PADA MATA PELAJARAN PERAKITAN KOMPUTER
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer
oleh :
Muhamad Ichsan Fauzi 0904051
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh :
Muhamad Ichsan Fauzi
0904051
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
pada program studi Pendidikan Ilmu Komputer
Muhamad Ichsan Fauzi
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,
Perakitan Komputer
Oleh
Muhamad Ichsan Fauzi
NIM. 0904051
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I,
Prof. Dr. Munir, M.IT
NIP. 196603252001121001
Pembimbing II,
Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom
NIP. 196711211991011001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Batasan Masalah ... 7
1.4 Tujuan Penelitian ... 8
1.5 Manfaat Penelitian ... 8
1.6 Definisi Operasional ... 9
1.7 Hipotesis ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Komputer... 11
2.2 Model Pembelajaran ... 25
2.3 Model Pembelajaran Advance Organizer ... 27
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.5 Multimedia ... 31
2.6 Kemampuan Pemahaman ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian.. ... 39
3.2 Desain Penelitian.. ... 39
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian.. ... 40
3.4 Teknik Pengumpulan Data. ... 41
3.5 Prosedur Penelitian ... 41
3.6 Instrumen Penelitian. ... 43
3.7 Teknik Analisis Data. ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 59
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 97
5.2 Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 99
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian ... 43
Tabel 3.2 Klasifikasi Interpretasi Validitas ... 45
Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas ... 46
Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda ... 47
Tabel 3.5 Klasifikasi Interpretasi Indeks Kesukaran ... 48
Tabel 3.6 Klasifikasi NormalisasiGain ... 57
Tabel 3.7 Kategori Skala Penilaian Angket ... 58
Tabel 3.8 Kriteria Keberhasilan terhadap Aktivitas Guru dan Siswa ... 58
Tabel 4.1 Data hasil analisa uji Validitas ... 68
Tabel 4.2 Data hasil analisa uji Indeks Kesukaran ... 69
Tabel 4.3 Data hasil analisa uji Daya Pembeda ... 70
Tabel 4.4 Perbedaan aktivitas guru dan siswa ... 75
Tabel 4.5 Analisis Hasil Pretest Hasil Uji Normalitas Pretest ... 80
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest... 81
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest ... 81
Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Pretest... 83
Tabel 4.9 Analisis Hasil Posttest ... 84
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Posttest ... 84
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Posttest ... 85
Tabel 4.12 Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Postest ... 86
Tabel 4.13 Hasil Analisis Indeks Gain ... 87
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hirarki abstraksi hardware dari sebuah personal komputer. ... 12
Gambar 3.1 Desain Kelompok Kontrol Non-ekivalen ... 40
Gambar 4.1 Flowchart Multimedia ... 64
Gambar 4.2 Contoh Storyboard Multimedia Pembelajaran ... 65
Gambar 4.3 Tampilan Multimedia – Menu Utama ... 65
Diagram 4.1 Analisis Indeks Gain ... 87
Diagram 4.2 Hasil Pretes ... 92
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Muhamad Ichsan Fauzi, ifauzi3@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman antara siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Advance Organizer dengan berbantuan multimedia 2) Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia. Model penelitian yang digunakan yaitu model Quasi Experiment dengan desain penelitian yaitu non equivalent control group design. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X-B SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa soal pretest dan posttest dan instrumen non-tes berupa angket dan lembar observasi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata gain yang didapat dari data hasil pretest dan posttest yang dilakukan adalah 0,29 untuk kelas kontrol dengan kriteria rendah, dan 0,46 untuk kelas eksperimen dengan kriteria sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Dari uji lanjut yang dilakukan, diketahui bahwa peningkatan kemampuan pemahaman kelas eksperimen lebih signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol. Sedangkan dari hasil angket siswa, diketahui bahwa sebagian besar siswa (80,56%) memberikan respon positif terhadap proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia.
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEARNING MODEL TO IMPROVE HIGH SCHOOL STUDENT’S COMPREHENSION IN COMPUTER ASSEMBLING LESSONS
Muhamad Ichsan Fauzi, ifauzi3@gmail.com
ABSTRACT
This study was conducted to determine the improvement of the students' comprehension by using multimedia assisted Advance Organizer Learning Model. This study aims to 1) Know the difference of students' comprehension between experiment class and control class after using multimedia assisted Advance Organizer Learning Model 2) To study the response of students towards the use of multimedia assisted Advance Organizer Learning Model. The research method used in this study is Quasi Experiment withNon Equivalent Control Group Design. This research was conducted in class X-B SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung. The instrument used is test instrument such as pretest and posttest and non-test instruments such as questionnaires and observation sheets. The results revealed that the average gain obtained from the pretest and posttest data was 0,29 for the control class with low criteria, and 0,46 for the experiment class with medium criteria. It shows that the multimedia assisted Advance Organizer Learning Model can enhance the comprehension ability of those two class. Hypothesis testing that was conducted also showed that the significance of the increase between the three groups of students is different. After further testing is conducted, it is known that the experiment classhave the most significant increase of comprehension than the control class. While the results of the student questionnaires shows that the majority of students (80,56%) responded positively to the learning process of multimedia assisted Advance Organizer Learning Model.
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang hadir dan berkembang saat ini
berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan, bahkan perilaku dan
aktivitas manusia banyak bergantung pada teknologi informasi dan
komunikasi. Setiap orang kini sudah semakin leluasa untuk mengakses
informasi yang dibutuhkan. Hal ini kemudian memacu pemerintah untuk
mempersiapkan setiap warganya agar mampu mengatasi pesatnya
perkembangan tersebut. Pemerintah melalui program pendidikannya
mengusahakan agar setiap siswa sebagai generasi penerus bangsa mengambil
hal positif dari keadaan yang ada namun tidak hanyut kedalamnya.
