SKRIPSI
DiajukanUntukMemenuhiSebagiandariSyarat
MemperolehGelarSarjanaPendidikan
Program StudiPendidikanSosiologi
Oleh
Elsa CahyaSantya 1000555
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Negeri 4 Bandung)
Oleh:
Elsa CahyaSantya
1000555
Diajukanuntukmemenuhisebagiansyaratuntukmemperoleh
gelarSarjanaPendidikan Sosiologi
©Elsa CahyaSantya 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
(PenelitianKuasiEksperimenTerhadapSiswaKelas XI TahunAjaran 2013-2014 di SMA Negeri 4 Bandung)
Disetujuidandisahkanolehpembimbing :
Pembimbing I
Prof.Dr. AchmadHufad, M.A
NIP. 195501011981011001
Pembimbing II
Dra.Wilodati.,M.Si
NIP. 1196801141992032002
Mengetahui,
Ketua Program StudiPendidikanSosiologi
FPIPS UPI
Panitiaujiansidangterdiridari :
Ketua : Dekan FPIPS UPI
Prof. Dr. H. KarimSuryadi, M.Si
NIP. 197008141994021001
Sekretaris : Ketua Program StudiPendidikanSosiologi
SitiKomariah, M.Si., Ph. D
NIP. 1968040319910302001
Penguji :
Penguji I
Dr. EllyMalihah., M.Si
NIP. 196604251992032002
Penguji II
Dr. Hj. SitiNurbayani. K, M.Si
NIP. 197007111994032002
(PENELITIANKUASI EKSPERIMEN TERHADAP SISWA KELAS XI TAHUN AJARAN 2013-2014 DI SMA NEGERI 4 BANDUNG)
1
Elsa Cahya Santya, 2Achmad Hufad, 3Wilodati 1
Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi, FPIPS UPI, Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung
2
Dosen MKDU UPI
3
Dosen MKDU UPI E-mail : elsacahyas@yahoo.com
Abstrack:On subject sociology that covering about knowledge, attitude, value, and norm so the application of Problem Based Introduction model must be adjusted to the material which would be taught. At this time many teachers especially in sociology subject which related tightly to the example in real life, only use conventional method for the learning process. The subject of sociology is less attractive for students at this time so that it will have an impact on students learning outcome. In fact this time, various kind of classroom has been developed in increasing study result of the students, one kind of classroom innovative is Problem Based Introduction (PBI) method. Problem Based Introduction (PBI) method has an excess value, therefore the purpose of this research is to know the influence of Problem Based Introduction
(PBI) to the student learning outcomes.Based on the background above, the outlines of this research are: 1) is there any differences of the score in pre-test and post test on experiment class that use the Problem Based Introduction (PBI) method, 2) is there any differences of the score in pre-test and post test on the control class that use conventional method (speech), 3) how huge the influence of Problem Based Introduction (PBI) and conventional method (speech) that implemented to the student learning outcomes.This research use quantitative phenomenological by using experiment quasi method in Senior High School 4 Bandung. The respondents taken as sample data in this research are 40 students in XI IPS 1 as experiment class and 38 students in XI IPS 4 as the control class.Based on result of the research indicated that there are differences on pre-test and post test on experiment class, from the testing of hypotheses on 5% significant standard where H1 accepted and H0 rejected (tcount= 8,913 and
ttable= 1,697). There are differences on pre-test and post test on control class, where H1
accepted and H0 rejected (tcount = 5,208 and ttable = 1,697). Besides that, Problem Based
Introduction (PBI) model in sociology subject give big influence on the students learning
outcomes, between the student who use PBI method with another who don’t use PBI method
in Senior High School 4 in Bandung can be seen from the score of study result. Therefore,
Problem Based Introduction method can be used as one of alternative method that innovative on the study learning.
Keywords : Influence,Problem Based Introduction (PBI) MethodLearning Outcome
Abstrak :DalammatapelajaranSosiologi yang mencakuppengetahuan, sikap, nilai,
sangatberkaitandengancontohnyatadalamkehidupan, dalam proses
belajarmengajarnyahanyamenggunakanmetodekonvensionalsaja. Mata
pelajaranSosiologikurangdiminatisiswasaatinisehinggaakanberdampakpadahasilbelajarsiswa.
Padahalsaatiniberbagai model
pembelajarantelahdikembangkandalamupayameningkatkanhasilbelajarsiswa, salahsatunya model pembelajaraninovatifyaitu model Problem Based Introduction (PBI). Model pembelajaranProblem Based Introduction (PBI) inimempunyaikelebihan, sehinggapenelitianinidilakukanuntukmengetahuipengaruh model pembelajaranProblem Based Introduction (PBI) terhadaphasilbelajarsiswa.Berdasarkanlatarbelakangdiatas, makarumusanpenelitianadalahsebagaiberikut: 1) apakahterdapatperbedaanhasilnilaipre testdanpost testpadakelaseksperimen yang menggunakan model pembelajaranProblem Based Introduction (PBI), 2) apakahterdapatperbedaanhasilnilaipre testdanpost testpadakelas control yang menggunakanmetodekonvensional(ceramah), 3) seberapabesarpengaruh model pembelajaranProblem Based Introduction (PBI) danmetodekonvensional(ceramah) yang telahditerapkanterhadaphasilbelajarsiswa.Penelitianinimenggunakanpendekatankuantitatifden ganmetodekuasieksperimen di SMA Negeri 4 Bandung.Adapunresponden yang diambilsebagaisampel data dalampenelitianiniyaitukelas XI IPS 1 sebanyak 40 orang
sebagaikelasEksperimendankelas XI IPS 4 sebanyak 38 orang
sebagaikelaskontrol.Berdasarkanhasilpenelitian,
menunjukkanbahwaterdapatperbedaanhasilpre testdanpost testpadakelaseksperimen, daripengujianhipotesispadatarafsignifikasi 5% dimana H1diterimadan H0ditolak (thitung= 8,913 danttabel=1,697). Terdapatperbedaanhasilpre testdanpost testpadasiswakelaskontrol, dengan H1 diterimadan H0ditolak (thitung= 5,208 danttabel=1,697). Selainitu, Model
pembelajaranProblem Based Introduction (PBI)
padamatapelajaranSosiologisangatberpengaruhterhadaphasilbelajarsiswa, antarasiswa yang menggunakan model PBI dengan yang tidakmenggunakan model PBI di SMA Negeri 4 Bandung yang dilihatdariskorhasilbelajarnya. Dengandemikian, model pembelajaranProblem Based Introduction (PBI)dapatdijadikansebagaisalahsatualternatif model yang inovatifdalamkegiatanpembelajaran.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakangPenelitian ... 1
B. IdentifikasiMasalahPenelitian ... 6
C. RumusanMasalahPenelitian ... 6
D. TujuanPenelitian ... 7
E. ManfaatPenelitian... 7
F. StrukturOrganisasiSkripsi ... 8
BAB II PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI ... 11
A. Pengertian Model Pembelajaran ... 11
B. Model PembelajaranProblem Based Introduction (PBI)... 12
C. Perbedaan Model Pembelajaran PBI dan PBL ... 14
D. PengertianPembelajaranSosiologi ... 16
G. PengertianPembelajaran PAIKEM ... 22
H. HasilBelajar ... 25
I. OrsinalitasPenelitian ... 27
J. KerangkaPemikiran ... 30
