llo
061lll
le.S9
.ffi
Rabu Pahing,28 Januari
201.5HALAMAT{
4,\^,ACANA
BERNN JOGJA
SEJAK Calon
Kapolri
KomjeflBudi
Gunawan ditetapkan sebagaitersangka kasus
gratifikasi
olehKomisi
PemberantasanKorupsi
(KPK),
hubungan antara KPK
dengan
Polri
kembali
memanas. Tentu kita ingat pada Juli 2009 untuk pertama kalinya muniul istilah cicakvs
buaya
yang
menggambarkanperseteruan
antara
KPK
denganPolri.
Analogi
ini
dicetuskan oleh Komjen Susno Duadji, KabareskrimMabes
Polri,
yang diduga terlibatdalam kasus Bank Century.
Puncak-nya terjadi ketika
Bareskrim me-nahan duaWakil
KetuaKPK
yaituBibit
Samad Riyanto dan ChandraMartha Hamzah.
Tiga tahun kemudian khsus cicak vs buaya kembali terjadi. Kasus
ini
dipicu oleh langkah KPK mengusut kasus dugaan korupsi simulator SIM
yang menjerat mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Djoko Susilo.
Pada 5 Oktober 20L2 malam,puluhan
anggota
Brimob
mengepungge-dung
KPK
dengan niat menangkap salah satu penyidikKPK; KomisarisNovel
Baswedan
yang
dituduh
terlibat aksi penganiayaan berarsaat masih bertugas di Kepolisian Daerah Riau. Meski tidak mudah dan penuh
penantian, Presiden
SBY
bprhasilmenjadi
"wasit"
untuk
meredakan duakali
perseteruan ini.Awal tahun 2015 ini; kisah qicak
vs
buaya menapaki episode baru.Setelah Presiden
Joko
Widodo
memutuskan untuk menunda pelan-tikan Komjen Budi Gunawan sebagai
Kapolri,
Bareskrim Mabes Polri
mendadak menangkap Wakil Ketua
KPK
Bambang Widjojanto: Alasandari penangkapan itu terkait dengan
kasus Pilkada Kotawaringin tahun 2010. Rangkaian aksi saling balas
ini
seolah
menegaskan perseteruanKPK
vsPolri
yang sudahberkali-kali
terjadi
bagaikan bara dalam sekam. Terlihat damai namunsebe-alasan,
sejak
awal
kelahirannla, KPK dianggap sebagaijuru
selamat yang mampu mendukung Polri dan .Kejaksaan dalam penegakan hukum.
Oleh
karenaitu,
meskipun upayabersih
diri
telah maksimal, namun apabilaPolri
dan Kejaksaan belummampu meyakinkan
masyarakat,maka stigma
KPK
sebagai lembaga super power akansulit
luruh.Mas,yarakat
juga
merasakan kekecewaan atas sikap Presiden Joko Widodo yang terlihat justrumelaku-tindakan yang
jelas
dalam penye-lesaian masalah ini.Banyak pengamat yang menilai perseteruan antara
KPK vs
Polri sekarangjauh lebih
parah
dan membahayakan dibandingepisode-episode sebelumnya.
Memang bagaimanapunupaya
penegakan hukum tidak boleh dikalahkan olehkepentingan
politik.
Untuk itu
diperlukan
pemisahan yang jelasantara
persoalaqhukum
denganpolitik. Presiden Joko Widodo tentu
E$de
Baru
Cicak
vs
Buaya
Oleh:
Hendra
Kurniawan
narnya api konflik itu tak
pernah padam.
Menariknya
dalam setiap episode cicak vs buaya, para pegiat anti-korupsi bersamamasya-rakat selalu setia
mem-beri
dukungan
padaKPK. Kendati digoyang oleh isu yang sama,
na-mun masyarakat tampak lebih me,
naruh kepercayaan pada
KPK. Ini
tanda bahwa ekspektasi masyarakat
terhadap
KPK
jauh
lebih
besarketimbang pada lembaga penegak
hrikum lainnya.'Tentu bukan tanpa
kan blunder
politik
da-lam menghadapi penna-salahanini.
Masyarakatsampai saat
ini
masihmenaruh harap
agarPresiden Joko Widodo segera rnengambil kepu-tusan tegas untuk
men-dukung dan
menguat-kan KPK.
Masyarakattidak
sen;rng dengan upaya pihak-pihak tertentu yang ingin menggem-bosi KPK. Atas komitmennyadalampemberantasan
korupsi,
makaPresiden
Joko Widodo
sebaiknya segera menunjukkan pada publiksadar bahwa
dirinya memiliki
ke-kuasaanyang
besaruntuk
meng-atasi persoalan
ini
agartidak
ke-hilangan kepercayaan
dari
rakyat. Pembiaran justru akan menimbulkankonflik
lebi\
tajam
antaraKPK
dengan
Polri
yang
dapat semakin menjerumuskan keduainstitusi
inike
dalam
penyalahgunaanwewe-nangnya masing-masing.
Ada baiknya berbagai pihak saat
ini
menahandiri
dan ikhlas
demi kebaikan bersama. Sikap BambangWidjojanto yang mengajukan peng-unduran
diri
dari jabatannya sebagaiwakil,ketua
KPK
patut diapresiasi. Sebagai penegak hukum, BambangWidjojanto
konsistendan
tunduk pada undang-undang denganmeng-acu
statusnya sebagai tersangka.Seyolyanya langkah bijak
ini
dapatditiru
oleh KomjenBudi
Gunawanyang
juga
berstatus
sebagai ter-sangka.Hal
ini
pentingigar
proseshukum
segeraberjalan.
PresidenJoko Widodo juga
dapat. Segera mengajukan nama calon barir untukdiangkat sebagai
kapolri
yan'gdefinitif.
Mencermati tanggapan
masya-rakat
dewasa
ini,
akan
sangatmengecewakan
jika
Presiden JokoWidodo
tetap memutuskan,untukmelantik Komjen
Budi
Gunawan.Apalagi
kini
hampir
sbmua unsurpimpinan
KPK
telah dilaporkan ke BareskrimPolri
terkait kasus-kasusdi
masa lalu. Jika semua komisionerKPK
terjerat
kasus hukum, maka lembaga antirasuah ini bakal lumpuh.Tim
independen yang sudahdiben-tuk
oleh
Presiden
Joko
Widodo harus segera bekerjauntuk
rnern-pgrkuat KPK. Jangan sar-npai rakyat terus-menerus menjadi kortran ataskepentingan para
elite.
***
Hendra
Kurnidwan MPd,
DosenPendidikan Sejarah
FKIP
Univer-sitas Sanata
Dharma
Yogyakarta.(r{ ((''"it
Al \!i./