LEGITIMASI KETUHANAN DALAM UMPASA
PEMBAPTISAN DALAM ACARA ADAT BATAK
TOBA
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Sastra
oleh
Bendhawer Pasaribu
NIM 1102446
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
▸ Baca selengkapnya: parjambaran adat batak toba
(2)LEGITIMASI KETUHANAN DALAM UMPASA
PEMBAPTISAN DALAM ACARA ADAT BATAK
TOBA
oleh
Bendhawer Pasaribu
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra
© Bendhawer Pasaribu 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Umpasa pembaptisan merupakan salah satu jenis umpasa yang dimiliki masyarakat
Batak Toba. Umpasa ini dituturkan ketika selesai acara makan bersama di rumah
keluarga anak yang baru dibaptis. Dengan kata lain, umpasa pembaptisan ini dituturkan
ketika acara syukuran di rumah keluarga anak yang baru dibaptis. Dalam penelitian ini,
sumber data diperoleh berupa tuturan dan kemudian ditranskripsi dan diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teks umpasa
pembaptisan sebagai bahan kajian. Ketiga data tersebut dianalisis berdasarkan struktur
teks, proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi, dan makna. Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan mendeskripsikan legitimasi ketuhanan yang terdapat dalam struktur teks
umpasa pembaptisan tersebut. Selain itu, tujuan yang lain adalah untuk mendeskripsikan
proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi, dan makna teks umpasa pembaptisan
tersebut. Penelitian ini dilatarbelakangi objek kajian yang menarik karena keunikan yang
terdapat pembaptisan tersebut, seperti struktur teks dan isi atau makna yang terdapat
dalam teks tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analisis dengan tujuan mendeskripsikan setiap analisis sedetail mungkin. Dari hasil
analisis, ditemukan bahwa ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut menggambarkan
suatu legitimasi tentang Tuhan, baik secara implisit maupun secara eksplisit. Hal ini
terlihat pada struktur, fungsi, dan makna dari ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut.
Selain itu, ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut menunjukkan suatu angan-angan
yang ingin dicapai manusia dan hubungan manusia dengan Tuhan. Dari hasil analisis
menunjukkan bahwa Tuhan merupakan tempat permohonan manusia. Dengan kata lain,
setiap doa dan permohonan yang diinginkan disampaikan kepada Tuhan.
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
The umpasa in baptizing is one of the umpasa which is owned by Batak Toba
people. This umpasa is uttered when the meal time in the child’s family house was
finished. In other words, this umpasais uttered during the ceremony of the baptizing
process in the child’s family house. The data for this study were gathered from several utterances and then those utterances were transcripted and translated into bahasa
Indonesia. This study used three umpasa texts as the primary source of the study. The
data were analyzed based on the structure of the texts, the process of creating the texts,
the context of speech, the function, and the meaning of the texts. This study was aimed to
describe the legitimacy of divinity which is contained in those umpasa texts. Moreover,
this study was also aimed to describe the process of creating, the context, the function,
and the meaning of those umpasa texts. This study was chosen since that there is an
uniqueness in the umpasa texts, such as the structure, the content, and the meaning of the
umpasa texts.This study employed analysis descriptive method to describe every details
of the analysis. Based on the result of the analysis, it was found that those three umpasa
texts describe the legitimacy of divinity, either implicitly or explicitly.It can be seen from
the structure, the function, and the meaning of those three umpasa texts. Moreover, those
three umpasa texts show the dreams which are willing to be achieved by human and also
show the relationship between human and God. The result of this study also show that
God is the place where human ask for their wishes. In other words, every wishes and
prayers are sent to God.
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
E. Sistematika Penulisan... 5
BAB II LANDASAN TEORI... 6
A. Umpasa Pembaptisan Sebagai Folklor dan Sastra Lisan...
G. Legitimasi Ketuhanan... 16
H. Penelitian Terdahulu... 16
BAB III METODE PENELITIAN... 19
A. Metode Penelitian... 19
B. Objek Penelitian... 19
C. Prosedur Penelitian... 19
D. Teknik Pengumpulan Data... 20
E. Instrumen Penelitian... 21
F. Pendekatan Penelitian... 22
G. Prosedur Analisis Data... 22
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN... 25
A. Analisis Teks Umpasa Pembaptisan I... 1. Analisis Struktur...
B. Analisis Teks Umpasa Pembaptisan II... 1. Analisis Struktur...
C. Analisis Teks Umpasa Pembaptisan III... 1. Analisis Struktur...
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI... 190
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Implikasi dan Rekomendasi... 194
DAFTAR PUSTAKA... 196
LAMPIRAN... 198
1
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Umpasa merupakan salah satu ragam sastra lisan yang dimiliki masyarakat
Batak Toba. Sebagai ragam sastra lisan, umpasa awalnya berkembang di
masyarakat tradisional. Umpasa biasanya dituturkan di acara adat masyarakat
Batak Toba. Biasanya umpasa dituturkan oleh tetua adat atau orang yang dituakan
(dianggap memiliki pengetahuan tentang umpasa) ketika kegiatan upacara adat.
