• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA SMK PADA MATA PELAJARAN PERAKITAN KOMPUTER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA SMK PADA MATA PELAJARAN PERAKITAN KOMPUTER."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PADA MATA PELAJARAN PERAKITAN KOMPUTER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer

oleh :

Muhamad Ichsan Fauzi 0904051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh :

Muhamad Ichsan Fauzi

0904051

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

pada program studi Pendidikan Ilmu Komputer

Muhamad Ichsan Fauzi

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,

(3)

Perakitan Komputer

Oleh

Muhamad Ichsan Fauzi

NIM. 0904051

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I,

Prof. Dr. Munir, M.IT

NIP. 196603252001121001

Pembimbing II,

Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom

NIP. 196711211991011001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom

(4)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

1.6 Definisi Operasional ... 9

1.7 Hipotesis ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Komputer... 11

2.2 Model Pembelajaran ... 25

2.3 Model Pembelajaran Advance Organizer ... 27

(5)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.5 Multimedia ... 31

2.6 Kemampuan Pemahaman ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian.. ... 39

3.2 Desain Penelitian.. ... 39

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian.. ... 40

3.4 Teknik Pengumpulan Data. ... 41

3.5 Prosedur Penelitian ... 41

3.6 Instrumen Penelitian. ... 43

3.7 Teknik Analisis Data. ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 59

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 97

5.2 Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

(6)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian ... 43

Tabel 3.2 Klasifikasi Interpretasi Validitas ... 45

Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas ... 46

Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda ... 47

Tabel 3.5 Klasifikasi Interpretasi Indeks Kesukaran ... 48

Tabel 3.6 Klasifikasi NormalisasiGain ... 57

Tabel 3.7 Kategori Skala Penilaian Angket ... 58

Tabel 3.8 Kriteria Keberhasilan terhadap Aktivitas Guru dan Siswa ... 58

Tabel 4.1 Data hasil analisa uji Validitas ... 68

Tabel 4.2 Data hasil analisa uji Indeks Kesukaran ... 69

Tabel 4.3 Data hasil analisa uji Daya Pembeda ... 70

Tabel 4.4 Perbedaan aktivitas guru dan siswa ... 75

Tabel 4.5 Analisis Hasil Pretest Hasil Uji Normalitas Pretest ... 80

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest... 81

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest ... 81

Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Pretest... 83

Tabel 4.9 Analisis Hasil Posttest ... 84

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Posttest ... 84

Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Posttest ... 85

Tabel 4.12 Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Postest ... 86

Tabel 4.13 Hasil Analisis Indeks Gain ... 87

(7)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(8)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hirarki abstraksi hardware dari sebuah personal komputer. ... 12

Gambar 3.1 Desain Kelompok Kontrol Non-ekivalen ... 40

Gambar 4.1 Flowchart Multimedia ... 64

Gambar 4.2 Contoh Storyboard Multimedia Pembelajaran ... 65

Gambar 4.3 Tampilan Multimedia – Menu Utama ... 65

Diagram 4.1 Analisis Indeks Gain ... 87

Diagram 4.2 Hasil Pretes ... 92

(9)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Muhamad Ichsan Fauzi, ifauzi3@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman antara siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Advance Organizer dengan berbantuan multimedia 2) Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia. Model penelitian yang digunakan yaitu model Quasi Experiment dengan desain penelitian yaitu non equivalent control group design. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X-B SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa soal pretest dan posttest dan instrumen non-tes berupa angket dan lembar observasi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata gain yang didapat dari data hasil pretest dan posttest yang dilakukan adalah 0,29 untuk kelas kontrol dengan kriteria rendah, dan 0,46 untuk kelas eksperimen dengan kriteria sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Dari uji lanjut yang dilakukan, diketahui bahwa peningkatan kemampuan pemahaman kelas eksperimen lebih signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol. Sedangkan dari hasil angket siswa, diketahui bahwa sebagian besar siswa (80,56%) memberikan respon positif terhadap proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia.

(10)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEARNING MODEL TO IMPROVE HIGH SCHOOL STUDENT’S COMPREHENSION IN COMPUTER ASSEMBLING LESSONS

Muhamad Ichsan Fauzi, ifauzi3@gmail.com

ABSTRACT

This study was conducted to determine the improvement of the students' comprehension by using multimedia assisted Advance Organizer Learning Model. This study aims to 1) Know the difference of students' comprehension between experiment class and control class after using multimedia assisted Advance Organizer Learning Model 2) To study the response of students towards the use of multimedia assisted Advance Organizer Learning Model. The research method used in this study is Quasi Experiment withNon Equivalent Control Group Design. This research was conducted in class X-B SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung. The instrument used is test instrument such as pretest and posttest and non-test instruments such as questionnaires and observation sheets. The results revealed that the average gain obtained from the pretest and posttest data was 0,29 for the control class with low criteria, and 0,46 for the experiment class with medium criteria. It shows that the multimedia assisted Advance Organizer Learning Model can enhance the comprehension ability of those two class. Hypothesis testing that was conducted also showed that the significance of the increase between the three groups of students is different. After further testing is conducted, it is known that the experiment classhave the most significant increase of comprehension than the control class. While the results of the student questionnaires shows that the majority of students (80,56%) responded positively to the learning process of multimedia assisted Advance Organizer Learning Model.

(11)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang hadir dan berkembang saat ini

berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan, bahkan perilaku dan

aktivitas manusia banyak bergantung pada teknologi informasi dan

komunikasi. Setiap orang kini sudah semakin leluasa untuk mengakses

informasi yang dibutuhkan. Hal ini kemudian memacu pemerintah untuk

mempersiapkan setiap warganya agar mampu mengatasi pesatnya

perkembangan tersebut. Pemerintah melalui program pendidikannya

mengusahakan agar setiap siswa sebagai generasi penerus bangsa mengambil

hal positif dari keadaan yang ada namun tidak hanyut kedalamnya.

Hal positif dari keadaan di atas adalah dengan hadirnya komputer.