K. HipotesisPenelitian ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. LokasidanSubjekPopulasi/SampelPenelitian ... 36
1. LokasidanSubjekPenelitian ... 36
2. PopulasidanSampel ... 37
B. DesainPenelitian ... 38
C. MetodePenelitian... 39
D. DefinisiOperasional ... 40
1. Model PembelajaranProblem Based Introduction (PBI) ... 40
2. Hasil Belajar ... 41
3. Variabel Penelitian ... 41
E. Instrument Penelitian ... 42
1. JenisInstrumen ... 42
2. SkalaPengukuran ... 43
F. Proses PengembanganInstrumen ... 44
1. UjiValiditasInstrumen... 44
2. UjiReliabilitasInstrumen ... 45
3. DayaPembeda ... 46
4. Uji Tingkat Kesukaran ... 48
5. HasilUjiCobaInstrumen ... 48
H. Analisis Data ... 51
1. Analisis Data HasilObservasi ... 52
2. Analisis Data HasilTes ... 52
3. UjiNormalitasdengan Uji-X2 (Chi Square) ... 52
4. UjiHomogenitas Data denganUji-F ... 56
5. UjiHipotesisdenganUji-t ... 57
6. AnalisisIndeks Gain ... 58
7. AnalisisHasilBelajar ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59
A. DeskripsiUmumProfilLokasiPenelitiandanSubjekPenelitian ... 59
1. Profil SMA Negeri 4 Bandung ... 59
2. VisiMisi ... 61
3. KeadaanFasilitasdanKelengkapan Proses Pembelajaran di Sekolah ... 62
4. SubjekPenelitian ... 63
B. DeskripsiHasilObservasi ... 64
1. Data HasilObservasi ... 64
2. Data HasilTes ... 68
3. Data HasilBelajar ... 72
4. UjiHipotesis ... 74
C. Pembahasan ... 77
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 82
A. Simpulan ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 86
LAMPIRAN ... 90
DAFTAR TABEL 2.1 TabelPerbedaan Model Pembelajaran PBI dan PBL ... 16
2.2 TabelPenelitianTerdahulu... 28
3.1 TabelPopulasiPenelitianSiswa ... 32
3.2 TabelDesainPenelitian ... 34
3.3 TabelKriteriaValiditas ... 41
3.4 TabelKriteriaReliabilitas ... 42
3.5 TabelKlasifikasiDayaPembeda ... 43
3.6 TabelIndeksKesukaran ... 44
3.7 TabelHasilPerhitunganUjiCobaInstrumentesObjektif ... 45
3.8 TabelDistribusiFrekuensi ... 50
3.9 TabelInterpretasiNilaiIndeks Gain ... 54
4.1 TabelHasilObservasiPada Proses Pembelajaran ... 61
4.2 TabelHasilObservasiTerhadapSiswa... 63
4.3 TabelDeskripsiSkor Pre Test ... 65
4.4 TabelDeskripsiSkor Post Test ... 66
4.5 TabelDeskripsi Gain KelasEksperimendanKelasKontrol ... 67
4.6 TabelDeskripsiNilaiTugasKelasEksperimendanKelasKontrol... 68
4.7 TabelDeskripsiHasilBelajar ... 69
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisiInstrumenPenelitian
Lampiran 2Kisi-kisi Test
Lampiran 3Silabus
Lampiran 4RencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP)
Lampiran 5Soal Pre Test dan Post Test
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa
Lampiran 7 LembarObservasi
Lampiran 8 Tingkat KeaktifanSiswa
Lampiran 9 LembarPenilaian
Lampiran 10 Daftar Siswa
Lampiran 11 UjiInstrumen
Lampiran 12 Surat Izin /penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Pada umumnya, proses belajar mengajar adalah kegiatan interaksi antara guru
sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar. Guru adalah salah satu faktor pendorong
yang terpenting untuk menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam
kelas, dan guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Seorang
guru dituntut harus dapat memberikan suatu pembelajaran yang membuat siswa
termotivasi untuk menjadi aktif, kreatif, dan inovatif dengan cara menerapkan suatu
model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan sesuai dengan
kemampuan guru. Menurut Hidayat (2011, hlm. 68) seorang guru harus mempelajari
model serta metode pembelajaran yang berbasis PAIKEM ( Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan ).
Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis
kompetensi, sehingga hasil dari pembelajarannya adalah meningkatnya kompetensi
peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.
Menurut Hidayat (2011, hlm. 76) terdapat empat prinsip-prinsip atau
komponen-komponen berbasis PAIKEM, yaitu :
1. Mengalami: dalam hal ini peserta didik mengalami secara langsung dengan
memanfaatkan banyak indera. Bentuk konkretnya adalah peserta didik
melakukan pengamatan, percobaan, dan wawancara dengan belajar banyak
melalui berbuat (perbuatan).
2. Interaksi: dalam hal ini interaksi antara peserta didik itu sendiri maupun dengan
bermain peran) harus selalu ada dan terjaga karena dengan interaksi inilah
pembelajaran menjadi lebih hidup dan menarik.
3. Komunikasi: dalam hal ini komunikasi perlu diupayakan. Komunikasi adalah
cara kita menyampaikan apa yang kita ketahui, interaksi tidak cukup jika tidak
terjadi komunikasi. Bahkan interaksi menjadi lebih bermakna jika interaksi itu
komunikatif.
4. Refleksi: merupakan hal penting lainnya agar pembelajaran itu bermakna.
Refleksi disini maksudnya adalah memikirkan kembali apa yang
diperbuat/dipikirkan atau yang sudah dipelajarinya, dengan refleksi kita bisa
menilai efektif atau tidaknya pembelajaran.
Menurut Hidayat (2011, hlm. 76) pembelajaran berbasis kompetensi berpusat
pada peserta didik (student center), peserta didiklah yang harus lebih aktif dalam
proses pembelajaran. Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, pembelajaran
terpadu dirumuskan dalam KI dan KDagar tercapai secara utuh, pembelajaran
dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan individual setiap peserta didik,
pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan prinsip
pembelajaran tuntas (Mastery Learning) sehingga mencapai ketuntasan yang
diterapkan, pembelajaran diharapkan pada situasi pemecahan masalah (Problem
Solving), sehingga perserta didik menjadi pembelajar yang kritis, dan kreatif,
pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia sehingga memberikan
pengalaman belajar beragam bagi peserta didik.
Sesuai dengan hasil observasi yang pernah dilakukan peneliti pada saat
ini,khususnya di tahun 2014 masih banyaknya guru-guru SMA dipersekolahan yang
ada di bandung kebingungan dalam menerapkan serta memilih model pembelajaran
belajar siswa. Alasan mengapa siswa kurang meminati atau berpartisipasi dalam mata
pelajaran Sosiologi karena cara, model atau metode yang di sampaikan guru saat di
kelas itu kurang dikemas dengan baik. Mata pelajaran Sosiologi itu mencakup
pengetahuan, sikap, nilai dan norma maka penerapan model pembelajaran Problem
Based Introduction (PBI) harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
Pada umumnya, guru dilapangan pun tidak terkecuali masih menggunakan
metode pembelajaran konvensional (ceramah). Hal ini menjadi penyebab mengapa
proses belajar mengajar masih belum berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan,
dan dari kurangnya perhatian atau minat siswa terhadap mata pelajaran sosiologi juga
diduga bisa berpengaruh terhadap hasil belajar.Untuk mengantisipasi agar minat
sertapartisipasi siswa tidak menurun, perlu dipilih atau ditampilkan sejumlah model
pembelajaran yang inovatif.