Hal positif dari keadaan di atas adalah dengan hadirnya komputer.
Sebagai produk dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
komputer sudah dapat kita jumpai di setiap sudut dunia ini. Untuk
mendayagunakan penggunaan komputer dalam bidang pendidikan,
pemerintah kemudian membuat sebuah mata pelajaran khusus yang
mempelajari berbagai hal mengenai komputer. Di SMP dan SMA pelajaran
mengenai komputer ini dikenal dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK). Sementara itu untuk tingkat SMK, TIK dibagi menjadi empat
kompetensi keahlian, yaitu: (a) Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), (b) Teknik
Komputer dan Jaringan (TKJ), (c) Multimedia dan (d) Animasi (Depdiknas,
2008).
Mata pelajaran Perakitan Komputer di tingkat SMK perlu diajarkan
kepada siswa sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat
dan cerdas. Lebih lanjut dalam KTSP, mata pelajaran Perakitan Komputer
membekali peserta didik untuk beradaptasi dengan dunia kerja dan
perkembangan dunia, juga pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Mata
pelajaran Perakitan Komputer diajarkan untuk mendukung pembentukan
kompetensi program keahlian serta memudahkan peserta didik mendapatkan
pekerjaan yang berskala nasional maupun internasional.
Menurut Pannen (Warsita, 2008:23), pembelajaran yang berkualitas
dapat diwujudkan, bilamana proses pembelajaran direncanakan dan dirancang
dengan matang dan saksama, tahap demi tahap, dan proses demi proses.
Pembelajaran di Indonesia sendiri identik dengan proses belajar mengajar
yang dilakukan siswa dengan bimbingan seorang guru yang ahli dalam
bidangnya di dalam kelas. Setiap harinya selama enam hari dalam satu
minggu siswa diharuskan mengikuti pembelajaran tersebut untuk
mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Kegiatan pembelajaran ini akan terasa
berat bagi siswa apabila guru yang mengajarkan mata pelajaran yang berbeda
menyampaikan pelajaran dengan cara yang sama, sehingga siswa akan
merasa bosan dengan model pembelajaran yang tidak berbeda antar guru
yang satu dengan yang lain. Sedangkan seharusnya guru dengan kompetensi
profesionalnya harus bisa menciptakan lingkungan yang optimal baik secara
fisik maupun mental, dengan cara menciptakan suasana kelas yang nyaman,
suasana hati yang gembira tanpa tekanan, sehingga memudahkan siswa dalam
memahami materi pelajaran (Isjoni, 2010).
Di bidang pendidikan, peran guru untuk mendidik peserta didik
menjadi manusia yang selalu mengikuti perkembangan zaman tanpa
meninggalkan akar budaya sangat penting dalam menentukan perjalanan
generasi bangsa ini (Darmawan, 2012:8). Dalam pembelajaran konvensional
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
transfer informasi. Siswa sebagai penerima informasi dan guru sebagai
pemberi informasi. Sehingga siswa secara pasif menerima materi yang
diajarkan guru. Hal seperti inilah yang membuat siswa kemudian menjadi
cepat bosan dan tidak tertantang. Siswa tidak dapat melihat hubungan antar
materi pelajaran yang telah dipelajari dengan materi selanjutnya. Padahal
menurut Ausubel (Dahar, 2011:100) faktor tunggal yang sangat penting
dalam proses belajar mengajar adalah apa yang telah diketahui siswa berupa
materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Apa yang telah dipelajari siswa
dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai titik tolak dalam
mengkomunikasikan informasi atau ide baru dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan teori Ausubel tersebut, dapat terlihat betapa pentingnya
pemahaman bagi siswa. Dengan kemampuan ini, siswa dapat lebih mudah
untuk melihat keterkaitan antara satu materi dengan materi lainnya dalam
pembelajaran, sehingga belajar akan menjadi bermakna. Hal ini sesuai inti
dari teori belajar bermakna Ausubel bahwa proses belajar akan mendatangkan
hasil atau bermakna jika guru menyajikan materi pelajaran yang baru dan
menghubungkannya dengan konsep yang relevan yang sudah ada dalam
struktur kognisi siswa.
Selain itu, siswa juga akan lebih mudah memahami suatu materi
pelajaran jika guru yang mengajarkan materi tersebut bisa membuat siswa
merasa nyaman dalam kelas. Dengan karakteristik tersebut, diharapkan guru
bisa membuat pelajaran yang disampaikan lebih mudah diterima dan
dipahami siswa serta membuat siswa merasa nyaman melakukan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas.
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berbagai karakteristik guru diatas tidak akan berjalan baik jika model
pembelajaran yang digunakan oleh guru yang bersangkutan masih
menggunakan model pembelajaran konvensional. Dalam kamus besar Bahasa
Indonesia (1991:523) konvensional artinya berdasarkan kebiasaan atau
tradisional. Jadi, pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa
dilakukan oleh guru. Pada umumnya pembelajaran konvensional adalah
pembelajaran yang lebih terpusat pada guru. Akibatnya terjadi praktik belajar
pembelajaran yang kurang optimal karena guru membuat siswa pasif dalam
kegiatan belajar dan pembelajaran. Ausubel menyatakan bahwa faktor
tunggal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar adalah apa yang
telah diketahui siswa berupa materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Apa
yang telah dipelajari siswa dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai titik
tolak dalam mengkomunikasikan informasi atau ide baru dalam kegiatan
pembelajaran.
Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi salah
satu usaha untuk bertahan dan bersaing dalam era globalisasi (Ifah dan
Rusijono, 2010). TIK menjadi salah satu kebutuhan utama dalam berbagai
bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Menurut PBB (2005)
seperti yang dikutip Pustekkom, bahwa :
“tantangan pendidikan pada Abad 21 yaitu untuk membangun masyarakat yang berpengetahuan yang memiliki keterampilan melek TIK dan media (ICT and media literacy skills), keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills), keterampilan memecahkan masalah (problem solving skills), keterampilan berkomunikasi efektif (effective communication skills); dan keterampilan bekerjasama secara kolaboratif (collaborative skills).”
Seiring perkembangan zaman, sumber informasi kita pun tak hanya
berasal dari media cetak seperti buku dan koran. Dengan kemajuan teknologi,
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
internet. Kemudahan memperoleh informasi membuat siswa bisa
mendapatkan informasi-informasi tambahan yang diperlukan dalam pelajaran.
Hal ini juga membuat guru harus menyesuaikan dengan keadaan. Guru harus
bisa memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut pada kegiatan
pembelajaran. Diperlukan sebuah pola mengajar yang mampu melingkupi
berbagai kondisi tersebut.
Dengan menerapkan strategi dan media pembelajaran yang baik
diharapkan mampu membangkitkan minat dan motivasi siswa baik berupa
metode maupun pendekatan melalui alat bantu media. Kurt Y. Michael
(2001) mengemukakan bahwa, with the introduction of the graphical user
interface, increased processing speed, and affordability, computer use in
education has finally come of age. Ini berarti sudah saatnya komputer
dimanfaatkan dalam bidang pendidikan khususnya untuk membantu proses
kegiatan belajar mengajar. Seperti yang diungkapkan Johnson dan Daugherty
(2008), bahwa :
“With the move to technology education, the field has begun to broaden its focus to better understand the teaching, learning, curriculum, and policy implications of preparing the next generation of technological thinkers.”
Dengan digunakannya teknologi pada bidang pendidikan, maka akan
membantu dalam pemahaman pelajaran oleh siswa, kegiatan pembelajaran,
kurikulum, dan kebijakan dari persiapan generasi selanjutnya dari
pemikir-pemikir yang berlandaskan teknologi. Multimedia menyediakan peluang bagi
pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga menghasilkan
hasil yang maksimal (Sarwiko, 2011). Dengan menggunakan multimedia,
maka bidang pendidikan akan terbantu dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran bagi siswa. Guru akan lebih mudah menyampaikan materi
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan alternatif solusi yang
tepat untuk mencari model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman siswa. Dengan model pembelajaran yang tepat,
permasalahan kurangnya pemahaman siswa dalam kegiatan pembelajaran di
kelas bisa diatasi. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah
pembelajaran Advance Organizer. Model pembelajaran Advance Organizer
dirancang untuk memperkuat pengetahuan siswa tentang pelajaran tertentu
dan bagaimana mengelola, memperjelas, dan memelihara pengetahuan
dengan baik (Sani dan Maryono, 2011). Advance Organizer yang dimaksud
adalah tipe Comparative, dimana tipe ini dirancang untuk mengintegrasikan
konsep baru dengan konsep lama yang telah dimiliki siswa dalam struktur
kognitifnya. Tujuannya adalah mempertajam dan memperluas pemahaman
konsep. Dengan kata lain, seorang guru bisa memberikan pengalaman belajar
yang baru kepada siswa dengan menjelaskan struktur konsep dari suatu
materi pelajaran, yang dapat membantu siswa melihat “gambaran besar” dari
apa yang akan diajarkan dan bagaimana makna dari informasi yang terkait.
Penerapan model pembelajaran Advance Organizer itu sendiri akan
lebih bermakna jika diberikan dalam sebuah perangkat teknologi sebagai
suatu media pembelajaran. Peranan media dalam proses pembelajaran
termasuk media elektronik adalah: (1) lebih memotivasi belajar; (2) lebih
memperjelas d a n m e m p e r m u d a h
p e m a h a m a n k o n s e p ; ( 3 )
m e m p e r t i n g g i d a y a s e r a p a t a u r e t e n s i
b e l a j a r ( R o s y i d i d a n M a r j o n o , 2 0 0 8 ) .
P e n g g u n a a n m e d i a p e m b e l a j a r a n
m e r u p a k a n s a l a h s a t u t e r o b o s a n
d a l a m b i d a n g p e n d i d i k a n , k a r e n a
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
p e m b e l a j a r a n , s i s w a a k a n m e n d a p a t
p e n g a l a m a n b e l a j a r y a n g b e r b e d a
d i b a n d i n g k a n d e n g a n k e g i a t a n
p e m b e l a j a r a n k o n v e n s i o n a l . S e h i n g g a
d e n g a n p e n g g u n a a n m e d i a
p e m b e l a j a r a n , s i s w a t i d a k a k a n
m e r a s a b o s a n d e n g a n s u a s a n a
p e m b e l a j a r a n . Dengan penggunaan media pembelajaran,
diharapkan model pembelajaran Advance Organizer bisa lebih membantu
siswa dalam memahami pelajaran.
Hasil penelitian Sri Lilestina Nasution (2010) mengungkapkan bahwa
dengan penerapan model pembelajaran Advance Organizer terdapat
perbedaan antara peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan penalaran
matematis siswa pada pembelajaran matematika, serta dengan diterapkannya
model Advance Organizer sikap siswa menjadi positif terhadap pembelajaran
dan aktivitas belajar siswa pun berjalan dengan baik. Selain itu, Dita Rizki
Amalia (2011) juga mengemukakan bahwa dari penerapan model
pembelajaran Advance Organizer diperoleh beberapa temuan antara lain
siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran karena
mereka lebih paham dengan materi yang diajarkan, intensitas partisipasi
siswa dalam kelompok lebih baik, dan siswa menjadi lebih serius ketika
mengerjakan soal yang diberikan guru. Hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran Advance Organizer pun lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian berkaitan dengan penerapan model pembelajaran Advance
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam upaya memberikan alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan
pemahaman siswa SMK.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan, maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana tahapan pengembangan multimedia sebagai alat bantu dalam
model pembelajaran Advance Organizer?
2. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang menerapkan
model pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia lebih
baik daripada siswa yang menerapkan model pembelajaran
konvensional?
3. Bagaimana respon siswa dengan diterapkannya model pembelajaran
Advance Organizer berbantuan multimedia?
1.3.Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini, maka permasalahan dibatasi sebagai berikut :
1. Penelitian ini menggunakan multimedia hanya sebagai pendukung atau
alat bantu dalam proses pembelajaran.
2. Multimedia pembelajaran dibuat menggunakan software Adobe Flash
ProfessionalCS5 dan NetBeansIDE 7.4.
3. Penelitian ini dilakukan di Kelas X-A dan X-B SMK Daarut Tauhiid
Boarding School Bandung pada pokok bahasan Perangkat I/O dengan
kompetensi dasar memahami komponen perangkat input dan output.
4. Kemampuan pemahaman yang dimaksud pada penelitian ini adalah
translation (menerjemahkan), interpretation (menafsirkan), dan
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.4.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tahapan pengembangan multimedia sebagai alat bantu
dalam model pembelajaran Advance Organizer.
2. Untuk menelaah peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang
menerapkan model pembelajaran Advance Organizer berbantuan
multimedia dan siswa yang menggunakan model pembelajaran
konvensional.
3. Untuk mengetahui respon siswa yang belajar menggunakan model
pembelajaran Advance Organizer berbantu multimedia.
1.5.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi guru, model pembelajaran Advance Organizer berbantuan
multimedia dapat menjadi salah satu alternatif pilihan pembelajaran yang
sesuai untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan.
2. Bagi siswa, model pembelajaran Advance Organizer berbantuan
mutimedia dapat memberikan suasana pelajaran yang berbeda sehingga
membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari serta
memotivasi siswa dalam belajar.
3. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang
penerapan model pembelajaran Advance Organizer berbantuan
multimedia dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pada
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.6.Definisi Operasional
Sebagai upaya untuk menghindari kesalahpahaman pengertian dan
pemaknaan dalam penelitian ini, berikut penjelasan beberapa istilah penting
yang digunakan.
1. Multimedia merupakan kombinasi dari paling sedikit dua media input atau
output sehingga menciptakan suatu persentasi yang dinamis dan
interaktif.
2. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan serta melaksanakan aktivitas belajar mengajar. (Soekamti,
1996: 78).
3. Advance Organizer adalah salah satu model pembelajaran yang
merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh pengetahuan baru yang
dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran, yang
artinya setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang
membentuk kerangka dari sistem pemprosesan informasi yang
dikembangkan dalam pengetahuan itu. Tujuan dari model pembelajaran
Advance Organizer ini adalah untuk memperkuat struktur kognitif dan
menambah daya ingat informasi baru.
4. Pemahaman berasal dari kata “paham” yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia artinya mengerti benar mengenai sesuatu hal. Menurut Bloom,
pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari
materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman merupakan suatu
kemampuan siswa untuk mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran itu sendiri tujuan utamanya adalah agar siswa mampu
memahami sesuatu melalui pengalaman belajarnya. Pengembangan
kemampuan pemahaman bertujuan agar anak mampu mengolah
perolehan belajarnya, sehingga didapat hasil belajar yang maksimal.
1.7.Hipotesis
H0 = Tidak terdapat peningkatan kemampuan pemahaman siswa kelas
X dalam pembelajaran Perakitan Komputer melalui penerapan model
pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia.
H1 = Terdapat peningkatan kemampuan pemahaman siswa kelas X
dalam pembelajaran Perakitan Komputer melalui penerapan model
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipilih adalah penelitian kuasi eksperimen,
karena subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima
keadaan subjek seadanya. Menurut Sugiyono (2013:114), penelitian kuasi
eksperimen ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Sugiyono juga menambahkan bahwa penelitian
kuasi eksperimen digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan
kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Pada penelitian ini
terdapat variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2012:4). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh
penerapan model pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia,
sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan pemahaman siswa.
3.2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok
kontrol non-ekivalen (non equivalent control group design). Pada desain
eksperimen ini ada pretest, perlakuan yang berbeda, dan adanya posttest
(Ruseffendi, 2010:53). Terdapat dua sampel pada penelitian ini, sampel
pada kelompok pertama merupakan kelas eksperimen yang merupakan kelas
yang diberi perlakuan berbeda yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia. Sementara itu
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran konvensional. Adanya kelas kontrol ini adalah sebagai
pembanding, sejauh manakah terjadi perubahan akibat perlakuan terhadap
kelas eksperimen. Adapun pola desain penelitiannya adalah sebagai berikut
(Ruseffendi, 2005: 53) :
Gambar 3.1 Desain Kelompok Kontrol Non-ekivalen
Keterangan:
O1 : Pretest berupa tes kemampuan pemahaman.
O2 : Posttest berupa tes kemampuan pemahaman.
X : Perlakuan dengan menggunakan model Advance Organizer
berbantuan multimedia.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil
menghitung maupun hasil mengukur baik kualitatif maupun kuantitatif dari
karakteristik mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas (Sudjana
dalam Purwanto, 2011:61). Sedangkan sampel menurut Purwanto
(2011:62), adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan
menggunakan cara-cara tertentu Berdasarkan permasalahan pada penelitian
ini, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK
Daarut TauhiidBoarding School yang bertempat di kota Bandung. Sampel
penelitian dipilih melalui metode nonprobability sampling dengan teknik
sampling jenuh. Sampling jenuh menurut Sugiyono (2012:68) adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Dari seluruh populasi kelas X SMK Daarut Tauhiid Boarding School
terdapat dua kelas TKJ (Teknik Komputer Jaringan) yang dijadikan sebagai
sampel penelitian. Dua kelas tersebut adalah kelas X-A sebagai kelas O1 X O2
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kontrol yang akan menggunakan metode pembelajaran konvensional dan
kelas X-B sebagai kelas eksperimen yang akan diberi perlakuan berupa
pemberian model pembelajaran Advance Organizer berbantu multimedia.
