ABSTRAK
Perluasan merek merupakan penggunaan sebuah merek yang sudah mapan pada satu kelas produk untuk memasuki kelas produk yang lain, Aaker (1997). Dalam melakukan perluasan merek maka perusahaan harus memilki brand image agar konsumen memiliki keyakinan terhadap merek perusahaan. Selain brand image perluasan merek ditunjang oleh faktor lain yaitu perceived fit, perceived risk, dan
brand trust. Penelitian ini bertujuan menguji perbedaan perceived fit, perceived risk, dan brand trust berdasarkan kelompok jenis konsumen dalam menilai
strategi perluasan merek. Total responden 116 orang, berdomisili di kota Bandung. Nilai rata-rata untuk setiap perusahaan yang dibandingkan diantara empat kelompok jenis responden: kesetiaan pada merek, pengguna produk komunikasi, kesadaran akan perluasan merek, serta keinginan untuk membeli pada setiap grup fit, risk, dan trust. Alat uji yang digunakan adalah analisis diskriminan. Penelitian ini menemukan bahwa perusahaan SAMSUNG dipersepsikan sebagai merek yang dipercaya melakukan perluasan merek pada produk komunikasi. Hal ini dikarenakan konsumen dapat dibedakan berdasarkan kelompok jenis konsumen. Sedangkan perusahaan LG kurang dipersepsikan sebagai merek yang telah melakukan perluasan karena konsumen tidak dapat dibedakan berdasarkan kelompok jenis konsumen. Sehingga dapat disimpulkan, setiap merek memiliki diferensiasi hal ini dibuktikan oleh pengujian pada kategori yang sama namun persepsi konsumen berbeda.
ABSTRACT
Brand extension, the strength of established to a different product class, Aaker (1997). To do brand extension the company should have brand image to make consumer convince with the brand company. Beside the brand image, the brand extension has supported by another factor which are perceived fit, perceived risk and brand trust. This study aims to examine consumer fit perception, risks and brand trust base on kind of consumer to value brand extension strategy. A total of 116 respondents living in Bandung. Mean value for each company had compared among four groups of respondents: brand loyality, product communication user, aware with brand extension and intent to buy the product in categories of perceived fit, risks and brand extension. Discriminant analysis was used to determine the dimension(s) distinguishing the electronic company. The study found that SAMSUNG were perceived as trusted brand to execute brand extension to communication product. The consumen could be differentiate base on kind of consumer. LG were perceived untrusted brand to execute brand extension to communication product. The consumen couldn’t be differentiate base on kind of consumen. The conclusion is brand can be have differentiation which is shown by the examine the same category but it has different perception.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... i
Abstrak... v
Abstract... vi
Daftar Isi ... vii
Daftar Tabel ... xi
Daftar Gambar... xiv
Daftar Lampiran ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Kerangka Pemikiran ... 7
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ... 8
1.7 Batasan Penelitian... 8
1.8 Sistematika Penelitian... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran ... 11
2.2 Strategi Pemasaran... 13
2.3 Merek ... 14
2.3.2 Manfaat Merek... 18
2.4 Ekuitas Merek ... 20
2.4.1 Memberikan Nilai Kepada Konsumen ... 25
2.4.2 Memberikan Nilai Kepada Perusahaan... 25
2.5 Perluasan Merek ... 27
2.5.1 Keuntungan Perluasan Merek... 29
2.5.2 Kerugian Perluasan Merek... 30
2.5.3 Karakteristik Keberhasilan ... 30
2.6 Persepsi Konsumen... 31
2.6.1 Dari Sensasi Kepada Persepsi... 31
2.6.2 Stimulus Pemasaran dan Persepsi Konsumen ... 32
2.6.3 Karakteristik Stimulus yang Mempengaruhi Persepsi... 33
2.6.4 Organisasi Persepsi ... 39
2.6.5 Interpretasi Perseptual... 43
2.6.6 Hubungan Harga dan Kualitas ... 44
2.6.7 Semiotis ... 45
2.6.8 Citra Merek ... 47
2.6.9 Membangun Citra yang Positif ... 48
2.7 Perceived Fit... 49
2.8 Perceived Risk... 49
2.9 Brand Trust ... 50
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ... 53
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian... 53
3.3 Metode Pengambilan Sampel ... 54
3.4 Metode Pengumpulan Data... 55
