• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAMBAR JUHUT DALAM UPACARA KEMATIAN SAUR MATUA 4.1. Jenis Binatang Kurban

4.2. Nama dan Jenis Jambar

Salah satu dari atribut adat istiadat suku Batak Toba adalah pembagian Jambar. Sebagaimana diketahui dalam setiap kegiatan atau upacara yang didasari adat-istiadat pada suku Batak Toba, haruslah melibatkan unsur Dalihan Na Tolu.

Dalam kegiatan atau upacara demikian, Jambar menjadi salah satu atribut yang tidak dapat diabaikan. Tanpa Jambar, pelaksanaan adat dianggap tidak sempurna.

Sejak dahulu, Jambar telah ada sebelumnya yang pada saat ini masih dilestarikan oleh para masyarkat Batak Toba. Jambar adalah istilah yang sangat khas dalam masyarakat Batak Toba. Kata Jambar menunjuk kepada hak atau bagian yang ditentukan bagi seseorang (sekelompok orang).

Ternyata, budaya Jambar ini juga merupakan simbol persatuan dan keadilan bagi msayarakat Batak Toba dengan memberikan Jambar tersebut kepada tiap-tiap oramg yang hadir pada acara atau pesta adat yang berlangsung.

Dalam pesta adat kematian terkhusus Saur Matua, ada dua hewan kurban yang biasanya dijadikan sebagai pembagian Jambar Juhut (daging), yakni:

I. Babi (Pinahan Lobu/Namarmiakmiak)

Ada beberapa nama-nama Jambar Juhut (daging) yang dibagikan kepada unsur Dalihan Natolu serta kepada para undangan atau Ale-Ale, jika jenis Jambarnya itu diambil dari Babi atau Namarmiakmiak. Berikut ini adalah uraian daripada nama-nama Jambar tersebut, yakni:

Gambar 4.1.

Babi atau Pinahan Lobu

Sumber: http://Sites.google.com/site/dennyhutaean/adat/parjambaran═babi

1. Ulu/Osang (Kepala) Babi

Foto 4.1.

Ulu-Namarngingi Parsiamun Hambirang

Sumber: Tiorisma (2019)

Jika Jambar Juhut dalam pesta adat kematian Saur Matua diambil dari hewan ternak babi atau Pinahan Lobu, maka bagian kepala akan dibelah menjadi

ini menyebutnya Ulu Namarngingi Parsiamun Dohot Hambirang (kepala yang bergigigi sebelah kanan dan kiri). Bagi masyarakat Batak Toba, bagian kepala (Ulu) menyimbolkan kehormatan. Jika pihak yang menerima bagian kepala, maka akan merasakan bahwa pihak tersebut dihormati di pesta adat tersebut.

Untuk cara pemotongan pada bagian kepala haruslah hati-hati. Agar pemotongannya rapi tidak rusak. Kepala ini akan terlebih dulu di bakar kemudian bulu-bulunya di singkirkan sampai bersih. Setelah itu, kepala akan dipotong menjadi dua bagian saja.

2. Tanggalan Rukkung (Leher Ternak) Babi Foto 4.2.

Osang (Leher Ternak)

Sumber: Nikson Simangunsong (2016)

Bagian merupakan bagian yang diambil dari bagia kepala ternak (Ulu).

Untuk mengambil bagian ini haruslah hati-hati, hal itu dikarenakan agar bagian ini terlihat utuh. Bagian juga akan dibersihkan terlebih dulu dibakar kemudian dibelah.

3. Ihur Ihur (Ekor) Babi

Foto 4 3 Ihur-ihur (Ekor)

Sumber: Nikson Simangunsong (2016)

Ihur-Ihur merupakan bagian ekor ternak. Bagian ini juga dibersihkan terlebih dulu hingga bulu-bulu Babi tersebut terbakar semua. Setelah itu akan dipotonng, kemudian direbus kedalam wadah besar. Bagian ini akan dibagikan dengan potongan yang utuh.

4. Aliang Babi

Foto 4.4.

Aliang (Bagian Lingkaran Rusuk)

Sumber: Nikson Simangunsong (2016)

Aliang merupakan bagian yang diambil dari rusuk ternak. Bagian ini akan dipotong secara hati-hati agar tidak putus. Bagi masyarakat di Kampung, bagian ini menyimbolkan persatuan antar sesama. Bagian ini akan direbus atau dimasak setelah semua bulu-bulu babi tersebut sudah hilang pada saat dibakar, kemudian dipotong.

