PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED
INTRODUCTION (PBI) PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
TERHADAP UPAYA PENANAMAN KARAKTER TOLERANSI
PESERTA DIDIK
(Studi Eksperimen di Kelas X SMAN 13 Bandung)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
oleh
Rita Sari
NIM 1102908
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED
INTRODUCTION (PBI) PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
TERHADAP UPAYA PENANAMAN KARAKTER TOLERANSI
PESERTA DIDIK
(Studi Eksperimen pada Kelas X SMAN 13 Bandung)
oleh
Rita Sari
1102908
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia
©Rita Sari 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
2015
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
RITA SARI
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED
INTRODUCTION (PBI) PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
TERHADAP UPAYA PENANAMAN KARAKTER TOLERANSI
PESERTA DIDIK
(Studi Eksperimen pada Kelas X SMAN 13 Bandung)
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing
Pembimbing I
Dr. Hj. Siti Nurbayani K, S.Pd, M.Si.
NIP. 197007111994032002
Pembimbing II
Syaifullah Syam, S.Pd, M.Si.
NIP. 197211121999031001
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi
Dra. Hj. Siti Komariah, M.Si., Ph.D.
SKRIPSI INI DIUJI PADA TANGGAL 16 JUNI 2015
Panitia Ujian Sidang Terdiri Atas
Ketua : Dekan FPIPS UPI
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si
NIP. 19700814 199402 1 001
Sekretaris : Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi
Dra. Hj. Siti Komariah, M.Si, Ph.D
NIP. 19680403 199103 2 002
Penguji
Penguji I,
Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M.Pd.,M.A NIP. 19620702 198601 1 002
Penguji II,
Dr. Yadi Ruyadi, M.Si
NIP. 19620516 198903 1 002
Penguji III,
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP UPAYA
PENANAMAN KARAKTER TOLERANSI PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen pada Kelas X SMAN 13 Bandung)
Rita Sari NIM 1102908
ABSTRAK
Model pembelajaran memiliki peranan penting didalam pelaksanaan proses belajar mengajar, dimana tujuannya tidak semata untuk melakukan transfer of knowledge saja akan tetapi diharapkan terjadi perubahan perilaku perserta didik ke arah yang lebih baik, salah satunya ialah karakter toleransi pada diri peserta didik. Kondisi awal peserta didik kelas X IIS SMAN 13 Bandung yaitu masih adanya peserta didik yang mengintimidasi ketika teman sekelasnya sedang berbicara, ketika adanya perbedaan di dalam kelas terkadang dijadikan bahan olok-olok oleh sebagian peserta didik, jadi karakter toleransi sangat penting sekali ditanamkan pada diri peserta didik agar peserta didik memiliki sikap tenggang rasa dan saling menghargai. Peneliti mencoba mencari solusi pada permasalahan ini dengan menerapkan model pembelajaran Problem based Introduction (PBI). Dalam penelitian ini juga menerapkan model pembelajaran Konvensional, tujuannya untuk melihat seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Introductin (PBI) dan model pembelajaran Konvensional dalam penanaman karakter toleransi peserta didik. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, tujuan dari penelitian eksperimen ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebab akibat dengan cara memberikan perlakuan tertentu pada kelompok eksperimen. Pemilihan metode ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini pertama, karakter toleransi peserta didik pada kelas eksperimen sudah tergolong baik. Kedua karakter toleransi peserta didik pada kelas kontrol masih tergolong rendah. Ketiga, pada kelas eksperimen diperoleh hasil determinasi sebesar 31%, artinya model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) memberikan pengaruh sebesar 31% terhadap karakter toleransi. Keempat, pada kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran Konvensional diperoleh hasil determinasi sebesar 3,4%, artinya model pembelajaran Konvensional memberikan pengaruh sebesar 3,4% terhadap karakter toleransi peserta didik.