Hal ini terjadi karena masyarakat Batak Toba meyakini bahwa umpasa yang
dituturkan berisi tentang kebaikan, seperti doa restu, nasihat, dan permohonan
yang disampaikan kepada Tuhan. Umpasa yang dituturkan tersebut diharapkan
dapat menjadi berkat bagi orang yang menerimanya.
Kata umpasa mungkin banyak masyarakat yang belum pernah
mendengarnya, khususnya masyarakat yang bukan suku Batak. Umpasa hampir
sama dengan pantun, yaitu pantun Melayu. Dilihat dari segi bentuk, ada umpasa
yang memiliki pola persajakan yang sama dengan pantun Melayu, yaitu pola
persajakan a-b-a-b. Namun tidak semua umpasa menggunakan pola persajakan
tersebut, ada umpasa yang memiliki pola persajakan yang sama dengan syair,
yaitu, berpola persajakan a-a-a-a. Selain itu, simbol-simbol yang digunakan dalam
teks umpasa merupakan simbol-simbol yang ada di lingkungan masyarakat
pemilik umpasa tersebut, seperti simbol tumbuhan dan simbol hewan. Umpasa
dan pantun Melayu sama-sama memiliki sampiran dan isi. Jika dalam pantun
Melayu baris pertama dan kedua merupakan sampiran dan baris ketiga dan
keempat merupakan isi, umpasa juga memiliki sampiran (baris pertama dan
kedua) dan isi (baris ketiga dan keempat). Sebagai sastra lisan, umpasa
digolongkan ke dalam bentuk puisi lama karena umpasa berbait, bersajak,
berirama, dan terdiri dari dua baris sebait dan empat baris sebait. Jika dua baris
sebait, baris pertama sebagai sampiran dan baris kedua sebagai isi. Jika empat
baris sebait, baris pertama dan kedua merupakan sampiran dan baris ketiga dan
2
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dahulu umpasa digunakan oleh kaum muda-mudi dan orang tua ketika ada
suatu kegiatan. Kaum muda-mudi menggunakan umpasa dalam acara kegiatan
martandang (berkunjung) dan kaum orang tua menggunakan umpasa dalam
kegiatan upacara-upacara adat.
Masyarakat Batak Toba memiliki berbagai jenis umpasa yang disesuaikan
dengan upacara adat yang akan berlangsung, ada umpasa untuk acara Martutuaek
atau Tardidi (pembaptisan), umpasa untuk acara Manghatindangkon haporseaon
(naik sidi), umpasa untuk acara Mangompoi Jabu (memasuki rumah baru),
umpasa untuk acara di na Monding (kematian), umpasa untuk acara pernikahan,
dan umpasa untuk acara Marhata Sinamot (membicarakan uang mahar) (Siahaan,
2013).
Tradisi marumpasa ‘berpantun’ masih berkembang di masyarakat Batak
Toba. Hal ini disebabkan keyakinan masyarakat tentang isi dari umpasa tersebut.
Selain itu, pemertahanan umpasa ini juga sebagai bukti bahwa masyarakat Batak
Toba masih menjaga dan melestarikan budaya nenek moyang atau leluhur.
Sampai saat ini, umpasa masih tetap digunakan di setiap upacara adat masyarakat
Batak Toba. Upacara adat lebih bermakna apabila umpasa dituturkan karena
umpasa tersebut adalah sebagai berkat bagi orang yang menerimanya.
Tradisi bertutur umpasa (pantun) juga terdapat di daerah suku Batak
lainnya, seperti Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Pakpak, dan Batak
Mandailing. Di masyarakat Batak Simalungun, umpasa tetap disebut umpasa,
sedangkan di masyarakat Batak Karo, umpasa (pantun) disebut Ndung-dungen.
Kalau di daerah Batak Pakpak, umpasa (pantun) tetap disebut umpasa atau
uppasa, sedangkan di daerah Batak Mandailing, umpasa disebut juga pantun.
Perbedaan umpasa yang terdapat di masyarakat Batak (Toba, Simalungun, Karo,
Pakpak, dan Mandailing) terletak pada bahasa yang digunakan.
Penelitian terhadap umpasa sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti.
Sedikitnya terdapat tiga penelitian yang menggunakan umpasa sebagai objek
kajian. Ketiga penelitian tersebut digunakan sebagai pembanding terhadap
3
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan judul: Makna Simbolik Umpasa, Sinamot, dan Ulos Pada Adat
Perkawinan Batak Toba. Penelitian kedua adalah penelitian Flansius Tampubolon
(2010) dengan judul: Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat: Suatu
Kajian Pragmatik. Penelitian ketiga adalah penelitian Ferdinan De Jecson Saragih
(2011). Penelitian ini mengangkat judul: Umpasa Pernikahan Simalungun:
Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, dan Fungsi.
