komparasi keaktifan siswa awal sampai akhir siklus II.. 87

Gambar 4.11 Grafik komparasi motivasi belajar siswa awal sampai akhir siklus II…. ... 88

Gambar 4.12 Grafik peningkatan prestasi dilihat dari ketuntasan KKM... ... 89

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Perangkat Pembelajaran….. ... 105

Lampiran 2 : Hasil Tes Evaluasi Siklus I dan II………. ... 147

Lampiran 3 : Data Pada Kondisi Awal….. ... 153

Lampiran 4 : Data Pada Siklus I…… ... 156

Lampiran 5 : Data Pada Siklus II…. ... 160

Lampiran 6 : Hasil Kerja Kelompok siklus I dan II…. ... 164

Lampiran 7 : Kuis Siklus I dan II…. ... 168

Lampiran 8 : Hasil Validasi…… ... 171

Lampiran 9 : Foto-foto Penelitian…. ... 191

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dalam mengembangkan manusia

menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial, maupun

kedewasaan moral. Proses pendidikan bukan hanya mengembangkan

intelektual saja, akan tetapi mencakup seluruh potensi yang dimiliki peserta

didik. Pendidikan pada dasarnya memberikan pengalaman belajar untuk

dapat mengembangkan seluruh potensi siswa melalui proses interaksi baik

antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru ataupun siswa dengan

lingkungannya. Siswa merupakan insan yang aktif, kreatif dan dinamis

dalam menghadapi lingkungannya. Oleh karena itu siswa bukanlah objek

yang harus dijejali dengan informasi, akan tetapi mereka merupakan subjek

yang memiliki potensi yang mana mereka harus diarahkan oleh para

pendidik untuk mendapatkan pengalaman belajar yang menarik dan

menyenangkan dengan tujuan mengembangkan seluruh potensi yang

dimiliki oleh para siswa. Proses pembelajaran yang baik ialah proses

pembelajaran yang di dalamnya menekankan pada aktivitas siswa secara

optimal, artinya di dalam proses pembelajaran tersebut harus ada

keseimbangan antara aktivitas fisik, mental termasuk emosional dan

(21)

2

Sekolah yang merupakan lembaga formal untuk meningkatkan kecerdasan dan kreatifitas manusia melalui proses pembelajaran yang ada di dalamnya, dewasa ini mengalami kendala. Kendala atau permasalahan yang muncul salah satunya berkenaan dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh para pendidik. Kondisi yang didapati dewasa ini ialah pendidik masih menggunakan model pembelajaran yang tradisional dalam menyampaikan materi pengajaran. Model pengajaran tradisional seperti ceramah di kelas, rupanya membuat para siswa enggan atau malas untuk belajar dan mengikuti proses pembelajaran.

Di samping itu, model tradisional seperti ceramah juga tidak menumbuhkan keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa. Dalam pembelajaran tradisional siswa hanya duduk mendengarkan ceramah guru, mencatatnya, kemudian menghafalnya. Hal semacam ini sama dengan model yang ditentang oleh Freire (dalam McLaren,1993:26) yakni model gaya bank. Di dalamnya siswa hanya dipenuhi dengan materi-materi hafalan dan siswa hanya mendapat transfer ilmu pengetahuan dari pendidiknya. Tidak sedikit pendidik yang masih menggunakan model tradisional tersebut. Mereka beranggapan bahwa dengan menghafal materi yang diberikan oleh pendidik akan menjadikan siswa berkembang kognitifnya. Hal ini tidak sepenuhnya salah, hanya saja dengan menggunakan model tradisional tersebut tidak membuat siswa mampu meningkatkan motivasi, keaktifan serta prestasinya secara optimal dalam belajar.

(22)

3

proses pembelajaran IPS dengan model tradisional yakni dengan metode ceramah. Hal ini membuat siswa menjadi bosan, malas dan akhirnya aspek kognitif, afektif, dan psikomotoriknya tidak berkembang dengan optimal. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas V SDN Kalongan Yogyakarta pada tanggal 9 Januari 2013, di dalam kelas guru hanya menggunakan model ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sehingga tampak kebosanan dalam diri siswa ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas tersebut. Di samping itu, dalam wawancara dengan guru kelas V serta guru bidang studi IPS kelas V, peneliti memperoleh keterangan bahwa guru kelas menyadari bahwa dalam proses pembelajaran di kelas memang masih sering menggunakan model pembelajaran yang tradisional seperti ceramah. Hal ini dilakukan karena beliau mengalami kendala jika menerapkan model pembelajaran yang inovatif di kelas. Kendala yang utama berkenaan dengan alokasi waktu. Di samping itu, ada alasan lain yakni siswa tidak siap dengan model pembelajaran yang inovatif.

(23)

4

observasi yang ke tiga pada tanggal 23 Januari 2013, peneliti memperoleh informasi berupa data prestasi siswa kelas V SDN Kalongan tahun ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPS KD 2.3 Menghargai jasa-jasa tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia yang lolos dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 hanya 40% atau dengan angka kasarnya dari 27 siswa hanya 8 siswa yang lolos KKM.