Pemilihan kelas sampel ini merupakan rekomendasi dari guru mata
pelajaran Perakitan Komputer di sekolah.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
1. Menggunakan instrumen tes prestasi berupa pretest-posttest untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
2. Observasi partisipatif, dimana peneliti terlibat secara langsung dalam
proses yang sedang diamati.
3. Angket, untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran
Advance Organizer berbantuan multimedia.
3.5. Prosedur Penelitian
Langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Penyusunan proposal penelitian.
b. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
c. Menelaah kurikulum di sekolah tempat penelitian
d. Mengurus surat izin penelitian.
e. Studi literatur dengan cara mengkaji sumber-sumber yang berkaitan
dengan penelitian serta mengkaji hasil penelitian yang relevan.
f. Melakukan observasi ke sekolah dan berkonsultasi dengan guru mata
pelajaran Perakitan Komputer untuk mengetahui secara langsung
kondisi siswa, proses pembelajaran, sarana dan prasarana yang
dimiliki sekolah tersebut, selanjutnya dilakukan pemilihan sampel
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g. Perancangan multimedia.
h. Judgement multimedia pembelajaran.
i. Melakukan revisi atau perbaikan multimedia pembelajaran
berdasarkan validasi yang dilakukan.
j. Judgement instrumen kepada dua orang dosen dan satu guru mata
pelajaran.
k. Melakukan revisi/perbaikan instrumen.
l. Melakukan uji coba instrumen.
m.Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
n. Memperbaiki instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Menentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, kelompok
eksperimen menggunakan model Advance Organizer berbantuan
multimedia yaitu kelas X-B, sedangkan kelompok kontrol
menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu kelas X-A.
b. Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran di
sekolah pretest pada pertemuan pertama dan posttest pada pertemuan
terakhir dan pelaksanaan RPP selama 3 pertemuan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan alokasi waktu 2x45 menit
sesuai dengan jadwal pelajaran Perakitan Komputer di sekolah.
c. Pretest diberikan pada hari yang sama kepada kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Soal pretest yang digunakan merupakan tes
pilihan ganda yang telah diuji validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembedanya. Tahapan ini dilakukan untuk
mengetahui keadaan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
d. Memberi perlakuan kepada kelas eksperimen yaitu pembelajaran
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
multimedia. Sedangkan kepada kelas kontrol memberikan
pembelajaran dengan model konvensional.
e. Melaksanakan posttest pada hari yang sama kepada kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Soal posttest yang digunakan merupakan tes
pilihan ganda yang telah diuji validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembedanya.
f. Memberikan angket tanggapan siswa terhadap model pembelajran
Advance Organizer berbantuan multimedia.
3. Tahap Akhir
a. Mengolah data hasil pretest, posttest, angket dan hasil observasi.
b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian.
c. Menarik kesimpulan dari hasil analisis dan pengujian data.
3.6. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:133) Instrumen penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti. Instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian ini terdiri atas instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen tes
berupa tes kemampuan pemahaman, sedangkan instrumen non tes berupa
angket sikap siswa yang berbentuk skala sikap dan lembar observasi.
Tabel 3.1. Instrumen Penelitian
No. Instrumen Jenis Data Sumber Data Keterangan 1. Tes tertulis (untuk
pretest dan
posttest)
Pemahaman Siswa Diberikan
sebelum dan sesudah proses pembelajaran
2. Lembar observasi Kegiatan pembelajaran
Observer Dilakukan saat pembelajaran berlangsung
3. Lembar angket Tanggapan atas proses pembelajaran
Siswa Diberikan saat
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Instrumen Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Instrumen tes ini digunakan pada saat pretest dan posttest dengan
karakteristik setiap soal pada masing-masing tes adalah sama, baik di
kelas eksperimen maupun di kelas kontrol.
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat, instrumen
penelitian yang digunakan juga tentu harus memenuhi beberapa kriteria,
yaitu validitas soal, reliabilitas soal, daya pembeda soal, dan indeks
kesukaran soal.
a) Validitas butir soal
Suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat
tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh
karena itu keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat
evaluasi itu dapat melaksanakan fungsinya (Suherman, 2003:102).
Untuk mengetahui tingkat (indeks) validitas suatu tes (dalam
hal ini validitas tiap butir soal) dapat dihitung koefisien korelasi
antara alat evaluasi yang akan diketahui validitasnya dengan alat
ukur lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki
validitas yang tinggi. Cara mencari koefisien validitas tiap butir
soaldapat digunakan rumus korelasi produk-moment memakai angka
kasar (Suherman, 2003:120) sebagai berikut:
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu N : Jumlah subjek
X : Skor tiap butir soal
Y : Skor total butir soal
Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan
ke dalam klasifikasi koefisien korelasi menurut Guilford (Suherman,
2003:112). Dalam hal ini nilai diartikan sebagai koefisien
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2. Klasifikasi Interpretasi Validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
Validitas sangat tinggi
Validitas tinggi
Validitas sedang
Validitas rendah
Validitas sangat rendah
Tidak valid
b) Reliabilitas
Suatu alat evaluasi disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut
relatif sama (konsisten, ajeg) meskipun dilakukan oleh orang yang
berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula
(Suherman, 2003:131). Karena soal yang diberikan berbentuk soal
pilihan ganda maka koefisien reliabilitas dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus Cronbach Alpha (Suherman, 2003:154), yaitu:
Keterangan:
: koefisien reliabilitas
: banyak butir soal (item)
Vt : varians total
P : proporsi banyak subjek yang menjawab betul pada butir soal
ke-i
q : proporsi banyak subjek yang menjawab salah pada butir
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Varians total (Vt) dapat diketahui dengan menggunakan
rumus varians (Arikunto, 2006:184) sebagai berikut:
Keterangan:
Vt = Varians total = Banyak subjek
= Jumlah kuadrat skor total
= Kuadrat jumlah skor total
Sedangkan interpretasi derajat reliabilitas dapat
menggunakan tolak ukur yang dibuat oleh J. P. Guliford
(Suherman, 2003: 139), yaitu:
Tabel 3.3. Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas
c) Daya Pembeda
Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa
jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara
siswa yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan siswa
yang tidak dapat menjawab soal tersebut atau siswa yang menjawab
salah (Suherman, 2003:159).