Sebagai produk dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

komputer sudah dapat kita jumpai di setiap sudut dunia ini. Untuk

mendayagunakan penggunaan komputer dalam bidang pendidikan,

pemerintah kemudian membuat sebuah mata pelajaran khusus yang

mempelajari berbagai hal mengenai komputer. Di SMP dan SMA pelajaran

mengenai komputer ini dikenal dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK). Sementara itu untuk tingkat SMK, TIK dibagi menjadi empat

kompetensi keahlian, yaitu: (a) Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), (b) Teknik

Komputer dan Jaringan (TKJ), (c) Multimedia dan (d) Animasi (Depdiknas,

2008).

Mata pelajaran Perakitan Komputer di tingkat SMK perlu diajarkan

kepada siswa sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk

(12)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat

dan cerdas. Lebih lanjut dalam KTSP, mata pelajaran Perakitan Komputer

membekali peserta didik untuk beradaptasi dengan dunia kerja dan

perkembangan dunia, juga pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Mata

pelajaran Perakitan Komputer diajarkan untuk mendukung pembentukan

kompetensi program keahlian serta memudahkan peserta didik mendapatkan

pekerjaan yang berskala nasional maupun internasional.

Menurut Pannen (Warsita, 2008:23), pembelajaran yang berkualitas

dapat diwujudkan, bilamana proses pembelajaran direncanakan dan dirancang

dengan matang dan saksama, tahap demi tahap, dan proses demi proses.

Pembelajaran di Indonesia sendiri identik dengan proses belajar mengajar

yang dilakukan siswa dengan bimbingan seorang guru yang ahli dalam

bidangnya di dalam kelas. Setiap harinya selama enam hari dalam satu

minggu siswa diharuskan mengikuti pembelajaran tersebut untuk

mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Kegiatan pembelajaran ini akan terasa

berat bagi siswa apabila guru yang mengajarkan mata pelajaran yang berbeda

menyampaikan pelajaran dengan cara yang sama, sehingga siswa akan

merasa bosan dengan model pembelajaran yang tidak berbeda antar guru

yang satu dengan yang lain. Sedangkan seharusnya guru dengan kompetensi

profesionalnya harus bisa menciptakan lingkungan yang optimal baik secara

fisik maupun mental, dengan cara menciptakan suasana kelas yang nyaman,

suasana hati yang gembira tanpa tekanan, sehingga memudahkan siswa dalam

memahami materi pelajaran (Isjoni, 2010).

Di bidang pendidikan, peran guru untuk mendidik peserta didik

menjadi manusia yang selalu mengikuti perkembangan zaman tanpa

meninggalkan akar budaya sangat penting dalam menentukan perjalanan

generasi bangsa ini (Darmawan, 2012:8). Dalam pembelajaran konvensional

(13)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

transfer informasi. Siswa sebagai penerima informasi dan guru sebagai

pemberi informasi. Sehingga siswa secara pasif menerima materi yang

diajarkan guru. Hal seperti inilah yang membuat siswa kemudian menjadi

cepat bosan dan tidak tertantang. Siswa tidak dapat melihat hubungan antar

materi pelajaran yang telah dipelajari dengan materi selanjutnya. Padahal

menurut Ausubel (Dahar, 2011:100) faktor tunggal yang sangat penting

dalam proses belajar mengajar adalah apa yang telah diketahui siswa berupa

materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Apa yang telah dipelajari siswa

dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai titik tolak dalam

mengkomunikasikan informasi atau ide baru dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan teori Ausubel tersebut, dapat terlihat betapa pentingnya

pemahaman bagi siswa. Dengan kemampuan ini, siswa dapat lebih mudah

untuk melihat keterkaitan antara satu materi dengan materi lainnya dalam

pembelajaran, sehingga belajar akan menjadi bermakna. Hal ini sesuai inti

dari teori belajar bermakna Ausubel bahwa proses belajar akan mendatangkan

hasil atau bermakna jika guru menyajikan materi pelajaran yang baru dan

menghubungkannya dengan konsep yang relevan yang sudah ada dalam

struktur kognisi siswa.

Selain itu, siswa juga akan lebih mudah memahami suatu materi

pelajaran jika guru yang mengajarkan materi tersebut bisa membuat siswa

merasa nyaman dalam kelas. Dengan karakteristik tersebut, diharapkan guru

bisa membuat pelajaran yang disampaikan lebih mudah diterima dan

dipahami siswa serta membuat siswa merasa nyaman melakukan kegiatan

pembelajaran di dalam kelas.

(14)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berbagai karakteristik guru diatas tidak akan berjalan baik jika model

pembelajaran yang digunakan oleh guru yang bersangkutan masih

menggunakan model pembelajaran konvensional. Dalam kamus besar Bahasa

Indonesia (1991:523) konvensional artinya berdasarkan kebiasaan atau

tradisional. Jadi, pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa

dilakukan oleh guru. Pada umumnya pembelajaran konvensional adalah

pembelajaran yang lebih terpusat pada guru. Akibatnya terjadi praktik belajar

pembelajaran yang kurang optimal karena guru membuat siswa pasif dalam

kegiatan belajar dan pembelajaran. Ausubel menyatakan bahwa faktor

tunggal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar adalah apa yang

telah diketahui siswa berupa materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Apa

yang telah dipelajari siswa dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai titik

tolak dalam mengkomunikasikan informasi atau ide baru dalam kegiatan

pembelajaran.

Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi salah

satu usaha untuk bertahan dan bersaing dalam era globalisasi (Ifah dan

Rusijono, 2010). TIK menjadi salah satu kebutuhan utama dalam berbagai

bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Menurut PBB (2005)

seperti yang dikutip Pustekkom, bahwa :

“tantangan pendidikan pada Abad 21 yaitu untuk membangun masyarakat yang berpengetahuan yang memiliki keterampilan melek TIK dan media (ICT and media literacy skills), keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills), keterampilan memecahkan masalah (problem solving skills), keterampilan berkomunikasi efektif (effective communication skills); dan keterampilan bekerjasama secara kolaboratif (collaborative skills).”