THE IMPACT IN USING LEARNING MODEL OF PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) ON ATTEMPTING TO PUT TOLERANCE IN
STUDENT’S BEHAVIOR ON SOCIOLOGY STUDY (Experiment Study at X Class in SMAN 13 Bandung)
Rita Sari NIM 1102908
ABSTRACT
Learning model has great role in learning process, its purpose is not only about transfer of knowledge but also it can change student’s behavior to the right way, one of this behavior is tolerance on student self. First condition at X IIS class in SMAN 13 Bandung, there still intimidation around the student when one is speaking, somestimes when there is different opinion among the students, one is bullied by other students, character of tolerance is the most important thing to put in the student’s behavior so that the students can respect one another. The researcher tries to give a solution with using learning model of problem based on introduction in teaching. This study also uses conventional model, its purpose is to view how many impact teaching with using problem based on introduction and conventional model in shaping student’s behavior about tolerancy. This study is experiment method, the purpose of this study is to find out casuality with some treatment on the experiment group. This method is matched with its purpose. The result of this study, first tolerancy on student’s behavior in the experiment class is excellent. Second, tolerancy on student’s behavior in the control class is poor. Third, in the experiment class has determinant result about 31% which means learning model of problem based on introduction has an impact on tolerancy about 31 %. Fourth, in the control class has determinat result about 3,4% which means learning model of conventional has an impact on tolerancy about 3,4%.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Berbicara mengenai masalah toleransi, hingga saat ini masih sering kita
jumpai bahwa terdapat peserta didik yang memiliki sikap toleransi yang masih
rendah. Hal ini terlihat dari pengalaman peneliti pada saat Program Pengalaman
Lapangan (PPL) di SMAN 13 Bandung. Pada saat pertama kali peneliti masuk
kelas dan melakukan proses pembelajaran seperti biasanya. Pada pertemuan
selanjutnya peneliti mendapati adanya peserta didik yang mengintimidasi ketika
teman sekelasnya sedang berbicara atau mengutarakan pendapat, dan ketika
adanya perbedaan atau keberagaman di dalam kelas terkadang dijadikan bahan
olok-olok oleh sebagian peserta didik, seperti pada salah satu kelas terdapat anak
yang memiliki kulit lebih gelap dari teman-teman yang lainnya hal tersebut
mereka jadikan sebagai bahan candaan. Hal tersebut menjadi perhatian bagi
peneliti selama melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMAN 13 Bandung. Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa sebagian
besar dari peserta didik di sekolah tersebut masih memiliki karakter toleransi
yang tergolong rendah. Hal tersebut terlihat dengan kenyataan yang telah
peneliti paparkan sebelumnya. Dengan adanya kenyataan dilapangan tersebut,
artinya dapat dikatakan pada diri peserta didik saat ini rasa tenggang rasa dan
saling toleran satu dengan yang lainnya masih rendah. Kenapa hal tersebut dapat
terjadi pada diri peserta didik saat ini Faiq (dalam Mahfud, 2013, hlm.11)
mengatakan bahwa
Toleransi yang kita pahami adalah toleransi semu. Artinya, pendidikan telah
gagal membangun toleransi yang sebenarnya. Wacana “toleransi” dalam
menyikapi realitas multikultural yang dikedepankan Orde Baru telah menuai kegagalan. Alasannya yang paling rasional adalah, karena toleransi yang diterapkan dalam domain sosial tersebut bukan atas nama perbedaan, tetapi lebih pada egosentrisme.
Sikap toleran sangat penting sekali dikembangkan dalam dunia pendidikan
saat ini. Hendaknya sejak dini peserta didik dilatih untuk dapat saling
memiliki masyarakat yang multikultural, oleh sebab itu sangat dibutuhkan
sekali rasa toleransi yang tinggi antara satu dengan yang lainnya. Sangat
dikhwatirkan dengan keadaan masyarakat Indonesia yang multikultural ini,
apabila masyarakatnya masih memiliki rasa toleransi yang rendah, maka akan
sangat mudah sekali memicu munculnya suatu konflik.
Pendidikan di sekolah harus terdapat keseimbangan antara aspek kognitif,
aspek afektif dan aspek-aspek lainnya yang harus ditanamkan dalam diri peserta
didik, agar terciptanya generasi penerus bangsa yang berkarakter baik.
Meskipun sekarang telah dikeluarkan kurikulum 2013 yang memiliki
pendekatan scientific, namun kurikulum 2013 ini tidak diterapkan oleh semua
sekolah di Indonesia, namun saat ini masih diberlakukannya Ujian Nasional
sebagai salah satu penentu seorang peserta didik dapat lulus atau tidak dalam
menempuh jenjang pendidikan, perbedaannya sekarang Ujian Sekolah juga
dilibatkan sebagai penentu kelulusan peserta didik. Meskipun demikian,
kenyataan ini bertolak belakang dengan tujuan pendidikan nasional yang
tercantum dalam UU nomor 20 tahun 2003 yang secara jelas mengungkapkan
bahwa, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Disinilah peran seorang guru sangat dibutuhkan, khususnya guru sosiologi
untuk dapat mengembangkan sikap dan karakter toleransi serta rasa simpati dan
empati para peserta didik melalui proses pembelajaran di kelas. Berbagai macam
cara dapat dilakukan oleh seorang guru untuk mengembangkan sikap dan
karakter toleran siswa, salah satunya yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran yang dapat melatih dan meningkatkan rasa toleransi diantara
peserta didik. Disini peneliti menggunakan konsep pembelajaran berbasis
masalah Problem Based Introduction (PBI) dalam mata pelajaran sosiologi
untuk melatih dan mengembangkan karakter toleran siswa tersebut.
Pembelajaran sosiologi merupakan pembelajaran yang menjadikan manusia
dan masyarakat sebagai objek kajiannya, sebagaimana definisi yang
masyarakat yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan, meliputi struktur
sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial, hubungan
antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok, baik formil, materil, statis atau dinamis”.
Berdasarkan definisi sosiologi tersebut, seorang guru dapat melatih sikap
dan karakter, terutama karakter toleransi peserta didik dengan mengaitkan materi
pelajaran yang dipelajari tersebut dengan isu-isu atau permasalahan sosial yang
ada dalam kehidupan sehari-hari yang sedang ramai diperbincangkan,
permasalahan tersebut bisa dalam lingkup lokal, nasional, maupun internasional.
Model pembelajaran yang diterapkan oleh gurupun dapat bervariasi seperti
diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan yang diangkat oleh
guru, dan guru juga bisa menerapkan model pembelajaran yang meminta
siswanya untuk mengerjakannya secara individu.