Perbedaan penelitian ini dengan ketiga penelitian terdahulu di atas terletak
pada objek kajiannya dan pada fokus kajiannya. Objek kajian penelitian ini berupa
umpasa pembaptisan, sedangkan objek kajian dari ketiga penelitian terdahulu
tersebut berupa umpasa pernikahan (penelitian Jhonson Pardosi), umpasa yang
digunakan dalam rapat adat Batak Toba (penelitian Flansius Tampubolon), dan
umpasa pernikahan masyarakat Simalungun (penelitian Ferdinand Saragih).
Selain itu, fokus kajian penelitian ini berbeda dengan fokus kajian dari dua
penelitian terdahulu di atas, yaitu penelitian Pardosi (memfokuskan pengkajian
pada simbol-simbol yang terdapat pada upacara adat pernikahan Batak Toba) dan
penelitian Tampubolon (memfokuskan pengkajian pada tataran pragmatik),
sedangkan fokus kajian penelitian Saragih sama dengan fokus kajian penelitian
ini, yaitu pada tataran folklor. Persamaan penelitian ini dengan ketiga penelitian
terdahulu di atas adalah sama-sama memanfaatkan umpasa sebagai objek kajian.
Berdasarkan tiga penelitian terdahulu di atas, belum ada penelitian yang
membahas tentang umpasa pembaptisan, khususnya umpasa pembaptisan
masyarakat Batak Toba. Oleh sebab itu, umpasa pembaptisan ini menjadi objek
yang menarik untuk diteliti karena keunikan yang terdapat pada teks umpasa
pembaptisan tersebut, seperti struktur teks, penggunaan diksi, dan isi atau makna
yang terkandung dalam teks umpasa pembaptisan tersebut.
Umpasa pembaptisan ini merupakan salah satu jenis umpasa yang dimiliki
masyarakat Batak Toba. Umpasa pembaptisan ini dituturkan ketika acara
syukuran di rumah keluarga yang anaknya baru dibaptis, bukan dituturkan ketika
acara pembaptisan di gereja. Data penelitian ini diperoleh dari wilayah Bandung
4
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bandung Barat. Masyarakat Batak Toba yang ada di wilayah Bandung Raya
tersebut merupakan masyarakat pendatang. Oleh sebab itu, peneliti ingin
mengetahui keadaan masyarakat pengguna umpasa pembaptisan ini, misalnya
pola berpikir masyarakat pengguna umpasa pembaptisan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana legitimasi ketuhanan digambarkan dalam struktur teks umpasa
pembaptisan Batak Toba?
2. Bagaimana konteks penuturan umpasa pembaptisan Batak Toba?
3. Bagaimana proses penciptaan umpasa pembaptisan Batak Toba?
4. Apa saja fungsi dari umpasa pembaptisan Batak Toba?
5. Apa makna dari umpasa pembaptisan Batak Toba?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan:
1. legitimasi ketuhanan digambarkan dalam struktur teks umpasa pembaptisan
tersebut,
2. konteks penuturan dari umpasa pembaptisan tersebut,
3. proses penciptaan dan pewarisan dari umpasa pembaptisan tersebut,
4. fungsi dari umpasa pembaptisan tersebut,
5. makna dari umpasa pembaptisan tersebut.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara akademis, baik secara
teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
5
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. menambah pengetahuan mengenai umpasa pembaptisan masyarakat Batak
Toba.
b. memberikan informasi tentang umpasa, secara khusus umpasa pembaptisan.
c. menambah khazanah ilmu pengetahuan, secara khusus sastra lisan.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, terdapat beberapa manfaat dari penelitian ini, yaitu:
a. menambah khazanah penelitian tentang sastra lisan di Indonesia.
b. sebagai acuan dalam melakukan penelitian tentang sastra lisan.
c. memperkenalkan budaya tradisional kepada masyarakat luas.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, sistematika penulisan dipaparkan secara rinci, mulai
dari bab pertama sampai bab terakhir. Berikut ini adalah urutan sistematika
penulisan penelitian ini.
Bab pertama, dibahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua,
dibahas tentang landasan teori atau teori-teori yang digunakan peneliti untuk
menganalisis data penelitian ini, seperti teori tentang struktur, meliputi analisis
sintaksis, analisis bunyi, analisis irama, analisis diksi, dan analisis tema. Selain
teori struktur, dijelaskan juga tentang teori konteks penuturan, proses penciptaan,
fungsi, dan makna. Di dalam bab ini juga dibahas tentang umpasa sebagai folklor
dan sastra lisan.