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
Derajat reliabilitas sangat rendah
Derajat reliabilitas rendah
Derajat reliabilitas sedang
Derajat reliabilitas tinggi
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal, digunakan
rumus sebagai berikut :
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
BB : Rata-rata skor dari siswa kelompok bawah
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda (Suherman, 2003:
161) seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.4. Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda
Koefisien DP Interpretasi
Indeks kesukaran butir soal merupakan bilangan yang
menunjukkan derajat atau tingkat kesukaran butir soal (Suherman,
2003: 170). Indeks kesukaran tiap butir soal dapat ditentukan dengan
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
IK : indeks kesukaran
: rata-rata jawaban yang benar
SMI : Skor Maksimum Ideal
Kriteria tolak ukur indeks kesukaran butir soal yang digunakan
berdasarkan Suherman (2003:170) yang selengkapnya ditunjukkan pada
Tabel 5 berikut ini:
Tabel 3.5. Klasifikasi Interpretasi Indeks Kesukaran
IK Keterangan
IK = 0,00 Soal terlalu sukar
0,00 < IK 0,30 Soal sukar
0,30 < IK 0,70 Soal sedang
0,70 < IK < 1,00 Soal mudah
IK = 1,00 Soal terlalu mudah
2. Instrumen non tes
Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa
angket dan lembar observasi.
a. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui sikap siswa yang belajar
dengan model pembelajaran Advance Organizer serta pengaruh
model pembelajaran Advance Organizer dalam mengembangkan
sikap siswa. Pengisiannya dilakukan bersamaan dengan posttest pada
kelas eksperimen. Model angket dalam bentuk skala sikap yang akan
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jawaban (kategori), yaitu: SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak
Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).
b. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan alat untuk mengukur tingkah laku
siswa ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati,
baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan
kata lain lembar observasi dapat mengukur atau menilai proses
pembelajaran.
Tujuan observasi adalah untuk mengetahui pengelolaan
pembelajaran dengan model pembelajaran Advance Organizer yang
dilakukan oleh guru serta aktivitas siswa saat pembelajaran. Lembar
observasi ini diisi oleh pengamat selama pembelajaran berlangsung.
3. Metode Pengembangan Multimedia
a. Tahap Analisis (Analysis)
Penganalisaan sistem berfungsi menemukan kelemahan suatu
sistem, sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Tahap analisa
merupakan tahap yang sangat penting karena kesalahan pada tahap
ini akan menyebabkan kesalahan padaa tahap selanjutnya (Al-Bahra,
2006:165). Pada tahap ini dilakukan penentuan tujuan dari
pembuatan multimedia tersebut baik bagi pelajar, guru, maupun
lingkungan, analisis materi pelajaran yang akan dimasukkan ke
dalam multimedia sebagai isi dan fitur pada multimedia, serta
analisis perangkat-perangkat yang diperlukan untuk
mengembangkan multimedia. Untuk keperluan analisis tersebut
peneliti bekerja sama dengan guru mengacu kepada kurikulum yang
digunakan di sekolah.
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Desain digambarkan sebagai proses multi-langkah di mana
representasi struktur data, struktur program, karakteristik interface,
dan detail prosedur, disintesis dari persyaratan informasi (Al-Bahra,
2006:221). Pada tahap ini, ditentukan unsur-unsur yang akan
dimasukkan ke dalam multimedia yang akan dikembangkan.
Unsur-unsur tersebut diantaranya menu utama, isi pengajaran dan evaluasi
yang mengacu kepada model pembelajaran Advance Organizer.
c. Tahap Pengembangan
Setelah melakukan tahap analisis dan tahap desain, maka
berdasarkan desain pembelajaran dibuat papan cerita (flowchart) dan
storyboard. Flowchart berupa bagan-bagan yang mempunyai arus
yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah.
Dengan flowchart,alur program mulai dari start sampai finish dapat
tergambarkan secara utuh, hal ini juga penting terutama untuk bahan
pegangan bagi programmer dalam membuat program (Darmawan,
2012:42). Flowchart yang dibuat peneliti disini merupakan Program
Flowchart, yaitu berupa bagan yang memperlihatkan urutan instruksi
yang digambarkan dengan simbol tertentu untuk memecahkan
masalah dalam suatu program (Al-Bahra, 2006:266). Storyboard
merupakan gambaran atau sketsa berisi naskah atau alur cerita dari
multimedia yang berfungsi sebagai panduan dalam mendesain
multimedia. Fungsi storyboard menurut Darmawan (2012:43) adalah
(1) sebagai media yang memberikan penjelasan secara lebih lengkap
apa yang terdapat pada setiap alur di dalam flowchart, (2) sebagai
pedoman bagi programmer dan animator dalam merealisasikan
rencana program ke dalam bentuk bahasa program dan animasi, (3)
sebagai pedoman bagi pengisi suara (narrator) dan teknisi rekaman
dalam merekam suara untuk kebutuhan naskah. (4) sebagai dokumen
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari program yang sudah dibuat, maka dapat menggunakan
storyboard, dan (5) sebagai bahan dalam pembuatan manual book.