Seiring perkembangan zaman, sumber informasi kita pun tak hanya

berasal dari media cetak seperti buku dan koran. Dengan kemajuan teknologi,

(15)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

internet. Kemudahan memperoleh informasi membuat siswa bisa

mendapatkan informasi-informasi tambahan yang diperlukan dalam pelajaran.

Hal ini juga membuat guru harus menyesuaikan dengan keadaan. Guru harus

bisa memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut pada kegiatan

pembelajaran. Diperlukan sebuah pola mengajar yang mampu melingkupi

berbagai kondisi tersebut.

Dengan menerapkan strategi dan media pembelajaran yang baik

diharapkan mampu membangkitkan minat dan motivasi siswa baik berupa

metode maupun pendekatan melalui alat bantu media. Kurt Y. Michael

(2001) mengemukakan bahwa, with the introduction of the graphical user

interface, increased processing speed, and affordability, computer use in

education has finally come of age. Ini berarti sudah saatnya komputer

dimanfaatkan dalam bidang pendidikan khususnya untuk membantu proses

kegiatan belajar mengajar. Seperti yang diungkapkan Johnson dan Daugherty

(2008), bahwa :

“With the move to technology education, the field has begun to broaden its focus to better understand the teaching, learning, curriculum, and policy implications of preparing the next generation of technological thinkers.”

Dengan digunakannya teknologi pada bidang pendidikan, maka akan

membantu dalam pemahaman pelajaran oleh siswa, kegiatan pembelajaran,

kurikulum, dan kebijakan dari persiapan generasi selanjutnya dari

pemikir-pemikir yang berlandaskan teknologi. Multimedia menyediakan peluang bagi

pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga menghasilkan

hasil yang maksimal (Sarwiko, 2011). Dengan menggunakan multimedia,

maka bidang pendidikan akan terbantu dalam mengembangkan kegiatan

pembelajaran bagi siswa. Guru akan lebih mudah menyampaikan materi

(16)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan alternatif solusi yang

tepat untuk mencari model pembelajaran yang dapat meningkatkan

kemampuan pemahaman siswa. Dengan model pembelajaran yang tepat,

permasalahan kurangnya pemahaman siswa dalam kegiatan pembelajaran di

kelas bisa diatasi. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah

pembelajaran Advance Organizer. Model pembelajaran Advance Organizer

dirancang untuk memperkuat pengetahuan siswa tentang pelajaran tertentu

dan bagaimana mengelola, memperjelas, dan memelihara pengetahuan

dengan baik (Sani dan Maryono, 2011). Advance Organizer yang dimaksud

adalah tipe Comparative, dimana tipe ini dirancang untuk mengintegrasikan

konsep baru dengan konsep lama yang telah dimiliki siswa dalam struktur

kognitifnya. Tujuannya adalah mempertajam dan memperluas pemahaman

konsep. Dengan kata lain, seorang guru bisa memberikan pengalaman belajar

yang baru kepada siswa dengan menjelaskan struktur konsep dari suatu

materi pelajaran, yang dapat membantu siswa melihat “gambaran besar” dari

apa yang akan diajarkan dan bagaimana makna dari informasi yang terkait.

Penerapan model pembelajaran Advance Organizer itu sendiri akan

lebih bermakna jika diberikan dalam sebuah perangkat teknologi sebagai

suatu media pembelajaran. Peranan media dalam proses pembelajaran

termasuk media elektronik adalah: (1) lebih memotivasi belajar; (2) lebih

memperjelas d a n m e m p e r m u d a h

p e m a h a m a n k o n s e p ; ( 3 )

m e m p e r t i n g g i d a y a s e r a p a t a u r e t e n s i

b e l a j a r ( R o s y i d i d a n M a r j o n o , 2 0 0 8 ) .

P e n g g u n a a n m e d i a p e m b e l a j a r a n

m e r u p a k a n s a l a h s a t u t e r o b o s a n

d a l a m b i d a n g p e n d i d i k a n , k a r e n a

(17)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

p e m b e l a j a r a n , s i s w a a k a n m e n d a p a t

p e n g a l a m a n b e l a j a r y a n g b e r b e d a

d i b a n d i n g k a n d e n g a n k e g i a t a n

p e m b e l a j a r a n k o n v e n s i o n a l . S e h i n g g a

d e n g a n p e n g g u n a a n m e d i a

p e m b e l a j a r a n , s i s w a t i d a k a k a n

m e r a s a b o s a n d e n g a n s u a s a n a

p e m b e l a j a r a n . Dengan penggunaan media pembelajaran,

diharapkan model pembelajaran Advance Organizer bisa lebih membantu

siswa dalam memahami pelajaran.

Hasil penelitian Sri Lilestina Nasution (2010) mengungkapkan bahwa

dengan penerapan model pembelajaran Advance Organizer terdapat

perbedaan antara peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan penalaran

matematis siswa pada pembelajaran matematika, serta dengan diterapkannya

model Advance Organizer sikap siswa menjadi positif terhadap pembelajaran

dan aktivitas belajar siswa pun berjalan dengan baik. Selain itu, Dita Rizki

Amalia (2011) juga mengemukakan bahwa dari penerapan model

pembelajaran Advance Organizer diperoleh beberapa temuan antara lain

siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran karena

mereka lebih paham dengan materi yang diajarkan, intensitas partisipasi

siswa dalam kelompok lebih baik, dan siswa menjadi lebih serius ketika

mengerjakan soal yang diberikan guru. Hasil belajar siswa yang

menggunakan model pembelajaran Advance Organizer pun lebih baik

dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian berkaitan dengan penerapan model pembelajaran Advance

(18)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam upaya memberikan alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan

pemahaman siswa SMK.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan, maka

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tahapan pengembangan multimedia sebagai alat bantu dalam

model pembelajaran Advance Organizer?

2. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang menerapkan

model pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia lebih

baik daripada siswa yang menerapkan model pembelajaran

konvensional?

3. Bagaimana respon siswa dengan diterapkannya model pembelajaran

Advance Organizer berbantuan multimedia?