Dalam bab ketiga, dibahas tentang metode penelitian, seperti metode yang
digunakan dalam penelitian, objek penelitian, prosedur penelitian, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, dan pendekatan penelitian. Dalam bab
keempat, dibahas tentang hasil penelitian, meliputi analisis struktur, yaitu
sintaksis, bunyi, irama, diksi, dan tema. Selain itu, peneliti juga akan membahas
tentang konteks penuturan, proses penciptaan, fungsi, dan makna. Bab terakhir,
19
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah deskriptif analisis.
Metode ini bertujuan mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan
analisis (Ratna, 2013, hlm. 53). Dengan metode ini, peneliti akan
mendeskripsikan sedetail mungkin setiap analisis yang akan dilakukan. Secara
khusus, penelitian ini akan mendeskripsikan hasil analisis dari umpasa
pembaptisan, baik deskripsi analisis struktur, konteks penuturan, proses
penciptaan, fungsi, dan makna.
B. Objek Penelitian
Objek kajian dalam penelitian ini adalah umpasa pembaptisan yang
merupakan kekayaan budaya masyarakat Batak Toba. Data ini diperoleh secara
lisan, yaitu berupa tuturan dari seorang penutur. Dalam acara adat, penutur
umpasa pembaptisan ini adalah orang yang dianggap memiliki pengetahuan
tentang umpasa atau orang yang dituakan. Data penelitian ini diperoleh dari
wilayah Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Bandung.
Sumber data dari Kota Bandung, yaitu di Jln. Pagarsih Barat, Kel. Babakan, Kec.
Babakan Ciparay, sedangkan dari Kab. Bandung, yaitu Jln. Permai 35 no. 23
Margahayu Permai.
C. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membuat beberapa langkah-langkah yang
menjadi patokan dalam penelitian ini. Langkah-langkah ini menjadi prosedur
penelitian supaya penelitian ini lebih terstruktur dalam pengerjaannya. Berikut
langkah-langkahnya.
Pertama, melakukan perekaman. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data
penelitian. Alat-alat yang digunakan pada saat perekaman adalah kamera digital
20
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kedua, melakukan transkripsi data. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
penerjemahan data dan proses analisis data. Transkripsi data merupakan kegiatan
mengalihkan tuturan dari hasil perekaman yang berupa bunyi bahasa ke dalam
bentuk tulisan dengan menggunakan lambang bunyi bahasa.
Ketiga, melakukan penerjemahan. Hal ini bertujuan supaya masyarakat
umum dapat mengetahui dan memahami isi dari teks tersebut. Dalam penelitian
ini, teks yang akan diteliti seluruhnya menggunakan bahasa Batak Toba. Oleh
sebab itu, perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Keempat, melakukan analisis. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji
teks tersebut, baik dari segi struktur, konteks penuturan, proses penciptaan
maupun fungsi dari umpasa pembaptisan tersebut.
Langkah terakhir adalah membuat kesimpulan dari seluruh hasil analisis
teks. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan tiga teks umpasa
pembaptisan yang berbeda. Dari hasil analisis ketiga teks tersebut, peneliti akan
menarik kesimpulan dari masing- masing hasil analisis.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Perekaman
Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam
penelitian. Perekaman ini dilakukan ketika informan menuturkan umpasa
pembaptisan tersebut. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data asli penuturan
dari penutur secara langsung. Dalam hal ini, data perekaman yang dibutuhkan
adalah rekaman visual dan rekaman audio. Data perekaman ini juga dijadikan
sebagai dokumentasi naskah.
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan cara untuk mengumpulkan atau menyimpan
data-data atau informasi penelitian. Dalam penelitian ini, teknik
pendokumentasian yang dilakukan adalah pencatatan dan memfoto. Teknik
21
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan obek penelitian atau informasi yang berkaitan dengan objek penelitian.
Teknik memfoto bertujuan untuk mengabadikan proses penuturan dan mengambil
foto informan sebagai bukti bahwa penelitian ini benar-benar dilakukan.
3. Wawancara
Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang teks umpasa
pembaptisan. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara sederhana dengan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan objek penelitian.
4. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk melihat konteks penuturan dari umpasa
pembaptisan. Dari pengamatan ini, dapat terlihat bagaimana cara penuturan
umpasa ini dan situasi ketika penuturan. Selain itu, pengamatan juga dilakukan
untuk melihat sejauh mana umpasa ini digunakan di masyarakat.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, manusia (peneliti) merupakan instrumen penelitian.