3.5 Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran... 57
3.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas... 60
3.6.1 Uji Validitas ... 60
3.6.2 Hasil Uji Validitas... 62
3.6.3 Uji Reliabilitas ... 64
3.6.4 Hasil Uji Reliabilitas... 66
3.7 Metode Analisis Data... 67
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden... 70
4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 70
4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 71
4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 73
4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Loyalitas ... 75
4.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Kesadaran ... 76
4.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengguna ... 76
4.2 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan... 77
4.3 Hasil Uji Pengujian... 79
4.4 Contoh Kegunaan Fungsi Diskriminan... 125
4.5 Pembahasan Penelitian... 125
BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan ... 132
5.2 Impikasi Manajerial ... 133
5.3 Keterbatasan Penelitian... 133
5.4 Saran ... 134 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional ... 58
Tabel 3.2 Tabel KMO dan Barlett’s Test SAMSUNG dan LG ... 62
Tabel 3.3 Tabel Rotated Component Matric... 63
Tabel 3.4 Tabel hasil uji reliabilitas SAMSUNG dan LG ... 66
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 70
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 71
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 73
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Loyalitas... 75
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Kesadaran ... 76
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengguna ... 76
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Keinginan Membeli... 77
Tabel 4.8 SAMSUNG (Jenis Kelamin) ... 79
Tabel 4.9 SAMSUNG (Usia) ... 80
Tabel 4.10 SAMSUNG (Pendapatan) ... 81
Tabel 4.11 SAMSUNG (Loyal) ... 83
Tabel 4.12 SAMSUNG (Aware) ... 83
Tabel 4.13 SAMSUNG (User)... 84
Tabel 4.14 SAMSUNG (Intent to buy) ... 84
Tabel 4.15 LG (Jenis Kelamin) ... 85
Tabel 4.16 LG (Usia) ... 86
Tabel 4.18 LG (Loyal) ... 89
Tabel 4.24 SAMSUNG (Pendapatan) Tests of Equality of Group Means... 95
Tabel 4.25 SAMSUNG (Loyal) Tests of Equality of Group Means... 96
Tabel 4.26 SAMSUNG (Aware) Tests of Equality of Group Means... 98
Tabel 4.27 SAMSUNG (User) Tests of Equality of Group Means... 100
Tabel 4.28 SAMSUNG (Intend to buy) Tests of Equality of Group Mean... 101
Tabel 4.29 SAMSUNG (Usia) Canonical Discriminant Function Coeff. ... 103
Tabel 4.30 SAMSUNG (Loyal) Canonical Discriminant Function Coeff. .... 104
Tabel 4.31 SAMSUNG (Aware) Canonical Discriminant Function Coeff. ... 104
Tabel 4.32 SAMSUNG (User) Canonical Discriminant Function Coeff... 105
Tabel 4.33 SAMSUNG (Intent) Canonical Discriminant Function Coeff. .... 105
Tabel 4.34 Nilai Centroid ... 107
Tabel 4.35 Nilai Cross Validated Cases Correctly Classified... 109
Tabel 4.36 LG (JK) Tests of Equality of Group Means ... 110
Tabel 4.37 LG (Usia) Tests of Equality of Group Means ... 112
Tabel 4.38 LG (Pendapatan) Tests of Equality of Group Means ... 113
Tabel 4.39 LG (Loyal) Tests of Equality of Group Means ... 115
Tabel 4.42 LG (User) Tests of Equality of Group Means... 118
Tabel 4.43 LG (Intend to buy) Tests of Equality of Group Means ... 120
Tabel 4.44 LG (JK) Canonical Discriminant Function Coeff. ... 121
Tabel 4.45 LG (Usia) Canonical Discriminant Function Coeff. ... 122
Tabel 4.46 Nilai Centroid ... 123
Tabel 4.47 Nilai Cross Validated Cases Correctly Classified... 124
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konsep Ekuitas Merek ... 23
Gambar 2.2 Lima Efek Perluasan Merek ... 28
Gambar 2.3 Proses Perseptual... 32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jurnal Lampiran 2 Kuesioner Lampiran 3 Tabel Tabulasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dalam era globalisasi pasar, perusahaan nasional tidak lagi menganggap pasar domestik sebagai captive market, sehingga Kartajaya (2002) dalam Adiwijaya (2005) menjelaskan bahwa para pemain dari seluruh dunia bebas bermain di pasar domestik manapun. Hasilnya adalah tersedianya banyak pilihan bagi konsumen untuk membeli produk dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan keinginan.