Setiap program yang telah dibuat, sebaiknya dibuatkan manual book
yang berfungsi sebagai buku petunjuk penggunaan dan isi program.
Pembuatan manual book merujuk pada storyboard yang ada.
Proses selanjutnya yang dilakukan adalah mengembangkan
multimedia, hingga menghasilkan sebuah prototype multimedia
pembelajaran. Dengan mengacu kepada flowchart dan storyboard
yang dibuat, peneliti mengembangkan multimedia menggunakan
Adobe Flash Professional CS5, Notepad++ 4.26, dan XAMPP
Control Panel 2.5.8. Setelah tahap pengembangan multimedia
selesai dengan menghasilkan sebuah prototype multimedia, maka
penilaian terhadap unit-unit pada prototype multimedia tersebut
dilakukan dengan menggunakan rangkaian penilaian multimedia.
Berbagai tahapan pengembangan dan uji akhir terhadap audiens
merupakan kebutuhan utama dalam pengembangan multimedia.
Strategi ini tidak hanya berhubungan dengan bagian teknologi mana
yang akan diuji, tetapi juga berhubungan dengan bagian perancangan
yang akan diuji sebelum pengembangan utuh dilakukan.
d. Tahap Implementasi
Pada tahap ini multimedia yang telah dikembangkan dan
prototip yang telah dihasilkan kemudian diimplementasikan.
Implementasi pengembangan multimedia pembelajaran disesuaikan
dengan model/metode pembelajaran yang diterapkan. Peserta didik
dapat menggunakan multimedia di dalam kelas secara kreatif dan
interaktif melalui pendekatan individu atau kelompok.
e. Tahap Penilaian
Tahap ini merupakan tahap terakhir pengembangan
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penilaian untuk mengetahui secara pasti kelebihan dan kelemahan
software yang telah dikembangkan. Multimedia dinilai oleh seorang
ahli media untuk selanjutnya dilakukan perbaikan berdasarkan saran
dari ahli media tersebut. Apabila sudah dikatakan layak, maka
multimedia tersebut bisa digunakan dalam penelitian.
3.7. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan
data kualitatif. Data kuantitatif berasal dari tes kemampuan pemahaman
sedangkan data kualitatif berasal dari hasil angket sikap siswa, dan lembar
observasi. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan software Microsoft
Office Excel 2007.
3.7.1. Data Hasil Tes Kemampuan Pemahaman
Data hasil tes kemampuan pemahaman diolah dengan menggunakan
bantuan softwareMicrosoft Office Excel 2007. Hal pertama yang dilakukan
adalah melakukan analisis deskriptif yang bertujuan untuk melihat
gambaran umum pencapaian kemampuan pemahaman yang terdiri dari
rerata dan simpangan baku. Kemudian dilakukan analisis terhadap
peningkatan kemampuan pemahaman dengan uji kesamaan dua rataan
parametrik atau nonparametrik.
Uji kesamaan dua rataan dipakai untuk membandingkan antara dua
keadaan, yaitu keadaan nilai rataan pretest siswa pada kelas eksperimen
dengan siswa pada kelas kontrol, dan keadaan nilai rataan posttest siswa
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun tahapan pengolahan data
tersebut, yaitu:
1) Memberikan skor pada jawaban siswa sesuai dengan jawaban dan sistem
penskoran yang digunakan.
2) Membuat tabel skor pretest dan posttest siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Menghitung standar deviasi untuk mengetahui penyebaran kelompok dan
menunjukkan tingkat variansi kelompok data.
5) Melakukan uji normalitas untuk mengetahui kenormalan data, dengan
menggunakan uji Saphiro-Wilk. Hipotesis untuk uji normalitas adalah :
H0 : Data berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Langkah dalam menghitung uji normalitas adalah sebagai berikut :
a) Menghitung rerata masing-masing kelas dengan rumus :
Keterangan :
= Rerata n = Jumlah siswa
= Jumlah semua harga X
b) Menghitung standar deviasi masing-masing kelas dengan rumus :
Keterangan :
s = Standar deviasi = Rerata
= Nilai data kuantitatif = Jumlah siswa
c) Menentukan sebaran, dengan rumus :
Sebaran = data terbesar – data terkecil
d) Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan dengan
menggunakan aturan Sturges, yaitu :
k = 1 + (3,3) log n
Keterangan :
k = Banyak kelas
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e) Menentukan panjang kelas interval dengan rumus :
p =
f) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus
merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi-Kuadrat.
g) Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval. Batas
atas diperoleh dari ujung kelas atas ditambah 0,5 sedangkan batas
bawah diperoleh dari ujung kelas bawah dikurangi 0,5.
h) Menghitung z skor batas nyata masing-masing kelas interval dengan
menggunakan rumus :
z =
Keterangan :
z = Batas nyata s = Deviasi baku
= batas atas kelas interval = Rerata
i) Mencari proporsi kumulatif (pk) dengan cara membaca tabel z dari
nilai z yang diperoleh.
j) Mencari frekuensi kumulatif (fk) dengan cara mengalikan pk dan
jumlah siswa (n).
k) Menentukan frekuensi ekspetasi (fe) dengan cara mengurangi fk yang
ada diatasnya dengan fk yang berada tepat dibawahnya.
l) Menghitung harga frekuensi dengan rumus Chi-Kuadrat dengan
rumus :
(Sugiyono, 2013:241)
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= Chi-Kuadrat hitung
= Frekuensi observasi
= Frekuensi ekspektasi
m) Mengkonsultasikan harga x2 dari hasil perhitungan dengan tabel
Chi-Kuadrat pada derajat kebebasan tertentu sebesar banyak kelas
dikurangi tiga (dk = banyak kelas – 3) dengan taraf signifikansi
pengujian sebesar 0,01. Jika diperoleh x2hitung < x2tabel pada taraf
signifikansi tertentu, maka sampel berdistribusi normal.
6) Selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui varian kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen atau
tidak, untuk menguji variannya digunakan uji F (Sugiyono, 2013:275).
Fhitung =
Dari hasil perhitungan Fhitung dibandingkan dengan Ftabel
menggunakan taraf signifikansi 0,01, dk pembilang = n-1. Jika didapat
Fhitung < Ftabel maka kedua sampel homogen, apabila sampel
berdistribusi normal dan homogen maka dapat dilakukan tahap uji
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7) Uji-t
T-test dilakukan untuk dapat mengambil kesimpulan dalam
penerimaan hipotesis penelitian, untuk pengujian tersebut
dipergunakan rumus t-test. Adapun petunjuk untuk memilih rumus
t-test yang dipergunakan rumus t-test. Adapun petunjuk untuk memilih
rumus t-test yang dikemukakan (Sugiyono, 2013) adalah sebagai
berikut :
1.Bila jumlah anggota sampel n1=n2 dan varians homogen ( =
), maka dapat digunakan rumus t-test, baik untuk separated
maupun Polled Varians. Untuk melihat harga t tabel digunakan
dk = n1 + n2 – 2.
2.Bila n1≠n2, varians homogen ( = ), dapat digunakan t-test
dengan Polled Varians. Untuk melihat harga t tabel digunakan dk
= n1 + n2 – 2.
3.Bila n1=n2, varians tidak homogen ( ≠ ) dapat digunakan
rumus separated maupun Polled Varians. Dengan dk = n1 – 1
atau n2 – 1. Jadi dk bukan n1+n2 -2 menurut Phophan (Sugiyono,
2013:273).
4.Bila n1≠n2 dan varians tidak homogen ( ≠ ). Untuk hal ini
digunakan rumus separated. Harga t sebagai pengganti t tabel
dihitung dari selisih harga t-tabel dengan dk (n1 -1) dan dk (n2-1)
dibagi dua, dan kemudia ditambahkan dengan harga t yang
terkecil.
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rumus Separated Varians :
Setelah didapatkan hasil thitung maka dibandingkan dengan
t-tabel jika thitung<tt-tabel maka H1 ditolak dan H0 diterima, jika
thitung>ttabel maka H1 diterima dan H0 ditolak.
8) Gain
Rumus yang digunakan untuk menghitung skor gain adalah :
G= Sf-Si
Keterangan :
G = gain
Sf = Skor posttest
Si = Skor Pretest
Perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan interpretasinya
menggunakan persamaan berikut :
Keterangan :
= Gain yang dinormalisasi
= Skor Posttest
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai yang diperoleh dapat diinterpetasikan untuk
menentukan kriteria gain yang dinormalisasi Hake (1999:1) pada
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6. Klasifikasi Normalisasi Gain
Nilai Kriteria
≥ 0,7 Tinggi
0,7 > ≥ 0,3 Sedang
< 0,3 Rendah
9) Setelah asumsi normal dan homogen dipenuhi, maka selanjutnya dapat
melakukan uji perbedaan dua rata-rata (uji-t) untuk menguji apakah
terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang
menggunakan model pembelajaran Advance Organizer berbantu
multimedia bila dibandigkan dengan siswa yang mendapat model
pembelajaran konvensional. Adapun hipotesis penelitiannya, yaitu:
H0 : Peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang menggunakan
model pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia
tidak lebih baik secara signifikan dengan siswa yang menggunakan
model pembelajaran konvensional.
H1 : Peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang menggunakan
model pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia
lebih baik secara signifikan dengan siswa yang menggunakan
model pembelajaran konvensional.
3.7.2. Data Hasil Angket
Angket dalam bentuk skala sikap yang digunakan adalah skala
sikap Model likert (Skala Likert) yang dimodifikasi, dimana kategori
Netral (N) dihilangkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari jawaban
yang tidak objektif, sehingga derajat penilaian siswa terhadap suatu
pernyataan dalam skala Likert tersusun secara bertingkat mulai dari Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Pernyataan pada angket terbagi menjadi dua pernyataan, yaitu
Muhamad Ichsan Fauzi, 2014
Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sikap siswa setelah belajar menggunakan model pembelajaran Advance
Organizer berbantuan multimedia.
Tabel 3.7. Kategori Skala Penilaian Angket
Alternatif Jawaban Bobot Penilaian Pernyataan Positif Negatif
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Tidak Setuju (TS) 2 3
Setuju (S) 3 2
Sangat Setuju (SS) 4 1
3.7.3. Data Hasil Lembar Observasi
Data hasil observasi merupakan data pendukung dalam penelitian
ini. Data tersebut dianalisis dan dideskripsikan untuk melihat
tahapan-tahapan pembelajaran dan aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung. Penyajian data hasil observasi dibuat dalam bentuk tabel
untuk kemudahan dalam menginterpretasikannya.Dalam menganalisis
hasil observasi aktivitas guru dan siswa menggunakan analisis presentase
dengan pedoman skor 1-5. Skor mentah yang diperoleh diubah menjadi
bentuk prosentase dengan persamaan :
Persentase skor rata-rata =
Kriteria interpretasi keberhasilan disesuaikan dengan
pengelompokan seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.8. Kriteria Keberhasilan terhadap Aktivitas Guru dan Siswa
Prosentase Keberhasilan Interpretasi
81 – 100 Sangat baik