1.3.Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dikaji dalam

penelitian ini, maka permasalahan dibatasi sebagai berikut :

1. Penelitian ini menggunakan multimedia hanya sebagai pendukung atau

alat bantu dalam proses pembelajaran.

2. Multimedia pembelajaran dibuat menggunakan software Adobe Flash

ProfessionalCS5 dan NetBeansIDE 7.4.

3. Penelitian ini dilakukan di Kelas X-A dan X-B SMK Daarut Tauhiid

Boarding School Bandung pada pokok bahasan Perangkat I/O dengan

kompetensi dasar memahami komponen perangkat input dan output.

4. Kemampuan pemahaman yang dimaksud pada penelitian ini adalah

translation (menerjemahkan), interpretation (menafsirkan), dan

(19)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.4.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tahapan pengembangan multimedia sebagai alat bantu

dalam model pembelajaran Advance Organizer.

2. Untuk menelaah peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang

menerapkan model pembelajaran Advance Organizer berbantuan

multimedia dan siswa yang menggunakan model pembelajaran

konvensional.

3. Untuk mengetahui respon siswa yang belajar menggunakan model

pembelajaran Advance Organizer berbantu multimedia.

1.5.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi guru, model pembelajaran Advance Organizer berbantuan

multimedia dapat menjadi salah satu alternatif pilihan pembelajaran yang

sesuai untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang

diajarkan.

2. Bagi siswa, model pembelajaran Advance Organizer berbantuan

mutimedia dapat memberikan suasana pelajaran yang berbeda sehingga

membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari serta

memotivasi siswa dalam belajar.

3. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang

penerapan model pembelajaran Advance Organizer berbantuan

multimedia dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pada

(20)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.6.Definisi Operasional

Sebagai upaya untuk menghindari kesalahpahaman pengertian dan

pemaknaan dalam penelitian ini, berikut penjelasan beberapa istilah penting

yang digunakan.

1. Multimedia merupakan kombinasi dari paling sedikit dua media input atau

output sehingga menciptakan suatu persentasi yang dinamis dan

interaktif.

2. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan serta melaksanakan aktivitas belajar mengajar. (Soekamti,

1996: 78).

3. Advance Organizer adalah salah satu model pembelajaran yang

merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh pengetahuan baru yang

dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran, yang

artinya setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang

membentuk kerangka dari sistem pemprosesan informasi yang

dikembangkan dalam pengetahuan itu. Tujuan dari model pembelajaran

Advance Organizer ini adalah untuk memperkuat struktur kognitif dan

menambah daya ingat informasi baru.

4. Pemahaman berasal dari kata “paham” yang dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia artinya mengerti benar mengenai sesuatu hal. Menurut Bloom,

pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari

materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman merupakan suatu

kemampuan siswa untuk mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa

(21)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran itu sendiri tujuan utamanya adalah agar siswa mampu

memahami sesuatu melalui pengalaman belajarnya. Pengembangan

kemampuan pemahaman bertujuan agar anak mampu mengolah

perolehan belajarnya, sehingga didapat hasil belajar yang maksimal.

1.7.Hipotesis

H0 = Tidak terdapat peningkatan kemampuan pemahaman siswa kelas

X dalam pembelajaran Perakitan Komputer melalui penerapan model

pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia.

H1 = Terdapat peningkatan kemampuan pemahaman siswa kelas X

dalam pembelajaran Perakitan Komputer melalui penerapan model

(22)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipilih adalah penelitian kuasi eksperimen,

karena subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima

keadaan subjek seadanya. Menurut Sugiyono (2013:114), penelitian kuasi

eksperimen ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen. Sugiyono juga menambahkan bahwa penelitian

kuasi eksperimen digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan

kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Pada penelitian ini

terdapat variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel terikat, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2012:4). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh

penerapan model pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia,

sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan pemahaman siswa.

3.2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok

kontrol non-ekivalen (non equivalent control group design). Pada desain

eksperimen ini ada pretest, perlakuan yang berbeda, dan adanya posttest

(Ruseffendi, 2010:53). Terdapat dua sampel pada penelitian ini, sampel

pada kelompok pertama merupakan kelas eksperimen yang merupakan kelas

yang diberi perlakuan berbeda yaitu dengan menerapkan model

pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia. Sementara itu

(23)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran konvensional. Adanya kelas kontrol ini adalah sebagai

pembanding, sejauh manakah terjadi perubahan akibat perlakuan terhadap

kelas eksperimen. Adapun pola desain penelitiannya adalah sebagai berikut

(Ruseffendi, 2005: 53) :

Gambar 3.1 Desain Kelompok Kontrol Non-ekivalen

Keterangan:

O1 : Pretest berupa tes kemampuan pemahaman.

O2 : Posttest berupa tes kemampuan pemahaman.

X : Perlakuan dengan menggunakan model Advance Organizer

berbantuan multimedia.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil

menghitung maupun hasil mengukur baik kualitatif maupun kuantitatif dari

karakteristik mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas (Sudjana

dalam Purwanto, 2011:61). Sedangkan sampel menurut Purwanto

(2011:62), adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan

menggunakan cara-cara tertentu Berdasarkan permasalahan pada penelitian

ini, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK

Daarut TauhiidBoarding School yang bertempat di kota Bandung. Sampel

penelitian dipilih melalui metode nonprobability sampling dengan teknik

sampling jenuh. Sampling jenuh menurut Sugiyono (2012:68) adalah teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Dari seluruh populasi kelas X SMK Daarut Tauhiid Boarding School

terdapat dua kelas TKJ (Teknik Komputer Jaringan) yang dijadikan sebagai

sampel penelitian. Dua kelas tersebut adalah kelas X-A sebagai kelas O1 X O2

(24)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kontrol yang akan menggunakan metode pembelajaran konvensional dan

kelas X-B sebagai kelas eksperimen yang akan diberi perlakuan berupa

pemberian model pembelajaran Advance Organizer berbantu multimedia.