Menurut Firnawati (2013, hlm. 2) model pembelajaran inovatif merupakan
salah satu model pembelajaran yang patut dipertimbangkan untuk meningkatkan
kualitas, model inovatif ini menyeimbangkan antara kegiatan penyadaran dengan
kegiatan pemberdayaan pada setiap siswa. Model yang inovatif itu bisa membuat
iklim belajar menjadi kondusif, siswa menjadi semangat, siswa menjadi interest
sehingga keinginan untuk mempelajari sosiologi itu muncul, dan akhrinya akan
terlihat pada hasil ulangan yang memuaskan. Ada beberapa fungsi dari model
pembelajaran inovatif, yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman guru dalam melaksanakan proses mengajar secara
komprehensif untuk mencapai tujuan pembelajaran;
3. Menetapkan bahan-bahan pengajaran, yaitu menetapkan bahan ajar secara khusus
yang akan disampaikan siswa untuk membantu perubahan positif pengetahuan
dan kepribadian;
4. Membantu perbaikan dalam mengajar, yaitu mampu mendorong atau membantu
proses belajar-mengajar secara efektif dalam mencapai tujuan pendidikan; dan
5. Mendorong atau memotivasi terjadinya perubahan tingkah laku pada peserta
didik secara maksimal sesuai dengan bakat, minat atau kemampuan
masing-masing siswa.
Berdasarkan hasil dari pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMAN 4
Bandung pada Tahun 2013, peneliti menemukan berbagai kendala yang dialami oleh
guru khususnya pada mata pelajaran Sosiologi mengenai model pembelajaran yang
diterapkan dalam proses belajar mengajar. Hal ini bisa terlihat dari aktivitas yang
dilakukan didalam kelas,dimanadalam proses belajar mengajarnya guru hanya
menggunakan metodekonvensional (ceramah). Aktivitas yang dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar menunjukkan bahwa, metodekonvensional(ceramah)yang
sering digunakan seorang guru berdampak pada keaktifan dan ketidakaktifan siswa
mengikuti pelajaran.Siswa yang aktif akan selalu memperhatikan dan bertanya
apabila ada yang kurang di mengerti, dalam berdiskusi pun siswa sudah faham
terhadap materi dan aktif melakukan tanya jawab. Sedangkan bagi siswa yang tidak
aktif mereka tidak serius memperhatikan, dan kurang faham terhadap materi yang
disampaikan oleh guru. Walaupun tidak semua siswa menunjukkan ketidakaktifan,
tetapi semua ini bisa telihat dalam kegiatan-kegiatan didalam kelas dengan
menggunakan metodekonvensional(ceramah).
Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Sosiologi, bahwa metode
memicu minat serta partisipasi siswa dalam belajar yang akhirnya akan terlihat pada
hasil belajarnya. Kebanyakan guru khusunya pada mata pelajaran Sosiologi ini masih
belum dapat menerapkan model pembelajaran yang inovasi dikarenakan pengetahuan,
situasi, dan kondisi yang ada belum memungkingkan seorang guru menerapkan
model pembelajaran inovasi yang pada akhirnya metodekonvensional (ceramah) ini
yang selalu digunakan.
Dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran sosiologi ini
memang diperlukan adanya model yang inovatif, salah satunya adalah model
pembelajaran Problem Based Introduction (PBI). Model pembelajaran Problem
Based Introduction (PBI) ini memusatkan pada masalah kehidupannya yang
bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan
memfasilitasi penyelidikan dialog.
Menurut Hidayat (2011, hlm. 85-86) model Problem Based Introduction
(PBI) ini siswa lebih menitik beratkan untuk memecahkan masalahnya sendiri
(problem solving) yang akan memberikan kesan dan makna tersendiri bagi siswa,
sehingga nantinya akan terlihat pada akhir pembelajaran yakni pada hasil
belajarnya.Setiap model pembelajaran akan mempunyai kelebihan serta kekurangan
dan tidak semua model pembelajaran dapat diterapkan pada semua materi, pemilihan
model pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Model Problem
Based Introduction (PBI) ini juga terdapat kelebihan serta kelemahan dalam proses
pembelajarannya, adapun kelebihan dan kekurangannya yaitu:
Kelebihan
1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya
benar-benar diserapnya dengan baik.
3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan
1. Untuk siswa yang malas tujuan dari model ini tidak dapat tercapai.
2. Membutuhkan banyak waktu.
3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan model ini.
Maka berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk
menelitipermasalahan tentang kesulitan seorang guru khususnya dalam mata
pelajaran Sosiologi ini untuk mengembangkan modelbelajar yang inovatif sehingga
siswa dapat memahami materi dengan baik dan memicu minat, motivasi, serta
partisipasi siswa dalam kelas yang nantinya dapat dilihat pada hasil belajar. Penelitian
ini akan mencoba menerapkan model pembelajaran yang inovatif berupa model
pembelajaran Problem Based Introduction (PBI), dan model yang akan diterapkan ini
diduga mampu mempengaruhi proses pembelajaran menjadi lebih baik.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Dalam masalah penelitian ini kesulitan seorang guru adalah saat mereka
memilih dan menerapkan model pembelajaran yang pas digunakan dalam
penyampaian materi, sehingga nantinya siswa dapat memahami materi dengan baik.
Hal ini berkaitan dengan mata pelajaran khususnya Sosiologi yang kurang diminati,
kurangnya memicu partisipasi siswa, membosankan, dan terkesan monoton sehingga
akan berpengaruh pada hasil belajar.Disinyalir bahwa hal-hal yang menyebabkan
bagi sejumlah peserta didik dianggap membosankan dan terkesan monoton adalah
berkaitan dengan metode atau model yang diterapkan oleh guru hanya menggunakan
belajar antara hasilpre test dan post test yang menggunakan model pembelajaran
Problem Based Introduction (PBI) maupun dengan menggunakan
metodekonvensional (ceramah), dengan harapan model ini bisa memberikan kesan
yang lebih baik dan berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa.
Dari penjelasan diatas dapat diidentifikasikan masalah penelitian sebagai
berikut:
1. Pada kenyataannya, sebagian besar guru dilapangan masih tidak
menggunakan atau memanfaatkan model-model dalam pembelajaran.
2. Guru masih kebingungan dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat.
3. Rendahnya partisipasi terhadap penerapan model pembelajaran dalam proses
belajar mengajar.
4. Kurangnya pemahaman atau pengetahuan guru tentang model-model
pembelajaran.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas,penulisakan
merumuskan suatu permasalahan.Mengingat luasnya kajian permasalahan pada
penulisan ini, maka penulis membatasi masalah kedalam beberapa rumusan, antara
lain:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil nilaipre test dan post test pada kelas
eksperimenyang menggunakan model pembelajaran Problem Based
Introduction (PBI)?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil nilai pre test dan post test pada kelas kontrol
3. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran Problem Based Introduction
(PBI) danmetode konvensional(ceramah) yang telah diterapkan terhadaphasil
belajar siswa?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran atau harapan yang ingin dicapai dalam
penelitian, sehingga penelitian dapat lebih terfokus dan terarah. Berdasarkan latar
belakang dan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian
ini adalah :
1. Untuk mengetahuiperbedaan hasil nilai pre test dan post test pada kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction
(PBI).
2. Untuk mengetahui perbedaan hasil nilai pre test dan post test pada kelas kontrol
yang menggunakan metodekonvensional(ceramah).