Banyak sekali model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi siswa. Sebagai contohnya model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning), Active Learning, PBL (Problem Based Learning) dan lain sebagainya. Salah satu model pembelajaran yang dipilih peneliti untuk mengubah kondisi seperti di atas ialah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning. Dengan model pembelajaran kooperatif ini siswa akan terlatih untuk bertanggung jawab (individu) terhadap kelompoknya, serta menghargai pendapat siswa lain di dalam kelompok yang mana hal-hal seperti itu dapat dikategorikan sebagai sikap aktif dalam proses pembelajaran.

(24)

5

pembelajaran di kelas. Dalam model pembelajaran Kooperatif teknik STAD ini siswa belajar di dalam kelompok yang heterogen baik etnis, jenis kelamin dan kemampuan yang berbeda (tinggi, sedang, dan rendah). Setiap kelompok dan setiap siswa diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar serta diberikan juga penghargaan bagi siswa serta kelompok yang meraih prestasi tinggi.

Berdasarkan masalah yang ditemukan oleh peneliti di kelas V SDN Kalongan tersebut, maka peneliti menawarkan sebuah solusi pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams-Achievement Division). Model pembelajaran kooperatif teknik STAD ini diterapkan pada mata pelajaran IPS dengan Standar Kompetensi 2: Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan Kompetensi Dasar 2.3: Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Berangkat dari semua hal di atas, peneliti melakukan suatu penelitian tindakan kelas guna meningkatkan keaktifan, motivasi, dan prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

(25)

6

kelas V SDN Kalongan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada KD: Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan, motivasi, dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Kalongan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada KD: Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam upaya meningkatkan keaktifan, motivasi, dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Kalongan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada Kompetensi Dasar 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

(26)

7

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan tentang model pembelajaran Kooperatif teknik STAD.

2. Bagi siswa

Siswa memperoleh kesempatan lebih untuk belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD pada mata pelajaran IPS dengan KD 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

3. Bagi guru

Penelitian ini merupakan model pembelajaran inovatif yang dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan dan dikembangkan di dalam proses belajar mengajar di kelas.

3. Bagi dunia pendidikan

Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang salah satu penerapan model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan kerja kelompok pada mata pelajaran IPS.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti rumuskan definisi operasional sebagai berikut:

(27)

8

siswa kelas V SDN Kalongan Yogyakarta ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas dengan tipe STAD yang meliputi keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat, menjelaskan, bertanya, merespon pendapat, dan mengerjakan tugas.

2. Motivasi belajar adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar bisa dilihat dari rasa senang mengikuti proses belajar mengajar, tekun dan ulet dalam mengerjakan tugas, serta memperhatikan guru ketika proses belajar mengajar berlangsung. 3. Prestasi belajar adalah pencapaian skor yang diperoleh siswa kelas V

SDN Kalongan Yogyakarta setelah mengerjakan tes tertulis pada akhir pertemuan dalam penelitian ini.

(28)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti akan menjabarkan tentang segala sesuatu yang

mendasari teori penelitian yaitu kajian pustaka, penelitian sebelumnya,

kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

A. Kajian Pustaka

1. Keaktifan Belajar a. Pengertian Keaktifan

Keaktifan berasal dari kata dasar aktif dan mendapat imbuhan ke- dan -an. Aktif sendiri berarti giat (bekerja, berusaha), sedangkan keaktifan berarti kegiatan, kesibukan (Poerwadarminta, 1984:26). Dalam penelitian ini yang dimaksudkan dengan keaktifan ialah keaktifan belajar siswa. Keaktifan belajar siswa ialah kondisi di mana siswa giat di dalam kegiatan atau proses belajar di kelas. Keaktifan siswa dapat dilihat dari hal-hal yang dilakukan oleh siswa dalam proses belajar seperti halnya bertanya kepada guru, berdiskusi, mengutarakan pendapat, bekerja kelompok, dan lain sebagainya.

b. Indikator Keaktifan

Menurut Hamalik (2003:170) siswa merupakan suatu

(29)

10

kemungkinan dan potensi yang hidup dan sedang berkembang. Di

dalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan

bekerja sendiri. Prinsip aktif inilah yang mengendalikan tingkah

laku siswa. Dierich (dalam Hamalik, 2003:172) membagi kegiatan

belajar dalam 8 kelompok, yakni:

1) Kegiatan-kegiatan visual, yang meliputi: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran,

dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yang meliputi: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian,

mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan

pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yang meliputi: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi

kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4) Kegiatan-kegiatan menulis, yang meliputi: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi,

membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

5) Kegiatan-kegiatan menggambar, yang meliputi: menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.

6) Kegiatan-kegiatan metrik, yang meliputi: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model,

menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.

(30)

11

mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor,

melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8) Kegiatan-kegiatan emosional, yang meliputi: minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa keaktifan bukan hanya sekedar aktif dalam hal jasmaniah semata

akan tetapi juga muncul dalam aktivitas rohani seperti kegiatan

emosional siswa. Kegiatan baik jasmani atau pun rohani atau proses

belajar siswa dalam kelas itulah yang kemudian dimaksudkan

sebagai keaktifan belajar siswa.

Dalam hal ini indikator keaktifan yang dijadikan dalam acuan penelitian ini ialah keaktifan siswa dalam memperhatikan

penjelasan guru, mencari informasi dan sumber belajar untuk

pemecahan masalah, menulis atau mencatat penjelasan guru,

bekerjasama dengan teman, mengajukan pertanyaan kepada guru,

menjawab pertanyaan guru atau teman, menulis hasil laporan

diskusi, dan melaporkan hasil diskusi secara lisan.