Permasalahan yang peneliti temukan pada saat berada di kelas X IIS 2 dan
kelas X IIS 3 SMA N 13 Bandung yaitu masih rendahnya sikap toleransi peserta
didik. Hal tersebut terlihat ketika ada peserta didik yang menjawab pertanyaan
dari guru dan peserta didik lainnya tidak mendengarkan temannya berbicara.
Selain itu juga pada saat peserta didik sedang melakukan presentasi di depan
kelas masih banyak peserta didik lainnya yang tidak mendengarkan temannnya
berbicara di depan kelas. Permasalahan yang terlihat pada kelas eksperimen
pertama kelas X IIS 2 yaitu ketika pendidik masuk ke dalam kelas keadaan
peserta didik masih belum kondusif untuk melaksanakan pembelajaran
dikarenakan masih banyak peserta didik yang berada di luar kelas. Selain itu,
ketika peneliti menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan metode
ceramah, terdapat sebagian peserta didik yang memperhatikan dan sebagian
lainnya sibuk dengan kesibukannya masing-masing, seperti mengobrol dengan
teman sebangku, memainkan handphone. Permasalahan lainnya yaitu saat
diadakannya diskusi kelompok terlihat ada peserta didik yang terintimidasi oleh
temannya sehingga pada saat diskusi berlangsung terdapat sebagian peserta didik
yang diam saja dan tidak mau berpendapat dalam kelompok. Ketika pendidik
bertanya kepada peserta didik alasan mereka tidak mau berpendapat dan
karena memang pernah terjadi ketika ada peserta didik yang salah menjawab
pertanyaan yang diberikan, terdapat beberapa dari teman-temannya tertawa.
Permasalahan yang terjadi pada kelas X IIS 3 tidak berbeda jauh dengan
kelas X IIS 2. Pada kelas X IIS 3 terdapat anak-anak yang menjadikan temannya
yang berkulit lebih gelap daripada teman-teman yang lain sebagai bahan
candaan. Selain itu pada saat presentasi di depan kelas terdapat sebagian peserta
didik tidak mendengarkan dan sibuk sendiri dan ketika ada temannya yang salah
menjawab pertanyaan keadaan kelas ribut menertawakan temannya yang salah
memberikan jawaban. Permasalahan lain yang penulis temukan ketika terdapat
peserta didik yang memiliki suku selain suku Sunda, hal tersebut oleh
teman-teman mainnya dijadikan sebagai suatu bahan candaan. Meskipun hal tersebut
hanya sebagai candaan, akan tetapi jika itu dibiarkan begitu saja, bisa menjadi
suatu pemicu konflik dikalangan pelajar.
Terlihat dari beberapa permasalahan yang ada di SMAN 13 Bandung,
alternatif pemecahan permasalahan untuk dapat melatih sikap toleransi siswa
yaitu, pendidik dapat menerapkan model pembelajaran yang membentuk peserta
didik berkelompok. Model pembelajaran merupakan suatu kegiatan
pembelajaran yang dirancang atau dikembangkan dengan menggunakan pola
pembelajaran tertentu. Pola tersebut dapat menggambarkan kegiatan pendidik
dan peserta didik dalam mewujudkan kondisi belajar yang menyebabkan
terjadinya proses belajar. Jalan alternatif yang diambil peneliti yaitu dengan
melakukan suatu eksperimen yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Introduction (PBI) pada mata pelajaran sosiologi dalam upaya
menanamkan karakter sikap toleransi peserta didik.
Terdapat salah satu penelitian terdahulu oleh Muslim (2013) tentang
penggunaan suatu model pembelajaran dalam pengembangan karakter toleransi
peserta didik, dengan judul skripsinya yaitu “Mengembangkan Karakter
Toleransi Siswa Melalui Pembelajaran Isu Kontroversial dalam Pembelajaran
IPS di SMP Negeri 10 Bandung “. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Muslim tersebut menyimpulkan bahwa Pembelajaran Isu Kontroversial telah
mampu mengembangkan karakter toleransi siswa kelas VIII C SMP Negeri 10
Dengan adanya penelitian terdahulu yang mengkaji pengembangan karakter
toleransi siswa melalui pembelajaran Isu Kontroversial, peneliti ingin
mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Introduction (PBI) dapat mempengaruhi karakter toleransi peserta didik pada
kelas X IIS SMAN 13 Bandung.
Model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) merupakan model
pembelajaran berdasarkan masalah, pada tingkatan SMA peserta didik sudah
dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi pada kehidupan sehari-harinya.
Problem Based Introduction (PBI) memusatkan pada permasalahan yang
bermakna dan mempunyai arti bagi peserta didik, peran guru menyiapkan
masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Peserta didik dilatih untuk bekerja sama dengan peserta didik lainnya,
dibutuhkan kekompakan dan pemahaman akan suatu permasalahan agar siswa
dapat menyelidiki permasalahan tersebut. Mengingat pada kelas X IIS terdapat
materi mengenai “Perilaku Menyimpang” maka peneliti ingin melakukan
eksperimen model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) ini, selain
itu juga model pembelajara Problem Based Introduction (PBI) ini juga belum
pernah diterapkan pada kedua kelas eksperimen.