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran Problem Based
Introduction (PBI) dan metodekonvensional(ceramah) yang telah diterapkan
terhadap hasil belajar siswa.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Dari segi Teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi bidang pendidikan khususnya
yang berkaitan dengan model atau metode pembelajaraninovatif berdasarkan
PAIKEM, dan penerapan model pembelajaran yang inovatif didalam kelas sehingga
dapat memicu minat atau partisipai siswa.Penelitian ini juga diharapkan untuk dapat
informasi tentang model pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran Problem
Based Introduction (PBI).
2. Dari segi Praktis
Penelitian ini memberikan manfaat untuk guru, siswa dan sekolah, karena
penelitian ini sangat berguna khusunya dalam ranah pendidikan. Manfaat dari segi
praktis itu antara lain:
a. Guru
Adanya masukkan tentang pentingnya penerapan berbagai model
pembelajaran inovatif khususnya dalam mata pelajaran sosiologi, sehingga guru
menjadi kreatif dan sudah mampu menginovasikan model-model pembelajaran dalam
penyampaian materi.
b. Siswa
Siswa dapat lebih memahami materi, bersemangat dalam pembelajaran,
menjadi lebih aktif, kreatif, interest sehingga keinginan untuk belajar sangat tinggi
yang nantinya akan ada peningkatan dalam hasil belajarnya, dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga maupun
lingkungannya.
c. Sekolah
Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pentingnya diterapkan
model pembelajaran inovatif, dalam hal ini model pembelajaran Problem Based
Introduction (PBI) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Bab I Pendahuluan, berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian
alasan peneliti tertarik untuk meneliti masalah penelitian serta berbagai fakta yang
terjadi dilapangan), identifikasi masalah penelitian (berisi pengenalan dan
inventarisasi masalah), rumusan masalah penelitian (dinyatakan dalam bentuk kalimat
Tanya tentang masalah yang akan di teliti), tujuan penelitian (menyajikan hasil yang
ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan), manfaat penelitian berisi tentang
manfaat yang diperoleh biasanya dilihat dari salah satu atau beberapa aspek (manfaat
teoritis dan manfaat praktis), struktur organisasi skripsi (berisi tentang urutan
penulisan setiap bab dan bagian dalam skripsi mulai dari bab I sampai dengan bab
terakhir).
Bab II Tinjauan Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis. Tinjauan
pustakan dimaksudkan sebagai landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan
penelitian, tujuan serta hipotesis (bagi penelitian yang memerlukan hipotesis).Kajian
pustaka berisi konsep-konsep dalam bidang kajiannya, penelitian terdahulu yang
relevan dengan bidang yang diteliti termasuk prosedur, subjek dan temuannya, posisi
teoritis peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.Kerangka pemikiran
merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan
mengkaji hubungan antarvariabel penelitian, sedangkan hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian atau submasalah yang
diteliti.
Bab III Metode Penelitian.Dalam metode penelitian menjelaskan secara rinci
tentang metodelogi yang ingin digunakan dan jenis penelitian. Termasuk beberapa
komponen seperti lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian,
definisi operasional yang dirumuskan untuk setiap variabel harus melahirkan
indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti yang kemudian dijabarkan dalam
instrument penelitian, instrument penelitian misalnya tes atau lembar observasi dan
pengujian validitas, reliabilitas, daya beda, tingat kesukaran, dan karakteristik
lainnya, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, serta analisis data berupa
laporan secara rinci tahap-tahap analisis data dan teknik yang dipakai dalam analisis
data itu.
Bab IV Penelitian dan Pembahasan.Pada bab ini memuat dua hal utama yaitu,
pengolahan atau analisis datauntuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah
penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, dan pembahasan atau
analisis temuan. Pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur penelitian
kuantitatif atau penelitian kualitatif sesuai dengan desain penelitian yang diuraikan
dalam bagian sebelumnya dari skripsi.Uji hipotesis, khususnya untuk penelitian
kuantitatif dilakukan sebagai bagian dari analisis data.Bagian pembahasan atau
analisis temuan yaitu mendiskusikan penelitian tersebut dikaitkan dengan dasar
teoretis yang telah dibahas dalam Bab kajian pustaka dan temuan sebelumnya.
Bab V Simpulan dan Saran.Dalam Bab simpulan dan saran menyajikan
penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan. Ada dua alternatif
cara penulisan simpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau dengan cara uraian
padat. Untuk karya tulis ilmiah seperti skripsi, terutama tesis dan disertasi penulisan
simpulan dengan cara uraian padat lebih baik dari pada dengan cara butir demi butir.
Simpulan harus menjawab pertanyaan penelitian atau rumusan masalah.Selain itu,
simpulan tidak mencantumkan lagi angka-angka statistik hasil uji statistik. Saran atau
rekomendasi yang ditulis setelah simpulan dapat ditujukan kepada para pembuat
kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, kepada peneliti
berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya dan kepada
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di SMAN 4 Bandung. Objek dalam
penelitian ini adalah hasil belajar siswa di SMA Negeri 4 Bandung yang berlokasi di
Jl. Gardujati no.20 Bandung, sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XI IPS 1 diperlakukan sebagai kelas eksperimen yang
menggunakan model Problem Based Introduction (PBI) dan siswa kelas XI IPS 4
dieprlakukan sebagai kelas kontrolyang menggunakan model konvensional. Alasan
peneliti memilih SMA Negeri 4 Bandung sebagai lokasi penelitian karena aspek
sebagai berikut:
a. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Bandung, SMA
Negeri 4 Bandung berada pada klaster pertama, sehingga bisa
digeneralisasikan untuk SMA Negeri yang ada di klaster teratas dan tertinggi.
b. Hasil wawancara dengan guru Sosiologi SMA Negeri 4 Bandung, sekolah ini
jarang menggunakan model-model yang inovatif dalam proses
pembelajarannya khususnya dalam mata pelajaran Sosiologi ini.
c. Berdasarkan informasi dari guru Sosiologi di sekolah menyatakan bahwa
materi-materi yang telah disampaikan sebelumnya tidak memakai
model-model pembelajaran yang inovatif dalam menunjang pembelajaran sehingga
memungkinkan untuk peneliti dapat melihat perbedaan kemampuan
pendekatan metakognitif dan menerapkan model pembelajaranProblem Based
Introduction(PBI).
d. Peneliti memilih SMA Negeri 4 Bandung ini pun melihat dari situasi dan
kondisi yang ada.
Subjek penelitiannya ialah siswa SMA Negeri 4 Bandung yang duduk di
bangku SMA kelas XI. Siswa SMA Negeri 4 Bandung akan dapat menjadi sumber
informasi bagi peneliti.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi penelitian ini ialah seluruh siswa kelas X1 di SMA Negeri 4
Bandung Tahun Ajaran 2013-2014 yang berjumlah 146siswa.
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
Jumlah Siswa
Kelas Jumlah Populasi
XI IPS 1 40 Siswa
XI IPS 2 34 Siswa
XI IPS 3 34 Siswa
XI IPS 4 38 Siswa
Jumlah 146 Siswa
b. Sampel
Dalam penelitian pengaruh model Pembelajaran Problem Based Introduction
(PBI) terhadap hasil belajar siswa di SMA Negeri 4 Bandung menggunakan teknik
purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan mengambil orang-orang yang
terpilih atau menentukan sendiri sampel yang diambil karena pertimbangan tertentu.
Jadi, sampel ditentukan sendiri oleh si peneliti tidak ditentukan secara acak dan kelas
yang menjadi sampel disini adalah 2 kelas dari Program IPS Kelas XI yaitu IPS 1
dan IPS 4.