Pemilihan kelas sampel ini merupakan rekomendasi dari guru mata

pelajaran Perakitan Komputer di sekolah.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1. Menggunakan instrumen tes prestasi berupa pretest-posttest untuk

mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

2. Observasi partisipatif, dimana peneliti terlibat secara langsung dalam

proses yang sedang diamati.

3. Angket, untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran

Advance Organizer berbantuan multimedia.

3.5. Prosedur Penelitian

Langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Penyusunan proposal penelitian.

b. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

c. Menelaah kurikulum di sekolah tempat penelitian

d. Mengurus surat izin penelitian.

e. Studi literatur dengan cara mengkaji sumber-sumber yang berkaitan

dengan penelitian serta mengkaji hasil penelitian yang relevan.

f. Melakukan observasi ke sekolah dan berkonsultasi dengan guru mata

pelajaran Perakitan Komputer untuk mengetahui secara langsung

kondisi siswa, proses pembelajaran, sarana dan prasarana yang

dimiliki sekolah tersebut, selanjutnya dilakukan pemilihan sampel

(25)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Perancangan multimedia.

h. Judgement multimedia pembelajaran.

i. Melakukan revisi atau perbaikan multimedia pembelajaran

berdasarkan validasi yang dilakukan.

j. Judgement instrumen kepada dua orang dosen dan satu guru mata

pelajaran.

k. Melakukan revisi/perbaikan instrumen.

l. Melakukan uji coba instrumen.

m.Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

n. Memperbaiki instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Menentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, kelompok

eksperimen menggunakan model Advance Organizer berbantuan

multimedia yaitu kelas X-B, sedangkan kelompok kontrol

menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu kelas X-A.

b. Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran di

sekolah pretest pada pertemuan pertama dan posttest pada pertemuan

terakhir dan pelaksanaan RPP selama 3 pertemuan pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol dengan alokasi waktu 2x45 menit

sesuai dengan jadwal pelajaran Perakitan Komputer di sekolah.

c. Pretest diberikan pada hari yang sama kepada kelas kontrol dan

kelas eksperimen. Soal pretest yang digunakan merupakan tes

pilihan ganda yang telah diuji validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, dan daya pembedanya. Tahapan ini dilakukan untuk

mengetahui keadaan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Memberi perlakuan kepada kelas eksperimen yaitu pembelajaran

(26)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

multimedia. Sedangkan kepada kelas kontrol memberikan

pembelajaran dengan model konvensional.

e. Melaksanakan posttest pada hari yang sama kepada kelas kontrol dan

kelas eksperimen. Soal posttest yang digunakan merupakan tes

pilihan ganda yang telah diuji validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, dan daya pembedanya.

f. Memberikan angket tanggapan siswa terhadap model pembelajran

Advance Organizer berbantuan multimedia.

3. Tahap Akhir

a. Mengolah data hasil pretest, posttest, angket dan hasil observasi.

b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian.

c. Menarik kesimpulan dari hasil analisis dan pengujian data.

3.6. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:133) Instrumen penelitian digunakan untuk

mengukur nilai variabel yang diteliti. Instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian ini terdiri atas instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen tes

berupa tes kemampuan pemahaman, sedangkan instrumen non tes berupa

angket sikap siswa yang berbentuk skala sikap dan lembar observasi.

Tabel 3.1. Instrumen Penelitian

No. Instrumen Jenis Data Sumber Data Keterangan 1. Tes tertulis (untuk

pretest dan

posttest)

Pemahaman Siswa Diberikan

sebelum dan sesudah proses pembelajaran

2. Lembar observasi Kegiatan pembelajaran

Observer Dilakukan saat pembelajaran berlangsung

3. Lembar angket Tanggapan atas proses pembelajaran

Siswa Diberikan saat

(27)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Instrumen Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Instrumen tes ini digunakan pada saat pretest dan posttest dengan

karakteristik setiap soal pada masing-masing tes adalah sama, baik di

kelas eksperimen maupun di kelas kontrol.

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat, instrumen

penelitian yang digunakan juga tentu harus memenuhi beberapa kriteria,

yaitu validitas soal, reliabilitas soal, daya pembeda soal, dan indeks

kesukaran soal.

a) Validitas butir soal

Suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat

tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh

karena itu keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat

evaluasi itu dapat melaksanakan fungsinya (Suherman, 2003:102).

Untuk mengetahui tingkat (indeks) validitas suatu tes (dalam

hal ini validitas tiap butir soal) dapat dihitung koefisien korelasi

antara alat evaluasi yang akan diketahui validitasnya dengan alat

ukur lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki

validitas yang tinggi. Cara mencari koefisien validitas tiap butir

soaldapat digunakan rumus korelasi produk-moment memakai angka

kasar (Suherman, 2003:120) sebagai berikut:

(28)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu N : Jumlah subjek

X : Skor tiap butir soal

Y : Skor total butir soal

Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan

ke dalam klasifikasi koefisien korelasi menurut Guilford (Suherman,

2003:112). Dalam hal ini nilai diartikan sebagai koefisien

(29)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2. Klasifikasi Interpretasi Validitas

Koefisien Korelasi Interpretasi

Validitas sangat tinggi

Validitas tinggi

Validitas sedang

Validitas rendah

Validitas sangat rendah

Tidak valid

b) Reliabilitas

Suatu alat evaluasi disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut

relatif sama (konsisten, ajeg) meskipun dilakukan oleh orang yang

berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula

(Suherman, 2003:131). Karena soal yang diberikan berbentuk soal

pilihan ganda maka koefisien reliabilitas dapat diperoleh dengan

menggunakan rumus Cronbach Alpha (Suherman, 2003:154), yaitu:

Keterangan:

: koefisien reliabilitas

: banyak butir soal (item)

Vt : varians total

P : proporsi banyak subjek yang menjawab betul pada butir soal

ke-i

q : proporsi banyak subjek yang menjawab salah pada butir

(30)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Varians total (Vt) dapat diketahui dengan menggunakan

rumus varians (Arikunto, 2006:184) sebagai berikut:

Keterangan:

Vt = Varians total = Banyak subjek

= Jumlah kuadrat skor total

= Kuadrat jumlah skor total

Sedangkan interpretasi derajat reliabilitas dapat

menggunakan tolak ukur yang dibuat oleh J. P. Guliford

(Suherman, 2003: 139), yaitu:

Tabel 3.3. Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas

c) Daya Pembeda

Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa

jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara

siswa yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan siswa

yang tidak dapat menjawab soal tersebut atau siswa yang menjawab

salah (Suherman, 2003:159).