Artinya, peneliti langsung turun ke lapangan untuk mencari dan mengumpulkan
data objek yang akan diteliti. Menurut Moleong (2007, hlm. 168), kedudukan
peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir
data, dan ia menjadi pelapor hasil penelitian. Selain itu, peneliti juga membuat
daftar pertanyaan atau pedoman wawancara yang berkaitan dengan umpasa
pembaptisan. Pedoman wawancara ini berisi daftar pertanyaan yang berkaitan
dengan umpasa pembaptisan. Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan
instrumen berupa lembar pengamatan. Instrumen ini berfungsi untuk mencatat
hal-hal yang terdapat di lapangan atau situasi di lapangan pada saat penelitian.
Lembar pengamatan ini juga berfungsi sebagai catatan tentang segala yang
terdapat di lapangan yang berhubungan dengan umpasa pembaptisan. Selain
beberapa instrumen di atas, peneliti juga menggunakan kamera sebagai instrumen
untuk mendokumentasikan semua kegiatan di lapangan. Dokumentasi tersebut
nantinya akan menjadi bukti pengamatan di lapangan dan menjadi data untuk
22
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian dapat diartikan sebagai cara-cara yang dilakukan
untuk mendekati objek. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan
folklor modern. Pendekatan folklor modern ini merupakan pendekatan yang
memandang penting antara folk dan lore. Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan
dua pendekatan, yaitu pendekatan objektif (lebih menekankan aspek lore) dan
pendekatan antropologis (lebih menekankan aspek folk).
Pendekatan objektif ini digunakan karena pendekatan ini memusatkan
perhatian pada unsur teks (Ratna, 2013, hlm. 73). Pendekatan ini juga
memusatkan perhatian pada unsur-unsur analisis intrinsik. Artinya, pendekatan ini
dipusatkan terhadap analisis unsur-unsur dalam dengan mempertimbangkan
keterkaitan anatar unsur sebuah teks. Jadi, pendekatan ini berupa analisis terhadap
struktur. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan pendekatan ini untuk analisis
struktur teks umpasa pembaptisan. Namun, pendekatan objektif ini juga memiliki
kelemahan, pendekatan ini hanya bertumpu pada analisis unsur intrinsik tanpa
melibatkan analisis unsur ekstrinsik. Dengan kata lain, pendekatan ini tidak
melibatkan keterkaitan unsur-unsur lain di luar teks. Oleh sebab itu, peneliti juga
menggunakan pendekatan antropologis.
Antropologi adalah ilmu pengetahuan mengenai manusia dalam masyarakat
(Ratna, 2013, hlm. 63). Dalam kaitannya dengan sastra, pendekatan antropologi
sastra berkaitan dengan objek verbal. Dalam penelitian ini, pendekatan
antropologi digunakan untuk melihat kedudukan objek dalam masyarakat.
Pendekatan ini digunakan untuk melengkapi pendekatan objektif sehingga
penelitian ini tidak hanya berfokus pada struktur, tetapi juga bagaimana objek
dalam masyarakat.
G. Prosedur Analisis Data
Langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis data penelitian adalah
sebagai berikut.
Pertama, melakukan transkripsi data. Hal ini bertujuan untuk
23
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merupakan kegiatan mengalihkan tuturan dari hasil perekaman yang berupa bunyi
bahasa ke dalam bentuk tulisan dengan menggunakan lambang bunyi bahasa.
Kedua, melakukan penerjemahan. Hal ini bertujuan supaya masyarakat
umum dapat mengetahui dan memahami isi dari teks tersebut. Dalam penelitian
ini, teks yang akan diteliti seluruhnya menggunakan bahasa Batak Toba. Oleh
sebab itu, perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Ketiga, melakukan analisis. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji
teks tersebut, baik dari segi struktur, konteks penuturan, proses penciptaan, fungsi
maupun makna dari umpasa pembaptisan tersebut.
H. Definisi Operasional
Konsep yang terdapat dalam penelitian bertujuan supaya tidak menimbulkan
pengaburan makna antara peneliti dan pembaca. Konsep ini dibuat untuk
menyederhanakan istilah yang digunakan dalam deskripsi maupun analisis objek
penelitian ini.
1. Umpasa pembaptisan Batak Toba adalah puisi rakyat yang berisi doa restu,
permohonan, dan nasihat yang dituturkan ketika selesai acara pembaptisan
dari gereja. Jadi, umpasa ini dituturkan ketika acara syukuran anak yang
baru dibaptis.
2. Legitimasi ketuhanan adalah membenarkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan Tuhan berdasarkan teks umpasa pembaptisan.
3. Analisis struktur adalah analisis terhadap bagian-bagian yang membangun
umpasa pembaptisan dan bagian-bagian ini saling berkaitan satu sama lain,
seperti formula sintaksis, formula bunyi, formula irama, diksi majas, dan
tema.
4. Konteks penuturan adalah sebuah kondisi atau gambaran situasi atau
peristiwa umpasa pembaptisan dituturkan.