5. Somba dan Somba-Somba

Bagian adalah daging yang diambil dari rusuk ternak, yang dipotong setelah dibersihkan kemudian dimasak dengan direbus. Masyarakat menyebut bagian ini Somba, hal itu dikarenakan bagian tersebut hanya diambil satu rusuk saja. Bagian ini akan dipotong tipis. Namun jika dua rusuk diambil, maka disebut Somba-Somba. Pada bagian akan dipotong tebal, karena daging tersebut diambil dari dua rusuk ternak. Berikut ini merupakan dokumentasinya.

Foto 4.5.

Somba

Sumber: Tiorisma Sitorus (2019)

Foto 4.6.

Somba-Somba

Sumber: Nikson Simangunsong (2016)

6. Panamboli Babi

Panamboli merupakan bagian yang diambil dari dada ternak. Bagian ini juga terlebih dulu dibakar kemudian direbus atau dimasak. Pada bagian ini akan terlihat kecil pada potongannya. Dan biasanya, bagian banyak daging atau sibuksibuknya.

Foto 4.7.

Panamboli (Bagian Dada)

Sumber: Nikson Simangunsong (2016)

7. Soit Babi

Soit adalah bagian yang diambil dari paha atau kaki babi. Bagian ini juga akan dibersihkan dengan cara dibakar kemudian dipotong dan direbus. Pada bagian ini hanya sedikit daging yang didapatkan. Karena, kebanyakan bagian tulang.

Foto 4.8.

Soit (Paha)

Sumber: Nikson Simangunsong (2016)

8. Rimpusu (hati) Babi

Foto 4.9.

Rimpusu babi

Sumber: Nikson Simangunsong (2016)

Rimpusu adalah bagian jambar yang diambil dari bagian dalam ternak babi. Rimpusu ini merupakan bagian hati dan bagian perut.

9. Batisan Babi

Foto 4.10. Batisan

Sumber: Nikson Simangunsong (2016)

Batisan adalah bagian daging ternak yang dipotong dalam bagian yang kecil, yang ukuran sekitar satu ons. Bagaian ini bukan merupakan bagian dari Jambar yang dibagikan kepada unsur Dalihan Natolu. Batisan ini merupakan daging yang dibagikan kepada seluruh masyarakat yang hadir dalam pesta adat yang berlangsung. Batisan sebelum dibagikan, terlebih dahulu bagian ini akan di masak dengan cara direbus kedalam wadah. Batisan ini dibagi pada ukuran sama banyaknya. Jambar ini atau bagian ini akan terlebih dulu dibakar sebelum dimasukkan ke dalam wadah untuk dimasak atau direbus.

II. Kerbau (Horbo) /Lembu

Jika dalam hewan ternak babi mengandung tujuh bagian-bagian Jambar Juhut (daging) yang dapat dibagikan kepada setiap unsur Dalihan Natolu serta para undangan (Ale-Ale) yang hadir. Maka hal itu justru berbeda didapati pada

bagian hewan ternak Kerbau (Horbo) atau Lembu. Hal itu dikarenakan bahwa ukuran Kerbau (Horbo) atau Lembu lebih besar dan lebih banyak dagingnya.

Gambar 4.2.

Kerbau (Horbo) atau Lembu

Sumber: http://kharavendy.blogspot.com/2010/03/pernikahan-adat-batak.html?m═1

Adapun bagian-bagian Jambar Juhut (daging) yang terdapat pada Kerbau (Horbo) atau Lembu, yaitu:

a) Ulu (Kepala) Kerbau

Kepala Kerbau (Horbo) atau Lembu ini akan dipotong utuh tidak dibelah dua. Bagian kepala Kerbau (Horbo) atau Lembu tidak dibakar dan tidak dimasak atau direbus. Bagian kepala ini dapat mencapai ukuran 20 sampai 35 kg beratnya.

Pada umumnya, tanduk yang terdapat pada bagian kepala Kerbau akan dipajangkan diatas rumah. Hal itu menandakan bahwa keluarga pernah mengadakan pesta adat yang besar. Akan tetapi, pada masa sekarang hal itu mengalami pergeseran. Bagi masyarkat Batak Toba yang tinggal di Kampung

Beringin berbeda. Mereka menganggap bahwa hal itu tidak lagi perlu untuk ditiru.