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

(31)

12

mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Sedangkan motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu.

Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut (Hamalik, 2009:173). Hamalik berpendapat bahwa motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar atau internal dan insentif di luar diri individu atau hadiah. McDonald (dalam Hamalik, 2009:173) mendefininisikan motivasi sebagai "Motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and

anticipatory goal reactions". Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.

(32)

13

atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu energi, daya penggerak, atau dorongan yang ada di dalam diri individu, dalam hal ini lebih khususnya siswa kelas V SDN Kalongan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013.

c. Ciri-ciri Motivasi

Berkaitan dengan motivasi, Sardiman, (1986:81)

menjelaskan bahwa motivasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2) Ulet mengahadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindakan kriminal, dan amoral.

4) Lebih senang bekerja mandiri.

5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). 6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).

(33)

14

Dari pendapat ahli di atas, indikator seseorang yang termotivasi dalam penelitian ini dapat ditunjukkan dari perasaan siswa yakni rasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran, memiliki rasa ingin tahu terhadap pelajaran IPS, memperhatikan pelajaran ketika guru menjelaskan, tekun dan ulet dalam mengerjakan tugas-tugas individu dan kelompok, hasrat atau keinginan untuk menyelesaikan tugas-tugas, serta mengajukan pertanyaan jika dirasa materi yang disampaikan oleh guru belum begitu dipahami dengan baik.

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar berasal dari penggabungan dua kata yakni prestasi dan belajar. Arifin (2009:12) mengemukakan bahwa prestasi berasal dari bahasa Belanda prestatie, yang dalam bahasa Indonesia berarti hasil usaha. Sedangkan belajar menurut Mulyasa (2007:189), pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi kebutuhan, yang menghasilkan perubahan dalam dirinya.

(34)

15

Menurut Hamalik (2005:154-161), hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman.

Setelah menelusuri uraian di atas, dapat dipahami bahwa prestasi belajar siswa adalah hasil usaha atau taraf kemampuan yang dicapai siswa sebagai bukti penguasaan pengetahuan dan ketrampilan dalam suatu mata pelajaran dalam bentuk nilai angka tes.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi

Mahmud (1990: 84-87) berpendapat bahwa prestasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1) Faktor Internal, seperti motivasi dan keyakinan. a) N. Ach (Need for Achievement)

Adalah suatu dorongan atau motif untuk berprestasi dalam hal

tertentu.

b) Takut gagal

Perasaan ini muncul ketika siswa akan menghadapi ujian.

Perasaan yang cemas dan gugup akan mengganggu

konsentrasi dalam memecahkan 31 masalah yang sulit.

Dengan demikian perasaan seperti ini sebaiknya dihindari agar

dapat memperoleh hasil yang maksimal.

c) Takut sukses

Seseorang yang mempunyai perasaan takut sukses akan

menyebabkan orang itu tidak mau berusaha untuk melakukan

(35)

16

2). Faktor Eksternal seperti kesempatan.

Kesempatan ini dipengaruhi oleh lingkungan.

Lingkungan yang mendukung dapat memotivasi seseorang

untuk mengembangkan apa yang ada dalam dirinya.

Lebih lanjut, Mulyasa (2007: 194) menjabarkan fungsi dari prestasi

belajar ini sebagai berikut:

1. Menjadi indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai siswa.

2. Menjadi lambang tendensi keingintahuan, yang menjadi kebutuhan umum manusia.

3. Menjadi bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

4. Menjadi indikator intern (tingkat produktivitas) dan ekstern (tingkat kesuksesan) institusi pendidikan.

5. Menjadi indikator kecerdasan (daya serap) siswa dalam proses pembelajaran.

4. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

(36)

17

kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.

Hampir mirip dengan penjelasan yang dikemukakan oleh Solihatin, Sugiyanto (2010:37) memberikan pengertian bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Sugiyanto juga menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.

Berdasarkan penjelasan kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah model pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil yang memberikan kesempatan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama guna memahami suatu materi atau bahan pembelajaran.

b. Elemen-elemen Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang

memiliki beberapa elemen yang mana hal ini menjadi pembeda bagi

model pembelajaran yang lainnya. Elemen-elemen tersebut oleh

(37)

18 berikut:

1) Saling ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kooperatif, pendidik hendaknya mampu menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hal inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif yang mana tercapai melalui beberapa hal yaitu: saling ketergantungan mencapai tujuan, saling ketergantungan menyelesaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan peran, dan saling ketergantungan hadiah.

2) Tanggung jawab perseorangan

(38)

19 3) Tatap muka

Tatap muka yang dimaksudkan di sini ialah para siswa dapat berdialog dengan teman sekelompoknya. Interaksi semacam ini sangatlah membantu para siswa, karena sering ada siswa yang lebih mudah belajar dengan temannya dengan berdialog dari pada harus bertanya kepada guru yang kadang dirasa menakutkan bagi siswa meski tidak semuanya seperti itu.