5. Proses penciptaan adalah proses kreatif dari penutur menciptakan umpasa
pembaptisan ketika akan dituturkan, baik secara terstruktur maupun
24
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Proses pewarisan adalah cara penutur mewariskan umpasa pembaptisan
kepada generasi berikutnya.
7. Fungsi adalah manfaat umpasa pembaptisan bagi masyarakat pemiliknya.
190
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
Dalam bab ini terdapat dua subbab, yaitu subbab simpulan dan subbab
implikasi serta rekomendasi. Dalam subbab simpulan, dipaparkan simpulan dari
hasil temuan dan pembahasan seluruh teks umpasa pembaptisan tersebut. Dalam
subbab implikasi dan rekomendasi, dipaparkan mengenai saran untuk penelitian
selanjutnya tentang umpasa, khususnya tentang umpasa pembaptisan.
A. Simpulan
Dalam penelitian ini, terdapat tiga teks umpasa pembaptisan yang dijadikan
sebagai objek kajian. Ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut merupakan teks
umpasa yang salalu dituturkan dalam acara syukuran anak yang baru dibaptis.
Dari hasil analisis, terdapat dua teks umpasa pembaptisan yang ditujukan untuk
anak yang baru dibaptis tersebut, yaitu teks umpasa pembaptisan pertama dan teks
umpasa pembaptisan kedua, sedangkan teks umpasa pembaptisan ketiga ditujukan
untuk orang tua anak yang baru dibaptis. Fokus pembahasan pada ketiga teks
umpasa pembaptisan tersebut adalah analisis struktur (aspek sintaksis, formula
bunyi, pola irama, diksi, dan tema), proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi,
dan makna.
1. Aspek Sintaksis
Berdasarkan pembahasan tentang struktur ketiga teks umpasa pembaptisan
tersebut, diperoleh suatu simpulan mengenai formula sintaksis, formula bunyi,
pola irama, diksi, dan tema. Dari pembahasan ketiga teks umpasa pembaptisan
tersebut, diperoleh suatu simpulan tentang formula sintaksis, yaitu ketiga teks
umpasa pembaptisan tersebut terdiri atas dua kalimat. Selain itu, ketiga teks
umpasa pembaptisan tersebut memiliki pola kalimat yang sederhana. Dengan kata
lain, ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut menggunakan kalimat yang singkat
sehingga mudah dipahami. Ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut didominasi
oleh fungsi subjek, predikat, dan keterangan. Teks umpasa pembaptisan pertama
dan teks umpasa pembaptisan kedua memiliki persamaan pola kalimat, yaitu
191
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kedua dari kedua teks umpasa pembaptisan tersebut termasuk ke dalam kalimat
majemuk. Oleh sebab itu, dalam kedua teks umpasa pembaptisan tersebut terdapat
lebih dari satu fungsi subjek dan fungsi predikat. Teks umpasa pembaptisan ketiga
memiliki pola kalimat yang berbeda dengan kedua teks umpasa pembaptisan
lainnya. Teks umpasa pembaptisan ketiga ini tidak terdapat kalimat majemuk dan
kalimat inversi hanya terdapat pada kalimat kedua. Dari pembahasan tentang
formula sintaksis ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut, terdapat dua peran
yang dimiliki fungsi subjek, yaitu sebagai pelaku dan pengalam. Fungsi predikat
memiliki dua peran, yaitu berupa keadaan dan perbuatan, sedangkan fungsi
keterangan memiliki dua peran, yaitu sebagai tempat dan sebagai tujuan.
2. Formula Bunyi dan Pola Irama
Dari pembahasan formula bunyi dan pola irama ketiga teks umpasa
pembaptisan tersebut, diperoleh bunyi yang medukung suasana khusyuk. Hal ini
terjadi karena teks umpasa pembaptisan tersebut merupakan suatu doa yang
disampaikan kepada Tuhan. Oleh sebab itu, digunakan bunyi-bunyi yang
mendukung suasana khusyuk. Dari pembahasan pola irama ketiga teks umpasa
pembaptisan tersebut, diperoleh jumlah suku kata yang agak tetap. Teks umpasa
pembaptisan pertama memiliki pola persajakan akhir yang sama dengan pantun
Melayu (a-b-a-b). Teks umpasa pembaptisan kedua memiliki pola persajakan
yang tidak teratur. Dengan kata lain, pola persajakan umpasa pembaptisan
tersebut tidak seperti pola persajakan bunyi akhir pantun Melayu dan syair. Teks
umpasa pembaptisan ketiga memiliki pola persajakan bunyi akhir yang teratur
sehingga enak di dengar. Pola persajakan bunyi akhir tersebut sama seperti pola
persajakan bunyi akhir syair (a-a-a-a).