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas, maka peneliti
merasa tertarik untuk mengangkat tema ini sebagai salah satu tema dalam
penelitian skripsi, oleh sebab itu peneliti mengangkat penelitian ini dengan
judul, “Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Introduction (PBI) Pada
Mata Pelajaran Sosiologi terhadap Upaya Penanaman Karakter Toleransi Peserta
Didik” (Studi Eksperimen Pada Kelas X SMAN 13 Bandung).
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis mengajukan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana karakter toleran peserta didik pada kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI)?
2. Bagaimana karakter toleran peserta didik pada kelas kontrol yang
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada karakter toleran peserta
didik yang menggunakan model Pembelajaran Problem Based
Introduction (PBI)?
4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada karakter toleran peserta
didik yang menggunakan model Pembelajaran konvensional (ceramah)?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1) Mengetahui karakter toleran peserta didik pada kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI);
2) Mengetahui karakter toleran peserta didik pada kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah);
3) Mengetahui pengaruh yang signifikan pada karakter toleran peserta didik
yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction
(PBI);
4) Mengetahui pengaruh yang signifikan pada karakter toleran peserta didik
yang menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah).
D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian
1. Secara Teoretis
Secara teoretis hasil dari penelitian dapat memperluas wawasan dalam
dunia pendidikan serta bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan
mengenai berbagai model pembelajaran yang inovatif terutama untuk mata
pelajaran sosiologi di sekolah.
2. Secara Praktis
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi
dunia pendidikan, antara lain:
a. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan serta keterampilan dalam hal
penerapan model-model pembelajaran yang inovatif dalam proses
b. Bagi siswa, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
mengembangkan karakter toleransi peserta didik dalam upaya
mempersiapkan mereka dalam menghadapi era global;
c. Bagi guru, dapat menambah wawasan serta keterampilan dalam
menggunakan model-model pembelajaran dalam proses belajar
mengajar;
d. Bagi sekolah, dapat menjadi masukan yang positif bagi sekolah untuk
lebih meningkatkan mutu kualitas pembelajaran guru agar dapat
menghasilkan peserta didik yang memiliki wawasan luas dan memiliki
karakter toleran yang baik antar sesama;
e. Bagi Prodi Pendidikan Sosiologi adalah untuk memberikan sumbangsih
pemikiran dalam pembelajaran mahasiswa, serta untuk bahan bacaan
bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi.
E. Struktur Organisasi
Adapun sistematika penulisan dalam penyususnan skripsi ini, adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I ini secara garis besar memaparkan permasalahan yang akan
dikaji. Adapun sub bab yang terdapat didalamnya yaitu latar belakang
masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, dan struktur organisasi skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORETIS
Pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen atau data-data yang berkaitan
dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian peneliti.
Landasan teori ini diambil dari literatur, sebagai fondasi dalam pelaksanaan
penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Memaparkan mengenai serangkaian tahapan-tahapan yang akan
dilaksanakan oleh peneliti ketika melakukan penelitian untuk mendapatkan
dikaji, mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai pada pengolahan data,
definisi operasional dan laporan penelitian.
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Memaparkan serangkaian isi yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
hasil, dan kendala yang ditempuh pada proses penelitian yaitu tentang tentang
upaya pengembangan sikap dan karakter toleransi menggunakan model
pembelajaran Problem Based Introduction (PBI).
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan
saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimen. Pengertian
motode quasi eksperimen menurut Sugiyono (2012, hlm. 77) adalah bentuk
quasi eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design.
Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan ekperimen.
Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya
hubungan sebab akibat dengan cara memberikan perlakuan tertentu pada
kelompok eksperimen. Pemilihan metode ini disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dicapai, yaitu untuk menguji pengaruh penggunaan model pembelajaran
Problem Based Introduction (PBI) dalam menanamkan karakter dan sikap
toleransi peserta didik.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua kelas, satu kelas sebagai kelas
eksperimen yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based
Introduction (PBI) dan kemudian satu kelas sebagai kelas kontrol. Sebelumya
peneliti telah melakukan observasi terhadap kedua kelas tersebut sebagai
langkah awal untuk mengetahui kondisi kelas sebelum di lakukan treatment.
Peneliti melakukan observasi untuk mengetahu bagaimana karakter toleransi
yang dimiliki oleh para peserta didik. Setelah dilakukan observasi dan peneliti
memperoleh gambaran mengenai karakter dan sikap toleransi peserta didik,
maka pada masing-masing kelas penelitian di berikan treatment atau perlakuan.
Untuk kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Problem Based
Introduction (PBI), sedangkan pada kelas kontrol tidak menggunakan perlakuan
secara khusus dalam proses pembelajaran melainkan hanya menggunakan model
ceramah. Selanjutnya setelah setiap kelas penelitian mendapatkan treatment atau
perlakuan, langkah berikutnya adalah peneliti akan membagikan angket yang
toleransi yang peserta didik rasakan selama mendapatkan treatment atau
perlakuan.