Menurut Radiani (Martono, 2010, hlm.38) memberikan gambaran rumus
pintas untuk perhitungan besaran sampel, yaitu sebagai berikut :
= N
N. 2+ 1
Keterangan :n = jumlah sampel yang dicari
N = jumlah populasi
2= nilai presisi yang ditetapkan
Dalam objek penelitian ini populasinya diketahui sebanyak 150 siswa, dan
tingkat presisi yang ditetapkan sebesar = 15%.
= N
N. 2+ 1
= 146
146. 0,152 + 1=
146 3.285 + 1=
146
4.285= 34.08
Karena jumlah sampel sebesar 34.08 maka dibulatkan menjadi 34 responden
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan pre-test post-test control group design,
hanya pada desain ini kelas yang menggunakan model PBI maupun kelas yang
menggunakan konvensional tidak dipilih secara random. Berikut ini desain yang
digunakan:
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Kelas (X) Pre-Test Post-Test
Eksperimen TE1 TE2
Kontrol TK1 TK2
Keterangan:
X : Eksperimen dan Kontrol
TE1 : Pemberian pre-test dikelas yang menggunakan model PBI
TE2 : Pemberian post-test dikelas yang menggunakan model PBI
TK1 : Pemberian pre-test dikelas yang menggunakan konvensional
TK2 : Pemberian post-test dikelas konvensional
C. Metode Penelitian
Metode adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap
berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data.Sebab data
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode kuasi eksperimen
dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuasi eksperimen ini digunakan
untuk melihat hubungan sebab akibat antara variabel bebas (model Problem Based
Introduction) dengan variabel terikat (hasil belajar siswa). Metode kuasi eksperimen
dalam penelitian ini adalah metode penelitian yang digunakan untuk menilai
pengaruh suatu perlakuan/treatmen pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau
menguji hipotesis tentang ada atau tidaknya pengaruh tindakan itu apabila
dibandingkan dengan tindakan lain.
Metode-metode dalam penelitian kuantitatif pada umumnya melibatkan proses
pengumpulan, analisis, dan interpretasi data, serta penulisan hasil-hasil penelitian.
Akan tetapi, dalam penelitian survei atau eksperimen metode-metode ini muncul
lebih spesifik, yang biasanya berhubungan dengan identifikasi sampel dan populasi,
penentuan strategi penelitian, pengumpulan dan analisis data, penyajian hasil
penelitian, penafsiran, dan penulisan hasil penelitian (Creswell, 2010, hlm. 215)
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memakai kata-kata dalam
penelitian ini, maka peneliti mencantumkan definisi operasional sebagai berikut :
1. Model PembelajaranProblem Based Introduction(PBI)
Bruce Joyce (dalam Hidayat, 2011, hlm. 65) mengemukakan bahwa:
karakteristik serentetan kegiatan yang dilakukan oleh guru-peserta didik.Pola pembelajaran dikenal dengan istilah sintak.
Pada penjelasan pelaksanaan pembelajaran yang tertuang pada Lampiran
Permendiknas Nomor 41 tahun 2007, tentang Standar Proses, II poin C, dinyatakan
tentang beberapa model pembelajaran alternatif yang dapat dikembangkan dan
digunakan secara inovatif sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi di kelas
serta untuk mendukung iklim belajar PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan). Iklim belajar PAIKEM diharapkan dapat
menumbuhkembangkan secara optimal multi kecerdasan yang dimiliki setiap peserta
didik.
Menurut Hidayat (2011, hlm. 85) model pembelajaranProblem Based
Introduction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupan yang bermakna bagi siswa,
peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi
penyelidikan dan dialog. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaranProblem
Based Introduction (PBI) adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru
memberikan sebuah tugas agar melakukan kegiatan belajar dalam bentuk mencari
suatu permasalahan yang terjadi atau yang ada didalam kehidupan sekitarnya.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar disini yaitu kemampuan pengetahuan siswa dalam mata pelajaran
sosiologi yang dibuktikan dengan pelaksanaan tes.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya, baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotor. Hasil
belajar akan terlihat setelah diberikan perlakuan pada proses pemberian pengalaman
pada diri siswa. Seperti yang dikemukakan Haryati (2007, hlm. 22) mengatakan
bahwa “ Hasil belajar pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah psikomotor, dan ranah afektif”.
3. Variabel Penelitian
Objek yang bervariasi disebut variabel. Variabel menurut Arikunto (2006,
hlm.118) variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian. Menurut hubungan antar variabel dengan variabel yang lain, maka
macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Menurut Sugiyono (2011, hlm.64) variabel
independen disebut variabel bebas, variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat).
Dalam penelitian ini menetapkan pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Introduction (PBI) sebagai variabel independen atau variabel bebas (X) dan hasil
belajar siswa sebagai variabel dependen atau variabel terikat (Y).
E. Instrument Penelitian 1. Jenis Instrumen
Pengaruh Model Pembelajaran
PBI
Untuk mengetahui hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang
menggunakan Model Problem Based Introduction (PBI) dengan kelas kontrol yang
menggunakan Motode konvensional, maka peneliti ini harus didukung oleh instrumen
penelitian.Instrumen penelitian sangat diperlukan dalam penelitian ini untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan
adalah:
1. Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, peraba, dan pengecap. Observasi dalam penelitian ini dilakukan
di kelas XII IPS 1 sebagai kelas eksperimen yang menerapkan model Problem
Based Introduction (PBI) dan kelas XII IPS 4 sebagai kelas kontrol yang
menerapkan metode konvensional, di SMA Negeri 4 Bandung
2. Tes, yaitu serentetan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegasi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2002, hlm. 127). Tes yang
digunakan adalah pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan untuk mengetahui
hasil belajar siswa sebelum hasil pembelajaran dilakukan. Sedangkan post-test
dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan
pembelajaran, untuk mengetahui hasil belajar siswa serta proses pembelajaran
langsung di kelas. Adapun bentuknya yaitu test multiple choise (pilihan
ganda) sebanyak 20 soal.
Penyusunan pengumpulan data dimulai dengan membuat kisi-kisi instrumen
berdasarkan aspek yang diukur, yaitu pengaruh model pembelajaranProblem Based
Negeri 4 Bandung, kemudian kisi-kisi instrument dinilai kelayakannya oleh dosen
pembimbing, kisi-kisi instrument mencakup penjabaran variabel yang akan diungkap
menjadi aspek dan indikator. Pada variabel pengaruh model pembelajaranProblem
Based Introduction (PBI), kisi-kisi instrument yang digunakan adalah aspek
kebutuhan dalam penerapan model ini pada proses belajar mengajar. Sedangkan pada
variabel hasil belajar, kisi-kisi instrument yang digunakan adalah aspek hasil dan
penunjang dari penerapan model Problem Based Introduction (PBI).
2. Skala Pengukuran
Instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan
menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai
skala. Dengan skala pengukuran, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen
tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka. Skala yang dipakai dalam penelitian
ini adalah skala likert. Menurut Riduwan (2010, hlm.12) skala likert adalah skala
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atu
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai
variabel penelitian.
Untuk menentukan nilai hasil belajar siswa pada skala pengukuran ini
menggunakan hasil pengamatan selama proses pembelajaran, tugas, pre test dan post
test. Empat pilihan tersebut merupakan jawaban terhadap item berbentuk tugas dan
tes.