4) Komunikasi antar anggota

Keterampilan berkomunikasi memanglah tidak semua orang dengan mudah menguasainya apalagi seorang siswa Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran kooperatif, keterampilan berkomunikasi sangatlah penting guna terciptanya suatu interaksi di dalam penyelesaian tugas kelompok yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini, jika siswa tidak bisa berkomunikasi antar anggota maka akan mendapat teguran dari sesama temannya dalam kelompok, juga dari guru yang mana hal ini menjadi acuan guru dalam penilaian kelompok dan individu (seberapa besar keterlibatan siswa di dalam kelompoknya).

5) Evaluasi proses kelompok

(39)

20

c. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan

salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Tipe

STAD ini pertama kali dikembangkan oleh Robert Slavin dan

teman-temannya di Universitas John Hopkin. Dalam model

pembelajaran kooperatif tipe STAD ini siswa ditempatkan dalam tim

belajar yang mana beranggotakn 4-5 orang dan di dalamnya ada

suatu variasi atau campuran dari berbagai tingkat prestasi, jenis

kelamin, suku, status sosial, agama, dan lain sebagainya.

Berikut ini ada beberapa langkah pembelajaran dengan

menggunakan tipe STAD (Sugiyanto, 2010:44-45):

1) Para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap tim memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras,etnik, maupun kemampuan (tinggi, sedang, rendah).

2) Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab ataudiskusi antarsesama anggota tim.

3) Secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajari.

(40)

21

penghargaan. Kadang-kadang beberapa atau semua tim memperoleh penghargaan jika mampu meraih suatu kriteria atau standar tertentu.

Slavin (1995:71) menjelaskan beberapa komponen dalam STAD

sebagai berikut:

a. Presentasi kelas

Presentasi kelas dalam STAD berbeda dari cara pengajaran yang biasa. Masing-maisng kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka. Siswa harus betul-betul memperhatikan presentasi ini karena dalam presentasi ini terdapat materi yang dapat membantu mengerjakan kuis yang diadakan setelah pembelajaran.

b. Belajar dalam tim

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang di mana mereka mengerjakan tugas yang diberikan, jika ada kesulitan siswa yang mampu membantu siswa yang kesulitan.

c. Tes individu

Setelah pembelajaran selesai ada tes individu. Siswa tidak dibenarkan saling membantu selama tes berlangsung. Hal ini menjamin agar siswa secara individual bertanggung jawab untuk memahami materi ajar tersebut.

(41)

22

Skor yang didapatkan dari hasil tes selanjutnya dicatat oleh guru untuk dibandingkan dnegan hasil prestasi sebelumnya. Skor tim diperoleh dengan menambahkan skor peningkatan semua anggota dalam satu tim. Nilai rata-rata diperoleh dengan membagi jumlah skor penambahan dibagi jumlah anggota tim. e. Penghargaan tim

Penghargaan didasarkan nilai rata-rata tim di mana dapat memotivasi mereka. Tim dapat memperoleh sertifikat atau penghargaan lain apabila skor rata-rata mereka melampaui kriteria tertentu.

5. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar

a. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk manusia dan dunianya (Suradisastra dkk, 1993:5). Pada hakikatnya IPS merupakan telaah mengenai manusia dan dunianya. Manusia dalam kehidupannya selalu bersama-sama dengan sesamanya. Segala hal tentang pernak-pernik kehidupan seperti rintangan mungkin muncul akibat dari hidup bersama tersebut. Dari hal di atas tampak bahwa IPS mengkaji secara luas tentang manusia dan dunianya.

b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

(42)

23

mempersiapkan para siswa supaya dapat menjadi warga yang baik (Suradisastra dkk, 1993:6). Di samping itu IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global (SK dan KD, 2006:575).

Dengan demikian menjadi jelas bahwa tujuan dari IPS ialah untuk menjadikan manusia semakin lebih baik dalam hidup bermasyarakat dan mengembangkan nilai-nilai yang telah dipelajarinya sehingga dapat tercipta suatu keadaan masyarakat yang harmonis.

c. Kompetensi Dasar IPS Kelas V Semester Genap

(43)

24

Sekutu, persiapan Proklamasi kemerdekaan oleh para pemuda, peristiwa Rengasdengklok, penyusunan teks proklamasi, tokoh-tokoh penting dalam peristiwa proklamasi, serta cara-cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan.

B. Penelitian yang Relevan

Berikut ini akan dijabarkan beberapa penelitian relevan yang terkait

dengan motivasi, keaktifan serta prestasi belajar dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Van Wyk (2012:261-270) dalam jurnal ilmiahnya tentang “The

Effects of the STAD-Cooperative Learning Method on Student Achievement,

Attitude and Motivation in Economics Education” menjelaskan bahwa

dalam penelitiannya pada pendidikan ekonomi mengalami peningkatan. Hal

ini tampak dalam: pembelajaran mahasiswa pada matakuliah ekonomi

mengalami sebuah peningkatan yang tinggi setelah adanya penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD di dalam kelas. Penelitian ini

menyelidiki tentang dampak dari penerapan STAD terhadap prestasi belajar,

sikap, danmotivasi belajar siswa pada matakuliah ekonomi. Terdapat tida

instrumen penelitian yakni: tes literature ekonomi, motivasi, serta modul tes

ekonomi. Dalam penelitian kuasi eksperimen ini, hasil yang diperoleh

mengenai sikap siswa terhadap pembelajaran ekonomi menjadi sangat baik.