Setelah dilakukan eksperimen pada masing-masing kelas, peneliti
selanjutnya mengolah hasil dari angket yang telah diisi oleh peserta didik untuk
menguji perbedaan keberhasilan antar treatment atau perlakuan tersebut
terhadap karakter dan sikap toleransi peserta didik. Berdasarkan pembahasan
yang diuraikan sebelumnya, maka pada dasarnya penelitian eksperimen adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian perlakuan
pada kelas yang diteliti.
B. Partisipan
Penelitian yang akan dilaksanakan ini berlokasi di SMA Negeri 13
Bandung, yang beralamat di Jalan Raya Cibeureum Nomor 52 Bandung. Alasan
pemilihan lokasi penelitian ini, karena sebelumnya peneliti sudah melakukan
pengamatan selama peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan
(PPL) terhadap proses pembelajaran sosiologi pada kelas X IIS di SMAN 13
Bandung. Permasalahan yang tampak dari hasil pengamatan peneliti yaitu masih
terdapatnya peserta didik yang memiliki karakter toleransi diantara sesama
teman yang tergolong rendah. Masih terlihat sebagaian dari peserta didik yang
tidak mendengarkan dan memperhatikan ketika temannya sedang berpendapat,
selain itu juga tedapat peserta didik yang menjadikan perbedaan suku dan fisik
sebagai bahan untuk bercanda.
Adapun waktu penelitian yang dilakukan mulai tanggal 3 sampai 19 Maret
2015 semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.
Dengan demikian hal tersebut dinilai cukup dan sesuai untuk mewakili
sampel yang akan diteliti, yaitu sejauh mana pengaruh penggunaan model
pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) dalam menanamkan karakter
dan sikap toleransi peserta didik.
C. Populasi dan Sampel
Sugiyono (2014, hlm. 80) mendefinisikan “populasi sebagai wilayah
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang
kemudian ditarik kesimpulannya”.
Jadi populasi adalah keseluruhan dari sampel yang memiliki karakteristik
tertentu yang sudah ditentukan. Populasi dalam penelitian ini dipilih peserta
didik kelas X IIS di SMAN 13 Bandung.
Tabel 3.1
Jumlah Peserta Didik Kelas X IIS SMAN 13 Bandung
No Kelas Jumlah Peserta Didik
1 X IIS 1 35 Orang
2 X IIS 2 32 Orang
3 X IIS 3 34 Orang
4 X IIS 4 34 Orang
Sedangkan sampel menurut Sugiono (2014, hlm. 81) “sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan waktu, dana, dan tenaga maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Dengan demikian sampel yang digunakan ialah dua kelas yaitu kelas X IIS
2 dengan peserta didik berjumlah 32 orang, dan kelas X IIS 3 dengan jumlah
peserta didik 34 orang. Peneliti memilih kedua kelas tersebut karena pada
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan
purposive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara
menentukan sendiri sampel yang akan diambil sesuai dengan kriteria yang
ditentukan oleh peneliti sendiri.
Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling yang
merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara menentukan sendiri sampel
yang akan diambil sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti itu
sendiri. Pada penelitian ini peneliti mengelompokkan kelas yang terdiri dari
Problem Based Introduction (PBI), sedangkan untuk kelas kontrol yaitu kelas X
IIS 3 yang menggunakan model pembelajaran konvensional dimana pendidik
menggunakan metode ceramah dan diskusi dalam proses belajar mengajar.
D. Definisi Operasionalisai Variabel Penelitian
Sugiyono (2014, hlm. 38) mengungkapkan bahwa “Variabel merupakan
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel adalah bagian dari yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diteliti sehingga peneliti dapat
menarik kesimpulan dari hasil variabel tersebut.
Adapun definisi operasional adalah variabel-variabel yang diamati atau
diteliti, yang bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran pengamatan
terhadap variabel-veriabel yang bersangkutan, serta pembagian instrument (alat
ukur).
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu :
1. Variabel Bebas (Variabel X)
Creswell (2010, hlm. 77) mengemukakan bahwa,
“Variabel bebas (Independent Variables) merupakan variabel-variabel yang (mungkin) menyebabkan, mempengaruhi, atau berefek pada
outcome. Variabel-variabel ini juga dikenal dengan istilah variabel-variabel treatment, manipulated, atecedent, atau predictor”.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah pengaruh penggunaan model
pembelajaran Problem Based Introduction (PBI). model pembelajaran
Problem Based Introduction (PBI) adalah model pembelajaran yang
berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan
siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik (Budi, 2013).
2. Variabel Terikat (Variabel Y)
Creswell (2010, hlm. 77) mengemukakan bahwa,
“Variabel terikat (dependent variables) merupakan variabel yang
Variabel terikat pada penelitian ini adalah karakter toleransi peserta
didik. Pendidikan Karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai,
pendidikan moral, pendidikan budi pekerti, pendidikan watak yang
bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan
keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan
kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. (Martadi,
dalam Budimansyah, 2012. hlm. 15). Sedangkan toleransi yakni sikap dan
perilaku yang mencemirkan penghargaan perbedaan agama, aliran
kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang
berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang
di tengah perbedaan tersebut (Suyadi 2013, hlm. 8).
E. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang di tempuh dalam penelitian antara lain :
1. Tahap Persiapan
a. Studi pendahuluan (Pra penelitian) dilaksanakan melalui observasi
dan wawancara terhadap guru mata pelajaran Sosiologi di SMAN 13
BANDUNG.
b. Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang relevan
mengenai masalah yang tengah diuji.
c. Telaah kurikulum mengenai pokok bahasan yang akan dijadikan
sebagai materi dalam penelitian.
d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
e. Membuat dan menyusun instrumen penelitian.
f. Menguji instrumen penelitian.
g. Menganalisis hasil uji coba instrumen.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan perlakuan (treatmeant) berupa pengajaran mata
pelajaran Sosiologi dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Introduction (PBI) pada kelompok eksperimen dan
b. Memberikan angket tertutup kepada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
3. Tahap Akhir
a. Melakukan analisis dan penelitian
b. Membahas hasil penemuan penelitian
c. Memberikan kesimpulan dan saran.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Munurut Sugiyono (2014, hlm. 102) “instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang tengah
diamati. Untuk itu, alat yang digunakan peneliti dalam penelitian ini antara lain:
a) Jenis Instrumen Penelitian
1. Angket
Angket menurut Riduwan (2013, hlm. 71) yaitu “daftar pertanyaan
yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden)
sesuai dengan permintaan pengguna”. Tujuan dari angket dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang diinginkan, selain itu juga
responden dapat menjawab pertanyaan dengan bebas dan tidak terpengaruh
temannya.
Dalam penelitian penulis menggunakan angket tertutup yaitu “angket
yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta
untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya”
(Riduwan, 2013, hlm. 72). Selain itu, dengan menggunakan angket tertutup
ini dapat membantu responden menjawab dengan cepat dan juga
memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh
angket yang telah terkumpul.
2. Observasi
“Metode survei (observasi) yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
Teknik ini dimaksudkan untuk mendapatkan data geografis yang aktual
dengan mengadakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian melalui
pengamatan kondisi atau keadaan daerah penelitian. Observasi lapangan
dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan,
menggunakan daftar check list dan instrumen observasi.
Selain itu peneliti juga menggunakan lembar observasi, Lembar yang
digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas selama
pelaksanaan pembelajaran Sosiologi dengan penerapan model pembelajaran
yang diujikan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan
sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian dan dapat
membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada
relevasinya dengan permasalahan dalam penelitian, seperti data siswa, foto,
gambar, dan sebagaimya.
4. Studi Literatur
Studi litelatur yaitu mempelajari buku-buku, jurnal dan lain sebaginya
yang berhubungan dengan masalah yang menjadi pokok bahasan dengan
objek penelitian. Sehingga dengan studi litelatur ini digunakan untuk
memperoleh data empiris yang relevan dan berkaitan dengan masalah yang
sedang diteliti. Kemudian dalam penelitian ini, peneliti membaca dan
mempelajari sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan penggunaan
metode Problem Based Introduction (PBI) pada mata pelajaran sosiologi
dalam upaya menanankan karakter toleransi peserta didik.
b) Penyusunan Instrumen
Pada penelitian ini peneliti menyebarkan angket kepada sampel
penelitian ini oleh peneliti. Dalam menentukan jumlah pertanyaan angket,
Arikunto (2013, hlm. 203) berpendapat bahwa,
c) Pemberian Skor Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Munurut Sugiyono (2012, hlm. 102) “instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang tengah
diamati. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa angket
tertutup dengan bentuk skala ordinal. Skala ordinal menurut Riduwan (2013,
hlm. 84) menyebutkan bahwa, “ Skala ordinal adalah skala yang didasarkan
pada ranking diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah
atau sebaliknya”.
Penelitian ini akan mengukur pengaruh penggunaan model pembelajaran
Problem Based Introduction (PBI) terhadap karakter dan sikap toleransi
peserta didik. Karena penelitian ini mengukur karakter dan sikap toleransi,
maka pengukurannya menggunakan skala Likert yang memiliki empat option
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pengukuran Skala Likert
Alternatif Jawaban
Variabel
Bobot
Sering 4
Kadang-kadang 3
Jarang 2
Tidak Pernah 1
Sumber: Riduwan (2013, hlm. 87)
G. Proses Pengembangan Instrumen
Pengembangan instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejau
mana instrumen penelitian dapat mengungkap dengan tepat gejala-gejala yang
akan diukur. Adapun uji coba validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ini
telah dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2015 terhadap 31 peserta didik
1. Uji Validitas
Menurut Arikunto (dalam Riduwan 2013, hlm. 63) mengatakan: ‘Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau keshahihan
suatu alat ukur’.
Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data itu valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. (Sugiyono, dalam
Riduwan, 2013, hlm. 97).