Di tengah maraknya persaingan maka terdapat ratusan penawaran produk dengan ratusan bahkan ribuan merek di pasar sehingga pemasar harus dapat bertahan dan berhasil di pasar tersebut. Cara pemasar bertahan dan berhasil di pasar tersebut yaitu dengan membentuk merek yang kuat (Adiwijaya, 2005). Hal ini juga didukung oleh Poeradisastra (2007) dalam Permadi (2008) yang menjelaskan bahwa tanpa merek yang kuat di benak konsumen, sebuah produk hanyalah komoditas yang dihargai rendah meskipun sisi fungsional atau manfaatnya sama. Selain itu, Esch & Langer.
et.al (2006) dalam Permadi (2008) menjelaskan bahwa merek yang kuat
2
Sebagai strategi bersaing, pembentukan merek yang kuat menuntut perencanaan yang cermat dan banyak investasi jangka panjang (Adiwijaya, 2005). Dengan demikian, perusahaan perlu memahami konsep ekuitas merek (brand equity) dalam membentuk merek yang kuat di pasar, sebagai perencanaan perusahaan (Adiwijaya, 2005). Konsep ekuitas merek dapat memberikan gambaran bagi para pemasar mengenai perspektif harga dan persamaan dasar yang dapat menjelaskan efek-efek potensial dan akibat dari berbagai strategi dan taktik untuk merek perusahaan (Keller, 2003:XVII dalam Permadi, 2008). Selain itu, ekuitas merek dapat dipikirkan sebagai efek pemasaran yang memberikan atribut unik kepada merek. Sedangkan dalam pengertian praktikal, ekuitas merek merupakan added value yang ditambahkan kepada produk sebagai hasil dari investsi masa lalu kegiatan pemasaran untuk merek (Permadi, 2008).
Menurut Adiwijaya (2005), jika suatu produk telah memiliki ekuitas merek yang kuat, maka dengan mudah mengembangkan merek melalui berbagai macam strategi seperti co-branding, brand extension, line extension serta beberapa strategi pengembangan merek lainnya. Penelitian ini lebih menekankan pada strategi perluasan merek atau yang dikenal dengan istilah
brand extension. Hal ini dikarenakan sebelum melakukan co-branding dan
line extension maka dilakukan brand extension untuk mendukung dan
mempermudah pelaksanaan strategi yang lain.
3
tahun 1997 (Adiwijaya, 2005). Fenomena ini telah menjadi sesuatu yang tidak asing lagi bagi para konsumen. Berbagai merek melakukan strategi ini untuk memasarkan produk perusahaan sehingga menjadi cara peningkatan yang popular untuk pertumbuhan dan pengembangan sebuah merek (Adiwijaya,2005).
Burt (2000) dalam Laforet (2007) menjelaskan bahwa strategi perluasan merek merupakan salah satu strategi untuk melakukan ekspansi dan untuk tujuan lainnya seperti reposition merek perusahaan dalam pasar, menawarkan alternatif baru kepada konsumen dengan kualitas yang sama dan juga sebagai inovasi produk.