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrmen yaitu tes, lembar tugas
dan lembar observasi.Untuk tes hasil belajar siswa digunakan lembar tes dengan 23
soal pilihan ganda. Soal tersebut harus di uji berdasarkan kaidah berikut :
1. Uji Validitas Instrumen
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila tes tersebut mampu mengukur
secara tepat terhadap apa yang semestinya diukur. Sebagaimana menurut Arikunto
(2010:211) menyatakan bahwa “sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan”.Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan
menggunakan rumus Korelasi Product Moment dengan angka kasar yang
dikemukakan oleh Pearson. Uji validitas ini menggunakan rumus :
=
∑
− ∑
(
∑
)
{
∑
2−
∑
)
2{
∑
2−
(
∑
)
2}
(Arikunto, 2006: 72)
Keterangan: rxy : koefisien korelasi butir ∑x : jumlah skor tiap item
∑y : jumlah skor total item
∑x2
: jumlah skor-skor x yang dikuadratkan
∑y2
: jumlah skor-skor y yang dikuadratkan
∑xy : jumlah perkalian x dan y n : jumlah sample
Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks validitas
Tabel 3.3
Kriteria Validitas
Angka Validitas Keterangan
0,00 – 0,20
0,20 – 0,40
0,40 – 0,70
0,70 – 0,90
0,90 – 1,00
Sangat Rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
Sangat Tinggi
Dalam pemberian interpretasi rxy digunakan derajat keabsahan (N-nr), yaitu
32-2 = 30 kemudian disesuaikan dengan tabel nilai “r” product moment, pada taraf
signifikansi 5% dan 1%. Adapun hasilnya sebagai berikut :
Rtabel atau rtpada taraf signifikansi 5% = 0,338
Rtabel atau rtpada taraf signifikansi 1% = 0,448
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut Arikunto (2010:221) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat
dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Untuk mengetahui reliabilitas, tes dalam penelitian ini menggunakan rumus
Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap.
11
=
2
1 2 1 2(1 +
1 2 1 2)
Keterangan : r11 : reliabilitas instrumen
r1
212: rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara
dua belahan instrumen
Sebelumnya, untuk menghitung besaran r1/2 atau rhh digunakan
rumusproduct momentberikut ini :
r
hh=
N
∑
XY
−
(
∑
X)(
∑
Y)
N
∑
X
2−
(
∑
X)²
N
∑
Y
2−
(
∑
Y)²
Besar koefisien reliabilitas diinterprestasikan untuk menyatakan kriteria
[image:37.612.132.507.383.496.2]reliabilitas, adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Interprestasi
Antara 0,81 sampai dengan 1,000
Antara 0,61 sampai dengan 0,800
Antara 0,41 sampai dengan 0,600
Antara 0,21 sampai dengan 0,400
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
3. Daya Pembeda
Daya pembeda digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba instrumen
penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan mengggunakan
�
=
� − �
Dimana�
=
� dan,
�
=
�(Arikunto, 2006:213)
Keterangan : D : daya pembeda
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
PA : Proporsi kelompok atas yang menjawab betul
PB : Proporsi kelompok bawah yang menjawab betul
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal
dengan benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
Adapun klasifikasi yang digunakan untuk daya pembeda adalah sebagai
[image:38.612.166.504.448.606.2]berikut:
Tabel 3.5
Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Rentan Nilai Kriteria
0,00 – 0,20 Lemah
0,20 – 0,40 Sedang
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Sangat Baik
Negatif Jelek
Uji daya beda dalam penelitian tindakan ini didapat dengan cara membagi
jumlah teste menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas (termasuk pandai) dan
kelompok bawah (kurang pandai) kemudan mengitung skor-skor betul dan salah dari
kedua kelompok tersebut.
4. Uji Tingkat Kesukaran
Untuk menghitung tingkat kesukaran dari masing-masing butir soal digunakan
rumus:
�
=
�
(Arikunto, 2006:208)
Keterangan : P : indeks tingkat kesukaran item
B : jumlah siswa yang menjawab benar per item soal
JS : jumlah seluruh siswa peserta
[image:39.612.123.517.577.641.2]Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.6
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Keterangan
0,00 sampai dengan 0,30 Sukar
0,70 sampai dengan 1,00 Mudah
(Arikunto, 2006:210)
5. Hasil Uji Coba Instrumen
Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba
instrument penelitian berupa tes objektif pilihan ganda sebnyak 20 soal. Uji coba
instrument ini dilakukan terhadap siswa kelas XI IPS 3 yang berjumlah 34 siswa yang
mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel penelitian.
Perhitungan uji coba instrument penelitian yang dilakukan meliputi
perjitungan validitas butir soal, perhitungan reliabilitas, perhitungan daya beda, dan
[image:40.612.110.535.416.632.2]perhitungan indeks kesukaran butir soal.Berikut adalah tabel hasil coba.
Tabel 3.7
Hasil Perhitungan Uji Coba Instrumen Tes Objektif
No Soal Validitas Butir Soal Reliabilitasi Daya Pembeda Tingkat
kesukaran
1 0,470 (Valid) 0,1 (Lemah) 0,56 (Sedang)
2 0,340 (Valid) 0,4 (Sedang) 0,58 (Sedang)
3 0.452 (Valid) 0,3 (Sedang) 0,53 (Sedang)
4 0,355 (Valid) 0,5 (Baik) 0,5 (Sedang)
5 0,352 (Valid) 0,3 (Sedang) 0,56 (Sedang)
6 0,667 (Valid) 0,5 (Baik) 0,67 (Sedang)
7 0,340 (Valid) 0,2 (Sedang) 0,82 (Mudah)
9 0,374 (Valid)
0,866
0,5 (Baik) 0,5 (Sedang)
10 0,508 (Valid) 0,8 (Sangat Baik) 0,56 (Sedang)
11 0,480 (Valid) 0,7 (Baik) 0,41 (Sedang)
12 0,463 (Valid) 0,5 (Baik) 0,5 (Sedang)
13 0,368 (Valid) 0,3 (Sedang) 0,5 (Sedang)
14 0,32 (Valid) 0,5 (Baik) 0,58 (Sedang)
15 0,307 (Valid) 0,1 (Lemah) 0,76 (Mudah)
16 0,532 (Valid) -0,1 (Jelek) 0,52 (Sedang)
17 0,474 (Valid) 0 (Lemah) 0,62 (Sedang)
18 0,503 (Valid) 0,1 (Lemah) 0,63 (Sedang)
19 0,566 (Valid) 0 (Lemah) 0,70 (Sedang)
20 0,436 (Valid) 0,2 (Sedang) 0,70 (Sedang)
21 -0.083 (Invalid) -0,4 (Jelek) 0,65 (Sedang)
22 -0,12 (Invalid) -0,3 (Jelek) 0,70 (Sedang)
23 0,217 (Invalid) 0 (Lemah) 0,70 (Sedang)
Perhitungan uji validitas instrument menggunakan rumus korelasi product
moment, dari perhitungan di atas thitung>table maka item tersebut dianggap valid. Untuk
taraf signifikan 95% dan dk=n-2=36-2=34, didapat ttabel=1,697. Berdasarkan tabel di
atas, maka dapat diketahui soal yang tidak validsebanyak 3 butir soal yaitu 21, 22 dan
23.Maka soal-soal yang tidak valid selanjutnya dibuang, sehingga dalam perhitungan
normalitas tidak diikut sertakan.Sehingga soal yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 20 soal.