Kemudian untuk hasil prestasi belajar dan motivasi belajar siswa

(44)

25

Siskandar (2009:179) dalam skripsinya tentang “Keefektifan Pendekatan Cooperative Learning dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa” menjelaskan bahwa dalam penelitian tindakan

kelasnya untuk mata kuliah PKN mengalami keberhasilan atau peningkatan setelah melalui tiga siklus. Hal ini tampak dalam; pertama, sikap para siswa dalam siklus 1 menunjukkan skor 60, 69%, pada siklus 2 menjadi 71,16%, dan pada siklus 3 meningkat menjadi 80,77%. Kedua, kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh pengajar telah menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Ketiga, prestasi belajar siswa pada siklus 1 5,92, kemudian pada siklus 2 6,71, dan pada siklus 3 meningkat menjadi 7, 62. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran siswa serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dewi (2008:182) dalam skripsinya tentang “Belajar Kelompok Model STAD dan Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi dan Keaktivan Mahasiswa” menunjukkan hasil penelitian tindakan kelasnya pada mata

(45)

26

ketika penyajian materi, tetapi selalu ada mahasiswa yang berusaha menyontek ketika tes atau kuis. 3. Hasil wawancara dan angket menunjukkan bahwa mahasiswa senang belajar kelompok model STAD. Hal itu disebabkan mereka dapat bekerja sama dalam menyelesaikan masalah, tidak malu bertanya, lebih akrab, dan suasana tidak menegangkan. 4. Status nilai subyek/sumber penelitian lulus semua.

Berdasarkan skripsi yang diambil dalam jurnal penelitian serta jurnal internasional tentang penggunaan model Cooperative Learning

teknik STAD di atas, peneliti belum mendapatkan para peneliti yang meneliti tentang peningkatan keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD pada mata pelajaran IPS terkait dengan KD 2.3: Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

(46)
[image:46.595.98.512.81.571.2]

27

Gambar 2.1 Bagan Literatur Penelitian yang Relevan

C. Kerangka Berpikir

Penelitian tindakan kelas ini berangkat dari suatu kondisi sangat rendahnya keaktifan belajar siswa, tingkat cukup pada motivasi belajar siswa, serta rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS, Kompetensi Dasar: Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Melihat permasalahan tersebut, mendorong guru untuk berusaha meningkatkan keaktifan, motivasi, serta prestasi belajar siswa dengan memperbaiki proses kegiatan belajar

Keaktifan, Motivasi dan Prestasi Belajar

Pembelajaran Kooperatif

Micheal M van Wyk (2012:261-270)

The Effects of the STAD-Cooperative Learning Method

on

Student Achievement, Attitude and Motivation in Economics

Education Pembelajaran Kooperatif

teknik STAD

Siskandar. (2009). Keefektifan Pendekatan Cooperative Learning Dalam Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa.

Dewi (2008:182) Belajar Kelompok Model STAD dan Jigsaw untuk Meningkatkan

Motivasi dan Keaktivan Mahasiswa Yang perlu diteliti

Pembelajaran kooperatif teknik STAD terhadap Keaktifan, Motivasi dan

(47)

28

mengajar. Perbaikan proses belajar mengajar tersebut akan dilaksanakan oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat membuat siswa berdiskusi, tukar pendapat dengan teman satu kelompok dan saling membantu teman lain terutama yang mengalami kesulitan balajar. Dengan demikian diharapkan masing-masing anggota kelompok mampu memahami materi serta mampu menyelesaikan tugas kelompok mereka dengan baik. Karena siswa lebih aktif di dalam kelompok dan lebih mendalami materi yang dibahas maka hasil prestasi belajar siswa diharapkan menjadi lebih baik. Selain itu adanya pemberian penghargaan untuk kelompok yang berprestasi bisa memotivasi siswa untuk belajar lebih baik lagi. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik STAD ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa SDN Kalongan, Depok, Sleman, Yogyakarta.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

(48)

29

belajar dalam tim, mengadakan kuis atau tes individu, pemberian skor, dan pemberian penghargaan tim.

(49)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada metode penelitian ini akan dibahas tentang jenis, setting, dan

desain penelitian, persiapan, rencana setiap siklus, instrumen penelitian,

teknik pengumpulan dan analisis data, indikator keberhasilan serta jadwal

penelitian.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam meningkatkan

keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS ialah

Penelitian tindakan kelas. Kemmis (dalam Hopkins, 2011:87)

mendefinisikan penelitian tindakan sebagai bentuk penyelidikan refleksi

diri yang dilaksanakan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial

(termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dalam

(a) praktik-praktik sosial dan pendidikan mereka sendiri, (b) pemahaman

mereka tentang praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi yang melingkupi

pelaksanaan praktik-praktik tersebut.

Dari uraian yang dikemukakan oleh Kemmis tersebut dapat kita tarik

kesimpulan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu kegiatan

ilmiah yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan

merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan melalui

beberapa siklus secara kolaboratif dan pertisipatif yang bertujuan untuk

(50)

31

(Kunandar, 2011:46). Berikut ini adalah bagan penelitian tindakan kelas

[image:50.595.99.513.164.667.2]

menurut Kemmis dan Taggart.