3. Diksi
Dari pembahasan mengenai diksi, ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut
menggunakan diksi yang populer di masyarakat Batak Toba. Oleh sebab itu,
ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut setiap lariknya mudah dipahami. Setiap
diksi yang digunakan dalam ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut merupakan
diksi yang ada di masyarakat Batak Toba. Dengan kata lain, dalam ketiga teks
192
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut, terdapat satu diksi yang
menggambarkan permohonan, yaitu diksi sai (semoga). Diksi sai (semoga)
menunjukkan suatu permohonan yang disampaikan manusia kepada Tuhan.
4. Tema
Dari pembahasan mengenai tema yang dihubungkan dengan analisis isotopi,
setiap teks umpasa pembaptisan tersebut memiliki tema tersendiri. Teks umpasa
pembaptisan pertama memiliki tema berupa harapan manusia kepada Tuhan
tentang kebaikan. Teks umpasa pembaptisan kedua memiliki tema berupa harapan
manusia tentang kebaikan, sedangkan teks umpasa pembaptisan ketiga memiliki
tema berupa harapan manusia tentang kemakmuran kepada Tuhan. Dari
pembahasan tentang tema, teks umpasa pembaptisan pertama dan teks umpasa
pembaptisan kedua menunjukkan bahwa tema kedua teks tersebut berupa harapan
tentang kebaikan bagi anak yang baru dibaptis tersebut. Tema teks umpasa
pembaptisan ketiga menggambarkan harapan manusia tentang kemakmuran bagi
orang tua anak yang baru dibaptis tersebut. Berdasarkan tema yang terbentuk dari
teks umpasa pembaptisan tersebut, terlihat bahwa setiap permohonan manusia
disampaikan kepada Tuhan. Dengan kata lain, terdapat suatu legitimasi tentang
Tuhan yang menggambarkan bahwa Tuhan adalah tempat permohonan manusia.
5. Proses Penciptaan
Berdasarkan pembahasan mengenai proses penciptaan, ketiga teks umpasa
pembaptisan tersebut memiliki proses penciptaan terstruktur. Dengan kata lain,
penutur sudah mempersiapkan diri sebelumnya dengan menghafal teks umpasa
pembaptisan tersebut. Penutur sudah menghafal teks tersebut jauh-jauh hari
sebelum acara adat dilakukan, baik dari buku tentang umpasa maupun dari
kebiasan mendengar orang yang berumpasa. Penutur biasanya lebih sering
menggunakan penciptaan terstruktur tersebut supaya lebih lancar pada saat
menuturkan kembali teks umpasa pembaptisan tersebut. Ketiga teks umpasa
pembaptisan diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi
193
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Konteks Penuturan
Berdasarkan pembahasan mengenai konteks penuturan, ketiga teks umpasa
pembaptisan tersebut dituturkan pada acara syukuran anak yang baru dibaptis.
Ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut dituturkan setelah selesai acara makan
bersama. Ketiga umpasa pembaptisan ini dapat dituturkan di segala tempat,
tergantung keluarga dari anak yang baru dibaptis memilih tempat acara syukuran.
Ketiga umpasa pembaptisan tersebut biasanya dituturkan di dalam rumah atau di
suatu gedung. Ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut dituturkan dengan tujuan
sebagai berkat bagi anak yang baru dibaptis dan bagi orang tua anak yang baru
dibaptis. Ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut tumbuh dan berkembang di
masyarakat yang berbudaya. Masyarakat pemilik umpasa pembaptisan tersebut
adalah masyarakat yang menjunjung kebudayaan. Oleh sebab itu, ketiga teks
umpasa pembaptisan tersebut selalu dituturkan dalam setiap acara syukuran anak
yang baru dibaptis. Penuturan teks umpasa pembaptisan tersebut merupakan suatu
cara untuk mempertahan tradisi zaman dahulu.
7. Fungsi
Berdasarkan pembahasan tentang fungsi, ketiga teks umpasa pembaptisan
tersebut merupakan suatu sistem proyeksi atau angan-angan masyarakat pemilik
teks umpasa pembaptisan tersebut. Dalam teks umpasa pembaptisan pertama,
sistem proyeksi ini terdapat kalimat kedua, yaitu sai na olo mangihut ma
dakdanak i, na olo pangihutan (semoga mau mengikut anak ini, mau diikuti).
Kalimat kedua ini merupakan suatu angan-angan masyarakat yang diharapkan
terjadi pada anak yang baru dibaptis tersebut. Anak yang baru dibaptis tersebut
diharapkan kelak menjadi anak yang penurut kepada orang tua dan menjadi
panutan bagi orang lain. Dalam teks umpasa pembaptisan kedua, angan-angan ini
terlihat pada kalimat kedua, yaitu sai gabe anak na bisuk ma ibana, anak
sipatujoloon (semoga menjadi anak yang cerdik dia, anak yang dikedepankan).