Koefisien Reliabilitas Interpretasi

Derajat reliabilitas sangat rendah

Derajat reliabilitas rendah

Derajat reliabilitas sedang

Derajat reliabilitas tinggi

(31)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal, digunakan

rumus sebagai berikut :

JA : Banyaknya peserta kelompok atas

BB : Rata-rata skor dari siswa kelompok bawah

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda (Suherman, 2003:

161) seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.4. Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda

Koefisien DP Interpretasi

Indeks kesukaran butir soal merupakan bilangan yang

menunjukkan derajat atau tingkat kesukaran butir soal (Suherman,

2003: 170). Indeks kesukaran tiap butir soal dapat ditentukan dengan

(32)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

IK : indeks kesukaran

: rata-rata jawaban yang benar

SMI : Skor Maksimum Ideal

Kriteria tolak ukur indeks kesukaran butir soal yang digunakan

berdasarkan Suherman (2003:170) yang selengkapnya ditunjukkan pada

Tabel 5 berikut ini:

Tabel 3.5. Klasifikasi Interpretasi Indeks Kesukaran

IK Keterangan

IK = 0,00 Soal terlalu sukar

0,00 < IK  0,30 Soal sukar

0,30 < IK  0,70 Soal sedang

0,70 < IK < 1,00 Soal mudah

IK = 1,00 Soal terlalu mudah

2. Instrumen non tes

Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa

angket dan lembar observasi.

a. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui sikap siswa yang belajar

dengan model pembelajaran Advance Organizer serta pengaruh

model pembelajaran Advance Organizer dalam mengembangkan

sikap siswa. Pengisiannya dilakukan bersamaan dengan posttest pada

kelas eksperimen. Model angket dalam bentuk skala sikap yang akan

(33)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jawaban (kategori), yaitu: SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak

Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).

b. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat untuk mengukur tingkah laku

siswa ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati,

baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan

kata lain lembar observasi dapat mengukur atau menilai proses

pembelajaran.

Tujuan observasi adalah untuk mengetahui pengelolaan

pembelajaran dengan model pembelajaran Advance Organizer yang

dilakukan oleh guru serta aktivitas siswa saat pembelajaran. Lembar

observasi ini diisi oleh pengamat selama pembelajaran berlangsung.

3. Metode Pengembangan Multimedia

a. Tahap Analisis (Analysis)

Penganalisaan sistem berfungsi menemukan kelemahan suatu

sistem, sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Tahap analisa

merupakan tahap yang sangat penting karena kesalahan pada tahap

ini akan menyebabkan kesalahan padaa tahap selanjutnya (Al-Bahra,

2006:165). Pada tahap ini dilakukan penentuan tujuan dari

pembuatan multimedia tersebut baik bagi pelajar, guru, maupun

lingkungan, analisis materi pelajaran yang akan dimasukkan ke

dalam multimedia sebagai isi dan fitur pada multimedia, serta

analisis perangkat-perangkat yang diperlukan untuk

mengembangkan multimedia. Untuk keperluan analisis tersebut

peneliti bekerja sama dengan guru mengacu kepada kurikulum yang

digunakan di sekolah.

(34)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain digambarkan sebagai proses multi-langkah di mana

representasi struktur data, struktur program, karakteristik interface,

dan detail prosedur, disintesis dari persyaratan informasi (Al-Bahra,

2006:221). Pada tahap ini, ditentukan unsur-unsur yang akan

dimasukkan ke dalam multimedia yang akan dikembangkan.

Unsur-unsur tersebut diantaranya menu utama, isi pengajaran dan evaluasi

yang mengacu kepada model pembelajaran Advance Organizer.

c. Tahap Pengembangan

Setelah melakukan tahap analisis dan tahap desain, maka

berdasarkan desain pembelajaran dibuat papan cerita (flowchart) dan

storyboard. Flowchart berupa bagan-bagan yang mempunyai arus

yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah.

Dengan flowchart,alur program mulai dari start sampai finish dapat

tergambarkan secara utuh, hal ini juga penting terutama untuk bahan

pegangan bagi programmer dalam membuat program (Darmawan,

2012:42). Flowchart yang dibuat peneliti disini merupakan Program

Flowchart, yaitu berupa bagan yang memperlihatkan urutan instruksi

yang digambarkan dengan simbol tertentu untuk memecahkan

masalah dalam suatu program (Al-Bahra, 2006:266). Storyboard

merupakan gambaran atau sketsa berisi naskah atau alur cerita dari

multimedia yang berfungsi sebagai panduan dalam mendesain

multimedia. Fungsi storyboard menurut Darmawan (2012:43) adalah

(1) sebagai media yang memberikan penjelasan secara lebih lengkap

apa yang terdapat pada setiap alur di dalam flowchart, (2) sebagai

pedoman bagi programmer dan animator dalam merealisasikan

rencana program ke dalam bentuk bahasa program dan animasi, (3)

sebagai pedoman bagi pengisi suara (narrator) dan teknisi rekaman

dalam merekam suara untuk kebutuhan naskah. (4) sebagai dokumen

(35)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari program yang sudah dibuat, maka dapat menggunakan

storyboard, dan (5) sebagai bahan dalam pembuatan manual book.

Setiap program yang telah dibuat, sebaiknya dibuatkan manual book

yang berfungsi sebagai buku petunjuk penggunaan dan isi program.

Pembuatan manual book merujuk pada storyboard yang ada.