Hasil perhitungan uji reliabilitas instrument tes pada sampel 36 siswa dengan
taraf kesukaran (dk) = n-2 = 34 dan taraf signifikan 95% maka rtabel= 0,764 maka tes
Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari soal tes, maka dilakukan pengujian
soal dengan cara membandingkan soal jawaban dari kelompok kelas atas dan
kelompok kelas bawah. Dari hasil perhitungan didapat hasil sebanyak 2 soal termasuk
kategori mudah dan 21 soal sedang.
G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Dalam melakukan penelitian, peneliti mengumpulkan data dengan
menggunakan tes, observasi, studi literatur, dan studi dokumentasi.Menurut Allen
dan Yen (1979, hlm. 1) tes adalah alat untuk memperoleh data tentang perilaku
individu. Sedangkan pada buku Penilaian Hasil Belajar, Prasetya Irawan (2001)
menyatakan tes dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan atau tugas atau
seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau
tribut pendidikan atau psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut
mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.
Didalam tes ini terdapat pre-test (tes awal) dan tes akhir (post-tes). Pre-test
dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dikenakanperlakuan, dan
post-test dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar setelah dikenakan
perlakuan.Tes tertulis ini berdasarkan indikator, standar kompetensi, dan kompetensi
dasar pada materi pelajaran sosiologi SMA kelas XI semester 2 Tahun Ajaran
2013-2014 dengan materi pokok Masyarakat Multikultural.Format observasi dimaksudkan
agar dapat melihat keaktifan penggunaan model pembelajaran Problem Based
Introduction (PBI) pada proses pembelajaran di kelas yang telah disesuaikan dengan
langkah penggunaannya.
Menurut Arikunto (2013, hlm. 199) di dalam pengertian psikologik, observasi
terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi
dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap.
Studi literatur, yaitu teknik penelitian yang mempelajari buku-buku sumber
untuk mendapatkan data atau informasi teoritis yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti yakni pengaruh model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI)
terhadap hasil belajar siswa.
Studi dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat agenda dan
sebagainya. (Arikunto, 1996, hlm. 236). Dokumentasi ini dilakukan untuk
memperlihatkan sebuah bukti dalam bentuk gambar siswa dalam proses belajar
mengajar yang dilaksanakan.
H. Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian diolah agar dapat memberikan informasi
mengeni permasalahan yang diteliti, maka hal yang dilakukan adalah melakukan
suatu analisis data yang bertujuan untuk menjawab hipotesis.Teknik analisis data
dalam penelitian ini menggunakan statistika parametrik.
1. Analisis Data Hasil Observasi
Observasi atau pengamatan dilaksanakan untuk melihat jalannya proses
pembelajaran, pengamatan dilakukan oleh peneliti pada setiap pertemuan. Data
mengenai proses pembelajaran model Problem Based Introduction (PBI) mata
pelajaran Sosiologi berlangsung, dapat dianalisis dengan cara menilai dengan
kategori B-C-K (baik, cukup, dan kurang) dengan kegiatan tertentu kemudian
menghitung presentasenya.
Dalam hal analisis data hasil tes ini, didalamnya terdapat penskoran,
parameter penilaian tugas dan tingkat keaktifan siswa. Penskoran untuk tes bentuk
pilihan ganda adalah dengan menggunakan metode rights only, yaitu jawaban yang
benar diberi skor satu dan jawaban salah atau benar soal yang tidak dijawab diberi
skor nol. Skor tiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar
dengan menggunakan rumus:
(Arikunto, 2009:172)
Keterangan:
S : skor yang diperoleh
R : jawaban yang benar
3. Uji Normalitas dengan Uji-X2 (Chi Square)
Uji ini digunakan untuk menguji perbedaan antara data empirik dengan data
harapan. Teknik ini dapat digunakan untuk mengetahui hasil pengukuran yang berupa
skor kemampuan yang diperoleh dari pre-test dan post-test akan berdistribusi pada
sebuah datayang normal atau tidak normal. Jika nilai p<0,05 atau statistik dihitung
X2> x2 tabel maka H0 ditolak sehingga data tidak terdistribusi normal dan jika
sebaliknya maka data terdistribusi normal.
Adapun langkah-langkah pengukuran dengan menggunakan X2 (chi-square),
adalah sebagai berikut:
a. Menentukan rentang skor ialah skor terbesar dikurangi skor terkecil, dapat
dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukkan pada rumus:
R= skor tertinggi - skor terendah
b. Menentukan banyaknya kelas interval, dapat dihitung dengan persamaan
dasarnya ditunjukkan pada rumus:
K= 1+3,3 Log n Keterangan :
K : banyaknya kelas interval
1 : bilangan tetap
3,3: bilangan tetap
Log : logaritma
n : jumlah siswa uji coba
c. Menentukan panjang kelas interval, dapat dihitung dengan persamaan dasarnya
ditunjukkan pada rumus:
�
=
Keterangan :
P : panjang kelas
r : rentang skor
k : banyaknya kelas
d. Membuat tabel distribusi frekuensi, seperti pada contoh tabel 3.8
Tabel 3.8
No Kelas
Interval
fi xi xi2 fi-xi fi-xi2
Keterangan :
fi : menyatidakan frekuensi skor yang sesuai untuk tanda xi
xi : menyatidakan skor yang diperoleh siswa uji coba
e. Menghitung Mean (rata-rata), dengan persamaan dasarnya ditunjukkan pada
rumus:
�
=
� �Keterangan :
� : data pengamatan (nilai tes)
� : total frekuensi skor yang sesuai untuk tanda x xi : skor yang diperoleh siswa uji coba
n : jumah skor
f. Menentukan simpangan baku, dengan persamaan dasarnya ditunjukkan dengan
rumus :
Keterangan:
S : simpangan baku
� : mean (rata-rata)
Fi: frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi
Xi: tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval
n: jumlah responden
g. Menghitung harga baku (Z)
h.
Z =
(
− �
)
Keterangan:
Z : harga baku
K : batas kelas
� : mean (rata-rata) S : simpangan baku
i. Menentukan derajat kebebasan (dk), dapat dihitung dengan persamaan dasarnya
ditunjukan pada rumus:
dk = K - 3 keterangan:
K : banyaknya kelas interval
3 : bilangan tetap
j. Menentukan nilai x2tabel dari daftar tabel chi-squaredengan tingkat kepercayaan 95% (α 0,05).