Kalimat ini merupakan suatu angan-angan masyarakat yang diharapkan terjadi
pada anak yang baru dibaptis tersebut. Dalam teks umpasa pembaptisan ketiga,
sistem proyeksi ini terdapat pada kalimat kedua, yaitu sai manumpak antong
194
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kalian pencaharian). Kalimat ini merupakan angan-angan yang diharapkan
masyarakat terjadi pada orang tua anak yang baru dibaptis tersebut supaya dapat
membesarkan anak yang baru dibaptis tersebut. Sistem proyeksi teks umpasa
pembaptisan pertama dan pembaptisan kedua merupakan suatu angan-angan yang
diharapkan terjadi pada anak yang baru dibaptis tersebut. Sistem proyeksi teks
umpasa pembaptisan ketiga merupakan suatu angan-angan yang diharapkan
terjadi pada orang tua anak yang baru dibaptis tersebut. Selain itu, ketiga teks
umpasa pembaptisan tersebut juga berfungsi sebagai pendidikan yang
mengajarkan atau memberi tahu bahwa Tuhan adalah tempat permohonan
manusia.
8. Makna
Berdasarkan pembahasan mengenai makna, ketiga teks umpasa
pembaptisan tersebut menggambarkan suatu hubungan manusia dengan Tuhan.
Dalam teks umpasa pembaptisan tersebut, Tuhan merupakan suatu hal paling
utama. Setiap permohonan, permintaan, dan doa masyarakat yang terdapat pada
ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut disampaikan kepada Tuhan. Hal ini
menunjukkan bahwa Tuhanlah satu-satunya yang layak disembah dan diyakini
manusia.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan pembahasan ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut,
diharapkan dapat memberikan informasi atau pengetahuan bagi masyarakat
umum, khususnya masyarakat Batak Toba tentang umpasa, khususnya umpasa
pembaptisan. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat umum,
khususnya masyarakat Batak Toba. Masyarakat Batak Toba diharapkan dapat
lebih memahami makna atau isi yang terdapat dalam teks umpasa pembaptisan
tersebut. Berdasarkan hasil analisis, pembahasan, dan simpulan dari ketiga teks
umpasa pembaptisan tersebut, ada beberapa rekomendasi untuk penelitian
selanjutnya, yaitu:
1. peneliti mengharapkan adanya penelitian lanjutan yang mengangkat umpasa
195
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. peneliti mengharapkan dilakukan penelitian lain yang mengangkat umpasa
sebagai objek kajian dengan kajian yang berbeda, seperti analisis terhadap
penggunaan simbol hewan atau tumbuhan dalam teks umpasa;
3. penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya tentang
196
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Badrun, Ahmad. 2003. Patu Mbojo: Struktur, Konteks Pertunjukan, Proses Penciptaan, dan Fungsi. Disertasi Program Studi Ilmu Susastra FIB UI. Jakarta: Tidak diterbitkan.
Danandjaja, James. 2007. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng,
dan lain-lain. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Hutomo, Suripan Sadi. 1991. Mutiara yang Terlupakan. Surabaya: HISKI.
Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Kridalaksana, Harimurti. 2011. Kamus Linguistik: Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia.
Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: Rosdakarya.
Pardosi, Jhonson. 2008. Makna Simbolik Umpasa, Sinamot, dan Ulos
pada Adat Perkawinan Batak Toba. Dalam Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra USU [Online]. Vol IV (2) halaman 101. Tersedia:
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/17518 atau
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17518/1/logokt2008-4%20%285%29.pdf. [ 20 Mei 2014].
Pradopo, Rachmat Djoko. 2010. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: UGM Press.
Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis Kalimat: Fungsi, Kategori, dan Peran. Bandung: PT Refika Aditama.
Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Saragih, Ferdinan De Jecson. 2011. Umpasa Pernikahan Simalungun: Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, dan Fungsi. Skripsi FPBS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Siahaan. 1964. Sedjarah Kebudajaan Batak. Medan: Napitupulu dan Soons.
Siahaan, S.T.P. 2013. Buku Angka Umpasa dohot Umpama Batak. ---
197
Bendhawer Pasaribu , 2015
LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sudaryanto. 1994. Predikat-Objek dalam Bahasa Indonesia: Keselarasan Pola
Urutan. Yogyakarta: Djambatan.
Tampubolon, Flansius. 2010. Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat: Suatu Kajian Pragmatig. Tesis Program Studi Linguistik Sekolah
Pascasarjana USU. Medan: Tidak diterbitkan.
Warneck. 2012. Kamus Batak Toba Indonesia. Medan: Bina Media Perintis.
Wiradnyana, Ketut. 2010. Legitimasi Kekuasaan Pada Budaya Nias. Jakarta: Pustaka Obor Indonesia.
Zaimar, Okke K.S. 1991. Menelusuri Makna Ziarah Karya Iwan Simatupang. Jakarta: Internasa.