Proses selanjutnya yang dilakukan adalah mengembangkan

multimedia, hingga menghasilkan sebuah prototype multimedia

pembelajaran. Dengan mengacu kepada flowchart dan storyboard

yang dibuat, peneliti mengembangkan multimedia menggunakan

Adobe Flash Professional CS5, Notepad++ 4.26, dan XAMPP

Control Panel 2.5.8. Setelah tahap pengembangan multimedia

selesai dengan menghasilkan sebuah prototype multimedia, maka

penilaian terhadap unit-unit pada prototype multimedia tersebut

dilakukan dengan menggunakan rangkaian penilaian multimedia.

Berbagai tahapan pengembangan dan uji akhir terhadap audiens

merupakan kebutuhan utama dalam pengembangan multimedia.

Strategi ini tidak hanya berhubungan dengan bagian teknologi mana

yang akan diuji, tetapi juga berhubungan dengan bagian perancangan

yang akan diuji sebelum pengembangan utuh dilakukan.

d. Tahap Implementasi

Pada tahap ini multimedia yang telah dikembangkan dan

prototip yang telah dihasilkan kemudian diimplementasikan.

Implementasi pengembangan multimedia pembelajaran disesuaikan

dengan model/metode pembelajaran yang diterapkan. Peserta didik

dapat menggunakan multimedia di dalam kelas secara kreatif dan

interaktif melalui pendekatan individu atau kelompok.

e. Tahap Penilaian

Tahap ini merupakan tahap terakhir pengembangan

(36)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penilaian untuk mengetahui secara pasti kelebihan dan kelemahan

software yang telah dikembangkan. Multimedia dinilai oleh seorang

ahli media untuk selanjutnya dilakukan perbaikan berdasarkan saran

dari ahli media tersebut. Apabila sudah dikatakan layak, maka

multimedia tersebut bisa digunakan dalam penelitian.

3.7. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan

data kualitatif. Data kuantitatif berasal dari tes kemampuan pemahaman

sedangkan data kualitatif berasal dari hasil angket sikap siswa, dan lembar

observasi. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan software Microsoft

Office Excel 2007.

3.7.1. Data Hasil Tes Kemampuan Pemahaman

Data hasil tes kemampuan pemahaman diolah dengan menggunakan

bantuan softwareMicrosoft Office Excel 2007. Hal pertama yang dilakukan

adalah melakukan analisis deskriptif yang bertujuan untuk melihat

gambaran umum pencapaian kemampuan pemahaman yang terdiri dari

rerata dan simpangan baku. Kemudian dilakukan analisis terhadap

peningkatan kemampuan pemahaman dengan uji kesamaan dua rataan

parametrik atau nonparametrik.

Uji kesamaan dua rataan dipakai untuk membandingkan antara dua

keadaan, yaitu keadaan nilai rataan pretest siswa pada kelas eksperimen

dengan siswa pada kelas kontrol, dan keadaan nilai rataan posttest siswa

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun tahapan pengolahan data

tersebut, yaitu:

1) Memberikan skor pada jawaban siswa sesuai dengan jawaban dan sistem

penskoran yang digunakan.

2) Membuat tabel skor pretest dan posttest siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

(37)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Menghitung standar deviasi untuk mengetahui penyebaran kelompok dan

menunjukkan tingkat variansi kelompok data.

5) Melakukan uji normalitas untuk mengetahui kenormalan data, dengan

menggunakan uji Saphiro-Wilk. Hipotesis untuk uji normalitas adalah :

H0 : Data berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Langkah dalam menghitung uji normalitas adalah sebagai berikut :

a) Menghitung rerata masing-masing kelas dengan rumus :

Keterangan :

= Rerata n = Jumlah siswa

= Jumlah semua harga X

b) Menghitung standar deviasi masing-masing kelas dengan rumus :

Keterangan :

s = Standar deviasi = Rerata

= Nilai data kuantitatif = Jumlah siswa

c) Menentukan sebaran, dengan rumus :

Sebaran = data terbesar – data terkecil

d) Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan dengan

menggunakan aturan Sturges, yaitu :

k = 1 + (3,3) log n

Keterangan :

k = Banyak kelas

(38)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e) Menentukan panjang kelas interval dengan rumus :

p =

f) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus

merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi-Kuadrat.

g) Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval. Batas

atas diperoleh dari ujung kelas atas ditambah 0,5 sedangkan batas

bawah diperoleh dari ujung kelas bawah dikurangi 0,5.

h) Menghitung z skor batas nyata masing-masing kelas interval dengan

menggunakan rumus :

z =

Keterangan :

z = Batas nyata s = Deviasi baku

= batas atas kelas interval = Rerata

i) Mencari proporsi kumulatif (pk) dengan cara membaca tabel z dari

nilai z yang diperoleh.

j) Mencari frekuensi kumulatif (fk) dengan cara mengalikan pk dan

jumlah siswa (n).

k) Menentukan frekuensi ekspetasi (fe) dengan cara mengurangi fk yang

ada diatasnya dengan fk yang berada tepat dibawahnya.

l) Menghitung harga frekuensi dengan rumus Chi-Kuadrat dengan

rumus :

(Sugiyono, 2013:241)

(39)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= Chi-Kuadrat hitung

= Frekuensi observasi

= Frekuensi ekspektasi

m) Mengkonsultasikan harga x2 dari hasil perhitungan dengan tabel

Chi-Kuadrat pada derajat kebebasan tertentu sebesar banyak kelas

dikurangi tiga (dk = banyak kelas – 3) dengan taraf signifikansi

pengujian sebesar 0,01. Jika diperoleh x2hitung < x2tabel pada taraf

signifikansi tertentu, maka sampel berdistribusi normal.

6) Selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk

mengetahui varian kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen atau

tidak, untuk menguji variannya digunakan uji F (Sugiyono, 2013:275).