Gambar 3.1. Bagan siklus Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan

Taggart

Gambar 3.1 siklus Penelitian Tindakan menurut Kemmis dan

Taggart di atas menjelaskan tahapan penelitian yang akan dilaksanakan

setiap siklusnya oleh peneliti. Tahapan tersebut antara lain tahap

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Arikunto (2006:17)

menjelaskan bahwa pada tahap perencanaan tindakan kelas (Planning) ini,

peneliti harus menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh

siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahap yang kedua ialah

tindakan (Acting). Pada tahap ini peneliti harus melaksanakan dan

menerapkan apa yang sudah menjadi rancangannya dalam penelitian

tersebut.

Tahap yang ketiga ialah tahap pengamatan (Observing). Pada tahap

ini peneliti mengadakan pengamatan. Sebenarnya tahap ini tidak bisa

dipisahkan dengan tahap pelaksanaan tindakan karena pada saat melakukan

(51)

32

keempat ialah tahap refleksi (Reflecting). Tahap refleksi ini merupakan

kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan dan yang

telah sesuai dengan harapan. Pada penelitian tindakan ini, jika peneliti

belum mencapai peningkatan sesuai dengan yang diharapkan, maka peneliti

harus mengadakan siklus kedua yang mana siklus ini hampir mirip dengan

siklus yang pertama pelaksanaannya.

B. Seting Penelitian

1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah SDN

Kalongan Yogyakarta. SDN Kalongan terletak di Jl. Solo Km 8,5

Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah

Istimewa Yogyakarta 55828. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti pada

bulan Januari sampai April 2013.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini ialah siswa kelas V SDN Kalongan

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 27 yang

terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

3. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini ialah penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik STAD untuk meningkatkan keaktifan, motivasi dan

prestasi belajar IPS pada KD: Menghargai jasa dan peranan tokoh

(52)

33 genap tahun ajaran 2013/2014.

C. Rancangan Penelitian

1. Persiapan

a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang ada di kelas V yaitu rendahnya keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran IPS mengenai materi jasa dan peranan tokoh

Proklamasi.

b. Merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis. c. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus.

d. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokoknya.

e. Menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen penilaian, pembuatan alat peraga, instrumen penelitian. Termasuk dalam hal

ini peneliti telah mendata nama-nama anak yang memiliki tingkat

kemampuan rendah, sedang, dan tinggi pada mata pelajaran IPS

melalui wawancara dengan guru bidang studi IPS kelas V serta dari

data nilai ulangan harian siswa. Membentuk kelompok-kelompok

siswa dan direncanakan bahwa dalam satu kelompok terdiri dari 5

siswa yang di dalamnya ada siswa yang memiliki tingkat

kemampuan tinggi, sedang, dan rendah serta jenis kelamin, dan suku

yang berbeda (heterogen).

Mempersiapkan penghargaan yang akan diberikan kepada

kelompok yang memperoleh predikat “kelompok super”.

(53)

34

2. Rancangan Setiap Siklus

a. Siklus I

Siklus pertama ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan

di dalam setiap pertemuan dilaksanakan 2 (@jp 35 menit) jam

pelajaran. Adapun tahapan proses pembelajaran siklus 1 sebagai

berikut:

1) Rencana tindakan (4jp)

a) Siswa dibagi ke dalam 5 kelompok yang terdiri dari 5-6 anggota.

b) Tiap kelompok diberi materi pembelajaran.

c) Tiap kelompok membaca materi dan memperhatikan penjelasan guru.

d) Siswa membahas materi tentang usaha-usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia bersama teman satu kelompoknya. Dalam hal ini siswa harus saling membantu teman untuk dapat menguasai materi yang baru saja diajarkan. e) Siswa mengerjakan lembar kerja kelompok.

f) Guru bersama siswa membahas hasil kerja kelompok. g) Siswa mengerjakan kuis individu.

h) Guru memberikan skor individu kepada siswa. i) Guru menghitung skor perkembangan individu.

(54)

35

k) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan

seperti pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran seperti dalam

lampiran.

3) Observasi

Peneliti melakukan pengamatan mengenai cara kerja

kelompok dan masing-masing anggota kelompoknya. Selain itu

juga diadakan pengumpulan hasil pekerjaan kelompok dan hasil

kuis individu dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

perkembangan siswa dalam memahami materi.

4) Refleksi

a) Peneliti mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

b) Membuat kesimpulan atas prestasi hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal tentang usaha-usaha mempertahankan

kemerdekaan Indonesia.

c) Merancang tindakan berikutnya sebagai dasar perbaikan siklus berikutnya.

b. Siklus II

(55)

36

pelajaran. Adapun tahapan proses pembelajaran siklus II sebagai berikut:

1) Rencana Tindakan (4jp)

a) Siswa dibagi ke dalam 5 kelompok yang terdiri dari 5-6 anggota seperti dalam pertemuan pertama

b) Tiap kelompok diberi materi pembelajaran.

c) Tiap kelompok membaca materi dan memperhatikan penjelasan guru.

d) Siswa membahas materi tentang usaha-usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia bersama teman satu

kelompoknya. Dalam hal ini siswa harus saling membantu

teman untuk dapat menguasai materi yang baru saja diajarkan.

e) Siswa mengerjakan lembar kerja kelompok.

f) Guru bersama siswa membahas hasil kerja kelompok. g) Siswa mengerjakan kuis individu.

h) Guru memberikan skor individu kepada siswa. i) Guru menghitung skor perkembangan individu.

j) Guru mengumumkan skor individu dan nilai rata-rata kelompok.

k) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan

(56)

37 lampiran.