Untuk menguji validitas konstruk setiap item dalam indikatornya
menggunakan analisis dengan rumus korelasi rank Sperman. Adapun rumus
korelasi rank Sperman menurut Wachidah, L (2012, hal. 119) adalah sebagai
berikut :
�� = 1- 6∑�2 n (n²-1 )
Keterangan :
�� = nilai koefisien korelasi Sperman Rank d² = jumlah kuadrat selisih ranking
n = banyaknya jumlah sampel (jumlah responden)
Pengujian validitas dilakukan terhadap 110 item angket dengan rincian, 40
item angket model pembelajaran PBI, 30 item angket model pembelajaran
konvensional (model ceramah), dan 40 item angket karakter toleransi. Berikut
hasil dari uji validitas angket;
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Angket Model Pembelajaran PBI
No r Hitung r Tabel Keterangan
1 0,437 0,367 Valid
2 0,195 0,367 Tidak Valid
3 0,590 0,367 Valid
5 0,221 0,367 Tidak Valid
6 0,483 0,367 Valid
7 0,499 0,367 Valid
8 0,241 0,367 Tidak Valid
9 0,464 0,367 Valid
10 0,259 0,367 Tidak Valid
11 0,458 0,367 Valid
12 0,491 0,367 Valid
13 0,502 0,367 Valid
14 0,534 0,367 Valid
15 0,434 0,367 Valid
16 0,408 0,367 Valid
17 0,295 0,367 Tidak Valid
18 0,032 0,367 Tidak Valid
19 0,258 0,367 Tidak Valid
20 0,674 0,367 Valid
21 0,660 0,367 Valid
22 0,535 0,367 Valid
23 0,483 0,367 Valid
24 0,522 0,367 Valid
25 0,529 0,367 Valid
26 0,406 0,367 Valid
27 0,427 0,367 Valid
28 0,362 0,367 Tidak Valid
29 0,505 0,367 Valid
30 0,370 0,367 Valid
31 0,374 0,367 Valid
32 0,302 0,367 Tidak Valid
33 0,308 0,367 Tidak Valid
34 0,302 0,367 Tidak Valid
36 0,371 0,367 Valid
37 0,479 0,367 Valid
38 0,390 0,367 Valid
39 0,369 0,367 Valid
40 0,215 0,367 Tidak Valid
Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan Software SPSS,
angket variabel X (model pembelajaran Problem Based Introduction) terdapat
13 item pertanyaan yang tidak valid, yaitu item nomor 2, 5, 8, 10, 17, 18, 19,
28, 32, 33, 34, 35, 40, karena nilai r hitung dari setiap item pertanyaan lebih
kecil daripada nilai r tabel. Item-item pertanyaan yang tidak valid akan diganti
dan diujikan kembali.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Angket Karakter Toleransi
NO r Hitung r Tabel Keterangan
41 0,388 0,367 Valid
42 0,187 0,367 Tidak Valid
43 0,148 0,367 Tidak Valid
44 0,178 0,367 Tidak Valid
45 0,383 0,367 Valid
46 0,182 0,367 Tidak Valid
47 0,267 0,367 Tidak Valid
48 0,201 0,367 Tidak Valid
49 0,074 0,367 Tidak Valid
50 0,103 0,367 Tidak Valid
51 0,352 0,367 Tidak Valid
52 0,460 0,367 Valid
53 0,588 0,367 Valid
54 0,443 0,367 Valid
55 0,077 0,367 Tidak Valid
57 -0,079 0,367 Tidak Valid
58 0,028 0,367 Tidak Valid
59 0,451 0,367 Valid
60 0,219 0,367 Tidak Valid
61 0,073 0,367 Tidak Valid
62 0,148 0,367 Tidak Valid
63 0,096 0,367 Tidak Valid
64 0,420 0,367 Valid
65 -0,035 0,367 Tidak Valid
66 0,297 0,367 Tidak Valid
67 0,337 0,367 Tidak Valid
68 0,481 0,367 Valid
69 0,317 0,367 Tidak Valid
70 0,164 0,367 Tidak Valid
71 0,131 0,367 Tidak Valid
72 0,532 0,367 Valid
73 0,490 0,367 Valid
74 0,473 0,367 Valid
75 0,345 0,367 Tidak Valid
76 0,364 0,367 Tidak Valid
77 0,320 0,367 Tidak Valid
78 0,350 0,367 Valid
79 0,563 0,367 Valid
80 0,498 0,367 Valid
Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan Software SPSS,
angket variabel Y yang berjumlah 40 item pertanyaan, terdapat 24 item
pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 42, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 55,
56, 57, 58, 60, 61, 62, 63, 65, 66, 67, 69, 70, 71, 75, 76,77 karena nilai r hitung
dari setiap item pertanyaan lebih kecil daripada nilai r tabel. Item-item
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Angket Model Pembelajaran Konvensional
No r Hitung r Tabel Keterangan
81 0,415 0,367 Valid
82 0,451 0,367 Valid
83 0,283 0,367 Tidak Valid
84 0,660 0,367 Valid
85 0,745 0,367 Valid
86 0,593 0,367 Valid
87 0,369 0,367 Valid
88 0,323 0,367 Tidak Valid
89 0,538 0,367 Valid
90 0,414 0,367 Valid
91 0,560 0,367 Valid
92 0,647 0,367 Valid
93 0,649 0,367 Valid
94 0,582 0,367 Valid
95 0,501 0,367 Valid
96 0,589 0,367 Valid
97 0,553 0,367 Valid
98 0,161 0,367 Tidak Valid
99 0,129 0,367 Tidak Valid
100 0,601 0,367 Valid
101 0,453 0,367 Valid
102 0,262 0,367 Tidak Valid
103 0,423 0,367 Valid
104 0,719 0,367 Valid
105 0,220 0,367 Tidak Valid
106 0,618 0,367 Valid
107 0,609 0,367 Valid
109 0,212 0,367 Tidak Valid
110 0,445 0,367 Valid
Setelah dilakukan uji validitas dengan menggunakan Software SPSS, dari
30 jumlah item pertanyaan variabel tentang model pembelajaran konvensional
terdapat 7 item pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 83, 88, 98, 99, 102,
105, 109 karena nilai r hitung dari setiap item pertanyaan lebih kecil daripada
nilai r tabel. Item-item pertanyaan yang tidak valid tersebut akan diganti dan
diujikan kembali.