Fhitung =

Dari hasil perhitungan Fhitung dibandingkan dengan Ftabel

menggunakan taraf signifikansi 0,01, dk pembilang = n-1. Jika didapat

Fhitung < Ftabel maka kedua sampel homogen, apabila sampel

berdistribusi normal dan homogen maka dapat dilakukan tahap uji

(40)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7) Uji-t

T-test dilakukan untuk dapat mengambil kesimpulan dalam

penerimaan hipotesis penelitian, untuk pengujian tersebut

dipergunakan rumus t-test. Adapun petunjuk untuk memilih rumus

t-test yang dipergunakan rumus t-test. Adapun petunjuk untuk memilih

rumus t-test yang dikemukakan (Sugiyono, 2013) adalah sebagai

berikut :

1.Bila jumlah anggota sampel n1=n2 dan varians homogen ( =

), maka dapat digunakan rumus t-test, baik untuk separated

maupun Polled Varians. Untuk melihat harga t tabel digunakan

dk = n1 + n2 – 2.

2.Bila n1≠n2, varians homogen ( = ), dapat digunakan t-test

dengan Polled Varians. Untuk melihat harga t tabel digunakan dk

= n1 + n2 – 2.

3.Bila n1=n2, varians tidak homogen ( ≠ ) dapat digunakan

rumus separated maupun Polled Varians. Dengan dk = n1 – 1

atau n2 – 1. Jadi dk bukan n1+n2 -2 menurut Phophan (Sugiyono,

2013:273).

4.Bila n1≠n2 dan varians tidak homogen ( ≠ ). Untuk hal ini

digunakan rumus separated. Harga t sebagai pengganti t tabel

dihitung dari selisih harga t-tabel dengan dk (n1 -1) dan dk (n2-1)

dibagi dua, dan kemudia ditambahkan dengan harga t yang

terkecil.

(41)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rumus Separated Varians :

Setelah didapatkan hasil thitung maka dibandingkan dengan

t-tabel jika thitung<tt-tabel maka H1 ditolak dan H0 diterima, jika

thitung>ttabel maka H1 diterima dan H0 ditolak.

8) Gain

Rumus yang digunakan untuk menghitung skor gain adalah :

G= Sf-Si

Keterangan :

G = gain

Sf = Skor posttest

Si = Skor Pretest

Perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan interpretasinya

menggunakan persamaan berikut :

Keterangan :

= Gain yang dinormalisasi

= Skor Posttest

(42)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai yang diperoleh dapat diinterpetasikan untuk

menentukan kriteria gain yang dinormalisasi Hake (1999:1) pada

(43)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6. Klasifikasi Normalisasi Gain

Nilai Kriteria

≥ 0,7 Tinggi

0,7 > ≥ 0,3 Sedang

< 0,3 Rendah

9) Setelah asumsi normal dan homogen dipenuhi, maka selanjutnya dapat

melakukan uji perbedaan dua rata-rata (uji-t) untuk menguji apakah

terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang

menggunakan model pembelajaran Advance Organizer berbantu

multimedia bila dibandigkan dengan siswa yang mendapat model

pembelajaran konvensional. Adapun hipotesis penelitiannya, yaitu:

H0 : Peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang menggunakan

model pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia

tidak lebih baik secara signifikan dengan siswa yang menggunakan

model pembelajaran konvensional.

H1 : Peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang menggunakan

model pembelajaran Advance Organizer berbantuan multimedia

lebih baik secara signifikan dengan siswa yang menggunakan

model pembelajaran konvensional.

3.7.2. Data Hasil Angket

Angket dalam bentuk skala sikap yang digunakan adalah skala

sikap Model likert (Skala Likert) yang dimodifikasi, dimana kategori

Netral (N) dihilangkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari jawaban

yang tidak objektif, sehingga derajat penilaian siswa terhadap suatu

pernyataan dalam skala Likert tersusun secara bertingkat mulai dari Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Pernyataan pada angket terbagi menjadi dua pernyataan, yaitu

(44)

Muhamad Ichsan Fauzi, 2014

Penerapan model pembelajaran advance organizer berbantuan multimedia untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa smk Pada mata pelajaran perakitan komputer

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sikap siswa setelah belajar menggunakan model pembelajaran Advance

Organizer berbantuan multimedia.

Tabel 3.7. Kategori Skala Penilaian Angket

Alternatif Jawaban Bobot Penilaian Pernyataan Positif Negatif

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Tidak Setuju (TS) 2 3

Setuju (S) 3 2

Sangat Setuju (SS) 4 1

3.7.3. Data Hasil Lembar Observasi

Data hasil observasi merupakan data pendukung dalam penelitian

ini. Data tersebut dianalisis dan dideskripsikan untuk melihat

tahapan-tahapan pembelajaran dan aktivitas siswa selama pembelajaran

berlangsung. Penyajian data hasil observasi dibuat dalam bentuk tabel

untuk kemudahan dalam menginterpretasikannya.Dalam menganalisis

hasil observasi aktivitas guru dan siswa menggunakan analisis presentase

dengan pedoman skor 1-5. Skor mentah yang diperoleh diubah menjadi

bentuk prosentase dengan persamaan :

Persentase skor rata-rata =

Kriteria interpretasi keberhasilan disesuaikan dengan

pengelompokan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.8. Kriteria Keberhasilan terhadap Aktivitas Guru dan Siswa

Prosentase Keberhasilan Interpretasi

81 – 100 Sangat baik

Gambar

Gambar 3.1 Desain Kelompok Kontrol Non-ekivalen
Tabel 3.1. Instrumen Penelitian
Tabel 3.2. Klasifikasi Interpretasi Validitas
Tabel 3.3. Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan adalah Error dengan Usability yaitu nilai korelasi 0,9051 yang berarti bahwa semakin tinggi error (dari sudut pandang user telah

Pada saat player menjawab pertanyaan dengan salah maka akan tampil GUI BOX yang memberitahukan bahwa jawaban yang telah dijawab adalah

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala hikmat dan karunia-Nya serta untuk setiap berkat yang telah dianugerahkan sehingga penulis

[r]

[r]

Dynamics Of Nitrate And Nitrite Content During Storage Of Homa Made And Small Scale Industrially Produced Raw Vegetables Juices And Their Dietary Intake. Journal of Food

[r]

tidak mengenal Syllable (suku kata), atau yang dalam bahasa Jepang.. disebut Onsetsu, dalam satuan ucapan terkecil sebuah kata pada