3) Observasi

Peneliti melakukan pengamatan mengenai cara kerja

kelompok dan masing-masing anggota kelompoknya. Selain itu

juga diadakan pengumpulan hasil pekerjaan kelompok dan hasil

kuis individu dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

perkembangan siswa dalam memahami materi.

4) Refleksi

a) Peneliti mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

b) Membuat kesimpulan atas prestasi hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal tentang peristiwa sebelum proklamasi mulai

dari menyerahnya Jepang pada Sekutu sampai detik-detik

proklamasi.

c) Merancang tindakan berikutnya sebagai dasar perbaikan siklus berikutnya jika belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa.

Siklus kedua dilaksanakan ketika siklus pertama belum

mengalami peningkatan atau peneliti belum yakin dengan hasil

yang dicapai pada siklus I.

D.Teknik Pengumpulan Data dan Instrumennya

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan

nontes. Sedangkan instrumennya digunakan untuk mengukur nilai variabel

(57)

38 tiap variabelnya:

1. Keaktifan Belajar

Pengukuran variabel keaktifan dilakukan dengan : a) Observasi

Observasi merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, obyektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2009:153). Observasi dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa di kelas selama proses pembelajaran, menggunakan tipe STAD

[image:57.595.99.522.263.745.2]

Kegiatan pengamatan dilakukan menggunakan lembar pengamatan keaktifan yang diisi oleh rekan peneliti dan guru, pada setiap item yang menunjukkan keaktifan siswa. Selain itu, peneliti juga menggunakan video recorder untuk merekam proses pembelajaran di kelas. Berikut ini akan peneliti sajikan kisi-kisi lembar observasi atau pengamatan keaktifan belajar siswa.

Tabel 3.1. Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan

No. Indikator

1. Memperhatikan penjelasan guru

2.

a. Mencari informasi dan sumber belajar untuk pemecahan masalah

b. Menulis/mencatat penjelasan guru.

3.

a. Kerjasama dengan teman

b. Mengajukan pertanyaan pada guru

c. Menjawab pertanyaan guru/teman

4.

a. Menulis hasil laporan diskusi

(58)

39 b) Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab sepihak

antara pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai

(interviewee), yang dilaksanakan sambil bertatap muka, baik secara

langsung maupun tidak langsung dengan maksud memperoleh

jawaban dari interviewee (Masidjo, 72:1995). Dalam penelitian ini

lembar wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang

keaktifan belajar IPS yang dilakukan kepada siswa. Berikut ini

[image:58.595.102.518.274.620.2]

peneliti sajikan panduan wawancara kepada siswa:

Tabel 3.2. Panduan Wawancara Kepada Siswa

No Pertanyaan Jawab

1 Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD? Alasannya?

2 Apakah perhatianmu terfokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

3 Apakah kamu ada kemauan untuk mengembangkan diri pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD? Mengapa?

4 Apakah kamu aktif dalam pembelajaran IPS materi menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD? Sebutkan contoh keaktifan yang kamu lakukan?

2. Motivasi Belajar

(59)
[image:59.595.94.513.94.598.2]

40

Tabel 3.3. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar

Variabel

Indikator Nomor

Pernyataan

Motivasi

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 1, 7, 10, 4, 8, 11 b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam

belajar

2,12,13

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 3,6 d. Adanya penghargaan dalam belajar 14,15, 16,17 e. Adanya kegiatan menarik dalam belajar 5,20 f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif,

sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik

9,18, 19

Penentuan skor angket motivasi belajar tersebut terdiri dari empat

kategori, yaitu: pernyataan positif dengan alternatif jawaban “Sangat

Seuju” (SS) diberi skor 4, “Setuju” (S) diberi skor 3, “Tidak Setuju” (TS)

diberi skor 2, dan “Sangat Tidak Setuju” (STS) diberi skor 1.

3. Prestasi Belajar

Pengukuran prestasi belajar dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis. Purwanto, (2009:66) memberikan pengertian tentang tes hasil belajar sebagai tes penguasaan siswa karena tes tersebut bertujuan mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa. Tes hasil belajar tersebut diujikan setelah siswa memperoleh sejumlah materi sebelumnya.

(60)

41

[image:60.595.99.511.174.616.2]

siklus. Tes hasil belajar ini berupa soal-soal pilihan ganda. Kisi-kisi soal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.4. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan II

No Indikator Jumlah soal Nomor soal

1 Mengetahui organisasi yang berperan serta dalam usaha mempersiapkan kemerdekaan

Indonesia. 4 3, 8, 10, 14,

2 Menjelaskan peran organisasi-organisasi dalam usaha mempersiapkan kemerdekan

Indonesia. 3 4, 9, 12,

3 Menjelaskan peristiwa-peristiwa yang

terjadi sebelum proklamasi. 5 1, 5, 6, 11, 15

4 Menjelaskan peranan para tokoh pejuang pada masa persiapan kemerdekaan

Indonesia. 3 2, 7, 13

Total

15 5 Menyebutkan tokoh-tokoh yang berjuang

pada masa persiapan kemerdekaan

Indonesia. 5 1, 2, 3, 6, 15

6. Menyebutkan tokoh dalam

memproklamasikan kemerdekaan. 2 12, 13,

7. Menyebutkan jasa dan peranan tokoh dalam

memproklamasikan kemerdekaan. 5 4, 5, 8, 10,14 8. Menyebutkan cara menghargai jasa para

tokoh perjuangan dalam

memproklamasikan kemerdekaan. 3 7, 9, 11,

Total 15

Tes tertulis dalam penelitian ini terdiri dari 15 pilihan ganda dan di

dalam setiap soal terdapat 4 alternatif jawaban, yaitu a, b, c, dan d.