2. Uji Reliabilitas
Arikunto (2010, hal. 221) miengatakan bahwa :
Suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan mengahasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Dalam menguji reliabilitas penulis menggunakan rumus dari Alpha.
Adapun rumus Alpha yang digunakan adalah menurut Riduwan (2013, hal.
Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunaka aplikasi SPSS
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Model Pembelajaran Problem Based
Introduction (PBI)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.672 26
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Karakter Toleransi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.816 14
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Model Pembelajaran Konvensional
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.910 23
H. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menunjang metode penelitian ini, maka diperlukan suatu teknik yang
diharapkan dapat mengungkap masalah dari data yang telah terkumpul dan
yang dilakukan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah melalui penyebaran angket (questionnare). Menurut
Riduwan (2013, hlm. 71) angket adalah:
Daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan respon tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.
I. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh seorang
peneliti yaitu menganalisis data yang telah diperoleh sebelumnya. Adapun
prosedur pengolahan data-data tersebut dilakukan melalui analisis secara
kuantitatif adalah sebagai berikut :
a) Analisis Deskriptif
Peneliti menggunakan analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk
menjelaskan data dari variabel yang sedang diteliti. Ukuran statistik deskriptif
yang sering digunakan untuk mendeskripsikan data penelitian adalah frekuensi
dan rata-rata. Pengukuran dengan menggunakan kuesioner dilakukan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan model PBI terhadap upaya penanaman
karakter toleransi peserta didik. Masing-masing kuesioner memiliki empat
kemungkinan jawaban yang dipilih dan dianggap sesuai dengan keadaan yang
dialami oleh responden. Dari jawaban-jawaban tersebut kemudian disususn
kriteria penilaian untuk setiap item pernyataan berdasarkan persentase.
b) Perhitungan Persentase
Teknik prosentase digunakan untuk melihat banyaknya responden
menjawab satu item pernyataan yang terdapat didalam angket. Melalui teknik
prosentase ini peneliti mempresentasikan setiap jawaban terhadap pernyataan
yang diajukan oleh peneliti dalam mempresentasekan setiap jawaban
responden terhadap pernyataan yang diajukan peneliti. Teknik prosentase ini
� = ��� × %
Keterangan:
P = Prosentase Penafsiran
Fo= Frekuensi Observer (jumlah responden yang memilih pilihan)
N = Jumlah Sampel
Tabel 3.9
Penafsiran Prosentase
Prosentase (%) Penafsiran
0 – 1% Tidak ada
2% – 25% Sebagian kecil
26% – 49% Kurang dari setengahnya
50% Setengahnya
51% – 75% Lebih dari setengahnya
76% – 99% Sebagian besar
100% Seluruhnya
Sumber: Effendi (dalam Zakiah, 2014, hlm. 50)
c) Analisis Data Korelasi dan Pengujian Hipotesis
Untuk mendapatkan jawaban mengenai korelasi antara penggunaan model
pembelajaran PBI dengan karakter dan sikap toleransi peserta didik maka
peneliti menggunakan rumus korelasi Rank Sperman, (Wachidah, L, 2013, hal.
119) dengan rumus sebagai berikut:
�� = 1- 6∑�2 n (n²-1 )
Keterangan :
�� = nilai koefisien korelasi Sperman Rank d² = jumlah kuadrat selisih ranking
Tabel 3.10
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji dua pihak (two tail test) sehingga bila dirumuskan secara
statistik adalah sebagai berikut:
a. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan
model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) pada mata
pelajaran sosiologi terhadap upaya penanaman karakter toleransi
peserta didik.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model
pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) pada mata pelajaran
sosiologi terhadap upaya penanaman karakter toleransi peserta didik.
b. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan
model pembelajaran Konvensional pada mata pelajaran sosiologi
terhadap upaya penanaman karakter toleransi peserta didik.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model
pembelajaran Konvensional pada mata pelajaran sosiologi terhadap
upaya penanaman karakter toleransi peserta didik.
Kriteria pengujian yaitu jika nilai Sig. lebih lbesar dari 0,05 maka H0
diteroma, begitu juga sebaliknya jika nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 maka
d) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen dipengaruhi atau tidak oleh variabel dependen yang diambil dari
koefisien yang telah diketahui. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Riduwan
(2013, hlm. 139) “untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan Variabel X
terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan”.
KD = r² x 100%
Keterangan :
KD : koefisien determinasi