Dalam melakukan perluasan merek bukanlah masalah yang mudah. Sebuah merek bisa gagal dalam membantu perluasan, atau lebih buruk lagi bisa menciptakan asosiasi yang tidak kentara sehingga merusak perluasan tersebut, atau dapat juga berhasil sehingga memberikan dampak besar pada suatu merek, baik dalam latar belakangnya yang asli maupun dalam konteks yang baru (Keller & Aaker, 1992).
4
mengurangi investasi peluncuran dan meningkatkan probabilitas keberhasilan.
Selain itu, faktor-faktor lain yang menunjang strategi perluasan merek adalah perceived fit, perceived risk dan brand trust (Laforet, 2007).
Perceived fit merupakan suatu konsep yang menjelaskan kesesuaian atau
kesamaan yang mana konsumen melihat bahwa kualitas dari produk perluasan merek sama dengan kualitas dari merek induk (Keller & Aaker, 1992 dalam Laforet, 2007).
Perceived risk merupakan sebuah konsep yang digunakan untuk
menjelaskan konsekuensi ketidaknyamanan dari pembelian produk dan jasa oleh konsumen (Dowling & Staelin, 1994 dalam Laforet, 2007). Brand trust yaitu kesediaan konsumen untuk mengandalkan kemampuan merek dalam menjalankan fungsinya (Chaudhri. et al., 2001 dalam Reast, 2005). Dalam sebuah riset mengatakan bahwa kepercayaan atau trust didefinisikan sebagai persepsi akan kehandalan dari sudut pandang konsumen didasarkan pada pengalaman, lebih pada urutan-urutan transaksi atau interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan. Dengan demikian ketiga faktor ini merupakan penunjang dari strategi perluasan merek dan juga merupakan sub variabel pada penelitian ini.
5
pada alat komunikasi. Perusahaan SAMSUNG melakukan perluasan pada produk komunikasi pada tahun 1988, sedangkan LG pada tahun 2001. Selain itu, kedua perusahaan ini dipilih sebagai objek penelitian karena memiliki brand image yang kuat serta melakukan perluasan merek pada jenis produk yang sama. Berdasarkan objek penelitian, peneliti ingin menilai faktor-faktor yang menunjang perluasan merek yaitu perceived fit, perceived
risk dan brand trust berdasarkan kelompok jenis konsumen. Penilaian yang
didasarkan pada kelompok jenis konsumen ini dilakukan untuk mempermudah penelitian.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya mengenai faktor-faktor penunjang strategi perluasan merek maka penelitian ini mengambil judul: “Analisis Penilaian Perluasan Merek Produk Elektronik Pada Alat Komunikasi” (Studi Kasus: SAMSUNG dan LG).
1.2 Identifikasi Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan perceived fit, perceived risk dan brand trust berdasarkan kelompok jenis konsumendalam menilai strategi perluasan merek? (Studi kasus: SAMSUNG dan LG).
6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maksud dan tujuan penelitian ini yaitu: pertama, menguji dan menganalisis perbedaan perceived fit, perceived
risk dan brand trust berdasarkan kelompok jenis konsumen dalam menilai
strategi perluasan merek, studi kasus: SAMSUNG dan LG. Kedua, menjelaskan proses pembuatan model peramalan jenis konsumen berdasarkan perceived fit, perceived risk dan brand trust dalam menilai strategi perluasan merek, studi kasus: SAMSUNG dan LG.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang berkaitan dengan analisis penilaian perluasan merek produk elektronik pada produk komunikasi, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya sebagai berikut:
1. Peneliti
a. Sebagai salah satu syarat dalam menempuh salah satu syarat ujian sidang sarjana.
b. Melakukan perbandingan antara teori dengan praktek nyata yang
sesungguhnya yang terjadi di masyarakat.