Siswa diminta untuk memilih satu jawaban yang menurut mereka benar

(61)

42

E. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Menurut Sukardi (2003: 121), suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk semua instrumen baik berbentuk tes berupa prestasi belajar maupun nontes (motivasi dan keaktifan), pengujian validitas menggunakan validitas isi dan konstruk.

Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat proffesional judgement (Saifudin 2008: 45). Untuk tes, butir-butir soal/tes disusun berdasarkan materi pelajaran yang diajarkan. Sedang nontes, butir item disusun berdasar indikator dari bangunan teori. Secara teknis pengujian validitas isi dan konstruk, dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi ini, terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan nomor item.

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2010: 176), menjelaskan bahwa instrumen mempunyai validitas konstruk, jika instrumen dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai yang didefinisikan. Definisi ini dibangun dari teori-teori. Bila bangunan teorinya sudah benar, maka hasil pengukuran dengan instrumen berbasis teori sudah dipandang sebagai hasil yang valid.

(62)

43

[image:62.595.99.518.221.612.2]

Pembelajaran, Kepala sekolah dan guru kelas V. Instrumen dibuat berdasar kisi-kisi, kemudian dikonsultasikan kepada para ahli untuk dianalisis baik dari isi, urutan dan tata bahasa. Berikut ini hasil penghitungan validasi perangkat pembelajaran.

Tabel 3.5. Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran

No Perangkat

Pembelajran Ahli

Hasil Penilaian Rata-rata

1. Silabus

Dosen Pembimbing Skripsi 2 PGSD USD 5 Dosen Evaluasi Pembelajaran PGSD USD 5

Kepala Sekolah SDN Kalongan 5

Guru kelas V SDN Kalongan 5

Rata-rata 5

2. RPP

Dosen Pembimbing Skripsi 2 PGSD USD 4 Dosen Evaluasi Pembelajaran PGSD USD 4

Kepala Sekolah SDN Kalongan 5

Guru Kelas V SDN Kalongan 5

Rata-rata 4,5

3. LKS

Dosen Pembimbing Skripsi 2 PGSD USD 5 Dosen Evaluasi Pembelajaran PGSD USD 5 Kepalas Sekolah SDN Kalongan 5

Guru Kelas V SDN Kalongan 5

Rata-rata 5

4. Bahan Ajar

Dosen Pembimbing Skripsi 2 PGSD USD 5 Dosen Evaluasi Pembelajaran PGSD USD 5

Kepala Sekolah SDN Kalongan 5

Guru Kelas V SDN Kalongan 5

Rata-rata 5

Tabel 3.6. Kriteria Validitas Perangkat Pembelajaran

4.2 – 5 Sangat Baik

3.4 – 4.1 Baik

2.6 - 3.3 Cukup

(63)

44

Penghitungan validitas soal prestasi belajar menggunakan program komputer PASW 20 for Windows (Predictive Analytics SoftWare) yang dulu bernama SPSS sejak tahun 2009 bernama PASW. Tujuan menggunakan komputer tersebut agar data dapat dianalisis dengan cepat dan memiliki keakuratan analisis yang cukup

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Literatur Penelitian yang Relevan
Gambar 3.1. Bagan siklus Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan
Tabel 3.1. Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan
Tabel 3.2. Panduan Wawancara Kepada Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari perancangan visual development ini sebagai media bantu untuk menarik minat dan mempermudah pembelajaran sejarah bagi orang-orang pada usia sekolah, dengan

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Untuk bangunan rumah tinggal dapat dibuat sistem modular dasar bangunan merupakan modul pembentuk yang diusahakan dengan bilangan bulat agar dapat membentuk ruang

Kegiatan “Pemberdayaan Kelas Ibu Hamil” dengan melatih 58 petugas KIA Puskesmas Induk (TOT Kelas Ibu), 257 bidan desa dan 1028 kader Posyandu serta pemberian

Metode evaluasi yang digunakan berdasarkan Kualitas dan Biaya, dimana untuk Evaluasi Kualitas dilakukan terhadap Penawaran File I meliputi administrasi dengan

The subject of the study is the Ghostbusters (2016) movie and the object of the study is the representation about the African Ameri- can that will focus only on Patty

Hasil analisa menggunakan Spektroskopi Serapan Atom (SSA) menunjukkan bahwa zeolit alam Karangnunggal yang diaktivasi dengan H 2 SO 4 dapat digunakan untuk menyerap Fe 3+

Area cagar budaya memiliki keterikatan yang sangat jelas terhadap waktu, terutama berkaitan dengan aspek kesejarahannya, sehingga untuk menghadirkan objek yang ’abadi’,