k. Membandingkan(x2hitung)dengan (x2tabel)
Untuk menentukan kriteria uji normalitas (x2) menggunakan ketentuan
1) Jika x2hitung <x2tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
2) Jika x2hitung >x2tabel, maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
4. Uji Homogenitas Data dengan Uji-F
Setelah kita mengetahui bahwa kedua sampel berdistribusi normal, maka
langkah selanjutnya adalah mancari nilai homogenitasnya.Uji homogenitas dilakukan
untuk mengetahui varians populasi, apakah populasi mempunyai varians yang
homogeny atau heterogen. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Menghitung harga varian dari dua kelompok data, kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
b. Menghitung varian terbesar (S2b) dan varian terkecil (S2k), dengan
rumus:
� = �
� �
Keterangan :
F : nilai yang dicari
S2b : varian terbesar
S2k : varian terkecil
c. Menentukan derajat kebebasan dengan persamaan, dk = N-1
d. Menentukan nilai Fhitung dengan Ftabel
Untuk menentukan kriteria uji homogenitas (F) menggunakan ketentuan
1) Jika Fhitung <Ftabel, maka data tersebut homogen
2) Jika Fhitung >Ftabel, maka data tersebut tidak homogeny
5. Uji Hipotesis dengan Uji-t
Setelah semua data penelitian terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis untuk
menjawab hipotesis.Setelah data terdistribusi normal dan homogen, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan uji-t. Langah-langkah yang
ditempuh dalam pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut:
a. Melihat harga mean pada kedua kelompok
b. Melihat harga varian pada kedua kelompok
c. Menghitung jumlah subyek pada kedua kelompok
d. Menghitung thitung, dapat dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukan
pada rumus:
= �1 − �2
1 2
1+ 2 2
2
Keterangan:
�1
: nilai rata-rata kelas eksperimen
�2
: nilai rata-rata kelas control
S1: varian kelas eksperimen
n1: jumlah responden kelas eksperimen
n2: jumlah responden kelas kontrol
e. Menentukan derajat kebebasan dengan persamaan, dk=n1+n2=2
f. Menentukan nilai t dari tabel sebagai ttabel pada α 0,05
Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan dengan
nilai tabel dengan penarikan kesimpulan sebagai berikut:
1) Bila thitung<ttabel,maka H0 diterima dan H1 ditolak
2) Bila thitunh >ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
6. Analisis Indeks Gain
Setelah memperoleh nilai pre-test dan post-test pada kedua kelas, dihitung
selisih antara pre-testdan post-test untuk mendapatkan nilai gain dan gain
normalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain dan gain ternorm
alisasi adalah sebagai berikut.
� = −
� −
(Hake dalam nuraeni, 2913. Hlm. 36)
Adapun interprestasi yang digunakan untuk melihat nilai indeks gain adalah
Tabel 3.9
Interprestasi Nilai Indeks Gain
Presentase Kategori
0,00 <<g> ≤ 0,30 Rendah
0,30 <<g> ≤ 0,70 Sedang
070 <<g> ≤ 1,00 Tinggi
(Hake dalam nuraeni, 2913. Hlm. 36)
7. Analisis Hasil Belajar
Setelah semua data penelitian terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis hasil
belajar siswa baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Untuk
menghitung hasil belajar siswa, dapat dihitung dengan persamaan dasarnya
ditunjukan pada rumus:
� �=� +
2 Keterangan :
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta dilakukan pengolahan dan
analisis data, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian terhadap kelas eksperimen yang menggunakan
model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI), terdapat perbedaan
hasil pre test dan post test. Hal ini ditunjukan adanya peningkatan skor pre test
yang awalnya rendahdan setelah dilakukan proses pembelajaran dengan
menggunakan model PBI skor post tesnya menjadi tinggi.Dalam penggunaan
model Problem Based Introduction (PBI), proses pembelajarannya membuat
sebuah makalah penelitian tentang permasalahan yang ada disekitar.
Kemudian peningkatan pun terlihat jelas pada hasil tes siswa yang mengalami
peningkatan yang cukup tinggi setelah menggunakan model Problem Based
Introduction (PBI).
2. Berdasarkan hasil penelitian terhadap kelas kontrol yang menggunakan
metode konvensional (ceramah), terdapat perbedaan hasil pre test dan post
test. Hal ini ditunjukan adanya peningkatan skor pre test dan post test setelah
dilakukan proses pembelajaran menggunakan metode konvensional
(ceramah). Dalam proses pembelajarannnya menggunakan ceramah dan
mengerjakan LKS yang diberikan guru. Kemudian peningkatan terlihat dari
hasil belajar yang menggunakan ceramah dengan mengerjakan LKS.
3. Model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) pada mata pelajaran
menggunakan model PBI dengan yang tidak menggunakan model PBI di
SMA Negeri 4 Bandung.Model Problem Based Introduction (PBI) juga
memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa karena dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Pada umumnya, seluruh siswa baik pada
kelas yang menggunakan model PBI dan konvensional memiliki nilai post test
lebih besar daripada nila pre test. Hal ini menunjukkan bahwa indikator
ataupun tujuan pembelajaran diantara keduanya telah tercapai. Model
pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) terbukti dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta dilakukan pengolahan data,
maka peneliti memberikan beberapa hal yang dapat menjadi bahan untuk
rekomendasi bagi pihak-pihak yang terkait agar proses pembelajaran dapat berjalan
maksimal. Dapat penulis kemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan untuk perbaikan proses pembelajaran
dikelas maka:
a. Guru hendaknya harus membuat suatu rancangan kegiatan pembelajaran
secara jelas dan tertata disesuaikan dengan materi yang mendukung, dengan
pengadaan media pembelajaran dan kegiatan evaluasi yang disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta pengelolaan waktu
dalam setiap pembelajarannya.
b. Guru harus dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif lagi dalam pengemasan
meningkatkat pemahaman materi pelajaran sehingga akan ada peningkatan
dalam hasil belajarnya.
2. Bagi Siswa
Berdasarkan temuan dilapangan peneliti mengharapkan :
a. Meskipun sudah mendapatkan pemahaman materi Sosiologi dari berbagai
sumber seperti buku paket, internet, dan LKS, alangkah baiknya jika siswa
mempelajari materi yang terkait dari keadaan sekitar atau dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Siswa diharapkan dapat lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran,
sehingga proses pembelajaran Sosiologi menjadi interaktif mengingat guru
hanya sebagai fasilitator.
3. Bagi Sekolah (Pengembang Kurikulum)
Agar proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih maksimal, maka hendaknya
sekolah :
a. Kepala sekolah mengharuskan dan memberikan kebebasan pada setiap guru
untuk belajar lebih kreatif serta inovatif dalam proses penyampaian materi
sebagai penunjang pembelajaran yang akan diterapkan disekolah.
b. Kepala sekolah dapat lebih memberikan fasilitas yang dibutuhkan dalam
rangka mengoptimalkan proses pembelajaran agar lebih berkualitas.
4. Bagi Para Peneliti
Bagi para peneliti berikutnya dapat mencoba untuk menerapkan model
pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) pada jenjang pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Astriyani, A. (2009). Pengaruh Metode PenugasanTerhadap Hasil Belajar Siswa
(Penelitian Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Pkn di SMA Laboratorium
UPI Bandung). Skripsi Pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Badan Standar Nasional Pendidikan.(2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah; Standar Kompetensi dan KompetensiDasar SMA/MA.
Jakarta.
Creswell, J.W. (2010).Research Desain, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Damayanthi, N. (0809259). (2012).Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran
Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Peserta didik pada Mata Pelajaran
Geografi di SMA (Penelitian Eksperimen Mata Pelajaran Geografi di SMA
Negeri 11 Bandung pada pokok bahasan Menganalisis Pemanfaatan dan
Pelestarian Lingkungan Hidup). Bandung: Skripsi, Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI), tidak diterbitkan.
Fajar, A. (2009).Portofolio dalam pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja
Hadis, A. (2008).Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta, cv.
Hidayat, U. S. (2011).Model-Model Pembelajaran Berbasis PAIKEM. Bandung: CV.
Siliwangi & Co.
Irawan, N. S. (056629).(2009). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa
(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi di SMA Laboratorium
Percontohan UPI Bandung). Bandung: Skripsi, Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI), tidak diterbitkan.
Irawan, P. (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Pusat Antar Universitas,
Universitas Terbuka (PAU-PPAI-UT).
Kencana, A. P. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time
Assisted Individualization (TAI) Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi
Eksperimen Pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Geografi di SMP Negeri
5 Bandung). Skripsi Pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Malihah, E dan Kolip, Usman.(2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kecana Prenada
Media Group.
Oktaviana, D. S. (056804).(2009). Perbandingan Model Pembelajaran berbasis
Masala