7
2. Perusahaan
Sebagai masukan mengenai strategi perluasan merek yang telah dijalankan oleh perusahaan.
3. Pembaca, khususnya di lingkungan Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan untuk memperluas pandangan atau wawasan mengenai analisis penilaian perluasan merek alat elektronik pada alat komunikasi.
1.5 Rerangka Pemikiran
Pemasaran
Strong Brand
Ekuitas Merek Strategi Pemasaran
Perluasan Merek
Brand Trust
Persepsi
Fit
8
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan menganalisis strategi perluasan merek berdasarkan perceived fit, perceived risk dan brand trust. Penelitian dan indikator penelitian ini diadopsi dari Laforet (2007) mengenai penilaian perluasan merek yang telah dilakukan oleh perusahaan. Penelitian ini dilakukan di Universitas Kristen Maranatha. Indikator diukur dengan menggunakan analisis diskriminan. Merek yang digunakan adalah merek yang menggunakan strategi perluasan merek sebagai salah satu strategi bersaingnya. Adapun merek tersebut adalah SAMSUNG dan LG yang merupakan merek alat elektronik yang melakukan perluasan merek pada alat komunikasi. Peneliti menggunakan profil responden sebagai berikut: jenis kelamin, usia, pendapatan kotor per bulan, loyalitas penggunaan, kesadaran merek dan keinginan untuk membeli.
1.7 Batasan Penelitian
Batasan dalam penelitian ini adalah pembahasan mengenai penilaian faktor-faktor penunjang strategi perluasan merek yang terdiri dari: perceived fit,
perceived risk dan brand trust. Objek penelitian ini adalah merek yang
9
kelamin, usia, pendapatan kotor per bulan, loyalitas penggunaan, kesadaran merek dan keinginan untuk membeli.
1.8 Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab 1 ini berisi latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, rerangka pemikiran, ruang lingkup penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II ini berisi mengenai konsep dan juga teori-teori relevan yang mendukung dengan topik penelitian serta bukti-bukti empiris dari penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik penelitian. Dengan dilandasi teori mengenai pemasaran, strategi pemasaran, definisi merek, ekuitas merek, perluasan merek juga penjelasan mengenai persepsi konsumen dan hal-hal yang berkaitan dengan persepsi konsumen. Bab ini juga mengemukakan hipotesis yang perlu dipecahkan sesuai dengan teori dan konsep. BAB III METODE PENELITIAN
10
operasional dari variabel–variabel penelitian, uji pendahuluan (validitas dan reliabilitas) dan metode analisis data (discriminant
analysis).
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai merek SAMSUNG dan LG, karakterisik responden, hasil pengujian model pengukuran dengan menggunakan analisis diskriminasi terhadap hasil yang dipeoleh. BAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini menganalisis bagaimana perluasan merek yang dilakukan oleh perusahaan SAMSUNG dan LG yang memproduksi produk elektonik yang melakukan perluasan pada produk komunikasi. Penelitian ini menggunakan sampel konsumen yang mengetahui adanya produk SAMSUNG dan LG.
Metode survei yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menyebarkan kuesioner yang sebelumnya responden diwawancarai secara singkat mengenai produk sebelum mengisi kuesioner. Responden yang layak dianalisis ada 116 responden. Penelitian dilakukan di Bandung, sedangkan penelitian ini diadopsi atau mengacu pada penelitian Laforet (2007) mengenai perluasan merek.
Metode analisis yang digunakan untuk menguji data dan instrumen adalah uji validitas dan reliabilitas. Sedangkan metode analisis data yang digunakan uji asumsi diskriminan dan uji analisis diskriminan.
132
berfungsi untuk meramalkan case masuk pada kelompok jenis mana, yang dibandingkan dengan Cut Off Score.
Jadi kesimpulan dari penelitian ini bahwa setiap merek memiliki diferensiasi hal ini dibuktikan oleh pengujian pada kategori yang sama namun persepsi konsumen berbeda.