Bagi mereka, jika pihak keluarga yang menyelenggarakan pesta adat dengan membeli kerbau maupun Lembu, hal itu lebih menandakan bahwa pihak keluarga tersebut adalah keluarga yang ekonominya mampu atau berkecukupan.

b) Rukkung/Tanggalan Kerbau

Rukkung/Tanggalan adalah jenis Jambar yang diambil dari bagian leher kerbau ataupun Lembu. Ukuran ini akan dipotong dalam porsi yang besar. Bagian ini juga tidak dibakar, tidak dimasak atau direbus, melainkan dipotong dan dibagikan dalam keadaan mentah. Rukung/Tanggalan (leher) yang diambil dari ternak Kerbau maupu lembu ini dipotong dalah keadaan utuh juga pada saat dibagikan kepada unsur Dalihan Natolu.

c) Somba-Somba Kerbau

Jika Jambar diambil dairi daging Babi (Pinahan Lobu/Namarmiakmiak) terdapat dua bagian tiga bagian yakni Osang, Somba dan Somba-Somba yang merupakan bagian lingkaran rusuk daripada hewan ternak, maka hal itu tidak sama dengan hewan ternak Kerbau maupun Lembu. Pada hewan ternak ini akan ada satu bagian saja rusuk yakni Somba-Somba. Bagian ini juga dipotong secara utuh, tidak dibakar dan dimasak.

d) Ihur-Ihur Kerbau

Ihurihur merupakan bagian dari ekor ternak. Jika jenis Jambarnya diambil dari daging Kerbau maupun Lembu, Ihur-Ihur ini disebut Upa Suhut. Ihur-Ihur (ekor) akan dipotong dalam keadaan utuh juga. Biasanya, masyarakat Kampung

Beringin tidak membuang bulu-bulu Kerbau maupun Lembu dengan cara dibakar bahkan daging akan dibagikan dalam keadaan mentah.

e) Tulan Kerbau

Tulan adalah bagian Jambar yang diambil dari kaki atau paha kerbau maupun Lembu. Bagian ini terdiri dari empat bagian yakni kaki atau paha kiri depan, kaki atau paha atau paha kanan depan, kaki atau paha belakang kanan dan kaki atau paha belakang kiri. Bagian-bagian ini akan dipotong dan dibagikan dalam keadaan utuh.

Menurut adat kebiasaan pada masyarakat Kampung Beringin dalam pemotongan hewan ternak yang akan dipilih untuk dijadikan sebagai Jambar Juhut (daging) maupun untuk dimakan bersama-sama diacara pesta adat kematian saur matua, pengerjaannya sudah ditentukan siapa saja kelompok yang memotongnya dan siapa saja kelompok yang akan menyiapkan segala keperluan Suhut atau pihak keluarga yang menyelenggarakan pesta.

Kelompok-kelompok ini akan dibagikan dan diberitahu pada saat acara Pangarapotton atau Maria Raja. Pemotongan hewan ternak dilakukan pada pukul 03 WIB, mereka akan membawa peralatan seperti parang, pisau, dan telonan (Sakkalan) dari rumah masing-masing dan kelompok yang memotong hewan-hewan ternak ini serta memasak dan lain sebagainya adalah kelompok dari pihak Parboru atau Pamarai dan dibantu oleh pihak STM. Pihak atau kelompok STM ini adalah Persatuan Marga yang merupakan sebuah kumpulan Parsahutaon (teman sekampung). Namun, ada juga pemuda-pemudi kampung yang turut ikut mengambil bagian didalamnya jika orangtuanya tidak dapat hadir atau ikut dalam

pemotongan hewan atau Marhobas. Ada juga pemuda-pemudi yang tergerak hatinya untuk ikut Marhobas pada acara pemotongan hewan ternak, membuat bumbu-bumbu daging yang akan dimasak, memasak tenda, memeriksa peralatan, dan lain sebagainya.

Akan tetapi, ada juga yang memilih untuk memesan atau mengncatring semua makanan dan bahkan daging untuk yang dijadikan Jambar Juhut (daging) yang akan dibagikan kepada unsur Dalihan Natolu. Hal itu bertujuan agar tidak terlalu merepotkan. Namun, dalam pembagian makanan maupun pembagian Jambar, tetap pihak Parboru atau Pamarai serta STM yang mengerjakannya.

Parboru atau yang dikenal dengan sebutan Pamarai adalah kelompok atau pihak marga yang menikahi anak perempuan. Pihak ini tidak akan pulang apabila acara pesta belum selesai atau para undangan (Ale-Ale) dan Dongan Sahuta (teman sekampung) pulang. Kehadirat kelompok ini sangat membantu pihak keluarga yang menyelenggarakan pesta (Ulaon Adat).

Dokumen terkait