5.2 Implikasi Manajerial
Penelitian ini dapat memberikahn implikasi kepada perusahaan dalam strategi perusahaan khususnya mengenai perluasan merek yang dilakukan oleh perusahaan SAMSUNG dan LG. Dalam hal ini brand trust pada merek induk merupakan hal yang akan mendukung kesuksesan perluasan merek yang dilakukan oleh perluasan merek. Sebagai contoh perlu adanya sosialisasi dan juga konerja produk yang lebih meyakinkan untuk produk LG sehingga orang dapat mengenai dan mempercayai merek tersebut.
5.3 Keterbatasan Penelitian
a) Penelitian ini hanya menggunakan analisis diskriminan saja belum diuji dengan multiple anality jika tidak normal maka perlu dilakukan uji
logistic regression.
133
5.4 Saran
¾ Sebaiknya pada penelitian berikutnya pengujian multiple anality diujikan.
¾ Sebaiknya untuk penelitian pilih produk dan perluasan produk yang jelas
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, D.A. (1997). Manajemen Ekuitas Merek, dialihbahasakan oleh Aris Ananda. Penerbit Mitra Utama, Jakarta.
Adiwijaya,Michael. (2005). Perluasan Merek: ”Strategi Jitu Peluncuran Produk Baru”. Jurnal Ekonomi Modernisasi. Vol 1. No 2.
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hair, J.R., Anderson,R.E., Tatham, R. L., and Black, W.C. 1998. “ Multivariate
Data Analysi:, 5th Edition. Upper Saddle River, Prentice Hall.inc. New Jersey.
Hasan, Iqbal. (2002). “Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif), PT Bumi Aksara, Jakarta.
James, Bettman. (1973). Perceived Risk and Its Components: A Model and Empirical Test. Journal of Marketing Research, hal 184.
Keller, (2003), “Strategic Brand Management”, Prentice Hall, New Jersey.
Keller, K.L, dan Aaker, David. (1992). The Effect of Sequential Introduction of Brand Extensions. Journal of Marketing Research, hal 35.
Kotler,Philip. (2007). “Manajemen Pemasaran”. Dialihbahasakan oleh Molan, B Edisi 12. Prentice Hall, Prehallindo, Jakarta.
Laforet, Sylvie. (2007). British Grocers’ Brand Extension in Financial Services.
Journal of Product & Brand Management, hal 82-97.
Paramitha, Fransisca. (2007). Pengelompokkan Konsumen Berdasarkan Dimensi
Brand Trust Merek Produk Nokia, Skripsi, Program Strata 1 Universits
Kristen Maranatha, Bandung ( tidak dipublikasikan).
Permadi, (2008). Pengaruh Brand Trust dan Brand Affect Pada Brand
Performance: Brand Loyalty Sebagai Faktor Mediasi (Studi Kasus Choffee Shop Starbucks.) Skripsi, Program Strata 1 Universitas Kristen Maranatha,
Bandung (tidak dipublikasikan).
Santoso, Singgih. (2006). Analisis Statistik Multivariat. Penerbit Elek Media Komputindo, Jakarta.
Soehadi,Agus. (2005). Effective Branding. Penerbit Quantum Bisnis dan Manajemen. Bandung.
Sutisna. (2001). Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.
Tandayu, Ericko Steven. (2008). Pengaruh Attitude, Perceived Behavioral
Control dan Moral Obligation Pada Intentions Pembajakan Produk Digital (Study Kasus: Sofware, DVD, CD, MP3,dan VCD) Skripsi, Program Strata 1
Universitas Kristen Maranatha, Bandung (tidak dipublikasikan).
Delgado, B. Elena. (2005). Does Brand Trust Matter to Brand Equity? Journal of
Product and Brand Management, hal 184.
Company Profile, diakses dari
http://www.samsung.com/id/aboutsamsung/index.html pada 1 Oktober 2008